Dampak AAT

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Dampak Air Asam Tambang Akibat Perubahan Kapasitas Produksi PT.

SEJ

Penambangan Ore dapat mencapai lapisan geologis dimana mineral penyusun komposisi
geologis batuan pada lapisan tertentu bersifat asam (lapisan sulfatasi). Jika material tersebut
bersentuhan dengan air hujan saat ditempatkan di lokasi stock pile atau diolah pada tahap
pengolahan Ore, akan menghasilkan air asam tambang yang berpengaruh pada kualitas air sungai
dan berdampak turunan pada biota air. Air asam tambang atau ”acid mine drainage” dapat dikenal
dari warna jingga (kuning) dari endapan ferihidroksida di dasar aliran (streambeds) dan atau bau
belerang tetapi hal ini tidak selalu terjadi. Keasaman tanah bisa juga menjadi indikasi masalah air
asam tambang terbentuk maka akan sulit untuk menanganinya. Karena kebanyakan ion-ion logam
akan bertambah daya larutnya dengan berkurangnya pH Air asam tambang pH berkisar 4 - 3.

Selama kegiatan penambangan Ore emas lapisan yang nampak di permukaan adalah lapisan
batuan mengandung emas yang dapat saja berselang seling dengan batuan masam, terutama jika
telah memasuki lapisan sulphatasi dimana terdapat banyak batuan yang bersifat masam.

Dari aspek sifat mineralnya, batuan masam adalah batuan yang mengalami alterasi yang
didominasi oleh tipe Epithermal High Sulphidation. Tipe endapan porfirih dan endapan low
sulphidation umumnya terjebak pada batuan dasit piroklastik. Tingginya kandungan sulphat akan
berpotensi menghasilkan larutan asam tambang (H2SO4 dan H2SO3). Sedangkan harkat pH air
sungai dalam kawasan penambangan umumnya 6,9 hingga 7,4.

Dengan adanya penambahan Kapasitas Produksi dari 60.000 Ton Ore/Tahun ke 400.000 Ton
Ore/Tahun, maka dampak yang bisa ditimbulkan dari Air Asam Tambang juga pasti tinggi. Dampak
yang dapat ditimbulkan akibat AAT adalah terjadinya pencemaran lingkungan, Komposisi atau
kandungan air di Daerah yang terkena dampak tersebut akan berubah sehingga dapat mengurangi
kesuburan tanah, mengganggu kesehatan masyarakat disekitarnya, dan dapat mengakibatkan korosi
pada peralatan tambang. Derajat keasaman tanah yang telah tercemar oleh AAT ini akan semakin
meningkat sehingga tanaman tidak dapat tumbuh karena derajat keasamannya terlalu tinggi.

Logam yang terlarut terbawa oleh air tanah (run off) ke perairan umum menyebabkan
pencemaran air tanah. Logam-logam tersebut jika masuk dalam rantai makanan akan terakumulasi
dalam tumbuhan dan atau hewan, mengakibatkanbioakumulai dalam tubuh manusia yang
memakannya dan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.

Untuk mencegah terjadinya hal tersebut,maka Air yang dihasilkan dari kegiatan
penambangan seperti air dari pit penambangan (sump), air dari area penimbunan batuan penutup
dan stockpile komoditas emas akan dialirkan ke kolam pengendap (settling pond) untuk dikelola
sebelum dialirkan ke perairan umum. Untuk menjaga kualitas air hasil kegiatan penambangan, perlu
dilakukan upaya-upaya pengelolaan sebagai berikut:
• Kolam pengendap direncanakan dengan mempertimbangkan berapa debit yang akan diolah dan
karakteristik sedimen yang diendapkan.
• Data debit yang akan diolah dan hasil karakteristik sedimen akan digunakan sebagai masukan
untuk perencanaan dimensi settling pond.
• Pemasangan pintu air untuk mengatur debit air yang masuk ke dalam kolam pengendap dan water
treatment plant (WTP) untuk mengolah air agar dapat sesuai dengan baku mutu lingkungan.
• Pengerukan sedimen di dalam kolam pengendap untuk memaksimalkan kapasitas kolam
pengendap tambang.
Gambar 1. Rencana lokasi Settling Pond dan alat yang dibutuhkan

Gambar 2. Desain Settling Pond


Gambar 3. Desain Wetland Ecosystem

Anda mungkin juga menyukai