Anda di halaman 1dari 12

Sobat Pintar, pada dasarnya, pengertian respirasi adalah penggunaan oksigen sebagai

pengoksidasi dalam berbagai proses metabolisme tubuh.

Sistem respirasi mengacu kepada pertukaran gas antara tubuh dan lingkungan oleh sistem
pernapasan. Oleh karena itu, pernapasan dapat diartikan sebagai proses masuknya oksigen ke
dalam tubuh dan keluarnya karbondioksida melalui sistem pernapasan. Paru-paru merupakan
organ terbesar pada sistem pernapasan.

Paru-paru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pernapasan karena


merupakan tempat pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2).

Karena memiliki fungsi yang sangat penting, paru-paru harus senantiasa dijaga kesehatannya
agar terhindar dari gangguan ataupun terserang penyakit. Olahraga renang merupakan salah
jenis olahraga yang dapat menjaga kesehatan paru-paru.

Pada kondisi normal, paru-paru dapat mengembang dan berelaksasi kembali ke bentuk
semula sebanyak 12 – 20 kali per menit.

Sobat Pintar, organ apa saja yang menyusun sistem pernapasan?

Pada mamalia, paru-paru terdiri dari beberapa gelambir. Pada paru-paru


terdapat bronkus yang bercabang-cabang sampai akhirnya ke bagian yang menggelembung
berdinding tipis, disebut alveoli, selalu basah dan banyak mengandung kapiler darah. Selain
pembuluh darah, di dalam paru-paru juga terdapat pembuluh limfa.

Bagian-bagian dalam paru-paru pada mamalia

Alveoli merupakan tempat pertukaran oksigen dengan karbon dioksida. Jumlah alveoli pada
satu paru-paru sangat banyak mencapai puluhan juta sampai ratusan. Jumlah alveolus yang
banyak memperluas area pertukaran gas di paru-paru. Dengan demikian, permukaan paru-
paru yang sangat luas memungkinkan pengambilan oksigen dengan leluasa.

Sebagai salah satu anggota mamalia, manusia memiliki paru-paru dengan ciri seperti yang
telah diutarakan di atas. Jumlah alveolusnya 300 juta buah, dengan luas jika dibentangkan
sekitar 70 m2. Dengan keadaan luas paru-paru seperti itu, maka respirasi menjadi lebih efisien
dan perolehan oksigen akan menjamin hidup manusia.

Paru-paru manusia dibatasi oleh pleura yang sangat elastis. Demikian pula dengan dinding
rongga dada bagian dalam, dibatasi oleh pleura. Di antara pleura paru-paru dengan pleura
rongga dada terdapat cairan intrapleura. Tekanan intrapleura lebih rendah daripada tekanan
udara luar. Hal ini memudahkan pemasukan volume udara ke rongga dada.
Sobat, sebelum udara masuk ke dalam memasuki rongga dada, udara masuk ke rongga
hidung. Rambut hidung menyaring partikel kotoran, debu, atau serangga kecil. Selanjutnya,
udara dihangatkan, dilembabkan agar oksigen terlarut, dan dibersihkan sekali lagi
oleh mukus (lendir) yang terdapat di permukaan dinding rongga hidung.

Membran mukosa yang terdapat di sepanjang rongga hidung sangat banyak mengandung
serabut saraf dan pembuluh darah. Keadaan ini sekaligus untuk mendeteksi gas kimiawi yang
berasal dari bau-bauan. Dalam hal ini hidung berperan sebagai alat indra.
Selanjutnya, udara yang telah hangat dan lembab memasuki faring, sebuah saluran sepanjang
kurang lebih 10 cm. Faring merupakan penghubung antara rongga mulut, kerongkongan,
dan rongga hidung.

Meskipun faring merupakan tempat bertemunya saluran pencernaan (esofagus), dari mulut ke


lambung dengan saluran udara (trakea, dari hidung ke paru-paru), tidak terdapat masalah
yang menyebabkan makanan salah masuk ke tenggorokan atau udara masuk ke
kerongkongan, sebab terdapat mekanisme refleks yang mengatur penyalurannya.

Jika kita menelan sesuatu, jalan masuk udara ke faring tertutup. Anak tekak
atau uvula melipat ke belakang dan menutup bagian atas faring. Sebaliknya jika menarik
napas, uvula bergerak ke tempat semula.

Dengan demikian, antara saluran pernapasan dan saluran pencernaan tidak saling
mengganggu. Namun, adakalanya ketika kita makan sambil berbicara, makanan secara tidak
sengaja masuk ke saluran pernapasan sehingga menyebabkan peristiwa tersedak.

Saat terjadinya peristiwa tersedak, tubuh akan berusaha untuk mengeluarkan kembali
makanan yang masuk secara refleks. Mekanisme menelan dan bernapas diatur sedemikian
rupa oleh katup epiglotis serta gerakan ke atas oleh laring sewaktu menelan sehingga saluran
ke rongga hidung tertutup rapat dan berjalan normal kembali.

Saluran pernapasan berikutnya adalah laring. Ketika menelan, epiglotis pada


laring menutup dan ketika bernapas epiglotis membuka. Oleh karena itu, sulit sekali
seseorang menelan makanan sambil bicara. Laring juga menghasilkan suara pada saat udara
dihembuskan dari paru-paru.

Suara yang merupakan getaran udara muncul dari getaran pita suara yang melintang pada
lubang laring, dibantu oleh mulut dan lidah.

Dari laring, udara menuju trakea (tenggorokan) yang tersusun atas cincin-cincin tulang


rawan. Di ujungnya, trakea bercabang dua menjadi bronkus menuju paru-paru
kanan dan paru-paru kiri. Di paru-paru, bronkus masih bercabang-cabang secara dikotomis
menjadi cabang-cabang halus disebut bronkiolus. Dari trakea  sampai alveoli terdapat sekitar
23 kali percabangan.

Apakah sobat pintar sudah paham? kalau belum paham bisa kita diskusikan di kolom
komentar yaa...
Sobat, Inspirasi atau inhalasi dikenal sehari-hari sebagai proses menarik napas atau
memasukkan udara ke dalam paru-paru, sedangkan ekspirasi atau ekshalasi sama dengan
menghembuskan udara dari paru-paru ke luar.

Sobat Pintar, perhatikanlah mekanisme pernapasan berikut ini!

a. Inspirasi

1. Otot-otot antartulang rusuk berkontraksi menggerakkan rongga dada sehingga


naik dan mengembang.
2. Diafragma berkontraksi dan mendatar.
3. Kedua mekanisme tersebut akan menaikkan volume kapasitas pleura dan
menurunkan tekanannya.
4. Udara luar masuk ke dalam paru-paru.

b. Ekspirasi

1. Otot antartulang rusuk berelaksasi dan rongga dada turun dan mengempis.
2. Diafragma berelaksasi dan melengkung (diafragma dalam keadaan normal
melengkung).
3. Volume dalam rongga pleura menurun, sehingga tekanannya meningkat.
4. Udara keluar dari paru-paru.
Kapasitas Paru-paru
Sobat Pintar, paru-paru dapat menampung sekitar 5.000 ml udara yang disebut kapasitas total
paru-paru.

Apabila kita bernapas biasa, volume udara yang dapat keluar masuk lebih kurang 500 ml.
Udara ini biasa disebut udara tidal. Jika kita menarik napas dalam-dalam maka volume udara
yang masih dapat masuk sekitar 1.500 ml. Udara ini disebut udara komplementer.
Sebaliknya, udara suplementer adalah jika kita menghembuskan napas sekuat-kuatnya masih
dapat mengeluarkan volume udara sebanyak 1.500 ml.

Ternyata, setelah kita mengeluarkan udara suplementer volume udara yang masih tersisa di
dalam paru-paru kira-kira 1.500 ml. Sisa udara ini disebut udara residu. Kemampuan paru-
paru mengeluarkan udara sekuat-kuatnya dan mengambil udara sebanyak-banyaknya disebut
dengan kapasitas vital paru-paru. Volume udara ini lebih kurang 3.500 ml

Kapasitas paru-paru

Perlu anda ingat bahwa tidak semua udara yang masuk ke paru-paru dipergunakan dalam
proses pertukaran gas. Terdapat sekitar 150 ml udara yang menempati bagian-bagian saluran
pernapasan di luar alveolus. Oleh karena itu,  jika setiap menit kita bernapas 12 kali maka
udara segar yang mencapai alveolus bukan 500 ml x 12 = 6.000 ml, melainkan (500 – 150)
ml x 12 = 4.200 ml. Jumlah ini dinamakan ventilasi alveolar.

Sobat pintar, kecepatan bernapas dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain suhu, oksigen,
dan karbon dioksida.

1. Suhu, pada saat suhu tubuh tinggi, misalnya demam, kecepatan bernapas
meningkat.
2. Oksigen, jika kadar oksigen turun misalnya saat kelelahan setelah lari maka
kecepatan bernapas meningkat.
3. Karbon dioksida, jika kadar karbon dioksida dalam darah meningkat maka
kecepatan bernapas  akan meningkat.
Gimana Sobat Pintar sudah paham kan? jika belum bisa langsung kita diskusikan di kolom
komentar ya....

Transportasi Gas
Sobat Pintar, oksigen dan karbon dioksida tidak begitu saja dapat ditransportasikan oleh
darah dan berdifusi ke jaringan. Ada mekanisme khusus penyusutannya, yaitu larut secara
fisik dan larut secara kimiawi dalam darah.

Transportasi Oksigen

Hanya sebagian kecil oksigen (1,5%) yang larut secara fisik dalam darah, selebihnya
(98,5%) larut dalam hemoglobin.

O2 yang secara fisik larut dalam plasma darah jumlahnya sangat sedikit karena O 2  kurang
larut dalam cairan tubuh. Jumlah yang terlarut berbanding tekanan oksigen darah, semakin
tinggi tekanan oksigen semakin mudah larut O 2. Pada tekanan arteri normal sebesar 100
mmHg, hanya 3 ml O2 yang dapat larut dalam 1 liter darah.

Dengan demikian, hanya 15 ml O2/menit yang dapat dilarutkan dalam aliran darah paru
normal yang besarnya 5 ml/menit. Bahkan pada keadaan istirahat, sel mengonsumsi sampai
250 ml O2/menit, dan jumlah dapat meningkat sampai dua puluh lima kali lipat selama
olahraga berat.

Untuk menyalurkan O2 yang diperlukan oleh jaringan bahkan dalam keadaan istirahat, curah
jantung harus mencapai 83,3 liter/menit apabila O2 hanya dapat diangkut dalam bentuk
terlarut.
Dengan hemoglobin, suatu molekul protein yang mengandung besi, memiliki kemampuan
untuk membentuk ikatan longgar-reversibel dengan O2. Apabila tidak berikatan dengan O2,
Hb disebut sebagai hemoglobin tereduksi, apabila berikatan dengan O2, Hb disebut
sebagai oksihemoglobin (HbO2).

Transportasi Karbon Dioksida

Karbon monoksida (CO) dan O2 bersaing untuk menempati tempat pengikatan yang sama di
Hb, tetapi afinitas Hb terhadap CO 2  adalah 240 kali lebih kuat dibandingkan dengan
kekuatan ikatan antara Hb dan O2. Ikatan CO dan Hb dikenal
sebagai karboksihemoglobin (HbCO).

Karena Hb lebih cenderung berikatan dengan CO, keberadaan CO walaupun sedikit dapat
mengikat Hb dalam jumlah yang relatif besar, sehingga tidak tersedia Hb untuk mengangkut
O 2.

CO merupakan gas beracun yang dihasilkan selama pembakaran tidak sempurna produk-


produk karbon, seperti bahan bakar, mobil, batubara, kayu, dan tembakau. Karbon monoksida
sangat berbahaya karena bekerja secara tersamar (tersembunyi).

Apabila dalam suatu lingkungan tertutup diproduksi CO, sehingga konsentrasinya terus
meningkat (sebagai contoh, di dalam mobil yang sedang diparkir dengan mesin hidup dan
jendela tertutup), CO tersebut dapat mencapai kadar mematikan tanpa disadari oleh
korbannya.

Karbon monoksida tidak dapat dideteksi karena tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa.

Sewaktu darah arteri mengalir melalui kapiler jaringan, CO 2 berdifusi mengikuti penurunan
gradien tekanan parsialnya dari sel jaringan ke dalam darah. Karbon dioksida diangkut dalam
darah dengan tiga cara, yaitu terlarut secara fisik, terikat ke Hb, dan sebagai bikarbonat.

Yuk lanjutkan belajar kalian Sobat Pintar, supaya lebih paham lagi....
Macam-macam Kelainan Sistem Pernafasan

Sobat Pintar, berikut kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia.

1. Asma adalah gangguan pada rongga saluran pernapasan yang diakibatkan oleh


kontraksi otot polos pada trakea dan mengakibatkan penderita sulit bernapas.
ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus. Asma biasanya disebabkan
oleh hipersensitivitas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda
asing di udara. penyebab penyakit ini juga dapat terjadi dikarenakan faktor psikis
dan penyakit menurun.
2. Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculis. Bakteri ini dapat menyerang semua organ
tubuh, tetapi yang paling sering adalah paru-paru dan tulang. Penyakit ini
menyebabkan proses difusi oksigen yang terganggu karena adanya bintik-bintik
kecil pada dinding alveolus. Keadaan ini menyebabkan: Peningkatan kerja
sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran udara paru-paru.
Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan. Mengurangi luas
permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan membran
pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru
3. Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada
waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu
banyak merokok. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini
adalah Streptococcus pharyngitis.
4. Bronkitis adalah penyakit yang disebabkan karena peradangan pada bronkus
(saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena
infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu,
atau polutan udara.
5. Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi
oleh cairan dan eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu
alveolus ke alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh
paru-paru. Umumnya disebabkan oleh bakteri Streptococcus, Diplococcus
pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.

Macam-macam Kelainan Sistem Pernapasan


1. Emfisema paru-paru disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus
sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada
penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang
yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru
terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin
adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
2. Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtherial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada
rongga faring (faringitis) maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh
bakteri tersebut.
3. Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang
disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan
tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan
yang lain adalah keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena
hemoglobin lebih mengikat karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen
dalam darah berkurang.
4. Kanker paru-paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di
dalam jaringan paru-paru. Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru
dan menjalar ke seluruh bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama dari
sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada
wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk
menderita kanker paru-paru. Tetapi tidak menutup kemungkinan perokok pasif
pun mengalami penyakit ini. Penyebab lain yang memicu penyakit ini adalah
penderita menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi
ionisasi.

Anda mungkin juga menyukai