"Saya sudah perintahkan agar BUMN yang terlibat dalam proyek [infrastruktur]
itu bekerja sama dengan swasta," kata Jokowi.
Presiden mengharapkan ibu kota baru akan berdiri dan berjalan dalam 15 hingga
20 tahun. "Kalau bukan karena pandemi, itu akan lebih cepat," tambahnya.
Proyek ini diperkirakan menelan biaya Rp 466 triliun (US $ 32,7 miliar) yang hanya
19 persen berasal dari APBN, sisanya berasal dari sektor swasta dan investor
asing.
Ibu kota baru akan menempati 256.000 hektar di Kabupaten Penajam Paser
Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur, dan diperkirakan akan
menghilangkan sebagian tekanan dari Jakarta, yang saat ini berfungsi sebagai
pusat administrasi dan pusat bisnis negara.
Jokowi menegaskan pada pengarahan hari Rabu bahwa pemindahan ibu kota
negara ke Kalimantan akan menciptakan budaya kerja baru di birokrasi.
“Kami tidak hanya akan pindah ke sana secara fisik, tetapi saya berharap kami
akan memiliki nilai-nilai baru dan etos kerja baru,” katanya.
"Kita bisa bekerja lebih efisien," kata Presiden seraya menambahkan bahwa
pegawai pemerintah juga akan mendapat manfaat dari udara segar dan
lingkungan hijau di sekitar ibu kota baru.