Anda di halaman 1dari 19

PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP

PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. PENGERTIAN
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah terdiri atas:
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga
melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan
melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan dilengkapi
dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk. Hasil
pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu.
Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek,
pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi
nilai rapor pada semester dua.

B. TUJUAN DAN FUNGSI PENILAIAN HASIL BELAJAR


1. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
a. Tujuan Umum :
1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
2) Memperbaiki proses pembelajaran;
3) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.
b. Tujuan Khusus :
1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;
2) Mendiagnosis kesulitan belajar;

1
3) Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar;
4) Penentuan kenaikan kelas;
5) Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang
untuk melakukan usaha perbaikan.
2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar
Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut.
a. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.
b. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
c. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
d. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

C. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN HASIL BELAJAR


Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-
prinsip penilaian sebagai berikut:
1. Valid/Sahih
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang
ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi
lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat
yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
2. Objektif
Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas
penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan
emosional.
3. Transparan/terbuka
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria
penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui
oleh semua pihak yang berkepentingan.
4. Adil
Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan gender.

2
5. Terpadu
Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
7. Sistematis
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Akuntabel
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
9. Beracuan kriteria
Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.

D. JENIS PENILAIAN HASIL BELAJAR


Penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur
dan sasaran pelaksanaannya.

1. Jenis Penilaian Berdasarkan Cakupan Kompetensi yang Diukur


Sebagaimana dijelaskan dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil
belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas.
a. Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara periodik
untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi
dasar (KD) atau lebih. Ulangan Harian merujuk pada indikator dari setiap KD. Bentuk
Ulangan harian selain tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan

3
produk. Frekuensi dan bentuk ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh
pendidik sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi.
Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari hasil tes tertulis,
pengamatan, atau tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar
ketuntasan belajar siswa pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh pendidik.
Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial
atau pengayaan, sehingga perkembangan belajar siswa dapat segera diketahui sebelum
akhir semester.
Dalam rangka memperoleh nilai tiap mata pelajaran selain dengan ulangan harian
dapat dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan produk.
Tugas-tugas tersebut dapat didokumentasikan dalam bentuk portofolio. Ulangan harian
ini juga berfungsi sebagai diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa.
b. Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Bentuk Ulangan
Tengah Semester selain tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan
produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan tengah semester, nilai ulangan tersebut diolah dan
dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa dapat
diketahui sedini mungkin. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program
tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat
diketahui sebelum akhir semester.
c. Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester satu. Cakupan ulangan
akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester satu. Ulangan akhir semester dapat berbentuk tes tertulis, lisan,
praktik/perbuatan pengamatan, tugas, produk.

4
Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah mengolah dan menganalisis
nilai ulangan akahir semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar
siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik
remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir
tahun pelajaran.
d. Ulangan Kenaikan Kelas
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester
genap. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester tersebut. Ulangan kenaikan kelas dapat berbentuk
tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan, pengamatan, tugas dan produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan kenaikan kelas adalah mengolah dan menganalisis
nilai ulangan kenaikan kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar
siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik
remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa untuk hal-hal yang bersifat
esensial dapat diketahui sedini mungkin sebelum menamatkan sekolah.

2. Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran

Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian


individual dan penilaian kelompok.

a. Penilaian individual
Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi atau hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perlu memperhatikan
nilai universal seperti: disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggungjawab, rendah hati,
sportif, etos kerja, toleran, sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli
dan lain-lain.
b. Penilaian kelompok
Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi atau hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu memperhatikan

5
nilai universal seperti: kerjasama, menghargai pendapat orang lain, kedamaian, cinta dan
kasih sayang, toleran, dan lain-lain.

E. TEKNIK PENILAIAN
Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua
yaitu tes dan non tes.
1. Teknik Tes
Teknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa pertanyaan yang
harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh
orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah kemampuan peserta
didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan
keterampilan.
Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian dengan teknik tes dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis,
baik berupa pilihan maupun isian. Tes tertulis dapat digunakan pada ulangan harian atau
ulangan tengah dan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas. Tes tertulis dapat
berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, atau uraian (essay).
b. Tes Lisan
Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan jawabannya
atau pernyataannya atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan dan spontan. Tes
jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran.
c. Tes Praktik/Perbuatan
Tes praktik/perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut peserta
didik mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk
unjuk kerja. Tes praktik/perbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik
kerja. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal
berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat indera. Tes simulasi digunakan .untuk
mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan. Tes petik kerja

6
digunakan untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang
sesungguhnya.

2. Teknik Nontes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama
mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan
dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian
mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan
keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada saat menentukan siswa.
Seiring dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang didasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik penilaian harus disesuaikan dengan:
 Kompetensi yang diukur;
 Aspek yang akan diukur, pengetahuan, keterampilan atau sikap;
 Kemampuan siswa yang akan diukur;
 Sarana dan prasarana yang ada.

Teknik penilaian nontes dapat dikelompokkan sebagai berikut:


a. Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik dengan
menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan cara menggunakan
instrumen yang sudah dirancang sebelumnya.
Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Matematika:
 Ketelitian;
 Kecepatan kerja;
 Kerjasama;
 Kejujuran.
Alat/instrumen untuk penilaian melalui pengamatan dapat menggunakan skala sikap dan atau
angket (kuesioner).
Skala sikap
Skala sikap adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah pernyataan sikap tentang
sesuatu yang jawabannya dinyatakan secara berskala, misalnya skala tiga, empat atau lima.

7
Pengembangan skala sikap dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan skalanya misalnya sikap terhadap
kebersihan.
2) Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan objek
penilaian sikap. Misalnya : menarik, menyenangkan, mudah dipelajari dan sebagainya.
3) Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
4) Menentukan skala dan penskoran.

Angket (kuesioner)
Angket adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk
menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga siswa,
kesehatan siswa, tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran, media, dan lain-lain.

b. Penugasan
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik
melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan
penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penilaian dengan
penugasan dapat berupa tugas atau proyek.
Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar kegiatan kelas,
misalnya tugas membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis cerita, mengamati suatu
obyek, dan lain-lain. Hasil pelaksanaan tugas ini bisa berupa hasil karya, seperti: karya puisi,
cerita; bisa pula berupa laporan, seperti: laporan pengamatan.
Pelaksanaan pemberian tugas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Banyaknya tugas setiap mata pelajaran diusahakan agar tidak memberatkan siswa karena
memerlukan waktu untuk istirahat, bermain, belajar mata pelajaran lain, bersosialisasi
dengan teman, dan lingkungan sosial lainnya.
2) Jenis dan materi pemberigan tugas harus didasarkan kepada tujuan pembemberian tugas
yaitu untuk melatih siswa menerapkan atau menggunakan hasil pembelajarannya dan
memperkaya wawasan pengetahuannya. Materi tugas dipilih yang esensial sehingga

8
siswa dapat mengembangkan keterampilan hidup yang sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan, perkembangan, dan lingkungannya.
3) Diupayakan pemberian tuga dapat mengembangkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab
serta kemandirian.

Proyek
Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
Contoh proyek antara lain: melakukan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, percobaan foto sintesis tumbuhan dan perkembangan tanaman, mengukur tinggi
pohon dan lebar sungai menggunakan klinometer.

c. Produk
Penilaian produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu
produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi
proses maupun hasil akhir.
Tahap-tahap penilaian produk
1) Tahap Persiapan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam hal
merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk.
2) Tahap Pembuatan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3) Tahap Hasil, meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk
sesuai kegunaan dan kriteria yang telah ditentukan

d. Portofolio
1) Pengertian
Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan
terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan oleh pendidik
dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam
mata pelajaran tertentu. Portofolio menggambarkan perkembangan prestasi, kelebihan dan
kekurangan kinerja siswa, seperti kreasi kerja dan karya siswa lainnya.

9
2) Bagian-bagian Portofolio
Bentuk fisik dari portofolio adalah folder, bendel, atau map yang berisikan dokumen.
Agar portofolio siswa mudah dianalisis untuk kepentingan penilaian, maka idealnya perlu
diorganisir dalam beberapa bagian sebagai berikut.
a) Halaman Judul
Pada halaman depan map portofolio adalah judul atau cover portofolio berisi nama siswa,
kelas, dan sekolah.
b) Daftar isi dokumen

Pada halaman dalam dari judul berisi daftar isi dokumen yang berada dalam map
portofolio.

c) Dokumen Portofolio

Bendel dokumen portofolio berisi kumpulan semua dokumen siswa baik hasil karya
siswa, lembar kerja (worksheet), koleksi bacaan, koleksi lukisan, maupun lembaran-
lembaran informasi yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar.

d) Pengelompokan Dokumen
Dokumen-dokumen dalam portofolio perlu dikelompokkan, misalnya berdasarkan mata
pelajaran, sehingga mudah untuk mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok
dokumen mudah diorganisir, maka perlu diberi pembatas, misalnya dengan kertas
berwarna. Batasan tersebut sangat berguna untuk memisahkan antara dokumen satu
kelompok dengan kelompok yang lain. Tidak semua berkas karya siswa
didokumentasikan tetapi hanya karya siswa yang terpilih saja. Penentuan karya siswa
yang terpilih merupakan kesepakatan antara pendidik dan siswa.
e) Catatan Pendidik dan Orangtua
Pada dokumen yang relevan baik yang berupa lembar kerja, hasil karya, maupun
kumpulan dokumen yang dipelajari siswa terutama yang berupa tugas dari pendidik harus
terdapat catatan/komentar/nilai dari pendidik dan tanggapan orang tua. Lebih baik lagi
jika terdapat catatan/tanggapan siswa yang bersangkutan, dengan demikian pada setiap
dokumen terdapat informasi lengkap tentang masukan dari pendidik dan tanggapan dari
orang tua. Setiap siswa juga dapat memasukkan dokumen yang diperoleh secara mandiri,

10
misalnya diperoleh dari buku bacaan atau majalah yang membuat anak tertarik untuk
mempelajari atau mengoleksinya. Sehingga dalam portofolio siswa, dokumen tidak hanya
berasal dari pendidik atau pelajaran semata, tetapi juga bisa berisi kumpulan koleksi
siswa yang bersangkutan sesuai dengan minat dan bakatnya. Dengan demikian, portofolio
siswa akan berbeda antara satu dengan yang lain, tergantung dari keaktifan siswa dalam
mengembangkan bakat dan minatnya serta keaktifannya dalam belajar. Dari portofolio ini
diperoleh informasi tentang bakat dan minat, kelebihan dan kekurangan dari setiap siswa
yang sangat membantu pendidik dalam melakukan pembinaan kemampuan individu.
Catatan pendidik, siswa, dan orang tua dapat langsung dituliskan pada dokumen yang
ada, atau ditulis secara terpisah pada kertas kecil yang ditempelkan atau disatukan pada
dokumen.

3) Penggunaan Portofolio
Perlu ditegaskan bahwa portofolio bukan menggantikan sistem penilaian yang ada.
Portofolio yang berisi dokumen-dokumen selama siswa belajar dalam kurun waktu tertentu,
dipilih kembali untuk dilampirkan dan dilaporkan kepada orang tua bersama rapor.
Pada akhir suatu periode, misalnya semester, portofolio dianalisis dan hasil analisis
berupa catatan komentar guru tentang informasi proses dan hasil belajar siswa selama
periode tersebut.

F. PELAKSANAAN PENILAIAN
a. Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik bertujuan untuk memantau
proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran

1. Waktu
Penilaian oleh pendidik dapat dilakuakan setiap akhir satu atau beberapa
kompetensi dasar atau setiap dua minggu sekali atau minimal 3 kali dalam satu semester.
Penilaian oleh pendidik boleh dilakukan dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

11
2. Teknik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dilakukan dengan berbagai teknik
sebagai berikut:
a. Tes
b. Observasi
c. Penugasan perorangan, pasangan, dan kelompok
Sebaiknya instrumen yang digunakan dalam teknik tes tersebut dibuat dan
dianalisis oleh guru.

3. Pengolahan Hasil Belajar


Contoh pengolahan hasil belajar yang diperoleh dari ulangan harian, sebagai berikut:
1. Nilai ulangan harian diperoleh dari hasil tes lisan atau tertulis dan dari
pengamatan atau tes praktik/perbuatan.
2. Hasil Ulangan harian yang diperoleh dari tes lisan, tertulis, dan tes
praktik/perbuatan, setelah dikoreksi perlu diberi nilai (skor) 1-100 dengan diberi
catatan dan komentar.
3. Cara menghitung nilai tes tertulis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Pilihan Ganda, setiap soal diberi skor 1
b. Menjodohkan, setiap soal diberi skor 1
c. Isian, setiap soal diberi skor 2
d. Uraian, setiap soal diberi skor sesuai bobot soal. (Pada contoh di bawah ini,
skor soal uraian ditetapkan 3)
4. Analisis Penilaian Hasil Belajar
Hasil penilaian belajar dianalisis untuk mendapatkan umpan balik tentang berbagai
komponen dalam proses pembelajaran. Analisis hasil penilaian dilakukan dengan
memperhatikan nilai yang diperoleh siswa pada ulangan harian (tes tertulis, lisan,
praktik/perbuatan dan sikap, tugas, produk), ulangan tengah semester(tes tertulis, lisan,
praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan produk), ulangan akhir semester (tes tertulis,

12
lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan produk), dan ulangan kenaikan kelas (tes
tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan pruduk).
Analisis untuk ulangan harian dan tengah semester ditekankan untuk memperoleh
informasi tentang latar belakang dan faktor penyebab mengapa siswa memperoleh nilai
kurang. Bagi anak yang memperoleh nilai kurang dari batas nilai minimal ketuntasan
belajar akan diberi remedial, sedang bagi anak yang nilainya telah mencapai batas
ketuntasan akan diberikan pengayaan.
Analisis untuk ulangan akhir semester, ulangan harian dan tengah semester untuk
menentukan nilai di rapor semester satu. Sedangkan analisis ulangan kenaikan kelas,
nilai ulangan harian, dan tengah semester dipergunakan untuk menentukan nilai rapor
semester dua dan kenaikan kelas. Selain itu analisis dilakukan untuk mengetahui
ketuntasan belajar.
5. Tindak Lanjut
Tindak lanjut diberikan sebagai suatu tindakan terhadap analisis hasil penilaian
Tindak lanjut yang diberikan antara lain melalui remedial, dan pengayaan. Contoh, jika
kriteria minimal ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran
tertentu 75%, maka siswa yang pencapaian kompetensinya kurang dari 75%, perlu
mendapatkan remedial untuk indikator-indikator yang belum dikuasai.
Sebaliknya bila seorang anak sudah mencapai kompetensi 75%, maka anak tersebut
perlu mendapatkan pengayaan. Tindak lanjut remedial dan pengayaan dilakukan atas
dasar analisis hasil evaluasi perorangan. Pendidik juga perlu melakukan analisis
pencapaian kompetensi kelas, dan menemukan sebab-sebab yang mempengaruhi
ketidaktercapaian ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Misalnya, kurangnya jam
belajar yang tersedia, kurangnya sarana prasarana, suasana belajar yang kurang kondusif
dan sebagainya yang bisa ditindaklanjuti dengan kebijakan sekolah maupun pemerintah
daerah.
6. Pelaporan
Laporan kemajuan hasil belajar siswa merupakan sarana komunikasi dan hubungan
kerjasama antara sekolah, siswa, dan orang tua. Proses pelaporan penilaian hasil belajar
siswa, merupakan suatu tahapan dari serangkaian suatu proses pendidikan di sekolah

13
yang harus dilewati. Pada pelaksanaannya, pelaporan harus memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian di sekolah.
2. Memuat rincian hasil belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan
dikaitkan dengan penilaiaan yang bermanfaat bagi pengembangan siswa.
3. Menjamin orang tua akan informasi permasalahan anaknya dalam belajar.
4. Mengandung berbagai cara atau strategi komunikasi.
5. Memberikan Informasi yang benar , jelas, dan akurat.
Secara garis besar tujuan pelaporan hasil belajar siswa untuk :
1. Memberikan informasi yang tepat, dan jelas tentang kemajuan hasil belajar siswa
dalam kurun waktu tertentu.
2. Memberikan umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kelebihan dan
kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk hasil belajarnya.
3. Menetapkan kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam mencapai
kompetensi.

7. Format Pelaporan
Agar peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan semakin meningkat, bentuk laporan
kemajuan siswa harus disajikan secara sederhana, mudah dibaca, dipahami, komunikatif,
serta menampilkan profil atau tingkat kemajuan siswa. Dengan demikian orang tua atau
pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan mudah mengidentifikasi kompetensi yang
harus ditingkatkan.
Pelaporan Pencapaian Kemajuan Belajar
Laporan pencapaian kemajuan belajar secara menyeluruh, menggambarkan kualitas
pribadi siswa sebagai internalisasi dan kristalisasi belajar melalui sebagian kegiatan baik
intra maupun ektrakurikuler pada kurun waktu satu semester.

8. Unsur Penilaian Hasil Belajar


Hasil dari setiap kegiatan penilaian hasil belajar dicantumkan dalam buku daftar nilai.
Unsur penilaian hasil belajar yang dicantumkan dalam buku daftar nilai adalah sebagai
berikut:

14
a. Ulangan Harian
b. Ulangan Tengah Semester
c. Tugas (seperti Penugasan, produk, pengamatan)
d. Ulangan Akhir Semester
e. Ulangan Kenaikan Kelas

Formulasi Penilaian Rapor


Semester I:
Nilai rapor semester I diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis Ulangan
Harian, Ulangan Tengah Semester, Tugas dan Ulangan Akhir Semester. Pada dasarnya
pendidik dalam menentukan nilai rapor dapat menggunakan berbagai formula. Sebagai
contoh penilaian rapor semester I menggunakan formula sebagai berikut.

Nilai rapor Semester I =


Pendidik juga dapat melakukan pembobotan pada jenis ulangan atau tugas
tertentu. Misalnya memberikan bobot 2 pada UAS, maka formulasi penilaian di atas
menjadi:

Nilai rapor semester I =


Semester II:
Nilai rapor semester II diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis Ulangan
Harian, Ulangan Tengah Semester, Tugas dan Ulangan Kenaikan Kelas. Pada dasarnya
pendidik dalam menentukan nilai rapor dapat menggunakan berbagai formula. Sebagai
contoh penilaian rapor semester II menggunakan formula sebagai berikut.

Nilai rapor Semester II=

15
Pendidik juga dapat melakukan pembobotan pada jenis ulangan atau tugas

tertentu. Misalnya memberikan bobot 2 pada UKK, maka formulasi penilaian di atas

menjadi:

Nilai rapor semester II =

Pembulatan Nilai Akhir.


Penulisan nilai pada rapor diisi angka skala 100 tanpa desimal.
Contoh: 75
Aturan pembulatan sebagai berikut:
a. Apabila kurang dari 0,5 dibulatkan ke bawah,
contoh: 66,45 dibulatkan menjadi 66.
b. Apabila 0,5 atau lebih dibulatkan ke atas,
contoh: 75,5 dibulatkan menjadi 76.
75,6 dibulatkan menjadi 76.

9. Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, pendidik, atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat
dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling untuk pengembangan diri
berkaitan dengan:
a. Kehidupan pribadi, membantu individu menilai kecakapan, minat, bakat, dan
karakteristik kepribadian sendiri untuk mengembangkan diri secara realitik.

16
b. Kehidupan sosial, membantu individu menilai dan mencari alternatif hubungan sosial
yang sehat dan efektif dengan teman sebaya atau dengan lingkungan sosial yang lebih
luas.
c. Kegiatan belajar, membantu individu dalam kegiatan belajarnya dalam rangka mengikuti
jenjang dan jalur pendidikan tertentu dan/atau dalam rangka menguasai sesuatu
kecakapan dan keterampilan tertentu.
d. Perencanaan dan pengembangan karir, membantu individu dalam mencari dan
menetapkan pilihan erta mengambil keputuan berkenaan dengan karir tertentu, baik karir
di masa depan maupun karir yang sedang dijalaninya.
e. Kehidupan keberagamaan, membantu individu dalam memantapkan diri berkenaan
dengan perilaku keberagamaan menurut agama yang dianutnya.
b. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran, tetapi harus diprogramkan sekolah
dan dievaluasi secara periodik dan berkelanjutan. Penilaian kegiatan pengembangan diri
dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

a. Penilaian oleh Satuan Pendidikan


Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh satuan pendidikan dimaksudkan untuk
menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut
meliputi penentuan KKM, penentuan kriteria kenaikan kelas, penentuan kriteria program
pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menerapkan sistem paket dan sistem kredit semester,
penyelenggaraan ujian sekolah, dan penentuan kelulusan.
Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran yang tidak termasuk dalam mata pelajaran
ujian nasional. Cakupan materinya diambil dari materi kelas 4, 5, dan 6.
1. Waktu
Penentuan KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah antara guru,
kepala sekolah, dan stake holder lainnya. Begitupula penentuan kriteria kenaikan kelas
sebaiknya melalui musyawarah warga sekolah dan stake holder. Pelaksanaan ujian sekolah
dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran.

2. Teknik
Teknik pelaksanaan ujian sekolah dapat diberikan dalam bentuk tertulis dan praktik

17
3. Langkah-langkah menentukan KKM
Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya
pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara
terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut:
1) Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas!
2) Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan
masing-masing aspek:
a. Aspek Kompleksitas:
Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah
KD maka nilainya semakin tinggi.
b. Aspek Sumber Daya Pendukung
Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c. Aspek intake
Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.
3) Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap
KD!
4) Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan
KKM mata pelajaran!
5) KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas
KD, daya dukung, dan potensi siswa.

4. Kriteria Kenaikan Kelas


Siswa dinyatakan naik kelas ke tingkat di atasnya bila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1) Jumlah mata pelajaran yang belum tuntas tidak boleh lebih dari 25% dari jumlah mata
pelajaran yang diajarkan di kelasnya masing-masing.
2) Memiliki nilai minimal baik pada aspek kepribadian

18
3) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester pada kelas yang
diikuti.

b. Penilaian oleh Pemerintah


Penilaian yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk ujian nasional bertujuan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Materi yang diujikan
disesuaikan dengan kisi-kisi soal yang mengacu pada POS ujian nasional yang berlaku
pada tahun bersangkutan.
1. Waktu
Waktu pelaksanaan ujian nasional pada akhir tahun pelajaran dan diharapkan
berentetan dengan pelaksanaan ujian sekolah.
2. Teknik
Ujian nasional dilkukan dalam bentuk tertulis dan ujian praktiknya dilaksanakan oleh
sekolah.

19

Anda mungkin juga menyukai