Anda di halaman 1dari 33

TAFSIR

QUR’AN SURAT AL-Ikhlas


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir II
Dosen Pengampu : Acip.M.Pd.I

DISUSUN OLEH :
Marijan Afandi S
NIM : 100018 PAI

SEMESTER VII

STAI PALABUHANRATU
PALABUHANRATU – SUKABUMI
2021

1
TAFSIR AL-IKHLAS

A. Redaksi Ayat
Surat Al-Ikhlas termasuk dalam kategori surat makiyah. Dalam susunan
mushaf Usmani surat ini terletak pada urutan 112 sebelum surat Al-Falaq. Surat ini
berisi tentang keesaan Allah swt dan sekaligus perintah kepada Nabi Muhammad saw
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan orang kafir mengenai ketahuidan. Berikut ini
merupakan bunyi surat Al-Ikhlas beserta tulisan latin dan terjemahannya.

Katakanlah dialah (Allah) Yang Maha Esa “ ‫قُ ْل ه َُو اهَّلل ُ َأ َح ٌد‬
Allah adalah tuhan yang bergantung kepadanya sesuatu   ُ‫اهَّلل ُ ا َّلص َمد‬
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan   ْ ‫ل َ ْم يَدِل ْ َول َ ْم يُودَل‬
Dia tidak ada seorang pun yang setara dengan dia  ‫َول َ ْم يَ ُك ْن هَل ُ ُك ُف ًوا َأ َح ٌد‬
B. Terjemahan Perkata

Berikut ini terjemahan perkata surat Al-Ikhlas mulai dari ayat 1 sampai dengan
ayat 4

Surat Al-Ikhlas Ayat 1

Katakanlah (Muhammad) ‫قُ ْل‬


Dialah Allah   ُ ‫ه َُواهّٰلل‬
Yang Maha Esa ‫َا َح ٌۚد‬

Surat Al-Ikhlas Ayat 2

Allah ُ ‫َاهّٰلل‬

2
Tempat meminta segala sesuatu ُ‫الص َمد‬
َّ
Surat Al-Ikhlas Ayat 3

tidak beranak )Allah( ْ ‫ل َ ْم يَدِل‬

Dan tidak pula diperanakan ْۙ ‫َول َ ْم يُ ْودَل‬


Surat Al-ikhlas Ayat 4

Dan tidak ada  ‫َول َ ْم يَ ُك ْن‬


Bagi nya   ٗ ‫هَّل‬
Kesesatan ‫ُك ُف ًوا‬
Dengan sesuatu apapun ‫ َا َح ٌ ؑد‬ 
C. Muqodimah

1. Nama Surat

Surat Al-Ikhlas

Surat ini dinamai dengan nama Al-ikhlas , mengapa surat ini dinamai
surat Al-ikhlas padahal didalamnya tidak ada kata ikhlas ? Karena ikhlas
adalah tauhid , beribadah hanya kepadanya. Dan surat ini berisi tentang
pokok-pokok tauhid.

2. Jumlah Ayat
Setiap umat muslim selalu dianjurkan untuk senantiasa membaca kitab
suci Alquran. Selain mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT,
membaca Alquran juga merupakan upaya untuk mencapai kelapangan hidup
agar terhindar dari segala kesempitan.
Hampir semua surah di dalam Alquran memiliki keutamaan bagi umat
muslim yang mau membaca dan memahaminya, tak terkecuali surat Al-
Ikhlas. Arti surat Al-Ikhlas yaitu memurnikan keesaan Allah. Surat Al-

3
Ikhlas merupakan surat ke-112 dalam Al Quran dan terletak di antara surat
Al-Lahab dan surat Al-Falaq. Diturunkan di Mekah, surat ini terdiri dari 4
ayat.
Al-Ikhlas, ayat 1-4

)4( ‫ َول َ ْم يَ ُك ْن هَل ُ ُك ُف ًوا َأ َح ٌد‬ )3(  ْ ‫ل َ ْم يَدِل ْ َول َ ْم يُودَل‬ )2(  ُ‫الص َمد‬
َّ ُ ‫اهَّلل‬ )1( ‫قُ ْل ه َُو اهَّلل ُ َأ َح ٌد‬

Katakanlah, "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula-diperanakkan, dan tidak
ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

Dalam pembahasan yang terdahulu telah disebutkan latar belakang


penurunannya. Ikrimah mengatakan bahwa ketika orang-orang Yahudi berkata, "Kami
menyembah Uzair anak Allah." Dan orang-orang Nasrani mengatakan, "Kami
menyembah Al-Masih putra Allah." Dan orang-orang Majusi mengatakan, "Kami
menyembah matahari dan bulan." Dan orang-orang musyrik mengatakan.”Kami
menyembah berhala." Maka Allah menurunkan firman-Nya kepada Rasul-Nya:

}‫{قُ ْل ه َُو اهَّلل ُ َأ َح ٌد‬

Katakanlah.”Dialah Allah Yang Maha Esa.” (Al-Ikhlas: 1)

Yakni Dialah Tuhan Yang Satu, Yang Esa, Yang tiada tandingan-Nya,
tiada pembantu-Nya, tiada lawan-Nya, tiada yang serupa dengan-Nya, dan tiada yang
setara dengan-Nya. Lafaz ini tidak boleh dikatakan secara i'sbat terhadap seseorang
kecuali hanya Allah (Subhanahu wa Ta'ala) Karena Dia Mahasempurna dalam segala
sifat dan perbuatan-Nya.

Firman Allah (Subhanahu wa Ta'ala)

} ُ‫الص َمد‬
َّ ُ ‫{اهَّلل‬

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Al-lkhlas: 2)

4
Ikrimah telah meriwayatkan dari lbnu Abbas, bahwa makna yang
dimaksud ialah yang bergantung kepada-Nya semua makhluk dalam kebutuhan dan
sarana mereka. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari lbnu Abbas, bahwa
makna yang dimaksud ialah Tuhan Yang Mahasempurna dalam perilaku-Nya,
Mahamulia yang Mahasempurna dalam kemuliaan-Nya, Mahabesar yang
Mahasempurna dalam kebesaran-Nya, Maha Penyantun yang Mahasempurna dalam
sifat penyantun-Nya, Maha Mengetahui yang Mahasempurna dalam pengetahuan-
Nya, dan Mahabijaksana yang Mahasempurna dalam kebijaksanaan-Nya. Dialah
Allah Yang Mahasempurna dalam kemuliaan dan akhlak-Nya. Dan hanya Dialah
Allah (Subhanahu wa Ta'ala) yang berhak memiliki sifat ini yang tidak layak bagi
selain-Nya. Tiada yang dapat menyamai-Nya dan tiada yang setara dengan-Nya,
Mahasuci Allah Yang Maha Esa lagi Mahamenang.

Al-A'masy telah meriwayatkan dari Syaqiq, dari Abu Wa'il sehubungan


dengan makna firman-Nya: yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Al-lkhlas:
2) Tuhan Yang akhlak-Nya tiada yang menandingi-Nya. Asim telah meriwayatkan hal
yang semisal dari Abu Wa'il, dari Ibnu Mas'ud.

Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam sehubungan dengan


makna firman-Nya: Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Al-lkhlas: 2) Yakni
As-Sayyid alias penguasa. Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa makna yang
dimaksud ialah Yang Kekal sesudah makhluknya.

Al-Hasan telah mengatakan pula sehubungan dengan makna firman-


Nya: Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Al-Ikhlas: 2) Artinya Yang
Hidup, Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, Yang tiada kematian bagi-Nya.

Ikrimah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang


bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Al-Ikhlas: 2) Yang tidak ada sesuatu pun
keluar dari-Nya dan tidak makan. Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan bahwa makna yang
dimaksud ialah Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Seakan-akan pendapat
ini menjadikan firman berikutnya merupakan tafsirnya, yaitu firman-Nya:

5
} ْ ‫{ل َ ْم يَدِل ْ َول َ ْم يُودَل‬

Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. (Al-Ikhlas: 3)

Pendapat ini merupakan pendapat yang jayyid. Dalam hadis terdahulu telah
disebutkan melalui riwayat Ibnu Jarir, dari Ubay ibnu Ka'b sebuah hadis mengenainya
yang menerangkannya dengan jelas.

Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Sa'id ibnul Musayyab, Mujahid, Abdullah ibnu
BuraidaJi dan Ikrimah juga, serta Sa'id ibnu Jubair, Ata ibnu Abu Rabah, Atiyyah Al-
Aufi, Ad-Dahhak, dan As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-
Nya: Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Al-Ikhlas: 2) Yakni tiada
berongga.

Sufyan telah meriwayatkan dari Mansur, dari Mujahid sehubungan dengan


makna firman-Nya: Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Al-lkhlas: 2)
Maksudnya, yang padat dan tiada berongga. Asy-Sya'bi mengatakan bahwa makna
yang dimaksud ialah yang tidak makan dan tidak minum.

Abdullah ibnu Buraidah mengatakan pula sehubungan dengan makna


firman-Nya: Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Al-lkhlas: 2) Yaitu
cahaya yang berkilauan. Semua pendapat di atas diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim,
Al-Baihaqi, dan At-Tabrani, demikian pula Abu Ja'far ibnu Jarir telah
mengetengahkan sebagian besar darinya berikut sanad-sanadnya.

Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepadaku Al-Abbas


ibnu Abu Talib, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr ibnu Rumi,
dari Ubaidillah ibnu Sa'id penuntun Al-A'masy, telah menceritakan kepada kami
Saleh ibnu Hayyan, dari Abdullah ibnu Buraidah, dari ayahnya yang mengatakan
bahwa ia merasa yakin bahwa Buraidah telah me-rafa '-kan hadis berikut; ia
mengatakan bahwa As-Samad artinya yang tiada berongga. Ini garib sekali, tetapi
yang sahih hal ini mauquf hanya sampai pada Abdullah ibnu Buraidah.

Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani dalam kitab sunahnya mengatakan


sesudah mengetengahkan banyak pendapat tentang tafsir As-Samad. Bahwa semuanya

6
itu benartermasuk sifat Rabb kita; yaitu yang menjadi tempat bergantung bagi segala
keperluan. Dia adalah menjadi tujuan semuanya. Dia tidak berongga, tidak makan,
dan tidak minum. Dan Dia kekal sesudah semua makhluk fana. Hal yang semisal
dikatakan oleh Baihaqi.

Firman Allah (Subhanahu wa Ta'ala).:

}‫{ل َ ْم يَدِل ْ َول َ ْم يُودَل ْ َول َ ْم يَ ُك ْن هَل ُ ُك ُف ًوا َأ َح ٌد‬

Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia. (Al-Ikhlas: 3-4)

Dia tidak beranak, tidak diperanakkan, dan tidak mempunyai istri.

Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan tidak ada


seorang pun yang setara dengan Dia. (Al-Ikhlas: 4) Yakni tiada beristri; hal ini
semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

‫ون هَل ُ َودَل ٌ َول َ ْم تَ ُك ْن هَل ُ صا ِح َب ٌة َو َخلَ َق لُك َّ يَش ْ ٍء‬


ُ ‫اموات َواَأْل ْر ِض َأىَّن يَ ُك‬
ِ ‫الس‬ َّ ‫ب َ ِدي ُع‬

Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak, padahal
Dia tidak mempunyai istri, Dia menciptakan segala sesuatu. (Al-An'am: 101)

Yaitu Dialah Yang memiliki segala sesuatu dan Yang Menciptakannya,


maka mana mungkin Dia mempunyai tandingan dari kalangan makhluk-Nya yang
menyamai-Nya atau mendekati-Nya, Mahatinggi lagi Mahasuci Allah dari semuanya
itu. Allah (Subhanahu wa Ta'ala) telah berfirman:

‫ ُّق اَأْل ْر ُض‬I‫ ُه َوتَن ْ َش‬Iْ‫اموات ي َ َت َف َّط ْر َن ِمن‬ ُ I‫الس‬ َّ ‫يْئ ًا ِإ دًّا تَاك ُد‬I‫دْ ِجْئمُت ْ َش‬I‫رمْح ُن َودَل ًا ل َ َق‬I‫ال‬
َّ ‫ َذ‬Iَ ‫َوقالُوا اخَّت‬
‫رمْح ِن َأ ْن يَتَّخِ َذ َودَل ًا ْن لُك ُّ َم ْن يِف‬Iَّ I‫ا يَن ْ َب ِغي ِلل‬II‫رمْح ِن َودَل ًا َوم‬Iَّ I‫وا ِلل‬Iْ I‫ دًّا َأ ْن َد َع‬I‫ال َه‬I ُ I‫َوخَت ِ ُّر الْجِ ب‬
‫ِإ‬
‫ ِة‬I‫و َم الْ ِقيا َم‬Iْ Iَ ‫ ِه ي‬I‫دًّا َولُك ُّه ُْم آ ِتي‬Iَ‫ َّدمُه ْ ع‬Iَ‫امُه ْ َوع‬I‫دْ َأ ْحص‬II‫د ًا ل َ َق‬I‫اموات َواَأْل ْر ِض اَّل آيِت َّالرمْح ِن َع ْب‬
ِ ‫الس‬ َّ
‫ِإ‬
‫فَ ْرد ًا‬
7
Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil
(mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang
sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan
gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah
mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil
(mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah
menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan
tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.
(Maryam: 88-95)

Dan firman Allah (Subhanahu wa Ta'ala)

َ ُ‫ون اَل ي َْس ِب ُقون َ ُه اِب لْ َق ْولِ َومُه ْ ِبَأ ْم ِر ِه ي َ ْع َمل‬


‫ون‬ َ ‫َوقالُوا اخَّت َ َذ ا َّلرمْح ُن َودَل ًا ُس ْبحان َ ُه ب َ ْل ِعبا ٌد ُم ْك َر ُم‬

Dan mereka berkata, " Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil
(mempunyai) anak, " Mahasuci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah
hamba-hamba Allah yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan
perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. (Al-Anbiya: 26-27)

Dan firman Allah (Subhanahu wa Ta'ala)

َ ُ ‫َ{و َج َعلُوا بَيْنَ ُه َوبَنْي َ الْجِ نَّ ِة ن َ َس ًبا َول َ َقدْ عَ ِل َم ِت الْجِ نَّ ُة هَّن ُ ْم ل َ ُم ْحرَض‬
َ ‫ون ُس ْب َح َان اهَّلل ِ مَع َّا ي َ ِص ُف‬
}‫ون‬
‫ِإ‬
Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. Dan
sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka).
Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan. (Ash-Shaffat: 158-159)

Di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan:

» َ ُ‫«اَل َأ َحدَ َأ ْصرَب ُ عَىَل َأ ًذى مَس ِ َع ُه ِم َن اهَّلل ِ هَّن ُ ْم جَي ْ َعل‬
‫ون هَل ُ َودَل ً ا َوه َُو يَ ْر ُزقُه ُْم َويُ َعا ِف ِهي ْم‬
‫ِإ‬

8
Tiada seorangpun yang lebih sabar daripada Allah terhadap perlakuan yang
menyakitkan: sesungguhnya mereka menganggap Allah beranak, padahal Dialahy ang
memberi mereka rezeki dan kesejahteraan.

‫ َع ْن َأيِب‬،ِ‫رج‬Iَْ ‫ َع ِن اَأْلع‬،‫و ّ ِالزاَن ِد‬Iُ‫ َّدثَنَا َأب‬I‫ َح‬I،‫ َع ْي ٌب‬I‫ َّدثَنَا ُش‬I‫ َح‬،‫ َح َّدثَنَا َأبُو الْ َي َم ِان‬ :‫قَا َل الْ ُبخ َِار ُّي‬
‫ َّذبَيِن ا ْب ُن آ َد َم َول َ ْم‬I‫ َك‬ :‫ َّل‬I‫ز َو َج‬Iَّ I‫ َع‬، ُ ‫ا َل اهَّلل‬IIَ‫ "ق‬:‫ا َل‬IIَ‫مَّل َ ق‬I‫ ِه َو َس‬I‫ىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي‬I‫ َع ِن النَّيِب ِ ّ َص‬،‫ه َُريرة‬
، ‫دَ َأيِن‬IIَ ‫دَ ين اَمَك ب‬II‫ل َ ْن يُعي‬ :ُ ‫ ُه اَّي َي فَ َق ْوهُل‬I‫ فََأ َّما تَ ْك ِذي ُب‬، َ ‫ َو َش َت َميِن َول َ ْم يَ ُك ْن هَل ُ َذكِل‬، َ ‫يَ ُك ْن هَل ُ َذكِل‬
‫ِإ‬
‫ َوَأاَن‬ .‫ذ اهَّلل ُ َودَل ً ا‬Iَ I َ ‫اخَّت‬ :ُ ‫ َوَأ َّما َش ْت ُم ُه اَّي َي فَ َق ْوهُل‬ .‫ق بَِأه َْو َن عَيِل َّ ِم ْن عَادَتِ ِه‬Iِ I ْ‫َولَيْ َس َأ َّو ُل الْ َخل‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
."‫الص َمدُ اذَّل ِ ي ل َ ْم يَدِل ْ َول َ ْم يُودَل ْ َول َ ْم يَ ُك ْن هَل ُ ُك ُف ًوا َأ َح ٌد‬
َّ ُ‫اَأْل َحد‬

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman,


telah menceritakan kepada kami Syu'aib, telah menceritakan kepada kami Abuz
Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) Yang
telah bersabda: Allah (Subhanahu wa Ta'ala) berfirman, "Anak Adam telah
mendustakan Aku — padahal Allah tidak pernah berdusta— dan anak Adam mencaci
maki Aku —padahal tidak layak baginya mencaci maki Dia—. Adapun
pendustaannya terhadap-Ku ialah ucapannya yang mengatakan bahwa Dia tidak akan
mengembalikanku hidup kembali. Sebagaimana Dia menciptakanku pada permulaan
—padahal penciptaan pertama itu tidaklah lebih mudah bagi-Ku dari pada
mengembalikannya—. Dan adapun caci makinya kepada-Ku ialah ucapannya yang
mengatakan bahwa Allah mempunyai anak. Padahal Aku adalah Tuhan Yang Maha
Esa, yang bergantung kepada-Ku segala sesuatu, Aku tidak beranak dan tidak
diperanakan, dan tidak ada yang setara dengan-Ku.

Imam Bukhari telah meriwayatkannya pula melalui hadis Abdur Razzaq,


dari Ma'mar, dari Hammam ibnu Munabbih, dari Abu Hurairah secara marfu' dengan
lafaz yang semisal; Imam Bukhari meriwayatkan keduanya secara munfarid melalui
dua jalur tersebut.

D. Asbabun Nuzul

9
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id alias
Muhammad ibnu Maisar As-Saghani, telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Ar-
Razi, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi' ibnu Anas, dari Abu Aliyah, dari
Ubay ibnu Ka'b, bahwa orang-orang musyrik berkata kepada Nabi (shallallahu 'alaihi
wasallam)”Hai Muhammad, gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu. Maka
Allah menurunkan firman-Nya: Katakanlah, "Dialah Allah Yang Mahaesa. Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan
tiada pula diperanakan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya."(Al-
Ikhlas: 1-4)

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Jarir, dari
Ahmad ibnu Mani' —Ibnu Jarir menambahkan— dan Mahmud ibnu Khaddasy, dari
Abu Sa'id Muhammad ibnu Maisar dengan sanad yang sama.

Ibnu Jarir dan Imam Tirmidzi menambahkan bahwa as-samad artinya


Tuhan Yang tidak beranak dan tidak diperanakan. Karena sesungguhnya tiada sesuatu
pun yang diperanakan melainkan dia pasti mati, dan tiada sesuatu pun yang mati
melainkan akan diwaris, dan sesungguhnya Allah (Subhanahu wa Ta'ala) tidak mati
dan tidak pula diwaris. dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (Al-lkhlas:
4) Tiada yang serupa dengan Dia, tiada yang sebanding dengan-Nya, dan tiada sesuatu
pun yang semisal dengan Dia.

Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui hadis Abu Sa'id alias


Muhammad ibnu Maisar dengan sanad yang sama. Kemudian Imam Tirmidzi
meriwayatkannya dari Abu ibnu Humaid, dari Ubaidillah ibnu Musa, dari Abu Ja'far,
dari Ar-Rabi', dari Abul Aliyah, lalu disebutkan hal yang sama secara mursal dan
tidak disebutkan dengan kata 'telah menceritakan kepada kami'. Kemudian Imam
Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini lebih sahih sanadnya ketimbang hadis Abu
Sa'id.

Hadis lain yang semakna. Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan,


telah menceritakan kepada kami Sarij ibnu Yunus, telah menceritakan kepada kami
Ismail ibnu Mujalid, dari Mujalid, dari Asy-Sya'bi, dari Jabir r.a., bahwa pernah ada
seorang Badui datang kepada Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) lalu bertanya,
"Gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu." Maka turunlah firman Allah

10
(Subhanahu wa Ta'ala).: Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha Esa.”(Al-lkhlas: 1),
hingga akhir surat.

Sanad hadis ini mutaqarib (berdekatan). Ibnu Jarir telah meriwayatkannya


dari Muhammad ibnu Auf, dari Suraij, lalu disebutkan hal yang semisal, dan hadis ini
diriwayatkan oleh bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf secara mursal.

Ubaid ibnu Ishaq Al-Attar telah meriwayatkan dari Qais ibnur Rabi'. dari
Abu Asim, dari Abu Wa-il, dari Ibnu Mas'ud r.a. yang menceritakan bahwa orang-
orang Quraisy berkata kepada Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam).,
"Gambarkanlah keadaan Tuhanmu kepada kami." Maka turunlah surat ini yang
diawali dengan firman-Nya: Katakanlah, "Dialah Allah Yang MahaEsa.” (Al-lkhlas:
1)

Imam Tabrani mengatakan bahwa Al-Faryabi dan lain-lainnya telah


meriwayatkannya dari Qais, dari Abu Asim, dari Abu Wa-il secara mursal.

Kemudian Imam Tabrani meriwayatkan melalui hadis Abdur Rahman ibnu


Usman At-Tara-ifi, dari Al-Wazi' ibnu Mani', dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah
yang mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) pernah bersabda:

»‫الص َمدُ لَيْ َس ِبَأ ْج َو َف‬ َّ ُ ‫اهَّلل‬ .‫« ِللُك ِّ يَش ْ ٍء ِن ْس َب ٌة َو ِن ْس َب ُة اهَّلل ِ قُ ْل ه َُو اهَّلل ُ َأ َح ٌد‬
َّ ‫الص َمدُ َو‬

Segala sesuatu mempunyai predikat dan predikat Allah ialah, "Katakanlah,


'Dialah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah Tuhan yang bersifat As-Samad. As-Samad
artinya tidak berongga'.”

E. Perkataan Salaf

Ulama beda pendapat apakah surah ini masuk ke dalam


surah Makkiyah (surah yang turun di Mekah) atau Madaniyyah (turun di Madinah).
Yang berpendapat Makkiyah ini diantaranya disandaarkan kepada pendapat sahabat
Abdullah bin Mas’ud, al-Hasan al-Bashri (tabi’in), ‘Atha’ bin Abi Rabah (tabi’in),
‘Ikrimah (tabi’in) dan Jabir bin Abdillah (.Sedangkan yang
berpendapat Madaniyyah adalah Ibnu ‘Abbas, ad-Dhahhak (ulama tabi’in, as-Suddi

11
(tabi’in) dan al-Tabari. Namun, jika melihat mushaf al-Qur`an secara umum, surat ini
masuk dalam kategori Makkiyah. Latar belakang turunnya surat ini sebagaimana yang
dijelaskan dalam kitab Lubab al-Nuqul Fi Asbab al-Nuzul karya Jalal al-Din al-
Suyuthi. Dasarnya adalah Riwayat At-Tirmizi, al-Hakim dan ibn Khuzaymah dari
jalur Abu al-‘Aliyah dari Ubayy ibn Ka’ab berkenaan dengan pertanyaan kaum
musyrik kepada Nabi Saw. mengenai asal usul Allah Swt. Kemudian turunlah surat al
Ikhlas untuk merespon juga jawaban tegas Allah terhadap pertanyaan tersebut.

Selain itu, terdapat pula riwayat dari Ibn Abu Hatim dari ibn ‘Abbas
berkenaan tentang pertanyaan tokoh Yahudi Madinah seperti Ka’ab al-Asyraf dan
Huyay bin Akhtab kepada Nabi Muhammad Saw. Mengenai eksistensi Allah Swt.
Apakah terbuat dari emas, perak atau permata. Lalu Allah Swt. Menurunkan surat ini
kepada beliau sebagai respon terhadap pertanyaan kedua tokoh Yahudi.

Surat al Ikhlas menggambarkan mengenai asas pokok ajaran Islam yakni


tauhid. Dalam kitab al-Tafsir al Wasith Li al-Qur`an al-Karim yang ditulis
oleh Majma’ al-Buhuth al-Islamiyyah al-Azhar dijelaskan bahwa Tujuan Allah Swt.
menurunkan surah ini untuk menegaskan bahwa Allah ada Dzat yang Maha Esa, suatu
Dzat yang tiada berbilang. Pada surah ini Allah Swt. Menafikan semua yang dapat
menyamakan dengan Eksistensi-Nya seperti Maha Mengabulkan segala sesuatu (as-
Shomad). Allah Swt. Juga menegaskan bahwa Dia tidak beranak dan diperanakkan
atau dengan kata lain Allah Swt. Sudah ada sejak zaman Azali. Sehingga penutup ayat
dijelaskan Wa Lam Yakun Lahu Kufuwan Ahad yang berarti Dan tidak ada sesuatu
yang dapat menyamai-Nya.

Surah al-Ikhlas memiliki munasabah dengan surat beberapa surat


sebelumnya seperti surat al-Kafirun yang menjelaskan mengenai pemisahan secara
tegas antara kelompok Muslim dengan kelompok kafir. Lalu surat ini sebagai penegas
mengenai pemahaman mengenai eksistensi Tuhan dalam pandangan Islam dengan
pemahaman Tuhan dalam pandangan kaum kafir Quraisy.

Imam ‘Ali ibn Muhammad al-Mawardi dalam kitab al-Nukat Wa


al-‘Uyun menjelaskan tentang penggunaan kata Ahad dalam surat al-Ikhlas. Jika
ditilik secara bahasa kata Ahad memiliki akar kata yang sama dengan wahiid yang

12
berarti satu. Namun, penggunaan kata Ahad dalam surat tersebut memiliki alasan
tersendiri. Kata wahiid merupakan kata berbilang, sedangkan Ahad bukan merupakan
kata berbilang. Sehingga Allah Swt. Adalah Dzat yang berdiri sendiri dan tidak ada
yang dapat menyamai-Nya maupun menyerupai.

Kemudian Imam Abu Ja’far al-Tabari dalam tafsirnya Jami’ al-Bayan


‘An Ta`wil Ay al-Qur`an menjelaskan mengenai pengertian Allah as-Shomad.
Menurut pengertian bahasa Arab kata tersebut berarti Tuan yang memegang sesuatu
yang tidak ada seorang pun yang berhak menyamainya juga tidak ada yang dapat
menandingi orang tersebut. Lalu at-Tabari pun menjelaskan beberapa penakwilan as-
Shomad yakni Allah yang tidak melakukan sesuatu yang normal dilakukan oleh
manusia seperti makan dan minum. Lalu pendapat lain mengatakan bahwa kata ini
mengandung pengertian bahwa Allah tidak menampakkan diri-Nya secara langsung.
Selain itu ada pula yang berpendapat bahwa Allah tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Ada pula yang mengatakan bahwa kata ini mengandung pengertian
bahwa Allah Maha Abadi dan tidak fana serta Allah merupakan Dzat yang Maha
berdiri sendiri dan tidak ada yang dapat menyamai-Nya. Pada ayat ketiga yakni lam
yalid wa lam yuulad, at-Tabari pun menjelaskan bahwa Allah Swt. Tidak beranak dan
tidak pula diperanakkan. Hal ini merupakan penegasan bahwa Allah Swt. Tidak sama
dengan hamba-Nya yang dapat memiliki keturunan. Allah Maha Suci dari sifat ini.
Sehingga Allah adalah dzat yang Maha Kekal dan Abadi atau al-Baqi sampai kapan
pun. Tentunya berbeda dengan seluruh ciptaan-Nya yang bersifat sementara atau
Fana. Ayat ini merupakan respon utama terhadap pemahaman kaum Musyrik yang
mengakui adanya banyak tuhan yang diwujudkan dengan berhala.

Penutup ayat yakni wa lam yakun lahu kufuwwan ahad yang


berarti “Dan tidak ada sesuatu yang dapat menyamai-Nya”.
Redaksi kufuwwan memiliki akar kata yang sama dengan al-Kufu`un, al-
Kafi`u dan al-Kifa`u yang seluruhnya brmakna penyamaan (al-Mitsl) dan
penyerupaan (al-Syibh). At-Thabari pun menjelaskan penakwilan ayat di atas bahwa
tidak sesuatu yang dapat menyamai dan menyerupakan Allah Swt. Selain itu Allah
tidak memiliki sekutu juga kawan.

13
Dengan demikian, telah jelas bagi kita bahwa surat al-Ikhlas yang dalam
riwayat hadis disebut sebagaisepertiga dari al-Qur’an (tsulutsu al-Qur’an) terbukti
dengan isinya yang menegaskan dengan singkat dan padat bahwa ia mengandung
nilai-nilai tauhid. Sehingga surah ini pun mengajarkan kepada kaum Muslimin agar
benar-benar memahami hakikat Allah Swt. Yang Maha Esa dan Maha Suci dari segala
sifat yang mengarah maknanya pada kemusyrikan.

Imam Bukhari mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami


Muhammad Az-Zuhali, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Saleh, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami Amr, dari
Ibnu Abu Hilal, bahwa Abur Rijal alias Muhammad ibnu Abdur Rahman pernah
menceritakan kepadanya dari ibunya (yaitu Amrah binti Abdur Rahman) yang
dahulunya berada di dalam asuhan Siti Aisyah r.a. istri Nabi (shallallahu 'alaihi
wasallam)., dari Aisyah r.a., bahwa Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) mengangkat
seorang lelaki sebagai pemimpin suatu pasukan khusus untuk suatu tugas. Dan lelaki
itu menjadi imam salat dari para sahabatnya dan ia selalu mengakhiri bacaan salatnya
dengan surat Al-Ikhlas. Setelah pasukan khusus itu pulang, mereka menceritakan hal
itu kepada Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam)., maka Nabi (shallallahu 'alaihi
wasallam) bersabda, "Tanyakanlah kepadanya, mengapa dia melakukan hal itu," lalu
mereka bertanya kepadanya, dan ia menjawab, "Karena di dalamnya disebutkan sifat
Tuhan Yang Maha Pemurah, dan aku suka membacakannya dalam salatku." Setelah
hal itu disampaikan kepada Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam)., maka beliau
(shallallahu 'alaihi wasallam)bersabda:

»ُ‫«َأ ْخرِب ُ و ُه َأ َّن اهَّلل َ تَ َعاىَل حُي ِ ُّبه‬

Sampaikanlah kepadanya, bahwa Allah menyukainya.

Demikianlah apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam kitab


tauhidnya. Dan di antara mereka ada yang menggugurkan penyebutan Muhammad
Az-Zuhali dan menjadikannya melalui riwayat Ahmad ibnu Saleh. Imam Muslim
telah meriwayatkan hadis ini dan juga Imam Nasai melalui Abdullah ibnu Wahb, dari
Amr ibnul Haris, dari Sa'id ibnu Abu Hilal dengan sanad yang sama.

14
Imam Bukhari mengatakan di dalam kitab salat-nya, bahwa Ubaidillah
telah meriwayatkan dari Sabit, dari Anas r.a. yang telah mengatakan bahwa pernah
ada seorang lelaki menjadi imam suatu jamaah di Masjid Quba, manakala dia 

membaca Al-Qur'an yang mengawali salatnya, lalu ia mengiringinya


dengan bacaan surat Al-lkhlas, setelah itu ia membaca surat yang lainnya. Hal ini ia
lakukan pada tiap rakaat. Maka para sahabatnya (teman-temannya) berbicara
kepadanya, "Sesungguhnya engkau telah membaca surat ini, tetapi kelihatannya
engkau merasa tidak cukup dengannya, lalu engkau baca surat lainnya. Maka
adakalanya engkau baca surat ini saja, atau engkau tinggalkan surat ini dan membaca
surat lainnya tanpanya."

Lelaki itu menjawab, "Aku tidak akan meninggalkannya (surat Al-lkhlas), jika engkau
mau menjadikan diriku imam kalian, maka aku akan tetap melakukannya. Dan jika
kalian tidak suka, maka aku tidak mau menjadi imam kalian." Sedangkan mereka
memandang lelaki ini sebagai orang yang paling diutamakan oleh mereka, dan mereka
tidak suka bila diimami oleh selainnya.

Ketika Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) datang berkunjung kepada


mereka, maka mereka menceritakan kepada beliau berita tersebut, lalu beliau
(shallallahu 'alaihi wasallam) bertanya, "Hai Fulan, apakah yang mencegahmu hingga
tidak mau melakukan apa yang diminta oleh teman-temanmu, dan mengapa engkau
selalu menetapi surat ini dalam tiap rakaatmu?" Lelaki itu menjawab, "Aku
menyukainya." MakaNabi (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda:

»‫« ُحبُّ َك اَّي هَا َأ ْد َخكَل َ الْ َجنَّ َة‬


‫ِإ‬
Kecintaanmu kepada surat (Al-lkhlas) ini dapat memasukkanmu ke dalam surga.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari secara ta'liq
dengan tegas dan sanad yang sama. Abu Isa At-Tirmidzi di dalam kitab Jami'nya telah
meriwayatkan hadis ini dari Al-Bukhari, dari Ismail ibnu Abu Uwais, dari Abdul Aziz
ibnu Muhammad Ad-Darawardi, dari Ubaidillah ibnu Umar, lalu disebutkan hal yang

15
semisal. Kemudian Imam Tirmidzi mengatakan bahwa riwayat melalui Ubaidillah, dari
Sabit berpredikat garib.

Imam Tirmidzi mengatakan bahwa Mubarak ibnu Fudalah telah


meriwayatkan dari Sabit, dari Anas, bahwa pernah ada seorang lelaki berkata: "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya aku menyukai surat Qul Huwallahu Ahad (surat) Al-Ikhlas."
Maka Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: Kesukaanmu kepadanya dapat
memasukkanmu ke dalam surga.

Hadis yang diriwayatkan secara ta'liq oleh Imam Tirmidzi ini telah
diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya secara muttasil; untuk itu ia
mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abun Nadr, telah menceritakan
kepada kami Mubarak ibnu Fudalah, dari Sabit, dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa
pernah ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam)., lalu
bertanya, "Sesungguhnya aku menyukai surat Qul Huwallahu Ahad (surat Al-Ikhlas)."
Maka Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: Kesukaanmu kepadanya dapat
memasukkanmu ke dalam surga.

Hadis yang menyatakan bahwa surat Al-Ikhlas sebanding dengan


sepertiga Al-Qur'an. Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Ismail, telah menceritakan kepadaku Malik, dari Abdur Rahman ibnu Abdullah ibnu
Abdur Rahman ibnu Abu Sa'sa'ah, dari ayahnya, dari Abu Sa'id, bahwa pernah ada
seorang lelaki mendengar lelaki lainnya membaca firman-Nya: Katakanlah, "Dialah
Allah YangMahaesa.”(Al-Ikhlas: 1), hingga akhir surat.

Surat ini dibacanya berulang-ulang (dalam salat sunatnya). Dan pada


pagi harinya lelaki yang mendengar itu datang kepada Nabi (shallallahu 'alaihi
wasallam)., lalu menceritakan hal tersebut kepada beliau seakan-akan ia menilainya
terlalu sedikit apa yang dibaca lelaki tersebut. MakaNabi (shallallahu 'alaihi wasallam)
bersabda:

»‫َ«واذَّل ِ ي ن َ ْفيِس ِب َي ِد ِه هَّن َا ِل َت ْع ِد ُل ثُلْ َث الْ ُق ْرآ ِن‬


‫ِإ‬
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya,
sesungguhnya surat Al-lkhlas itu benar-benar sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.

16
Ismail ibnu Ja'far menambahkan dari Malik, dari Abdur Rahman ibnu
Abdullah, dari ayahnya, dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa telah menceritakan
kepadaku saudaraku Qatadah ibnun Nu'mah, dari Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam)
Imam Bukhari telah meriwayatkannya pula dari Abdullah ibnu Yusuf dan Al-Qa'nabi.
Imam Abu Daud meriwayatkannya dari Al-Qa'nabi, dan Imam Nasai dari Qutaibah;
seluruhnya dari Malik dengan sanad yang sama. Hadis Qatadah ibnun Nu'man di-
musnad-kan oleh Imam Nasai melalui dua jalur, yaitu dari Ismail ibnu Ja'far, dari
Malik, dari Qatadah ibnun Nu'man.

Hadis lain. Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada


kami Umar ibnu Hafs, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan
kepada kami Al-A'masy, telah menceritakan kepada kami Ibrahim dan Ad-Dahhak Al-
Masyriqi, dari Abu Sa'id r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi
wasallam) bersabda kepada para sahabatnya, "Apakah tidak mampu seseorang dari
kamu membaca sepertiga Al-Qur'an dalam semalam?" Hal itu terasa berat oleh mereka,
lalu mereka berkata, "Siapakah di antara kami yang mampu melakukannya, wahai
Rasulullah?" Maka Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda:

»‫الص َمدُ ثُلْ ُث الْ ُق ْرآ ِن‬


َّ ُ‫«اهَّلل ُ الْ َوا ِحد‬

Allahul Wahidus Samad (surat Al-lkhlas) adalah sepertiga Al-Qur’an.

Imam Bukhari meriwayatkannya secara munfarid melalui Ibrahim ibnu


Zaid An-Nakha'i dan Ad-Dahhak ibnu Syurahbil Al-Hamdani Al-Masyriqi, keduanya
dari Abu Sa'id. Al-Fariri mengatakan, ia pernah mendengar Abu Ja'far Muhammad ibnu
Abu Hatim mengatakan bahwa Abu Abdullah Al-Bukhari telah meriwayatkan Ibrahim
secara mursal, dan dari Ad-Dahhak secara musnad.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya


ibnu Ishaq. telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, dari Al-Haris ibnu Yazid.
dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang mengatakan bahwa Qatadah
ibnun Nu'man semalaman membaca surat Al-Ikhlas, lalu diceritakan hal itu kepada
Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) Maka Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda:

17
»-ُ‫َأ ْو ثُلْثَه‬ -‫َ«واذَّل ِ ي ن َ ْفيِس ِب َي ِد ِه إهنا ل َ َت ْع ِد ُل ِن ْص َف الْ ُق ْرآ ِن‬

Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya,


sesungguhnya surat Al-Ikhlas benar-benar sebanding dengan separo atau sepertiga Al-
Qur’an.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan,


telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Huyay
ibnu Abdullah, dari Abu Abdur Rahman Al-Habli, dari Abdullah ibnu Amr, bahwa Abu
Ayyub Al-Ansari dalam suatu majelis mengatakan, "Tidakkah mampu seseorang dari
kamu salat dengan mem¬baca sepertiga Al-Qur'an setiap malamnya?" Mereka berkata,
"Apakah ada seseorang yang mampu melakukannya?" Abu Ayyub menjawab, bahwa
Qul Huwallahu Ahad (surat Al-Ikhlas) adalah sepertiga Al-Qur'an. Maka datanglah
Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) yang saat itu telah mendengar apa yang diucapkan
Abu Ayyub, lalu beliau (shallallahu 'alaihi wasallam) menegaskan, "Abu Ayyub benar."

Hadis lain. Abu Isa At-Tirmidzi mengatakan, telah menceritakan


kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu
Sa'id, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Kaisan, telah menceritakan kepadaku
Abu Hazim, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu
'alaihi wasallam) pernah bersabda, "Berkumpullah kamu sekalian, karena sesungguhnya
aku akan membacakan kepadamu sepertiga Al-Qur'an." Maka berkumpullah orang-
orang yang ada, lalu Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) keluar (muncul) dari rumahnya
dan membaca Qul Huwallahu Ahad (surat Al-Ikhlas), setelah itu masuk ke rumah.

Maka sebagian dari kami berkata kepada sebagian yang Lain, bahwa
Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) telah bersabda, "Sesungguhnya aku akan
membacakan kepada kalian sepertiga Al-Qur'an," sesungguhnya aku merasa yakin
bahwa berita ini datang dari langit. Kemudian Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam)
muncul lagi dan bersabda:

»‫« يِّن قُلْ ُت َسَأ ْق َرُأ عَلَ ْيمُك ْ ثُلْ َث الْ ُق ْرآ ِن َأاَل َو هَّن َا تَ ْع ِد ُل ثُلْ َث الْ ُق ْرآ ِن‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬

18
Sesungguhnya aku telah mengatakan bahwa aku akan membacakan
kepadamu sepertiga Al-Qur’an. Ingatlah, sesungguhnya surat Al-lkhlas itu sebanding
dengan sepertiga Al-Qur’an.

Imam Muslim telah meriwayatkan hal yang sama di dalam kitab


sahihnya melalui Muhammad ibnu Basysyar dengan sanad yang sama. Dan Imam
Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih garib; nama Abu Hazim adalah
Salman.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur


Rahman ibnu Mahdi, dari Zaidah ibnu Qudamah, dari Mansur, dari Hilal ibnu Yusaf,
dari Ar-Rabi' ibnu Khaisam, dari Amr ibnu Maimun, dari Abdur Rahman ibnu Abu
Laila, dari seorang wanita kalangan Ansar dari Abu Ayyub, dari Nabi (shallallahu
'alaihi wasallam) yang telah bersabda:

َّ ُ ‫ ٌد اهَّلل‬I‫و اهَّلل ُ َأ َح‬Iَ I‫ل ُه‬Iْ Iُ‫رَأ ق‬Iَ Iَ‫«َأي َ ْع َج ُز َأ َحدُ مُك ْ َأ ْن ي َ ْق َرَأ ثُلْ َث الْ ُق ْرآ ِن يِف ل َ ْيةَل ٍ ؟ فَ ن َّ ُه َم ْن ق‬ 
‫ َمدُ يِف‬I‫الص‬
‫ِإ‬
»‫ل َ ْيةَل ٍ فَ َقدْ قَ َرَأ ل َ ْيلَ َتِئ ٍذ ثُلْ َث الْ ُق ْرآ ِن‬

Apakah tidak mampu seseorang dari kamu membaca sepertiga Al-


Qur’an dalam semalam? Karena sesungguhnya barang siapa yang membaca Qul
Huwallahu Ahad Allahus Samad (surat Al-lkhlas) dalam semalam, berarti sama saja dia
dengan membaca sepertiga Al-Qur’an di malam itu.

Hadis ini termasuk yang bersanad sembilan bagi Imam Ahmad. Imam
Tirmidzi dan Imam Nasai telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Basysyar Bandar
menambahkan, Imam Tirmidzi dan Qutaibah, keduanya dari Abdur Rahman ibnu
Mahdi dengan sanad yang sama, sehingga dengan adanya sanad ini hadis menjadi
bersanad sepuluh. Menurut riwayat lain, Imam Tirmidzi melalui istri Abu Ayyub, dari
Abu Ayyub disebutkan hal yang semisal, dan Imam Tirmidzi menilainya hasan.
Kemudian Imam Tirmidzi mengatakan bahwa dalam bab yang sama telah diriwayatkan
oleh Abu Darda, Abu Sa'id, Qatadah ibnun Nu'man, Abu Hurairah, Anas, Ibnu Umar,
dan Abu Mas'ud. Hadis ini hasan dan kami tidak mengetahui ada seseorang yang
meriwayatkan hadis ini dengan predikat yang lebih baik dari riwayat Zaidah, dan Imam
Tirmidzi dalam riwayatnya mengikutkan Israil dan Al-Fudail ibnu Iyad. Syu'bah dan
19
lain-lainnya yang bukan hanya seorang saja dari kalangan orang-orang yang
berpredikat 'siqah telah meriwayatkan hadis ini dari Mansur, tetapi mereka mengalami
idtirab padanya.

، ‫ َع ْن َع ْب ِد الرمحن ا ْب ِن َأيِب ل َ ْيىَل‬،‫ َع ْن ِهاَل لِ ْب ِن ي ََساف‬،‫ َع ْن ُح َصني‬، ‫ َح َّدثَنَا ه َُشمْي‬ : ُ‫قَا َل َأمْح َد‬
‫ " َم ْن‬: َ ‫مَّل‬I‫ ِه َو َس‬I‫ىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي‬I‫ول اهَّلل ِ َص‬
ُ I‫قَا َل َر ُس‬ :‫قَا َل‬-‫ َر ُج ٍل ِم َن اَأْلن َْص ِار‬ :‫َأ ْو‬- ‫َع ْن ُأيَب ِ ّ ْب ِن َك ْع ٍب‬
"‫فََأَكن َّ َما قَ َرَأ ِبثُلْ ِث الْ ُق ْرآ ِن‬ " ‫قُ ْل ه َُو اهَّلل ُ َأ َح ٌد‬ " ‫قَ َرَأ ِب‬

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim,


dari Husain, dari Hilal ibnu Yusaf, dari Abdur Rahman ibnu Abu Laila, dari Ubay ibnu
Ka'b, bahwa pernah ada seorang lelaki dari kalangan Ansar mengatakan bahwa
Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) pernah bersabda: Barangsiapa yang membaca
Qul Huwallahu Ahad(surat Al-Ikhlas), maka seakan-akan dia membaca sepertiga Al-
Qur’an.

Imam Nasai meriwayatkannya di dalam kitab Al-Yaum wal


Lailah melalui hadis Hasyim, dari Husain, dari Ibnu Abu Laila dengan sanad yang
sama; tetapi di dalam riwayatnya tidak disebutkan Hilal ibnu Yusaf.

ٍ I‫ ِرو ْب ِن َم ْي ُم‬Iْ ‫ َع ْن َأيِب قَيْ ٍس َع ْن مَع‬،‫ ْف َي َان‬I‫ َع ْن ُس‬،‫ع‬II‫ َّدثَنَا َوكي‬I‫ َح‬ : ُ‫د‬IIَ ‫ا ُم َأمْح‬II‫ا َل ا َم‬IIَ‫ق‬
‫ َع ْن َأيِب‬،‫ون‬I
‫ِإْل‬
‫دُ ل ثلث‬II‫تع‬ " ‫ ٌد‬I‫و اهَّلل ُ َأ َح‬Iَ I‫ل ُه‬Iْ Iُ‫ق‬ " " :‫مل‬II‫ ِه وس‬I‫ىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي‬I‫ول اهَّلل ِ َص‬
ُ I‫ا َل َر ُس‬IIَ‫ق‬ :‫َم ْس ُعو ٍد قَا َل‬
"‫الْ ُق ْرآ ِن‬

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waqi', dari


Sufyan, dari Abu Qais, dari Amr ibnu Maimun, dari Abu Mas'ud r.a. yang mengatakan
bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) pernah bersabda: Qul Huwallahu Ahad
sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.

Ibnu Majah telah meriwayatkan hal yang sama dari Ali ibnu
Muhammad Attanafisi, dari Waqi' dengan sanad yang sama. Dan Imam Nasai

20
meriwayatkannya di dalam kitab Al-Yaum wal Lailah melalui jalur lain dari Amr ibnu
Maimun sacara marfu' dan mauquf.

َّ ‫ري ْب ُن َأيِب‬II‫ َّدثَنَا بُ َك‬I‫ َح‬،‫ز‬IIْ ‫ َّدثَنَا هَب‬I‫ َح‬ : ُ‫قَا َل ا َما ُم َأمْح َد‬
‫ا ِل ِم ْب ِن َأيِب‬I‫ َع ْن َس‬I،‫ا َد َة‬IIَ‫ َّدثَنَا قَت‬I‫ميط َح‬I‫الس‬
‫ِإْل‬
َ ‫مَّل‬I‫ ِه َو َس‬I‫ىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي‬I‫و َل اهَّلل ِ َص‬I‫ َأ َّن َر ُس‬،‫ َع ْن َأيِب ادلَّ ْردَا ِء‬،‫ َة‬I‫دَ ان ْب ِن َأيِب َطلْ َح‬II‫ َع ْن َم ْع‬،‫الْ َج ْع ِد‬
ُ ‫ حَن ْ ُن أ‬، ِ ‫ن َ َع ْم اَي َر ُسو َل اهَّلل‬ :‫قَالُوا‬ ." ‫يعجز أحدُ مك َأ ْن يَقرأ لُك َّ ي َ ْو ٍم ثُلْ َث الْ ُق ْرآ ِن؟‬
‫عف‬II‫ض‬ ُ ‫ "أ‬:‫قَا َل‬
‫ثُلْ ُث‬ " ‫ ٌد‬I‫و اهَّلل ُ َأ َح‬Iَُ ‫ل ه‬Iْ ُ‫ق‬ " ‫ َف‬،‫زا ٍء‬Iَ I‫ َة َأ ْج‬Iَ‫رآ َن ثَاَل ث‬Iْ ‫زأ الْ ُق‬II‫ "فَ َّن اهَّلل َ َج‬:‫قَا َل‬ .‫ِم ْن َذكِل َ َوَأجْع َ ُز‬
‫ِإ‬
."‫الْ ُق ْرآ ِن‬

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bahz,


telah menceritakan kepada kami Bukair ibnu Abus Samit, telah menceritakan kepada
kami Qatadah, dari Salim ibnu Abul Ja'd, dari Ma'dan ibnu Abu Talhah, dari Abud
Darda r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) pernah
bersabda: "Apakah tidak mampu seseorang dari kamu membaca sepertiga Al-Qur’an
setiap harinya?” Mereka menjawab, "Benar, wahai Rasulullah, kami adalah orang yang
lemah dan tidak mampu melakukan hal itu.” Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam)
bersabda, "Maka sesungguhnya Allah membagi-bagi Al-Qur’an menjadi tiga bagian;
Qul Huwallahu Ahad (surat Al-lkhlas) adalah sepertiga Al-Qur’an.”

Imam Muslim dan Imam Nasai telah meriwayatkannya melalui hadis


Qatadah dengan sanad yang sama.

‫ا ْب ِن َأيِخ ا ْب ِن‬-  ٍ ‫مِل‬I ‫ ِد اهَّلل ِ ْب ِن ُم ْس‬I‫ َّدثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن َع ْب‬I‫ َح‬، ٍ ‫ َح َّدثَنَا ُأ َميَّ ُة ْب ُن َخادِل‬ : ُ‫قَا َل ا َما ُم َأمْح َد‬
‫ِإْل‬
‫ُأ ِّم‬ : َ ‫ويِه‬-َ  ‫ َع ْن ُأ ّمِ ِه‬-‫و ٍف‬Iْ I‫و ا ْب ُن َع‬Iَ I‫ ُه‬- ‫رمْح َ ِن‬Iَّ I‫ ِد ال‬I‫د ْب ِن َع ْب‬II‫ َع ْن مُح َي‬،‫ َع ْن مَع ِّ ِه ُّالز ْه ِر ِ ّي‬- ‫ِشه ٍَاب‬
‫و‬Iَ I‫ل ُه‬Iْ Iُ‫ق‬ " " : َ ‫مَّل‬I‫ول اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َس‬
ُ ‫قَا َل َر ُس‬ :‫قَال َ ْت‬- ‫لُك ْثُو ِم ِبن ْ ِت ُع ْق َب َة ْب ِن َأيِب ُم َعيط‬
."‫َعدل ثُلُ َث الْ ُق ْرآ ِن‬
ُ ‫ت‬ " ‫اهَّلل ُ َأ َح ٌد‬

21
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Umayyah
ibnu Khalid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Muslim
keponakan Ibnu Syihab, dari pamannya (yaitu Az-Zuhri), dari Humaid ibnu Abdur
Rahman ibnu Auf, dari ibunya (yaitu Ummu Kalsum binti Uqbah ibnu Abu Mu'it yang
mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) pernah bersabda: Qul
Huwallahu Ahad sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Nasai di dalam kitab Al-
Yaum wal Lailah, dari Amr ibnu Ali, dari Umayyah ibnu Khalid dengan sanad yang
sama. Kemudian Imam Nasai meriwayatkannya melalui Jalur Malik, dari Az-Zuhri,
dari Humaid ibnu Abdur Rahman dan dikatakan sebagai perkataannya.

Imam Nasai telah meriwayatkannya pula di dalam kitab Al-Yaum wal


Lailah melalui hadis Muhammad ibnu Ishaq dari Al-Haris ibnul Fudail Al-Ansari, dari
Az-Zuhri, dari Humaid ibnu Abdur Rahman, bahwa pernah ada segolongan orang dari
sahabat Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) menceritakan kepadanya dari nabi
(shallallahu 'alaihi wasallam)., bahwa Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) pernah
bersabda:

" ‫َعدل ثُلُ َث القرآن ِل َم ْن َصىَّل هِب َا‬


ُ ‫ت‬ " ‫قُ ْل ه َُو اهَّلل ُ َأ َح ٌد‬ "

Qul Huwallahu Ahad sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an bagi


orang yang membacanya dalam salatnya.

‫مَس ِ ْع ُت‬ :‫ا َل‬IIَ‫د ْب ِن ُحنَني ق‬II‫ َع ْن عُبي‬،‫رمْح َ ِن‬Iَّ I‫ ِد ال‬I‫ َع ْن ُع َب ْي ِد اهَّلل ِ ْب ِن َع ْب‬،‫قَا َل ا َما ُم َماكِل ُ ْب ُن َأن َ ٍس‬
‫ِإْل‬
ُ ‫و اهَّلل‬Iَ I‫ل ُه‬Iْ Iُ‫ق‬ " ‫رُأ‬Iَ I‫ ِم َع َر ُجاًل ي َ ْق‬I‫ فَ َس‬، َ ‫مَّل‬I‫ ِه َو َس‬I‫ىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي‬I‫ َع النَّيِب ِ ّ َص‬I‫َأ ْق َبلْ ُت َم‬ :‫ول‬I
ُ I‫ر َة ي َ ُق‬Iَ I‫َأاَب ه َُر ْي‬
."‫ "الْ َجنَّ ُة‬:‫ قَا َل‬I‫ َو َما َو َجبت؟‬ :‫قُلْ ُت‬ ."‫ َ"و َج َب ْت‬: َ ‫ول اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل‬ ُ ‫فَ َقا َل َر ُس‬ " ‫َأ َح ٌد‬

Imam Malik ibnu Anas telah meriwayatkan dari Ubaidillah ibnu Abdur
Rahman, dari Ubaid ibnu Hunain yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu
Hurairah mengatakan bahwa ia datang bersama Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam).,
lalu mendengar seorang lelaki membaca Qul Huwallahu Ahad (surat Al-Ikhlas dalam

22
salatnya). Maka Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: "Telah pasti
baginya.” Aku bertanya, "Apanya yang telah pasti?” Rasulullah (shallallahu 'alaihi
wasallam) menjawab, "Surga.”

Imam Tirmidzi dan Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Malik.


Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih garib, kami tidak mengenalnya
melainkan melalui hadis Malik. Dalam hadis yang terdahulu telah disebutkan:

."‫" ُحبّك اَّي هَا َأ ْد َخكَل َ الْ َجنَّ َة‬


‫ِإ‬
Kecintaanmu kepadanya (surat Al-lkhlas) dapat memasukkanmu ke
dalam surga.

، ُّ ‫ون الْ ُق َريِش‬I


ٍ I‫دثنا عيىس ابن َم ْي ُم‬II‫ ح‬،‫ري‬II‫ َّدثَنَا قَطن بن نُس‬I‫ َح‬ : ُّ ‫وصيِل‬ ِ ‫قَا َل الْ َحا ِفظُ َأبُو ي َ ْعىَل الْ ُم‬
‫ا‬I‫ "َأ َم‬:‫ول‬Iُ I‫مَّل َ ي َ ُق‬I‫ ِه َو َس‬I‫ىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي‬I‫و َل اهَّلل ِ َص‬I‫مَس ِ ْع ُت َر ُس‬ :‫ا َل‬IIَ‫ َع ْن َأن َ ٍس ق‬، ُّ ‫َح َّدثَنَا يَ ِزيدُ َّالرقَايِش‬
ْ ُ‫ق‬ " :‫رَأ‬IIَ ‫دُ مُك ْ َأ ْن ي َ ْق‬II‫ع َأ َح‬Iُ ‫ي َْس َت ِطي‬
ُ ‫ا‬IIَ ‫ر ٍات يِف ل َ ْيةَل ٍ فَ هَّن‬IIَّ ‫ثَاَل َث َم‬ " ‫ ٌد‬II‫و اهَّلل ُ َأ َح‬IIَُ ‫ل ه‬II
‫دل ثُلْ َث‬II‫تع‬
‫ِإ‬
" ‫الْ ُق ْرآ ِن؟‬

Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan


kepada kami Qatr ibnu Basyir, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Maimun Al-
Qurasyi, telah menceritakan kepada kami Yazid Ar-Raqqasyi, dari Anas r.a. yang
mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam)
bersabda: Tidakkah mampu seseorang dari kamu membaca Qul Huwallahu Ahad
sebanyak tiga kali dalam semalam, karena sesungguhnya ia sebanding dengan sepertiga
Al-Qur’an.

Sanad hadis ini daif, tetapi lebih baik daripada sebelumnya.

َّ ‫ َّدثَنَا‬I‫ َح‬،‫ديم‬II‫ ٍر امل ُ َق‬I‫ َّدثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن َأيِب بَ ْك‬I‫ َح‬ : َ‫د‬IIَ ‫قَا َل َع ْبدُ اهَّلل ِ ْب ُن ا َما ِم َأمْح‬
، ٍ ‫ َّحاكُ ْب ُن َم ْخدَل‬I‫الض‬
‫ِإْل‬
‫ ِه‬III‫ َع ْن َأبِي‬،‫بيب‬III‫ ِد اهَّلل ِ ْب ِن ُخ‬III‫ا ِذ ْب ِن َع ْب‬III‫ َع ْن ُم َع‬،‫ عن أس يدُ ابن َأيِب َأ ِس ي ٍد‬،‫دثنا ابن أيب ذئب‬III‫ح‬

23
،‫ ِدي‬I‫ذ ِب َي‬Iَ I‫ فَخ ََر َج فََأ َخ‬،‫ول اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ يُ َصيِّل ِبنَا‬
ُ ‫ فَانْ َت َظ ْراَن َر ُس‬،‫َأ َصابَنَا َطش َو ُظلْ َم ٌة‬ :‫قَا َل‬
‫و َذتَنْي ِ ِح َني‬Iِّ ‫ َوالْ ُم َع‬ " ‫ ٌد‬I‫و اهَّلل ُ َأ َح‬Iَُ ‫ل ه‬Iْ ‫ ُق‬ " " :‫ا َل‬Iَ‫ول؟ ق‬I ُ ُ‫ َما َأق‬ :‫ ُقلْ ُت‬ ."‫ "قُ ْل‬:‫قَا َل‬ . ُّ‫فَ َس َكت‬ ."‫ "قُ ْل‬:‫فَ َقا َل‬
ِ ‫ تَ ْك ِف َك لُك َّ ي َ ْو ٍم َم َّرتَنْي‬، ‫"تُ ْميِس َو ِح َني ت ُْصب ُِح ثَاَل اًث‬.

Abdullah ibnu Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada


kami Muhammad ibnu Abu Bakar Al-Maqdami, telah menceritakan kepada kami Ad-
Dahhak ibnu Makhlad, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Zi'b, dari Usaid ibnu
Abu Usaid, dari Mu'az ibnu Abdullah ibnu Habib, dari ayahnya yang mengatakan
bahwa kami kehausan dan kegelapan di saat kami menunggu Rasulullah (shallallahu
'alaihi wasallam) untuk salat bersama kami. Tidak lama kemudian Rasulullah
(shallallahu 'alaihi wasallam) keluar, lalu memegang tanganku dan berkata,
"Katakanlah!" Lalu beliau diam, dan bersabda lagi, "Katakanlah!" Aku bertanya, "Apa
yang harus kukatakan?" Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: Bacalah
Qul Hnwallahu Ahad dan Mu'awwizatain saat engkau berada di petang hari dan pagi
hari sebanyak tiga kali; itu sudah cukup bagimu sebanyak dua kali setiap harinya.

Imam Abu Daud, Imam Tirmidzi, dan Imam Nasai telah


meriwayatkannya melalui hadis Ibnu Abu Zi-b dengan sanad yang sama. Imam
Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih garib bila ditinjau dari segi jalurnya.

Imam Nasai meriwayatkannya melalui jalur lain dari Mu'az ibnu


Abdullah ibnu Habib, dari ayahnya, dari Uqbah ibnu Amir, lalu disebutkan hal yang
semisal dengan lafaz:

" ‫"يَ ْك ِف َك لُك َّ يَش ْ ٍء‬

Itu dapat menghindarkanmu dari segala sesuatu (yang tidak


diinginkan).

‫ل ْب ُن‬Iُ I‫ َّدثَيِن الْ َخ ِلي‬I‫ َح‬،‫ ْع ٍد‬I‫ث ْب ُن َس‬Iُ ‫ َّدثَنَا ل َ ْي‬I‫ َح‬، ‫ َح َّدثَنَا حْس َُاق ْب ُن ِعيىَس‬ : ُ‫قَا َل ا َما ُم َأمْح َد‬
‫ِإ‬ ‫ِإْل‬
‫ ِه‬I‫ىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي‬I ‫ول اهَّلل ِ َص‬
ُ ‫قَا َل َر ُس‬ :‫ َع ْن تَ ِم ٍمي ادلَّ ِار ِ ّي قَا َل‬، ِ ‫ َع ِن اَأْل ْز َه ِر ْب ِن َع ْب ِد اهَّلل‬،َ‫ُم َّرة‬

24
‫ ومل يكن‬،‫ا ِح َب ًة َواَل َودَل ً ا‬I‫ ل َ ْم يَتَّ ِخ ْذ َص‬،‫اَل هَل َ اَّل اهَّلل ُ َوا ِحدً ا َأ َحدً ا مَص َ دً ا‬ :‫ " َم ْن قَا َل‬: َ ‫َو َسمَّل‬
‫ِإ ِإ‬
"‫ون َألْ َف َألْ ِف َح َسنَ ٍة‬ َ ‫ ُك ِتب هَل ُ َأ ْرب َ ُع‬،‫ َعرْش َ َم َّر ٍات‬،‫هل كفوا أحدا‬

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu


Isa, telah menceritakan kepadaku Lais ibnu Sa'd, telah menceritakan kepadaku Al-
Khalil ibnu Murrah, dari Al-Azhar ibnu Abdullah, dari Tamim Ad-Dari r.a. yang
mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) pernah bersabda: Barang
siapa yang mengucapkan kalimah "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah semata Yang Maha Esa, bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tidak beristri,
tidak beranak, dan tiada sesuatu pun yang setara dengan-Nya " sebanyak sepuluh kali,
maka Allah mencatatkan baginya empat puluh juta kebaikan.

Imam Ahmad dan Al-Khalil ibnu Murrah meriwayatkannya secara


munfarid, tetapi Imam Bukhari dan lain-lainnya menilainya daif sekali.

‫ه ِْل‬I‫ َع ْن َس‬،‫فَاِئ ٍد‬ ‫دثنا َزاَّب ن بن‬II‫ ح‬،‫ َح َّدثَنَا ا ْب ُن لَهِي َعة‬، ‫ َح َّدثَنَا َح َس ُن ْب ُن ُموىَس‬ :‫قَا َل َأمْح َدُ َأيْضً ا‬
‫ " َم ْن‬:‫ا َل‬IIَ‫مَّل َ ق‬II‫ ِه َو َس‬I ‫ىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي‬I ‫ولِ اهَّلل ِ َص‬II‫ َع ْن َر ُس‬،‫ ِه‬II‫ َع ْن َأبِي‬، ّ ِ ‫ا ِذ ْب ِن َأن َ ٍس الْ ُجهَيِن‬II‫ْب ِن ُم َع‬
‫ا َل‬II‫فَ َق‬ ."‫ بَىَن اهَّلل ُ هَل ُ قَرْص ً ا يِف الْ َجنَّ ِة‬،‫ر ٍات‬Iَّ I‫ َعرْش َ َم‬،‫ا‬IIَ‫ َحىَّت خَي ْ ِت َمه‬ " ‫ ٌد‬I‫و اهَّلل ُ َأ َح‬Iَ I‫ل ُه‬Iْ Iُ‫ق‬ " ‫رَأ‬Iَ Iَ‫ق‬
."‫ "اهَّلل ُ َأ ْكرَث ُ َوَأ ْط َي ُب‬: َ ‫فَ َقا َل َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل‬ . ِ ‫ اَي َر ُسو َل اهَّلل‬Iُ ‫ َذ ْن ن َ ْس َت ْكرِث‬ :‫مُع َ ُر‬
‫ِإ‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan
ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada
kami Zaban ibnu Fa-id, dari Sahl ibnu Mu'az ibnu Anas Al-Juhani, dari ayahnya, dari
Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) yang telah bersabda: Barang siapa yang
membaca Qul Huwallahu Ahad sampai akhir surat sebanyak sepuluh kali, maka Allah
akan membangunkan baginya sebuah gedung di dalam surga. Maka Umar berkata,
"Kalau begitu, kami akan memperbanyak bacaannya, wahai Rasulullah." Rasulullah
(shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: (Pemberian) Allah jauh lebih banyak dan jauh
lebih baik.

25
Imam Ahmad meriwayatkannya secara munfarid.

‫ َواَك َن ِم َن‬ :‫قَا َل ادلَّ ِار َم ُّي‬-‫ َحدَّ ثَنَا َأبُو ُع َق ْيلٍ َزه َْر ُة ْب ُن َم ْع َب ٍد‬،ُ‫ َح َّدثَنَا َح ْي َوة‬، َ‫ َح َّدثَنَا َع ْبدُ اهَّلل ِ ْب ُن يَ ِزيد‬ :‫َو َر َوا ُه َأبُو ُم َح َّم ٍد ادلَّ ا ِر ِم ُّي يِف ُم ْسنَ ِد ِه فَ َقا َل‬
ُ ‫ بَىَن اهَّلل ُ هَل‬،‫ َعرْش َ َم َّر ٍات‬ " ‫قُ ْل ه َُو اهَّلل ُ َأ َح ٌد‬ " ‫ " َم ْن قَ َرَأ‬I:‫َأ َّن نَيِب َّ اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ قَا َل‬ :‫َأن َّ ُه مَس ِ َع َس ِعيدَ ْب َن الْ ُم َسي َّ ِب ي َ ُقو ُل‬-  ِ‫اَأْلبْدَ ال‬
‫فَ َقا َل‬ ."‫ور يِف الْ َجنَّ ِة‬
ٍ ‫ َو َم ْن قَ َرَأهَا ثَاَل ِث َني َم َّر ًة بَىَن اهَّلل ُ هَل ُ ثَاَل ثَ َة قُ ُص‬،‫ َو َم ْن قَ َرَأهَا ِعرْش ِ َين َم َّر ًة بَىَن اهَّلل ُ هَل ُ قَرْص َ ْي ِن يِف الْ َجنَّ ِة‬،‫قَرْص ً ا يِف الْ َجنَّ ِة‬
" َ ‫ "اهَّلل ُ َأ ْو َس ُع ِم ْن َذكِل‬I: َ ‫ َذا ِل ُت ْكرُث ْ قُ ُص ُوراَن ؟ فَ َقا َل َر ُسو ُل اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل‬ :‫مُع َ ُر ْب ُن الْخ ََّط ِاب‬
‫ِإ‬

Imam Abu Muhammad Ad-Darimi meriwayatkannya di dalam kitab


musnadnya; untuk itu ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdullah
ibnu Yazid, telah menceritakan kepada kami Haiwah, telah menceritakan kepada kami
Abu Aqil ibnu Ma'bad yang menurut Imam Ad-Darimi ia adalah seorang Wali Abdal,
bahwa ia pernah mendengar Sa'id ibnul Musayyab mengatakan bahwa sesungguhnya
Nabi Allah (shallallahu 'alaihi wasallam) pernah bersabda: Barang siapa yang membaca
Qul Huwallahu Ahad sebanyak sepuluh kali, maka Allah akan membangunkan baginya
sebuah gedung di dalam surga. Dan barang siapa yang membacanya sebanyak dua
puluh kali, maka Allah akan membangunkan baginya dua buah gedung di dalam surga.
Dan barang siapa yang membacanya sebanyak tigapuluh kali, maka Allah akan
membangunkan baginya tiga buah gedung di dalam surga. Maka Umar ibnul Khattab
berkata, "Kalau begitu, kami akan memperbanyak." Rasulullah (shallallahu 'alaihi
wasallam) bersabda: (Pemberian) Allah jauh lebih lapang daripada itu.

Hadis ini mursal predikatnya jayyid (baik)

‫ ع َْن‬، ٍ ‫ ع َْن َأن َ ُس ْب ُن َماكِل‬،‫ أَ ْخرَب َ تْيِن ُأ ُّم َك ِث ٍري اَأْلن َْص ِاري َّ ُة‬،‫ َأ ْخرَب َ يِن ُم َح َّم ٌد الْ َع َّط ُار‬،‫ُوح ْب ُن قَي ٍْس‬
ُ ‫ َحدَّ ثَيِن ن‬، ّ ٍ ‫ َحدَّ ثَنَا نَرْص ُ ْب ُن عَيِل‬ : ‫قَا َل الْ َحا ِفظُ َأبُو ي َ ْعىَل‬
ُ ‫ ُذن‬ .ُ ‫مَخ ْ ِس َني َم َّر ًة غُفرت هَل‬ " ‫قُ ْل ه َُو اهَّلل ُ َأ َح ٌد‬ " ‫ " َم ْن قَ َرَأ‬:‫َر ُسولِ اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ قَا َل‬
"‫ُوب مَخ ْ ِس َني َسنَ ًة‬

Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan


kepada kami Nasr ibnu Ali, telah menceritakan kepadaku Nuh ibnu Qais, telah
menceritakan kepadaku Muhammad Al-Attar, telah menceritakan kepadaku Ummu
Kasir Al-Ansariyah, dari Anas ibnu Malik, dari Rasulullah (shallallahu 'alaihi
wasallam) yang telah bersabda:  Barang siapa yang membaca Qul Huwallahu Ahad
sebanyak lima puluh kali, Allah memberikan ampunan baginya dosa-dosa selama lima
puluh tahun.

26
Sanad hadis berpredikat daif.

‫قُ ْل‬ " :‫ " َم ْن قَ َرَأ يِف ي َ ْو ٍم‬: َ ‫قَا َل َر ُسو ُل اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل‬ :‫ ع َْن َأن َ ٍس قَا َل‬،‫ َح َّدثَنَا اَث ب ٍِت‬،‫ون‬ ٍ ‫ َح َّدثَنَا َحامِت ُ ْب ُن َم ْي ُم‬،ِ‫ َح َّدثَنَا َأبُو َّالربِيع‬ : ‫قَا َل َأبُو ي َ ْعىَل‬
"‫ون عَلَ ْي ِه َد ْي ٌن‬
َ ‫ َك َت َب اهَّلل ُ هَل ُ َألْ ًفا َومَخ ْ َس ِماَئ ِة َح َسنَ ٍة اَّل َأ ْن يَ ُك‬،‫ ِماَئيَت ْ َم َّر ٍة‬ " ‫ه َُو اهَّلل ُ َأ َح ٌد‬
‫ِإ‬

Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abur Rabi',


telah menceritakan kepada kami Hatim ibnu Maimun, telah menceritakan kepada kami
Sabit, dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam)
pernah bersabda: Barang siapa yang membaca Qul Huwallahu Ahad dalam sehari
sebanyak dua ratus kali, maka Allah mencatatkan baginya seribu lima ratus kebaikan,
terkecuali jika ia mempunyai suatu utang.

Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengetahui ada


yang meriwayatkannya dari Sabit kecuali Al-Hasan ibnu Abu Ja'far dan Al-Aglab ibnu
Tamim, keduanya saling berdekatan atau sekelas dalam hal buruknya hafalan
keduanya.

‫ ع َْن‬،‫ َحدَّ ثَنَا َع ْبدُ اهَّلل ِ ْب ُن بُ َريدة‬،‫ َحدَّ ثَيِن َماكِل ُ ْب ُن ِمغْول‬،‫ َح َّدثَنَا َزيْدُ ْب ُن الْ ُح َب ِاب‬، ٍ ‫ َحدَّ ثَنَا َع ْبدُ َّالرمْح َِن ْب ُن َخادِل‬ :‫قَا َل الن َّ َسايِئ ُّ ِع ْندَ تَ ْف ِس ِريهَا‬
،‫ يِّن َأ ْسَأكُل َ ِبَأيِّن َأ ْشهَدُ َأ ْن اَل هَل َ اَّل َأن َْت‬،‫اللَّه َُّم‬ :‫ يَدْ عُو ي َ ُقو ُل‬، ‫َأن َّ ُه َد َخ َل َم َع َر ُسولِ اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ الْ َم ْسجِ دَ فَ َذا َر ُج ٌل يُ َصيِّل‬ :‫َأبِي ِه‬
‫ِإ ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫ َو َذا‬،‫ ا ِ ي َذا ُسِئ َل ِبه َأع َْطى‬،‫ لَقَدْ َسَأهَل ُ اِب مْس ِ ه اَأْلع َْظ َم‬،‫ َ"وا ِ ي نَفْيِس ِب َي ِد ِه‬I:‫قَا َل‬ .ٌ‫ َولَ ْم يَ ُك ْن هَل ُ ُك ُف ًوا َأ َحد‬، ْ ‫ اذَّل ِ ي لَ ْم يَدِل ْ َولَ ْم يُودَل‬، ُ‫الص َمد‬
ِ ‫ذَّل‬ ِ ‫ذَّل‬ َّ ُ‫اَأْل َحد‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
"‫اب‬ َ ‫ُد ِع َي ِب ِه َأ َج‬

Imam Nasai telah mengatakan di dalam tafsir surat ini bahwa telah
menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Khalid, telah menceritakan-kepada
kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepadaku Malik ibnu Magul, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Buraidah, dari ayahnya, bahwa ia masuk ke
dalam masjid bersama Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) Tiba-tiba beliau
menjumpai seorang lelaki sedang berdoa dalam salatnya seraya mengucapkan: Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau demi kesaksianku yang
menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau Yang Maha
Esa, bergantung kepada Engkau segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak
diperanakkan, dan tiada seorang pun yang setara dengan-Nya. Maka Rasulullah
(shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam
genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya dia telah memohon kepada-Nya dengan

27
menyebut asma-Nya yang terbesar, yang apabila dimintakan dengannya pasti  diberi
dan apabila didoakan dengannya pasti diperkenankan.

As-habbus Sunan yang lainnya telah mengetengahkannya melalui


berbagai jalur dari Malik ibnu Magul, dari Abdullah ibnu Buraidah, dari ayahnya
dengan sanad yang sama. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib.

ِ ‫[الْ ُم‬  ‫قَا َل الْ َحا ِفظُ َأبُو ي َ ْعىَل‬


ِ ‫ ع َْن َجا ِب ِر ْب ِن َع ْب ِد اهَّلل‬،‫ ع َْن مُع َ َر ْب ِن نَهْب َ َان ع َْن َأيِب شَ دَّا ٍد‬،‫ َحدَّ ثَنَا بِرْش ُ ْب ُن َمنْ ُصو ٍر‬، ‫ َح َّدثَنَا َع ْبدُ اَأْل ْعىَل‬ :] ُّ ‫وصيِل‬
‫ ِم َن الْ َح َو ِر الْ ِعنيِ َح ْي ُث‬I‫ ُوز ّوج‬،‫ "ثَاَل ٌث َم ْن َج َاء هِب ِّن َم َع ا مي َ ِان َدخَل ِم ْن َأ ِ ّي َأبْ َو ِاب الْ َجنَّ ِة شَ َاء‬: َ ‫ل اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل‬Iُ ‫قَا َل َر ُسو‬ I:‫قَا َل‬
‫ِإْل‬
‫َأ ْو‬ :‫فَ َقا َل َأبُو بَك ٍر‬ I:‫قَا َل‬ ." ‫قُ ْل ه َُو اهَّلل ُ َأ َح ٌد‬ " :‫ َوقَ َرَأ يِف ُدبُ ِر لُك ِّ َصاَل ٍة َم ْك ُتوبَة َعرْش َ َم َّر ٍات‬،‫ َوَأدَّى َديْنًا َخ ِفيًّا‬، ِ ‫ َم ْن َع َفا ع َْن قَا ِتهِل‬ I:‫شَ ا َء‬
ْ ٍ
I"‫ "َأ ْو ْحدَ اه َُّن‬I:‫ل اهَّلل ِ ؟ قَا َل‬Iَ ‫ْحدَ اه َُّن اَي َر ُسو‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬

Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan


kepada kami Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnu Mansur, dari
Umar ibnu Syaiban, dari Abu Syaddad, dari Jabir ibnu Abdullah yang mengatakan
bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) telah bersabda: Ada tiga perkara yang
barang siapa mengerjakannya dengan iman, niscaya ia dapat masuk surga dari pintu
manapun yang disukainya, dan dinikahkan dengan bidadari sesukanya. Yaitu orang
yang memaaf terhadap pembunuhnya; dan membayar utangnya dengan sembunyi-
sembunyi; dan membaca sepuluh kali Qul Huwallahu Ahad seusai tiap salat
fardunya. Maka Abu Bakar bertanya, "Bagaimanakah dengan orang yang hanya
melakukan salah satunya saja wahai Rasulullah?" Rasulullah (shallallahu 'alaihi
wasallam) menjawab, "Berlaku pula bagi orang yang melakukan salah satu (dari
ketiga)nya."

‫ ع َْن‬،‫ ع َْن َأيِب ُأ َما َم َة‬I، ِ ‫ ع َِن الْ َقامِس‬، َ‫ َح َّدثَيِن عَيِل ِ ّ ْب ِن يَ ِزيد‬،‫ َح َّدثَنَا ُم َعا ُذ ْب ُن ِرفَاعَ َة‬،‫ َح َّدثَنَا َأبُو الْ ُم ِغ َري ِة‬ : ُ‫قَا َل ا َما ُم َأمْح َد‬
‫ِإْل‬
،‫ "اَي ُع ْق َب ُة‬I:‫ مِب َ جَن َا ُة الْ ُمْؤ ِم ِن؟ قَا َل‬، ِ ‫اَي َر ُسو َل اهَّلل‬ :‫ فَ ُقلْ ُت‬،‫خذت ِب َي ِد ِه‬
ُ ‫ فَابْ َتدَ ْأتُ ُه فأ‬، َ ‫اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل‬ ‫يت َر ُسو َل اهَّلل ِ َصىَّل‬
ُ ‫لَ ِق‬ :‫ُع ْق َب َة ْب ِن عَا ِم ٍر قَا َل‬
ُ ‫مُث َّ لَ ِق َييِن َر ُس‬ I:‫قَا َل‬ ."‫خ َِطيَئ ِت َك‬
‫ "اَي ُع ْق َب َة ْب َن‬:‫ فَ َقا َل‬،‫ فَابْ َتدَ َأيِن فََأخ ََذ ِب َي ِدي‬، َ ‫ول اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل‬ ‫ وابْ ِك عَىَل‬،‫ْاح ُر ْس ِل َسان ََك َو ِلي ََس ْع َك بي ُتك‬
I: ‫فََأ ْق َرَأيِن‬ :‫قَا َل‬ . َ‫ َج َعلَيِن اهَّلل ُ ِفدَ اك‬، ‫بَىَل‬ :‫قُلْ ُت‬ I:‫قَا َل‬ ." ‫ َوالْ ُق ْرآ ِن الْ َع ِظ ِمي؟‬،‫ َو َّالزبُو ِر‬ ،‫ واإلجنيل‬،‫ َأاَّل َأعُ ِل ّ ُم َك َخرْي َ ثَاَل ِث ُس َور ُأ ْن ِزلَ ْت يِف التوراة‬،‫عَا ِم ٍر‬
ْ ‫ اَل تَن ْ َسهُن َواَل ت‬،‫ "اَي ُع ْق َب ُة‬I:‫مُث َّ قَا َل‬ " ‫قُ ْل َأعُو ُذ ب َِر ِ ّب النَّ ِاس‬ " ‫ َو‬ " ‫قُ ْل َأعُو ُذ ب َِر ِ ّب الْ َفلَ ِق‬ " ‫ َو‬ " ‫قُ ْل ه َُو اهَّلل ُ َأ َح ٌد‬ "
‫ُبت لَ ْيةَل ً َحىَّت‬
ُ ‫ مُث َّ لَ ِق‬،‫قَا َل ُع ْق َب ُة‬ .‫ َو َما بِتُّ لَ ْيةَل ً قَطُّ َحىَّت َأ ْق َرَأه َُّن‬I،"‫ "اَل تَن ْ َسه َُّن‬I:‫فَ َما ن َ ِسيهُت ُ َّن ُمنْ ُذ قَا َل‬ I:‫قَا َل‬ I."‫تَ ْق َرَأه َُّن‬
َ ‫ل اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل‬Iَ ‫يت َر ُسو‬

28
‫ َوَأ ْع ِر ْض مَع َّ ْن‬،‫ وأ ْعطِ َم ْن َح َر َمك‬،‫ ِص ْل َم ْن قَ َط َع َك‬،‫ "اَي ُع ْق َب ُة‬:‫فَ َقا َل‬ I. ِ‫ َأ ْخرَب ْ يِن ِب َف َو ِاضلِ اَأْلمْع َ ال‬، ِ ‫ل اهَّلل‬Iَ ‫اَي َر ُسو‬ :‫ فَ ُقلْ ُت‬،‫ فََأخ َْذ ُت ِب َي ِد ِه‬،ُ‫فَابْ َتدَ ْأتُه‬
‫"ظلَ َم َك‬ َ

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul


Mugirah, telah menceritakan kepada kami Mu'az ibnu Rifa'ah, telah menceritakan
kepadaku Ali ibnu Yazid, dari Al-Qasim, dari Abu Umamah, dari Uqbah ibnu Amir
yang mengatakan bahwa ia bersua dengan Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam).,
lain ia memulai salam kepada beliau dan memegang tangannya, kemudian bertanya,
"Wahai Rasulullah, amalan apakah yang dapat menyelamatkan orang mukmin?"
Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) menjawab: "Hai Uqdah, jagalah lisanmu,
jadikanlah rumahmu seakan-akan hias buat dirimu, dan menangislah atus
kekeliruanmu. Uqbah ibnu Amir melanjutkan, bahwa lalu ia bersua lagi dengan
Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) di lain waktu. Maka belilaulah yang memulai
salam kepadanya, lalu beliau memegang tangannya dan bersabda: "Hai Uqbah, maukah
aku ajarkan kepadamu sebaik-baik tiga surat yang diturunkan di dalam Taurat, Injil,
Zabur, dan Al-Qur’anul Azim?” Aku menjawab, "Tentu saja mau, semoga Allah
menjadikan diriku sebagai tebusanmu.” Maka Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam)
membacakan kepadaku Qul Huwallahu Ahad (surat Al-Ikhlas), Qul Auzu Birabbil
Falaq, dan Qul Auzu Birabbin Nas (surat Al-Falaq dan surat An-Nas). Kemudian
Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: Hai Uqbah, jangan engkau lupakan
ketiga surat ini dan janganlah kamu tidur di malam hari sebelum membacanya. Uqbah
mengatakan bahwa setelah itu ia tidak pernah melupakan ketiga surat tersebut sejak
Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam) mengatakan, "Janganlah kamu melupakannya." Dan
ia tidak pernah pula tidur di malam hari melainkan membaca ketiga surat itu. Uqbah
melanjutkan, bahwa lalu ia bersua lagi dengan Rasulullah (shallallahu 'alaihi
wasallam)., maka ia memulai membaca salam dan memegang tangannya lalu bertanya,
"Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang amal-amal yang paling utama."
Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) menjawab: Hai Uqbah, bersilaturahmilah
dengan orang yang memutuskannya darimu, dan berilah orang yang tidak pernah
memberimu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu.

Imam Tirmidzi telah meriwayatkan sebagiannya di dalam kitab Zuhud


melalui hadis Abdullah ibnu Zahir, dari Ali ibnu Yazid, dan ia mengatakan bahwa hadis
ini hasan.

29
Imam Ahmad telah meriwayatkannya melalui jalur lain, bahwa telah
menceritakan kepada kami Husain ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami
Ibnu Abbas, dari Usaid ibnu Abdur Rahman Al-Khas'ami, dari Farwah ibnu Mujahid
Al-Lakhami, dari Uqbah ibnu Amir, dari Nabi (shallallahu 'alaihi wasallam)., lalu
disebutkan hai yang semisal; Imam Ahmad meriwayatkannya secara munfarid.

Imam Bukhari mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami


Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Al-Mufaddal, dari Aqil, dari Ibnu Syihab,
dari Urwah, dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa "Nabi (shallallahu 'alaihi
wasallam) apabila beristirahat di peraduannya di setiap malam, terlebih dahulu beliau
menghimpunkan kedua telapak tangannya, kemudian meniup keduanya setelah
membaca surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, dan surat An-Nas. setelah itu beliau usapkan
kedua telapak tangannya ke bagian tubuhnya yang dapat dicapai oleh kedua tangannya,
yaitu kepalanya dan bagian depan tubuhnya; beliau melakukan ini sebanyak tiga kali.

Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh para pemilik kitab sunnah
melalui hadis Uqail dengan sanad yang sama.

F. Faedah

1 . Setara dengan Sepertiga Alquran


Hal ini berdasarkan hadits,

I‫ف‬Iَ I‫ ْي‬I‫ َك‬I‫و‬Iَ I‫ا‬I‫و‬Iُ‫ل‬I‫ا‬Iَ‫ ق‬I.I» ‫ِن‬I ‫آ‬I‫ر‬Iْ I‫ ُق‬Iْ‫ل‬I‫ ا‬I‫ث‬Iَ Iُ‫ل‬Iُ‫ ث‬Iٍ ‫ةَل‬I‫ ْي‬Iَ‫َأ ىِف ل‬I‫ر‬Iَ I‫ ْق‬Iَ‫ ي‬I‫ن‬Iْ ‫ َأ‬Iْ ‫ مُك‬I‫د‬Iُ I‫ َأ َح‬I‫ز‬Iُ ‫ِج‬I I‫ ْع‬Iَ‫ َأ ي‬I« I‫ َل‬I‫ا‬Iَ‫ ق‬I-‫مل‬I‫س‬I‫ و‬I‫ه‬I‫ي‬I‫ل‬I‫ ع‬I‫ىل هللا‬I‫ص‬I- ِّ ‫َّىِب‬I‫ن‬I‫ل‬I‫ِن ا‬I I‫ َع‬I‫ ِء‬I‫ا‬I‫ َد‬I‫ر‬Iْ َّ‫دل‬I‫ َأ ىِب ا‬I‫ن‬Iْ I‫َع‬
‫ِن‬I ‫آ‬I‫ر‬Iْ I‫ ُق‬Iْ‫ل‬I‫ ا‬I‫ث‬Iَ Iُ‫ل‬Iُ‫ ث‬I‫ل‬Iُ I‫ ِد‬I‫ ْع‬Iَ‫ ي‬I)I‫ ٌد‬I‫ َأ َح‬Iُ ‫هَّلل‬I‫ ا‬I‫و‬Iَ I‫ ُه‬I‫ل‬Iْ I‫ ُق‬I( I« I‫ َل‬I‫ا‬Iَ‫ِن ق‬I ‫آ‬I‫ر‬Iْ I‫ ُق‬Iْ‫ل‬I‫ ا‬I‫ث‬Iَ Iُ‫ل‬Iُ‫ُأ ث‬I‫ر‬Iَ I‫ ْق‬Iَ‫» ي‬.

Artinya: “Dari Abu Darda’ bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Apakah


seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al
Qur’an dalam semalam?’ Mereka mengatakan: ‘Bagaimana kami bisa
membaca seperti Alquran?” Lalu Nabi bersabda: ‘Qul huwallahu ahad
itu sebanding dengan sepertiga Al Qur’an.” (HR Muslim)

2. Akan Mendapatkan Kecintaan Allah SWT

30
Dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW mengutus seorang lelaki
dalam suatu sariyyah (pasukan khusus yang ditugaskan untuk operasi
tertentu). Laki-laki tersebut ketika menjadi imam shalat bagi para
sahabatnya selalu mengakhiri bacaan suratnya dengan ‘Qul Huwallahu
Ahad.’ Ketika mereka pulang, disampaikan berita tersebut kepada
Rasulullah SAW, maka beliau bersabda:

Iَ ‫كِل‬I‫ َذ‬I‫ ُع‬Iَ‫ ن‬I‫ص‬Iْ Iَ‫ ي‬I‫ ٍء‬Iْ ‫ يَش‬I‫ َأِل ِّي‬I‫ ُه‬I‫و‬Iُ‫ ل‬I‫س‬Iَ

Tanyakanlah kepadanya kenapa ia melakukan hal itu?” Lalu


mereka pun menanyakan kepadanya. Ia menjawab,

Iُّ I‫َأ اَن ُأ ِح‬Iَ‫ِن ف‬I Iَ ‫َّر مْح‬I I‫ل‬I‫ ا‬I‫ ُة‬I‫ َف‬I‫ ِص‬I‫ ا‬Iَ ‫َأِل هَّن‬
I‫ ا‬Iَ ‫َأ هِب‬I‫ر‬Iَ I‫ َأ ْق‬I‫ن‬Iْ ‫ َأ‬I‫ب‬

“Karena di dalamnya terdapat sifat Ar Rahman, dan aku senang


untuk selalu membacanya.” Mendengar itu Rasulullah SAW bersabda:

I‫ ُه‬I‫ حُي ِ ُّب‬Iَ ‫هَّلل‬I‫َّن ا‬I ‫ َأ‬I‫ ُه‬I‫ و‬Iُ ‫ رِب‬I‫َأ ْخ‬

“Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah Ta’ala juga


mencintainya.” (HR Bukhari dan Muslim)

3. Membaca Tiga Kali seperti Mengkhatamkan Alquran


Keutamaan surat Al Ikhlas ini merupakan gambaran bahwa
dibaca dalam bilangan tertentu, akan mempunyai pahala orang yang
membaca 30 Juz Alquran.

I‫َّر ًة‬I I‫ َم‬I‫ اَل ِص‬I‫ ْخ‬I‫ ا‬I‫ َة‬I‫ر‬Iَ I‫و‬Iْ I‫س‬Iُ ‫َأ‬I‫ر‬Iَ Iَ‫ ق‬I‫ن‬Iْ I‫ َم‬I: I‫ َل‬I‫ا‬Iَ‫ ق‬I‫َّ ُه‬I‫ َأ ن‬Iَ‫مَّل‬I‫س‬Iَ I‫و‬Iَ I‫ ِه‬I‫ ْي‬Iَ‫ل‬Iَ‫ ع‬I‫هللا‬ Iُ ‫ىَّل‬I‫ص‬Iَ ‫َّيِب‬I‫ن‬I‫ل‬I‫ِن ا‬I I‫ َع‬I‫ ُه‬I‫ ْن‬I‫ َع‬I‫هللا‬ Iُ Iَ ‫يِض‬I‫ر‬Iَ Iٍ ‫ كِل‬I‫ا‬I‫ِن َم‬I I‫ ْب‬I‫س‬Iٍ Iَ‫ َأ ن‬I‫ن‬Iْ I‫ َع‬I‫ي‬Iَ I‫ ِو‬I‫ر‬Iُ
‫ِإْل‬
I‫ِن لُك َّ ُه‬I ‫آ‬I‫ر‬Iْ I‫ ُق‬Iْ‫ل‬I‫َأ ا‬I‫ر‬Iَ Iَ‫ ق‬I‫ا‬I‫َّ َم‬I‫َأَك ن‬IIَ‫ ف‬I‫ت‬Iٍ I‫َّر ا‬I I‫ َم‬I‫ث‬Iَ ‫اَل‬Iَ‫ ث‬I‫ا‬I‫َأ َه‬I‫ر‬Iَ Iَ‫ ق‬I‫ن‬Iْ I‫ َم‬I‫و‬Iَ ‫ِن‬I ‫آ‬I‫ر‬Iْ I‫ ُق‬Iْ‫ل‬I‫ىَث ا‬Iُ‫ل‬Iُ‫َأ ث‬I‫ر‬Iَ Iَ‫ ق‬I‫ا‬I‫َّ َم‬I‫َأَك ن‬IIَ‫نْي ِ ف‬Iَ‫َّر ت‬I I‫ َم‬I‫ا‬I‫َأ َه‬I‫ر‬Iَ Iَ‫ ق‬I‫ن‬Iْ I‫ َم‬I‫و‬Iَ ‫ِن‬I ‫آ‬I‫ر‬Iْ I‫ ُق‬Iْ‫ل‬I‫ ا‬I‫ ِث‬Iُ‫ل‬Iُ‫َأ ث‬I‫ر‬Iَ Iَ‫ ق‬I‫ا‬I‫َّ َم‬I‫َأَك ن‬IIَ‫ف‬

“Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW


bersabda: ‘Barangsiapa membaca surat Al Ikhlas sekali, maka seakan-
akan dia membaca sepertiga Alquran, dan barangsiapa membacanya
dua kali, maka seakan-akan membaca dua pertiga Alquran, dan
barangsiapa membacanya tiga kali, seakan-akan ia membaca AlQuran
seluruhnya.” (HR Anas bin Malik)
31
4. Membaca Sepuluh Kali Akan Dibangunkan Istana di Surga
Ini berdasarkan hadis:

‫َأ‬I‫ر‬Iَ Iَ‫ ق‬I‫ن‬Iْ I‫ َم‬I: I‫ َل‬I‫ا‬Iَ‫ ق‬Iَ‫مًّل‬I‫س‬Iَ I‫و‬Iَ I‫ ِه‬I‫ ْي‬Iَ‫ل‬Iَ‫ ع‬I‫هللا‬
Iُ I‫ َّل‬I‫ص‬Iَ ِّ ‫َّيِب‬I‫ن‬I‫ل‬I‫ِن ا‬I I‫ َع‬Iَ‫مًّل‬I‫س‬Iَ I‫و‬Iَ I‫ ِه‬I‫ ْي‬Iَ‫ل‬Iَ‫ ع‬I‫هللا‬Iُ I‫ َّل‬I‫ص‬Iَ Iْ ‫َّيِب‬I‫ن‬I‫ل‬I‫ ا‬I‫ب‬Iُ I‫ ِح‬I‫ا‬I‫ص‬Iَ ‫يِن‬I‫ ْه‬I‫ َج‬Iْ‫ل‬I‫ ا‬I‫س‬Iَ‫ َأ ن‬I‫ن‬Iُ I‫ ْب‬N‫ ْذ‬N‫ ا‬N‫ َع‬N‫ُم‬
‫ اَي‬Iُ ‫ رِث‬I‫ ْك‬I‫أس َت‬Iْ I‫ا‬I‫ َذ‬I: I‫ب‬I‫ا‬I‫ط‬Iَ Iَ‫خل‬I‫ ا‬I‫ن‬Iُ I‫ ْب‬I‫ر‬Iُ Iَ ‫ مُع‬I‫ َل‬I‫ا‬I‫ َق‬Iَ‫ ف‬I.I‫َّ ًة‬I‫ ن‬I‫ َج‬Iْ‫ل‬I‫ ا‬Iْ ‫ يِف‬I‫ ا‬Iً ‫رْص‬IIَ‫ ق‬Iُ ‫ هَل‬I‫هللا‬
Iُ ‫ىن‬I‫ ب‬I‫ت‬Iَ ‫َّر‬I I‫ َم‬Iَ ‫رَش‬II‫ َع‬I‫ا‬I‫ َه‬I‫ ُم‬Iِ‫ ت‬Iْ ‫ىَّت خَي‬I‫ َح‬I‫ ٌد‬I‫ َح‬I‫ َا‬I‫هللا‬
Iُ I‫و‬Iَ I‫ ُه‬I‫ل‬Iْ I‫ُق‬
‫ِإ‬
I‫ب‬Iُ I‫ ْي‬I‫ َأ ِط‬I‫و‬Iَ Iَ ‫ رَث‬I‫ َأ ْك‬I‫هللا‬
Iُ I: Iَ‫مَّل‬I‫س‬Iَ I‫و‬Iَ I‫ ِه‬I‫ ْي‬Iَ‫ل‬Iَ‫ ع‬I‫هللا‬
Iُ ‫ ىَّل‬I‫ص‬Iَ I‫ هللا‬I‫ ُل‬I‫و‬Iْ I‫س‬Iُ I‫ر‬Iَ I‫ َل‬I‫ا‬I‫ َق‬I‫ ف‬I,I‫ هللا‬I‫ َل‬I‫و‬Iْ I‫س‬Iُ I‫ر‬Iَ

Artinya: “Dari Mu’ădz bin Anas al-Jahni, sahabat Nabi, dari


Rasulullah SAW yag bersabda: ‘Barangsiapa yang membaca ‘qul huwa
allah al-‘ahad hingga menghatamkannya sebanyak sepuluh kali, maka Allah
akan membangunkan untuknya sebuah istana di dalam surga’. Maka berkata
Umar bin Khatab, ‘jika lebih banyak lagi Ya Rasulullah?’, Rasulullah SAW
menjawab: ‘Allah memperbanyak (menambahkannya) dan membaikkan
(membalasnya dengan yang lebih baik).” (HR At Thabrani)

5. Mendapatkan Pengampunan Dosa selama 50 Tahun


Keutamaan surat Al Ikhlas selanjutnya dapat menjadi sarana menghapus
dosa.

Iُ I‫و‬Iَ I‫ ُه‬I‫ل‬Iْ I‫َأ ُق‬I‫ر‬Iَ Iَ‫ ق‬I‫ن‬Iْ I‫ َم‬I: Iَ‫مَّل‬I‫س‬Iَ I‫و‬Iَ I‫ ِه‬I‫ ْي‬Iَ‫ل‬Iَ‫ ع‬I‫هللا‬
I‫ر‬Iَ I‫ َف‬Iَ‫ غ‬I‫َّر ًة‬I I‫ َم‬Iَ ‫ نْي‬I‫ ِس‬Iْ ‫ مَخ‬I‫ ٌد‬I‫ َح‬I‫ َا‬I‫هللا‬ Iُ ‫ ىَّل‬I‫ص‬Iَ I‫هللا‬
ِ I‫ ُل‬I‫و‬Iْ I‫س‬Iُ I‫ر‬Iَ I‫ َل‬I‫ا‬Iَ‫ ق‬I: I‫ َل‬I‫ا‬Iَ‫كِل ِ ق‬I‫ا‬I‫ َم‬I‫ن‬Iُ I‫ ْب‬I‫ ِس‬Iَ‫ َأ ن‬N‫ن‬Nْ N‫َع‬
I‫ ًة‬Iَ‫س ن‬Iَ Iَ ‫ نْي‬I‫ ِس‬Iْ ‫ مَخ‬I‫ب‬Iُ I‫و‬Iْ Iُ‫ ن‬I‫ ُذ‬Iُ ‫ هَل‬I‫هللا‬

Artinya: “Dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah


SAW: ‘Barangsiapa yang membaca ‘qul huwa allahu ‘ahad’ sebanyak
lima puluh kali, niscaya Allah akan mengampuni dosanya selama lima
puluh tahun.” (HR Ad-Darimi 2)

G. Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Muassasah Qurthubah.

Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, Darul Kutub
Al ‘Ilmiyyah.

Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh Musthofa Al ‘Adawi, Maktabah Adh Dhiya’.

Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, terbitan Al Maktab Al Islami.

32
Diangkat dari Khulashatul Atsari Fi Ta’wili Qaulihi Ta’ala Inna A’thainaakal
Kautsar dari Majalah Al-Ashalah Th. V edisi 29, 15 Sya’ban 1421H.
Diterjemahkan oleh Suhaib Singapuri hafidzahullah.
Al-Fawaid Al-Musyawwiq hlm. 253-255
Daqaiqu At-Tafsir (6/311-312)
Al-Wasith Fi Tafsiri Al-Quranil Majid (4/565)
Jami’u Al-Bayan Fi Tafsiri Al-Qur’an (30 : 208-209)
Al-Jami’u Li Ahkamil Qur’an (20/218)
HR Muslim (400) kitab shalat bab hujjatu man qaala al-basmalah ayatun min
awwali kulli surat siwa bara’ah.
HR Bukhari (8/731 – Fathul Bari), kitab at-tafsir bab surat Inna A’thainaakal
Kautsar Al-Muharrar Al-Wajiz Fi Tafsiri Al-Kitabi Al-Aziz (16/372-373)
Tafsiru Al-Quranil Azhim (4/596)
Fathul Bari (8/732)
Daqaiqu At-Tafsir (6/312-313)
Al-Jami’u Li Ahkamil Quran (20/318)
HR Muslim (2300) kitab al-fadhail bab itsbati haudh nabiyyina washfan
Al-Muslim (6/90) [16]. Syarah Shahih Muslim (15/52-53)
https://almanhaj.or.id/2548-tafsir-surat-al-Ikhlas.html
https://www.orami.co.id-5keutamaan-surat-Al-Ikhlas

https://bincangsyariah.com.tafsir-surat-Al-Ikhlas,penegasan-keesaan-Allah

33

Anda mungkin juga menyukai