OLEH :
NIM : 21117080
2020
VENTILATOR MEKANIK
A. DEFINISI
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau
seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.Ventilator mengirimkan
gas ke paru-paru dengan menggunakan tekanan positif pada tingkat tertentu. Jumlah
gas yang disampaikan dapat dibatasi oleh waktu, tekanan atau volume. Lamanya
dapat berjalan oleh waktu, tekanan atau aliran. Tujuan pemasangan ventilator adalah
untuk; (1) Memberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk mempertahankan
ventilasi yang fisiologis, (2) Memanipulasi “air way pressure” dan corak ventilasi
untuk memperbaiki efisiensi ventilasi dan oksigenasi dan (3) Mengurangi kerja
miokard dengan jalan mengurangi kerja nafas.
1. ANATOMI
pernapasan
Nose
Nasal Cavity
Pharynx
Oral Cavity
Right Primary
Bronchus
Larynx
Lungs Trakhea
dengan lapisan faring dan selaput lender. Faring adalah pipa berotot
Efek pada organ lain bisa dilihat dari menurunnya aliran darah ke
hari dan ginjal akibat penurunan curah jantung. Penurunan perfusi pada
ginjal akan mengakibatkan sekresi ADH dan aldosteron sehigga terjadi
retensi natrium dan air, dimana berujung pada eksresi urin yang menurun.1
3. Volume cycled
Ventilator jenis ini dapat menghasilkan volume tertentu yang disesuaikan
dengan kebutuhan penderita. Apabila volume yang ditentukan sudah dicapai,
fase inspirasi akan berakhir. Banyak ventilator untuk pasien dewasa
menggunakan volume-cycled tapi dilengkapi dengan batas sekunder pada
tekanan inspirasi untuk melindungi paru-paru dari barotrauma. Jika tekanan
inspirasi melebihi batas tekanan, siklus mesin berlanjut ke ekspirasi bahkan jika
volume yang dipilih belum disampaikan.
4. Flow cycled
Fase inspirasi akan berganti menjadi ekspirasi ketika aliran udara jatuh ke
level tertentu. Ventilator flow-cycle memiliki sensor tekanan dan aliran yang
memungkinkan ventilator untuk memantau aliran inspirasi pada tekanan
inspirasi yang ditentukan sebelumnya; ketika aliran ini mencapai tingkat yang
telah ditentukan.
1. Paru-Paru
Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub cutis,
emboli udara vaskuler.
Atelektasis/kolaps alveoli diffuse
Infeksi paru
Keracunan oksigen
Jalan nafas buatan: king-king (tertekuk), terekstubasi,
tersumbat.
Aspirasi cairan lambung
Tidak berfungsinya penggunaan ventilator
Kerusakan jalan nafas bagian atas
2. Sistem kardiovaskuler
1. Volume tidal awal 10-15 ml/kgBB, volume ini 50% lebih besar dari ukuran
normal. Tujuannya adalah untuk membuka alveoli yang sempat kolaps atau
atelektasis agar pertukaran gas lebih baik.
2. Frekuensi ditentukan 12-15 menit pada orang dewasa, relatif lebih lambat
untuk mencegah kenaikan rasio VD/VT (volume ruag rugi/volume tidal)
3. Rasio waktu inspirasi : ekspirasi=I/E=1:2 menit
4. Fraksi inspirasi oksigen (FiO2)= 100% selama 15-30 menit
5. Tekanan inflasi < 35-40 cmH2O untuk menegah barotrauma atau goncangan
fungsi kardiovaskular
6. Pemberian volume inspirasi sekitar 2x atau lebih dikenal dengan istilah “sigh”
pada periode tertentu untuk mencegah atelektasis paru. Biasanya tidak
digunakan bila sudah mempergunakan volume tidak yang besar. Setelah 15-
30 menit aplikasi dilakukan, periksa analisis gas darah.
7. Berdasarkan hasil analisis gas darah ditentukan metode ventilasi mekanik
yang akan diberikan, tata kembali parameter tersebut diatas apakah perlu PEP
atau tidak. Setiap perubahan ventilasi mekanik 15-30 menit kemudian periksa
analisis gas darah untuk menilai kondisi yang pantas bagi penderita.1
Mode ventilator
CR/CMV/IPPV (Controlled Respiration/Controlled Mandatory
Ventilation/Intermitten Positive Pressure Ventilation)
SIMV (Syncronized Intermitten Mandatory Ventilation)
ASB/PS (Assisted Spontaneus Breathing/Pressure Suport)
CPAP (Continous Possitive Air Presure)
FiO2: Prosentase oksigen yang diberikan
PEEP: Positive End Expiratory Pressure
Frekwensi nafas
1. Gerakan nafas apakah sesuai dengan irama ventilator
2. Expansi dada kanan dan kiri apakah simetris atau tidak
3. Suara nafas: adalah ronkhi, whezing, penurunan suara nafas
4. Adakah gerakan cuping hidung dan penggunaan otot bantu tambahan
5. Sekret: jumlah, konsistensi, warna dan bau
6. Humidifier: kehangatan dan batas aqua
7. Tubing/circuit ventilator: adakah kebocoran tertekuk atau terlepas
8. Hasil analisa gas darah terakhir/saturasi oksigen
9. Hasil foto thorax terakhir
beberapa strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas.
dengan
bawah.
pernafasan(misalnya penderita
Beberapa faktor risiko dicurigai dapat memicu terjadinya VAP, antara lain:
usia lebih dari 60 tahun, derajat keparahan penyakit, penyakit paru akut atau
kronik, sedasi yang berlebihan, nutrisi enteral, luka bakar yang berat, posisi tubuh
yang supine, Glasgow Coma Scale (GCS) kurang dari 9, penggunaan obat
Jumlah dan tekanan udara yang diberian kepada klien diatur oleh ventilator
(Smith-Temple & Johnson, 2011):
1. Volume tidal (VT): jumlah udara dalam mililiter dalam satu kali nafas,
yang diberikan selama inspirasi. Pengaturan awal adalah 7-10 ml/kg; dapat
ditingkatkan sampai15 ml/kg
4. PEEP: tekanan positif yang konstan dalam alveolus yang membantu alveoli
tetap terbuka dan mencegahnya menguncup dan atelektasis. Pengaturan
PEEP awal biasanya adalah 5 cmH2O. Tetapi dapat juga mencapai hingga
40 cmH2O untuk kondisi seperti sindrom gawat nafas pada orang dewasa
(ARDS). Setiap perubahan yang dilakukan pada pengaturan ventilator
harus dievaluasi setelah 20 sampai 30 menit melalui analisis gas darah
arteri, hasil pengukuran SaO2, atau hasil pembacaan karbon dioksida tidal-
akhir untuk melihat keefektivitasan ventilator
Hal-hal yang perlu dikaji pada psien yang mendapat nafas buatan dengan
ventilator adalah:
1) Biodata
3) Keluhan
Sistem pernafasan
Sistem neurologi
Pengkajian meliputi tingkat kesadaran, adalah nyeri kepala, rasa ngantuk,
gelisah dan kekacauan mental.
Sistem urogenital
Adakah penurunan produksi urine (berkurangnya produksi urine
menunjukkan adanya gangguan perfusi ginjal)
Status cairan dan nutrisi
Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan status
nutrisi dn cairan akan memperberat keadaan. Seperti cairan yang berlebihan dan
albumin yang rendah akan memperberat oedema paru.
Status psycososial
Pasien yang dirawat di ICU dan dipasang ventilator sering mengalami depresi
mental lyang dimanifestasikan berupa kebingungan, gangguan orientasi, merasa
terisolasi, kecemasan dan ketakutan akan kematian.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering terjadi pada pasien yang mendapat bantuan nafas
mekanik/dipasang ventilator diantaranya adalah:
Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan.
Tujuan: Meningkatkan dan mempertahankan status pernafasan: kepatenan jalan
nafas
ANALISA DATA NOC NIC
DO: Dalam waktu 3x24 jam Manajemen jalan nafas
- Dyspnea diharapkan masalah 1. Posisikan pasien
- Gelisah pernafasan dapat teratasi untuk
- Adanya suara dengan kriteria hasil: memaksimalkan
nafas tambahan 1. Frekuensi ventilasi
- Sputum dalam pernafasan dalam 2. Auskultasi duara
jumlah batas normal nafas, catat area
berlebihan 2. Irama pernafasan yang ventilasinya
dalam batas normal menurundan
- Mata terbuka 3. Dipsneasaat adanya suara nafas
lebar istirahat tidak ada tambahan
4. Suaranafas 3. Lakukan
tambahan tidak ada penyedotan
5. Penggunaan otot melalui
bantu moninafas endotrakea atau
tidak ada nasotrakea,
sebagaimana
mestinya
4. Posisikan untuk
meringankan
sesak nafas
5. Monitor status
pernafasan dan
oksigenasi
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi
perfusi
Tujuan: mempertahankan status pernafasan: pertukaran gas (0402)
ANALISA DATA NOC NIC
DO: Dalam waktu 3x24 jam Monitor Pernafasan
- Gelisah diharapkan masalah status 1. Monitor suara
- Dyspnea pernafasan: pertukaran gas nafas tambahan
- Gas darah arteri dapat teratasi dengan seperti ngorok
abnormal kriteria hasil: atau mengi
- Hipoksia 1. Tekanan parsial 2. Monitor saturasi
- Warna kulit oksigen di darah oksigen (mis:
abnormal arteri (PaO2) dalam SaO2, SpO2)
- Somnolen batas normal 3. Auskultasi suara
- Takikardi (040208) nafas, catat area
2. Tekanan parsial dimana terjadi
karbondioksida di penurunan atau
daraharteri (PaCO2) tidakadanya
dalam batas normal ventilasidan
3. PH arteri normal keberadaan
4. Saturasioksigen suaranafas
normal tambahan
5. Keseimbangan dan 4. Catat perubahan
perfusi dalam batas pada saturasi O2
normal volume tidal
akhir CO2, dan
perubahan nilai
analisa darah
5. Monitor sekresi
pernafasan
3. Diagnosa Keperawatan
Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan keletihan otot pernapasan
Tujuan: mempertahankan status pernafasan: ventilasi
ANALISA DATA NOC NIC
DO: Dalam waktu 3x24 jam Bantuan ventilasi
Dyspnea diharapkanmasalah pernafasan 1. Pertahankan
Penurunan dapat teratasi dengan kriteria kepatenan jalan
SaO2 hasil: nafas
Penurunan 1. Penggunaan otot 2. Posisikan untuk
PO2 bantu nafas tidak memfasilitasi
Cortes, G.A., Dries, D.J., Marini, J.J. (2012). Annual Update in Intensive Care and
Emergency Medicine: Position and the Compromised Respiratory System. New
York, Springer.
Fink, M. P., Abraham, E., Vincent, J., Kochanek, P.M. (2005). Textbook of Critical
Care. Philadelphia, Elsevier Saunder.
Grossbach, I., Chlan, L., Tracy, M.F. (2011). Overview of Mechanical Ventilatory Support and
Management of Patient and Ventilator-Related Responses. Critical Care Nurse, 31, 30-
44. doi: 10.4037/ccn2011595.
Hudak C.M. & Gallo B.M. (2010). Critical Care Nursing: A Holistic Approach.
Ignatavicius, D.D. & Workman, M.L. (2006) Medical Surgical Nursing: Critical
Thinking for Collaborative Care. Philadelphia, Elsevier.
Kementerian Kesehatan RI, (2011). Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah
Sakit.
Malbrain, M.L.N.G., Laet, D., Cheatham, M. (2007). Consensus Conference Definitions and
Recommendations on Intra-Abdominal Hypertension (IAH) and The Abdominal
Compartment Syndrome (ACS) -The Long Road to the Final Publications, How Did We Ge
There? Acta Clinica Belgica, 62, Supplement 1, 4