Modul 05 Kuantifikasi Pertumbuhan Mikroba
Modul 05 Kuantifikasi Pertumbuhan Mikroba
TUJUAN
1. Memahami pola fase pertumbuhan bakteri Escherichia coli berdasarkan kurva
pertumbuhan
2. Mengetahui Generation Time bakteri Escherichia coli berdasarkan kurva
pertumbuhan
3. Menentukan persamaan kurva baku Saccharomyces cerevisiae berdasarkan
kurva hasil pengamatan
4. Mengetahui korelasi antara jumlah sel mikroba dengan nilai absorbansinya.
PRINSIP DASAR
Jumlah sel mikroba sangat banyak sehingga untuk memasukkan datanya dalam kurva
pertumbuhan, digunakan angka hasil konversi logaritmik. Jika datanya tidak
dikonversikan ke nilai log, kurva pertumbuhan dapat dibuat pada kertas logaritma.
Penentuan atau penghitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan metode langsung
atau metode spektrofotometri dengan mengukur nilai OD (optical density = kepadatan
bakteri yang terlihat sebagai kekeruhan medium).
GT : generation time
T : waktu
OD : optical density (tingkat kekeruhan)
Cara lain dapat diperoleh dari hasil penghitungan langsung hasil metode pengenceran
menggunakan rumur sbb:
22
tLog2
G
Logb LogB
G : waktu generasi
B : jumlah sel pada awal penghitungan
b : jumlah sel pada akhir penghitungan
T : interval waktu antara B dan b
Dalam latihan ini anda akan melakukan latihan pengambilan data untuk pembuatan
kurva pertumbuhan dalam selang waktu yang terbatas untuk mendapatkan beberapa
fase dari pertumbuhan mikroba. Karena pertumbuhan secara keseluruhan sangat
dipengaruhi oleh keberadaan nutrien, untuk itu jumlah medium yang dipakai adalah
terbatas.
Kultur E. coli umur 12 jam dalam medium kaldu nutrisi cair. Fase pertumbuhan ini
dapat dipertahankan dengan menyimpannya dalam lemari es
Medium kaldu cair steril dalam labu Erlenmeyer 250 ml
Waterbath shaker incubator suhu 37C
Spektrofotometer
Pipet steril ukuran 1 ml dan 10 ml
Lampu spiritus atau Bunsen.
PROSEDUR KERJA
23
5.2 KURVA BAKU
PRINSIP DASAR
Kurva baku (standar) sering kita butuhkan untuk memudahkan pekerjaan yang berulang
dalam penghitungan sel mikroba. Dengan membuat kurva baku sekali saja, selanjutnya
persamaan kurva baku tersebut dapat dipergunakan seterusnya dalam penghitungan
sel yang sama yang sifatnya berulang. Pembuatan kurva baku melibatkan
penghitungan langsung (direct count) dengan ‘plating’ atau dengan alat
haemocytometer dan pengukuran nilai OD. Angka penghitungan langsung akan
berkorelasi langsung dengan nilai OD yang didapat yang selanjutnya dapat dinyatakan
dalam persamaan garis lurus.
Kultur Saccharomyces cerevisiae umur 12 jam dalam medium kaldu nutrisi cair
sebagai inokulum. Fase pertumbuhan ini dapat dipertahankan dengan
menyimpannya dalam lemari es
Medium kaldu nutrisi cair steril 100 ml dalam labu Erlenmeyer 250 ml
Agar nutrisi dalam tabung steril @ 15 ml
Akuades steril + NaCl 0,85% dalam 4 buah labu Erlenmeyer 250 ml steril @ 99 ml
Akuades steril + NaCl 0,85% dalam 4 tabung steril @ 9 ml
Cawan Petri steril 8 buah, 8 pipet steril ukuran 1 ml, dan inkubator 37 C.
PROSEDUR KERJA
1. Beri label Erlenmeyer yang berisi 99ml NaCl 0,85% steril dengan 10-2, 10-4, 10-6, dan
10-8.
2. Beri label tabung yang berisi 9ml NaCl 0,85% steril dengan 10-3, 10-5, 10-7, dan 10-9
3. Encerkan kultur inokulum hingga mencapai konsentrasi 10 -9 dengan memipet
sebanyak 1 ml secara bertahap dari pengenceran rendah ke yang lebih tinggi.
Pengenceran dilakukan dengan NaCl 0,85% steril.
4. Periksalah OD kultur hasil pengenceran inokulum pada = 600 m menggunakan
spektrofotometer.
5. Cairkan agar nutrisi dan jaga suhunya 40-45C
6. Pipet 1 ml dari pengenceran 10-5 - 10-9 ke cawan Petri dan pada saat bersamaan
dimasukkan medium yang masih cair untuk melakukan metoda ‘pour plate’.
7. Pengenceran 10-2 -10-4 masing-masing diencerkan kembali sampai ke pengenceran
10-6. Kemudian lakukan pour plate seperti di atas terhadap pengenceran 10 -6 saja.
8. Buatlah kurva dengan memplot hasil pengukuran OD terhadap jumlah bakteri pada
kertas logaritma atau tanpa kertas logaritma tetapi data penghitungan langsung
dikonversikan dulu ke nilai log. Jumlah bakteri dinyatakan sebagai ordinat,
sementara OD sebagai absis.
9. Dengan regresi linier cari persamaan garis hubungan antara absorbansi dengan
jumlah sel.
10. Persamaan ini selanjutnya dapat dipakai untuk mengkonversikan data absorbansi
ke jumlah sel mikroba per ml yang sebenarnya.
24