Anda di halaman 1dari 8

TEMU ILMIAH IPLBI 2015

Reklamasi Kawasan Pesisir Pantai: antara Pelestarian


Lingkungan dan Ekonomi Kawasan
Udjianto Pawitro

KBK Arsitektur dan Perencanaan Kota, Jurusan Teknik Arsitektur FTSP – Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.

Abstrak

Desakan kebutuhan lahan untuk kegiatan pembangunan terutama di kawasan-kawasan yang akan
berubah menuju kawasan perkotaan pada saat sekarang ini mengalami peningkatan sangat pesat.
Pada wilayah di negara-negara yang melakukan kegiatan pembangunan secara intensif, maka lahan
atau tanah menjadi salah satu bagian atau komponen yang dikendalikan harga dan nilainya. Bagi
negara-negara tertentu dengan luas lahan yang sangat terbatas, maka dicari alternative
mengembangan lahan baru melalui kegiatan reklamasi. Kegiatan reklamasi atau pengeringan lahan
dengan cara pengurugan adalah salah satu alternatif yang dimungkinkan guna mendapatkan lahan
atau tanah yang dapat didaya-gunakan untuk kegiatan pembangunan. Namun dalam melakukan
kegiatan reklamasi terdapat prosedur, tata-cara dan teknik mengolahannya sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Pada banyak kasus, kegiatan reklamasi
kawasan pesisir pantai yang banyak muncul pada saat sekarang dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif secara ‘topikal’.
Adapun studi kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah kegiatan reklamasi kawasan pesisir
pantai di tiga lokasi, yaitu : (a) Pantai Loli - Palu, Sulawesi Tengah, (b) Pesisir pantai kota Makassar,
Sulawesi Selatan, dan (c) Pantai Teluk Palu, Sulawesi Tengah. Temuan dalam penelitian ini adalah:
(a) dalam kegiatan reklamasi perlu mengikuti prosedur, tata-cara dan teknik pelaksanaan yang telah
ditetapkan Pemerintah, (b) dalam kegiatan reklamasi kawasan pesisir pantai perlu diperhatikan
sosialisasi, keterbukaan dan peran-serta masyarakat setempat, dan (c) dalam kegiatan reklamasi
kawasan pesisir pantai perlu pula memperhatikan aspek ‘kelestarian lingkungan’ sebagai bagian dari
pembangunan yang berkelanjutan.

Kata kunci : reklamasi, kawasan pesisir pantai, kelestarian lingkungan, ekonomi kawasan

Pendahuluan untuk kegiatam pembangunan perkotaan terus


meningkat pesat. Sehingga dicari alternatif
Pada wilayah-wilayah tertentu dimana terdapat pengadaan lahan atau tanah untuk memenuhi
keterbatasan luas lahan untuk kegiatan pem- kebutuhan kegiatan pembangunan kawasan
bangunan dan untuk pengembangan ka-wasan perkotaan.
kota, maka pada wilayah-wilayah terse-but
dihadapkan pada makin mahalnya harga lahan Desakan akan besarnya kebutuhan lahan untuk
yang masih tersedia guna kegiatan pem- kegiatan pembangunan terutama di kawasan-
bangunan. kawasan yang akan berubah menuju kawasan
perkotaan pada saat sekarang ini mengalami
Beberapa wilayah yang memiliki keterbatasan peningkatan sangat pesat. Pada wilayah di
luas lahan untuk pengembangan kawasan negara-negara yang melakukan kegiatan pem-
perkotaan diantaranya: Singapura, Hong Kong, bangunan secara intensif, maka lahan atau
Macao, Monaco, dsb. Pada wilayah-wilayah tanah menjadi salah satu bagian atau komponen
tersebut, desakan kebutuhan lahan atau tanah yang dikendalikan harga dan nilainya. Karena itu
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | B 147
Reklamasi Kawasan Pesisir Pantai : antara Pelestarian Lingkungan dan Ekonomi Kawasan

nilai dan harga dari lahan atau tanah di kawasan Tujuan Penelitian
tertentu seperti kawasan pusat kota-kota besar
dan kawasan pusat bisnis dijaga secara ketat Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mem-
sesuai dengan peran, fungsi dan posisi/ letaknya bahas tiga sub topik terkait dengan judul utama
yang strategis. Bagi negara-negara tertentu penelitian. Ke tiga sub topik penelitian dimaksud
dengan luas lahan yang sangat terbatas, maka adalah:
dicari alternatif mengembangan lahan baru (a) bahasan tentang kegiatan reklamasi pada
melalui kegiatan reklamasi. kawasan pesisir pantai
(b) aspek kelestarian lingkungan dan kegiatan
Kegiatan reklamasi atau pengeringan lahan ekonomi kawasan, dan
dengan cara pengurugan adalah salah satu (c) membahas studi kasus kegiatan reklamasi
alternatif yang dimungkinkan guna mendapat- pesisir pantai di tiga lokasi penelitian.
kan lahan atau tanah yang dapat didaya-
gunakan untuk kegiatan pembangunan perkota- Adapun studi kasus yang diangkat dalam
an. penelitian ini tiga kegiatan reklamasi kawasan
pesisir pantai di tiga lokasi, yaitu:
Reklamasi pada dasarnya kegiatan atau upaya (a) Pantai Loli di ruas Jalan Donggala di Palu–
yang dilakukan oleh orang/kelompok orang atau Sulawesi Tengah,
pengembang (developer) dengan mengubah (b) Pesisir Pantai kota Makassar–Sulawesi
lahan basah (berupa: kawasan rawa-rawa, Selatan, dan
pesisir pantai, pinggir sungai, pinggir danau, (c) Pantai Teluk Palu–Sulawesi Tengah.
dsb.) dengan cara dikeringkan atau cara di-
timbun, sehingga dihasilkan lahan atau tanah Metode Penelitian
kering yang digunakan untuk kegiatan pem-
bangunan. Namun dalam melakukan kegiatan Dalam penelitian ini digunakan metode analisis
reklamasi terdapat prosedur dan tata cara serta deskriptif secara ‘topikal’ dimana didalamnya
teknik mengolahannya sehingga tidak me- membahas tiga sub topik utama penelitian. Ke
nimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan tiga sub topik bahasan utama penelitian ini
hidup. adalah :
(a) bahasan tentang kegiatan reklamasi pada
Pada banyak kasus, kegiatan reklamasi kawasan kawasan pesisir pantai,
pesisir pantai yang banyak muncul pada saat (b) aspek kelestarian lingkungan dan kegiatan
sekarang dapat dilihat dari berbagai sudut ekonomi kawasan, dan
pandang. Setidaknya terdapat tiga tingkatan (c) membahas studi kasus kegiatan reklamasi
atau level untuk dapat membahas terjadinya pesisir pantai di tiga lokasi penelitian.
kasus-kasus pengembangan kawasan pesisir
pantai dengan cara reklamasi. Telaan Teoritik (Theoretical Review)

Pada tingkatan pertama, kegiatan pengembang- (a) Reklamasi Kawasan Pesisir Pantai
an/pembangunan masih kurang matang dalam
tingkapan kebijakan (policy), tingkatan yang ‘Reklamasi’ dalam istilah Inggris berasal dari
kdua adalah pada aspek langkah-langkah atau kata ‘Reclaimation’ berasal dari kata kerja
prosedur pengembangan kawasan melalui ‘To reclaim’ yang mengandung arti
kegiatan reklamasi, dan tingkatan ke tiga adalah ‘memperbaiki sesuatu yang rusak’. Dalam
pada tata-cara serta teknik pelaksaaan kegiatan istilah Indonesia ‘Reklamasi’ diartikan seba-
reklamasi pada kawasan pesisir pantai. Dari gai suatu kegiatan atau upaya menjadikan
tinjauan atau bahasan tiga tingkatan tersebut tanah (kering) dari pesisir atau lahan
diatas, maka kita dapat mengurai masalah- pinggir pantai. Secara lebih khusus penger-
masalah yang muncul terkait kegiatan reklamasi tian dari ‘reklamasi’ adalah kegiatan atau
dalam pengembangan kawasan pesisir pantai. upaya manusia secara teknologi untuk
B 148 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Udjianto Pawitro
merubah lingkungan alam (sekitar pesisir yaitu pantai (coastal zone) yang umumnya
pantai, danau, sungai, rawa-rawa) menjadi memiliki kualitas lingkungan hidup rendah.
suatu lingkungan buatan atau bentang alam Fenomena ini bukan saja dialami di Indo-
buatan. Dalam kegiatan reklamasi ini terjadi nesia, tapi juga dialami negara-negara maju,
perubahan yang mendasar dari suatu sehingga daerah pantai menjadi perhatian
bentuk lingkungan alami (natural) menjadi dan tumpuan harapan dalam menyelesaikan
suatu bentuk lingkungan buatan dengan penyediaan hunian penduduk perkotaan.
segala konsekuensinya.
Penyediaan lahan di wilayah pesisir dilakukan
Reklamasi’ mempunyai arti sebagai suatu dengan memanfaatkan lahan atau habitat
upaya atau kegiatan memanfaatkan lahan yang sudah ada, seperti perairan pantai,
atau kawasan dengan cara mengeringkan lahan basah, pantai berlumpur dan lain
sehingga lahan atau kawasan tersebut sebagainya yang dianggap kurang bernilai
dapat lebih didaya-gunakan untuk kegiatan secara ekonomi dan lingkungan sehingga
yang lebih bermanfaat. Kegiatan reklamasi dibentuk menjadi lahan lain yang dapat
dapat berupa mengeringkan, memadatkan memberikan keuntungan ekonomi dan ling-
dan menimbun lahan atau kawasan tertentu kungan yang dikenal dengan reklamasi.
sehingga lahan atau kawasan hasil reklama-
si dapat digunakan untuk suatu kegiatan Reklamasi lahan adalah proses pembentukan
yang lebih bermanfaat. Tentu saja dalam lahan baru di pesisir atau bantaran sungai.
melakukan kegiatan reklamasi perlu di- Sesuai dengan definisinya, tujuan utama
perhatikan berbagai aspek pertimbangan, reklamasi adalah menjadikan kawasan berair
sebelum dilakukannya proses perubahan yang rusak atau tak berguna menjadi lebih
lingkungan alami (natural) menjadi bentuk baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut
lingkungan buatan (www.penataanruang/ biasanya dimanfaatkan untuk kawasan
reklamasi-kawasan-pesisir). permukiman, perindustrian, bisnis dan perto-
koan, pelabuhan udara, perkotaan, pertanian,
Tujuan utama dari kegiatan reklamasi serta objek wisata.
kawasan pesisir pantai adalah menjadikan
kawasan berair yang tidak berguna menjadi Reklamasi lahan adalah proses pembentukan
kawasan baru yang digunakan untuk lahan baru di pesisir atau bantaran sungai.
berbagai bentuk kegiatan pembangunan. Sesuai dengan definisinya, tujuan utama
Setelah kegiatan reklamasi dilakukan, maka reklamasi adalah menjadikan kawasan berair
lahan kering yang didapatkan dapat di- yang rusak atau tak berguna menjadi lebih
pergunakan untuk kegiatan dengan fungsi: baik dan bermanfaat. (Djakapermana, 2013).
perumahan, permukiman, sarana-sarana
permukiman,perdagangan(bisnis),perkantor (b) Aspek Pelestarian Lingkungan dan Ekonomi
an, pariwisata, dsb. Pada dasarnya kegiatan Kawasan
reklamasi pesisir pantai adalah kegiatan
yang mengubah wilayah perairan pantai Pemanfaatan sumber daya kawasan pesisir
menjadi wilayah daratan. Secara teknis pantai dengan cara kegiatan reklamasi pada
kegiatan reklamasi mengubah tinggi atau dasarnya melakukan proses perubahan
level muka air laut pada batas-batas bentuk lingkungan dari lingkungan alami
tertentu untuk dikeringkan atau diadakan menjadi lingkungan buatan guna kebutuhan
pengurugan. hidup manusia. Kegiatan reklamasi di-
tempuh atau dilakukan oleh orang atau
(a) Kegiatan Reklamasi dalam Pengembangan kelompok orang yang mempunyai tujuan
Kawasan Pesisir PantaiUntuk mendapatkan utama untuk meningkatkan kawasan ling-
lahan maka kota-kota besar melirik atau kungan alam yang kurang bermanfaat
nengok daerah yang selama ini terlupakan, menjadi lingkungan buatan manusia yang

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015| B 149


Reklamasi Kawasan Pesisir Pantai : antara Pelestarian Lingkungan dan Ekonomi Kawasan

lebih produktif dan bermanfaat. Kegiatan (4) Abrasi Pantai Faktor-faktor yang menye-
reklamasi di satu sisi dapat berdampak babkan terjadinya abrasi pantai, yaitu :
pada meningkatnya kesejahteraan masya-
rakat, yaitu dengan penyediaan lapangan (1) proses alami (karena gerakan gelombang
pekerjaan seperti penyediaan sarana-sarana pada pantai terbuka) dan (2) aktivitas manu-
perumahan, permukiman, perdagangan, sia. Kegiatan manusia tersebut misalnya kegia-
industry hingga pariwisata. Namun di sisi tan penebangan hutan (HPH) atau pertanian di
lain pemanfaatan sumber daya alam secara lahan atas yang tidak mengindahkan konsep
terus menerus dan berlebihan akan me- konservasi telah menyebabkan erosi tanah dan
nimbulkan dampak negatif terhadap ke- kemudian sedimen tersebut dibawa ke aliran
langsungan ekosistem kawasan pesisir sungai serta diendapkan di kawasan pesisir.
pantai .
(5) Konversi Kawasan Lindung ke Penggunaan
Terdapat beberapa masalah yang terjadi Lainnya-Pada saat sekarang ini banyak sekali
dalam proses pembangunan di kawasan terjadi perubahan fungsi atau pergeseran peng-
pesisir pantai di Indonesia diantara nya gunaan lahan, misalnya dari lahan pertani-an
adalah : menjadi lahan industri, perkantoran, dan lain
sebagainya (Landoala, 2013).
(1) Pencemaran Lingkungan-Pencemaran pada
kawasan pesisir pantai adalah masuknya Data-data Lapangan
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya menurun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku
mutu dan/atau fungsinya.

(2) Kerusakan Fisik Habitat-Hal ini terjadi pada


ekosistem mangrove, terumbu karang, dan
rumput laut atau padang lamun. Kebanyakan
rusaknya habitat di daerah pesisir adalah akibat
aktivitas manusia seperti konversi hutan mang- Gambar1: Kondisi Pesisir Pantai Loli di Sulawesi
rove untuk kepentingan pemukiman, pem- Tengah.
bangunan infrastruktur, dan perikanan tam-
bak. Ekosistem lainnya yang mengalami keru-
sakan cukup parah adalah ekosistem terumbu
karang.

(3) Eksploitasi Sumber Daya Secara Berlebihan


Beberapa sumber daya perikanan yang
dieksploitir secara berlebihan (overfishing),
termasuk udang, ikan demersal, palagis kecil,
dan ikan karang. Menipisnya stok sumber daya
tersebut, selain karena overfishing juga dipicu Gambar2: Kondisi Sekitar TPI Pesisir Pantai Kota
oleh aktivitas ekonomi yang baik secara Makassar.
langsung atau tidak merusak ekosistem dan
lingkungan sehingga perkembangan sumber
daya perikanan terganggu.

B 150 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015


Udjianto Pawitro
seperti yang ditentukan dalam turunan Undang-
undang Pengelolaan Lingkungan Hidup.Nomor
32 Tahun 2009. Adanya kegiatan reklamasi
untuk pengembangan kawasan dermaga dan
terminal ini dilakukan oleh dua perusahaan
pengembang yang menurut Direktur Yayasan
Bonebula tidak memiliki UPL. Artinya pada
tingkat prosedur dan tata-cara melaksanakan
kegiatan reklamasi kawasan pesisir pantai,
kasus di pantai Loli ini ada yang diabaikan.

Gambar 3: Kondisi Pantai Teluk Palu di Sulawesi Kasus reklamasi pantai Loli di ruas jalan
Tengah (sumber: www.mongabay.co.id) Donggala–Palu di Sulawesi Tengah ini pada
dasarnya menyangkut konflik dalam dalam hal
Pembahasan gesekan kepentingan dari pihak-pihak terkait
dan dalam prosedur pengelolaan pengembang-
(1) Reklamasi Pantai Loli, Ruas Jalan Donggala– an kawasan. Hampir lima tahun belakangan ini,
Palu, Sulawesi Tengah kawasan ruas jalan Donggala – Palu merupakan
kawasan yang padat dan strategis, dimana
Pantai Loli merupakan pantai yang terletak desakan kepentingan ekonomi kawasan menjadi
didekat ruas jalan antara Donggala dan Palu dan semakin dominan yang diakibatkan adanya
terletak di Kecamatan Banawa di Sulawesi perkembangan kawasan.
Tengah. Bermula pada kegiatan pembabatan
tanaman bakau di sekitar pantai Loli kemudian (2) Reklamasi Pantai Di Pesisir Kota Makassar –
terjadinya kerusakan lingkungan alam sekitar di Sulawesi Selatan
pesisir pantainya. Kondisi kerusakan lingkungan
pesisir pantai ini seringkali menyebabkan ter- Dalam kurun waktu lima belas tahun ke
jadinya kecelakaan pada ruas jalan antara belakang yaitu sejak tahun 2000 hingga saat ini,
Donggala dan Palu. Kegiatan reklamasi pesisir pertumbuhan dari perkembangan kawasan kota
pantai Loli ini terus berkembang sehingga pihak di kota besar Makassar terlihat sangat pesat.
LSM Lingkungan dan masyarakat sekitar merasa Sejak tahun 2007 lalu, kawasan kota Makassar
gram akibat terjadinya degradasi lingkungan dikembangkan menjadi salah satu kawasan
alam sekitar. metropolitan di Indonesia yang dikenal sebagai
kawasan Metropolitan Mamminasata yang meli-
Kegiatan reklamasi pesisir pantai di pantai Loli puti: Kota besar Makassar, kabupaten Maros,
ini dinilai beberapa kalangan telah membawa Gowa dan Takalar. Demikian pula sejak 1995
akibat pada rusaknya lingkungan alam sekitar yang lalu, jumlah penduduk kota besar
terutama habitat mangrove dan terumbu karang. Makassar terlihat meningkat pesat dan salah
Direktur Yayasan Bonebula mengatakan bahwa satu penyebabnya adalah tingkat urbanisasi
laju kerusakan alam lingkungan sekitar kawasan yang cukup pesat. Hal-hal tersbut diatas yang
pesisir pantai di pantai Loli diperkirakan telah menyebabkan terjadinya desakan pada upaya
mencapai 70%. Motive utama dari dilakukannya pengembangan kawasan kota yang semakin
kegiatan reklamasi kawasan pesisir pantai di tinggi dari kota besar Makassar.
lokasi ini adalah untuk pengembangan kawasan
yang sifatnya lebih komersial. (3) Reklamasi Di Teluk Palu, Sulawesi Tengah

Dari pengamatan lapangan bahwa kegiatan Kegiatan reklamasi di pantai Talise di sekitar
reklamasi kawasan pesisir pantai yang dilakukan Teluk Palu.telah berlangsung sekitar bulan
di lokasi ini dianggap telah menyalahi aturan. Januari 2015 yang lalu. Walaupun dalam
Karena para pelaksana reklamasi tidak memiliki perencanaan pengembangan kawasan pantai
UKL/UPL yaitu izin pengelolaan lingkungan
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015| B 151
Reklamasi Kawasan Pesisir Pantai : antara Pelestarian Lingkungan dan Ekonomi Kawasan

Talise oleh pemkot Palu sudah dimulai tahun kepentingan dari pihak-pihak terlibat terkait
2011, baru pada awal 2015 ini kegiatan nyata di dengan pengembangan kawasan dan (f)
lapangan dilakukan melalui kegiatan reklamasi sosialisasi, transparansi dan ada/tidaknya
pantai yang meliputi sekitar 38 Hektar areal pertisipasi masyarakat setempat dalam kegiatan
baru. pembangunan.

Para pemerhati lingkungan hidup di Propinsi Dalam level strategi pencapaian kegiatan
Sulawesi Tengah seperti Yayasan Bonebula, pembangunan perlu untuk diperhatikan tiga hal
mengamati adanya beberapa bentuk kerusakan penting yaitu: (a) peran sosialisasi dari program
lingkungan sekitar kawasan pantai Talise. atau bentuk kegiatan pembangunan yang
Diantaranya adalah: (a)pencemaran pesisir pan- dilakukan terhadap masyarakat luas sekitar
tai akibat kegiatan reklamasi, (b)rusaknya kawasan dengan menganut prinsip: keterbukaan
habitat tanaman mangrove dan trumbu karang, (transparency), (b) penanganan masalah ke-
dan (c)makin rendahnya cadangan ikan yang berlangsungan mata pencaharian dan ke-
ada di sekitar area reklamasi. sempatan kerja bagi masyarakat asli sekitar
kasawan pengembangan, dan (c) ada/tidaknya
Menurut Pemerintah Kota Palu, kawasan keterlibatan dan peran-serta dari masyarakat
seklamasi ini akan dibangun dalam waktu empat local sekitar kawasan dalam kegiatan pengem-
tahun ke depan, dengan direncanakannya bangan kawasan.
sebagai kawasan perekonomian. Berbagai jenis
sarana akan dibangun di areal reklamasi pantai, Kesimpulan
seperti: pusat hiburan dan rekreasi, pertokoan,
dan bangunan apartemen. Pihak pemerintah Kegiatan pengembangan kawasan pesisir pantai
kota Palu-pun menyatakan bahwa kegiatan pada dasarnya dapat dilihat sebagai bentuk
pembangunan kawasan baru ini tidak akan kegiatan pembangunan kawasan yang memiliki
menggusur rumah-rumah penduduk dan juga karakteristik khusus. Dalam pengembangan
tempat usaha yang dilakukan masyarakat kawasan pesisir pantai perlu diperhatikan
sekitar kawasan. Namun dalam perkembangan adanya atau terjadi proses perubahan dari
yang muncul belakangan ini, terlihat derasnya lingkungan hidup alami menjadi lingkungan
kegiatan pembangunan kawasan baru ini seolah buatan bagi berbagai kebutuhan dan kegiatan
lepas dari kondisi dan konteks social-budaya dan hidup manusia. Proses perubahan lingkungan
lingkungan-hidup dari masyarakat sekitar. alam sekitar kawasan pengembangan pada
pokoknya dapat berjalan mulus dan lancer,
Dinamika dalam derap kegiatan pembangunan dapat berjalan dengan adanya kendala atau
di wilayah atau kawasan baru seperti halnya di masalah atau dapat berjalan penuh dengan
kawasan pantai Talise ini perlu setiap saat konflik dan persoalan-persoalan pelik. Sudut
dipantau (dimonitor) terutama oleh wakil dari pandang bagi arsitek atau perencana kawasan
Pemerintah Kota Palu yang bertanggung-jawab hendaknya kegiatan pengembangan kawasan
terhadap pengelolaan kawasan reklamasi. baru di pesisir pantai mestinya dari sudut
Setelah pengamatan lebih detail, persoalan- pandang perencanaan komprehensif.
persoalan yang muncul di sekitar kawasan,
setidaknya meliputi: (a) kegiatan reklamasi Pendekatan perencanaan secara komprehensif
pantai versus kelestarian lingkungan hidup atau yang dikenal sebagai ‘the comprehensive
kawasan sekitar, (b) kesenjangan dan ke- planning approach’ adalah suatu cara atau
cemburuan social dalam proses pengembang-an pendekatan dalam kegiatan perencanaan bidang
kawasan,(c)terkait dengan kesempatan kerja arsitektur maupun perencanaan kawasan ter-
dan perubahan mata pencaharian (baru) bagi masuk kawasan kota yang melibatkan multi-
sebagian besar penduduk asli sekitar kawasan, disiplin ilmu terkait dan membahasnya secara
(d) menyangkut masalah prosedur dan tata-cara utuh menyeluruh. Dalam perencanaan kawasan
pelaksanaan kegiatan reklamasi, (e) konflik secara komprehensif didalamnya memuat
B 152 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Udjianto Pawitro
aspek-aspek: social-politik, social-budaya, social- tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Un-
ekonomi hingga aspek kelembagaan dan peran- dang-undang No.26–tahun 2007 tentang Pe-
serta masyarakat. nataan Ruang, Undang No. 27 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Persoalan-persoalan yang muncul di tingkat pulau Kecil dan Undang-undang No. 01 - Tahun
skala local adalah lebih menyangkut pada 2011 tentang Perumahan dan Permukiman,
beberapa hal-penting yang perlu lebih diperhati- maka sudah cukup lengkap pranata yang
kan, yang didalamnya menyangkut : disediakan Pemerintah Pusat.
(a) peran sosialisasi dan pengenalan terhadap
program/kehiatan pengembangan/pembangun- Untuk kegiatan pengembangan kawasan pesisir
an kawasan yang dilakukan, pantai dengan cara reklamasi, pedoman berupa
(b) makin terbatasnya lapangan kerja bagi Permen PU nomor 40/PRT/2007 tentang
penduduk asli di sekitar kawasan pengembang- Pedoman Perencanaan Ruang Reklamasi Kawas-
an, dan an Pesisir Pantai sudah memadai untuk
(c) masalah-masalah aspek pelestarian lingku- digunakan. Selanjutnya untuk konteks pe-
ngan hidup di sekitar kawasan pengembangan. rencanan dan pengembangan kawasan di ting-
kat Kota/kabupaten, masing-masing Dinas
Sedang persoalan-persoalan yang muncul Terkait perlu membuat Peraturan/Pedoman Tek-
kemudian di tingkat regional skala kota/ kabu- nis kegiatan Reklamasi khususnya di kawasan
paten adalah menyangkut: pesisir pantai. Dari ke tiga lokasi yang dijadikan
studi kasus perencanaan, masalah-masalah
(a) sosialisasi program pembangunan terkait yang menyangkut cara-teknis kegiatan rekla-
dengan prinsip ‘keterbukaan’ (transparency) masi di kawasan pesisir pantai, tidak begitu
program kegiatan pengembangan kawasan, menjadi persoalan utama. Masalah-masalah
(b) ada/tidaknya atau keterlibatan peran serta yang muncul di kemudian hari lebih pada tingkat
(partisipasi) masyarakat lokal dalam kegiatan kebijakan (policy) dan strategi pencepaian
pengembangan kawasan, serta kegiatan pengembangan kawasan serta prose-
(c) konflik kepentingan dari pihak-pihak terkait dur pelaksanaan dalam pengembangan kawasan.
sehubungan dengan: kualitas lingkungan hidup,
ketersediaan lapangan kerja/keberlanjutan mata Daftar Pustaka
pencaharian dari masyarakat asli sekitar kawas-
an, dan prosedur dan tata-cara teknik Pe- Djakapermana, D.R. (2013): Reklamasi Pantai Sebagai
laksanaan pengembangan kawasan yang sering Alternatif Pengembangan Kawasan, (Artikel),
Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Departemen
kali menyalahi aturan / pedoman.
Pekerjaan Umum – RI, Jakarta.
Sekretariat Negara RI. (2007): Undang-undang Nomor
Tarik menarik antara aspek ‘pelestarian 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
lingkungan’ dan aspek ‘pengembangan eknomi dan Pulau-pulau Kecil, Biro Humas, Jakarta.
kawasan’ pada dasarnya jangan dilihat sebagai Departemen Pekerjaan Umum–RI. (2007): Peraturam
suatu dikotomi, tetapi sebagai ‘suatu spektrum Menteri PU Nomor: 40/PRT/M/2007 tentang
yang beragam’ didalam konsep pembangunan Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan
yang berkelanjutan. Dalam konsep ini terdapat Reklamasi Pantai, Biro Humas Departemen PU–RI,
Jakarta.
keberlanjutan kegiatan pembangunan dari tiga
Hall, Peter, Cs. (2000): Urban Future 21: A Global
aspek utama, yaitu:
Agenda For Twenty-First Century Cities, E and FN
Spoon, Publishing Co., New York, USA.
(a) aspek pengembangan ekonomi, Landoala, T. (2013): Permasalahan Kawasan Pesisir,
(b) aspek kelestarian lingkungan hidup, dan dalam:
(c) aspek social-budaya dalam masyarakatnya. http://jembatan4.blogspot/2013/permasalahan-
kawasan-pesisir.html.
Jika dilihat dalam ranah pranata pembangunan, Landoala, T. (2014): Manfaat dan dampak Reklamasi,
dalam: Http://jembatan4.blogspot/2014/manfaat-
mulai dari Undang-undang No. 22–tahun 2009
dan-dampak-reklamasi.html
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015| B 153
Reklamasi Kawasan Pesisir Pantai : antara Pelestarian Lingkungan dan Ekonomi Kawasan

Rusdianto, E.(2015): Mereka Yang Terimbas


Reklamasi di Pesisir Makasar, dalam: Http:-
//www.mongbay.co.id/2015/07/06/mereka-yang-
terimbas-reklamasi-di-pesisir-makassar/
Udjianto Pawitro, (2012): Peran Perencanaan dan
Desain Arsitektur Dalam Kegiatan Perencanaan
Kota Komprehensif, (Tulisan Ilmiah), Majalah
Ilmiah Tri-Dharma, Kopertis Wilayah IV, Jabar &
Banten,Bandung, Nomor. 05/Tahun XXV/Desember
2012.
Http://yayasanbonebula.blogspot.com/2010/10/reklam
asi-pantai-loli-kembali-disorot.html
Http://www.mongabay.co.id/2014/01/reklamasi-teluk-
palu-dinilai-abaikan-masyarakat-dan-lingkungan/

B 154 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

Anda mungkin juga menyukai