Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Rekan Kerja:
1. Yusandi Santoso
2. Ivan Hartanto
DASAR TEORI
Avometer berasal dari AVO dan meter, “A” untuk ampere, “V” untuk volt, dan “O”
untuk ohm. Jadi, AVOmeter merupakan alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus listrik, tegangan listrik, dan juga hambatan. AVOmeter biasanya
disebut dengan nama multimeter. Bagian-bagian AVOmeter antara lain skala, pointe,
selektor batas ukur, pengaturan posisi jarum 0 ohm, terminal, dan probe.
Arus listrik searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya negatif saja
(tidak berubah dari positif ke negatif atau sebaliknya). Arus listrik searah dikenal dengan
singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya, listrik arus searah ini mengalir ke
satu jurusan saja dalam kawat penghantar, yaitu dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-)
Arus AC
tegangan dan arus yang bolak-balik (Alternating Current atau AC), yang polaritas dan
besarnya berubah dengan pola periodik (siklik) teratur. Tegangan atau arus ac yang paling
umum adalah fungsi sinusoidal dari waktu; ini adalah arus yang biasanya dihasilkan oleh
generator- generator ac dan didistribusikan untuk penggunaan rumah tangga dan industri.
Selain itu, banyak osilator elektronik menghasilkan tegangan ac yang sinusoidal. Sebuah
tegangan sinusoidal bisa dideskripsikan dengan persamaan berbentuk :
Kebanyakan alat yang di pakai untuk mengukur tegangan dan arus listrik
menguunakan D’Arsonval meter seperti gambar dibawah. Alat ini terdiri dari sebuah
koil berpivot yang bisa berotasi dalam medan magnet, yang diletakkan pada sebuah
pegas spiral yang cenderung mengembalikan koil ke posisi keseimbangan tertentu.
Ketika arus listrik melalui koil, medan nagnet memberikan koil perpindahan sudut
hingga torka ini tepat diimbangi oleh torka pemulihan pegas, yang berbanding lurus
terhadap perpindahan sudut.
Jadi besar sudut koil berputar berbanding lurus dengan arus yang melaluinya. Dengan
menambahkan pointer dan skala kita mendapatkan sebuah alat pengukur arus.
PRINSIP KERJA
Langkah Percobaan
Arus DC
1. Pengukuran tegangan
Dengan fungsi voltmeter diset ke DC +, dan switch range tegangan diset pada 50
V, sentuhkan kontak probe ke ”common” atau ”ground” dari meter dan sesuaikan
meter ke nol menggunakan kontrol zero
Susunlah sirkuit seperti gambar yang tampak dibawah, plug in catudaya, set control tegangan
ke minimum, dan nyalakan. Baca dan catatlah tegangan pada voltmeter untuk tiap posisi knop
control dari tegangan catu daya minimum (2V) hingga maksimum (12V). Sebelum memulai
percobaan pastikan multimeter dalam kondisi benar dengan artian penyesuaian jarum dititik
nol harus tepat. Resistor yang dipakai yaiu dengan hambatan 50 ohm dan 500 ohm.
2. Pengukuran arus
Rangkailah sirkuit yang ditunjukkan pada Gambar 1.12 menggunakan multimeter. Set
switch fungsinya ke MA dan switch rangenya ke skala penuh 500 mA, dan nyalakanlah
Cek zero-adjust, lalu nyalakanlah catu daya. Baca dan catatlah arus pada multimeter
untuk tiap posisi kontrol catu daya dari tegangan catu daya minimum (2 V) terus hingga
tegangan catu daya maksimum (12 V). Untuk arus di bawah 150 mA, ulangi pengukuran
pada skala lebih rendah.
Plot grafik arus di berbagai setting sebagai fungsi tegangannya. Apakah data anda be-
rada di atas sebuah garis lurus? Apa yang ditunjukkan hal ini? Bagaimana anda men-
jelaskan penyimpangan dari garis tersebut? Bagaimana anda mungkin meningkatkan
ketepatan pengukuran anda? Dari garis lurus terbaik melalui titik-titik data, tentukanlah
hambatan R = V /I . Bandingkan hasil pengukuran anda dengan nilai nominal
hambatan.
3. Pengukuran hambatan
Lepaskan probe-probe dan atur control zero untuk nol pada skala tegangan. Cek ulang
Ohms adjust dan ulangi. Untuk menentukan nilai resistor yang tak diketahui, hubungkan
resistor di antara probe. Bandingkanlah hasil dengan hasil yang didapatkan dari
pengukuran arus dan tegangan. Cobalah mengukur hambatan pada skala ×1 dan
×1000. Pastikan bahwa puncak atas dan bawah skala disesuaikan untuk tiap range.
Arus DC
1. Pengukuran tegangan
Persiapkan catu daya untuk memberikan tegangan output AC. Ukurlah dengan multime-
ter berapa tegangan yang diberikan catu daya. Catat tegangan yang ditunjukkan oleh
multimeter, kemudian coba ubah skala multimeter dua kali dan catat masing-masing
tegangan yang terbaca dari skala berbeda. Ulangi langkah tersebut 2 kali dengan men-
gubah tegangan input yang diberikan.
2. Control Output
Untuk memeriksa apakah pengukuran tegangan output naik secara linear sesuai output
tegangan dari catu daya, ukurlah tegangan output untuk setiap variasi tegangan output
dari catu daya. Kemudian plot tegangan terukur sebagai fungsi tegangan output catu
daya.
3. Karateristik rectifier
Jika saja rectifier yang kita gunakan mempunyai karakteristik seperti dideskripsikan
di atas, maka pada tiap nilai tegangan rata-rata terrektifikasi akan berbanding lurus
terhadap amplitudo tegangan ac. Dalam kasus itu skala dc dan ac pada meter akan
berbeda dengan sebuah faktor konversi konstan, seperti dibahas sebelumnya. Tetapi,
rectifier tidak pernah sepenuhnya berperilaku ideal demikian. Seringkali, arus berband-
ing lurus terhadap tegangan pada nilai yang cukup tinggi, tapi pada nilai kecil bisa lebih
mendekati berbanding lurus terhadap kuadrat dari tegangan. Pada kasus ini skala ac
pada meter harus dimodifikasi dengan tepat, karena defleksi meter akan tepat dengan
V02 bukan V0 .
Untuk mempelajari karakteristik rectifier, bacalah dari skala beberapa nilai dc dan nilai
ac yang berkesesuaian. Plot nilai dc sebagai fungsi dari nilai ac, dan catatlah wilayah
di mana keduanya proporsional.
Untuk mempelajari hubungan ini dengan lebih detail, plot kembali nilai-nilai ini pada
kertas log-log. Pada kertas log-log, sebuah garis lurus dengan kemiringan satu berke-
sesuaian dengan perbandingan lurus langsung, sedangkan sebuah garis dengan kemiringan
1/2 berkesesuaian dengan ketergantungan ”hukum-kuadrat”. Pada sekitar tegangan be-
rapakah transisi dari ”hukum-kuadrat” ke perilaku linear timbul? Tegangan transisi ini
tergantung pada karakteristik rectifier.
Untuk mengukur arus output dan menentukan impedansi internal dari catu daya, set
kontrol tegangan outputnya ke 12 V. Set switch fungsi pada multimeter ke fungsi pen-
gukuran arus (saat itu Rmeter ≈ 0 ) dan switch range ke 50 mA. Perhatikan
bahwa arus ditentukan oleh tegangan ”sirkuit-terbuka”, yang diukur oleh voltmeter
dengan hambatan internalnya yang sangat tinggi, dan oleh hambatan sirkuit total,
termasuk hambatan internal generator dan hambatan internal sangat kecil dari ammeter.
Dengan kata lain
DATA PENGAMATAN
PERCOBAAN 1 ( Mengukur tegangan )
R= 50Ω
R= 500Ω
4
2
0
0 2 4 6 8 10121416182022242628303234363840424446485052
V hasil
10
8
6
Vcd (v)
4
2
0
0 5 V multimeter (v) 10 15
PERCOBAAN 2 ( Menghitung arus )
8
7
6
5
I (mA)
4
3
2
1 y = -0,6x + 7,05
0
0 2 4 6 8 10 12
V (volt)
10
8
6
I (mA)
4
2
y = -0,53x + 6,62
0
0 2 4 6 8 10 12
V (volt)
PERCOBAAN 3 (Menghitung Resistor dengan Multimeter)
0,14
0,12 y = 0,0397x - 0,0788
0,10
0,08
0,06
I (A)
0,04
0,02
0,00
0 1 2 3 4 5 6
-0,02
-0,04
-0,06
∆V (v)
R=500Ω
1,20
1,00
y = 0,02x - 1E-16
0,80
I (A)
0,60
0,40
0,20
0,00
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00
∆V (v)
PERCOBAAN 5 ( Menghitung tegangan AC )
R=50 Ω
R=500 Ω
1
1 2 4 8
V DC
7
6 y = 1,75x - 1,35
5
4
V AC
3
2
1
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
V DC
PENGELOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA
Percobaan 1
Dalam percobaan 1, voltase yang terbaca di multi meter harus terlebih dahulu dihitung
untuk mendapat nilai tegangan yang sesungguhnya. Rumusnya adalah sebagai berikut
Percobaan 2
Arus dalam percobaan kedua dikonversi dari yang terbaca di multimeter menjadi arus
yang sebenarnya terbaca menggunakan:
𝑨𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒄𝒂
𝑨= 𝒙 𝑺𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂
Percobaan 3
Percobaan ini hanya membuktikan keakuratan multimeter dalam menghitung
hambatan. Dan dikonversi dengan:
𝑹 = 𝑹𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒙 𝑺𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏
Dari yang didapat, terlihat bahwa arus semakin kecil saat hambatan yang digunakan
lebih besar. Dan adanya penurunan dari V1 ke V2 membuktikan adanya tegangan yang
terbuang karena hambatan.
Percobaan DC 5
Dari percobaan ini yang dibaca sama persis dengan percobaan sebelumnya hanya saja
bohlam diganti dengan diode. Maka rumus yang digunakan adalah
I = (V1 - V2)=R1
Data yang didapat adalah dalam bentuk tegangan. Dan dalam percobaan ini, yang
dilihat adalah perbandingan antara tegangan yang terbaca di multimeter dalam AC dan
DC. Yang dibaca adalah tegangan yang dibaca oleh multimeter dalam rangkaian AC
dan DC dengan hambatan 50 ohm dan 500 ohm. Tegangan yang terbaca harus
dikonversi agar mendapat nilai tegangan yang sesungguhnya dengan rumus:
Dari data yang didapat tegangan yang terbaca lebih tinggi didalam AC dibanding
dengan DC.
4. KESIMPULAN
Laporan praktikum ini berhasil dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan
dalam menggumpulkan data dan mengamplikasikannya ke dalam rumus VIR. Alat ukur
multimeter tidak sepenuhnya akurat dalam menentukan ukurannya. Dari kedua jenis arus,
terlihat bahwa tegangan yang dihasilkan oleh AC dan DC berbeda namun tidak signifikan.
Selain itu, terbukti pula bahwa meningkatnya tegangan ada AC berbentuk linear. Dari
percobaan terakhir yang dilakukan, dilihat bahwa pada percobaan sebelumnya, R dari catu
daya sendiri dihiraukan. Meski tidak signifikan dibanding hambatan yang digunakan pada
rangkaian, memasukan hambatan dari catu daya kedalam hitungan akan membuat hasilnya
lebih akurat.