Anda di halaman 1dari 6

Nama : Puji Lestari

Nim : 1820203061
Kelas : MPI.B

SEMINAR PROPOSAL
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan
Propesionalitas Guru Dimasa Pandemi

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pandemic Covid 19 telah banyak membawa perubahan kehidupan bagi seluruh
dunia. Salah satu perubahan yang sangat signitifikan terlihat dari pola pendidikan
yang ada pada saat ini. Proses pembelajaran yang mestinya dilaksanakan secara tatap
muka, sekarang berubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh/daring atau lebih
dikenal dengan istilah “tatap layar”. Pada dasarnya, sistem pembelajaran daring
memang tidak seefektif sistem pembelajaran tatap muka. Apalagi ditengah kondisi
darurat seperti saat ini. Banyak hal yang perlu disiapkan dengan baik dan matang
guna proses pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal, seperti jaringan internet
yang memadai serta kesiapan guru sebagai pengajar yang diharapkan mampu
melaksanakan pembelajaran daring secara optimal.
Dalam pembelajaran daring, guru dituntut untuk mampu mengemas proses
pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di dalam kelas menjadi pembelajaran yang
dilaksanakan melalui perantara “layar”. Tentunya hal ini membawa perubahan
tersendiri bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajarannya selama masa
pandemic covid 19 saat ini. Dimana guru harus merancang dan menyusun sistem
pembelajaran yang dimulai dari penyusunan RPP yang berbasis pembelajaran secara
daring, memilih strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi serta
kondisi siswa-siswanya, serta pembinaan yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka
mempersiapkan dan mematangkan guru dalam melaksanakan pembelajaran daring
tersebut. Selain itu, dimasa-masa siswa melaksanakan proses pembelajaran dari
rumah, sekolah juga harus menjalin hubungan dan komunikasi yang erat dengan pihak
orang tua siswa; mengingat saat anak-anak belajar dirumah, maka orang tua juga
memiliki peran penting dalam membimbing anak untuk menyelesaikan dan
mengerjakan tugas yang diberikan. Singkat kata, kesuksesan pembelajaran secara
daring selama pandemic covid 19 ini tergantung pada kerja sama dan kedisiplinan
semua pihak, baik itu orang tua, sekolah dan masyarakat. Dalam Undang-Undang
Nomor 14 tahun 2005, dikatakan bahwa:
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah”.
Berdasarkan pada ketentuan yang telah diatur dalam Undang-Undang tersebut
maka, sudah sangat jelas bahwa sebagai tenaga pendidik yang profesional, guru harus
memiliki kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan yang telah diprasyaratkan
dalam ketentuan yang berlaku. Maka seiring itu Arifin mengatakan bahwa guru itu
dikatakan profesional/tidak dapat dilihat apabila guru mempunyai: 1). dasar ilmu
pengetahuan yang kuat (latar belakang pendidikan) sebagai pengejawetan terhadap
teknologi dan ilmu pengetahuan, 2). Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset
dan praksis pendidikan bukan merupakan konsep-konsep belaka, 3). Kematangan
profesional berkesinambungan, 4). Memiliki kepribadian matang dan berkembang, 5).
Keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi. Semua
aspek tersebut merupakan aspek satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dan
ditambah dengan usaha lain yang ikut mempengaruhi perkembangan profesi guru
menuju kematangan profesionalisme.1
Oleh karena itu, guru selalu dituntut untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitasnya dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai
dengan kurikulum yang berlaku. Terlebih pada masa pandemi Covid 19 saat ini, guru
dituntut untuk mampu merencanakan, melaksanakan dan melakukan penilaian
terhadap pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring yang diberikan kepada
siswa. Selain itu, guru juga harus menjalin kerjasama dengan kepala sekolah selaku
pemimpin pendidikan yang ada di sekolah serta supervisor yang dapat memberikan
bantuan secara profesional dalam rangka membimbing dan membina guru untuk
meningkatkan dan mengembangkan profesionalitasnya dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
Dalam perannya sebagai supervisor, kepala sekolah merupakan mitra kerja
guru dalam mewujudkan pembelajaran dan mencapai tujuan pendidikan secara

1
Arifin, Profesionalisme Guru sebagai Wacana dalam Reformasi Pendidikan,(Yogyakarta:Symposium
Nasional Pendidikan di Universitas Gajah Mada,2000), hal.24.
optimal. Hal itu, sependapat dengan yang dikatakan oleh Masaong, bahwa supervisor
berkewajiban mengembangkan kemampuan profesional guru sebagai human
resources dalam pembelajaran, sehingga secara sederhana dapat dikatakan bahwa
supervisor berfungsi sebagai ‘gurunya guru’. Supervisor memiliki kewajiban untuk
memberikan pembinaan secara profesional kepada guru dalam rangka memperbaiki
proses pembelajaran serta peningkatan kualitas pembelajaran ke arah yang lebih
optimal. 2
Dimana layanan pembinaan yang dilakukan oleh supervisor harus
dilaksanakan secara kontinyu dan berkesinambungan dengan program yang terarah
dan sistematis sesuai dengan kebutuhan guru di sekolah terlebih di saat pandemi
Covid 19 saat ini. Dalam pemberian layanan pembinaan profesional tersebut,
supervisor dan guru harus membangun kesepakatan kualitas pembelajaran yang
diinginkan sehingga layanan pembelajaran dapat lebih baik dan mengalami
peningkatan secara terus menerus. Untuk menjamin kualitas layanan pembelajaran
tetap terjaga, maka supervisi menjadi hal yang penting dalam memberikan bantuan
secara profesional kepada guru. Pada hakikatnya supervisi mengandung beberapa
kegiatan pokok, yaitu pembinaan yang kontinyu, pengembangan kemampuan
profesional personel, perbaikan situasi proses belajar mengajar, dengan sasaran akhir
pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik 3. Dengan kata
lain, dalam supervisi ada proses pelayanan untuk membantu atau membina guru-guru.
Pembinaan ini menyebabkan perbaikan atau peningkatan kemampuan profesional
guru, kemudian selanjutnya di transfer ke dalam perilaku mengajar sehingga tercipta
situasi pembelajaran yang lebih efektif dan pada akhirnya dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik.
Maka dapat dikatakan untuk meningkatkan profesionalitas guru tidak lepas
dari peran kepala sekolah sebagai educator, manager, administrator, supervisor,
leader, entrepreneur, dan climator maker. Mengingat kepala sekolah mempunyai
peranan yang sangat strategis sebagai supervisor maka ia adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap kesuksesan sekolah yang dipimpinnya. Oleh karena itu
berpijak dari permasalahan diatas maka perlu dilakukan solusi salah satunya adanya

2
Abd Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru,
(Bandung:Alfabeta,2013), hal.8.
3
Sri Azyanti, Motivasi Kepala Sekolah, (Pontianak;Yudha English Gallery, 2018), hal.12.
peran kepala sekolah sebagai supervisor terhadap peningkatan dan kematangan
profesionalitas guru.

B. LANDASAN TEORI
1. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Sekolah sebagai satuan unit terkecil pendidikan harus senantiasa mampu
mengikuti perkembangan zaman terutama di era pandemic covid 19 seperti saat ini.
Jangan sampai tercipta suatu kondisi dimana sekolah hanyalah merupakan lembaga
formalitas, bukan sebagai agen pembaharu, transmitter dan mandiri. Melihat
perkembangan seperti sekarang ini yang semakin cepat sekolah harus senantiasa up to
date dalam menyikapi perubahan seperti sekarang. Adaptasi dan penyesuaian sekolah
terhadap perubahan lingkungan fisik dan pendidikan perlu bimbingan dan binaan.
Supervisi bertujuan meningkatkan kualitas dan kinerja dengan bimbingan dan bantuan
kematangan professional guru dan lembaga akan senantiasa bisa dijaga dan
ditingkatkan. Jadi dalam hal ini peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam proses
pengelolaan pendidikan memduduki peranan yang penting.
Secara etimologis supervisi berasal dari bahasa inggris, to supervise,
“mengawasi” dalam Merriam Webster Colligiate Dictionary disebutkan bahwa
supervisi adalah a critical watching and directing. Lebih lanjut Piet A, Sahertian
mendefinisikan supervisi sebagai suatu layanan kepada guru-guru baik secara
individual maupun kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Jelaslah
supervisi merupakan suatu bentuk bimbingan professional dalam rangka perbaikan
suasana belajar melalui guru-guru4.
Supervisi berjalan ketika pertama kali guru direkrut sampai dengan ia
dipensiunkan. Berawal dari proses orientasi pegawai baru dikenalkan dengan segala
bentuk informasi yang berkaitan dengan kelembagaan, pekerjaan, dan pengembangan
diri. Ketika ia sudah melewati masa orientasi masuk tahapan bekerja yang
sesungguhnya, proses supervisi terus dilakukan. Kinerja semua aspek sepak terjang
guru dipantau, dinilai dan ditindak lanjut, dan dikembangkan sampai akhirnya ia
sampai ke fase klimaks pekerjaan pensiun.
Kepala sekolah menduduki posisi yang sangat strategi di dalam pencapain
keberhasilan suatu sekolah dan berperan sebagai edukator, manajer, administrasi dan

4
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervise Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan Sumber
Daya Manusia, (Jakarta:Rineka Cipta,2000), hal.19.
supervisor yang sering disingkat EMAS. Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas
memberikan bimbingan bantuan dan pengawasan dan penilaian pada masalah-
masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggara dan pengembangan
pendidikan, pengajaran yang berupa perbaikan program pengajaran dan kegiatan
pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih
baik.
Ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh supervisor dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, human relation, administrasi dan evaluasi. Kunci
sukses pembimbingan dan bantuan professional guru-guru terletak pada proses
interaksi antar sesama. Komunikasi efektif merupakan media keterampilan human
relation. Pesan perlakuan professional sehebat apapun tidak akan sampai jika pesan
tersebut tidak sampai secara efektif ke guru-guru. Pesan akan sampai ke communican
jika proses interaksi baik langsung maupun tidak langsung terjadi.
Kemampuan administratif alat penting dalam mengelola lembaga agar bisa
berjalan dengan baik mencapai tujuan pendidikan. Seorang supervisor harus memiliki
kemampuan bagaimana merencanakan, mengorganisir personel dan sumber daya
lainnya, menggerakkannya serta mengawasinya. Tanpa itu semua, semua modal
pendidikan akan terbuang, mubadzir. Supervisor adalah seorang pemimpin, dia harus
tahu apa yang harus dilakukan untuk membawa orang-orang dan lembaga dalam
rangka pencapaian tujuan.
Kemampuan evaluasi diperlukan berkaitan dengan peran supervisor itu sendiri
sebagai pembimbing dan pembantu pertumbuhan profesionalitas guru-guru. Untuk
mampu membimbing dan membantu diperlukan informasi dan bahan-bahan yang
tepat mengenai akar permasalahan yang ditemui guru-guru. Untuk itu kemampuan
evaluasi amat sangat diperlukan. Mana mungkin seorang supervisor mampu
memberikan bantuan professional bagi guru-guru jika ia tidak memiliki sumber daya
yang efektif untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru-guru.
2. Profesionalitas Guru
Pada dasarnya pembangunan adalah proses modernisasi yaitu menumbuhkan
kecenderungan berpikir professional. Profesionalitas adalah suatu proses perubahan
dalam status pekerjaan yang non profesi kearah profesi yang sesungguhnya 5. Maka
konsep profesionalisasi dapat dipakai untuk menunjukkan kepada suatu proses yang

5
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Profesionalitas Tenaga Pendidik, (Jakarta:Direktorat Pendidikan
Menengah Umum, Dirjen Dikdasmen,2000), hal.47.
dinamis dimana pekerjaan-pekerjaan itu mengubah sifat-sifatnya yang esensial kearah
suatu profesi sesungguhnya. Profesionalisasi guru harus dimulai sejak calon guru
masih dalam tahap permulaan. Guru yang professional yaitu guru yang secara
mendalam tahu tentang apa yang diajarkan, cakap dalam mengajar secara efektif dan
efisien serta guru tersebut berkepribadian mantap6.
Profesionalisme guru adalah kemampuan guru berhubungan dengan
kemampuan, sikap dan juga keterampilan di dalam mendidik dan mengajar yang
didalamnya termasuk kemampuan memahami siswa. Untuk meningkatkan
profesionalisme guru harus melakukan kegiatan yang berupa: pendidikan, proses
belajar mengajar, dan pengembangan profesi.
3. Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Meningkatkan
Profesionalitas Guru di Masa Pandemi
Kepala sekolah merupakan figur central yang berperan penting dalam
mengelolah dinamika perubahan yang terjadi akibat pandemic covid 19, baik pada
aspek manajemen maupun aspek profesionalitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan perubahan paradigma dan metodologi yang relevan dengan
situasi saat ini. Peranan kepala sekolah bukan hanya seorang akumulator yang
mengumpulkan aneka ragam potensi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik, melainkan sebagai konseptor managerial yang bertanggung jawab pada
keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan disebuah satuan pendidikan.
Keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan pada akhirnya mengejawantahkan
peran penting kepala sekolah adalah sebagai supervisor untuk meningkatkan
profesionalitas guru sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan
hasil pembelajaran sebagaimana ditegaskan dalam konsep-konsep supervisi
pendidikan. 7

6
E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung:Remaja Rosdakarya,2005), hal.23.
7
Jamaludin Dkk, Belajar dari Covid-19:Persfektif Sosiologi, Budaya, Hukum, Kebijakan dan Pendidikan,
(Medan:Yayasan Kita Menulis,2020), hal.150.

Anda mungkin juga menyukai