Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I


Program Studi Keperawatan Reg-A1 Semester 4

Dosen Pengampu :

Yofa Anggriani Utama, S.Kep, Ners, M.Kes, M.Kep

Aris Citra Wisuda, S.Kep, Ners, M.Kes, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Rosa Lara Sakti (19.14201.30.06)


Deka Agustin (19.14201.30.08)
Agung Tri Yanto (19.14201.30.18)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA

PALEMBANG 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-nya tentunya penulis
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpa curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di ahirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada allah SWT atas limpahan dan nikmat sehat-nya baik
itu berupah sehat fisik maupun akal pikiran, Sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah tugas Keperawatan Medikal Bedah I dengan judul “Asuhan Keperawatan
Anemia”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Sistem Informasi Keperawatan kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Palembang, 22 Mei 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1

1.3 Tujuan.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAAN

A. Konsep Dasar

2.1 Pengertian Anemia....................................................................................3

2.2 Klasifikasi Anemia.....................................................................................3

2.3 Etiologi Anemia..........................................................................................6

2.4 Patofisiologi Anemia..................................................................................6

2.5 Tanda dan Gejala Anemia..........................................................................8

2.6 Pemeriksaan Diagnostik Anemia................................................................8

2.7 Penatalaksanaan Anemia............................................................................8

2.8 Komplikasi Anemia....................................................................................10

2.9 Pathway Anemia.........................................................................................10

B. Konsep Medis

2.1 Pengkajian Anemia.....................................................................................11

2.2 Diagnosa Keperawatan Anemia.................................................................15


2.3 Intervensi Keperawatan Anemia.................................................................15

2.4 Implementasi Keperawatan Anemia...........................................................18

2.5 Evaluasi Keperawatan Anemia...................................................................20

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................21

3.2 Saran...........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang
dari normal.Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-
wanita.Untuk laki-laki, anemia secara khas ditetapkan sebagai tingkat hemoglobin yang kurang
dari 13.5 gram/100ml dan pada wanita-wanita sebagai hemoglobin yang kurang dari 12.0
gram/100ml.

Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan warna merah yang dikenal pada sel-
sel darah merah dan pada darah. Secara fungsi, hemoglobin adalah senyawa kimia kunci yang
bergabung dengan oksigen dari paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel
seluruh tubuh.Oksigen adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk menghasilkan
energi. Pada saat terjadi anemia transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang
yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan energi.

Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan
sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang berkualitas.
Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari
tempat lain. Anemia pada dasarnya disebabkan oleh :

1. Pengurangan produksi sel darah merah atau hemoglobin, atau


2. Kehilangan atau penghancuran darah.

Selain itu, bermacam-macam penyakit-penyakit sumsum tulang yang luas juga dapat
menyebabkan anemia.Pada pasien dengan gagal ginjal mungkin kekurangan hormon yang
diperlukan untuk menstimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum tulang (bone marrow).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian anemia
2. Bagaimana klasifikasi anemia
3. Bagaimana etiologi anemia
4. Bagaimana patofisiologi anemia
5. Apa tanda dan gejala anemia
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik anemia
7. Bagaimana penatalaksanaan anemia
8. Apa komplikasi anemia
9. Bagaimana pathway anemia
10. Bagaimana pengkajian keperawatan pada klien dengan anemia
11. Bagaimana perumusan diagnosa keperawatan pada klien dengan anemia
12. Bagaimana tindakan keperawatan pada klien dengan anemia
13. Bagaimana implementasi keperawatan pada klien dengan anemia
14. Bagaimana evaluasi keperawatan pada klien dengan anemia

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian anemia
2. Untuk mengetahui klasifikasi anemia
3. Untuk mengetahui etiologi anemia
4. Untuk mengetahui patofisiologi anemia
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala anemia
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik anemia
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan anemia
8. Untuk mengetahui komplikasi anemia
9. Untuk mengetahui pathway anemia
10. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan pada klien dengan anemia
11. Untuk mengetahui perumusan diagnosa keperawatan pada klien dengan anemia
12. Untuk mengetahui tindakan keperawatan pada klien dengan anemia
13. Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada klien dengan anemia
14. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada klien dengan anemia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar

2.1 Pengertian Anemia

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah,
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 2006).

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006).

Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan
patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik
dan informasi laboratorium (So, 2005).

2.2 Klasifikasi Anemia

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis :

1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
defek produksi sel darah merah, meliputi :
A. Anemia aplastik
Anemia aplastik adalah anemia akibat penurunan tingkat sel darah merah yang disebabkan
oleh ketidakmampuan sel induk dalam sumsum tulang belakang untuk memproduksisel-sel baru.
Penyebab :
 agen neoplastik/sitoplastik
 terapi radiasi, antibiotic tertentu
 obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
 infeksi virus (khususnya hepatitis)
Gejala-gejala :

 Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)


 Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan
saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat

B. Anemia pada penyakit ginjal


Anemia pada penyakit ginjal adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi eritropoietin
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin
Penyebab:

Menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin.

Gejala-gejala:

 Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl


 Hematokrit turun 20-30%
 Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi

C. Anemia pada penyakit kronis

Anemia pada penyakit kronis adalah anemia yang terjadi sekuestrasi besi di dalam system
RES karena inflamasi. Sekuestrasi ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dependen besi atau untuk memperkuat aspek imunitas penjamu.

Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi
artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan

D. Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh
sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis, berkurang. yang pada akhirnya pembentukan
hemoglobin (Hb) berkurang.

Penyebab :

 Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi


 Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
 Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid,
dll.)

Gejala-gejalanya :

 Atropi papilla lidah


 Lidah pucat, merah, meradang
 Stomatitis angularis.

E. Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena disebabkan oleh defisiensi asam
folat dan vitamin B12.

Penyebab:

a) Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat

b) Malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik,
infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.

2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi
sel darah merah.

Penyebab :

 Pengaruh obat-obatan tertentu


 Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
 Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
 Proses autoimun
 Reaksi transfusi
 Malaria

Tanda dan gejala :

 Menggigil
 Demam
 Perasaan melayang
 Nyeri punggung dan nyeri lambung
 Penurunan tekanan darah

2.3 Etiologi Anemia

1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)


2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin,
vitamin C dan copper
5. Penyakit Kronik (menahun)
6. Penyinaran
7. Infeksi : hepatitis, cytomedalovirus, malaria, clostridia
8. Genetik
9. Efek fisik : trauma dan luka bakar
10. Obat – obatan dan zat kimia : agen kemoterapi, zat kimia toksik.

2.4 Patofisiologi Anemia

Anemia adalah sebagian akibat produksi sel darah merah yang tidak mencukupi dan
sebagian lagi akibat sel darah merah yang prematur, kehilangan darah, kurang nutrisi dan
herediter. Semuanya ini mengakibatkan gangguan atau kerusakan pada sumsum tulang. Sel darah
merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi seperti pada berbagai kelainan hemolitik.
Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke
jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada perdarahan,
menimbulkan simtomatologi sekunder hipovolemia dan hipoksemia.

Tanda dan gejala yang sering timbul adalah gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardia,
sesak nafas, kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau syok. Takikardia dan bising jantung (suara
yang disebabkan oleh kecepatan aliran darah yang meningkat. Angina (sakit dada), khususnya
pada penderita yang tua dengan stenosis koroner, dapat diakibatkan karena iskemia miokardium.
Pada anemia berat, dapat menimbulkan payah jantung kongestif sebab otot jantung kekurangan
oksigen dengan beban kerja jantung yang meningkat. Dispnea, nafas pendek dan cepat, lelah
waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman O2. Sakit
kepala, pusing, kelemahan dan tinitus (telinga berdengung) dapat menggambarkan berkurangnya
oksigenisasi pada susunan saraf pusat.

Pada anemia yang berat dapat juga timbul gejala saluran cerna yang umumnya berhubungan
dengan keadaan defisiensi. Gejala-gejala ini adalah anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan
stomatitis. Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi, dikenal dengan nama hemolisis,
terjadi bila gangguan pada sel darah merah itu sendiri yang memperpendek hidupnya atau karena
perubahan lingkungan yang mengakibatkan penghancuran sel darah merah. Keadaan dimana sel
darah merah itu terganggu, adalah :

1. Hemoglobinopati : hemoglobin abnormal yang diturunkan misalnya anemia sel sabit.


2. Gangguan sintesis globin, misalnya thalasemia.
3. Gangguan membran sel darah merah, misalnya sterositosis herediter.
4. Defisiensi enzim, misalnya defisiensi G6PD (glucose 6-fosfat dehidogenase).

Infeksi, obat-obatan, kerusakan radiasi, kekurangan nutrisi , penyakit menahun

Mempengaruhi proses erithropoesis

Kegagalan sumsum tulang belakang

Kegagalan pembentukan sel darah merah

Eritrosit menurun

Anemia
2.5 Tanda dan Gejala Anemia

1. Pusing
2. Mudah berkunang-kunang
3. Lesu
4. Aktivitas kurang
5. Rasa mengantuk
6. Susah konsentrasi
7. Cepat lelah
8. prestasi kerja fisik/pikiran menurun
9. Konjungtiva pucat
10. Telapak tangan pucat
11. Anoreksia

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaan darah lengkap meliputi :


1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Retikulosit
4. Bilirubin
5. Eritrosi
6. Trombosit
7. Leukosit.
 Pemeriksaan feses
 Pemeriksaan urine
 BMP hiperplasi pada sumsum tulang
 Rontgen foto cholelithiasis
 Scan liver splan
 Serum vitamin B12

2.7 Penatalaksanaan Anemia


 Secara umum :
1. Pemberian suplemen yang mengandung Zat besi, vitamin B12, dan vitamin-vitamin lain yang
dibutuhkan tubuh.
2. Pada penderita anemia berat bisa dilakukan Transfusi darah
3. Pemberian obat-obatan kortikosteroid yang mempengaruhi sistem imun tubuh
4. Pemberian Eritropoietin, yaitu jenis hormon yang membantu proses hematopoiesis pada
sumsum tulang.
 Secara khusus sesuai klasifikasi anemia :
1. Anemia aplastik :
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif denganantithimocyte
globulin ( ATG ) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika
transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfusi RBC
rendah leukosit dan platelet ( Phipps, Cassmeyer, Sanas & Lehman, 1995 ).
2. Anemia pada penyakit ginjal
Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat
Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk
aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
Dengan pemberian makanan yang adekuat.Pada defisiensi besi diberikan sulfas ferosus 3 x 10
mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 gr %. Pada defisiensi asam folat
diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari.
5. Anemia megaloblastik
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi  disebabkan
oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan
injeksi IM.
Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup
pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
6. Anemia pasca perdarahan ;
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan cairan
intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
7. Anemia hemolitik ;
Dengan pemberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis.

2.8 Komplikasi Anemia

1. Gagal jantung

Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrient dan oksigen

2. parestesia
parestesia adalah sensasi abnormal berupa kesemutan, tertusuk, atau terbakar pada kulit yang
umumnya dirasakan di tangan, kaki, lengan, dan tungkai.
3. Kejang
Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas
neuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral yang berlebihan.

2.9 Pahway Anemia


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANEMIA

2.1. Pengkajian

I. Identitas Klien meliputi : nama, tempat tanggal lahir. Agama, pekerjaan, alamat, suku/bangsa
dan nomor RM.

II. Identitas penangung jawab : nama, alamat, agama, pekerjaan, hubungan dengan klien

III. Riwayat penyakit

1. Riwayat Kesehatan Dahulu


 Klien pernah mendapatkan atau menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi sumsum
tulang dan metabolisme asam folat.
 Riwayat kehilangan darah kronis mis: perdarahan GI kronis, menstruasi  berat(DB), angina,
CHF (akibat kerja jantung berlebihan)
 Riwayat endokarditis infektif kronis.
 Riwayat pielonefritis, gagal ginjal.
 Riwayat TB, abses paru.
 Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, mis: benzene, insektisida, fenil butazon,
naftalen.
 Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan.
 Riwayat kanker, terapi kanker.
 Riwayat penyakit hati, ginjal, masalah hematologi, penyakit malabsorbsi, lanspt: enteritis
regional, manifestasi cacing pita, poliendokrinopati, masalah autoimun.
 Penggunaan anti konvulsan masa lalu / sekarang, antibiotic, agen kemoterapi, aspirin, obat
antiinflamasi, atau anti koagulan.
 Adanya / berulangnya episode perdarahan aktif (DB)
 Pembedahan sebelumnya: splenektomi, eksisi tumor, penggantian katup prostetik, eksisi
bedah duodenum, reseksi gaster, gastrektomi parsial / total.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
 Keletihan, kelemahan, malaise umum
 Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
 klien mengatakan bahwa Ia Depresi
 Sakit kepala
 Nyeri mulut & lidah
 Kesulitan menelan
 Dispepsia, anoreksia
 Klien mengatakan BB menurun
 Nyeri kepala,berdenyut, sulit berkonsentrasi
 Penurunan penglihatan
 Kemampuan untuk beraktifitas menurun
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
 Kecenderungan keluarga untuk anemia.
 Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia congenital.
 Keluarga adalah vegetarian berat.
 Social ekonomi keluarga yang rendah.

IV. Pemeriksaan Fisik

1. Kardiologi
 Kardiomegali , Hepatomegali.
 Edema perifer.
 Takikardi, palpitasi.
2. Pernafasan
 Takipnea, orthopnea, dispnea.
3. Sirkulasi
 TD : peningkatan sistolik dengan diastolic stabil & tekanan nadi melebar, hipotensi postural.
 Bunyi jantung murmur sistolik (DB).
 Ekstremitas: pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa.
 Sclera biru atau putih seperti mutiara.
 Pengisisan darah kapiler melambat.
 Kuku mudah patah dan berbentuk seperti sendok (koilonika) (DB).
 Rambut kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature.
4. Gastrointestinal
 Diare, muntah.
 glositis (peradanagan lidah).
 melena/ hematemesis.
5. Neurologi
 Parastesia.
 Ataksia.
 Koordinasi buruk.
 Bingung.
6. Integumen
 Mukosa pucat,kering.
 Kulit kering.

Analisa Data Dan Masalah Keperawatan

No. Analisa Data Etiologi Masalah

1. DS : Penurunan konsentrasi Gangguan perfusi


 klien mengeluhkan lemah HB dan darah jaringan
 klien mengeluhkan sakit
kepala
 klien mengatakan bahwa
terjadi penurunan urinnya
 klien mengatakan ia sering
merasakan berdebar-debar
 klien mengatakan bahwa
napasnya terasa sesak
DO :
 kulit klien terlihat pucat
 nafas klien cepat
 rambut klien kering, mudah
putus, menipis, tumbuh uban
secara prematur
 Kuku klien mudah patah dan
berbentuk seperti sendok
(koilonika)
 Terdapat Edema perifer pada
klien Membran mukosa klien
tampak kering
 Pada klien Ekstremitas terasa
dingin
2. DS : berkurangnya suplay Intoleransi Aktifitas
 Klien mengatakan bahwa ia oksigen ke susunan
merasakan lemah dan letih saraf pusat
 Klien mengatakan klien
merasa nyeri dan sakit kepala
 Klien mengatakan bahwa
terjadi penurunan semangat
untuk bekerja
 Klien mengatakan bahwa klien
mudah letih saat bekerja
DO:
 Klien terlihat meringis
menahan nyeri
 Klien terlihat lesu, lemah
 Klien terlihat mengatuk, ptosis
Kehilangan tonus otot
 Palpitasi, takikardi,
peningkatan
 TD
 Parastesia, ataksia
3. DS: Kegagalan atau Gangguan Nutisi
 Klien mengeluh sulit menelan ketidakmampuan untuk Kurang dari
 Klien mengeluh tidak nafsu mencerna makanan kebutuhan tubuh
makan Klien menyatakan
mual
 Klien mengeluh mulutnya
terasa nyeri
DO:
 Mukosa Mulut klien tampak
kering dan pecah-pecah
 BB klien menurun
 Klien terlihat lemah
 Kulit klien tampak kering dan
pecah-pecah

2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan konsentrasi HB dan Darah.


2. Intoleransi aktivitas b.d berkurangnya suplay oksigen ke susunan saraf pusat.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kegagalan atau ketidakmampuan
mencerna makanan.

2.3 Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kreteria Hasil keperawatan
1. Gangguan Perfusi Perfusi jaringan 1. Monitor 1. Data dasar
jaringan b.d terpenuhi setelah tendatanda mengetahui
penurunan konsentrasi dilakukan tindakan vital perkembangan
HB dan Darah perawatan. 2. Atur posisi pasien
Kriteria Hasil : dengan kepala 2. Meningkatkan
1. Kulit tidak datar atau pernafasan
pucat tubuh lebih 3. Mempertahan
2. tanda vital rendah kan pasokan
dalam batas 3. Hindari oksigen
normal pergerakan 4. Mengetahui
3. nilai Hb dan yang status
eritrosit dalam berlebihan kesadaran
rentang normal 4. Awasi pasien
kesadaran dan 5. Meningkatkan
tanda-tanda sel darah
terhadap 6. Meningkatkan
penurunan perfusi
kesadaran 7. Menjaga
5. Manajemen keefektifan
terapi tranfusi oksigen
sesuai terapi
6. Pemberian O2
pernasal
sesuai
program
7. Monitoring
keefektifan
suplai O2
2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Ukur vital 1. Data dasar
b.d berkurangnya tindakan sign mengetahui
suplay oksigen ke keparawatan 2. Kaji perkembanga
susunan saraf pusat. selama 3x24 jam penyebab n pasien
klien dapat intoleransi 2. Merencanaka
meningkatkan akti vitas n intervensi
toleransi aktivitas klien secara tepat
dengan kriteria : 3. Latih ROM 3. Imobilisasi
1. Bebas dari bila keadaan yang lama
kelelahan klien akan
setelah memungkinka menyebabka
beraktivitas. n n dekubitus
2. Keseimbangan 4. Ajarkan klien 4. Menghemat
kebutuhan teknik energy
aktivitas dan penghematan 5. Agar tidak
istirahat energi untuk kelelahan
3. Adanya beraktivi tas
peningkatan 5. Tingkatkan
toleransi aktivitas aktivitas klien
sesuai dengan
kemampuan
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Kaji riwayat 1. Mengidentifi
nutrisi kurang dari tindakan nutrisi, kasi
kebutuhan b.d keperawatan termasuk defisiensi,
kegagalan atau selama 3x24 jam makanan menduga
ketidakmampuan klien terpenuhi yang disukai. kemungkinan
mencerna makanan. kebutuhan 2. Observasi dan intervensi
nutrisinya catat masukan 2. Mengawasi
dengan kriteria makanan kalori atau
hasil : klien. kualitas
1. Intake nutrisi 3. Observasi dan kekurangan
adekuat. catat kejadian komsumsi
2. Mual, muntah, mual/muntah. makanan.
anoreksi hilang 4. Timbang BB 3. Gejala GI
Bebas dari setiap hari. dapat
tanda-tanda 5. Berikan menunjukan
malnutrisi. makanan efek anemia
3. Tidak terjadi sedikit tetapi pada organ.
penurunan BB sering atau 4. Mengawasi
makan penurunan
diantara BB atau
waktu makan. efektifitas
6. Bantu hiegene intervensi
mulut yang nutrisi
baik. 5. Makan
7. Kolaborasi sedikit tapi
dengan ahli sering dapat
gizi menurunkan
kelemahan
dan
meningkatka
n pemasukan
juga
mencegah
distensi
gaster.
6. Meningkatka
n nafsu
makan dan
pemasukan
oral.
7. Membantu
dalam
rencana diet
untuk
memenuhi
kebutuhan
individual.

2.4 Implementasi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawtatan


1. Perfusi jaringan in efektif 1. Memonitoring tenda-tanda vital
b/d.penurunan konsentrasi HB dan 2. Mengatur posisi dengan kepala datar
Darah atau tubuh lebih rendah
3. Menghindari pergerakan yang
berlebihan
4. Mengawasi kesadaran dan tanda-tanda
terhadap penurunan kesadaran
5. Memanajemen terapi tranfusi sesuai
terapi Memberikan O2 pernasal sesuai
program
6. Memonitoring keefektifan suplai O2
2. Intoleransi aktivitas b.d berkurangnya 1. Mengukur vital sign
suplay oksigen ke susunan saraf pusat. 2. Mengkaji penyebab intoleransi
aktivitas klien
3. Melatih ROM bila keadaan klien
memungkinkan
4. Mengajarkan klien teknik penghematan
energi untuk beraktivitas
5. Meningkatkan aktivitas klien sesuai
dengan kemampuan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari 1. Mengkaji riwayat nutrisi, termasuk
kebutuhan b.d kegagalan atau makanan yang disukai.
ketidakmampuan mencerna makanan. 2. Mengobservasi dan catat masukan
makanan klien.
3. Mengobservasi dan catat kejadian
mual/muntah.
4. Menimbang BB setiap hari.
5. Memberikan makanan sedikit tetapi
sering atau makan diantara waktu
makan.
6. Membantu hiegene mulut yang baik.
7. Kolaborasikan dengan ahli gizi
2.5 Evaluasi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan


1. Gangguan perfusi jaringan S :
b/d.penurunan konsentrasi HB dan  Klien mengatakan bahwa ia tidak sesak
Darah lagi
 Klien mengatakan bahwa kepalanya
sudah kurang sakit
O:
 Klien tampak tidak sesak napas lagi
 Mukosa klien tampak lembab
A : Masalah teratasi
2. Intoleransi aktivitas b.d berkurangnya S :
suplay oksigen ke susunan saraf pusat  Klien mengatakan adanya peningkatan
semangat untuk bekerja
 Klien mengatakan tidak letih dan lesu
lagi
O:
 Klien tidak tampak letih dan lesu
 Klien tampak ceria
A : Masalah teratasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari S :
kebutuhan b.d kegagalan atau  Klien mengatakan sudah mudah untuk
ketidakmampuan mencerna makanan. menelan
 Klien mengatakan adanya peningkatan
napsu makan
O:
 Makanan yang dimakan klien tampak
habis
 Klien tidak mual dan muntah lagi
A : Masalah teratasi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah,
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. Anemia terbagi atas
anemia hipoproliferatif meliputi anemia aplastik, defisensi besi, megaloblastik, penyakit kronik,
dan penyakit ginjal dan anemia hemolitik.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Anemia dengan tepat sehingga dapat mencegah terjadinya
kegawatdaruratan dan komplikasi yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, D. C., & Hckley, J.C. (2004) Keperawatan medikal-bedah : buku saku untuk brunner
dan suddarth. alih bahasa : yasmin asih. Editor : Monica Ester. Jakarta : EGC.
Harrison (2007) prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor edisi bahasa Indonesia : Asdie, A.
H. Jakarta : EGC.
Hayes, P. C., & mackay, T.W. (2009). Buku saku diagnosis dan terapi. Alih bahasa : devy. H.
Jakarta : EGC
Hidayat, A, A, A. ( 2008 ) Pengantar konsep dasar keperawatan, edisi kedua. Jakarta : salemba
medika.
Pedersen, G. W. (2006) Buku Ajar praktis bedah Mulut. Alih bahasa : drg. Purwanto & drg
Basoeseno. Jakarta : EGC.
Wiwik. H., & Haribowo, A. S (2003) Buku ajar asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sitem hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai