Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANTROPOLOGI DALAM PENERAPAN

ASUHAN KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU :

Ns Dwi Yogyo, S.Kep, M.Kep

DI SUSUN

HASNI

PO7247320056

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN

TOLITOLI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-nya, makalah ini dapat
di selesaikan. Makalah ini sendiri di buat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata
kuliah Antropologi kesehatan dengan judul. “Antropologi dalam penerapan ashan keperawatan”

Di dalam penulisan laporan ini,  penulis mendapat banyak bantuan dari pihak lain karena itu kritik
serta saran  dari para pembaca sangat di perlukan demi kemajuan pada pembuatan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca serta institusi kesehatan.
Semoga Allah SWT dapat memberikan balasan yang setimpal atas bimbingan dan bantuan yang
telah di berikan kepada penulis. Akhirnya penulis mengharapakan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin
BAB I
PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek
dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1). Antropologi kesehatan sebagai ilmu akan memberikan
suatu sumbangan pada pengemban pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya obstetri ginekologi
sosial. Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan
membantu dengan paradigma untuk menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan perspektif yang
berbeda dengan sesuatu yang telah dikenal para petugas kesehatan saat ini.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi sangat diperlukan
guna mendukung tenaga kerja yang profesional. di dalam bidang kesehatan itu sendiri, khususnya
perawat berbagai bidang ilmu yang mencakup bidangnya sangat penting untuk dikuasai dan dipahami.
salah satunya yaitu antropologi kesehatan.
Hubungan antara budaya dan kesehatan  sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh
suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan
tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan
dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi
tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti
tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut
hubungannya dengan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk membahas tentang hubungan ilmu
Antropologi kesehatan dan penerapannya dalam ilmu keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANTROPOLOGI

Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui
pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani
άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam
pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.
Pengertian Antropologi menurut para ahli :
 David Hunter 
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
Koentjaraningrat 
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari
aneka  warna, bentuk fisik  masyarakat  serta  kebudayaan  yang dihasilkan.
 William A. Haviland 
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang
manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia.
 Berdasarkan etimologinya
Kata antropologi berasal dari kata yunani “Antropo” yang berarti manusia dan “logy” atau “logos” berarti
ilmu yang mempelajari tentang manusia
 Menurut Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2
antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya.
 Tulian Darwin
The origin of spicies” Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-penelitian terhadap
asal mula dan perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet, karena makhluk hidup mengalami
evolusi.Antropologi ingin membuktikan dengan melakukan berbagai penelitian terhadap kera dan monyet di
seluruh dunia.
 Menurut orang awam
Membicarakan Antropologi hanyalah berfikir tentang fosil-fosil. Memang pemikiran yang demikian tidak
selamanya salah karena mempelajari fosil merupakan suatu cabang penelitian Antropologi. Arkheologi pada
dasarnya berbeda dengan Antropologi, di mana sesungguhnya arkheologi merupakan salah satu cabang
Antropologi
 William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang
manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia.

 Antropologi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI)


Adalah ilmu tentang manusia khususnya tentang asal usul, aneka warna dsn bentuk fisik, adat istiadat dan
kepercayaan pada masa lampau.

B. Tahap-Tahap Proses Keperawatan

1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun
spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data, Analisis
Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan.

a. Pengumpulan data

Tujuan :

Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.Data tersebut harus akurat dan
mudah dianalisis.

Jenis data antara lain:

Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya
suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.

Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi
lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.

Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi :

 Status kesehatan sebelumnya dan sekarang

 Pola koping sebelumnya dan sekarang

 Fungsi status sebelumnya dan sekarang

 Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan

 Resiko untuk masalah potensial

Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien

b. Analisa data

Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai dengan
latar belakang ilmu pengetahuan.

c. Perumusan masalah

Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan.Masalah kesehatan
tersebut ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan) tetapi ada
juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis.Selanjutnya disusun Diagnosis
Keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan
kriteria penting dan segera.

Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi,


sedangkan Segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan
harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian.

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu :
Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang
kesehatan dan keperawatan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan
atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).

Perumusan diagnosa keperawatan :


Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.

Resiko: Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi.

Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah keperawatan
kemungkinan.

Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat dalam transisi dari tingkat
sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.

Syndrom : Diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko tinggi yang
diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

3. Rencana keperawatan

Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat
ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).

Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien.Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap
perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan.Rencana asuhan
keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat
ke perawat lainnya.Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang
berkualitas tinggi dan konsisten.

Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan
pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang(potter,1997)

4. Implementasi keperawatan

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap pelaksanaan
dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan.Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan
untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :

Tahap 1 : persiapan

Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada
tahap perencanaan.

Tahap 2 : intervensi

Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan
untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.

Tahap 3 : dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu
kejadian dalam proses keperawatan.

5. Evaluasi

Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan
yang telah di rumuskan sebelumnya.

Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:

Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.

Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana
evaluasi.
Hasil Evaluasi

Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :

Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.

Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu di cari penyebab
dan cara mengatasinya.

Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul
masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat data,
analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.

Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi
kepada pasien ,seluruh tindakannya harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi
keperawatan.

PROSES KEPERAWATAN

Ilmu  keperawatan di dasarkan pada suatu teori yang sanga luas.

Proses Keperawatan 

Metode Dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik Keperawatan Bisa di sebut sebagai suatu
pendekatan Problem – Solving yang memerlukan ilmu, teknik dan ketrampilan interpersonal dan di tujukan
untuk memenuhi kebutuhan Klien dan Keluarga. Proses Keperawatan terdiri dari ; 5 tahap yang
berhubungan :

 Pengkajian

 Diagnosis

 Perencanaan

 Pelaksanaan

 Dan Evaluasi

Tahap tersebut berintegrasi terhadap fungsi Intelektual Problem - Solving dalam mendefinisikan suatu
tindakan Perawatan.

Proses Keperawatan merupakan lima tahap proses konsisten sesuai dengan perkembangan profesi
keperawatan ( pertama kali oleh Hall, 1955 ).

Proses Keperawatan  telah dianggap sebagai suatu dasar hukum praktik Keperawatan ,  ( ANA, 1973 ). Dasar
pengembangan standard praktik keperawatan

Dan juga sebagai kriteria dalam progrsmsertifikasi

Standar legal praktik keperawatan

Masuk dalam program pendidikan Keperawatan  ( Kurikulum D-III Kep. & S1 Keperawatan ).

II.                  Tujuan

Proses Keperawatan secara umum adalah untuk membuat suatu kerangka konsep berdasarkan kebutuhan
individu dari klien, keluarga, dan masyarakat dapat terpenuhi.

Tindakan yang di tujukan untuk memenuhi tujuan keperawatan


III.                Organisasi

Ke 5 tahap proses keperawatan tersebut sebagai suatu organisasi yang mengatur pelaksanaan asuhan
Keperawatan berdasarkan suatu rangkaian pengelolaan yang sistematis dlm memeberikan asuhan
keperawatan kepada klien.

IV.               Karakterisitk

Proses Keperawatan mempunyai  6 karateristik :

1.      Tujuan

Proses Keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam meninmgkatkan kualitas
asuhan Keperawatan kepada klien

2.      Sistematika

Menggunakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk mencapai suatu tujuan.

Menghindari masalah yang bertentangan dengan tujuan intuisi pelayanan kesehatan/Keperawatan.

PK ditujukan pada suatu perubahan respon klien yang diidentifikasi melalui hubungan antara perawat
dengan klien.

3.      Dinamik

PK ditujukan dalam mengatasi masalah – masalah kesehatan klien yang di laksanakan secara
berkesinambungan.

4.      Interaktif

Adanya hubungan timbale balik antar perawat, Klien, Keluarga dan tenaga   lainnya.

5.      Fleksibel

Proses yang di lihat dari 2 konteks :

Dapat diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun, spesialisasi yang berhubungan dengan
individu, kelompok, atau masyarakat

Tahapannya bisa digunakan secara berurutan dan dengan persetujuan kedua belah pihak.

6.      Teoritis

Setiap langkah dalam proses keperawatan selalu di dasarkan pada suatu ilmu yang luas, khususnya ilmu dan
model Keperawatan yang berlandaskan pada Filosofi keperawatan bahwa asuhan keperawatan kepada klien
harus menekankan pada 3 aspek :

 Humanistik

Memandang dan memperlakukan klien sebagai manusia .

 Holistik Intervensi keperawatan

Harus dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia secara utuh ( bio – psiko – sosio – spiritual ).

 Asuhan Keperawatan

yang diberikan harus berlandaskan pada standard praktik keperawatan dan etika keperawatan.

C. Budaya dan perilaku yang mempengaruhi kesehatan


Etnomedisin tumbuh berkembang dari pengetahuan setiap suku dalam memahami penyakit dan
makna kesehatan. Pemahaman akan penyakit ataupun teori tentang penyakit tentunya berbeda
disetiap suku.

Menurut budaya masyarakat keadaan sakit disebabkan oleh dua faktor utama yaitu factor fisik dan non fisik.
Yang dimaksud dengan faktor fisik adalah angin, panas, dingin, hujan dan kelembaban, sedangkan faktor
non fisik adalah roh halus, setan, jin atau benda pusaka yang sakti Sehingga dengan demikian seorang
“dukun” yaitu pelaksana dari pengobatan tradisional berdasarkan gejala atau keluhan si sakit akan
menentukan pilihan dari deretan agent yang diduga menjadi penyebab sesuai feeling dukun. Setelah itu
menentukan tindakan pengobatannya

Pengobatan tradisional sejak zaman dulu sudah berperan penting dalam menjaga kesehatan, stamina dan
mengobati penyakit,oleh karena itu obat tradisional masih berakar kuat dalam kehidupan masyarakat
hingga saat ini. pengobatan tradisional dipercayai dapat menyembuhkan penyakit tertentu tanpa adanya
efek samping dari ramuan tersebut karena dari kepercayaan nenek moyang hingga saat ini mereka meyakini
bahwa obat atau ramuan yang meraka pakai adalah ramuan yang langsung dari alam dan juga masyarakat
percaya bahwa tumbuhan obat atau ramuan itu sudah disediakan oleh sang pencipta dan belum ada
campur tangan oleh manusia yang cenderung banyak dengan bahan kimia yangmengakibatkan efek
samping.
D. HUBUNGAN ILMU ANTROPOLOGI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

ANTROPOLOGI KESEHATAN DAN EKOLOGI KEPERAWATAN


Para antropolog kesehatan pada masa kini (khususnya di Amerika) bekerja di fakultas-fakultas kedokteran,
sekolah perawat, di bidang kesehatan masya-rakat, di rumahsakit-rumahsakit dan depertemen-departemen
kesehatan, serta di jurusan-jurusan antropologi pada universitas umum.
Mereka melakukan penelitian dalam topik-topik seperti manusia, anatomi, pediatri, epidemiologi,
kesehatan jiwa, penyalahguna- an obat, definisi mengenai sehat dan penya-kit, latihan petugas
kesehatan, birokasi medis, pengaturan dan pelaksanaan rumah-sakit,hubungan dokter-pasien, dan proses
mem-perkenalkan sistem kesehatan ilmiah kepada masyarakat masyarakat yang semula hanya mengenal
sistem kesehatan tradisional.

Konsep-konsep Penting dalam Antropologi Kesehatan dan Ekologi keperawatan

        SISTEM adalah Agregasi atau pengelompokan objek-objek yang dipersatukan oleh beberapa bentuk
interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit yang berbeda, yang dikombinasikan
sedemikian rupa oleh alam atau oleh seni sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral dan
berfungsi, beroperasi atau bergerak dalam satu kesatuan.
·         SISTEM SOSIAL-BUDAYA ATAU KEBUDAYAAN adalah keseluruhan yang integral dalam interaksi antar
manusia.
·         EKOSISTEM adalah suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa dengan lingkungan non hidup
mereka (Hardesty 1977;289)
Dalam membicarakan Antropologi Kesehatan dan Ekologi, saya akan menitikberatkan pembahasan pada:
       Hubungan, bentuk dan fungsi kesehatan dan penyakit dari pandangan lingkungan dan sosial-budaya.
      Masalah dinamika dari konsekuensi hubungan, bentuk dan fungsi dari kesehatan dan penyakit dengan
pendekatan ekologis dan sosial-budaya.
Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Ekologi dalam praktek keperawatan Hubungan manusia dengan
lingkungan, dengan tingkahlakunya, dengan penyakitnya dan cara-cara dimana tingkahlakunya dan
penyakitnya mempengaruhi evolusi dan kebudayaannya selalu melalui proses umpan-balik. Pendekatan
ekologis merupakan dasar bagi studi tentang masalah-masalah epidemiologi, cara-cara dimana
tingkahlaku  individu dan kelompok menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-
beda dalam populasi yang berbeda-beda.  Sebagai contoh pada penyakit malaria  ditemukan pada daerah
berikilim tropis dan subtropis sedangkan pada daerah beriklim dingin tidak ditemukan penyakit ini, juga
pada daerah diatas 1700 meter diatas permukaan laut malaria tidak bisa berkembang.
Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda dengan bangsa yang baru
berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah, TBC, dll pada umumnya terdapat
pada negara-negara berkembang, sedangkan penyakit-penyakit noninfeksi seperti stress, depresi, kanker,
hipertensi umumnya terdapat pada negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi
yang berbeda pada kedua kelompok tersebut.
Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan manusia harus belajar mengeksploitasi sumber-
sumber yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya. Interaksi ini dapat berupa sosial psikologis dan
budaya yang sering memainkan peranannya dalam mencetuskan penyakit. Penyakit adalah bagian dari
lingkungan hidup manusia. Contoh penyakit Kuru (lihat Foster/Anderson, hal 27-29:’MISTERI KURU’).

Paleopatologi

Paleopatologi adalah studi mengenai penyakit-penyakit purba. Para ahli peleopatologi melakukan studi
pada tulang-tulang manusia purba, kotoran, lukisan pada dinding, patung, mumi, dan lain lain untuk
menemukan penyakit-penyakit infeksi pada manusia purba. Studi untuk mengetahui penyakit manusia
purba dari fosil-fosil ini, pada umumnya hanya terbatas hanya mengetahui pada penyakit-penyakit yang
menunjukkan buktinya seperti pada tulang-tulang yang dapat diidentifikasi. Sebagai contoh kerusakan atau
abses pada tulang sebagai akibat dari siphilis, TBC, frambosia, osteomilitus, poliomilitis, kusta, dan penyakit-
penyakit yang sejenisnya adalah penyakit infeksi yang dapat dikenali.
Banyak penyakit-penyakit modern yang tidak terdapat pada penduduk purba, bukan berarti manusia purba
lebih sehat dari manusia modern tetapi bahwa sakitnya manusia purba disebabkan oleh jenis-jenis patogen
dan faktor lingkungan yang jumlahnya lebih sedikit dari yang dialami oleh manusia modern. Misalnya
penyakit campak, rubella, cacar, gondong, kolera dan cacar air mungkin tidak terdapat di zaman purba.
Dapat disimpulkan bahwa paleopatologi atau studi mengenai penyakit purba, sangat banyak berhubungan
dengan lingkungan untuk menemukan penyakit-penyakit purba.

Epidemiologi

Epidemiologi berkenaan dengan distribusi, tempat dan prevalensi atau terjadinya penyakit, sebagaimana
yang dipengaruhi oleh lingkungan alam atau lingkungan ciptaan manusia serta oleh tingkah laku manusia.
Variabel-variabel yang dipakai untuk melihat distribusi tempat dan prevalensi serta tingkah laku suatu
penyakit adalah perbedaan umur, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, hubungan suku bangsa, kelas
sosial, tingkahlaku individu, serta lingkungan alami. Faktor-faktor ini dan faktor lainnya berperanan penting
dalam distribusi dan prevalensi berbagai penyakit. Contoh pemuda Amerika lebih banyak mengalami
kecelekaan daripada wanita muda dan orang tua, perokok lebih banyak kena kanker paru-paru daripada
bukan perokok, gondok lebih banyak menyerang penduduk pedalaman yang tinggal di daerah pegunungan
daripada penduduk pantai yang bahan makannya kaya yodium.
Tugas seorang epidemiolog adalah bekerja untuk membuat korelasi-korelasi dalam hal insiden penyakit
dalam usaha menetapkan petunjuk tentang pola-pola penyebab penyakit yang kompleks, atau tentang
kemungkinan-kemungkinan dalam pengawasan penyakit (Clausen; 1963:142). Epidemiologi berusaha
mencapai suatu tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan, mengurangi timbulnya semua ancaman
kesehatan.
Ahli antropologi lebih menaruh minat pada ciri epidemiologi dari penyakit-penyakit penduduk non Eropa
dan Amerika, termasuk penyakit-penyakit psikologis yang disebabkan oleh struktur budaya yang dalam
Antropologi Kesehatan disebut dengan istilah “Sindroma Kebudayaan Khusus” seperti “mengamuk” atau
histeris. Selain itu, ahli antropologi juga menaruh minat pada studi-studi mengenai “Epidemiologi
Pembangunan” yaitu mencari konsekuensi-konsekuensi kesehatan yang sering bersifat mengganggu
terhadap proyek-proyek pembangunan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui
pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani
άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam
pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.

Pengobatan tradisional sejak zaman dulu sudah berperan penting dalam menjaga kesehatan, stamina dan
mengobati penyakit,oleh karena itu obat tradisional masih berakar kuat dalam kehidupan masyarakat
hingga saat ini. pengobatan tradisional dipercayai dapat menyembuhkan penyakit tertentu tanpa adanya
efek samping dari ramuan tersebut karena dari kepercayaan nenek moyang hingga saat ini mereka meyakini
bahwa obat atau ramuan yang meraka pakai adalah ramuan yang langsung dari alam dan juga masyarakat
percaya bahwa tumbuhan obat atau ramuan itu sudah disediakan oleh sang pencipta dan belum ada
campur tangan oleh manusia yang cenderung banyak dengan bahan kimia yangmengakibatkan efek
samping.

SARAN

Dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya,
bahasa, dan lain sebagainya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Koertjaningrat. 1990. Antropologi sosial. Jakarta: PT. Dia Rakyat


Tim penyusun kamus pusat bahasa. 2005.  Kamus besar bahasa indonesia.  Jakarta: Balai pustaka
keperawatansemester1.blogspot.com/2011/05/antropologi-kesehatan.html
www.docstoc.com/docs/26447538/Teori-model-leningger
http://www.google.com/rnc.org/info.konsep dasar transculturalnursing”
http://www.google.com/rnc.org/sosial budaya dan proyeksinya”
Anonim.2014.Hubungan aspek sosial budaya.(Online)
http://tatikbahar.blogspot.com/2011/02/hubungan-aspek-sosial-budaya-dan.html
diakses tanggal 3 September 2014.
Sodik, M. A., & Nahak, T. (2018). Incidence of Malaria, Prevention behavior and Nutritional Status: Analysis
Of Factors That Cause Malaria Diseases In Umalor Village District Of West Malacca. Indonesian
Journal of Nutritional Epidemiology and Reproductive, 1(1), 11-20.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. Literasi Media Publishing.
Foster/Anderson. 2009. Antropologi Kesehatan, terj. UI-Press: Yogyakarta
The Field of Medical Anthropology
Yetti Wira Citerawati SY.2012.Aspek sosiobudaya dan kesehatan.www.aspek-sosiobudayadan-
kesehatan.com/pdf diakses tanggal 4 September 2014.

Anda mungkin juga menyukai