Anda di halaman 1dari 154

BUKU SAKU

ANGGOTA SAKA
BAKTI HUSADA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2019
BUKU SAKU
ANGGOTA SAKA BAKTI HUSADA
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN..........................................1

BAB II
KEANGGOTAAN.......................................11

BAB III
KRIDA SATUAN KARYA
PRAMUKA BAKTI HUSADA....................17

BAB IV
PROSES PENCAPAIAN SKK
KRIDA SATUAN KARYA
PRAMUKA BAKTI HUSADA..................127

BAB V
PENUTUP.................................................135
BUKU SAKU
iv Anggota Saka Bakti Husada
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka,
bahwa Gerakan Pramuka mempunyai
tugas pokok mendidik dan membina kaum
muda Indonesia agar menjadi tenaga kader
pembangunan yang beriman dan bertakwa,
berilmu pengetahuan dan teknologi serta
bermoral Pancasila yang sehat jasmani dan
rohani.

1
Dalam melaksanakan tugas pokoknya,
Gerakan Pramuka bekerjasama dengan
berbagai instansi terkait termasuk
Kementerian Kesehatan yang diwujudkan
melalui Kesepakatan Bersama antara
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
dengan Menteri Kesehatan Nomor HK.05.01/
VIII/2379/2015 dan Nomor 08/PK-MoU/2015
tanggal 12 November 2015. Hal ini
dimaksudkan untuk mewujudkan tenaga
kader pembangunan di bidang kesehatan
yang dapat membantu melembagakan
perilaku hidup bersih dan sehat bagi semua
anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat
di lingkungannya.

Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan


wadah pengembangan bakat, minat dan
keterampilan anggota penegak dan pandega
Gerakan Pramuka. Saka Bakti Husada
berfungsi sebagai wadah pendidikan
dan pembinaan, pengembangan ilmu

BUKU SAKU
2 Anggota Saka Bakti Husada
pengetahuan dan teknologi serta keterampilan
di bidang kesehatan. Pramuka yang menjadi
anggota Saka Bakti Husada diharapkan dapat
menjadi contoh, agen perubahan dan pendidik
sebaya untuk menggerakkan masyarakat
sekitarnya terutama generasi muda dalam
menerapkan pola hidup sehat.

Saka Bakti Husada memiliki enam Krida,


yaitu Krida Bina Keluarga Sehat, Krida Bina
Lingkungan Sehat, Krida Pengendalian
Penyakit, Krida Bina Gizi, Krida Bina Obat
serta Krida Bina Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat. Setiap Krida memiliki Syarat
Kecakapan Khusus (SKK), terdapat 32 SKK
pada Krida Saka Bakti Husada. Krida ini
dikembangkan melalui proses pembelajaran
pemenuhan syarat kecakapan khusus dan
pemberian tanda kecakapan khusus oleh
pamong dan instruktur.

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
3
B. Tujuan
Menjadi pedoman bagi para pemangku
kepentingan dalam pembinaan dan
pengembangan Saka Bakti Husada

C. Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah para
pemangku kepentingan terkait, antara lain:

1. Jajaran Kesehatan di tingkat Pusat,


Provinsi, Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Kementerian Kesehatan, Kabupaten/
Kota dan Puskesmas
2. Anggota Dewasa Gerakan Pramuka
terdiri dari Pengurus Kwartir, Majelis
Pembimbing (Mabi), Pimpinan Saka
(Pinsaka), Pamong dan Instruktur
3. Mitra Kesehatan terdiri dari dunia usaha,
organisasi profesi kesehatan, organisasi
kemasyarakatan dan perguruan tinggi
kesehatan

BUKU SAKU
4 Anggota Saka Bakti Husada
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
65 tahun 2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan dan Pembinaan
Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74
Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
5. Keputusan Musyawarah Nasional
X Gerakan Pramuka Nomor 07/
Munas/2018 tentang Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka
6. Kesepakatan Bersama antara Ketua
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
dengan Menteri Kesehatan Nomor
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
5
HK.05.01/VIII/2379/2015 dan Nomor
08/PK-MoU/2015 tanggal 12 November
2015
7. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 170.A Tahun 2008
tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Satuan Karya Pramuka
8. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 154.A Tahun 2011
tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Satuan Karya Pramuka Bakti Husada
9. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 176 Tahun 2013 tentang
Pola Mekanisme Pembinaan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega
E. Pengertian
1. Pembinaan
Pembinaan adalah kegiatan yang
dilakukan secara terus-menerus
berkesinambungan dalam peningkatan
pemahaman dan kemampuan untuk
BUKU SAKU
6 Anggota Saka Bakti Husada
melaksanakan berbagai Syarat dan
Kecakapan Khusus Krida Saka Bakti
Husada.
2. Satuan Karya Pramuka (Saka)
Saka adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan
bakat dan menambah pengalaman
para Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega dalam berbagai bidang
keterampilan, ilmu dan teknologi
serta untuk memotivasi pelaksanakan
kegiatan nyata dan produktif sehingga
memberi bekal bagi kehidupannya dalam
melaksanakan pengabdiannya kepada
masyarakat, bangsa dan Negara, sesuai
dengan aspirasi pemuda Indonesia dan
tuntutan perkembangan pembangunan
serta peningkatan ketahanan nasional.
3. Saka Bakti Husada
Satuan Karya Pramuka Bakti Husada yaitu
salah satu jenis satuan karya Pramuka

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
7
yang merupakan wadah kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan praktis dalam bidang
kesehatan yang dapat diterapkan
pada diri, keluarga, lingkungan dan
mengembangkan lapangan pekerjaan di
bidang kewirausahaan.
4. Anggota Saka Bakti Husada
Anggota Saka Baki Husada adalah
Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega putra dan putri yang menjadi
anggota gugus depan di wilayah ranting
atau cabang yang mengembangkan
bakat, minat, kemampuan dan
pengalaman di bidang keterampilan,
ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu
melalui Saka Bakti Husada.
5. Dewan Saka Bakti Husada
Dewan Saka Bakti Husada adalah
badan yang dibentuk oleh anggota Saka
Bakti Husada, beranggotakan Pramuka

BUKU SAKU
8 Anggota Saka Bakti Husada
Penegak dan Pramuka Pandega yang
bertugas merencanakan dan memimpin
pelaksanaan kegiatan Saka Bakti
Husada sehari-hari di satuannya.
6. Pamong Saka Bakti Husada
Pamong Saka adalah anggota dewasa
Gerakan Pramuka berkualifikasi
Pembina Mahir yang bertanggung jawab
atas pembinaan dan pengembangan
Saka Bakti Husada.
7. Instruktur Saka Bakti Husada
Instruktur Saka adalah anggota Gerakan
Pramuka atau seseorang yang karena
kemampuannya dan keahliannya di
bidang kesehatan menyumbangkan
tenaga dan kemampuannya untuk
membantu Pamong Saka Bakti Husada.
8. Pimpinan Saka Bakti Husada
Pimpinan Saka Bakti Husada adalah
badan kelengkapan kwartir yang
bertugas memberikan bimbingan
organisatoris dan teknis kepada Saka
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
9
Bakti Husada serta memberikan bantuan
fasilitas dan dukungan lainnya.
9. Majelis Pembimbing (Mabi) Saka Bakti
Husada
Majelis Pembimbing Saka Bakti Husada
adalah suatu badan yang terdiri atas
pejabat instansi pemerintah dan tokoh
masyarakat yang memberi dukungan/
bantuan moral, material dan finansial
untuk pendidikan dan pembinaan Saka
Bakti Husada.
10. Krida
Krida adalah satuan terkecil dari Saka,
sebagai wadah kegiatan keterampilan,
pengetahuan dan teknologi tertentu.
11. Pangkalan Saka
Pangkalan Saka adalah tempat yang
digunakan untuk pertemuan atau
latihan rutin yang diadakan Saka dan
memiliki fasilitas yang memadai untuk
mendukung kegiatan Saka tersebut.

BUKU SAKU
10 Anggota Saka Bakti Husada
BAB II
KEANGGOTAAN

A. Anggota Saka Bakti Husada


1. Calon Pramuka Penegak atau Pramuka
Pandega dapat mengajukan diri sebagai
anggota Saka Bakti Husada dengan
seijin pembina gugus depannya dan
disyaratkan agar dalam waktu 6 (enam)
bulan setelah menjadi anggota Saka
Bakti Husada telah dilantik sebagai
Pramuka Penegak Bantara atau
Pramuka Pandega di gugus depannya.

11
2. Pemuda yang berusia antara 16 sampai
25 tahun, dapat menjadi anggota Saka
Bakti Husada dengan ketentuan bahwa
yang bersangkutan dalam waktu 1 (satu)
bulan setelah menjadi anggota Saka
Bakti Husada wajib menjadi anggota
suatu gugus depan Gerakan Pramuka
dan selanjutnya menempuh Syarat
Kecakapan Umum dan dilantik sesuai
dengan golongan keanggotaannya.
3. Syarat anggota Saka Bakti Husada
adalah sebagai berikut:
a. Mendapat ijin dari orang tua atau
wali dan pembina gugus depannya.
b. Berusia antara 16 sampai dengan
25 tahun.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Menyatakan keinginan untuk
menjadi anggota Saka Bakti Husada
secara sukarela dan tertulis

BUKU SAKU
12 Anggota Saka Bakti Husada
e. Berminat dan bersedia untuk
berperan aktif dalam segala
kegiatan Saka Bakti Husada.
f. Bersedia dengan sukarela
mendarmabaktikan dirinya kepada
masyarakat dan sanggup mentaati
segala ketentuan yang berlaku bagi
anggota Saka Bakti Husada.
g. Bagi calon anggota Saka Bakti
Husada yang belum menjadi
anggota Gerakan Pramuka harus
bersedia menjadi anggota gugus
depan Gerakan Pramuka setempat.
h. Tidak sedang menjadi salah satu
anggota Saka lain.
4. Anggota Saka Bakti Husada memiliki
hak sebagai berikut:
a. Semua anggota mempunyai hak
suara, hak bicara dan hak pilih
sesuai dengan ketentuan dalam
Gerakan Pramuka.
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
13
b. Semua anggota mempunyai hak
mengikuti semua kegiatan Saka
Bakti Husada, sesuai dengan
program yang telah ditentukan.
c. Anggota Saka Bakti Husada yang
telah memenuhi syarat berhak
mendapat tanda kecakapan/
sertifikat sesuai dengan tingkat
kecakapannya.
d. Anggota Saka Bakti Husada yang
telah aktif selama 6 (enam) bulan
berhak menjadi instruktur muda
dgugus depannya melalui seleksi di
kwartir ranting atau kwartir cabang.
e. Anggota Saka Bakti Husada berhak
pindah ke Saka lain apabila telah
mendapatkan sedikitnya 3 (tiga)
buah Tanda Kecakapan Khusus
(TKK) dan telah mengikuti latihan
minimal 6 (enam) bulan.
f. Anggota Saka Bakti Husada
mempunyai hak menjadi Dewan
Saka Bakti Husada minimal 6
BUKU SAKU
14 Anggota Saka Bakti Husada
(enam) bulan aktif yang dipilih
melalui musyawarah anggota Saka.
1) Dalam keanggotaannya
sebagai anggota Saka Bakti
Husada, anggota Saka Bakti
Husada memiliki kewajiban
sebagai berikut:
2) Mentaati Undang-Undang RI
Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka.
3) Mentaati Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka.
4) Mentaati dan menjalankan
Trisatya dan Dasadarma
Pramuka serta peraturan-
peraturan Saka Bakti Husada.
5) Menjaga nama baik Saka Bakti
Husada dan Gerakan Pramuka.
6) Mengikuti dengan rajin dan
tekun kegiatan yang diadakan
oleh Saka Bakti Husada serta

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
15
kegiatan Gerakan Pramuka
lainnya.
5.
Meningkatkan dan menerapkan
kecakapan serta keterampilannya dalam
kegiatan yang bermanfaat baik bagi
dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara.
6. Berusaha menjadi teladan atau panutan
bagi rekan-rekannya, keluarganya dan
masyarakat.
7.
Mentaati peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta adat
istiadat masyarakat setempat.
8. Menjalankan tugas sebagai Instruktur
Muda sesuai bidangnya dalam gugus
depannya atau gugus depan lainnya
atas permintaan dan persetujuan ketua
gugus depan yang bersangkutan.
9. Membayar iuran dan mentaati segala
peraturan Saka Bakti Husada.

BUKU SAKU
16 Anggota Saka Bakti Husada
BAB III
KRIDA SATUAN KARYA PRAMUKA
BAKTI HUSADA

Saka Bakti Husada terdiri dari 6 Krida dengan


36 Kecakapan khusus, yaitu :

1. Krida Bina Lingkungan Sehat


Krida Bina Lingkungan Sehat adalah wadah
yang memberikan pembinaan penyehatan
lingkungan yaitu pembinaan penyehatan
rumah, penyehatan tempat fasilitas umum
dan penerapan kedaruratan kesehatan
lingkungan.

17
Tujuan Krida Bina Lingkungan Sehat untuk
memperoleh kecakapan khusus tentang
rumah sehat, tempat fasilitas umum
sehat dan penerapan kedaruratan
kesehatan lingkungan.
SKK Krida Bina Lingkungan Sehat ada 3
(tiga), yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Rumah Sehat
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Tempat dan Fasilitas Umum Sehat
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan syarat kecakapan khusus
yang terdapat di Krida Bina Lingkungan
Sehat maka anggota Saka Bakti Husada
yang mendalami Krida Bina Lingkungan
Sehat dapat menjadi wirausaha di
bidang sanitasi.

BUKU SAKU
18 Anggota Saka Bakti Husada
1) SKK Rumah Sehat
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menguasai pengertian
rumah sehat
Rumah sehat meliputi kondisi fisik,
kimia, biologi didalam rumah dan
perumahan yang memungkinkan
penghuni rumah memperoleh
derajat kesehatan yang optimal.
b) Mampu menerapkan kriteria rumah
sehat dimulai dari lingkungan rumah
sendiri
Kriteria rumah sehat meliputi;
bahan bangunan yang tidak
membahayakan kesehatan,
sirkulasi udara lancar, langit-langit
kuat, pencahayaan alam atau
buatan harus cukup, tidak penuh
sesak dengan barang, luas ruang
tidur minimal 8 , tersedia sarana

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
19
air minum dan air bersih yang
memenuhi syarat kesehatan, dll.
c) Mampu menyampaikan materi
tentang rumah sehat kepada
Pramuka Siaga dan Penggalang
Penyampaian materi tentang
pengertian rumah sehat dan kriteria
rumah sehat.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk
Pramuka Penegak
b) Mampu menilai rumah yang
memenuhi syarat dan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan
Membantu kader menilai rumah
menggunakan form penilaian rumah
sehat dengan ikut turun bersama
kader ketika inspeksi kesehatan
lingkungan kerumah-rumah.

BUKU SAKU
20 Anggota Saka Bakti Husada
c) Mampu menyampaikan hasil
laporan penilaian rumah sehat
Menyampaikan laporan hasil
penilaian rumah sehat kepada
penghuni rumah dan pihak terkait
lainnya dalam perbaikan kualitas
lingkungan pemukiman.
d) Mampu membantu memberikan
rekomendasi hasil penilaian rumah
sehat kepada pihak terkait
Memberikan rekomendasi hasil
penilaian rumah sehat terutama
kepada penghuni rumah atau pihak
terkait lainnya dalam perbaikan
kualitas lingkungan pemukiman.
e) Mampu memberikan penyuluhan
tentang rumah sehat
Memberikan penyuluhan langsung
kepada masyarakat tentang rumah
sehat agar masyarakat bisa ikut
menerapkan konsep rumah sehat.
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
21
2) SKK Tempat dan Fasilitas Umum Sehat
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menguasai pengertian
tempat dan fasilitas umum
Tempat dan fasilitas umum (TFU)
adalah lokasi, sarana dan prasarana
dimana orang banyak melakukan
suatu kegiatan. Contohnya seperti
fasilitas kesehatan, fasilitas
pendidikan, tempat ibadah, hotel,
rumah makan, sarana olahraga, dll.
b) Mampu membedakan TFU yang
memenuhi syarat dan tidak
memenuhi syarat
TFU dikatakan memenuhi syarat
apabila lokasi tidak terletak
pada daerah rawan (bencana,
kecelakaan, bekas pembuangan
sampah akhir), bangunan sesuai
peraturan yang berlaku, terdapat
sanitasi, dll.
BUKU SAKU
22 Anggota Saka Bakti Husada
c) Mampu menyampaikan materi
tentang TFU sehat kepada Pramuka
Siaga dan Penggalang
Penyampaian materi tentang
pengertian TFU dan kriteria TFU
yang memenuhi syarat.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menguasai materi SKK
Penegak
b) Mampu menilai TFU yang memenuhi
syarat dan tidak memenuhi syarat
Membantu petugas melakukan
penilaian terhadap kondisi TFU.
c) Mampu membantu menyampaikan
hasil laporan penilaian dengan
instrument yang ada terhadap
kondisi TFU kepada pihak terkait
Setelah melakukan penilaian
terhadap TFU, pramuka
menyampaikan laporan

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
23
penilaiannya kepada petugas
kesehatan lingkungan di lokasi TFU
tersebut.
d) Mampu memberikan penyuluhan
tentang tempat dan fasilitas umum
sehat
Dapat memberikan penyuluhan
langsung kepada masyarakat
pengunjung TFU untuk ikut
menjaga kebersihan dan ikut
menjaga sarana dan prasarana
yang ada di TFU.
3) SKK Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menguasai pengertian
kedaruratan kesehatan lingkungan
Kedaruratan kesehatan lingkungan
merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk membantu memenuhi
kebutuhan dasar bidang kesehatan
lingkungan bagi masyarakat

BUKU SAKU
24 Anggota Saka Bakti Husada
disituasi darurat seperti banjir,
tsunami, gempa bumi, dll
b) Mampu menjelaskan masalah
kesehatan pada kondisi kedaruratan
kesehatan lingkungan
Masalah kesehatan pada kondisi
kedaruratan kesehatan lingkungan
meliputi penyakit menular,
terbatasnya air bersih, kondisi
kesehatan lingkungan yang buruk,
tingkat hunian/kepadatan yang
tinggi, dll.
c) Mampu menyampaikan materi
tentang kedaruratan kesehatan
lingkungan kepada Pramuka Siaga
dan Penggalang
Penyampaian materi tentang
pengertian kedaruratan kesehatan
lingkungan dan masalah-masalah
yang terjadi pada kondisi tersebut.

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
25
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Kedaruratan
Kesehatan Lingkungan untuk
Penegak
b) Mampu menilai penyebab masalah
kesehatan pada kondisi kedaruratan
kesehatan lingkungan
Menganalisis dan memberikan
penilaian terhadap penyebab
masalah kesehatan pada kondisi
kedaruratan kesehatan lingkungan.
c) Mampu membantu menyampaikan
hasil laporan penilaian cepat
(rapid health assessment) dengan
instrument yang ada tentang kondisi
kedaruratan kesehatan lingkungan
Membantu petugas kesehatan
lingkungan melakukan penilaian
cepat tentang kondisi kedaruratan
kesehatan lingkungan dan
melaporkannya kepada pihak terkait.
BUKU SAKU
26 Anggota Saka Bakti Husada
d) Mampu berkoordinasi dengan
pihak terkait kedaruratan kesehatan
lingkungan
Melakukan koordinasi dengan pihak
terkait untuk menjalankan kegiatan
kedaruratan kesehatan lingkungan.
e) Mampu memberikan penyuluhan
tentang kedaruratan kesehatan
lingkungan
Dapat memberikan penyuluhan langsung
kepada masyarakat tentang
bagaimana menjalankan kesehatan
lingkungan dalam keadaan darurat.
2. Krida Bina Keluarga Sehat
Krida Bina Keluarga Sehat adalah
wadah yang memberikan pengetahuan
dan keterampilan tentang keluarga
sehat agar mereka mau dan mampu
menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat dalam mewujudkan
keluarga sehat.
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
27
Tujuan Krida Bina Keluarga Sehat untuk
memperoleh kecakapan khusus tentang
pembinaan Keluarga Sehat yaitu
pembinaan kesehatan ibu, bayi, anak
pra sekolah, usia sekolah dan remaja
(termasuk didalamnya kesehatan gigi
dan mulut), reproduksi, lanjut usia, jiwa
dan kesehatan kerja dan olahraga.
SKK Krida Bina Keluarga Sehat ada 7
(tujuh) yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Kesehatan Balita dan Anak Pra
Sekolah
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Kesehatan Usia Sekolah dan
Remaja
d. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Kesehatan Reproduksi

BUKU SAKU
28 Anggota Saka Bakti Husada
e. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Kesehatan Lanjut Usia
f. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Kesehatan Jiwa
g. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Kesehatan Kerja dan Olahraga
Berdasarkan syarat kecakapan khusus
yang terdapat di Krida Bina Keluarga
Sehat maka anggota Saka Bakti Husada
yang mendalami Krida Bina Keluarga
Sehat antara lain, dapat menjadi
penyedia jasa pengasuh bayi, anak,
lanjut usia dan instruktur olahraga.
a) SKK Kesehatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan manfaat buku
KIA
b)
Mampu menjelaskan kapan
sebaiknya ibu hamil dan menjelaskan

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
29
minimal 5 kondisi kehamilan yang
perlu diwaspadai
c)
Mampu menjelaskan kapan
sebaiknya dilakukan pemeriksanaan
terhadap ibu hamil dan menjelaskan
minimal 6 (enam) dari 10 (sepuluh)
tanda bahaya selama kehamilan,
persalinan dan nifas
d) Mampu menyebutkan minimal 7
tanda bahaya pada bayi baru lahir
e) Mampu menjelaskan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) dan ASI
eksklusif
f) Mampu menjelaskan manfaat
pemasangan stiker P4K
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK golongan
Penegak
b) Mampu memberikan penyuluhan
pentingnya pemanfaatan buku KIA

BUKU SAKU
30 Anggota Saka Bakti Husada
c) Mampu memberikan penyuluhan
tentang kapan sebaiknya ibu hamil
dan menjelaskan minimal 5 kondisi
kehamilan yang perlu diwaspadai
d) Mampu memberikan penyuluhan
tentang kapan sebaiknya dilakukan
pemeriksaan terhadap ibu hamil
dan dapat memberikan penyuluhan
tentang 10 (sepuluh) tanda bahaya
selama kehamilan, persalinan dan
nifas
e) Mampu memberikan penyuluhan
tentang tanda bahaya pada bayi
baru lahir
f) Mampu memberikan penyuluhan
tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dan ASI eksklusif
g) Mampu memberikan penyuluhan
pemasangan stiker P4K
h) Mampu mendukung pelaksanaan
kegiatan upaya kesehatan ber-
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
31
sumberdaya masyarakat (posyan-
du dan atau kelas ibu hamil) yang
dibuktikan dengan laporan dan do-
kumentasi
b) SKK Kesehatan Balita dan Anak Pra
Sekolah
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tentang
pertumbuhan dan perkemban-
gan anak, serta pemenuhan
kebutuhan gizi anak sesuai
kelompok umur minimal pada 1
kelompok umur
b) Mampu melakukan pemantauan
pertumbuhan sederhana
c) Mampu menjelaskan tentang
perawatan sehari-hari pada
anak minimal 1 perawatan
secara lengkap
d) Mampu menjelaskan tentang
perawatan anak sakit di rumah
BUKU SAKU
32 Anggota Saka Bakti Husada
minimal 1 penyakit
e) Mampu menjelaskan tentang
pelayanan kesehatan untuk
anak tentang imunisasi dan
atau SDIDTK
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Memahami materi SKK untuk
golongan penegak
b) Mampu memberikan konseling
tentang pertumbuhan anak dan
perawatan sehari-hari pada
anak serta perawatan anak
sakit di rumah
c) Mampu mendukung
pelaksanaan kegiatan upaya
kesehatan bersumberdaya
masyarakat (posyandu, dan
Bina Keluarga Balita (BKB))
serta Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD)

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
33
c) SKK Kesehatan Usia Sekolah
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu mengajarkan tentang
cara hidup sehat bagi anak usia
sekolah dan remaja kepada
Pramuka Siaga dan Penggalang
b) Mampu mengajarkan tentang
perilaku berisiko terhadap
kesehatannya kepada Pramuka
Siaga dan Penggalang
c) Mampu mengajarkan tentang
keterampilan psikososial
(pendidikan keterampilan hidup
sehat/PKHS) kepada Pramuka
Siaga dan Penggalang
d) Mampu mengajarkan tentang
konselor sebaya kepada
Pramuka Penggalang
e) Mampu menjelaskan
penanganan pertama pada
anak usia sekolah yang
BUKU SAKU
34 Anggota Saka Bakti Husada
mengalami jerawat, nyeri haid
dan sakit gigi
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Memahami materi SKK untuk
golongan penegak
b) Mampu memberikan
penyuluhan tentang cara hidup
sehat bagi anak usia sekolah
dan remaja
c) Mampu memberikan
penyuluhan tentang perilaku
berisiko terhadap kesehatan
d) Mampu memberikan
penyuluhan tentang
keterampilan psikososial
(pendidikan keterampilan hidup
sehat/PKHS)
e) Mampu memberikan
penyuluhan tentang konselor
sebaya

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
35
f) Mampu melaksanakan
penanganan pertama pada
anak usia sekolah yang
mengalami jerawat, nyeri haid
dan sakit gigi
g) Mampu mengadvokasi
sedikitnya 1 (satu) sekolah
untuk menerapkan cara hidup
sehat, keterampilan psikososial
(pendidikan keterampilan hidup
sehat, keterampilan psikososial
(pendidikan keterampilan hidup
sehat/PKHS) dan mencetak
konselor sebaya
d) SKK Kesehatan Reproduksi
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan pengertian
dan perbedaan jenis kelamin
dan gender
b) Mampu menjelaskan bentuk-
bentuk kekerasan dan cara
BUKU SAKU
36 Anggota Saka Bakti Husada
menghindari diri dari kekerasan
c) Mampu menjelaskan kesehatan
reproduksi dan tanda-tanda
pubertas pada laki-laki dan
perempuan
d) Mampu menjelaskan pengelolaan
kebersihan menstruasi dan cara
menjaga kebersihan alat kelamin
pada laki-laki dan perempuan
e) Mampu menjelaskan penyakit-
penyakit yang dapat mengganggu
kesehatan reproduksi
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Memahami materi SKK untuk
golongan Penegak
b) Mampu menjelaskan kesehatan
reproduksi bagi calon pengantin
c) Mampu memberikan konseling
terkait kesehatan reproduksi
serta kekerasan

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
37
e) SKK Kesehatan Lanjut Usia
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menyebutkan
kenapa dan bagaimana kita
menghormati lanjut usia
b) Mampu menjelaskan minimal
5 gangguan yang timbul akibat
proses menua dan minimal
5 penyakit yang terjadi pada
lanjut usia
c) Mampu menjelaskan minimal 3
pelayanan yang diberikan pada
posyandu lansia
d) Mampu memberikan
penyuluhan tentang kesehatan
lanjut usia, dengan materi
minimal salah satu diantaranya
masalah gizi pada lanjut usia,
kesehatan jiwa pada lanjut
usia, aktifitas fisik pada lanjut
usia, pentingnya penerapan
BUKU SAKU
38 Anggota Saka Bakti Husada
perilaku hidup bersih dan sehat
pada lanjut usia, perilaku yang
dianjurkan pada lanjut usia dan
manfaatnya
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk
Pramuka Penegak
b) Mampu berperan sebagai
fasilitator dalam kegiatan
kelompok Lansia di
lingkungannya
c) Dapat mendorong pembentukan
pelaksanaan kegiatan
upaya kesehatan bersumber
masyarakat (Kelompok Lansia/
Posyandu Lansia)
d) Dapat membimbing seorang
Pramuka Penegak untuk
mendapatkan TKK Kesehatan
Lanjut Usia

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
39
f) SKK Kesehatan Jiwa
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mengetahui pengertian TOGA,
fungsi TOGA dan manfaat
TOGA
b) Melakukan pemanfaatan TOGA
dengan mampu membuat 5
jenis ramuan untuk memelihara
kesehatan ataupun mengatasi
gangguan kesehatan ringan
c) Mengetahui pengertian
akupresur
d) Melakukan akupresur untuk
5 jenis gejala atau gangguan
kesehatan yang biasa dialami
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk
pramuka penegak
b) Mampu berperan sebagai
fasilitator dalam kegiatan

BUKU SAKU
40 Anggota Saka Bakti Husada
pramuka ataupun kegiatan
masyarakat di lingkungannya
c) Dapat membimbing seorang
pramuka penegak untuk
mendapatkan TKK Asuhan
Mandiri Kesehatan Tradisional
d) Melakukan pemanfaatan TOGA
dengan mampu membuat 8
jenis ramuan untuk memelihara
kesehatan ataupun mengatasi
gangguan kesehatan ringan
e) Melakukan akupresur untuk
8 jenis gejala atau gangguan
kesehatan yang biasa dialami
g) SKK Kesehatan Kerja dan
Olahraga
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Dapat menjelaskan pengertian
pekerja, kesehatan kerja dan
upaya kesehatan kerja

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
41
b) Dapat menjelaskan konsep
tentang bahaya dan risiko
kesehatan kerja di tempat kerja
di lingkungan tempat tinggalnya
c) Dapat menjelaskan pengertian
kebugaran jasmani dan aktifitas
fisik pada kehidupan sehari-hari
d) Dapat menjelaskan pentingnya
kebugaran jasmani dan aktifitas
fisik pada kehidupan sehari-hari
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk
Pramuka Penegak
b) Mampu memberikan penyuluhan
tentang kesehatan kerja dan
olahraga pada masyarakat luas
c) Mampu berperan sebagai
fasilitator/kader kesehatan kerja
dan olahraga dalam kelompok
masyarakat di lingkungan sekitar

BUKU SAKU
42 Anggota Saka Bakti Husada
d) Dapat membimbing seorang
Pramuka Penegak untuk
mendapatkan TKK Kesehatan
Kerja dan Olahraga
3. Krida Pengendalian Penyakit
Krida Pengendalian Penyakit adalah
wadah kegiatan keterampilan,
pengetahuan, dan teknologi tepat guna
untuk memberikan kecakapan khusus
tentang pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular, penyakit
menular, dan kesehatan jiwa.
Tujuan Krida Pengendalian Penyakit
untuk memperoleh kecakapan khusus
tentang pengendalian penyakit malaria,
penyakit demam berdarah, rabies,
penyakit diare, penyakit tuberkulosis,
penyakit cacingan, HIV/AIDS, penyakit
tidak menular serta imunisasi dan gawat
darurat.

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
43
SKK Bina Pengendalian Penyakit ada 7
(tujuh) yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pencegahan Penyakit
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pengendalian Penyakit Saluran
Pernafasan
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pengendalian Penyakit Saluran
Cerna
d. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pengendalian Penyakit Kulit dan
Kelamin
e. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pengendalian Penyakit Tular Vektor
dan Zoonotik
f. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pengendalian Penyakit Tidak
Menular

BUKU SAKU
44 Anggota Saka Bakti Husada
g. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Kesehatan Jiwa
Berdasarkan syarat kecakapan khusus
yang terdapat di Krida Pengendalian
Penyakit maka anggota Saka Bakti
Husada yang mendalami Krida
Pengendalian Penyakit dapat menjadi
pembuat teknologi tepat guna bidang
pencegahan dan pengendalian penyakit.
a) SKK Pencegahan Penyakit
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a)
Menguasai materi SKK
Pramuka Penggalang
b) Mampu memberikan
penyuluhan kepada keluarga
dan teman sebayanya tentang
imunisasi
Memberikan pemahaman
bahwa imunisasi adalah upaya
untuk meningkatkan kekebalan
tubuh. Imunisasi adalah
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
45
program wajib pemerintah
dalam rangka melindungi
masyarakat dari penyakit.
c) Dapat menjelaskan sasaran
dan waktu pemberian imunisasi,
imunisasi lanjutan, imunisasi
tambahan, imunisasi khusus
dan imunisasi pilihan
Sasaran dan jadwal imunisasi
dasar adalah 0 – 9 bulan
untuk hepatitis B, BCG, Polio
1 – 4, DPT-HB-Hib 1 – 3, IPV,
campak. Sasaran dan jadwal
imunisasi lanjutan adalah
18 bulan sampai Kelas 5 SD
untuk DPT-HB-Hib, campak,
Td. Sedangkan imunisasi
tambahan dibagi menjadi dua
yaitu backlog fighting dan crash
program.

BUKU SAKU
46 Anggota Saka Bakti Husada
d) Dapat menjelaskan penyakit
yang dapat dicegah dengan
imunisasi
Penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi adalah
hepatitis B, diferti, pertussis,
tetanus, tuberkolosis, dll.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a)
Menguasai materi SKK
Pramuka Penegak
b) Mampu memberikan
penyuluhan kepada masyarakat
di lingkungannya tentang
imunisasi
Memberikan pemahaman
bahwa imunisasi adalah upaya
untuk meningkatkan kekebalan
tubuh. Imunisasi adalah
program wajib pemerintah
dalam rangka melindungi
masyarakat dari penyakit.
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
47
c) Dapat membantu petugas
dalam mengajak dan men-
dorong masyarakat agar mau
diimunisasi
Pramuka Pandega bekerjasama
dengan petugas terkait untuk
mengajak dan mendorong
masyarakat agar mau diimuni-
sasi sesuai dengan jadwal yang
telah di tentukan.
b) SKK Pengendalian Penyakit Saluran
Pernafasan
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Dapat membantu petugas
kesehatan/kader TBC dalam
melakukan deteksi dini terduga
TBC
Gejala utama TBC adalah batuk
berdahak, diikuti dengan dahak
bercampur darah, batuk darah,
sesak nafas, badan lemas,
BUKU SAKU
48 Anggota Saka Bakti Husada
nafsu makan menurun, berat
badan menurun, dll.
b) Dapat membantu petugas
kesehatan/kader TBC
dalam pendampingan dan
pengawasan pasien TBC
selama pengobatan hingga
selesai
Tugas pedampingan pasien
TBC adalah memastikan
pasien minum obat, memberi
dukungan moral, mengingatkan
pasien memeriksa dahak
sesuai jadwal, menemukan dan
mengenali gejala efek samping
OAT, mengisi kartu kontrol
dan memberikan penyuluhan
tentang TBC kepada keluarga
pasien.
c) Dapat mengaplikasikan dan
memberi contoh cara mencegah

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
49
terjadinya penularan penyakit
TBC
Pencegahan dapat dilakukan
dengan cara meminum OAT
secara lengkap dan teratur
sampai sembuh, pasien TBC
harus menutup mulutnya
pada waktu bersih dan
batuk dengan sapu tangan/
tisu, tidak membuang dahak
sembarangan, menjalankan
perilaku hidup bersih dan sehat.
d) Dapat membantu petugas
kesehatan/kader TBC dalam
melakukan penyuluhan tentang
TBC ke masyarakat
Pramuka Penegak membantu
melakukan penyuluhan tentang
penyakit TBC, pencegahan dan
penanggulangannya.

BUKU SAKU
50 Anggota Saka Bakti Husada
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu melakukan deteksi dini
dan menemukan terduga TBC
di masyarakat
Gejala utama TBC adalah batuk
berdahak, diikuti dengan dahak
bercampur darah, batuk darah,
sesak nafas, badan lemas,
nafsu makan menurun, berat
badan menurun, dll.
b)
Mampu menjadi PMO
(Pengawas Menelan Obat) dan
melakukan pendampingan,
pengawasan serta memotivasi
pasien TBC selama pengobatan
hingga selesai
Tugas PMO adalah memastikan
pasien minum obat, memberi
dukungan moral, mengingatkan
pasien memeriksa dahak
sesuai jadwal, menemukan dan

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
51
mengenali gejala efek samping
OAT, mengisi kartu kontrol
dan memberikan penyuluhan
tentang TBC kepada keluarga
pasien.
c) Mampu mengetahui terjadinya
efek samping obat TBC
Efek samping dari obat TBC
adalah mual, muntah, diare,
sakit kepala, dll.
d) Mampu berkoordinasi dengan
puskesmas dalam penemuan
terduga TBC, pendampingan
dan pengawasan pengobatan
efek samping obat
Pramuka Pandega dapat
bekerjasama dengan puskesmas
dalam pendampingan pasien
TBC.
e) Mampu mengaplikasikan dan
memberi contoh cara mencegah
BUKU SAKU
52 Anggota Saka Bakti Husada
penularan penyakit TBC
Infeksi akan terjadi apabila
seseorang menghirup udara
yang mengandung percikan
dahak yang infeksius. Maka
pencegahan dapat dilakukan
dengan cara meminum OAT
secara lengkap dan teratur
sampai sembuh, pasien TBC
harus menutup mulutnya
pada waktu bersih dan
batuk dengan sapu tangan/
tisu, tidak membuang dahak
sembarangan, menjalankan
perilaku hidup bersih dan sehat.
f) Mampu memberikan penyuluhan
tentang TBC ke masyarakat
Pramuka Penegak membantu
melakukan penyuluhan tentang
penyakit TBC, pencegahan dan
penanggulangannya.

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
53
c) SKK Pengendalian Penyakit Saluran
Cerna
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a)
Menguasai materi SKK
Pramuka Penggalang
b) Mampu memberikan penyuluhan
kepada keluarga dan teman
sebayanya tentang pengendalian
penyakit saluran cerna
Memberikan pemahaman kepada
masyarakat bahwa penyakit
saluran pencernaan diantaranya
diare, demam tifoid, hepatitis A,
dll. Pengendaliannya dengan
cara meminum obat saluran
pencernaan, jika tidak membaik
segera ke puskesmas untuk
mendapatkan penanganan
lebih serius.

BUKU SAKU
54 Anggota Saka Bakti Husada
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka
Penegak
b) Mampu memberikan penyu-
luhan kepada masyarakat di
lingkungannya tentang pen-
gendalian penyakit saluran
cerna
Memberikan pemahaman kepada
masyarakat bahwa penyakit
saluran pencernaan diantaranya
diare, demam tifoid, hepatitis A,
dll. Pengendaliannya dengan
cara meminum obat saluran
pencernaan, jika tidak membaik
segera ke puskesmas untuk
mendapatkan penanganan lebih
serius.
c) Mampu berkoordinasi dengan
pihak terkait dalam pengendalian
penyakit saluran cerna

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
55
Pramuka Pandega dapat
berkoordinasi dengan baik pada
pihak-pihak terkait.
d) Mampu mendukung pelaksanaan
kegiatan pengendalian penyakit
saluran cerna bersumber daya
masyarakat
Pramuka Pandega bersedia
mendukung semua pelaksanaan
kegiatan pengendalian penyakit
saluran cerna.
d) SKK Pengendalian Penyakit Kulit
dan Kelamin
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka
Penggalang
b) Mampu memberikan penyuluhan
kepada keluarga dan teman
sebayanya tentang pengendalian
penyakit HIV AIDS dan IMS

BUKU SAKU
56 Anggota Saka Bakti Husada
Penyakit HIV AIDS dan IMS dapat
diobati dengan Anti Retroviral
(ARV). Jika positif HIV segera mulai
terapi ARV agar tetap sehat dan
produktif.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka
Penegak
b) Mampu memberikan
penyuluhan kepada masyarakat
di lingkungannya tentnag
pengendalian penyakit HIV
AIDS dan IMS
Penyakit HIV AIDS dan IMS
dapat diobati dengan Anti
Retroviral (ARV). Jika positif
HIV segera mulai terapi ARV
agar tetap sehat dan produktif.
c) Mampu berkoordinasi dengan
pihak terkait dalam pengendalian
penyakit HIV AIDS dan IMS
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
57
Pramuka Pandega bisa bekerja
sama untuk berkoordinasi
agar pasien mendapatkan
penanganan yang sesuai.
d) Mampu mendukung
pelaksanaan kegiatan
pengendalian penyakit HIV
AIDS dan IMS bersumber daya
masyarakat
Pramuka Pandega bersedia
mendukung segala pelaksanaan
kegiatan yang berhubungan
dengan pengendalian dan
pengobatan penyakit HIV, AIDS
dan IMS.
e) Mampu memberikan informasi
tentang pengendalian HIV AIDS
dan IMS melalui tulisan di media
sosial
Pramuka Pandega dapat
menulis artikel di media sosial

BUKU SAKU
58 Anggota Saka Bakti Husada
tentang sosialisasi penyakit HIV
AIDS dan IMS serta bagaimana
cara mengobatinya.
f) Mampu memberikan informasi
HIV AIDS dan IMS melalui karya
seni dan kreativitas lainnya
terkait pengendalian HIV AIDS
dan IMS
Pramuka Pandega dapat
membuat karya seni seperti
lukisan, lagu, video dokumenter
tentang penyakit HIV AIDS
dan IMS serta bagaimana cara
mengobatinya.
g) Menjadi anggota atau ikut
mengambil bagian dalam
organisasi yang bergerak
dalam pengendalian HIV, AIDS
dan IMS antara lain organisasi
GENRE, DUTA HIV, CIMSA,
dan lainnya.

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
59
Penegak Pandega bersedia
ambil bagian dalam kegiatan-
kegiatan pengendalian HIV,
AIDS, dan IMS.
h) Melakukan kegiatan pengabdian
masyarakat sebagai pendampingan
orang dengan HIV AIDS (ODHA)
Penegak Pandega melakukan
kegiatan pengabdian masyarakat
untuk melakukan pendampingan
orang dengan HIV AIDS (ODHA).
e) SKK Pengendalian Penyakit Tular
Vektor dan Zoonotik
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a)
Menguasai materi SKK
Pramuka Penggalang
b) Mampu memberikan
penyuluhan kepada keluarga
dan teman sebayanya tentang
pengendalian penyakit tular
vektor dan zoonotic
BUKU SAKU
60 Anggota Saka Bakti Husada
Pengendalian penyakit tular
vektor dan zoonotic adalah
dengan memberi minum
sebanyak-banyaknya, kemudian
beri obat penurun demam,
bawa segera ke puskesmas
atau rumah sakit.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a)
Menguasai materi SKK
Pramuka Penegak
b) Mampu menyebutkan morfologi
vektor penular penyakit
Morfologi vektor penular
penyakit adalah anopheles
(malaria), aedes (BDB), dan
culex (Japanese Encephalitis).
c) Mampu berkoordinasi
dengan pihak terkait dalam
pengendalian penyakit tular
vektor dan zoonotic
Pramuka Pandega bersedia
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
61
bekerja sama dengan pihak
terkait untuk pengendalian
penyakit tular vektor dan
zoonotic.
d) Mampu memberikan penyuluhan
kepada masyarakat di lingkungannya
tentang pengendalian penyakit tular
vektor dan zoonotic
Pramuka Pandega dapat
memberikan penyuluhan secara
jelas tentang pengendalian
penyakit tular vektor dan
zoonotic.
e) Mampu mendukung pelaksanaan
kegiatan pengendalian penyakit
tular vektor dan zoonotik
bersumber daya masyarakat
Pramuka Pandega bersedia
mendukung segala pelaksanaan
kegiatan yang berhubungan
dengan pengendalian dan

BUKU SAKU
62 Anggota Saka Bakti Husada
pengobatan penyakit tular dan
vektor.
f) SKK Pengendalian Penyakit Tidak
Menular
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tanda-
tanda atau gejala awal dari
penyakit tidak menular
Contoh gejala awal penyakit
hipertensi adalah sakit kepala,
kelelahan, mual dan muntah,
sesak napas, napas pendek,
gelisah, mata berkunang-
kunang, mudah marah, telinga
berdengung, dan rasa berat di
tengkuk.
b) Mampu menjelaskan dan
mengenali faktor risiko penyakit
tidak menular
Faktor risiko PTM adalah suatu
kondisi yang secara potensial
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
63
berbahaya dan dapat memicu
terjadinya PTM pada seseorang
atau kelompok tertentu.
c) Mampu melakukan kegiatan
promosi/penyuluhan kepada
teman sebaya dan keluarga
tentang penyakit tidak menular
Pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular dapat
dilakukan dengan Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (KIE)
pengendalian penyakit tidak
menular dengan perilaku
CERDIK, yaitu Cek kesehatan
secara berkala, Enyahkan
asap rokok, Rajib aktifitas fisik/
olahraga, Diet sehat dengan
gizi cukup dan kalori seimbang,
Istirahat yang cukup, dan Kelola
stress.

BUKU SAKU
64 Anggota Saka Bakti Husada
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tanda-
tanda atau gejala awal dari
penyakit tidak menular dan
melaksanakan deteksi dini PTM
dengan bekerjasama dengan
tenaga kesehatan serta merujuk
segera ke petugas kesehatan/
fasilitas pelayanan kesehatan
Contoh gejala awal penyakit
hipertensi adalah sakit kepala,
kelelahan, mual dan muntah,
sesak napas, napas pendek,
gelisah, mata berkunang-
kunang, mudah marah, telinga
berdengung, dan rasa berat di
tengkuk.
b) Mampu melakukan kegiatan
promosi/ penyuluhan kepada
teman sebaya dan keluarga
tentang penyakit tidak menular

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
65
Pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular dapat
dilakukan dengan Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (KIE)
pengendalian penyakit tidak
menular dengan perilaku
CERDIK, yaitu Cek kesehatan
secara berkala, Enyahkan
asap rokok, Rajib aktifitas fisik/
olahraga, Diet sehat dengan
gizi cukup dan kalori seimbang,
Istirahat yang cukup, dan Kelola
stress.
g) SKK Kesehatan Jiwa
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan pengertian
kesehatan jiwa
Kesehatan jiwa adalah perasaan
sehat dan Bahagia serta
mampu menghadapi tantangan
hidup, dapat menerima orang

BUKU SAKU
66 Anggota Saka Bakti Husada
lain sebagaimana adanya dan
mempunyai sifat positif terhadap
diri sendiri dan orang lain.
b)
Mampu menjelaskan ciri
perkembangan jiwa kelompok usia
remaja dan masalah kejiwaan yang
umum
Perkembangan remaja dibagi
menjadi 3 tahap, yaitu remaja awal
(10-14 tahun), remaja pertengahan
(15-16 tahun), dan remaja akhir
(17-19 tahun).
c)
Mampu menjelaskan upaya
meningkatkan kesehatan jiwa
remaja
Upaya meningkatkan kesehatan
jiwa remaha terdiri dari
meningkatkan harga diri, mengelola
emosi dan perilaku, mengatasi
tekanan teman sebaya, mengelola
stress dan resolusi konflik.

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
67
d) Menjelaskan ciri dan dampak
penyalahgunaan NAPZA pada
kesehatan jiwa remaja
Ciri remaja yang menyalahgunakan
NAPZA terlihat dari perubahan fisik,
perubahan sikap dan perilaku,
dan peralatan yang digunakan.
Dampaknya adalah komplikasi
penyakit, akibat sosial, dan
pelanggaran hukum.
e) Mampu menjelaskan minimal
3 gangguan jiwa yang banyak
ditemukan di masyarakat
Gangguan jiwa yang sering
ditemukan di masyarakat yaitu
gangguan cemas, depresi, dan
gangguan psikotik.
f) Mampu menjelaskan cara
melaporkan saat menemukan
remaja penyalahgunaan NAPZA

BUKU SAKU
68 Anggota Saka Bakti Husada
Saat menemukan remaja
dengan penyalahgunaan NAPZA
maka segera laporkan ke Gugus
Depan, lalu Gugus Depan akan
melakukan pendampingan
pada remaja dengan
penyalahgunaan NAPZA, dan
Gugus Depan melaporkan ke
Puskesmas terdekat.
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a)
Memahami materi SKK
Pramuka Penegak
b) Mampu memberikan penyuluhan
mengenai perkembangan jiwa
kelompok usia remaja dan
masalah kesehatan kejiwaan
yang umum
c) Mampu melakukan
pendampingan pada remaja
bermasalah

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
69
d) Mampu memberikan
penyuluhan tentang dampak
penyalahgunaan NAPZA pada
kesehatan jiwa
Ciri remaja yang
menyalahgunakan NAPZA
terlihat dari perubahan fisik,
perubahan sikap dan perilaku,
dan peralatan yang digunakan.
Dampaknya adalah komplikasi
penyakit, akibat sosial, dan
pelanggaran hukum.
h) Mampu menjelaskan cara
melaporkan saat menemukan
remaja penyalahgunaan
NAPZA
Saat menemukan remaja dengan
penyalahgunaan NAPZA maka segera
laporkan ke Gugus Depan, lalu Gugus
Depan akan melakukan pendampingan
pada remaja dengan penyalahgunaan

BUKU SAKU
70 Anggota Saka Bakti Husada
NAPZA, dan Gugus Depan melaporkan
ke Puskesmas terdekat.
4. Krida Bina Gizi
Krida Bina Gizi adalah wadah kegiatan
keterampilan, pengetahuan dan
teknologi tertentu untuk memberikan
kecakapan khusus tentang Gizi di
Rumah Tangga, Gizi di Masyarakat, dan
Gizi di Institusi Kesehatan.
Tujuan Krida Bina Gizi untuk
memperoleh kecakapan khusus tentang
mengenal keadaan gizi, kegiatan gizi
di pos pelayanan terpadu, perencanna
menu, penyuluhan gizi dan pengangan
gizi darurat.
SKK Krida Bina Gizi ada 5 (lima) yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Mengenal Keadaan Gizi
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Kegiatan Gizi di Pos Pelayanan
Terpadu
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
71
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Perencanaan Menu
d. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Penyuluhan Gizi
e. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Penanganan Gizi Darurat
Berdasarkan syarat kecakapan
khusus yang terdapat di Krida Bina
Gizi maka anggota Saka Bakti
Husada yang mendalami Krida
Bina Gizi dapat menjadi wirausaha
kuliner sehat.
1) SKK Mengenal Keadaan Gizi
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan masalah gizi di
Indonesia
Masalah gizi yang ada di Indonesia
adalah kekurangan dan kelebihan
gizi diantaranya kurus dan sangat
kurus, kekurangan energi kronis,
anemia gizi besi, dll.

BUKU SAKU
72 Anggota Saka Bakti Husada
b) Mampu menjelaskan penyebab
masalah gizi
Penyebab masalah gizi diantaranya
adalah asupan pangan/gizi,
kesehatan, aksesibilitas pangan,
pola asuh, air minum/sanitasi, dll.
c) Mampu mengenal sasaran yang
terdampak masalah gizi
Sasaran yang terdampak masalah
gizi adalah balita, anak-anak,
remaja, orang dewasa, dan lanjut
usia.
d) Mampu menjelaskan tanda-tanda
masalah gizi
Masalah gizi pada sasaran dapat
dikenali dengan memperhatikan
tanda-tanda yang dapat dilihat
dari fisik, seperti kurus dan sangat
kurus, GAKI, anemia gizi besi, dan
kekurangan vitamin A.

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
73
e) Mampu melaporkan sasaran
dengan tanda-tanda masalah gizi di
lingkungannya
Tahap pelaporan yaitu setelah dapat
menilai dan menganalisis adanya
masalah gizi, melaporkan ke
puskesmas atau fasilitas pelayanan
kesehatan selanjutnya berperan
serta dalam mengatasi masalah gizi
di lingkungannya.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menguasai materi SKK
Pramuka Penegak
b) Mampu menganalisis masalah
gizi di lingkungannya agar dapat
ditindaklanjuti
Yang perlu diperhatikan dalam
menganalisis masalah gizi adalah
dengan menilai keadaan/status gizi
dari hasil pengukuran berat badan
dan panjang badan atau tinggi badan.
BUKU SAKU
74 Anggota Saka Bakti Husada
c) Mampu bekerjasama dengan
berbagai pihak (tenaga kesehatan,
tokoh masyarakat, keluarga
sasaran, dan lain-lain) dalam
mencegah dan menanggulangi
masalah gizi di lingkungannya
Bekerjasama dalam bentuk
membantu merujuk penderita
masalah gizi ke puskesmas atau
fasilitas pelayanan kesehatan,
bekerjasama dengan berbagai pihak,
berperan serta daam mengatasi
masalah gizi di lingkungannya
2) SKK Kegiatan Gizi di Pos Pelayanan
Terpadu
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan pengertian,
sasaran dan lokasi posyandu
Posyandu adalah wadah pelayanan
kesehatan di tingkat desa/
kelurahan, dilaksanakan secara
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
75
berkesinambungan yang melibatkan
masyarakat, kader, bidan di desa
(poskesdes) dan puskesmas.
Sasaran posyandu ialah ibu hamil,
ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan
anak balita. Posyandu berada di
setiap desa/kelurahan.
b) Mampu menjelaskan tujuan dan
manfaat posyandu
Tujuan posyandu untuk menunjang
percepatan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB) danAngka KematianAnak
Balita (AKABA) di Indonesia melalui
upaya pemberdayaan masyarakat.
Sedangkan manfaatnya adalah
agar masyarakat lebih mudah
mendapatkan informasi tentang
penurunan AKI, AKB, dan AKABA,
memperoleh layanan profesional
terkait kesehatan Ibu dan Anak,

BUKU SAKU
76 Anggota Saka Bakti Husada
dan efisiensi dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan terpadu.
c) Mampu mengenal kader di posyandu
Kader merupakan pelaksana
posyandu yang difasilitasi oleh
petugas kesehatan.
d) Mampu memahami kegiatan gizi di
posyandu
Langkah kegiatan gizi di posyandu
yaitu pendaftaran, penimbangan
berat badan dan pengukuran lingkar
lengan atas ibu hamil, pencatatan,
penyuluhan, pelayanan kesehatan.
e) Mampu membantu kader dalam
pelaksanaan kegiatan di posyandu
Membantu kader dengan cara
menyebarluaskan hari buka
Posyandu ke warga setempat, ikut
serta dalam pembagian tugas antar
kader, membantu koordinasi kader,
dll.
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
77
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menguasai materi SKK
golongan Pramuka Penegak
b) Melakukan kegiatan gizi di posyandu
Tahap kegiatan gizi adalah
persiapan, kegiatan penimbangan
dan pengisian KMS, membagikan
obat program gizi, penyuluhan gizi,
penyelenggaraan dan konseling
gizi.
c) Memahami cara peningkatan
cakupan gizi di posyandu dan
pengembangan kegiatan gizi
dengan mengikuti pertemuan
tentang gizi di wilayah binaannya.
Cara meningkatkan cakupan gizi
ialah melengkapi sarana/prasarana
posyandu, pendataan sasaran
posyandu, penyebarluasan kegiatan
posyandu sebelum hari H, dll.

BUKU SAKU
78 Anggota Saka Bakti Husada
d) Menganalisis hasil kegiatan gizi di
posyandu
Analisis hasil kegiatan gizi di
posyandu dapat menggunakan
analissi SKDN.
e) Melakukan kerjasama dengan
berbagai pihak dalam peningkatan
pemanfaatan posyandu
Kerjasama dengan pemerintah dan
non pemerintah yang mendukung
kegiatan posyandu.
3) SKK Perencanaan Menu Gizi Seimbang
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan pengertian
dan prinsip gizi seimbang
Gizi seimbang adalah susunan
pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Prinsip gizi
seimbang adalah keanekaragaman
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
79
pangan, aktivitas fisik, perilaku
hidup bersih dan memantau berat
badan secara teratur.
b) Mampu menjelaskan manfaat dan
pesan umum gizi seimbang
Manfaat gizi seimbang yaitu
mencukupi kebutuhan zat gizi,
mendapatkan jumlah zat gizi yang
sesuai, mendapatkan vitamin dan
serta yang cukup, meningkatkan
konsetrasi belajar, dll. Sedangkan
pesan umum gizi seimbang yaitu
syukuri dan nikmati anekaragam
makanan, banyak makan sayuran
dan buah-buahan, biasakan
mengonsumsi lauk pauk protein
tinggi, dll.
c) Mampu menyusun rencana menu
bergizi seimbang sesuai isi piringku
untuk 3 hari bagi diri sendiri dan
orang banyak

BUKU SAKU
80 Anggota Saka Bakti Husada
Perencanaan menu bergizi
seimbang adalah kegiatan
penyusunan menu untuk memenuhi
selera dan kebutuhan zat gizi
dengan jenis dan jumlah yang
sesuai dengan visualisasi isi piringku
(makanan pokok, karbohidrat, lauk
pauk sumber protein, sayur dan
buah sumber vitamin, mineral).
d)
Mampu menyediakan menu
makanan sederhana bergizi
seimbang sesuai isi piringku bagi
diri dan orang banyak
Menu makanan sederhana untuk
diri sendiri yaitu menu sekali makan
dan menu tiga hari. Hal yang
diperhatikan dalam menu diri sendiri
yaitu penyusunan menu disesuaikan
dengan bahan makanan lokal yang
tersedia. Hal yang perlu diperhatikan
dalam menu orang banyak adalah

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
81
rasa harus netral, mudah dikerjakan,
mudah dibagikan, tidak memerlukan
banyak alat, dll.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK Pramuka
Penegak
b) Mampu menjelaskan pengelompokkan
bahan makanan
Makanan dikelompokkan menjadi
makanan pokok sumber karbohidrat,
lauk pauk sumber protein, sayuran
sumber vitamin dan mineral, buah-
buahan.
c) Mampu mengidentifikasi menu
bergizi seimbang sesuai isi piringku
Contoh menu bergizi seimbang
sesuai isi piringku yaitu menu nasi
telur dadar, nasi sop sayur, dll.
d) Mampu menyampaikan laporan
sedehana hasil identifikasi menu

BUKU SAKU
82 Anggota Saka Bakti Husada
bergizi seimbang sesuai isi piringku
Laporan hasil indentifikasi jenis
menu dilakukan pada saat pandega
melakukan penilaian/indentifikasi
menu makanan.
e) Mampu membantu memberikan
rekomendasi menu bergizi
seimbang sesuai isi piringku
Berdasarkan hasil identifikasi
dan laporannya maka pandega
diharapkan mampu memberikan
rekomendasi menu sesuai gizi
seimbang untuk perbaikan menu.
4) SKK Penyuluhan Gizi
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menjelaskan tentang
pengertian penyuluhan gizi
Penyuluhan gizi adalah proses
perubahan perilaku di masyarakat
agar mereka tahu, mau dan mampu

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
83
melakukan perubahan peningkatan
pengetahuan, kemauan dan
kemampuan dalam kehidupannya
terkait gizi.
b) Mampu menjelaskan metode
penyuluhan gizi
Metode penyuluhan gizi individu
terdiri dari bimbingan konseling,
konsultasi sederhana, lobi, advokasi.
Metode penyuluhan gizi kelompok
terdiri dari diskusi kelompok, role
play, ceramah, seminar. Metode
penyuluhan gizi massal biasanya
menggunakan media massa.
c) Mampu menjelaskan alat peraga
untuk penyuluhan gizi
Alat peraga untuk penyuluhan gizi
terdiri dari media visual, audio dan
audio visual.
d) Mampu mengenal target sasaran
penyuluhan gizi
BUKU SAKU
84 Anggota Saka Bakti Husada
Target sasaran penyuluhan gizi
terdiri dari sasaran primer, sekunder,
tersier.
e) Mampu menjelaskan langkah-
langkah penyuluhan gizi
Langkah-langkah penyuluhan gizi
adalah mengenal masalah gizi,
masyarakat, wilayah setempat,
menentukan tujuan penyuluhan,
menentukan sasaran penyuluhan,
menentukan materi penyuluhan,
menentukan metode penyuluhan,
menentukan waktu dan tempat
penyuluhan.
f) Mampu melakukan penyuluhan gizi
dengan metode sederhana untuk
masyarakat
Penegak dapat melakukan kegiatan
penyuluhan gizi menggunakan
materi yang sudah tersedia dengan
menggunakan media dan metode

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
85
penyuluhan yang sederhana yang
bisa diperoleh dengan mudah di
lingkungan sekitarnya.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk
Pramuka Penegak
b) Mampu memilih materi penyuluhan
gizi sesuai sasaran
Langkah-langkah membuat materi
penyuluhan gizi adalah memilih
materi yang sesuai dengan
permasalahan gizi di wilayah
tersebut, menyusun materi dengan
bahasa yang mudah dimengerti,
melengkapi dengan gambar-gambar
yang mendukung, menggunakan
alat peraga.
c) Mampu membuat alat peraga untuk
penyuluhan gizi
Hal yang diperhatikan dalam
membuat alat peraga penyuluhan
BUKU SAKU
86 Anggota Saka Bakti Husada
gizi adalah ketersediaan dana
pembuatan dan pemeliharaan
media, kesesuaian media yang
akan dibuat dengan metode yang
digunakan, kesesuaian media
dengan karakteristik sasaran
penyuluhan gizi, dll.
d) Mampu melatih anggota pramuka
untuk memberikan penyuluhan gizi
sederhana
Pramuka Pandega mampu melatih
anggota pramuka tingkatan di
bawahnya untuk memberikan
penyuluhan gizi sederhana.
5) SKK Penanganan Gizi Darurat
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Memahami pengertian dan tujuan
penanganan gizi dalam situasi
darurat
Pengertian penanganan gizi
adalah upaya penanganan gizi
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
87
dalam situasi darurat merupakan
rangkaian kegiatan pra hingga
pasca bencana. Dengan tujuan agar
pelayanan gizi secara tepat dan
tepat untuk mencegah memperbaiki
dan mempertahankan status gizi
pengungsi.
b) Mengetahui macam-macam kegiatan
penanganan gizi dalam situasi
darurat
Kegiatan penanganan gizi terjadi
pada proses pra, bencana dan pasca
bencanana. Pada pra bencana yaitu
dalam situasi tidak terjadi bencana
dan dalam situasi terdapat potensi
terjadinya bencana. Kegiatan
penanganan gizi pada tanggap
darurat bencana (siaga darurat,
tanggap darurat dan transisi darurat
ke pemulihan).

BUKU SAKU
88 Anggota Saka Bakti Husada
c) Mampu menjelaskan perlengkapan
dapur umum dan dapur khusus
makanan darurat
Perlengkapan dapur umum darurat
terdiri dari peralatan pokok (kompor,
langseng ukuran 25 kg, panci
ukuran besar, wajan ukuran besar,
serok, dll) dan peralatan penunjang
(ember plastik pakai tutup, ember
plastik biasa, gayung air, dll)
d) Mampu membantu persiapan dan
pelaksanaan dapur umum
Persiapan dimulai dengan
mempersiapkan peralatan dapur
sesuai fungsi, persiapan bahan
makanan, petugas harus bersih,
penyimpanan bahan makanan
basah, penyimpanan bahan
makanan kering, cara mengolah,
cara distribusi, dll.

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
89
e) Mampu membantu pelaksanaan
pendataan dan pemantauan status
gizi dalam situasi darurat
Membantu kegiatan pengukuran
antropometri sasaran pengungsi
rawan gizi meliputi membantu
menimbang berat badan, mengukur
panjang/tinggi badan dan mengukur
LiLA ibu hamil dan menyusui.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk
Pramuka Penegak
b) Mampu membimbing penegak
dalam membantu penanganan gizi
pada situasi darurat
Pada pra bencana Pramuka
Penegak yang terlibat adalah sesuai
rencana kontinjensi kegiatan gizi,
memahami beberapa sarana dan
prasarana, mengusulkan dukungan
dan keterlibatan, memahami dan
BUKU SAKU
90 Anggota Saka Bakti Husada
membantu penyediaan buffer stock
suplementasi gizi,terakhir Pramuka
Penegak menjadi bagian dari
salah satu penggerak sumber daya
petugas yang langsung membantu
penanganan gizi. pada tanggap
darurat lanjut dapat membantu
pengumpulan data antropometri
balita, ibu hamil dan ibu menyusuai,
membantu menghitung proporsi
status gizi, memberi makanan
tambahan dan suplemen.
c) Mampu membantu melakukan
koordinasi dengan BNPB/BPBD,
lintas sektor dan instansi terkait
Pelayanan gizi menjadi fungsi klaster
gizi, klaster gizi menjadi bagian dari
klaster nasional. Di lapangan situasi
bencana dibawah komando BPBD
di daerah dan pusat oleh BNPB.

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
91
d) Mampu membantu screening gizi
Screening gizi dilakukan dengan
cara mendata korban/pengungsi,
melakukan screening status gizi,
tindak lanjut hasil screening,
mengumpulkan data penunjang,
menghitung prevalensi status gizi,
membantu menyediakan paket
bantuan pangan yang cukup dan
mudah dikonsumsi.
e) Mampu membantu intervensi dalam
situasi darurat
Jika dalam situasi darurat,
Pramuka Pandega diharapkan
dapat membantu menyebarkan
supplement kapsul vitamin A
f)
Mampu melatih pramuka
penegak untuk mendapatkan TKK
penanganan gizi dalam situasi
darurat

BUKU SAKU
92 Anggota Saka Bakti Husada
Pramuka Pandega membimbing
Penegak untuk mendapatkan TKK
penanganan gizi dalam situasi
darurat.
5. Krida Bina Obat
Krida Bina Obat adalah wadah kegiatan
keterampilan dan pengetahuan tertentu
untuk memberikan kecakapan khusus
mengenai obat-obatan, jamu, kosmetika,
pangan dan narkotika psikotropika dan zat
adiktif lainnya.
Tujuan Krida Bina Obat untuk
memperoleh kecakapan khusus tentang
pemahaman obat, pembuatan jamu yang
baik dan pemanfaatannya, pencegahan
dan penaggulangan penyalahgunaan
narkotika, spikotropika dan zak adiktif
lainnya, pemilihan pangan sehat dan
pembinaan kosmetika.

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
93
SKK Krida Bina Obat ada 5 (lima) yaitu:
a. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pemahaman Obat
b. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pembuatan Jamu yang Baik dan
Pemanfaatannya
c. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif lainnya
d. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pemilihan Pangan Sehat
e. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Pembinaan Kosmetika
Berdasarkan syarat kecakapan khusus
yang terdapat di Krida Bina Obat
maka anggota Saka Bakti Husada
yang mendalami Krida bina obat dapat
menjadi wirausaha jamu.

BUKU SAKU
94 Anggota Saka Bakti Husada
1. SKK Cerdas Menggunakan Obat
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mengetahui arti, guna dan bahaya
obat
Obat adalah zat kimia yang bersifat
racun, namun dalam jumlah tertentu
dapat memberikan efek mengobati
penyakit.
b) Mengetahui obat yang dapat
dipergunakan untuk pertolongan
pertama
Mengerti tentang obat yang
digunakan untuk pertolongan
pertama pada diare, penyakit kulit,
batuk, demam tinggi, penyakit
kecacingan, dan luka bakar ringan.
c) Mengetahui bahaya penggunaan
obat yang melampaui takaran
Obat harus digunakans esuai
dengan dosis dan cara penggunaan

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
95
yang dianjurkan oleh dokter atau
tercantum pada kemasan. Pada
kemasan obat bebas dan obat
bebas terbatas biasanya tercantum
efek samping serta peringatan dan
perhatian, dan untuk obat antibiotika,
jika digunakan secara tidak tepat
dapat menyebabkan kuman/bakteri
menjadi kebal.
d) Mengetahui cara menyimpan obat
yang baik dan benar
Obat-obatan pada umumnya adalah
bahan yang terdiri dari zat kimia
yang sangat peka terhadap panas,
kelembaban, dan sinar matahari.
Cara penyimpanan obat secara
umum antara lain menjauhkan dari
jangkauan anak-anak, menyimpan
obat dalam kemasan asli dan dalam
wadah yang tertutup rapat ditempat
yang sejuk dan terhindar dari sinar

BUKU SAKU
96 Anggota Saka Bakti Husada
matahari langsung, serta jangan
meninggalkan obat di dalam mobil
dalam jangka waktu lama, dan jangan
simpan obat yang telah kadaluarsa.
e) Mengetahui tanda-tanda obat rusak
Obat rusak dapat diakibatkan oleh
udara yang lembab, sinar matahari,
suhu, dan goncangan fisik. Obat
dikatakan rusak apabila terjadi
perubahan warna, bau dan rasa,
pecah, basah, melekat satu dengan
yang lain, timbul noda bitnik-bintik, dll.
f) Mengetahui dan dapat menjelaskan
cara pembuangan obat
Pembuangan obat dapat dilakukan
apabila obat rusak akibat
penyimpanan yang lama atau
kadaluarsa. Obat yang rusak dapat
dibuang dengan cara menimbun ke
dalam tanah atau membuang ke
saluran air.

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
97
g) Obat-obatan yang dapat digunakan
untuk pertolongan pertama.
Untuk menghentikan diare dapat
diberikan Norit (karbo adsorben).
Untuk mencegah infeksi luka pada
kulit dapat gunakan Povidon Iodin
sebagai antiseptik. Untuk meredakan
batuk, minumlah air hangat yang
banyak dan jangan makan makanan
dingin dan berminyak serta minuman
seperti air dingin (es), soda, dan
kopi. Untuk mengatasi demam
dapat memberikan paracetamol
atau aspirin. Untuk mengobati
cacingan dapat diberikan piperazin
atau pyrantel pamoat. Untuk
mengobati luka bakar ringan dapat
diobati dengan salep minyak ikan,
margarine, atau minyak goreng.
h) Mengerti tentang penggolongan
obat.

BUKU SAKU
98 Anggota Saka Bakti Husada
Berdasarkan bentuk sediaannya
yaitu, bentuk cair, bentuk setengah
padat, bentuk padat, dan bentuk
gas. Berdasarkan cara penggunaan
yaitu, obat dalam dan obat luar.
Berdasarkan penandaan yaitu, obat
bebas, obat bebas terbatas, obat
keras, obat psikotropika, dan obat
narkotika. Berdasarkan kandungan
zat berkhasiat yaitu, obat generik,
obat nama dagang, obat paten.
i) Mengetahui hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan
obat yaitu, Nomor Izin Edar (NIE),
masa kadaluarsa, serta peringatan
dan perhatian.
Pramuka Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk
Pramuka Penegak
b) Melatih kecerdasan menggunakan
obat sedikitnya seorang Pramuka

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
99
atau anggota masyarakat
c) Dapat memberikan penyuluhan
tentang pemahaman obat
2. SKK Pembuatan Jamu Yang Baik dan
Pemanfaatannya
Pramuka Penegak (16-20 Tahun)
a) Mengerti arti jamu, jamu segar, dan
kegunaannya.
Jamu merupakan warisan budaya
bangsa Indonesia, berupa ramuan
bahan tumbuhan obat. Jamu segar
adalah jamu yang baru dibuat dari
ramuan bahan tumbuhan obat
untuk segera dikonsumsi. Jamu
dapat digunakan untuk menjaga
kesehatan, kebugaran, dan
kecantikan serta dapat membantu
pemulihan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
b) Mengetahui dan dapat menjelaskan
aspek/persyaratan yang wajib
BUKU SAKU
100 Anggota Saka Bakti Husada
dipenuhi jamu
Jamu yang dibuat harus memenuhi
aspek/persyaratan keamanan,
mutu, dan kemanfaatan. Dalam
segi keamanan, jamu telah
digunakan secara turun menurun,
menggunakan bahan tumbuhan
obat, dan tidak ditambahkan bahan
kimia. Dalam segi mutu, jamu harus
diolah sesuai dengan kaidah cara
pembuatan jamu segar yang baik
dan layak dikonsumsi. Dalam segi
kemanfaatan, jamu bermanfaat
jika digunakan secara teratur dan
sesuai dengan tujuan penggunaan
dan efek penyembuhan tidak dapat
dirasakan secara langsung.
c) Mengetahui dan dapat menjelaskan
proses pembuatan jamu segar
Pertama, pemilihan bahan baku
yang baik dan benar yaitu jenis

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
101
tumbuhan benar, bebas dari
cemaran dan bahan lainnya seperti
tanah, pasir, rumput. Tumbuhan
yang cukup umur, bebas dari hama
penyakit, dan tumbuhan yang
digunakan tepat.
Kedua, penanganan bahan baku
dengan cara mensortir bahan baku
untuk memisahkan dari bahan
lainnya, mengupas atau mengkerik
jika perlu, dan mencuci bahan
dengan air mengalir dan tiriskan.
Ketiga, pengolahan bahan baku
jamu dapat ditumbuk/parut/pipis/
blender, menambahkan air masak,
serta memilih peralatan yang bersih
dan aman bagi kesehatan.
Keempat, pengemasan jamu, jamu
disimpan dalam botol kaca, botol
yang aman untuk makanan (food
grade) dan tidak menggunakan

BUKU SAKU
102 Anggota Saka Bakti Husada
botol bekas air mineral atau botol
plastic lainnya yang tidak sesuai.
d) Mengetahui dan dapat menjelaskan
aspek higiene dan sanitasi
Aspek kebersihan diri yaitu, badan
dalam kondisi sehat, pakaian harus
bersih, kuku tangan pendek dan
bersih, menggunakan tutup kepala,
celemek, sarung tangan dan masker
bila flu, dan Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) sebelum dan setelah
membuat jamu
Aspek kebersihan peralatan dan
lingkungan yaitu, mencuci bersih
peralatan dengan sabun dan
simpan ditempat khusus, tidak
mencuci peralatan di dalam jamban
/ toilet, mencuci botol dengan sabun
sampai bersih dan bilas dengan air,
merebus botol dalam air sampai
mendidih selama 15 menit, lalu

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
103
tiriskan hingga kering sebelum
disimpan pada tempat khusus.
Lingkungan pembuatan jamu dan
penyimpanan peralatan harus
bersih dan bebas dari binatang
dan cemaran, tersedia tempat
sampah tertutup, dan melakukan
pembersihan secara rutin.
e) Mengerti dan dapat menjelaskan
cara memilih jamu bungkusan
Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam memilih produk jamu
bungkusan adalah label harus
memuat nama produk, logo
jamu, Nomor Izin Edar, tanggal
kadaluarsa, komposisi bahan,
aturan pakai, khasiat, Nomor Kode
Produksi, nama perusahaan /
alamat, dan kondisi kemasan dalam
keadaan baik, serta bentuk fisik
yang dicirikan dengan warna dan

BUKU SAKU
104 Anggota Saka Bakti Husada
rasa yang tidak berubah serta tidak
berbau apek.
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk
Pramuka Penegak
b) Memberikan contoh pembuatan
ramjuam jamu segar contohnya
anggur jamu, kunyit asem, beras
kencur, temulawak, kunyit sirih, gula
asem, cabe puyang, sinom, secang,
dll.
c) Memberikan contoh tumbuhan
obat, bagian tumbuhan yang
dimanfaatkan, nama latinnya dan
pemanfaatannya.
3. SKK Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika,
Dan Zat Adiktif Lainnya
Golongan Penegak (16-20 Tahun)

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
105
a)
Menjelaskan tentang arti
penyalahgunaan narkotika,
psikotropika, alkohol, dan zat adiktif
lainnya
Narkotika (menurut Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika) adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi
sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri. Psikotropika (menurut
Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1997 tentang Psikotropika) adalah
zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaltif. Zat Adiktif
(menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 109 Tahun 2012 tentang

BUKU SAKU
106 Anggota Saka Bakti Husada
Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa
Produk Tembakau Bagi Kesehatan)
adalah bahan yang menyebabkan
adiksi atau ketergantungan yang
membahayakan kesehatan dengan
ditandai perubahan perilaku, kognitif,
dan fenomena fisiologis, serta
keinginan kuat untuk mengonsumsi
bahan tersebut.
b) Mengerti arti penyalahgunaan
narkotika, psikotropika dan zat
adiktif lainnya
Penyalahgunaan zat adalah
pemakaian secara terus menerus
atau sekali-kali dan berlebihan serta
tidak menurut petunjuk dokter atau
praktik kedokteran.
c) Mengerti apa yang dimaksud
dengan ketergantungan
Ketergantungan zat adalah suatu

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
107
kebutuhan fisik atau mental
(psikologik) atau keduanya terhadap
zat secara terus-menerus atau
jarang/sekali-kali.
d) Mengetahui tanda-tanda penyalah-
gunaan dan ketergantungan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya
Tanda penyalahgunaan adalah
terdapat penggunaan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya
tanpa petunjuk dokter, kadang-kadang
pemakaian yang sangat berlebihan
atau mengurangi penggunaannya,
dan kadang-kadang pemakaian yang
sangat berlebihan sampai keracunan,
sehingga kesadaran dan pernafasan
terganggu.
e) Mengetahui cara pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan
narkotika, psikotropika, alkohol, dan
zat adiktif lainnya.

BUKU SAKU
108 Anggota Saka Bakti Husada
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a)
Pramuka ini harus telah
memenuhi SKK pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan
narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya tingkat golongan
penegak
b) Mengenal Undang-Undang Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika
c) Telah melatih sedikitnya 1 orang
Pramuka atau anggota masyarakat
sehingga memenuhi SKK
(memperoleh TKK) pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan
narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya tingkat golongan
penegak
d) Dapat memberikan keterangan
kepada sekelompok Pramuka
atau anggota masyarakat tentang
pencegahan dan penanggulangan

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
109
penyalahgunaan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya
tingkat golongan penegak.
4. SKK Pemilihan Pangan Sehat
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Menjelaskan definisi pangan sehat
Pangan sehat adalah pangan
yang aman, bermutu, dan bergizi
seimbang. Pangan yang aman
adalah pangan yang bebas
dari cemaran.bahan yang tidak
diinginkan dalam pangan. Pangan
yang bermutu adalah pangan yang
memenuhi standar layak konsumsi.
Pangan yang bergizi adalah pangan
yang sesuai dengan persyaratan
gizi seimbang.
b) Mengetahui sumber bahaya pada
pangan yang dapat mengganggu
kesehatan

BUKU SAKU
110 Anggota Saka Bakti Husada
Sumber bahaya tersebut
diantaranya adalah cemaran
(cemaran biologi, cemaran kimia,
dan cemaran fisik), residu (residu
pestisida dan residu antibiotic dan
hormon), serta penggunaan BTP
yang tidak sesuai aturan.
c) Mengetahui bahan tambahan
pangan (BTP) yang boleh digunakan
Bahan Tambahan Pangan
digunakan dengan tujuan untuk
memberikan warna dan aroma yang
lebih menarik, membentuk makanan
menjadi lebih baik, renyah, dan enak
dimilut, menjaga masa simpan dan
kualitas pangan, dan membantu
dalam pembuatan, pengolahan,
penyiapan, atau penyimpanan
makanan.
d) Mengetahui bahan berbahaya yang
dilarang digunakan

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
111
Bahan berbahaya yang sering
disalahgunakan sebagai BTP
antara lain, boraks, formalin,
dan pewarna tekstil.
e) Mengetahui akibat penggunaan
bahan berbahaya yang dilarang
bagi kesehatan
Dampak dari penggunaan bahan
berbahaya ini bisa akut maupun
kronis, hal ini tergantung dari
banyaknya bahan berbahaya
yang dikonsumsi, jangka waktu
paparan bahan berbahaya, dan
daya tahan tubuh yang berbeda.
f) Menjelaskan cara memilih
pangan sehat
Pangan dibagi 3 jenis yaitu
pangan segar, pangan olahan,
dan pangan siap saji.

BUKU SAKU
112 Anggota Saka Bakti Husada
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Menjelaskan upaya
pencegahan terhadap sumber
bahaya pada pangan
Contohnya mengecek tanggal
kadaluarsa makanan yang dibeli
dan menghindari penggunaan
minyal goreng berulang lebih
dari 2 kali.
b) Mengetahui peraturan terkait
pangan
Peraturan terkait pangan
antara lain UU No.8 Tahun
1999 tentang Perlindungan
Konsumen, UU No.36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, UU
No.18 Tahun 2012 tentang
Pangan, dll.
5. SKK Pembinaan Kosmetika
Golongan Penegak (16-20 Tahun)

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
113
a) Mengetahui arti kosmetika
Kosmetika adalah bahan/campuran
bahan yang digunakan untuk
membersihkan, memelihara
dan mempercantik diri yang
digunakan dengan cara digosokan,
dilekatkan, dituangkan, dipercikan,
disemprotkan pada bagian luar
tubuh, bukan produk untuk
menyembuhkan atau mengobati.
b) Mengetahui dan dapat mengenal
ciri-ciri kulit
kondisi kulit manusia antara
alin normal, kering, berminyak,
kombinasi, dan sensitif.
c) Mengetahui tips menjaga kulit sehat
Tips menjaga kesehatan kulit yaitu,
melakukan PHBS (perilaku hidup
bersih dan sehat), menggunakan
kosmetika sesuai kebutuhan
secara teratur, menggunakan
BUKU SAKU
114 Anggota Saka Bakti Husada
pelembab untuk jenis kulit yang
sesuai, tidak merokok, melindungi
kulit dari sengatan sinar matahari,
mengkonsumsi makanan yang
sehat, perbanyak minum air putih,
istirahat dan olahraga yang cukup,
dan mengelola stress.
d) Mengetahui arti dan fungsi rambut
Rambut adalah bulu yang tumbuh
pada kulit manusia terutama
di kepala dan berkeratin yang
dihasilakn oleh folikel / akar rambut.
Fungsi rambut adalah untuk
melindungi penyebaran produksi
kelenjar keringat, pelindung
kerusakan fisik dan kimia, penjaga
terhadap kehilangan panas
atau kekeringan, dan membuat
penampilan diri semakin indah.
e) Mengetahui dan dapat menjelaskan
jenis dan sifat rambut

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
115
Jenis-jenis rambut sesuai kulit
kepala yaitu rambut normal, rambut
berminyak, dan rambut kering.
Sedangkan sifat rambut yaitu,
elastisitas, porositas, dan tekstur.
f) Mengetahui dan dapat menjelaskan
masalah rambut dan kulit kepala
Masalah rambut yaitu, ketombe,
rambut rontok, rambut kusam,
rambut patah, dan kebotakan.
g) Mengetahui dan dapat menjelaskan
cara merawat rambut dan
memberikan kondisioner rambut
Cara merawat rambut yaitu, sisirlah
rambut terlebih dahulu, basahi
rambut dan kulit kepala dengan
air hangat, tuangkan shampoo
secukupnya lalu gosok perlahan,
bilas rambut dengan air dingin,
peras rambut dengan lembut,
kemudian usapkan kondisioner, lalu

BUKU SAKU
116 Anggota Saka Bakti Husada
biarkan rambut mengering dengan
sendiirinya.
Memberikan kondisioner pada
rambut harus didasar oleh
penyesuaian jenis rambut, waktu
yang tepat dalam memberikan
kondisioner, serta gunakan teknik
dan aplikasi yang tepat.
h) Mengetahui penandaan pada
kemasan kosmetika
Penandaan pada kemasan kosmetika
antara lain mencantumkan nama
kosmetika dan berat bersih,
mencantumkan keterangan kegunaan
dan cara penggunaan, mencantumkan
komposisi yang jelas, mencantumkan
nama dan alamat lengkap pemohon
notifikasi.
i) Mengetahui dan dapat menjelaskan
tips memilih dan memakai kosmetika
Tips memilih kosmetika yang tepat
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
117
dan benar adalah memilih kosmetika
sesuai dengan kebutuhan kulit,
memperlahitan label, memilih
produk yang sudah terdaftar di
BPOM, dan memastikan isi produk
dan kemasan dalam keadaan baik.
Tips memakai kosmetika adalah
mengenali jenis kulit/rambut,
membaca dengan teliti dan ikuti
cara penggunaan, memperhatikan
peringatan dan perhatian
pada label, serta menghindari
pemakaian kosmetika secara
bergantian dengan orang lain.
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Menguasai materi SKK untuk
Pramuka Penegak
b) Mengetahui dan dapat menjelaskan
cara bijak menggunakan produk
lipstick, produk wewangian, produk
antijerawat, pencerahan kulit, tabir

BUKU SAKU
118 Anggota Saka Bakti Husada
surya, pewarna rambut.
c) Mengetahui bahan alami untuk
merawat rambut
Misalkan lidah buaya untuk
menyuburkan rambut dan jeruk nipis
untuk menghilangkan ketombe.
d)
Mewaspadai efek samping
kosmetika rambut
Iritasi akibat penggunaan shampoo
atau pewarna sebaiknya dirujuk
ke dokter dan menghentikan
pemakaian produk. Dermatitis yaitu
jika terdapat gejala gatal, bengkak
merah, sebaiknya menghentikan
produk dan segera hubungi dokter.
6. Krida Bina PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat)
Krida Bina PHBS adalah wadah
pengetahuan dan keterampilan
tentang PHBS agar mau dan mampu
menerapkan pada diri sendiri,
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
119
keluarga serta menggerakkan
masyarakat.
Tujuan Krida Bina PHBS untuk
memperoleh kecakapan khusus tentang
PHBS di rumah tangga, sekolah,
tempat-tempat umum, tempat kerja dan
di institusi kesehatan.
SKK Krida PHBS ada 5 (lima) yaitu:
1. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
PHBS di Rumah Tangga
2. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
PHBS di Sekolah
3. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
PHBS di Tempat-tempat Umum
4. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
PHBS di Tempat Kerja
5. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
PHBS di Institusi Kesehatan
Berdasarkan syarat kecakapan khusus
yang terdapat di Krida Bina PHBS

BUKU SAKU
120 Anggota Saka Bakti Husada
maka anggota Saka Bakti Husada yang
mendalami Krida Bina PHBS dapat
meningkatkan PHBS di rumah tangga,
sekolah, tempat-tempat umum, tempat
kerja, dan institusi kesehatan, serta di
Kwartir Cabang atau Kabupaten/Kota
diseluruh Indonesia.

1) SKK PHBS di Rumah Tangga


Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK
PHBS di Rumah Tangga
b) Mampu memahami materi PHBS di
Rumah Tangga
c) Mampu mengajak keluarga dan
teman sebaya untuk melaksanakan
PHBS di Rumah Tangga
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK
PHBS di Rumah Tangga seperti
pada Pramuka Penegak

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
121
b) Mampu membina PHBS di Rumah
Tangga bagi lingkungan keluarga,
teman sebaya dan masyarakat
c) Mampu memberikan penyuluhan
PHBS di Rumah Tangga dengan
menggunakan metode dan media
yang sesuai
2) SKK PHBS di Sekolah
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK
PHBS di Sekolah
b) Mampu memahami materi PHBS di
Sekolah
c) Mampu mengajak keluarga dan
teman sebaya untuk melaksanakan
PHBS di Sekolah
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK
PHBS di Sekolah seperti pada
Pramuka Penegak

BUKU SAKU
122 Anggota Saka Bakti Husada
b) Mampu membina PHBS di Sekolah
bagi lingkungan keluarga, teman
sebaya dan masyarakat
c) Mampu memberikan penyuluhan PHBS
di Sekolah dengan menggunakan
metode dan media yang sesuai
3) SKK PHBS di Tempat-tempat Umum
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK
PHBS di Tempat-tempat Umum
seperti pada Pramuka Penggalang
b) Mampu memahami materi PHBS di
Tempat-tempat Umum
c) Mampu mengajak keluarga dan
teman sebaya untuk melaksanakan
PHBS di Tempat-tempat Umum
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK
PHBS di Tempat-tempat Umum
seperti pada Pramuka Penegak

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
123
b) Mampu membina PHBS di Tempat-
tempat Umum bagi lingkungan
keluarga, teman sebaya dan
masyarakat
c) Mampu memberikan penyuluhan
PHBS di Tempat-tempat Umum
dengan menggunakan metode dan
media yang sesuai
4) SKK PHBS di Tempat Kerja
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK
PHBS di Tempat Kerja seperti pada
Pramuka Penggalang
b) Mampu memahami materi PHBS di
Tempat Kerja
c) Mampu mengajak keluarga dan
teman sebaya untuk melaksanakan
PHBS di Tempat Kerja

BUKU SAKU
124 Anggota Saka Bakti Husada
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK
PHBS di Tempat Kerja seperti pada
Pramuka Penegak
b) Mampu membina PHBS di Tempat
Kerja bagi lingkungan keluarga,
teman sebaya dan masyarakat
c) Mampu memberikan penyuluhan
PHBS di Tempat Kerja dengan
menggunakan metode dan media
yang sesuai
5) SKK PHBS di Institusi Kesehatan
Golongan Penegak (16-20 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK
PHBS di Institusi Kesehatan seperti
pada Pramuka Penggalang
b) Mampu memahami materi PHBS di
Institusi Kesehatan
c) Mampu mengajak keluarga dan
teman sebaya untuk melaksanakan

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
125
PHBS di Institusi Kesehatan
Golongan Pandega (21-25 Tahun)
a) Mampu menerapkan semua SKK
PHBS di Institusi Kesehatan seperti
pada Pramuka Penegak
b) Mampu membina PHBS di Institusi
Kesehatan bagi lingkungan
keluarga, teman sebaya dan
masyarakat
c) Mampu memberikan penyuluhan
PHBS di Institusi Kesehatan dengan
menggunakan metode dan media
yang sesuai

BUKU SAKU
126 Anggota Saka Bakti Husada
BAB IV
PROSES PENCAPAIAN SKK KRIDA
SATUAN KARYA PRAMUKA BAKTI
HUSADA

B. Syarat Kecakapan Khusus


1. Proses Pencapaian Syarat Kecakapan
Khusus (SKK)
a. Dilaksanakan di pangkalan Saka
Bakti Husada, Kwartir Ranting atau
Kwartir Cabang
b. Pemberian materi sesuai program
dan SKK yang diminati
c. Proses pencapaian SKK dilakukan 2
(dua) sampai 3 (tiga) kali pertemuan

127
oleh pamong dan instruktur.
Pengujian SKK dilakukan pada
pertemuan berikutnya oleh pamong
dan instruktur.
d.
Pengujian pencapaian SKK
dilaksanakan secara langsung
atau tidak langsung. Secara
langsung berupa pertemuan yang
dilakukan 1 (satu) kali selama 2 jam
pelajaran (@45 menit), dan yang
tidak langsung dengan penugasan
di lapangan dan pengabdian
masyarakat.
2. Cara Menguji Syarat Kecakapan Khusus
Tanda Kecakapan Khusus yang dimiliki
oleh seorang pramuka harus terjamin
bahwa kecakapan yang dimilikinya dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena
itu perlu adanya penilaian dalam bentuk
ujian. Pelaksanaan ujian harus sesuai
dengan Prinsip Dasar Kepramukaan

BUKU SAKU
128 Anggota Saka Bakti Husada
dan Metode Kepramukaan. TKK dapat
dicabut kembali apabila anggota tidak
mampu mempertahankan persyaratan
yang di tentukan.
Cara menguji perlu memperhatikan
Standar Penilaian Kecakapan Khusus
tiap Krida untuk masing-masing
tatanan sesuai golongan Penegak dan
Pandega dan disesuaikan dengan Surat
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 273 Tahun 1993
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Cara
Menilai Kecakapan Pramuka.
Untuk itu perlu memperhatikan tata
laksana pengujian sebagai berikut :
a. Cara Menguji SKK dapat dilakukan
dengan cara:
1) Pengujian Langsung
Peserta didik berhadapan
langsung dengan Pembina
Pramuka.
BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
129
2) Pengujian Tidak Langsung
Melalui pengamatan dan
penugasan yang hasil dinilai
oleh Penguji. Contoh : Tugas
kelompok atau simulasi
penyuluhan tentang PHBS.
b. Penguji :
Merupakan tim yang terdiri dari 2
orang yaitu satu pamong dan satu
instruktur saka. Hal yang perlu
diperhatikan oleh Penguji SKK :
1) Waktu dan tempat sesuai
kesepakatan bersama
2) Setiap SKK yang diuji
berdasarkan pilihan dan
kesiapan peserta didik
3) Yang diutamakan dalam
pengujian adalah nilai usaha
peserta didik

BUKU SAKU
130 Anggota Saka Bakti Husada
4) Suasana ujian tidak formal,
namun diupayakan menarik
dan menyenangkan.
5) Dalam menguji SKK, penguji
wajib memperhatikan adat
istiadat setempat dan
memahami tingkat kecerdasan
yang diuji.
6) Bila dinyatakan lulus, penguji
membubuhkan tanda tangan
pada buku SKK.
3. Penyematan Tanda Kecakapan Khusus
dan Penyerahan Sertifikat
Penyematan TKK dan penyerahan
sertifikat dapat dilakukan secara
perorangan atau kelompok dalam suatu
acara pada Upacara Pembukaan Latihan
atau Upacara Penutupan Latihan.
a. Penyematan TKK bila pada Upacara
Pembukaan Latihan

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
131
1) Setelah amanat Pembina,
Pratama memanggil anggota
pasukan yang telah lulus ujian
SKK untuk maju menghadap
Pembina.
2) Selanjutnya dilakukan tanya
jawab singkat antara Pembina
dan Pramuka yang telah lulus
SKK.
3) Setelah selesai tanya jawab,
Pembina lalu menyematkan
TKK di lengan kanan bajunya
dan diakhiri dengan penyerahan
surat keterangan kelayakan
memakai TKK tersebut.
4) Pembina memberi ucapan
selamat dengan jabat tangan
diikuti oleh anggota pasukan
dan yang lainnya.
b. Penyematan TKK bila dilakukan
pada Upacara Penutupan Pelatihan

BUKU SAKU
132 Anggota Saka Bakti Husada
1) Sebelum penurunan Sang
Merah Putih, Pembina meminta
Pratama untuk memanggil
Pramuka yang telah lulus ujian
SKK untuk maju menghadap
Pembina.
2) Selanjutnya dilakukan tanya
jawab singkat antara Pembina
dengan Pramuka yang telah
lulus ujian SKK.
3) Setelah itu Pembina melakukan
penyematan TKK yang
dibarengi beberapa nasehat
dan diakhiri dengan penyerahan
Surat Keterangan Kelayakan
Memakai TKK
4) Kemudian Pembina memerintahkan
Pramuka tersebut kembali ke
regunya dan Pratama untuk
melanjutkan Upacara Penutupan
Latihan

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
133
5) Ucapan selamat kepada yang
bersangkutan dilakukan setelah
Upacara Penutupan Latihan
selesai.

BUKU SAKU
134 Anggota Saka Bakti Husada
BAB V
PENUTUP

Pembinaan Saka Bakti Husada merupakan


bagian dari upaya mencapai tujuan pembangunan
kesehatan dengan peningkatan peran serta
masyarakat. Dengan berkembangnya kegiatan
Saka Bakti Husada diharapkan akan menjadi
sarana untuk memunculkan para agen perubahan
dan pendidik sebaya yang dapat menjadi
penggerak masyarakat khususnya generasi
muda untuk menerapkan pola hidup sehat. Selain
itu, anggota Saka Bakti Husada diharapkan dapat

135
menjadi mitra jajaran kesehatan dalam upaya
penyelesaian permasalahan kesehatan yang ada
di masyarakat.

Pelaksanaan Pembinaan Saka Bakti Husada


merupakan tanggung jawab dari pimpinan
dan perangkat seluruh jajaran kesehatan dan
Kwartir Gerakan Pramuka di setiap tingkatan.
Namun demikian, keberhasilannya tentu tidak
hanya bertumpu pada kinerja jajaran kesehatan
dan kwartir Gerakan Pramuka, kontribusi dan
dukungan dari berbagai pihak, termasuk mitra
dan unsur-unsur penggerak masyarakat lainnya
juga memiliki andil yang sangat penting.

BUKU SAKU
136 Anggota Saka Bakti Husada
LAMPIRAN I
BUKU SAKU
ANGGOTA SAKA BAKTI HUSADA

TANDA KECAKAPAN KHUSUS


SAKA BAKTI HUSADA
1. KRIDA BINA KESEHATAN LINGKUNGAN

SKK Rumah Sehat

SKK Fasilitas SKK Kesehatan


Umum Sehat Lingkungan

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
137
2. KRIDA BINA KELUARGA SEHAT

SKK Ibu dan Bayi


Baru Lahir

SKK Kesehatan Kerja SKK Kesehatan Jiwa


dan Olahraga

BUKU SAKU
138 Anggota Saka Bakti Husada
TKK Kesehatan Balita TKK Kesehatan
dan Anak Pra Sekolah Produksi

TKK Kesehatan TKK Kesehatan Usia


Lanjut Usia Sekolah dan Remaja

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
139
3. KRIDA PENGENDALIAN PENYAKIT

TKK Imunisasi

TKK Pengendalian TKK Pengendaliam


Penyakit Diare Penyakit Cacingan

BUKU SAKU
140 Anggota Saka Bakti Husada
TKK Pengendalian TKK Pengendalian
Penyakit Tuberkulosis HIV & AIDS

TKK Pengendalian TKK Pengendalian


Penyakit Demam Penyakit Malaria
Berdarah

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
141
TKK Pengendalian TKK Pengendalian
Penyakit Rabies Penyakit Tidak Menular

TKK Pengendalian
Penyakit
Kegawatdaruratan

BUKU SAKU
142 Anggota Saka Bakti Husada
4. KRIDA BINA GIZI

SKK Mengenal
Keadaan Gizi

SKK Keadaan Gizi SKK Perencaan


di Posyandu Menu Gizi Seimbang

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
143
SKK Penyuluhan
SKK Penyuluhan Gizi
Gizi SKK
SKK Penanganan
Penanganan Gizi
Gizi
dalam
dalam Keadaan
Keadaan Darurat
Darurat

5. KRIDA BINA OBAT

TKK
TKK Cerdas
Cerdas
Menggunakan Obat
Menggunakan Obat
TKK Pembuatan Jamu TKK Pembinaan
yang baik dan Kosmetika
Pemanfaatannya

TKK Pencegahan Penanggulangan TKK Pemilihan


Penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya Pangan Sehat

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
145
6. KRIDA BINA PHBS

TKK PHBS
Rumah Tangga

TKK PHBS TKK PHBS di


di Sekolah Tempat-Tempat Umum

BUKU SAKU
146 Anggota Saka Bakti Husada
TKK PHBS TKK PHBS
di Tempat Kerja di Institusi Kesehatan

BUKU SAKU
Anggota Saka Bakti Husada
147
BUKU SAKU
148 Anggota Saka Bakti Husada

Anda mungkin juga menyukai