559bd66a919778dcc648a404a3cb1c83
559bd66a919778dcc648a404a3cb1c83
DALAM PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN MEDIA LEAFLET DAN POSTER (ALTAR) PADA
IBU NIFAS DENGAN BAYI RAWAT GABUNG DI RUANG NUSA INDAH 2 RSUD SLEMAN
DISUSUN OLEH :
GOLONGAN II ANGKATAN V
YOGYAKARTA
2019
ii
iii
ABSTRAK
Di RSUD Sleman khususnya Ruang Nusa Indah 2, intervensi teknik perawatan tali pusat
sudah berjalan dengan baik, hanya saja butuh lebih dioptimalkan supayan kebutuhan pasien
benar-benar terpenuhi dengan optimal sehingga pasien dapat melakukan perawatan tali pusat
secara mandiri di rumah dan keluarga ikut berperan serta dalam mendukung perawatan tali pusat
di rumah. Hal tersebut didukung dengan adanya media edukasi berupa leaflet perawatan tali
pusat yang dapat dibawa pulang pasien serta poster yang dapat di abadikan dengan kamera.
Dalam proses pelaksaaan kegiatan aktualisasi ini, penulis mengimplementasikan nilai-nilai
dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA) yang telah diperoleh selama Pelatihan Dasar. Pada saat pelaksanaan aktualisasi
penulis menemukan beberapa hambatan, namun semuanya dapat teratasi dan kegiatan-kegiatan
yang disusun dapat terselesaikan dengan baik.
Hasil kegiatan aktualisasi dalam rangka upaya meningkatkan perawatan tali pusat dengan
media leaflet dan poster yaitu adanya leaflet perawatan tali pusat dan poster tentang mitos fakta
perawatan tali pusat sebagai media edukasi di Ruang Nusa Indah 2, lembar tilik pemahaman ibu
setelah diberikan penyuluhan serta video testimoni dari pasien setelah diberikan penyuluhan
tentang perawatan tali pusat. Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai salah satu upaya preventif
bidan pada peningkatan kesehatan bayi dan mencegah terjadinya omphalitis yang akan berdampak
pada resiko infeksi. Gagasan tersebut telah disesuaikan dengan uraian tugas jabatan penulis sebagai
bidan di RSUD Sleman ruang Nusa Indah 2 karena bidan merupakan profesi yang sangat dekat
dengan pasien dan bertanggung jawab penuh pada kondisi kesehatan pasien. Dengan adanya
inovasi tersebut diharapkan adanya peningkatan kepatuhan dan kesadaran pasien dan keluarga
untuk melakukan perawatan tali pusat secara mandiri di rumah dengan baik.
iv
v
DAFTAR ISI
Abstrak ............................................................................................................................................ iv
BAB I
BAB II
vi
D. Kegiatan 4 Melakukan Pencatatan dan Pelaporan tentang Kegiatan yang dilakukan … 107
BAB III
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………….120
B. Saran …………………………………………………………………………………………………………………………..121
C. Rencana Aksi ……………………………………………………………………………………………………………….122
Lampiran …………………………………………………………………………………………………………………………………….xii
Presensi Kehadiran
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Klasifikasi Pegawai PNS dan non PNS menurut Jenis Kelamin
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR ISTILAH
Bayi Rawat Gabung : bayi yang dijadikan satu dengan ibu setelah di pindah dari ruang bayi
Masa NIfas : dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
TT : tempat tidur
Linen : Kain yang digunakan untuk digunakan alas tempat tidur pasien
x
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS SEBAGAI BIDAN TERAMPIL DALAM
PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN MEDIA LEAFLET DAN POSTER (ALTAR) PADA IBU NIFAS
DENGAN BAYI RAWAT GABUNG DI RUANG NUSA INDAH 2 RSUD SLEMAN
xi
1.9 Memantau dan menilai keadaan pasien antara lain :
1.9.1 Kasus Kebidanan
1.9.2 Keadaan bayi rawat gabung
1.9.3 Pasien nifas
1.10 Memberi penyuluhan kesehatan pada
pasien/keluarganya antara lain :
1.10.1 Kebersihan perorangan
1.10.2 Keluarga Berencana
1.10.3 Pentingnya informasi tentang ASI :
1.10.3.1 Cara menyusui yang baik dan benar
1.10.3.2 Cara memerah ASI
1.10.3.3 Mempertahankan produksi ASI tetap
lancar
1.10.3.4 Informasi tentang ASI pada ibu bekerja
1.10.3.5 Cara menyimpan ASI dan mempersiapkan
untuk bayi
1.10.4 Perawatan Nifas
1.10.5 Perawatan Tali Pusat
1.11 Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang
kebidanan antara lain melalui ilmiah dan penataran
atas izin atasan
1.12 Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan
asuhan kebidanan sesuai standar
1.13 Melaksanakan serah terima tugas saat pergantian dinas
secara tertulis maupun lisan
1.14 Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas
pengganti secara lisan maupun tertulis pada saat
pergantian dinas
1.15 Ikut berpartisipasi dalam peningkatan mutu rumah
sakit
6. Nama Mentor Siti Ropingah, S. ST.
7. Jabatan Mentor Kepala Ruang Nusa Indah 2
8. No Kontak Mentor 08157976796
xii
9. Nama Coach Thantowi Jauhari, SAP., MPA
10. No. Kontak Coach 087788938123
11. Email Coach the.jauhari2011@gmail.com
12. Visi Pemda/Rumah Sakit Visi Pemerintah Kabupaten Sleman
“Terwujudnya Masyarakat Sleman Yang Lebih Sejahtera,
Mandiri, Berbudaya Dan Terintegrasikannya Sistem E-
government Menuju Smart Regency Pada Tahun 2021”
xiii
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan terjangkau semua lapisan masyarakat
14. Nilai Organisasi/Budaya Kerja Motto RSUD Sleman : Mitra Kesehatan Anda
Berdasarkan Renstra, nilai-nilai Dasar Organisasi :
1. Profesionalisme, bahwa dalam melaksanakan tugas dan
atau kewajiban harus dilandasi oleh:
a. Standar pelayanan profesi yaitu ukuran-ukuran dan
prosedur yang harus dipatuhi dalam melaksanakan
tugas profesinya,
b. Kompetensi yaitu pelaksanaan tugas yang sesuai
dengan kemampuan, keahlian, dan kewenangannya,
c. Integritas yaitu kesadaran dalam bersikap untuk
melaksanakan tugas dengan menjunjung tinggi
etika,
d. Responsif yaitu sikap tanggap terhadap situasi dan
kondisi yang berkembang khususnya dalam
melaksanakan tugas profesinya.
2. Kebersamaan, bahwa pelayanan terbaik kepada
masyarakat di rumah sakit hanya akan dicapai apabila
melibatkan peran seluruh komponen karyawan secara
sinergis. Konsekuensinya adalah bahwa dalam
melaksanakan tugas dimanapun posisinya dalam
organisasi harus dilandasi oleh sikap, tanggung jawab
dan kepentingan bersama di antara seluruh anggota
organisasi.
3. Transparansi, bahwa berbagai data dan informasi yang
secara substantif dan normatif boleh/dapat dikonsumsi
atau diketahui oleh pihak lain (dalam/luar organisasi)
maka akses terhadap informasi tersebut harus dibuka
dengan tetap memegang prinsip kehati-hatian dan
kewajiban untuk menjaga rahasia negara dan jabatan.
4. Disiplin, bahwa dalam melaksanakan tugas/kewajiban
harus dilandasi oleh ketaatan dan kepatuhan tanpa
paksaan dan atau tanpa pengawasan, melainkan
xiv
dengan kesadaran yang tinggi terhadap peraturan, dan
norma yang berlaku.
5. Tanggung jawab, bahwa dalam melaksanakan tugas
atau kewajiban harus memegang teguh prinsip kehati-
hatian dan kesadaran akan segala resiko yang akan
terjadi sehingga tugas tidak hanya sekedar
dilaksanakan melainkan dengan dilandasi semangat
agar diperoleh hasil yang memuaskan dari segala
aspek.
6. Efisien, bahwa dalam melaksanakan tugas
jabatan/profesi selalu didasarkan pada upaya
pengorbanan sumber daya minimal dengan hasil
optimal atau pengorbanan sejumlah sumber daya
tertentu dengan hasil maksimal baik dari sisi biaya,
waktu, tenaga maupun sumberdaya lainnya.
7. Kepuasan pelanggan, bahwa dalam melaksanakan
tugas jabatan/profesi selalu diorientasikan pada upaya
mencapai kualitas optimal (pelayanan prima) sehingga
tercapai kepuasan konsumen/masyarakat (customer
satisfaction) sebagai pelanggan RSUD Sleman.
SATRIYA
1. Selaras
Artinya : dalam kehidupan selalu menjaga kelestarian
dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan,
alam dan sesama manusia.
2. Akal Budi Luhur
Artinya : keluhuran jati diri seorang merupakan
pengejawantahan peri kemanusiaannya.
3. Teladan-keteladanan
xv
Artinya : dapat menjadikan panutan atau sebagai
teladan/contoh oleh lingkungannya.
4. Rela Melayani
Artinya : memberikan pelayanan yang lebih dari yang
diharapkan masyarakat.
5. Inovatif
Artinya selalu melakukan pembaharuan yang kata
kuncinya adalah pembaharuan.
6. Yakin Dan Percaya Diri
Artinya dalam melaksanakan tugas selalu didasari atas
keyakinan dan penuh percaya diri bahwa apa yang
dilaksanakan akan membawa kemajuan dan manfaat
baik ke intern maupun ke ekstern. Kata Kuncinya adalah
kemajuan dan manfaat.
7. Ahli Profesional
Artinya empunyai kompetensi, komitmen dan prestasi
pada pekerjaanya. Kata kuncinya adalah kompetensi,
komitmen dan prestasi
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman merupakan Satuan Kerja Organisasi
Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman yang berlokasi di
jalur strategis Jalan raya Jogjakarta–Magelang atau jalan Bhayangkara 48, Murangan,
Triharjo, Sleman. Sebagai RSUD pertama yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sleman, dan
memiliki sejarah panjang sejak zaman penjajahan Belanda, Jepang hingga masa
kemerdekaan.
Menurut sejarahnya Rumah Sakit Umum Daerah Sleman didirikan pada tahun
1990, oleh I. Bambang Sumatri. Pada awal RSUD Sleman pada zaman Kolonial Belanda
dikenal sebagai Klinik Pabrik Gula di Medari, hingga kemudian sempat dikenal pula sebagai
Klinik Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta, di Medari. Tetapi semenjak Proklamasi
kemerdekaan, masyarakat Kabupaten Sleman, Kulon Progo, hingga Magelang wilayah
timur lebih mengenal sebagai Rumah Sakit Murangan. Bahkan hingga sekarang meskipun
nama RSUD Sleman sudah ditetapkan sejak tahun 1977, namun nama Rumah Sakit
Murangan lebih lekat dan lebih familier bagi masyarakat.
Pada tahun 1977 tersebut dinyatakan berdiri secara resmi sebagai Rumah Sakit
Umum Pemerintah dengan tipe D berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah
Departemen Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 01065/Kanwil/1977,
tanggal 5 Nopember 1977. Perubahan kelas D ke kelas C diperoleh pada tanggal 15 Pebruari
1988. Sedangkan kenaikan kelas C ke kelas B Non-Pendidikan diperoleh sejak tahun 2003
hingga saat ini. Terhitung mulai tanggal 27 Desember 2010, RSUD Sleman secara resmi
telah ditetapkan sebagai BLUD dengan status Penuh berdasarkan Keputusan Bupati Sleman
Nomor: 384/Kep.KDH/A/2010, tentang Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
1
Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum Daerah Sleman. Penetapan sebagai BLUD
Penuh ini sangat diharapkan akan berdampak besar pada peningkatan kinerja pelayanan,
keuangan dan manfaat bagi masyarakat secara signifikan.
Pada aspek manajemen mutu, RSUD Sleman telah memperoleh seritifikat ISO
9001: 2000 tahun 2008 yang telah di-update ke versi 9001:2008 pada tahun 2010.
Direncanakan pada tahun 2012 ini telah dilakukan renewal. Selain itu peningkatan
pelayanan juga diupayakan melalui assesment akreditasi rumah sakit yang dibuktikan
dengan terbitnya sertifikat dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor: KARS-
SERT/92/X/201, dengan status terakreditasi: LULUS TINGKAT LENGKAP, yang berlaku 3
(tiga) tahun mulai tanggal 12 Oktober 2011 sampai dengan 12 Oktober 2014. Pengakuan
KARS tersebut pada dasarnya adalah pengakuan telah terpenuhinya standar pelayanan
rumah sakit yang meliputi 16 (enambelas) pelayanan yang terdiri dari: Administrasi dan
Manajemen; Pelayanan Medis; Pelayanan Gawat Darurat; Pelayanan Keperawatan;
Rekam Medis; Pelayanan Farmasi; K3; Pelayanan Radiologi; Pelayanan Laboratorium;
Pelayanan Kamar Operasi; Pelayanan pengendalian Infeksi di RS; Pelayanan Perinatal
Resiko Tinggi; Pelayanan Rehabilitasi Medik; Pelayanan Gizi; Pelayanan Intensif; dan
Pelayanan Darah.Kedudukan Rumah Sakit Umum Daerah Sleman berdasarkan Peraturan
Bupati nomor 48 tahun 2009, tentang Uraian tugas, fungsi dan tata kerja Rumah Sakit
Umum Daerah Sleman, merupakan unsur pendukung pemerintah daerah yang dipimpin
oleh direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah. RSUD Sleman mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan
pemerintahan daerah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat.
Berikut beberapa penghargaan yang telah diperoleh RSUD Sleman hingga tahun
2014 : AKREDITASI dan ISO
1. Tahun 2008 RSUD Sleman meraih predikat lulus ISO 9001: 2000 dan lulus
renual ISO 9001:2008 tahun 2012 dari SGS United of Kingdom.
2. Tahun 1998 RSUD Sleman memperoleh kelulusan atas Penilaian Akreditasi
Rumah Sakit 5 Pelayanan Dasar.
3. Tahun 2011 RSUD Sleman memperoleh kelulusan atas Penilaian Akreditasi
Rumah Sakit 16 Pelayanan dengan status “PENUH” dari Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS).
4. Tahun 2015 lulus atas Penilaian Akreditasi Rumah Sakit 16 Pelayanan dari
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) versi 2012 dengan status “PARIPURNA”.
2
5. Tahun 2019 Lulus atas Penilaian Akreditasi Rumah Sakit SNARS Edisi I Tahun
2019 dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan status “PARIPURNA”.
Sedangkan untuk Visi Rumah Sakit Umum Daerah Sleman adalah “Menjadi Rumah
Sakit Andalan Masyarakat menuju Terwujudnya Sleman Regency pada Tahun 2021”, yang
mempunyai Misi sebagai berikut :
3
a. Standar pelayanan profesi yaitu ukuran-ukuran dan prosedur yang harus
dipatuhi dalam melaksanakan tugas profesinya,
d. Responsif yaitu sikap tanggap terhadap situasi dan kondisi yang berkembang
khususnya dalam melaksanakan tugas profesinya.
3. Transparansi, bahwa berbagai data dan informasi yang secara substantif dan
normatif boleh/dapat dikonsumsi atau diketahui oleh pihak lain (dalam/luar
organisasi) maka akses terhadap informasi tersebut harus dibuka dengan tetap
memegang prinsip kehati-hatian dan kewajiban untuk menjaga rahasia negara dan
jabatan.
4
7. Kepuasan pelanggan, bahwa dalam melaksanakan tugas jabatan/profesi selalu
diorientasikan pada upaya mencapai kualitas optimal (pelayanan prima) sehingga
tercapai kepuasan konsumen/masyarakat (customer satisfaction) sebagai
pelanggan RSUD Sleman.
SATRIYA
1. Selaras
Artinya : dalam kehidupan selalu menjaga kelestarian dan keseimbangan hubungan
manusia dengan Tuhan, alam dan sesama manusia.
2. Akal Budi Luhur
Artinya : keluhuran jati diri seorang merupakan pengejawantahan peri
kemanusiaannya.
3. Teladan-keteladanan
Artinya : dapat menjadikan panutan atau sebagai teladan/contoh oleh
lingkungannya.
4. Rela Melayani
Artinya : memberikan pelayanan yang lebih dari yang diharapkan masyarakat.
5. Inovatif
Artinya selalu melakukan pembaharuan yang kata kuncinya adalah pembaharuan.
6. Yakin Dan Percaya Diri
Artinya dalam melaksanakan tugas selalu didasari atas keyakinan dan penuh percaya
diri bahwa apa yang dilaksanakan akan membawa kemajuan dan manfaat baik ke
intern maupun ke ekstern. Kata Kuncinya adalah kemajuan dan manfaat.
7. Ahli Profesional
5
C. STRUKTUR ORGANISASI
Kelompok Jabatan
Fungsional
Seksi Pelayanan Medis Seksi Keperawatan Seksi Pelayanan Penunjang Seksi Sarana Pelayanan Kesehatan
drg Siti Nur Chasanah, M. Kes. Sugeng Supriyanto, AMK Wawan Kusugiharjo, SKM., M. Kes Haryanto, SKM., M. Kes.
1. Direktur
Direktur dalam melaksanakan tugas berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Bupati.
2. Wakil Direktur
Wakil Direktur mempunyai tugas :
6
c. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
1) Seksi Pelayanan Medis
2) Seksi Keperawatan
d. Bidang Penunjang dan Sarana
1) Seksi Pelayanan Penunjang
2) Seksi Sarana Pelayanan Kesehatan
Dari Renstra 2015 Jenis Jabatan di RSUD Sleman ada 3 yaitu Jabatan
Struktural, Jabatan Fungsional dan staf. Perawat atau bidan sebagai jabatan
fungsional dalam bekerja di RSUD Sleman berada di bawah Seksi Keperawatan.
Berikut ini adalah tugas pokokdan fungsi perawat/bidan asosiate/pelaksana di
RSUD Sleman :
a. Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada PA
yang ada dalam satu group.
b. Melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisi pasien segera setelah
selesai operan setiap pasien.
c. Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah
selesai serah terima operan tugas jaga.
d. Mengikuti pre-conference yang dilakukan PP setiap awal tugas pagi.
e. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggungjawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.
f. Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam keperawatan.
8
g. Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga kepada PP.
h. Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan pada pasien/keluarga
yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.
i. Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha mengatasinya.
j. Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi
tanggung jawabnya.
k. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan setiap akhur tugas pada semua
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan.
l. Mengikuti post conference yang diadakan oleh PP pada setiap akhir tugas
dan melaporkan kondisi/ perkembangan semua pasien yang menjadi
tanggung jawabnya kepada PP.
m. Bila tidak ada PP, wajib memperkenalkan PA yang berada dalam satu group
yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya pada
pasien/keluarga baru.
n. Melaksanakan pendelegasian tugas PP pada sore/malam/hari libur.
o. Berkoordinasi dengan penanggung jawab shift jaga/dokter/tim kesehatan
lain bila ada masalah pasien pada sore/malam/hari libur.
p. Mengikuti diskusi kasus/conference dengan dokter/tim kesehatan lain setiap
minggu sekali.
q. Mengikuti diskusi kasus/conference dalam pertemuan rutin keperawatan di
ruangan.
r. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas PA.
10
Adapun gambaran umum Ruang Nusa Indah 2 merupakan ruang rawat inap yang
merupakan ruang perawatan khusus Obstetri, Gynekologi dan Bayi Sehat atau Bayi Rawat
Gabung. Ruang Nusa Indah 2 dengan kapasitas 21 TT yang terdiri dari kelas III 12 TT, kelas
II 5 TT, kelas I 2 TT, dan Ruang Isolasi 2 TT. Untuk penempatan pasien di Ruang Nusa Indah
2 ada dua macam yaitu untuk pasien dengan kasus Obstetri/ Rawat Gabung yaitu kelas III
ada 6 TT (Bed 10 – 15) dan kelas II ada 3 TT (Bed 5 – 7), sedangkan untuk untuk kasus
Gynekologi kelas III 6 TT (Bed 16 – 21) dan kelas II 2 TT (Bed 8 – 9). Sedangkan kelas I dan
Ruang Isolasi bisa ditempati untuk kasus Obstetri maupun Gynekologi. Adapun apabila
salah satu kasus melebihi kapasitas dapat dititipkan atau ditempatkan di tempat tidur
yang masih kosong (fleksibel), begitu pula jika kelas III penuh bisa dititipkan di kelas II.
Ruang Nusa Indah 2 berada di GPT (Gedung Pelayanan Terpadu) di lantai 3. Ruang
Nusa Indah 2 terdiri dari Ruang Nurse Station, Ruang Perawatan Untuk Pasien, Ruang
Dokter Spesialis Obsgyn, Ruang Dokter Spesialis Anak, Ruang Kepala Ruang, Ruang Untuk
Tindakan Perawatan, Ruang untuk alat – alat seperti : tempat tiang infus, kursi roda, linen
bersih, linen kotor atau infeksius, non-infeksius, box bayi, Cleaning Service(CS), Gudang,
ruang obat, ruang ganti petugas, ruang senam nifas dan senam hamil, ruang pantry, KM
petugas, dan mushola.
11
Kegiatan yang ada di Ruang Nusa Indah 2 adalah memberikan layanan kepada pasien,
pendidikan kesehatan, senam nifas dan senam hamil, dan lahan untuk praktik klinik
mahasiswa atau lahan penelitian baik oleh mahasiswa, perawat/ bidan, dokter, atau yang
lainnya.
Ruang Nusa Indah 2 mempunyai pimpinan langsung yaitu Kepala Rawat Inap, di
interen ruangan sendiri dipimpin oleh 1 kepala ruang dengan dibantu oleh 2 PP (perawat
primer), 4 PJTS (penanggung jawab tugas shift), 8 PA (perawat assosiate), dan 1 petugas
administrasi.
KEPALA RUANG
SITI BADINGAH
E. KONDISI ORGANISASI
1. Letak Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman merupakan Satuan Kerja Organisasi
Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman yang berlokasi
di jalur strategis Jalan raya Jogjakarta–Magelang atau jalan Bhayangkara 48, Murangan,
Triharjo, Sleman. Sebagai RSUD pertama yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sleman,
dan memiliki sejarah panjang sejak zaman penjajahan Belanda, Jepang hingga masa
kemerdekaan.
12
Gambar 2.4 Gedung Lama RSUD Sleman
13
2. Sarana Prasarana
Secara umum kondisi sarana prasarana yang dimiliki RSUD Sleman meliputi
a. Gedung/bangunan
Bangunan pelayanan dan kantor per 31 Desember 2018, seluas 38.764 m 2 berdiri di
atas tanah seluas 29.673 m2. Secara lebih detail luasan tanah dan bangunan tersebut
terdiri:
1) Lokasi lama rumah sakit di dusun Murangan, Triharjo, Sleman, luas tanah
2) Lokasi tanah sebelah barat sungai untuk bangunan Gedung Layanan Terpadu
(GPT), Bangsal Kenanga, Laundry ,Hemodialisa (HD) dan MDR di lahan dengan
217,5 m2.
4) Tanah untuk titik kumpul RSUD Sleman (Barat Laut GPT RSUD Sleman) seluas
1.103 m2.
5) Tanah untuk perluasan parkir RSUD Sleman (Utara GPT RSUD Sleman) seluas
14
2.574 m2.
8) Instalasi Radiologi;
15
17) BPD DIY Cabang Sleman kantor Kas RSUD Sleman;
Kondisi bangunan lainnya, berupa bangunan kantor untuk manajemen yang terdiri
dari: ruang-ruang untuk Direktur/Wakil Direktur, Bagian Tata Usaha, Bidang Pelayanan
Medik dan Keperawatan, serta Bidang Penunjang dan Sarana.
1) MWD
2) ESU
3) Blue Light
4) Lampu operasi mobile
5) Infant Incubator
6) Bed Side monitor
7) Anasthesy + Ventilator + Vaporizer
8) APF (Automatic Processing Film)
9) Suction Pump
10) Sphygmomanometer
11) Electrostimulator
12) Ultrasountherapy
13) Film Viewer
14) Syringe pump
15) Infant Warmer
16) Pulse Oximeter
16
17) Sterilisator portable 50lt
18) Ventilator
19) Pesawat Ro mobile
20) Sepeda statis
21) Examination Lamp
22) Infusion pump
23) ECG
24) SWD
25) Bank darah
26) ESU
27) Meja Operasi
28) Centrifuge
29) Defibrilator
30) CTG
31) Panoramic
32) Dental x-ray
33) Nebulizer
34) Autoclave
35) Doppler
36) Phototherapy
37) CPAP
38) Accu Vain
39) USG 4D
40) Defibrillator
41) Blood Infusion warmer
42) Air safety systems
43) Blanket warmer
44) C-arm
45) Breast pump
46) Inpraphill
47) Kasur Decubitus
48) Vacum extractor
3. SDM
17
Sumberdaya manusia di RSUD Sleman terdiri dari tiga bagian besar, yakni:
a. Pejabat struktural,
b. Pejabat fungsional, dan,
c. Tenaga lain (tenaga fungsional umum, yang terdiri dari: staf struktural, dan staf di
instalasi pelayanan). Secara status kepegawaian sumberdaya aparatur di RSUD
Sleman, terdiri dari:
a) Pegawai negeri sipil,
b) Pegawai tidak tetap (kontrak),
c) Pegawai tidak tetap (kontrak) non database,
d) Pegawai harian lepas.
JML %
GOLONGAN KEPANGKATAN
Golongan I 1 2,77
Golongan II 75 20,83
Golongan IV 26 7,22
Tabel 1.2 Klasifikasi Pegawai PNS dan Non PNS Menurut Jenis Kelamin
18
Perempuan 253 70,03
Jumlah 360 100
Laki-laki 73 33,182
19
Klasifikasi sumber daya PNS berdasarkan Keahlian dibagi sebagai berikut :
Tabel 1.3 Klasifikasi sumber daya PNS berdasarkan Keahlian/ Spesifikasi Pendidikan
3 S2. Manajemen 0 0
12 S1. Hukum 0 0
15 S1.Psikologi 1 0,036
19 D4.Keperawatan 10 2,77
20 D4.Anesthesi 2 0,053
23 D3. Anestesi 0 0
35 D3.Komputer 0 0
36 D1. Kebidanan 0 0
37 SPK 16 4,45
38 SPRG 1 0,036
39 SMAK 2 0,053
40 SAA/SMF 11 2,89
41 SPAG 1 0,036
45 SMA 25 8,68
46 SPG 1 0,036
47 KPAA 1 0,036
48 SMP 10 2,77
49 SD 1 0,036
21
BAB II
AGENDA AKTUALISASI
23
Di ruang Nusa Indah 2 RSUD Sleman masih terdapat beberapa permasalahan yang
belum ada solusinya, antara lain :
3. Kurang optimalnya perawatan tali pusat pada ibu nifas dengan bayi rawat
gabung
Menurut Epicentum Jurnal Ilmiah Kesehatan Tahun 2018 bahwa
kematian neonatal memberi kontribusi 59% kematian bayi dimana salah satu
24
penyebab terbesarnya ialah infeksi tetanus neonatorum yang disebabkan oleh
basil Clostridium tetani. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir melalui
pemotongan tali pusat dengan alat yang kurang steril dan teknik perawatan tali
pusat yang salah. Serta masih banyak ibu dan keluarga yang kurang
memperhatikan perawatan tali pusat bayi baru lahir dan menganggap sepele
teknik perawatan tali pusat tersebut.
2. Penetapan Isu
Bidan merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan. Dimana profesi bidan
adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan (PERMENKES RI No.1464/
MENKES/PER/X/2010). Sehingga menjadi pionir dalam pemberian edukasi pada pasien
dan keluarga.
Dari isu kontemporer di atas dapat diidentifikasi dengan menggunakan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG adalahsalah satu cara untuk menyusun
urutan prioritas isu yang harus diseleaikan. Caranya dengan penentuan tingkat urgensi,
keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki
total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai
berikut:
25
1. Urgency
Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan. Seberapa mendesak isu tersebut harus
dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu
tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan system atau tidak. Seberapa serius isu tersebut perlu
dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan
masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti
bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan
masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri.
3. Growth
Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah. Seberapa
kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
26
Tabel 1.7 Keterangan Identifikasi Isu dengan Kontrol USG
LINGKUNGAN SDM
Kurangnya Kurangnya
dukungan Pengetahuan
keluarga Kurangnya
Rendahnya ibu
kepatuhan petugas
KURANG hygiene ibu dalam pemberian KEJADIAN
OPTIMALNYA penyuluhan
OMPHALITIS
PERAWATAN
BERKURANG
TALI PUSAT Belum tersedianya
media edukasi
Kurangnya pada ibu nifas
pemanfaatan dengan bayi rawat Kurang tepat
media gabung perawatan
Tali Pusat
FASILITAS MEKANISME
27
Gambar 2.8 Buku Penyuluhan Ruang Nusa Indah 2
Jadi selama ini bidan hanya memberikan edukasi dengan lisan tanpa adanya media
leaflet dan poster untuk memperkuat informasi dan memberi arahan edukasi yang harus
disampaikan kepada ibu dan keluarga. Sehingga berpengaruh pada kejadian omphalitis
yaitu dari data satu bulan terakhir didapati ada 9 dari 32 bayi yang rawat gabung dengan
omphalitis.
28
Berdasarkan isu tersebut, didapatkan laporan aktualisasi dengan judul “Laporan
Aktualisasi Nilai- nilai Dasar Profesi PNS Sebagai Bidan Terampil Dalam Upaya
Optimalisasi Perawatan Tali Pusat dengan Media Leaflet dan Poster (ALTAR) Pada Ibu
Nifas dengan Bayi Rawat Gabung di Ruang Nusa Indah 2 Rumah Sakit Daerah Sleman”
Pada gagasan pemecahan isu di atas penulis menyampaikan kegiatan inovasi yang
terkandung di kegiatan ke -3 dimana inovasi tersebut adalah membuat program ALTAR
(Perawatan Tali Pusat Leaflet Poster) guna meningkatkan edukasi pada pasien ibu nifas dengan
bayi rawat gabung. Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai salah satu upaya preventif bidan
pada peningkatan kesehatan bayi dan mencegah terjadinya omphalitis yang akan berdampak
29
pada resiko infeksi. Gagasan tersebut telah disesuaikan dengan uraian tugas jabatan penulis
sebagai bidan di RSUD Sleman ruang Nusa Indah 2 karena bidan merupakan profesi yang
sangat dekat dengan pasien dan bertanggung jawab penuh pada kondisi kesehatan pasien.
Dengan adanya inovasi tersebut diharapkan adanya peningkatan kepatuhan dan kesadaran
pasien dan keluarga untuk melakukan perawatan tali pusat secara mandiri di rumah dengan
baik.
30
B. PROSES AKTUALISASI
Kegiatan / Sub
Kegiatan 1 :
Kegiatan / Output
Mengobservasi dan mengkaji teknik perawatan tali pusat
sub kegiatan
Sub Kegiatan 1:
Berkonsultasi dengan Mentor (Kepala Ruang)
Melakukan pengkajian data bayi dengan Omphalitis
Merekap data pengkajian yang telah dilakukan
Output Kegiatan 1:
Terlaksananya observasi teknik perawatan tali pusat pada ibu
nifas dengan bayi rawat gabung di Ruang Nusa Indah 2
31
Deskripsi Proses Sub Kegiatan :
1. Berkonsultasi dengan mentor (Kepala Ruang)
1.1 Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan,
didapatkan permasalahan pada bayi yaitu tentang kurang
optimalnya perawatan tali pusat yang dilakukan ibu nifas
dengan bayi rawat gabung. Mendiskusikan materi yang akan
disampaikan pada ibu nifas dengan bayi rawat gabung serta
meminta ijin untuk melakukan pengkajian teknik perawatan
tali pusat.
1.2 Mencatat notulen konsul dan menjadikan dasar melakukan
pengkajian data bayi dengan Omphalitis.
2. Melakukan pengkajian data bayi dengan Omphalitis
2.1 Pengkajian tentang teknik perawatan tali pusat dilakukan
secara menyeluruh agar mendapatkan data yang lengkap dan
dapat digunakan sebagai bekal saat pulang serta dapat
melakukan perawatan tali pusat secara mandiri di rumah.
2.2 Pengkajian dilakukan dengan metode melihat data bayi rawat
gabung, observasi dan wawancara pada ibu nifas dengan bayi
rawat gabung serta keluarga karena keluarga merupakan
orang terdekat yang diharapkan dapat mengingatkan ibu nifas
untuk merawat tali pusat bayinya.
3. Merekap data pengkajian yang telah dilakukan
3.1 Perekapan data dilakukan secara terintegrasi agar kelengkapan
data yang direkap sesuai dengan yang diharapkan serta
mencangkup data bayi yang mengalami omphalitis.
3.2 Evaluasi dituliskan di catatan perkembangan bayi dengan
format SOAP yang meliputi data subyektif, data obyektif,
assessment dan planning(rencana tindak lanjut)
Hambatan Pengkajian pada pasien dan keluarga tidak dapat dilakukan secara
bersamaan karena terkendala oleh waktu, sehingga dalam pengkajian
terkadang harus menunggu keluarga datang.
Solusi Meningkatkan komunikasi dengan keluarga untuk menentukan
waktu dalam melakukan pengkajian data bayi agar data pengkajian
32
cepat terkumpul dengan lengkap sehingga dapat digunakan sebagai
acuan untuk melakukan tindakan selanjutnya.
Daftar Lampiran 1. Berkonsultasi dengan mentor (Kepala Ruang)
1.1 Foto saat melakukan konsultasi dengan Mentor (Kepala
Ruang)
1.2 Lembar notulen hasil konsultasi
2. Melakukan pengkajian data bayi dengan Omphalitis
2.1 Foto dokumentasi saat melakukan pengkajian pada
pasien dan keluarga
2.2 Foto buku operan jaga bayi
3. Merekap data pengkajian yang telah dilakukan
3.1 Foto catatan perkembangan pada bayi
3.2 Hasil data yang didapat
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata Pelatihan:
33
Sub Kegiatan:
AKUNTABILITAS
a. Kejelasan
Seorang Bidan CPNS saat melakukan konsultasi dengan Mentor hendaknya
membuat draft konsultasi agar materi yang disampaikan kepada Mentor dapat
dipahami dan tersampaikan apa yang akan kita lakukan.
b. Kepercayaan
Seorang Bidan CPNS hendaknya membangun kepercayaan pada Mentor agar
observasi dan pengkajian yang akan dikerjakan dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Serta dari kepercayaan itu nantinya dapat menghasilkan solusi yang
tepat dari Mentor.
c. Tanggung jawab
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan konsultasi harus dengan bersungguh-
sungguh agar Mentor juga merasa mantap dalam mendukung kegiatan yang kita
rencanakan. Serta mensuport terus kegiatan-kegiatan yang sudah kita susun.
d. Transparansi
Seorang Bidan CPNS dalam berkonsultasi harus terbuka tanpa ada yang ditutup-
tutupi agar tidak terjadi kesalah pahaman antara kita dengan Mentor. Serta
menyampaikan masalah yang ada secara lengkap untuk mendapatkan saran yang
sesuai dengan masalah yang kita hadapi.
NASIONALISME
a. Musyawarah
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan konsultasi hendaknya bersikap rendah hati
untuk memecahkan masalah yang ditemui guna mengambil keputusan bersama
dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang ditemui.
b. Kerjasama
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan konsultasi adalah sebagai wujud usaha untuk
memperoleh tujuan bersama dan hasilnya dapat dinikmati secara bersam-sama
serta manfaatnya dapat dirasakan oleh pasien bahkan masyarakat luas.
34
c. Amanah
Seorang Bidan CPNS dalam berkonsultasi dengan Mentor harus menjaga nama baik
dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah disusun dengan baik dan dapat
dipercaya sesuai dengan materi yang dikonsulkan.
ETIKA PUBLIK
a. Sopan
Seorang Bidan CNPS dalam melakukan konsultasi hendaknya dengan santun dan
bertutur kata dengan baik serta ramah pada Mentor. Serta tidak menyela
pembicaraan yang disampaikan agar tidak menyinggung perasaan Mentor.
b. Taat dan Patuh
Seorang Bidan CPNS dalam berkonsultasi haruslah mematuhi setiap aturan yang
diberikan oleh Mentor dan tidak melanggar aturan tersebut agar hasil konsultasi yang
disampaikan juga berkualitas.
c. Berbudaya
Dalam melakukan konsultasi pada Mentor, seorang Bidan CPNS harus mempunyai
pikiran yang sudah maju dan terdepan agar menghasilkan karya yang dapat
dimanfaatkan oleh pasien untuk meningkatkan taraf kesehatannya.
d. Cermat
Seorang Bidan CPNS harus teliti agar hal-hal yang sudah disampaikan oleh Mentor
tidak ada yang terlewat, sehingga pencampaian hasil kegiatan nantinya maksimal dan
dapat dirasakan manfaatnya.
KOMITMEN MUTU
a. Efektif
Dalam berkonsultasi dengan Mentor, seorang Bidan CPNS harus efektif waktu karena
Mentor pastinya masih mempunyai janji dengan orang lain.
b. Efisien
Seorang Bidan CPNS saat melakukan konsultasi hendaknya dengan efisien waktu dan
tenaga juga agar waktu yang ada dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
c. Kualitas
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan konsultasi dengan Mentor dengan
menggunakan draft konsultasi sehingga materi yang akan disampaikan sudah
tersusun dengan rapi dan tidak ada yang terlewat. Serta menghasilkan hasil
35
konsultasi yang berkualitas dan dapat dijadikan dasar melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang sudah dibuat.
ANTI KORUPSI
a. Jujur
Seorang Bidan CPNS dalam berkonsultasi hendaknya mengatakan maksud, tujuan
dan permasalahan atau isu yang ada di ruangan secara terbuka tanpa ada yang
ditutup-tutupi agar Mentor juga dapat turut serta memberikan solusi dalam
permasalahan tersebut. Permasalahan tersebut yaitu kurangnya media edukasi yang
dapat digunakan untuk melakukan edukasi pada pasien.
b. Disiplin
Seorang Bidan CPNS saat melakukan konsultasi harus tepat waktu karena dapat
menggangggu kegiatan Mentor di luar konsultasi dengan kita.
c. Berani
Seorang Bidan CPNS saat berkonsultasi hendaknya berani menyampaikan maksud
dan tujuannya dalam mengoptimalkan media edukasi seperti leaflet dan poster guna
menunjang acara penyuluhan yang dilakukan.
a. Transparan
Seorang Bidan CPNS dalam pengkajian data bayi dilakukan secara terbuka tanpa ada
yang disembunyikan dari rekan sejawat sehingga data bayi yang diberikan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
b. Pelaporan
Dalam melakukan pengkajian, seorang Bidan CPNS hendaknya mendokumentasikan
hasil pengkajian dengan tepat dan sesuai dengan data sebenarnya yang didapat dari
hasil pengkajian.
c. Tanggung Jawab
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan pengkajian harus dengan bersungguh-
sungguh agar data yang didapat juga dapat disampaikan serta diolah menjadi data
kejadian Omphalitis di ruang Nusa Indah 2.
36
d. Kejelasan
Seorang Bidan CPNS saat melakukan pengkajian data pasien bayi rawat gabung harus
secara nyata dan jelas agar data yang dihasilkan juga dapat dijadikan acuan untuk
melakukan asuhan kebidanan selanjutnya.
NASIONALISME
a. Amanah
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan pengkajian harus dapat dipercaya sehingga
data yang didapat bisa dicatat dan dilaporkan secara benar sehingga data yang
dihasilkan berkualitas.
b. Rela Berkorban
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan pengkajian data pada pasien bayi rawat
gabung mau meluangkan waktunya agar target data yang diharapakan terpenuhi.
c. Kerja Sama
Dalam melakukan pengkajian, seorang Bidan CPNS hendaknya mengikutsertakan
rekan sejawat agar ikut mengetahui keadaan kesehatan bayi yang sebenarnya.
ETIKA PUBLIK
a. Cermat
Seorang Bidan CPNS dalam pengkajian data bayi hendaknya cermat dan teliti agar
tidak ada data yang terlewat dan menghasilkan data yang valid serta apa adanya.
Dengan data tersebut dapat dijadikan dasar dilakukannya asuhan kebidanan
selanjutnya.
b. Akurat
Dalam melakukan pengkajian, seorang Bidan CPNS hendaknya melakukan dengan
terintegrasi untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat. Hal tersebut yang
digunakan sebagai dasar melakukan tindakan selanjutnya pada pasien bayi rawat
gabung.
c. Sopan
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan pengkajian pada pasien ibu nifas dengan bayi
arwat gabung hendaknya dengan ramah, sopan, santun dan bertutur kata yang
lembut agar pasien merasa nyaman selama dilakukan pengkajian.
37
d. Menjaga Rahasia
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan pengkajian data bayi Omphalitis dengan tidak
menyebarkan informasi mengenai keadaan sebenarnya pada pasien lain karena hal
tersebut sama saja melanggar privacy pasien.
KOMITMEN MUTU
a. Efektif
Dalam melakukan pengkajian, seorang Bidan CPNS hendaknya dapat memanfaatkan
waktu yang ada agar pasien juga tidak terganggu waktu istirahatnya.
b. Efisien
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan pengkajian pada pasien ibu nifas dengan bayi
rawat gabung haruslah dilakukan secara berurutan sehingga bisa selesai sesuai
dengan waktu yang sudah disepakati.
c. Kualitas
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan pengkajian hendaknya dikaji secara lengkap
guna mendapatkan hasil yang berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan.
ANTI KORUPSI
a. Peduli
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan pengkajian harusnya sensitive dengan apa
yang dirasakan pasien. Selalu melihat kenyamanan pasien selama dilakukan
pengkajian.
b. Tanggap
Seorang bidan CPNS dalam mengkaji data bayi dengan Omphalitis hendaknya
tanggap dengan keluhan yang disampaikan oleh pasien agar hasil kajian yang
diperoleh lengkap dan valid.
c. Jujur
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan pengajian harus jujur untuk mendapatkan
data pasien yang sebenarnya dan valid. Sehingga data tersebut dapat digunakan
untuk melakukan tindakan kebidanan selanjutnya.
d. Berani
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan pengkajian hendaknya berani menjawab
pertanyaan yang nantinya disampaikan pasien terkait data kajian yang kita tanyakan.
38
Serta mampu menjelaskan pada pasien maksud dan tujuan dari pengkajian yang
dilakukan.
a. Tanggung Jawab
Seorang Bidan CPNS dalam merekap data harus dilakukan secara bersungguh-sungguh
dan sesuai dengan data pengkajian yang sudah dilakukan tanpa ada data yang dibuat-
buat. Sehingga data yang dihasilkan berkualitas dan dapat dijadikan acuan asuhan
kebidanan selanjutnya.
b. Pelaporan
Dalam merekap data, seorang Bidan CPNS haruslah melakukan pendokumentasian
data pengkajian dengan jelas dan mudah sehingga rekan sejawat juga mampu
memahami keadaan kesehatan pada bayi rawat gabung.
c. Kejelasan
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan rekapan data hendaknya dilakukan secara rapi
sehingga jelas apa yang dimaksud dari dokumentasi yang dilakukan
d. Konsistensi
Dalam melakukan rekapan data, seorang Bidan CPNS harus menulis secara riil data
yang didapat dan tidak mengubah-ubah data hasil pengkajian yang sudah dilakukan.
NASIONALISME
a. Kerja Sama
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan rekap data hendaknya bekerja sama dengan
rekan sejawat agar tidak ada data yang terlewat saat melakukan rekapan karena dapat
mempengaruhi hasil yang didapat.
b. Musyawarah
Dalam melakukan rekapan data, seorang Bidan CPNS hendaknya berdiskusi dengan
rekan sejawat apakah data yang didapat sudah sesuai dengan standar yang ada atau
belum sehingga mencapai mufakat bersama.
c. Amanah
Seorang Bidan CPNS dalam merekap data haruslah dapat dipercaya, tidak
memanipulasi data yang ada agar data yang didapat valid dan dapat dipertanggung
jawabkan.
39
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
a. Kualitas
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan rekapan data hendaknya ditulis dengan rapi,
mudah dipahami dan lengkap agar hasil yang didapatkan berkualitas serta dapat
dipertanggung jawabkan.
b. Efektif
Seorang Bidan CPNS dalam merekap data hendaknya memanfaatkan waktu yang ada
agar tidak terbuang sia-sia. Jadi dengan waktu yang tersisa dapat meneliti kembali data
yang direkap sudah lengkap atau masih ada yang terlewat.
ANTI KORUPSI
a. Disiplin
Dalam melakukan rekapan data, seorang Bidan CPNS harus disiplin agar target data
yang harus dicapai selesai sesuai dengan deadline yang telah disusun.
b. Jujur
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan rekap data hendaknya jujur dan apa adanya
dengan data yang direkap agar data tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada.
Tidak perlu menambah atau mengurangi data pengkajian yang sudah dilakukan
40
karena itu akan mengurangi kevalidan data yang dikaji.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pasien dari mulai observasi, pengkajian data dan
mendapatkan data bayi dengan Omphalitis menghasilkan data kajian masih banyaknya orang
tua bayi khusunya ibu bayi yang masi belum mengetahui bagaimana teknik perawatan tali pusat
yang benar dan tepat.
Dari kegiatan tersebut membuat Bidan berpikir bagaimana cara agar ibu nifas dengan bayi rawat
gabung tahu cara perawatan tali pusat yang benar dan tepat. Dari sinilah timbul inovasi yang
akan di aplikasikan oleh Bidan dalam kegiatan sehari-hari di Ruang Nusa Indah 2. Sehingga
diharapkan ibu nifas dengan bayi rawat gabung dapat melakukan secara mandiri perawatan tali
pusat setelah sampai di rumah.
1. Selaras
Seorang bidan CPNS dalam pengkajian harus selaras agar dapat beriringan dengan
tujuan yang sama yaitu meningkatkan kualitas kesehatan di masyarakat.
41
2. Akal Budi Luhur
Seorang bidan CPNS dalam melakukan pengkajian senantiasa ber akal budi luhur untuk
menjaga kenyamanan pasien karena pelayanan pada pasien adalah yang utama. Pasien
lah yang menjadi tolak ukur pelayanan yang kita berikan sudah berkualitas atau belum.
3. Teladan-keteladanan
Seorang bidan CPNS dalam melakukan pengkajian data hendaklah menjadi teladan yang
baik yaitu mengkaji secara jujur dan transparan agar data yang diperoleh juga sesuai
dengan apa yang ada tidak dibuat-buat.
4. Rela Melayani
Seorang bidan CPNS dalam melakukan pengkajian sebagai wujud rela melayani pasien
dengan sepenuh hati untuk mendapatkan hasil pengkajian yang maksimal dan
bermanfaat untuk masyarakat.
5. Inovatif
Seorang bidan CPNS melakukan pengkajian sebagai bentuk awal melaksanakan inovasi
yang sudah di rancang. Dalam pengkajian nantinya akan di dapat data ibu nifas dengan
bayi rawat gabung yang perlu diberikan penyuluhan.
6. Yakin Dan Percaya Diri
Seorang bidan CPNS harus yakin dan percaya diri dalam melakukan setiap kegiatan
pengkajian karena sebagai tolak ukur kualitas pengkajian yang dilakukan.
7. Ahli Profesional
42
Mengobservasi dan mengkaji teknik perawatan tali pusat
43
44
Bukti Sub Kegiatan 2
Melakukan pengkajian data bayi dengan Omphalitis
45
Foto Buku Operan Jaga
46
Bukti Sub Kegiatan 3
Merekap data pengkajian yang telah dilakukan
47
Berita Acara Sub Kegiatan 1
Berkonsultasi dengan Mentor (Kepala Ruang)
48
Berita Acara Sub Kegiatan 2
Melakukan pengkajian data bayi dengan Omphalitis
49
Berita Acara Kegiatan 3
Merekap data pengkajian yang telah dilakukan
50
KEGIATAN 2 MEMBUAT PROGRAM ALTAR (PERAWATAN TALI PUSAT LEAFLET POSTER)
Kegiatan / Sub
Kegiatan 1 :
Kegiatan / Output
Membuat program ALTAR (Perawatan Tali Pusat Leaflet Poster)
sub kegiatan
Sub Kegiatan :
a. Menyiapkan materi untuk pembuatan leaflet dan poster
b. Mendesain leaflet dan poster perawatan tali pusat
c. Berkonsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS mengenai
materi dan desain yang dibuat
d. Mencetak leaflet dan poster perawatan tali pusat
e. Mensosialisasikan tentang Program ALTAR (Perawatan Tali
Pusat Leaflet Poster) pada rekan sejawat
Output Kegiatan 1:
Terlaksananya Program ALTAR (Perawatan Tali Pusat Leaflet
Poster) pada ibu nifas dengan bayi rawat gabung di Ruang Nusa
Indah 2
51
Tingkat Capaian : 100 % indikator pencapaian sebagai berikut :
Seluruh sub kegiatan terlaksana dengan baik, dimana bidan menyiapkan
materi dan membuat media edukasi yaitu leaflet perawatan tali pusat
dan poster fakta mitos perawatan tali pusat agar dapat dilakukan secara
mandiri di rumah. Bidan juga telah melakukan koordinasi dengan Tim
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) terkait ketersediaan media
edukasi sebelumnya sehingga bidan sudah mendapatkan izin untuk
melakukan pembuatan media edukasi yaitu leaflet perawatan tali pusat
dan poster fakta mitos perawatan tali pusat.
Deskripsi Proses Sub Kegiatan :
52
3.2 Bidan mengajukan desain leaflet dan poster yang sudah
disetujui oleh Kepala Ruang pada Tim PKRS dengan maksud
apakah desain leaflet dan poster tentang perawatan tali pusat
sudah sesuai dengan standar pembuatan desain media edukasi
di RSUD Sleman.
4. Mencetak leaflet dan poster perawatan tali pusat
4.1 Desain leaflet dan poster yang telah disetujui Kepala Ruang dan
Tim PKRS kemudian dicetak dan diperbanyak lalu ditempatkan
pada tempat leaflet yang sudah tersedia di Ruang Nusa Indah
2.
4.2 Bidan menempatkan leaflet di meja nurse station karena area
ini yang mudah atau sering dijangkau pengunjung dan keluarga
yang mau menjenguk sehingga media edukasi bisa diambil dan
dibaca-baca oleh pengunjung dan keluarga. Serta
menempatkan poster di ruang perawatan ibu, agar para ibu
nifas dapat melihat informasi yang ada pada poster.
5. Mensosialisasikan tentang Program ALTAR (Perawatan Tali Pusat
Leaflet Poster) pada rekan sejawat
5.1 Bidan melakukan sosialisasi pada rekan sejawat mengenai
media edukasi yang telah dibuat yaitu leaflet perawatan tali
pusat dan mitos fakta perawatan tali pusat. Sosialisasi
dimaksudkan agar rekan sejawat mengetahui adanya media
edukasi yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan
pemberian edukasi pada pasien ibu nifas pada khususnya.
Hambatan Pelaksanaan pembuatan media edukasi terlaksana dengan cukup
memakan waktu karena harus mengumpulkan materi dan mendesain
leaflet dan poster agar menarik dan membuat yang mengambil leaflet
merasa ingin tahu apa isi leaflet tersebut. Serta poster yang dibuat
juga harus mempunyai daya tarik untuk dibaca.
Solusi Bidan mencari referensi dalam mendesain leaflet dan poster
perawatan tali pusat agar hasilnya membuat orang tertarik untuk
membaca informasi yang ada di dalamnya. Serta melakukan sharing
dengan rekan sejawat kebutuhan apa saja yang dibutuhkan di ruang
Nusa Indah 2.
53
Daftar Lampiran
1. Menyiapkan materi untuk pembuatan leaflet dan poster
1.1 Foto materi perawatan tali pusat
1.2 Draft pembuatan leaflet dan poster
2. Mendesain leaflet dan poster perawatan tali pusat
2.1 Foto desain leaflet dan poster perawatan tali pusat
3. Berkonsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS mengenai
materi dan desain yang dibuat
3.1 Foto saat berkonsultasi dengan Kepala Ruang
3.2 Foto saat berkonsultasi dengan Tim Promosi Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS)
3.3 Foto revisi leaflet dan poster
4. Mencetak leaflet dan poster perawatan tali pusat
4.1 Print out leaflet perawatan tali pusat
4.2 Print out poster fakta mitos perawatan tali pusat
5. Mensosialisasikan tentang Program ALTAR (Perawatan Tali Pusat
Leaflet Poster) pada rekan sejawat
5.1 Foto saat melakukan sosialisasi pada rekan sejawat
5.2 Foto presensi rekan sejawat yang hadir
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata Pelatihan:
Manajemen ASN
Seorang Bidan CPNS membuat media edukasi yang sebagai bentuk inovasi yang dibuat
agar dalam penyampaian materi mudah diterima oleh pasien serta efektif karena pasien
bisa membaca media edukasi tersebut jika terlupa informasi yang disampaikan.
Whole of Government
Seorang Bidan CPNS berupaya memenuhi kebutuhan media edukasi di Ruang Nusa Indah
2 RSUD Sleman perlu dilakukan koordinasi dengan Tim PKRS untuk pengoptimalan media
edukasi yang dibuat.
Pelayanan Publik
Seorang Bidan CPNS berinovasi dengan melakukan pembuatan media edukasi berupa
leaflet dan poster dimaksudkan agar pengetahuan dan kesadaran pasien dan keluarga
tentang perawatan tali pusat setelah menjalani perawatan dapat meningkat serta dapat
melakukan secara mandiri di rumah.
54
Sub Kegiatan:
AKUNTABILITAS
a. Kejelasan
Seorang Bidan CPNS dalam menyiapkan materi hendaknya dengan materi yang jelas
dan terarah agar materi yang dibuat saling keterkaitan serta dapat digunakan sebagai
bahan membuat leaflet dan poster perawatan tali pusat.
b. Tanggung jawab
Seorang Bidan CPNS dalam menyiapkan, mengumpulkan dan menyusun materi
hendaknya bertanggug jawab dengan literatur yang diambil dalam penyusunan
materi leaflet dan poster karena nantinya informasi yang ada di dalam leaflet dan
poster akan dijadikan pegangan oleh ibu nifas dalam melakukan perawatan tali pusat
pada bayinya.
c. Konsistensi
Dalam menyiapkan materi, seorang Bidan CPNS harusnya tidak berubah-ubah
dengan materi yang diambil karena materi yang diambil untuk meningkatkan
kesehatan pasien. Serta konsisten dengan materi yang diambil dari awal sampai akhir
pembuatan leaflet dan poster.
d. Keseimbangan
Seorang Bidan CPNS dalam menyiapkan materi hendaknya balance antara gambar
dan informasi yang disampaikan agar pasien yang membaca tidak bosan serta lebih
tertarik karena dari gambar biasanya informasi yang disampaikan lebih
tersampaikan.
NASIONALISME
a. Rela Berkorban
Dalam menyusun materi, seorang Bidan CPNS pastinya membutuhkan waktu dan
tenaga yang tidak sedikit sehingga harus rela meluangkan sebagian banyak waktunya
untuk penyusunan materi perawatan tali pusat.
b. Musyawarah
Seorang Bidan CPNS dalm menyusun materi perawatan tali pusat hendaknya
melakukan diskusi dengan rekan sejawat agar materi yang disusun dapat diberikan
55
saran sehingga sesuai dengan kebutuhan yang ada di ruangan serta akan menjadi
lebih baik lagi.
c. Kerjasama
Seorang Bidan CPNS dalam menyusun materi perawatan tali pusat senantiasa bekerja
sama dengan rekan sejawat untuk saling melengkapi materi yang telah disusun agar
semakin lengkap dan materi yang disusun tersampaikan pesannya pada pasien.
d. Amanah
Dalam menyusun materi perawatan tali pusat, seorang Bidan CPNS harus bisa
dipercaya darimana sumber materi yang diambil. Mengambil dari sumber materi
yang valid dan sudah sesuai dengan standar operasional yang ada.
ETIKA PUBLIK
a. Cermat
Seorang Bidan CPNS dalm menyusun materi hendaknya dengan cermat dan teliti
dengan materi yang disusun. Masih adakah materi yang terlewat dan perlu
ditambahkan atau tidak serta sudah sesuai dengan standar minimal yang ada agar
tidak terjadi tumpang tindih antar materi yang dibuat.
b. Akurat
Seorang Bidan CPNS dalam menyusun materi perawatan tali pusat hendaknya
mengambil dari sumber yang terpercaya dan sudah sesuai dengan standar operasional
yang dipakai di ruangan.
c. Sopan
Seorang Bidan CPNS dalam menyusun materi perawatan tali pusat hendaknya
menggunakan bahasa yang sopan dan santun agar pantas untuk disampaikan pada
pasien. Serta menggunakan bahasa sehari-hari agar informasinya tersampaikan pada
pasien.
KOMITMEN MUTU
a. Kualitas
Dalam menyusun materi perawatan tali pusat, seorang Bidan CPNS hendaknya
mengambil dari sumber-sumber ilmiah atau dari jurnal-jurnal kesehatan yang telah
diakui sehingga materi yang dihasilkan juga akan berkualitas serta berbobot.
b. Kreatifitas
56
Seorang Bidan CPNS dalam menyusun materi perawatan tali pusat harus penuh kreasi
agar informasi yang disampaiakn tidak monoton dan bagus. Hal tersebut agar menarik
pasien untuk membaca leaflet dan poster yang telah dibuat.
c. Inovasi
Seorang Bidan CPNS dalam menyusun materi perawatan tali pusat hendaknya penuh
dengan inovasi, tidak meniru media edukasi yang sudah ada serta berbeda dengan
media edukasi lainnya. Semua itu nantinya sebagai daya tarik tersendiri untuk pasien,
pengunjung dan keluarga yang membacanya.
d. Efektif
Dalam menyusun materi perawatan tali pusat, seorang Bidan CPNS harus
memanfaatkan waktu yang ada. Segera menyusun dan membuat draft materi yang
akan dimasukkan pada leaflet dan poster perawatan tali pusat agar tidak membuang-
buang waktu serta tenaga.
ANTI KORUPSI
a. Jujur
Seorang Bidan CPNS dalam menyiapkan dan menyusun materi hendaknya terbuka dan
tidak mengada-ada darimana sumber materi yang diambil. Menggunakan sumber
yang riil dan dapat dipercaya karena informasi yang disampaikan nantinya untuk
meningkatkan kesehatan pasien.
b. Sederhana
Seorang Bidan CPNS dalam menyiapak dan menyusun materi lebih baik menggunakan
bahasa yang mudah diterima oleh pasien dan masyarakat karena dengan
menggunakan bahasa medis, pastinya banyak pasien yang kurang paham sehingga
menghambat penyampaian materi yang ada pada leaflet dan poster.
c. Kerja Keras
Dalam menyiapkan materi perawatan tali pusat, seorang Bidan CPNS harus bekerja
keras agar materi yang ingin disusun segera terkumpul dengan lengkap sehingga dapat
digunakan untuk bahan membuat leaflet dan poster.
d. Disiplin
Seorang Bidan CPNS dalam menyiapkan materi perawatan tali pusat harus tepat waktu
untuk penyelesaiannya agar informasinya juga cepat sampai pada pasien sehingga
membantu pasien yang belum tahu bagaimana teknik perawatan tali pusat yang benar
dan tepat.
57
2. Mendesain leaflet dan poster perawatan tali pusat
AKUNTABILITAS
a. Keseimbangan
Seorang Bidan CPNS dalam mendesain leaflet dan poster perawatan tali pusat
hendaknya seimbang antara materi dan gambar ilustrasi yang dibuat agar desain
menarik untuk dilihat dan kemudian dibaca oleh pasien, pengunjung serta keluarga
pasien.
b. Konsistensi
Dalam mendesain leaflet dan poster perawatan tali pusat, seorang Bidan CPNS
hendaknya menjaga keabsahan materi yang digunakan dalam mendesain materi
leaflet dan poster. Semua itu guna menjaga konsistensi materi yang telah dibuat dan
disusun dalam leaflet dan poster.
c. Kejelasan
Seorang Bidan CPNS dalam mendesai leaflet dan poster harus sesuai dengan standar
operasional pelayanan di ruang Nusa Indah 2. Desainnya juga jelas dan mudah
dipahami oleh pasien agar pasien dapat melakukan perawatan tali pusat secara
mandiri di rumah.
NASIONALISME
a. Amanah
Seorang Bidan CPNS dalam mendesain leaflet dan poster harus dapat dipercaya
dengan hasil desain yang dibuat. Harus bisa menjaga kevalidan materi yang digunakan
dalam mendesain leaflet dan poster.
b. Musyawarah
Dalam mendesain leaflet dan poster, seorang Bidan CPNS tidak lupa berdiskusi
dengan rekan sejawat agar desain yang telah dibuat mendapatkan kritik dan saran
guna memperbaiki desain yang ada. Serta sudah sesuai dan layak untuk disampaikan
pada pasien.
c. Rela Berkorban
Seorang Bidan CPNS dalam mendesain leaflet dan poster pastinya membutuhkan
waktu dan tenaga yang tidak sedikit sehingga harus mau berkorban untuk
terselesaikannya desain yang dibuat.
58
d. Kerja Sama
Seorang Bidan CPNS dalam mendesain leaflet dan poster juga harus bekerja sama
dengan rekan sejawat guna pencapaian desain yang optimal.
ETIKA PUBLIK
a. Akurat
Dalam mendesain leaflet dan poster, seorang Bidan CPNS menggunakan desain yang
nyata agar dapat disuguhkan dengan baik pada pasien serta bermanfaat untuk pasien
sehingga taraf kesehatannya juga akan meningkat.
b. Sopan
Seorang Bidan CPNS dalam mendesain leaflet dan poster pastinya menggunakan
bahasa yang sopan dan santun agar informasi di dalamnya dapat diterima dengan baik
pula oleh pasien pada umumnya dan ibu nifas dengan bayi rawat gabung pada
khususnya.
c. Cermat
Seorang Bidan CPNS dalam mendesain leaflet dan poster perawatan tali pusat juga
harus cermat, jangan sampai ada materi ataupun gambar ilustrasi yang kurang pantas
di desain yang dibuat karena akan dilihat dan dibaca oleh pasien.
KOMITMEN MUTU
a. Kreatifitas
Seorang Bidan CPNS dalam mendesain leaflet dan poster hendaknya dengan penuh
daya kreasi agar leaflet dan poster yang dibuat menarik untuk dibaca. Dengan
ketertarikan itu, akan mempercepat informasi yang akan disampaikan dalam leaflet
dan poster tersebut.
b. Inovasi
Seorang Bidan CPNS mendesain leaflet dan poster adalah bentuk inovasi yang
harapannya pasien lebih peduli dengan kesehatan bayinya serta tidak takut untuk
melakukan perawatan tali pusat pada bayinya secara mandiri.
c. Efisien
Dalam mendesain lelaflet dan poster, seorang Bidan CPNS juga harus memperhatikan
efisiensi waktu yang dibutuhkan jangan sampai terlalu lama karena akan semakin lama
juga pasien menerima informasi yang ada dalam leaflet dan poster.
59
d. Kualitas
Seorang Bidan CPNS dalam mendesain leaflet dan poster juga harus memperhatikan
kualitas yang dihasilkan yaitu materi yang digunakan dan gambar ilustrasi yang diambil
agar hasilnya maksimal.
ANTI KORUPSI
a. Sederhana
Seorang Bidan CPNS dalam mendesain leaflet dan poster hendaknya menggunakan
bahasa dan desain yang sederhana namun mengena pada pasien dan membuat pasien
mau melakukan perawatan tali pusat secara mandiri.
b. Kerja Keras
Seorang Bidan CPNS saat mendesai leaflet dengan penuh perjuangan karena benar-
benar meluangkan waktu dan tenaga demi terselesaikannya desain leaflet dan poster
yang diharapkan.
c. Jujur
Seorang Bidan CPNS dalam mendesain leaflet dan poster harus sesuai dengan standar
yang ada, tidak mengada-ada serta sesuai dengan kebutuhan yang ada di ruang Nusa
Indah 2.
3. Berkonsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS mengenai materi dan desain yang
dibuat
AKUNTABILITAS
a. Transparan
Seorang Bidan CPNS saat berkonsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS
menyampaikan materi yang disusun dan desain yang telah dibuat secara terbuka
tanpa ada yang ditutup-tutupi sesuai dengan standar minimal pelayanan yang ada
agar hasilnya bagus serta layak disampaikan pada pasien khususnya pasien ibu nifas
dengan bayi rawat gabung.
b. Integritas
Dalam berkonsultasi, seorang Bidan CPNS harus menjaga perkataan, tingkah laku
serta menepati janji pada Kepala Ruang dan Tim PKRS untuk memperbaiki materi dan
desain yang sudah dikonsulkan agar semaikn baik lagi.
60
c. Tanggung Jawab
Seorang Bidan CPNS dalam berkonsultasi senantiasa bersungguh-sungguh dalam
menyampaikan materi dan desain yang telah dibuat serta mendengarkan revisi apa
yang perlu dilakukan guna memperbaiki leaflet dan poster yang dibuat.
d. Kejelasan
Seorang Bidan CPNS saat melakukan konsultasi dengan penuh kejelasan agar Kepala
Ruang dan Tim PKRS juga memahami apa maksud dan tujuan dari konsultasi yang
disampaikan. Serta menyampaikan semua yang menjadi hambatan saat menyusun
materi dan mendesain leaflet.
e. Konsistensi
Seorang Bidan CPNS juga harus menjaga konsistensinya saat melakukan konsultasi
karena hal tersebut yang dilihat oleh Kepala Ruang dan Tim PKRS apakah materi dan
desain leaflet serta poster yang disusun dan dibuat itu layak untuk diberikan pada
pasien.
NASIONALISME
a. Kerja Sama
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan konsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS
harus menjalin kerja sama dengan baik agar hasil akhirnya juga akan berkualitas serta
pantas diberikan atau disampaikan pada pasien.
b. Musyawarah
Seorang Bidan CPNS saat berkonsultasi hendaknya berdiskusi dengan baik untuk
mencapai mufakat dan mendapatkan hasil diskusi yang satu pemahaman serta
mendukung bidan untuk meneruskan program yang dibuat yaitu pembuatan media
edukasi leaflet dan poster perawatan tali pusat.
c. Rela Berkorban
Seorang Bidan CPNS saat melakukan konsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS
tentunya harus meluangkan waktu dan tenaga karena terkadang saat akan konsultasi
Kepala Ruang dan Tim PKRS sedang tidak ada di tempat sehingga harus menunggu.
Oelh karena itu, bidan harus rela menghabiskan waktu dan tenaganya untuk
melakukan konsultasi.
61
d. Amanah
Seorang Bidan CPNS saat berkonsultasi senantiasa dapat dipercaya, jika sudah
membuat janji dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS harus ditepati dan datang tepat
waktu agar Kepala Ruang dan Tim PKRS tidak menunggu bidan.
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
a. Efektif
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan konsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS
harus bisa memanfaatkan waktu yang ada agar tidak mebuang-buang waktu yang
diberikan oleh Kepala Ruang dan Tim PKRS.
b. Efisien
Seorang Bidan CPNS saat berkonsultasi hendaknya efisien waktu, tempat dan tenaga
karena waktu yang dimiliki oleh Kepala Ruang dan Tim PKRS terbatas serta masih
62
banyak yang perlu dilakukan. Sehingga bidan harus mampu mengatur semuanya
dengan rapi dengan output yang berkualitas.
c. Kualitas
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan konsultasi hendaknya dilakukan dengan baik
dan rapi sehingga cepat selesai, materi dan desain mudah dipahami oleh Kepala Ruang
dan Tim PKRS serta didukung untuk melanjutkan pencetakan leaflet dan poster
perawatan tali pusat.
ANTI KORUPSI
a. Disiplin
Seorang Bidan CPNS saat berkonsultasi hendaknya tepat waktu agar bisa selesai sesuai
dengan deadline yang sudah dibuat dan bisa segera mensosialisasikan leaflet dan
poster perawatan tali pusat yang telah dibuat.
b. Jujur
Seorang Bidan CPNS dalam melakuka konsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS
hendaknya terbuka, tanpa ada yang ditutup-tutupi dan sesuai dengan keadaan
sebenarnya sehingga aapa yang menjadi permasalahan dapat ditemukan solusinya.
c. Berani
Dalam melakukan konsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS merupakan wujud
keberanian seorang Bidan CPNS untuk upaya mengoptimalkan media edukasi yang
digunakan untuk melakukan penyuluhan pada pasien. Diharapkan leaflet dan poster
perawatan tali pusat berdampak pada optimalnya edukasi untuk meningkatkan
kesehatan bayi.
AKUNTABILITAS
a. Kejelasan
Seorang Bidan CPNS dalam mencetak leaflet dan poster juga harus memperhatikan
tulisan yang ada sudah jelas dan dapat dengan mudah dibaca atau belum. Semua itu
agar informasi yang ada di dalamnya mudah dipahami oleh ibu dengan bayi rawat
gabung.
63
b. Pelaporan
Seorang Bidan CPNS dalam melakukan pencetakan hendaknya melaporkan hasil dari
leaflet dan poster yang sudah dicetak. Media edukasi yang sudah dicetak harapannya
membantu dalam menyampaikan informasi pada pasien.
c. Kepercayaan
Dalam mencetak leaflet dan poster, seorang Bidan CPNS harus menjaga kepercayaan
yang diemban yaitu menyampaikan hasil cetakan pada ruang Nusa Indah 2 dan Tim
PKRS.
NASIONALISME
a. Sejahtera
Seorang Bidan CPNS mencetak leaflet dan poster akan memberikan efek sejahtera
pada ibu nifas dengan bayi rawat gabung karena dengan informasi perawatan tali
pusat yang diberikan, berarti secara tidak langsung ibu ikut turut serta menekan
Angka Kematian Bayi akibat Infeksi yang disebabkan kurang optimalnya pearawatan
tali pusat pada bayi.
b. Kerjasama
Seorang Bidan CPNS dalam mencetak leaflet dan poster hendaknya berkoordinasi
dengan rekan sejawat yaitu berapa banyak leaflet dan poster yang dibutuhkan untuk
digunakan sebagai media edukasi perawatan tali pusat pada bayi rawat gabung.
c. Rela berkorban
Dalam mencetak leaflet dan poster perawatan tali pusat, seorang Bidan CPNS pasti
membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Bidan harus rela jika waktu dan
tenaganya digunakan untuk mencetak leaflet dan poster karena untuk
mengoptimalkan penggunaan media edukasi dalam pemebrian penyuluhan sehingga
materi yang disampaikan lebih mudah diterima oleh pasien.
d. Musyawarah
Seorang Bidan CPNS dalam mencetak leaflet dan poster hendaknya melakukan
diskusi dengan rekan sejawat untuk mengetahui berapa banyak kebutuhan leaflet
dan poster di ruang Nusa Indah 2. Serta berkoordinasi dengan rekan sejawat dimana
poster nantinya akan dipasang.
64
ETIKA PUBLIK
a. Akurat
Seorang Bidan CPNS dalm mencetak leaflet dan poster hendaknya menggunakan
materi yang sudah disusun dan desain yang dibuat sehingga materinya akurat karena
sudah sesuai dengan yang disusun.
b. Cermat
Seorang Bidan CPNS dalam mencetak leaflet dan poster harus cermat dan teliti
dengan hasil cetakan. Mengkoreksi kembali hasil cetakan, apakah masih ada kata
yang keliru atau gambar yang kurang sesuai karena leaflet dan poster akan digunakan
untuk media edukasi pada pasien.
c. Sopan
Dalam mencetak leaflet dan poster, seorang Bidan CPNS harus memperhatikan
bahasa yang digunakan dalam leaflet dan poster. Apakah sudah menggunakan
bahasa yang baik, sopan serta mudah dipahami oleh pasien.
d. Taat dan patuh aturan
Seorang Bidan CPNS dalam mencetak leaflet dan poster hendaknya taat dan patuh
dengan aturan yang dipakai seperti ukuran leaflet dan poster yang sudah menjadi
standar rumah sakit. Sehingga saat digunakan tidak menimbulkan masalah karena
sudah sesuai dengan aturan yang ada di RSUD Sleman.
KOMITMEN MUTU
a. Inovasi
Seorang Bidan CPNS dengan mencetak leaflet dan poster adalah sebagai bentuk
inovasi yang diberikan bidan pada ruang Nusa Indah 2 guna melengkapi media
edukasi kesehatan yang diharapkan meningkatkan edukasi pada pasien untuk
meningkatkan kesehatan bayi.
b. Kreatifitas
Dengan mencetak leaflet dan poster perawatan tali pusat merupakan wujud
kreatifitas seorang Bidan CPNS untuk mengoptimalkan edukasi di Ruang Nusa Indah
2 RSUD SLeman. Harapannya, dengan adanya media edukasi dapat mempermudah
pemberian edukasi pada pasien sehingga informasi yang ada bisa tersampaikan
secara maksimal.
65
c. Kualitas
Seorang Bidan CPNS dalam mencetak leaflet dan poster menggunakan kualitas yang
baik agar menarik untuk disampaikan pada pasien. Sehingga pasien juga mudah
memahami isinya.
d. Efektif
Seorang Bidan CPNS dengan mencetak leaflet dan poster pastinya membuat
pemberian edukasi menjadi lebih efektif karena pasien dapat membaca leaflet jika
terlupa informasi apa yang disampaikan oleh bidan. Hal tersebut akan membuat
pasien bisa mandiri melakukan perawatan tali pusat pada bayinya.
ANTI KORUPSI
a. Peduli
Dengan mencetak leaflet dan poster adalah sebagai wujud bentuk kepedulian
seorang Bidan CPNS dalam meningkatkan kesehatan pada bayi. Salah satu kesehatan
bayi yaitu perawatan tali pusat yang terkadang dianggap sepele oleh ibu bayi namun,
jika tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan infeksi dan dapat menyebabkan
kematian.
b. Sederhana
Seorang Bidan CPNS dalam mencetak leaflet dan poster merupakan bentuk
sederhana dalam melengkapi media edukasi pada pasien. Dengan adanya media
edukasi ini, diharapkan pemberian edukasi pada pasien semakin optimal.
c. Jujur
Seorang Bidan CPNS dalam mencetak leaflet dan poster hendaknya apa adanya
sesuai dengan kebutuhan yang ada di Ruang Nusa Indah 2. Tidak perlu mengada-ada
jika memang banyak yang dibutuhkan sehingga mencetak sesuai dengan kebutuhan
yang ada.
d. Berani
Dengan mencetak leaflet dan poster adalah bentuk keberanian seorang Bidan CPNS
guna mengoptimalkan media edukasi yang digunakan sebagai media pemberian
edukasi pada pasien ibu nifas dengan bayi rawat gabung.
66
5. Mensosialisasikan tentang Program ALTAR (Perawatan Tali Pusat Leaflet Poster) pada
rekan sejawat
AKUNTABILITAS
a. Kepemimpinan
Seorang Bidan CPNS dalam memberikan sosialisasi hendaknya dengan jiwa
kepemimpinan sehingga rekan sejawat yakin dan mau ikut melaksanakan program
ALTAR (Perawatan Tali Pusat Leaflet Poster) sehingga program tersebut dapat
terlaksana secara maksimal.
b. Kejelasan
Dalam memberikan sosialisasi, seorang Bidan CPNS menyampaikan dengan jelas
agar tidak terjadi salah paham antar rekan sejawat. Serta agar rekan sejawat juga
dapat melaksanakan program yang telah dibuat bidan.
c. Tanggung Jawab
Seorang Bidan CPNS saat memberikan sosialisasi dengan rekan sejawat harus
bersungguh-sungguh agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan oleh bidan.
d. Kepercayaan
Seorang Bidan CPNS dalam memberikan sosisalisasi pada rekan sejawat dengan
penuh keyakinan sehingga timbul trust antara bidan dan rekan sejawat. Hal tersebut
akan mempermudah jalannya program ALTAR (Perawatan Tali Pusat Leaflet Poster).
e. Konsistensi
Seorang Bidan CPNS saat mensosialisasikan program ALTAR hendaknya konsisten
dari awal sampai akhir sosialisasi agar rekan sejawat paham dan mengerti dengan
apa yang kita sampaikan.
NASIONALISME
a. Kerja Sama
Dalam mensosialisasikan program ALTAR, seorang Bidan CPNS menyampaikan kerja
sama rekan sejawat untuk mengoptimalkan pemberian edukasi menggunakan media
edukasi leaflet dan poster. Semua itu untuk pencapaian tujuan yang sepaham.
b. Toleransi
Seorang Bidan CPNS saat memberikan sosialisasi hendaknya mengerti jika ada rekan
sejawat yang berhalangan hadir sehingga harus menjelaskan sendiri program ALTAR
tersebut.
67
c. Musyawarah
Seorang Bidan CPNS dalam memberikan sosisalisasi pada rekan sejawat juga sebagai
tempat mendiskusikan bagaiman agar program ini dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan dan dapat memberikan output yang baik untuk kesejahteraan dan
kesehatan pada bayi.
d. Amanah
Seorang Bidan CPNS saat memberikan sosialisasi hendaknya dapat menjaga amanah
yang diberikan guna mengoptimalkan pemberian edukasi dengan media edukasi yang
telah dibuat.
ETIKA PUBLIK
a. Berbudaya
Seorang Bidan CPNS dalam memberikan sosialiasasi hendaknya menggunakan bahasa
yang baik juga bertingkah laku yang pantas agar dihormati oleh rekan sejawat.
b. Sopan
Saat memberikan sosisalisasi pada rekan sejawat, seorang Bidan CPNS hendaknya
dengan menggunakan kata-kata yang sopan dan santun juga ramah agar rekan
sejawat juga bersemangat untuk ikut serta menjalan program ini.
c. Tanggap
Seorang Bidan CPNS hendaknya tanggap jika ada rekan sejawat yang kurang nyaman
saat sosialisasi sehingga bidan dapat menyampaikan program secara detail dan cepat
namun mudah untuk dipahami.
d. Cermat
Seorang Bidan CPNS saat memberikan sosialisasi hendaknya cermat dan teliti agar
tidak ada informasi yang terlewat. Sehingga perlu menggunakan draft sosialiasi.
KOMITMEN MUTU
a. Efektif
Seorang Bidan CPNS dalam memberikan sosialisasi harus memanfaatkan wkatu yang
ada agar tidak membuang-waktu sehingga media edukasi yang dibuat segarag
terealiasasi.
68
b. Efisien
Dalam memberikan sosialisasi, seorang Bidan CPNS hendaknya efisien waktu dan
tempat agar sosialisasi segera terlaksana dan media edukasi yang dibuat bisa segera
diberikan pada pasien.
c. Inovasi
Seorang Bidan CPNS dengan membuat program ALTAR (Perawatan Tali Pusat Leaflet
Poster) merupakan wujud inovasi untuk mengoptimalkan edukasi dengan media
edukasi di Ruang Nusa Indah 2. Dengan adanya media edukasi diharapkan pasien
semakin care terhadap kesehatan bayinya.
d. Kualitas
Seorang Bidan CPNS dalam memberikan sosialisasi hendaknya dengan cara bicara
yang benar dan tepat agar sosialisasi yang diberikan juga berkualitas dan sesuai
dengan yang diharapkan hasil akhirnya.
ANTI KORUPSI
a. Berani
Seorang Bidan CPNS dengan memberikan sosialisasi pada rekan sejawat merupakan
wujud keberanian untuk mengubah atau meningkatkan kesadaran rekan sejawat
dalam mengoptimalkan pemberian edukasi menggunakan media edukasi leaflet dan
poster.
b. Disiplin
Seorang Bidan CPNS hendaknya disiplin waktu dalam memberikan sosialisasi agar
rekan sejawat tidak bosan dan program juga segara terlaksana sesuai dengan yang
diharapkan.
c. Jujur
Seorang Bidan CPNS harus jujur dalam penyampaian program mengenai materi yang
ada di dalam leaflet dan poster, bagaimana jalannya program serta hasil akhir yang
didapat sudah sesuai kah dengan yang diharapkan bersama.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan seorang Bidan CPNS dalam pembuatan Program
ALTAR (Perawatan Tali Pusat Leaflet Poster) yang melewati beberapa proses yaitu menyusun
materi, mendesain leaflet poster, mengkonsultasikan hasil desain yang dibuat, mencetak leaflet
dan poster serta mensosialisasikan kepada rekan sejawat. Sebagai bidan CPNS hendaknya
bersikap sopan dan santun sesuai kode etik ASN ketika berdiskusi dan berkomunikasi dengan
69
peserta sosialisasi serta bersedia menerima saran dan kritik peserta selama sosialisasi. Sebagian
besar peserta bersedia memberikan penyuluhan dengan menggunakan media edukasi yang
dibuat oleh bidan dan peserta sosialisasi memiliki komitmen untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau semua lapisan masyarakat sesuai dengan
misi RSUD Sleman.
SATRIYA
1. Selaras
Seorang bidan CPNS dalam melakukan pembuatan leaflet dan poster haruslah amanah
sesuai dengan draft yang sudah disetujui oleh tim PKRS. Semua itu agar tercapainya
tujuan yang sama dalam penyusunan dan pembuatan leaflet dan poster.
2. Akal Budi Luhur
Seorang bidan CPNS harus berakal budi luhur yaitu menyampaikan materi leaflet dan
poster pada pasien dengan baik, sopan dan santun. Dengan perilaku tersebut senantiasa
membuat pasien semakin nyaman dan kooperatif dalam menyampaikan keluhan atau
bertanya dengan leluasa.
70
3. Teladan-keteladanan
Seorang bidan CPNS membuat media edukasi sebagai wujud keteladanan karena ikut
serta mempermudah pemberian informasi pada pasien dengan media edukasi.
4. Rela Melayani
Seorang bidan CPNS rela melayani dengan menggunakan media edukasi yang dapat
mempermudah ibu memahami isi leaflet karena menggunakan bahasa yang sederhana.
Semua itu sebagai wujud pencapaian kualitas kesehatan pada masyarakat.
5. Inovatif
Seorang bidan CPNS dengan membuat leaflet dan poster sebagai wujud inovasi yang
dilakukan dalam pengadaan media edukasi pada pasien. Leaflet dan poster sangat
membantu penerimaan informasi pada pasien dan pasien bisa membawa leaflet untuk
pengingat edukasi yang disampaikan
6. Yakin Dan Percaya Diri
Seorang bidan CPNS selalu yakin dan percaya diri dalam menyampaikan informasi yang
di leaflet dan poster sehingga pasien memahami dan dapat melakukan secara mandiri
di rumah.
7. Ahli Profesional
Seorang bidan CPNS dalam membuat media edukasi harus dengan professional
karena nantinya untuk media informasi yang dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
71
Membuat program ALTAR (Perawatan Tali Pusat Leaflet Poster)
72
Draft pembuatan leaflet dan poster
73
Foto desain leaflet dan poster perawatan tali pusat
74
Bukti Sub Kegiatan 3
Berkonsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS mengenai materi dan desain yang dibuat
75
Foto saat berkonsultasi dengan Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
76
77
Foto revisi leaflet dan poster
Print out leaflet perawatan tali pusat dan poster fakta mitos perawatan tali pusat
78
Bukti Sub Kegiatan 5
Mensosialisasikan tentang Program ALTAR (Perawatan Tali Pusat Leaflet Poster) pada rekan
sejawat
79
Berita Acara
Berkonsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS mengenai materi dan desain yang dibuat
3. Mencatat hasil koreksi yang diberikan oleh Kepala Ruang dan Tim PKRS.
6. Leaflet dan poster perawatan tali pusat disetujui oleh Kepala Ruang dan
Tim PKRS.
80
Berita Acara
Mensosialisasikan tentang Program ALTAR (Perawatan Tali Pusat Leaflet Poster) pada rekan
sejawat
81
KEGIATAN 3 MEMBERIKAN PENYULUHAN PADA IBU NIFAS DENGAN BAYI RAWAT GABUNG
Kegiatan / Sub
Kegiatan :
Kegiatan / Output
Memberikan penyuluhan pada ibu nifas dengan bayi rawat
sub kegiatan
gabung
Sub Kegiatan :
Mendata ibu dengan bayi rawat gabung dan mengumpulkan di
ruang nifas untuk diberikan penyuluhan
Membuat daftar tilik pemahaman ibu setelah diberikan
penyuluhan
Membuat video testimoni dari ibu nifas yang diberikan
penyuluhan
Output Kegiatan :
Terlaksananya penyuluhan teknik perawatan tali pusat sebanyak
2 kali
82
Deskripsi Proses Sub Kegiatan :
1. Mendata ibu dengan bayi rawat gabung dan mengumpulkan di
ruang nifas untuk diberikan penyuluhan
1.1. Pendataan ibu nifas dengan bayi rawat gabung, dilihat dari
mobilisasi ibu yang sudah dapat berjalan dengan lancar karena
ada ibu nifas dengan operasi sesar. Jika ibu belum lancar
berjalan, maka penyuluhan dilakukan di sebelah bed pasien
dengan didampingi suami atau keluarga.
1.2. Setelah ibu berkumpul, bidan melakukan penyuluhan tentang
perawatan tali pusat dengan media edukasi leaflet dan poster
serta menggunakan boneka bayi untuk mempraktikkan cara
pearawatan tali pusat yang benar.
1.3. Melampirkan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dan presensi
kehadiran ibu dalam dokumentasi penyuluhan yang telah
dilaksanakan.
2. Membuat daftar tilik pemahaman ibu setelah diberikan
penyuluhan
83
Hambatan Saat pembuatan video, kebanyakan ibu malu untuk menyampaikan
saran dan kritik serta manfaat yang didapat dari penyuluhan yang
diberikan tentang perawatan tali pusat.
Solusi Meningkatkan komunikasi dan menjelaskan pada ibu nifas dengan
bayi rawat gabung jika rekaman video ini digunakan untuk
meningkatkan pelayanan bidan pada pasien agar semakin baik,
profesional dan memberikan pelayanan yang prima.
Daftar Lampiran 1. Mendata ibu dengan bayi rawat gabung dan mengumpulkan di
ruang nifas untuk diberikan penyuluhan
Manajemen ASN
Seorang bidan CPNS dalam memberikan penyuluhan sesuai dengan media edukasi
leaflet dan poster dengan jelas dan bahasa yang dapat dipahami agar pasien mudah
memahami apa yang disampaikan.
Whole of Government
Seorang bidan CPNS dalam melakukan penyuluhan hendaknya melakukan koordinasi
dengan tim kesehatan lain untuk pencapaian materi yang optimal.
Pelayanan Publik
Seorang bidan CPNS dalam pemberian edukasi tentang perawatan tali pusat mandiri di
rumah dimaksudkan agar pasien dan keluarga paham cara melakukan perawatan tali
84
pusat sepulang dari rumah sakit.
Sub Kegiatan:
1. Mendata ibu dengan bayi rawat gabung dan mengumpulkan di ruang nifas untuk
diberikan penyuluhan
AKUNTABILITAS
a. Transparansi
Seorang Bidan CPNS dalam mendata bayi secara terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi
dari rekan sejawat agar rekan sejawat juga mengetahui data yang dicatat. Serta
memberikan penyuluhan dengan sepengetahuan rekan sejawat dan Kepala Ruang.
b. Tanggung jawab
Dalam mendata dan memberikan penyuluhan ibu nifas dengan bayi rawat gabung,
seorang bidan CPNS melakukannya dengan sungguh –sungguh sehingga hasil akhirnya
sesuai dengan yang diharapkan.
c. Konsistensi
Seorang bidan CPNS hendaknya menjaga konsistensi dalam mendata pasien serta saat
memberikan penyuluhan karena bidan menjadi panutan ibu nifas sehingga informasi
yang diberikan pun tidak berubah – ubah dan sesuai dengan standar operasional
pelayanan.
d. Integritas
Seorang bidan CPNS dalam mendata dan memberikan penyuluhan selalu menjaga
integritasnya sebagai bidan agar pasien juga yakin dengan apa yang disampaikan oleh
bidan.
NASIONALISME
a. Kerjasama
Seorang bidan CPNS dalam melakukan pendataan dan mengumpulkan ibu nifas dengan
bayi rawat gabung untuk diberikan penyuluhan hendaknya melakukan koordinasi
dengan rekan sejawat untuk kelancaran jalannya penyuluhan perawatan tali pusat.
b. Musyawarah
Dalam mendata dan mengumpulkan ibu nifas untuk diberikan penyuluhan, seorang
bidan CPNS bisa berdiskusi dengan rekan sejawat agar penyuluhan yang dilakukan bisa
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut demi tercapainya mufakat.
85
c. Amanah
Seorang bidan CPNS dalam melakukan pendataan dan mengumpulkan ibu nifas dengan
bayi rawat gabung hendaknya dapat dipercaya tanpa membuat-buat data yang ada.
Serta menyampaikan penyuluhan sesuai dengan materi yang ada.
ETIKA PUBLIK
a. Sopan
Dalam mendata pasien, seorang bidan CPNS hendaknya tetap menjaga tingkah laku
pada rekan sejawat. Serta menyampaikan penyuluhan pada pasien dengan sopan,
santun dan ramah dengan pasien agar materi penyuluhan yang disampaikan bidan
mudah dipahami.
b. Berbudaya
Seorang bidan CPNS dalam pendataan ibu nifas dengan bayi rawat gabung dan
menyampaikan penyuluhan hendaknya menjaga tutur kata dan tingkah lakunya agar
pasien juga berempati serta mau mendengarkan materi penyulihan kemudian mau
mempraktikkan cara perawatan tali pusat yang benar dan tepat.
c. Cermat
Seorang bidan CPNS dalam mendat pasien harus cermat agar tidak ada ibu nifas yang
terlewati sehingga semua pasien ibu nifas dengan bayi rawat gabung bisa mengikuti
penyuluhan tentang perawatan tali pusat secara bersam-sama.
d. Tanggap
Seorang bidan CPNS dalam memberikan penyuluhan hendaknya tanggap jika ada pasien
yang merasa kurang nyaman saat penyuluhan karena rasa nyeri yang dirasakan sehingga
bidan dapat memberikan kenyamanan pada pasien.
KOMITMEN MUTU
a. Efektif
Seorang bidan CPNS dalam mendata pasien dan memberikan penyuluhan hendaknya
memperhatikan waktu yang ada agar tidak membuang-buang waktu yang ada sehingga
bisa selesai sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan.
b. Efisien
Dalam melakukan pendataan dan mengumpulkan ibu nifas dengan bayi rawat gabung
untuk diberikan penyuluhan, seorang bidan CPNS hendaknya sesuai dengan waktu
yang sudah ditentukan agar selesai tepat waktu dan tidak molor dari waktu yang ada.
86
c. Kualitas
Dengan melakukan pendataan secara sungguh-sungguh, seorang bidan CPNS akan
memberikan penyuluhan yang berkualitas karena materi yang disampaikan pastinya
bisa dirasakan manfaatnya oleh pasien. Penyuluhan perawatan tali pusat yang
diberikan diharapkan akan membuat ibu semakin sadar bahwa sangat penting
melakukan perawatan tali pusat agar bayi juga meningkat taraf kesehatannya.
ANTI KORUPSI
a. Peduli
Seorang bidan CPNS dalam memberikan penyuluhan hendaknya peka jika jika pasien
merasakan keluhan dan kurang fokus dengan materi yang disampaikan karena
menahan rasa sakit. Oleh karena itu, bidan harusnya memberikan tempat yang
nyaman untuk pasien.
b. Jujur
Dalam menyampaikan materi penyuluhan perawatan tali pusat, seorang bidan CPNS
hendaknya mengatakan hal yang sebenarnya sesuai dengan materi yang sudah disusun
dan kemudian disajikan dalam bentuk leaflet dan poster agar pasien lebih tertarik
dengan materi yang disampaikan.
c. Sederhana
Seorang bidan CPNS saat melakukan penyuluhan hendaknya menggunakan bahasa
yang biasa digunakan dalam sehari-hari, tidak terlalu banyak menggunakan bahasa
medis agar pasien mudah memahami materi yang disampaikan sehinngga semangat
untuk mempraktikkan sendiri cara perawatan tali pusat yang benar.
AKUNTABILITAS
a. Kepercayaan
Seorang bidan CPNS dalam mengisi daftar tilik harusnya menanyakan kembali apa yang
sudah disampaikan kepada pasien dan meminta pasien menjelaskan kembali tentang
materi perawatan tali pusat yang diberikan. Di dalamnya melakukan interaksi yang
didasari trust sehingga saat menyampaikan kembali materi pasien merasa yakin dan
mantap.
87
b. Konsistensi
Seorang bidan CPNS dalam membuat daftar tilik tentang perawatan tali pusat
hendaknya konsisten dan tidak berubah-ubah dari awal sampai akhir agar dalam
pendokumentasian akhirnya tidak bingung saat penulisan.
c. Tanggung Jawab
Dalam membuat daftar tilik pemahaman ibu tentang penyuluhan perawatan tali pusat,
seorang bidan CPNS mengisi dengan bersungguh-sungguh agar dapat dilakukan
pendokumentasian secara berurutan dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
d. Kejelasan
Seorang bidan CPNS dalam membuat daftar tilik harus dengan jelas agar rekan sejawat
dapat melihat seberapa berhasil penyuluhan perawatan tali pusat untuk meningkatkan
kesadaran ibu dalam memperhatikan kesehatan bayinya dengan melakukan perawatan
tali pusat secara mandiri setelah mandi pagi dan sore.
NASIONALISME
a. Amanah
Dalam membuat daftar tilik, seorang bidan CPNS mengisi sesuai dengan hasil yang
disampaikan oleh pasien dan dapat dipercaya tanpa memanipulasi apa yang
disampaikan oleh pasien. Dengan lembar tilik kita dapat mengetahui tingkat
pemahaman pasien saat diberikan penyuluhan.
b. Kerja Sama
Seorang bidan CPNS dalam membuat daftar tilik hendaknya bekerja sama dengan rekan
sejawat agar hasil dicapai dapat maksimal dengan dikerjakan oleh banyak orang.
c. Rela Berkorban
Dalam membuat daftar tilik, seorang bidan CPNS tentunya membutuhkan waktu dan
tenaga yang banyak sehingga bidan juga harus rela mengorbankan waktu dan
tenaganya demi daftar tilik yang berbobot.
ETIKA PUBLIK
a. Tanggap
Seorang Bidan CPNS dalam mebuat daftar tilik hendaknya tanggap jika masih ada pasien
yang ingin mengajukan pertanyaan tentang penyuluhan yang disampaikan.
88
b. Menjaga Rahasia
Dalam membuat daftar tilik, seorang bidan CPNS harus menjaga kerahasiaan pasien saat
menyampaikan kembali materi yang dijelaskan saat penyuluhan karena pasien satu
dengan yang lainnya pastilah memiliki pemahaman yang berbeda-beda.
c. Sopan
Seorang bidan CPNS dalam pembuatan daftar tilik, menanyakan kembali materi pada
pasien dengan bahasa yang halus dan tanpa menyakiti perasaan pasien. Jangan
menekan pasien jika memang pasien kurang paham dengan materi yang disampaiakan.
d. Berbudaya
Dalam membuat daftar tilik, seorang bIdan CPNS menanyakan dengan tutur kata yang
baik dengan tingkah laku yang baik pula agar pasien merasa nyaman saat bidan
menanyakan kembali materi penyuluhan yang disampaikan.
KOMITMEN MUTU
a. Kualitas
Seorang bidan CPNS dalam membuat daftar tilik harus sesuai dengan kenyataan yang
ada untuk mendapatkan hasil lembar tilik yang berkualitas.
b. Efisien
Dalam pembuatan daftar tilik, seorang bidan CPNS hendaknya bisa memanfaatkan
waktu yang ada agar efisien waktu.
c. Efektif
Seorang bidan CPNS dalam membuat daftar tilik harus memperhatikan waktu yang ada
karena daftar tilik nantinya akan dilakukan pendokumentasian kegiatan penyuluhan.
ANTI KORUPSI
a. Jujur
Seorang bidan CPNS dalam mengisi lembar tilik harus sesuai dengan kenyataan yang
disampaikan oleh pasien karena lembar tilik bisa menjadi tolak ukur pemahaman ibu
terhadap materi penyuluhan yang diberikan.
b. Disiplin
Dalam membuat daftar tilik, seorang bidan CPNS hendaknya disiplin agar target yang
ingin dicapai dapat selesai tepat waktu tanpa membuang – buang wkatu yang ada.
89
c. Berani
Seorang bidan CPNS dalam membuat daftar tilik hendaknya berani menyampikan
hasilnya pada rekan sejawat dan Kepala Ruang untuk ditindaklanjuti lagi.
AKUNTABILITAS
a. Tanggung Jawab
Seorang bidan CPNS dalam pembuatan video testimoni hendaknya dibuat secara
bersunguh-sungguh agar hasilnya dapat dilihat bersama dan dapat dilaporkan pada
Kepala Ruang.
b. Kejelasan
Dalam membuat video testimoni, seorang bidan CPNS harus membuat dengan jelas agar
video yang dihasilkan dapat dilihat dan didengar serta dapat dilakukan
pendokumentasian kegiatan.
c. Konsistensi
Seoarang bidan CPNS dalam pembuatan video hendaknya tidak berubah-ubah dengan
format yang sudat ditetapkan agar kekonsistenannya tetap terjaga.
NASIONALISME
a. Kerja Sama
Dalam pembuatan video testimoni pastilah bidan membutuhkan bantuan rekan
sejawat, sehingga keterlibatan rekan sejawat sangatlah penting dalam pembuatan video
testimoni.
b. Musyawarah
Seorang bidan CPNS dalam pembuatan video hendaknya berdiskusi denngan rekan
sejawat untuk meminta saran bagaimana agar video yang dibuat hasilnya bagus dan
dapat diliaht bersama-sama.
c. Amanah
Seorang bidan CPNS dalam membuat video testimoni hendaknya dapat dipercaya untuk
hasil video yang maksimal. Video tersebut dapat dijadikan tolak ukur pemahaman ibu
karena ibu akan menyampaikan kembali materi yang telah disampaikan saat
penyuluhan.
90
d. Toleransi
Dalam pembuatan video testimoni, seorang bidan CPNS hendaknya saling menghargai
antar rekan sejawat dan bertoleransi jika ada pekerjaan yang harus segera dikerjakan.
Sehingga tidak ada salah paham antar rekan sejawat.
ETIKA PUBLIK
a. Menjaga Rahasia
Seorang bidan CPNS dalam membuat video testimoni, hendaknya menjaga rahasia
pasien dengan memberi inisial nama pasien sehingga pasien merasa privacy nya terjaga.
Namun, jika sudah ada persetujuan dengan pasien dan pasien memperbolehkan jika
disebut namanya maka tidak menjadi masalah.
b. Cermat
Dalam membuat video testimoni penyuluhan, seorang bidan CPNS harus teliti dengan
testimoni yang disampaikan. Apakah bahasa yang disampaikan menggunakan bahasa
yang baik atau belum. Serta teliti dalam pemberian identitas pasien.
c. Sopan
Seorang bidan CPNS dalam pembuatan video testimoni hendaknya meminta dengan
sopan agar pasien juga nyaman saat direkam videonya. Serta pasien diharapkan
menggunakan bahasa yang pantas disampaikan untuk testimoni.
KOMITMEN MUTU
a. Kualitas
Seorang bidan CPNS dalam pembuatan video harus dilakukan secara profesional dan
dengan bersungguh-sungguh agar video yang dihasilkan berkualitas dan layak untuk
dilaporkan pada Kepala Ruang dan tim Rumah Sakit.
b. Efektif
Dalam pembuatan video, seorang bidan CPNS hendaknya memperhatikan waktu yang
ada serta membatasi video dengan durasi yang sudah ditentukan agar efektif waktu dan
tidak membuang-buang waktu yang ada.
c. Inovasi
Dengan membuat video testimoni merupakah salah satu inovasi yang diberikan seorang
bidan CPNS untuk ruang Nusa Indah 2. Sebagai bentuk real jika pelayanan yang
diberikan sudah maksimal dan sudah lebih baik dari sebelumnya.
91
d. Kreatifitas
Dalam pembuatan video, seorang bidan CPNS harus membuat dengan daya kreasi yang
tinggi agar video yang dihasilkan akan menarik untuk ditonton serta dapat digunakan
untuk media promosi pelayanan di rumah sakit.
ANTI KORUPSI
a. Jujur
Seorang bidan CPNS dalam pembuatan video hendaknya tidak mendiskriminasi pasien.
Pasien harus menyampaikan testimoni sesuai dengan apa yang dirasakan manfaatnya
pada diri pasien.
b. Peduli
Seorang bidan CPNS dalam pembuatan video hendaknya peka dengan keluhan pasien
serta peka jika ada pasien yang kurang nyaman saat direkam pembicaraannya. Sehingga
bidan dapat memberikan rasa nyaman agar pembuatan video berjalan dengan lancer
dan menghasilkan video yang bagus.
c. Adil
Dalam pembuatan video, seorang bidan CPNS hendaknya menyama ratakan pasien satu
dengan yang lainnya agar tidak ada kesenjangan antar pasien. Serta memotivasi pasien
untuk mau menyampaikan saran untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Dengan memberikan penyuluhan tentang perawatan tali pusat menggunakan media leaflet dan
poster, ibu nifas dengan bayi rawat gabung merasa senang karena informasi yang diberikan
jelas. Jika terlupa dengan informasi yang diberikan bisa melihat leaflet yang diberikan sehingga
ibu bisa dengan mudah mempraktikkan cara perawatan tali pusat secara mandiri.
Dari kegiatan tersebut membuat Bidan semakin disiplin lagi memberikan berbagai informasi
pada pasien agar pasien semakin melek informasi dan semakin care dengan kesehatan bayi
serta ibunya sehingga tidak ada alas an lagi bagi ibu untuk malas menjaga kesehatan dan
kebersihan bayi serta diri ibu sendiri.
92
Penguatan Nilai – nilai Organisasi
Nilai Organisasi RSUD Sleman :
1. Profesionalisme
Seorang bidan CPNS memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien sebagai
bentuk integritas tenaga kesehatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan pada
masyarakat.
2. Kepuasan Pelanggan
Seorang bidan CPNS dalam menyampaikan informasi kesehatan dengan media
edukasi akan membuat masyarakat lebih mudah menerima edukasi kesehatan yang
disampaikan.
SATRIYA
1. Selaras
Seorang bidan CPNS hendaknya selaras antara materi dan praktik teknik perawatan tali
pusat yang diberikan pada pasien agar pasien juga tidak lupa dengan informasi yang
sudah disampaikan.
2. Akal Budi Luhur
Seorang bidan CPNS senantiasa berakal budi luhur dalam pemberian penyuluhan atau
informasi kegiatan agar pasien merasa nyaman dalam menerima informasi yang
disampaikan. Serta tanggap dengan apa yang disampaikan pasien kepada bidan.
3. Teladan-keteladanan
Seorang bidan CPNS dengan memberikan penyuluhan sebagai wujud teladan kepada
rekan sejawat agar lebih rajin lagi untuk memberikan edukasi pada pasien. Penyuluhan
yang diberikan pastinya bermanfaat untuk kualitas kesehatan pada pasien.
4. Rela Melayani
Seorang bidan CPNS rela melayani pasien dengan sepenuh hati agar rasa nyaman pada
pasien pada bidan semakin bertambah dengan harapan dapat menimbulkan kepuasan
di hati pasien. Dengan kepuasan itu maka pasien akan datang kembali ke Rumah Sakit.
5. Inovatif
Seorang bidan CPNS dengan inovasi yang ada,diharapkan pasien semakin melek akan
pentingnya memperhatikan kesehatan pada dirinya terutama keehatan pada bayi yaitu
dengan perawatan tali pusat karena hal tersebut sebagai salah satu indikator kesehatan
di masyarakat.
93
6. Yakin Dan Percaya Diri
Seorang bidan CPNS dengan yakin dan percaya diri dalam memberikan edukasi pada
pasien diharapkan membawa manfaat pada pasien agar pasien dan keluarga mampu
melaksanakan secara mandiri perawatan tali pusat di rumah.
7. Ahli Profesional
94
Memberikan penyuluhan pada ibu nifas dengan bayi rawat gabung
95
96
Foto saat melakukan penyuluhan dengan media leaflet dan poster di
Ruang Perawatan dan Ruang Senam Nusa Indah 2
97
Presensi ibu yang hadir dalam penyuluhan
98
Bukti Sub Kegiatan 2
Membuat daftar tilik pemahaman ibu setelah diberikan penyuluhan
99
100
101
102
Foto daftar tilik
103
Foto saat merekam pasien
104
Video testimoni ibu setelah diberikan penyuluhan tentang perawatan tali pusat
105
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 10 menit
106
c. Menjelaskan maksud dan
tujuan
Interaksi 5 menit a. Memberikan a. Mendengarkan
pengetahuan tentang b. Memperhatikan
pentingnya perawatan c. Berdiskusi
tali pusat dengan
b. Memberikan penyuluh
pengetahuan tentang
mitos dan fakta
2 perawatan tali pusat
c. Memperagakan dan
melatih teknik
perawatan tali pusat
yang benar
d. Mendorong pasien untuk
melakukan perawatan
tali pusat secara mandiri
Post Interaksi 3 menit a. Menggali pengalaman a. Menceritakan
peserta setelah pengalaman
dilakukan tindakan b. Memperhatikan
3 b. Memberikan masukan c. Memberi
c. Menyimpulkan hasil tanggapan
penyuluhan d. Menjawab
d. Salam penutup salam penutup
7. Evaluasi
Penyuluh menggunakan lembar tilik dalam melakukan evaluasi terhadap pasien.
Sehingga dapat dilihat kepahaman pasien terhadap materi penyuluhan yang diberikan
oleh penyuluh.
8. Materi penyuluhan
Begitu bayi lahir, banyak perawatan yang ia butuhkan. Salah satunya adalah
perawatan tali pusat. Membersihkan dan merawat tali pusat merupakan salah satu
bagian dari perawatan bayi baru lahir yang dirasa sangat menakutkan bagi ibu. Terutama
jika ibu baru melahirkan anak pertama, pasti belum mempunyai pengalaman mengurus
107
dan merawat bayi. Namun, ibu tidak perlu takut karena ternyata, merawat tali pusat
pada bayi baru lahir tidak terlalu sulit. Ibu hanya perlu memastikan bahwa tali pusat bayi
dalam kondisi bersih dan keirng. Perawatan tali pusat merupakan cara membersihkan
dan menjaga agar tali pusat tetap kerig dan bersih sampai waktu lepasnya yaitu 5-14
hari setelah bayi lahir.
Tujuan perawatan tali pusat yaitu :
a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
c. Mempercepat lepasnya tali pusat
d. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir
Perawatan tali pusat dilakukan pada waktu sehabis mandi pagu dan sore serta
waktu-waktu tertentu yaitu saat tali pusat basah karena air kencing atau terkena
kotoran bayi. Hal– hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat antara lain
menjaga area tali pusat agar tetap kering, usahakan tidak tertutup, membiarkan tali
pusat lepas dengan sendirinya, serta tidak boleh menggunakan bethadin dan alcohol
pada perawatan tali pusat karena akan menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
Jika tali pusat tidak dirawat dengan tepat dan benar, akan timbul beberapa tanda-
tanda infeksi seperti :
a. Cuci tangan dengan sabun di air mengalir, keringkan dengan handuk kering atau
tissue.
b. Bersihkan dahulu Tali Pusat menggunakan air bersih.
c. Usap Tali Pusat menggunakan kassa steril dengan lembut dan hati-hati.
d. Pertahankan Tali Pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara (tanpa dibalut)
e. Lipatlah popok di bawah tali pusat, baru kenakan pakaian bayi di atasnya
f. Buanglah sampah kassa di plastik tersendiri dan dipisahkan dengan sampah rumah
tangga
g. Cuci tangan kembali setelah perawatan tali pusat selesai
108
Berita Acara
Memberikan penyuluhan pada ibu nifas dengan bayi rawat gabung
1. Mendata ibu dengan bayi rawat gabung dan mengumpulkan di ruang nifas untuk
diberikan penyuluhan
2. Membuat daftar tilik pemahaman ibu setelah diberikan penyuluhan
3. Membuat video testimoni dari ibu nifas yang diberikan penyuluhan
a. Meminta ijin pada Kepala Ruang untuk melakukan pendataan ibu nifas
dengan bayi rawat gabung
b. Mendata pasien ibu nifas dengan bayi rawat gabung
c. Mengumpulkan ibu nifas di ruangan senam nifas Ruang Nusa Indah 2
untuk ibu yang sudah bisa mobilisasi jalan, jika yang belum bisa
mobilisasi jalan diberikan penyuluhan di ruang perawatan Ruang Nusa
Indah 2
d. Memberikan penyuluhan pada ibu nifas
e. Mengisi daftar tilik pemahaman ibu nifas setelah diberikan penyuluhan
f. Membuat video testimoni setelah diberikan penyuluhan
g. Mendokumentasikan semua kegiatan yang telah dilakukan
109
KEGIATAN 4
Kegiatan / Sub
Kegiatan :
Kegiatan / Output
Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan yang
sub kegiatan
dilakukan
Sub Kegiatan :
110
2. Terlaksananya evaluasi program ALTAR dengan baik dan
terintegrasi
2.1 Rekan sejawat telah memberikan penyuluhan menggunakan
media leaflet pada pasien serta menuliskan kembali pada
buku penyuluhan guna dilakukan rekapan.
2.2 Memasang poster di ruang perawatan pasien ibu nifas dengan
bayi rawat gabung agar mudah dijangkau atau dilihat oleh
pasien.
Hambatan
-
Solusi
-
Manajemen ASN
Seorang bidan CPNS melakukan pencatatan dan pelaporan secara terbuka dan jujur akan
menghasilkan data yang berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan.
Whole of Government
Seorang bidan CPNS dalam proses pencatatan dan pelaporan tentunya kita akan
berkoordinasi dengan petugas administrasi ruangan guna dilaporkan ke bagian
keperawatan rumah sakit.
Pelayanan Publik
Seorang bidan CPNS melakukan pencatatan dan pelaporan yang baik akan mempermudah
saat akan melakukan pelayanan kepada pasien karena dari data yang bisa dpakai sebagai
acuan untuk melakukan kegiatan penyuluhan selanjutnya.
111
Sub Kegiatan:
1) Menulis identitas ibu yang diberikan penyuluhan
AKUNTABILITAS
a. Transparansi
Seorang bidan CPNS dalam menulis identitas pasien yang mengikuti penyuluhan
hendaknya dilakukan secara terbuka antar rekan sejawat agar data yang ditulis valid
karena rekan sejawat akan ikut mengkoreksi jika ada data yang keliru.
b. Tanggung jawab
Dalam menulis rekap identitas ibu, seorang bidan CPNS harus bersungguh-sungguh
agar datanya dapat digunakan untuk dilakukan pelaporan pada Kepala Ruang dan Tim
Rumah Sakit karena untuk tolak ukur keberhasilan penyuluhan yag disampaikan pada
pasien.
c. Konsistensi
Seorang bidan CPNS dalam menulis identitas harus konsisten karena data yang ada
digunakan untuk dokumentasi kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Jika dalam
penulisan kurang lengkap, maka dalam melakukan pendokumentasian juga akan
menemui kendala.
d. Pelaporan
Seorang bidan CPNS, dalam menulis rekapan identitas harus lengkap agar data yang
ditulis bisa digunakan untuk pelaporan kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan.
NASIONALISME
a. Kerjasama
Dalam menulis identitas ibu, seorang bidan CPNS hendakya berkoordinasi dengan
rekan sejawat untuk memudahkan penulisan identitas ibu yang diberikan penyuluhan
karena rekan sejawat akan ikut meneliti identitas yang ditulis sudah lengkap atau kah
belum.
b. Rela Berkorban
Seorang bidan CPNS dalam menulis identitas pasien tentunya menggunakan waktu dan
tenaganya agar data identitas yang mengikuti penyuluhan perawatan tali pusat segera
selesai direkap.
112
c. Amanah
Seorang bidan CPNS, dalam menulis identitas pasien yang mengikuti penyuluhan
hendaknya dapat dipercaya tanpa memanipulasi data ataupun identitas yang sudah
ada.
d. Musyawarah
Dalam menulis identitas ibu yang diberikan penyuluhan, seorang bidan CPNS
hendaknya berdiskusi dengan rekan sejawat manakh identitas yang perlu ditulis dan
manakah identitas yang kurang pantas untuk ditulis.
ETIKA PUBLIK
a. Sopan
Seorang bidan CPNS dalam menulis identitas ibu yang diberikan penyuluhan perawatan
tali pusat hendaknya berlaku sopan, santun dan ramah dengan rekan sejawat serta
pasien karena bidan juga embutuhkan bantuan rekan sejawat dan pasien saat menulis
identitas ibu.
b. Akurat
Seorang bidan CPNS dalam menulis identitas ibu hendaknya menulis informasi yang
akurat dan jelas agar tidak terjasi kesalah pahaman anatar rekan sejawat dan tidak keliru
antara pasien satu dengan lainnya.
c. Cermat
Dalam menulis identitas ibu yang diberika penyuluhan, seorang bidan CPNS hendaknya
teliti dan cermat dengan identitas yang ditulis jangan sampai identitas antar pasien
tertukar.
d. Menjaga Rahasia
Seorang bidan CPNS dalam menulis identitas pasien senantiasa menjaga privacy antar
pasien untuk menjaga integritas sebagai bidan.
KOMITMEN MUTU
a. Efektif
Seorang bidan CPNS dalam menulis identitas ibu yang diberikan penyuluhan
hendaknya mampu memanfaatkan waktu yang ada agar lebih efektif.
b. Efisien
Dalam menulis identitas ibu, seorang bidan CPNS harus efisien dalam penulisan untuk
mempermudah saat pencarian identitas ibu yang dibutuhkan.
113
c. Kualitas
Seorang bidan CPNS dalam menulis identitas hendaknya merekap dengan benar,
lengkap dan sesuai dengan data yang ada agar data yang dihasilkan berkualitas dan
dapat digunakan untuk pelaporan data.
ANTI KORUPSI
a. Peduli
Seorang bidan CPNS dalam menulis identitas pasien hendaknya peduli jika ada data
yang kurang lengkap sehingga data ditanyakan kembali pada pasien untuk melengkapi
data yang sudah ada.
b. Disiplin
Seorang bidan CPNS dalam menulis identitas pasien harus disiplin agar dalam
pelaporan dapat digunakan untuk tolak ukur keberhasilan program ALTAR (Perawatan
Tali Pusat Leaflet Poster)
c. Jujur
Dalam menulis identitas ibu yang diberikan penyuluhan, seorang bidan CPNS
hendaknya dengan data yang sebenarnya tanpa ada yang dibuat-buat agar kevalidan
data terjaga.
d. Sederhana
Seorang bidan CPNS dalam menulis identitas pasien hendkanya menggunakan bahasa
yang mudah dipahami agar rekan sejawat mengerti dengan apa yang ditulis.
AKUNTABILITAS
a. Kepercayaan
Dalam melaksanakan program ALTAR, seorang bidan CPNS hendaknya membangun rasa
saling percaya antar rekan sejawat agar program yang disusun dapat berjalan dengan
lancer sesuai dengan yang diharapkan.
b. Pelaporan
Seorang bidan CPNS dalam menjalankan program ALTAR tidak lupa melakukan
dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan agar memudahkan dalam melakuka
pelaporan kegiatan yang telah dilaksanakan.
114
c. Konsistensi
Dalam menjalankan program ALTAR, seorang bidan CPNS hendaknya konsisten agar
program ALTAR tetap terlaksana tidak berhenti begitu saja di tengah jalan.
d. Tanggung Jawab
Seorang bidan CPNS, dalam menjalankan program ALTAR harus dilakukan secara
bersungguh-sungguh untuk keberhasilan program ALTAR terlaksana di ruang Nusa
Indah 2.
NASIONALISME
a. Amanah
Seorang bidan CPNS, dalam menjalankan program ALTAR hendaknya dapat dipercaya
sehingga rekan sejawat yakin dengan program yang telah dirancang dan direalisasikan.
Serta hasil evaluasi menggunakan data yang sebenarnya.
b. Kerja Sama
Seorang bidan CPNS, dalam menjalankan program ALTAR hendaknya bekerja sama
dengan rekan sejawat untuk kelangsungan berjalannya program ALTAR.
c. Rela Berkorban
Dalam melakukan evaluasi program ALTAR, seorang bidan CPNS tentunya menggunakan
waktu dan tenaganya secara maksimal agar hasilnya juga maksimal sehingga harus rela
jika waktunya digunakan untuk melakukan evaluasi.
ETIKA PUBLIK
a. Tanggap
Seorang bidan CPNS dalam melakukan evaluasi program ALTAR hendaknya tanggap
apakah perawatan tali pusat sudah sesuai dengan materi penyuluhan yang disampaikan
saat penyuluhan.
b. Cermat
Dalam melakukan evaluasi program ALTAR, seorang bidan CPNS hendkanya teliti dan
cermat dengan edukasi yang diberikan. Sudah sesuaikah dengan yang diharapkan
penulis.
c. Sopan
Seorang bidan CPNS, dalam melakukan evaluasi program ALTAR harus dengan sikap
sopan, santun dan ramah pada rekan sejawat agar tidak terjasi kesalah pahaman antar
teman.
115
d. Berbudaya
Dalam melakukan evaluasi program ALTAR, seorang bidan CPNS hendaknya dengan
tutur kata dan tingkah laku yang baik agar mempermudah proses evaluasi program yang
telah dilakukan.
KOMITMEN MUTU
a. Kualitas
Seorang bidan CPNS, dalam melakukan evaluasi program ALTAR harapannya ibu nifas
dengan bayi rawat gabung dapat melakukan perawatan tali pusat secara berkualitas.
b. Efektif
Dalam mengevaluasi program ALTAR, seorang bidan CPNS telah membuat efektif
penyampaian edukasi dengan media leaflet dan poster. Sehingga jika ibu lupa dengan
informasi yang disampaikan dapat melihat kembali di leaflet dan poster.
c. Inovasi
Seorang bidan CPNS, dalam melakukan evaluasi program ALTAR merupakan bentuk
inovasi yang dilakukan bidan untuk meningkatkan kesehatan bayi rawat gabung di
ruang Nusa Indah 2.
ANTI KORUPSI
a. Jujur
Seorang bidan CPNS dalam mengevaluasi program ALTAR harus dilandasi dengan
kejujuran untuk hasil yang optimal. Dengan terbuka dalam mengevaluasi untuk
mendapatkan keberhasilan program yang dilaksanakan.
b. Berani
Dalam melakukan evaluasi program ALTAR, seorang bidan CPNS hendaknya berani
menegur jika ada rekan sejawat yang lupa tidak menyampaikan informasi serta leaflet
yang ada pasa pasien.
c. Disiplin
Seorang bidan CPNS dalam melakukan evaluasi program ALTAR hendaknya disiplin
agar dapat dinilai sejauh mana program ALTAR ini dijalankan sesuai dengan yang
diharapkan penulis.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Dengan memberikan penyuluhan tentang perawatan tali pusat menggunakan media leaflet dan
poster, ibu nifas dengan bayi rawat gabung merasa senang karena informasi yang diberikan
116
jelas. Jika terlupa dengan informasi yang diberikan bisa melihat leaflet yang diberikan sehingga
ibu bisa dengan mudah mempraktikkan cara perawatan tali pusat secara mandiri.
Dari kegiatan tersebut membuat Bidan semakin disiplin lagi memberikan berbagai informasi
pada pasien agar pasien semakin melek informasi dan semakin care dengan kesehatan bayi
serta ibunya sehingga tidak ada alasan lagi bagi ibu untuk malas menjaga kesehatan dan
kebersihan bayi serta diri ibu sendiri.
SATRIYA
1. Selaras
Seorang bidan CPNS dengan Keselarasan antara pemahaman dan materi yang diberikan
oleh hendaknya dapat membantu ibu lebih mandiri dalam melakukan perawatan tali
pusat di rumah.
2. Akal Budi Luhur
Seorang bidan CPNS dengan akal budi luhur, pasien merasa aman karena mendapatkan
rasa nyaman dari Bidan CPNS. Dengan rasa nyaman tersebut akan membuat pasien berani
mengutarakan keluhan atau pertanyaan kepada seorang Bidan CPNS.
3. Teladan-keteladanan
Seorang bidan CPNS selalu jadi teladan yang baik untuk rekan sejawat dengan membuat
media edukasi yang bisa digunakan untuk mempermudah menyampaikan informasi
kesehatan. Dan dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan penyuluhan sudah
mencapai target atau belum yag dapat dilihat dari buku penyuluhan yang ada di ruang
Nusa Indah 2.
117
4. Rela Melayani
Seorang bidan CPNS dengan adanya leaflet dan poster tentunya wujud dari pelayanan
yang diberikan Bidan CPNS pada pasien. Hal tersebut bentuk pelayanan prima seorang
Bidan CPNS kepada pasien ibu nifas dengan bayi rawat gabung.
5. Inovatif
Seorang bidan CPNS dengan adanya media edukasi yang inovatif, diharapkan turut serta
meningkatkan kualitas kesehatan pada masyarakat karena masih banyak pasien yang
kurang perhatian terhadap kesehatannya sendiri.
6. Yakin Dan Percaya Diri
Seorang bidan CPNS dengan penuh keyakinan dan rasa percaya diri dalam diri Bidan CPNS
membuktikan integritas bidan di mata pasien dalam memberikan informasi pendidikan.
7. Ahli Profesional
Dengan pemberian infromasi dengan baik dan mudah diterima oleh pasien adalah wujud
profesional bidan CPNS dalam kegiatan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Yogyakarta, 21 November 2019
118
Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan yang dilakukan
119
Bukti Sub Kegiatan 2
Terlaksananya evaluasi program ALTAR dengan baik dan terintegrasi
120
Foto buku penyuluhan
121
Berita Acara
Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan yang dilakukan
1. Melakukan pencatatan identitas ibu dengan byai rawat gabung yang diberikan
penyuluhan
2. Membuat list identitas ibu yang diberikan penyuluhan
3. Mengevaluasi jalannya edukasi dengan media leaflet dan poster perawatan tali
pusat
4. Melakukan pengecekan pengisian buku penyuluhan
122
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan aktualisasi dan uraian kegiatan maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Seorang Bidan CPNS telah melaksanakan aktualisasi nilai-nilai dasar pegawai negeri
sipil untuk meningkatkan kesehatan pada bayi melalui kegiatan Pengoptimalan
penggunaan media edukasi seperti Leaflet dan Poster pada pasien ibu nifas dengan
bayi rawat gabung dengan tingkat capaian pelaksanaan kegiatan dengan presentase
100%.
2. Nilai-nilai dasar PNS yang diaktualisasikan dalam kegiatan pengoptimalan
penggunaan media edukasi leaflet dan poster pada pasien ibu nifas yang dilakukan
dalam kegiatan yang dilakukan yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
3. Seorang Bidan CPNS telah melaksanakan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS pada 4
kegiatan yang telah dirancang, kegiatan tersebut antara lain :
a. Mengobservasi dan mengkaji teknik perawatan tali pusat
1) Berkonsultasi dengan Mentor (Kepala Ruang)
2) Melakukan pengkajian data bayi dengan Omphalitis
3) Merekap data pengkajian yang telah dilakukan
b. Membuat Program ALTAR(Perawatan Tali Pusat Leaflet Poster)
1) Menyiapkan materi untuk pembuatan leaflet dan poster
2) Mendesain leaflet dan poster perawatan tali pusat
3) Berkonsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS mengenai materi dan
desain yang dibuat.
4) Mencetak leaflet dan poster perawatan tali pusat
5) Mensosialisasikan tentang program ALTAR(Perawatan Tali Pusat Leaflet
Poster) pada rekan sejawat
c. Memberikan penyuluhan pada ibu nifas dengan bayi rawat gabung
1) Mendata ibu dengan bayi rawat gabung dan mengumpulkan di ruang nifas
untuk diberikan penyuluhan
2) Membuat daftar tilik pemahaman ibu setelah diberikan penyuluhan
123
3) Membuat video testimoni dari ibu nifas yang diberikan penyuluhan
d. Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan yang dilakukan
1) Menulis identitas ibu yang diberikan penyuluhan
2) Mengevaluasi jalannya program ALTAR
4. Pelaksanaan aktualisasi dari beberapa kegiatan mengenai pengoptimalan media
edukasi leaflet dan poster memberikan perubahan yang positif untuk ibu nifas di Ruang
Nusa Indah 2 RSUD Sleman. Perubahan positif itu dapat dilihat dari pemberian edukasi
pada pasien menggunakan media edukasi leaflet dan poster. Hal tersebut dapat
meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien, serta memberikan bekal pada
ibu dan keluarga dalam melakukan perawatan tali pusat secara mandiri di rumah.
5. Dalam proses aktualisasi tentunya ada beberapa hambatan yang dihadapi seperti
harus menentukan waktu untuk melakukakn konsultasi pada Tim Promosi Kesehatan
Rumah Sakit dan Kepala Ruang karena sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sehingga
diperlukan koordinasi yang baik dengan Tim PKRS dan Kepala Ruang. Selain itu, ada
beberapa pasien yang tidak mau menyampaikan keluhan yang dirasakan, sehingga
harus dilakukan pendekatan agar mau menyampaikan keluhan yang dirasakan. Minat
membaca pada pasien memang harus ditingkatkan agar leaflet dan poster yang ada
tidak sia-sia karena akan bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan pada bayi dengan
perawatan tali pusat.
6. Makna yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilandasi nilai-
nilai dsar PNS yakni kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan memberikan makna
tentang tanggung jawab bidan dalam memberikan edukasi dengan media leaflet dan
poster untuk meningkatkan kesehatan bayi dengan melakukan perawtaan tali pusat.
Bidan harus konsisten dalam melaksanakan edukasi perawatan tali pusat pada ibu
nifas serta tanggap dalam upaya pencegahan infeksi tali pusat.
B. SARAN
Dalam meningkatkan pemberian edukasi dengan media leaflet dan poster untuk
meningkatkan kesehatan bayi pada ibu nifas dengan bayi rawat gabung perlu dilakukan :
1. Kepada Kepala Ruag Nusa Indah 2
Kepada Kepala Ruang Nusa Indah 2, penulis memberikan saran terkait rencana
pemberian edukasi dengan media edukasi tentang perawatan tali pusat. Hendaknya
Kepala Ruang selalu mendorong tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan
124
guna meningkatkan pelayanan kesehatan dan melakukan pendokumentasian
kegiatan yang telah dilakukan.
2. Kepada Tim Promosi Kesehatan RSUD Sleman
Kepada TIM PKRS, penulis memberi saran agar pengadaan leaflet untuk media
edukasi selalu diberikan secara continue agar informasi yang akan disampaikan dapat
maksimal karena pasien dapat melihat leaflet jika lupa dengan informasi yang
disampaikan. Serta penambahan poster perawatan tali pusat di ruang perawatan
untuk dapat dibaca oleh pasien, keluarga dan pengunjung.
3. Kepada Bidan dan Perawat Ruang Nusa Indah 2 RSUD Sleman
Kepada Bidan dan Perawat Ruang Nusa Indah 2 RSUD Sleman, penulis memberi saran
untuk selalu memberikan edukasi pada pasien sesuai dengan standar asuhan
pelayanan yang ada di Ruang Nusa Indah 2. Serta selalu memberikan pelayanan yang
terintegrasi pada apsien guna meningkatkan mutu pelayanan yang sudah ada.
C. RENCANA AKSI
Sebagai seorang Bidan CPNS dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi pada tanggal 18
Oktober 2019 s.d. 21 November 2019 dalam upaya pengoptimalan peberian edukasi
dengan media edukasi leaflet dan poster perawatan tali pusat pada pasien ibu nifas
merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat meningkatkan pengetahuan,
kepedulian dan kesiapan pasien dan keluarga pasien dalam melakukan perawatan tali pusat
di rumah. Begitupun nilai-nilai dasar PNS yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
Tabel 1.8 Rencana Aksi Nilai-nilai Dasar Profesi PNS
NO Nilai Dasar Teknik
1. Akuntabilitas Seorang bidan CPNS akan lebih bertanggung
jawab dalam mengemban amanah dan
tugas yang diberikan dari Kepala Ruang,
meningkatkan kemempuan diri untuk
memberikan pelayanan yang terbaik dan
melaporkan kegiatan edukasi yang telah
dilakukan dengan media leaflet dan poster
perawatan tali pusat kepada Kepala Ruang
yang telah dilaksanakan secara transparan.
125
2. Nasionalisme Seorang bidan CPNS selalu berusaha
bermusyawarah dan berkoordinasi dengan
rekan sejawat dalam menyelesaikan
masalah dan selalu menghormati keputusan
dari Kepala Ruang. Serta rela mengorbankan
waktu dan tenaganya untuk meningkatkan
kesehatan pada bayi.
3. Etika Publik Seorang bidan CPNS hendaknya taat dan
patuuh dengan aturan yang sudah ada.
bertingkah laku sopan dan bertutur kata
yang baik dengan rekan sejawat, pasien dan
pengunjung di Ruang Nusa Indah 2. Serta
selalu menjaga kerahasiaan rekam medis
pasien.
4. Komitmen Mutu Seorang bidan CPNS membuat inovasi
dengan membuat media edukasi berupa
leaflet dan poster untuk meningkatkan
pemberian edukasi pada pasien sehingga
dengan menggunakan leaflet dan poster
membuat efektif dan efisien dalam
pemberian edukasi pada pasien. Serta dapat
meningkatkan kualitas edukasi pada pasien
sehingga taraf kesehatan pada pasien
meningkat.
5. Anti Korupsi Seorang bidan CPNS berusaha jujur dalam
melakukan semua tindakan di Ruang Nusa
Indah 2. Disiplin dalam pemberian edukasi
pada pasien untuk meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan ibu dan
keluarga bayi.
Selain nilai-nilai dasar PNS, setelah selesainya Pelatihan Dasar ini perlu adanya rencana
aksi penyempurnaan kegiatan aktualisasi dalam rangka menyempurnakan kegiatan
aktualisasi selama menjalankan tugas, rencana aksi tersebut antara lain :
126
Tabel 1.9 Penyempurnaan Aksi
No Kegiatan Teknik
Aktualisasi
1 Melakukan observasi ibu nifas Seorang bidan CPNS akan selalu
dengan bayi rawat berkonsultasi dengan Kepala Ruang dalam
menlakukan observasi pada ibu nifas
dengan bayi rawat gabung.
2 Membuat program ALTAR Seorang bidan CPNS akan terus
(Perawatan Tali Pusat Leaflet melanjutkan program ALTAR dengan terus
Poster) memberikan edukasi dengan media edukasi
leaflet dan poster perawatan tali pusat
pada pasien ibu nifas dengan bayi rawat
gabung. Serta menjaga dan memantau
pengadaan leaflet dan poster di Ruang Nusa
Indah 2.
3 Memberikan penyuluhan pada Seorang bidan CPNS akan terus
ibu nifas dengan bayi rawat memberikan penyuluhan pada ibu nifas
gabung dengan bayi rawat gabung dengan media
edukasi leaflet dan poster untuk terus
meningkatkan kesehatan pada bayi serta
meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan ibu dan keluarga tentang
perawatan tali pusat.
4 Melakukan pengkajian dan Seorang bidan CPNS akan terus memantau
pelaporan kegiatan yang sudah jalannya edukasi dengan media edukasi
dilakukan leaflet dan poster dengan mengecek pada
buku penyuluhan Ruang Nusa Indah 2.
Demikian laporan aktualisasi ini penulis susun dengan harapan dapat memberikan
manfaat kepada Ruang Nusa Indah 2 khususnya dan semua pihak RS pada umumnya.
Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan nilai-nilai dasar profesi PNS (ANEKA) dapat
teraktualisasi dalam kegiatan sehari-hari secara berkelanjutan sehingga meningkatkan
semangat serta etos kerja ASN untuk mewujudkan ASN yang bermanfaat, berintegritas, dan
mmapu memberikan yang terbaik bagi Bangsa dan Negara.
127
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Arief ZR, Weni Kristiyanasari. 2015. Neonatus & Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha
Offset.
Permenpan RB No 1 Tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Bidan dan angka kreditnya. Jakarta
: Menteri Kesehatan dan Badan Kepegawaian Negara.
Perubahan Rencana Strategis Bisnis Tahun 2016-2021.2018. Sleman : Direktur RSUD Sleman
Perawatan Tali Pusat Terbuka.2018. Perawatan Tali Pusat. 2018. Diakses melalui http
://jurnal.uns.ac.id/placentum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta
: Presiden Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2019. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III : Analisis Isu Kontemporer. Jakarta. Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
128
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II: Komitmen Mutu. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:
Pelayanan Publik. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Whole
of Government. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Novvi Karlina, Elsi Ermalinda, Wulan Mulya Pratiwi. 2016. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal & Neonatal. Bogor : In Media.
129
DAFTAR LAMPIRAN