Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

AKUNTANSI INTERNASIONAL
Dosen Pengampu : Achmad Nasrullah,S,Pd M.Ak

Disusun oleh: Kelompok 5

1. Fathul Rizkiyah 1903011012


2. Nurainina 1903011010
3. Shinta Nirmala Sari 1903011041
4. Komariyahtul Khibdiyah 1903011037

REGULAR MALAM A AKUNTANSI SEMESTER VI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AL-KHAIRIYAH
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah
yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik yang
bertemakan tentang ”Akuntansi Internasional ”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Seperti halnya pepatah mengatakan, “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah saya selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................................2
1.3 TUJUAN...............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN AKUNTANSI.............................................................................................3
2.2 PENGERTIAN AKUNTANSI INTERNASIONAL............................................................3
2.3 PERKEMBANGAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL..........................4
2.4 STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL..................................................................8
2.5 KOMITE STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL................................................11
2.6 PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN......14
2.7 PERBEDAAN HARMONISASI & STANDART AKUNTANSI INTERNASIONAL.....18
2.8 KONVERGENSI AKUNTANSI INTERNASIONAL........................................................19
2.9 PERBANDINGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN: INDONESIA, AMERIKA
SERIKAT, DAN INTERNASIONAL.......................................................................................19
2.10 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL.............................................21
BAB III..........................................................................................................................................24
KESIMPULAN..........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Memasuki era globalisasi, nasib suatu negara semakin ditentukan oleh kekuatan
persaingan global. Dalam dunia seperti ini, keputusan-keputusan operasi, investasi dan
pendanaan pembiayaan diwarnai oleh implikasi-implikasi internasional. Dengan banyaknya
keputusan yang berasal dari data-data akuntansi, pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi
internasional sangat penting untuk memperolah interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam
komunikasi bisnis internasional. Dengan kata lain, saat ini akuntansi telah berkembang dalam
tahap masa kedewasaannya menjadi suatu aspek integral dari bisnis dan keuangan global. Dalam
dunia usaha, akuntansi merupakan suatu proses pengindentifikasian, pengukuran, dan
pengkomunikasian informasi ekonomi agar memungkinkan pemakai untuk membuat
pertimbangan dan keputusan-keputusan. Akuntansi memberikan informasi mengenai perusahaan
dan transaksinya untuk memfasilitasi keputusan alokasi sumber daya oleh para pengguna.
Akuntansi internasional memiliki peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Sebagai
cabang ilmu ekonomi, akuntansi memberikan informasi mengenai suatu perusahaan dan
transaksinya untuk memfasilitasi keputusan alokasi sumber daya oleh para pengguna informasi
tersebut. Jika informasi yang dilaporkan dapat diandalkan dan bermanfaat, sumber daya yang
terbatas tersebut dialokasikan secara optimal, dan sebaliknya alokasi sum berdaya akan menjadi
kurang optimal jika informasi kurang andal dan tidak bermanfaat.

Akuntansj internasional tidaklah berbeda dan peranan yang dimaksudkan. Yang membuat
studinya berbeda adalah bahwa perusahaan yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional
(multinational compain, MNC) dengan operasi dan transaksi yang melintasi batas-batas negara,
atau suatu perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna yang berlokasi di
negara selama negara perusahaan pelaporan. Proses akuntansinya pun tidaklah berbeda dan
dengan kualifikasi standar pelaporan tertentu yang diatur secara internasional maupun local pada
negara tertentu. Tapi penting untuk diketahui mengenai dimensi internasional dari proses
akuntansi pada tiap negara yang berbeda. Dimana perbedaan itu meliputi: perbedaan budaya,

1
praktik bisnis, struktur politik, sistem hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi lokal, resiko bisnis,
dan serta aturan perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan multinasional
melakukan kegiatan operasionalnya dan memberikan laporan keuangannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.
2.
3.
4.
1.3 TUJUAN

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AKUNTANSI

Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh ABP Statement No. 4 dalam Smith Skousen
(1995 : 3), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan
pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif. Pengertian akuntansi menurut
American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) dalam Harapan (2003)
mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan
cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat
keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. Kesimpulan dari American Acounting
Association (AAA) dalam Soemarso SR. (1996 : 5) mendefinisikan akuntansi sebagai proses
pengidentifikasian, pengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya
penilaian-penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut. Pengertian akuntansi menurut Charles T. Horngren, dan Walter T. Harrison
(Horngren Harrison, 2007 : 4) menyatakan bahwa : akuntansi adalah sistem informasi yang
mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengomunikasikan hasilnya
kepada para pengambil keputusan. Jadi akuntansi adalah suatu seni pencatatan (yang harus
dicatat dalam buku jurnal maupun laporan), penggolongan (yang harus dibedakan menurut
golongan apasaja transaksi tersebut), harus mengikhtisarkan setiap kejadian transaksi agar bisa
masuk ke dalam laporan keuangan, memerlukan analisis dari transaksi dan dalam pengumpulan
dan pengolahan data untuk memberi penjelasan dan argumentasi.
2.2 PENGERTIAN AKUNTANSI INTERNASIONAL

Akuntansi internasional adalah akuntansi yang memfokuskan pada issues/ masalah- masalah
yang berhubungan dengan perusahaan yang menjalankan bisnis internasional, juga mencakup
studi tentang standar akuntansi dan praktek akuntansi di seluruh negara di dunia, serta
membandingkan standar dan praktek akuntansi tersebut pada masing-masing negara. Iqbal,
Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk
transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan
dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat dengan
akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor
atau impor. Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional,
perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar
akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi

3
harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan
keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.

2.3 PERKEMBANGAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

Perkembangan Akuntansi Internasional Awalnya, Kronologi akuntansi berikut ini


menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam kemampuanya untuk
diterapkan dari satu kondisi ke kondisi lainnya sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya
pengembangan teres-menerus dalam bidang teori dan praktik di seluruh dunla. Sebagai
permulaan, sistem pembukuan berpasangan (double-entry bookkreping), yang umumnya
dianggap sebagai awal penciptaan akuntansi seperti yang kita ketahui selama ini, berawal dari
negara-negara kota di Italia pida abad ke-14 dan 15. Perkernbangannya didorong oleh
pertumbuhan perdagangan intemasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan
keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi
komersial. ”Pembukuan Italia” kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang
pada zaman Fugger dan Kelompok Hanseatik. Pada waktu yang hampir bersamaan, para filsuf
hitvis di Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan aparat pemerintah di
Prancis menemukan keuntungan menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan
akuntabilitas pemerintah. Thn 1850an duble-entry bookkeeping mencapai kepulauan Inggris
yang menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntan publik yang
terorganisasi di Skotlandia dan Inggris thn 1870an. Selain itu model akuntansi Belanda diekspor
antara lain ke Indonesia, sistem akuntansi Perancis di Polinesia dan wilayah-wilayah Afrika di
bawah pemerintahan Perancis. Kerangka pelaporan sistem Jerman berpengaruh di Jepang,
Swedia, dan Kekaisaran Rusia. Pada abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika
Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian akuntansi diakui sebagai
suatu disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi semakin di
dunia barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan
praktik nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional.
Perkembangan tersebut meliputi hal-hal berikut ini :
1. Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-teknik pembukuan. Perubahan
yang patut dicatat adalah diperkenalkan jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis
transaksi yang berbeda.
2. Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik. Sebagai
tambahan lagi, di abad ke-17 dan abad ke-18 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh
akun dan transaksi, sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit dan kredit yang
digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.
3. Penerapan sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-jenis organisasi yang lain.

4
4. Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah untuk
jenis barang yang berbeda.
5. Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan
perkembangan dari perusahaan tadi, seiring dengan revolusi industri, akuntansi mendapatkan
status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan
kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai kelangsungan, periodisitas, dan
akrual.
6. Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-18.
7. Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada
barang dagangan yang tidak terjual.
8. Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.
9. Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi untuk
pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya
perhitungan dari laba periodik.
10. Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
11. Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu kompleks,
mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk
inflasi, sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada masalah penting dari akuntansi
sebagai produk baru dari rekayasa keuangan (financial engineering).
Ada 8 (delapan) factor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional:
1. Sumber pendanaan Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki
focus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang
untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya,
dalam system berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi
memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.
2. Sistem Hukum Sistem Hukum Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil)
dan hukum umum (kasus). Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu
kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi
digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum
umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh
kasus dalam kode yang lengkap.
3. Perpajakan Perpajakan di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan
standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk
mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketka akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-
kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.

5
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
5. Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi
kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun- akun
perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi Tingkat Perkembangan Ekonomi Faktor ini mempengaruhi
jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah
yang paling utama.
7. Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Standard praktik akuntansi yang sangat rumit akan
menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai
resiko efek derivative tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang
berkompeten.
8. Budaya Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan,
penghindaran ketidakpastian, maskulinitas.
Klasifikasi Akuntansi Internasional Terdapat dua pendekatan untuk klasifikasi sistem akuntansi
yaitu :
1. Pendekatan deduktif, berkaitan dengan pendekatan ini ada empat pendekatan dalam
pengembangan akuntansi.
a. Macroeconomic Pattern, Akuntansi untuk bisnis berhubungan erat dengan kebijakan
perekonomian nasional.
b. Microeconomic Pattern, Akuntansi dipandang sebagai cabang ekonomi bisnis. Konsep
utamanya adalah bagaimana memepertahankan investasi modal dalam sebuah entitas
bisnis.
c. Independent Dicipline Approach, Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa dan
diderivasikan dari praktek bisnis.
d. Uniform Accounting Approach, Akuntansi dipandang sebagai alat yang efisien untuk
administrasi dan kontrol.
2. Pendekatan induktif, Nobes dalam Journal of Business Finance and Accounting (Spring, 1983)
mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan sistem akuntansi, yaitu :
a. Tipe pemakai laporan keuangan yang dipublikasikan
b. Tingkat kepastian hukum
c. Peraturan pajak dalam pengukuran
d. Tingkat konservatisme

6
e. Tingkat ketaatan penerapan dalam historical cost
f. Penyesuaian replacement cost
g. Praktek konsolidasi
h. Kemampuan untuk memperoleh provisi
i. Keseragaman antarperusahaan dalam menerapkan peraturan Klasifikasi akuntansi
internasional dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu: dengan pertimbangan dan secara
empiris.
Ada 4 (empat) pendekatan terhadap perkembangan akuntansi:
1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi, praktek akuntansi didapatkan dari dan dirancang
untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional.
2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi, akuntansi bekembang dari prinsip-prinsip
mikroekonomi. Tujuannya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan
untuk bertahan hidup.
3. Berdasarkan pendekatan independent, akuntansi berasal dari praktek bisnis dan
berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dan pertimbangan, coba- coba,
dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya
diambil dari proses bisnis yang dijalankan dan bukan dari cabang keilmuan seperti
ekonomi.
4. Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandariasi dan digunakan sebagai
alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran,
pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancang pemerintah, otoritas pajak,
dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan
seluruh jenis bisnis.
Akuntansi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum suatu negara:
1. Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakteristik berorientasi
terhadap ”penyajian wajar”, transparansi dan pengungkapan penuh serta pemisahan
antara akuntansi keuangan dan pajak. Akuntansi hukum umum sering disebut sebagai
”Anglo Saxon”. Akuntansi ini berawal di Inggris dan kemudian diekspor ke negara-
negara seperti Australia, Kanada, Hong Kong, India, Malaysia, Pakistan dan Amerika
Serikat.
2. Akuntansi dalam negara-negara hukum kode memiliki karakteristik berorientasi legalistik,
tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi
keuangan dan pajak. Akuntansi hukum kode sering disebut ”kontinental”, dan

7
kebanyakan ditemukan di negara-negara Eropa Kontinental dan bekas koloni mereka di
Afrika, Asia dan Amerika.

Pembedaan antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang
besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti :
a. Depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva
selama masa manfaat ekonomi.
b. Sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap (properti) diperlakukan
seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi yang
biasa (kepatuhan hukum).
c. Pensiun dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar)
atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat Anda berhenti bekerja (kepatuhan
hukum).
Pembedaan antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang
besar terhadap banyak permasalahan akuntansi. Akuntansi hukum umum berorientasi pada
kebutuhan pengambilan keputusan oleh investor luar. Akuntansi kepatuhan hukum
dirancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenakan pemerintah seperti perhitungan laba
kena pajak atau mematuhi rencana ekonomi pemerintah nasional. Setelah tahun 2005,
seluruh perusahaan Eropa yang mencatatkan sahamnya akan menggunakan akuntansi
penyajian wajar dalam laporan konsolidasinya karena mereka akan menggunakan IFRS.
2.4 STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan olehInternational


Accounting Standard Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun oleh empat organisasi
utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa
(EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional
(IFAC). Natawidyana (2008) menyatakan bahwa sebagian besar standar yang menjadi bagian
dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standard (IAS) kemudian IASB
mengadopsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan. Secara
keseluruhan IFRS mencakup:

a. International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar yang diterbitkan setelah tahun
2001.

b. International Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.

8
c. Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations
Committee (IFRIC) setelah tahun 2001.

d. Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) sebelum


tahun 2001.

Menurut Prof. Haim Falk menjelaskan ada empat keuntungan menggunakan standar
akuntansi internasional:

1. Berkenaan dengan rekonsiliasi kepentingan – kepentingan khusus dari manajer – manajer


yang bertanggung jawab bagi pelaporan keuangan dan kebutuhan pemakai informasi
keuangan.

2. Keterbatasan kapasitas penerima informasi keuangan ntuk menginterplasikan informasi


semacam itu secara tepat.

3. Kredibiltas keseluruhan proses pelaporan keuangan dan profesi akuntansi yang


mendukungnya.

4. Adanya daya banding informasi keuangan yang diungkapkan adalah argument yang
berkaitan dengan point diatas

Manfaat adopsi IFRS

Harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah di anggap sebagai suatu hal
yang mendesak yang harus dilakukan oleh setiap negara termasuk Indonesia sebagai negara
berkembang. Menurut Marsini Purba dalm bukunya yang berjudul “ International Financial
Reporting Standards”, manfaat utama yang diperoleh dari harmonisasi standar akuntansi dan
pelaporan keuangan adalah adanya pemahaman lebih baik atas laporan keuangan oleh
pengguna laporan keuangan yang berasal dari berbagai negara. Hal ini memudahkan
perusahaan menjual sahamnya secara lintas negara atau lintas pasar modal. Selain itu
memberikan efisiensi dalam penyusunan laporan keuangan yang menghabiskan banyak dana
dan sumber dana setiap tahunnya dan juga dapat menambah kepercayaan investor asing
terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan nasional. Membuat perubahan ke IFRS,
artinya mengadopsi bahasa pelaporan global, yang akan membuat perusahaan dimengerti
oleh global market (pasar dunia). The Big-4 Accounting Firm mengatakan bahwa banyak

9
dari perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang
signifikan dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki pasar modal dunia. Dengan
Indonesia mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak
memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Adopsi
penuh IFRS diharapkan memberi manfaat:

1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang


dikenal secara internasional.

2. Meningkatkan arus investasi global.

3. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi
penyusunan laporan keuangan.

Menurut ketua tim implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Dudi M


Kurniawan yang dimuat harian Kompas tanggal 6 Mei 2010 mengatakan bahwa dengan
mengadopsi IFRS Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.

1. Meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

2. Mengurangi biaya SAK.

3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.

4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.

5. Meningkatkan transparansi keuangan.

6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui


pasar modal.

7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Kendala adopsi IFRS di Indonesia

1. Kurang siapnya infrastruktur.

2. Kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS.

10
3. Kurang siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. Dilihat dari
minimnya pengajaran dan pembahasan topik-topik akuntansi keuangan terkait IFRS,
karena IFRS belum dijadikan mata kuliah pokok program pendidikan akuntansi di
Indonesia.

4. Proses penerjemahan IFRS menjadi PSAK. Terkadang membutuhkan waktu yang relatif
lama dan terkadang juga memberikan makna yang berbeda dengan sumber aslinya.

Kesiapan Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh

Sejak tahun 1994, Indonesia sebenarnya telah mengadopsi sebagian besar IAS. PSAK
dan ISAK yang diberlakukan sejak tahun 1994 adalah saduran dari IAS dan SIC yang
diterbitkan sebelum tahun 1994. DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) yang berada
dibawah IAI telah mencanangkan adopsi penuh IAS dan IFRS yang telah rampung pada
tahun 2010 dan mulai menerapkannya di tahun 2012.

Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia


menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal.
Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan
SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati
konvergensi penuh kepada IFRS. Indonesia sebenarnya masih memiliki banyak regulasi
yang tidak mendukung sehingga adopsi penuh IFRS sulit dilakukan.

Berdasarkan proposal konvergensi yang telah dikeluarkan IAI, proses adopsi dibagi
menjadi tiga tahap yaitu:

1. Tahap adopsi, yaitu dengan mengadopsi seluruh IFRS terakhir kedalam PSAK pada tahun
2008-2010.

2. Tahap persiapan, yaitu penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi


PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS pada tahun 2011.

3. Tahap implementasi, yaitu penerapan PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS bagi
perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik pada tahun 2012.

11
Jadi, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka dilaporan
keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen didalam
perusahaan.

2.5 KOMITE STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL

International Accounting Standards Committe (IASC) merupakan badan swasta


independen yang dibentuk tahun 1973 yang bertujuan untuk mencapai keseragaman dalam
penggunaan prinsip akuntansi yang dapat digunakan untuk pelaporan keuangan seluruh
dunia. Anggota asli dari IASC adalah badan akuntansi dari 9 negara : Australia, Kanada,
Perancis, Jepang, Mexico, Belanda, The United Kingdom, the United States, dan Jerman
Barat.

Sejak tahun 1983, IASC telah memasukan seluruh badan akuntansi profesional yang
menjadi anggota dari International Federation of Accountants. Sebagian besar oraganisasi-
organisasi ini merupakan asosiasi akuntan publik yang berlisensi, akibatnya, keanggotaan
IASC terdiri dari berbagai organisasi yang lebih terbatas dibandingkan dengan apa yang
dilakukan FASB. Tahun 2001 IASC digantikan dengan IASB. IASB segera memilih untuk
mempertahankan semua pernyataan dan posisi IASC kecuali jika memang perlu untuk
diganti.

Agreement and Contitution IASB memberikan IASB otoritas untuk menyebarluaskan


standard penyajian laporan keuanagan yang telah diaudit oleh setiap organisasi bisnis dan
mengendalikan penerimaan standard di seluruh dunia. Penyelarasan berbagai perbedaan
antara standar nasional diharapkan dapat meningkatkan keandalan dan tingkat komparatif
laporan keuangan asing untuk dapat meningkatkan ketepatan dalam pengambilan keputusan.
Tujuan IASB adalah merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi yang dapat dipatuhi
dalam penyajian laporan keuangan dan untuk mengendalikan penerimaan dan ketaatan
standard di seluruh dunia. Anggota IASB setuju untuk mendukung dan bekerja keras untuk
memastikan bahwa laporan keuangan telah telah disusun sesuai dengan standard, auditor
menegakkan standard, dan untuk persuasi kepada pemerintah, bursa, dan lembaga lainnya
untuk mendukung standard ini.

12
Niat asli IASC adalah untuk menghindari rincian kompleks dan berkonsentrasi pada
standard dasar. Akibatnya, standrd IASB lebih “principal based” daripada standard IASC
yang “rule based”. Proses penetapan standard IASB mencakup 6 tahap berikut :

Tahap pertama : Menyusun agenda.

IASB mengevaluasi manfaat dari menambahkan item potensial ke agendanya terutama


dengan mengacu pada kebutuhan para investor. Dalam membuat keputusan ini, IASB
mengganggap:

a. Dapat memberikan informasi yang relefan dan dapat diandalkan kepada pengguna
informasi.

b. Tersedianya bimbingan.

c. Kemungkinan meningkatnya konvergensi.

d. Pengembangan kualitas standar.

e. Pembatasan sumber.

Tahap kedua : perencanaan proyek.

Dewan memutuskan apakah akan mengerjakan proyek tersebut sendiri atau bergabung
dengan penetap standar lainnya, dan dipilih tim proyek.

Tahap ketiga: Pengembangan dan penerbitan sebuah makalah diskusi.

Dewan biasanya menerbitkan sebuah makalah diskusi sebagai publikasi pertama pada
topic utama sebagai cara untuk menjelaskan masalah dan mengumpulkan komentar dari para
konstituen. Makalah diskusi mencakup pandangan yang komprehensif tentang sebuah
masalah, pendekatan yang memungkinkan dalam menangani masalah tersebut, dan
pandangan awal dari penulis atau dari IASBm dan ajakan untuk memberikan komentar.

Tahap keempat: Pengembangan dan penerbitan rancangan.

Rancangan ini menetapkan proposal yang spesifik dalam bentuk standar yang diusulkan.

Tahap kelima : Pengembangan dan penerbitan IFRS Setelah menyelesaikan masalah


yang muncul dari rancangan

13
IASB mempertimbangkan untuk mengungkapkan proposal yang telah direvisi untuk
komentar public, contohnya, dengan menerbitkan rancangan kedua. Ketika IASB puas
bahwa mereka telah mencapai kesimpulan dari masalah-masalah yang timbul dari
rancangan, maka ia akan memerintahkan stafnya untuk menyusun IFRS. Setelah proses
tersebut selesai dan semua isu yang beredar telah diselesaikan, dan setidaknya ada 9 dari 14
anggota IASB yang telah memberikan suara mendukung publikasi, IFRS akan dikeluarkan.

Tahap keenam : Prosedur setelah keluarnya IFRS.

Setelah IFRS keluar, staf dan anggota IASB mengadakan rapat dengan pihak yang
berkepentingan, termasuk badan penetap standar lainnya, untuk membantu dalam
memahami isu-isu tak terduga yang terkait dengan pelaksanaan praktis dan dampak
potensial dari proposal. Dasar IFRS juga mendorong kegiatan pendidikan untuk memastikan
konsistensi dalam penerapan IFRS.

2.6 PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN

Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem


akuntansi. Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem
hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya,
dan pengaruh lainnya. Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh
perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-
negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang
dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar- pasar tersebut, kepemilikan
cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor
sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-
negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat. Di
kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar yang
berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau
pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank
ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan
aktivitas perusahaan.
Pengungkapan Sukarela
Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan
informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam
laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB
mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan
manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi
14
tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskanpotensi investasinya
kepada para investor. Manajer memiliki informasi yang lebih baik dari pihak luar mengenai
performa perusahaan mereka saat ini dan ke depannya. Manajer berinisiatif untuk mengungkap
informasi seperti itu secara sukarela. Pemilihan pengungkapan manajer mencerminkan
keseluruhan akibat keperluan pengungkapan dan insentif mereka untuk menguraikan informasi
dengan sukarela. Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan
oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi
mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan
carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan
menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang saham menerima
informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.

Ketentuan Pengungkapan Wajib


Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan
perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi
non keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi
yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada
badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau
menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”
Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain. Negara-
negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat memberikan perlindungan
kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan
kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina
contohnya, yang melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam)
sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.
Kebutuhan Pengaturan Pengungkapan
Untuk melindungi investor, sebagian besar bursa sekuritas menentukan laporan dan
kebutuhan pengungkapan pada perusahaan domestik dan asing yang mencari akses untuk pasar
mereka. Pengungkapan yang menyeluruh dan dapat dipercaya akan meningkatkan kepercayaan
investor, dimana akan meningkatkan likuiditas, mengurangi biaya transaksi, dan meningkatkan
kualitas pasar keseluruhan.
Pembahasan Laporan Keuangan Sec Amerika Serikat
Secara umum SEC mewajibkan pendaftar asing untuk melengkapi informasi keuangan
yang pada hakikatnya sama dengan yang dibutuhkan perusahaan domestik. Syarat laporan
keuangan SEC bagi perusahaan asing menghalangi mereka dari pembuatan sekuritas mereka
yang ada di AS, sebaliknya sistem akuntansi dan pengungkapan terkini melindungi investor dan
memastikan kualitas pasar modal AS.

15
Praktik Pelaporan Dan Pengungkapan
Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan
arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan
kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada:
1. Pengungkapan informasi yang melihat masa depan“Informasi yang melihat ke masa depan”
yang mencakup:
 Ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos
keuangan lainnya
 Informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu
pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah
 Laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.
 Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara menyajikan pengungkapan informasi
mengenai rencana dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang
mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi
31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut
pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.
2. Pengungkapan segmen Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi
dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para
analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk
disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini
membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana
bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.
3. Laporan arus kas dan arus dana IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan
sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.
4. Pengungkapan tanggung jawab sosial Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa
tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok
aktivis, dan masyarakat umum. Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama
menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian
terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan,
keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga
diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja,
biaya, dan produktivitas perusahaan.
5. Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip
akuntansi yang digunakan Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk
mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang
dimaksud seperti :
 ”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang non
domestic

16
 Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua
standar akuntansi
 Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar
akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang
banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi
yang lain.
Banyak perusahaan di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
utama juga melakukan penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa negara asal ke dalam
bahasa Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan
standar akuntansi yang diterima secara lebih luas daripada standar domestik (khususnya IFRS
atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan baik standar domestik maupun kelompok kedua prinsip
akuntansi.
Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan
Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk
menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan
hubungan di antara para pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang
untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi
hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan
transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan
semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.
Pengungkapan Dan Pelaporan Bisnis Melalui Intern
World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran informasi,
dimana media cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha
(Extensible Business Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan
keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan
akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak
perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara langsung dapat menikmati
manfaatnya.
Pengungkapan Laporan Tahunan Di Negara-Negara Pasar Berkembang
Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara
umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di
negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan
dan perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan
Asia Timur di tahun 1997. Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar
berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-
negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok
keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak
adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan
dengan perekonomian yang lebih maju. Namun demikian, permintaan investor atas informasi

17
mengenai perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara pasar berkembang
semakin banyak regulator memberikan respons terhadap permintaan ini dengan membuat
ketentuan pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan
penegakan aturan.
Implikasi Bagi Para Pengguna Laporan Keuangan Dan Para Manajer
Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya
pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela
semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki
pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan
pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan
mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih
banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan,
seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari
perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.
2.7 PERBEDAAN HARMONISASI & STANDART AKUNTANSI INTERNASIONAL

Pada dasarnya standar akuntansi merupakan pengumuman atau ketentuan resmi yang
dikeluarkan badan berwenang di lingkungan tertentu tentang pedoman umum yang dapat
digunakan manajemen untuk menghasilkan laporan keuangan. Dengan adanya standar akuntansi,
laporan keuangan diharapkan dapat menyajikan informasi yang relevan dan dapat dipercaya
kebenarannya. Standar akuntansi juga digunakan oleh pemakai laporan keuangan seperti
investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat umum sebagai acuan untuk memahami dan
menganalisis laporan keuangan sehingga memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan
yang benar. Dengan demikian, standar akuntansi memiliki peranan penting bagi pihak penyusun
dan pemakai laporan keuangan sehingga timbul keseragaman atau kesamaan interpretasi atas
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang
pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.
Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus
dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua
adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu
elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat
penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah
pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga
elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan.
Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen
keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut
disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam

18
badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai
laporan keuangan.

Keempat hal itulah yang diusahakan oleh negara barat untuk diharmonisasikan secara
internasional. Mereka percaya bahwa harmonisasi standar akuntansi internasional akan
meningkatkan daya banding laporan keuangan secara internasional, dapat menghemat biaya
terutama bagi penyaji dan pemakai laporan keuangan, dan memperbaiki standar akuntansi
nasional masing-masing negara (Turner 1983).
Sebagai respon atas kebutuhan harmonisasi standar akuntansi, berbagai upaya telah
dilakukan oleh negara kapitalis. Salah satunya adalah dengan dengan mendirikan International
Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973, yang sekarang berubah nama menjadi
International Accounting Standard Board (IASB). Jumlah keanggotaan IASC sampai sekarang
meliputi lebih dari 150 organisasi profesi akuntansi yang berasal dari negara maju dan
berkembang, termasuk Indonesia. Tujuan utama badan ini adalah memformulasikan standar
akuntansi yang dapat diterapkan secara internasional. Sampai sekarang IASB telah
mengeluarkan lebih dari 50 standar akuntansi. Meskipun IASB berhak untuk menetapkan dan
mengeluarkan standar akuntansi, badan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum untuk
memaksakan penerapan standar akuntansi yang dihasilkan.
Adopsi penuh dan harmonisasi terhadap IFRS memiliki arti yang berbeda. Adopsi penuh
adalah mengadopsi secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk diterapkan di suatu
Negara. Berbeda dengan adopsi penuh, harmonisasi IFRS memiliki sifat lebih fleksibel dan
terbuka. Harmonisasi standar pertama kali dikenalkan oleh European Commision (EC).
Harmonisasi berarti juga sebagai sekelompok Negara yang menyepakati suatu standar akuntansi
yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak mengikuti standar harus di
ungkapkan.
Sedangkan bagi Indonesia terhadap IFRS, IAI mendukung harmonisasi standar akuntansi
melalui adopsi dan adaptasi IAS. Meskipun dengan adanya IFRS tidak semua Negara dapat
menerima yang disebabkan dengan perbedaan-perbedaan ditiap Negara. Namun tetap perlu
adanya yang menjembatani agar Standar Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan
melakukan harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS. Adanya harmonisasi bahkan
konvergensi terhadap IFRS maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu
komparabilitas dan relevansi.
2.8 KONVERGENSI AKUNTANSI INTERNASIONAL

Konvergensi Akuntansi Internasional “ Pemerintah amerika pada tahun 2010 telah


prepare dan menseleksi kemampuan yang ada dinegaranya. Dewan standar akuntansi
internasional di amerika terdiri Independent dan standar sektor swasta, Entitas non Pemerintah,
Tidak untuk kepetingan organisasi, Ditempatkan dilondon dan Terdapat 14 pelanggan. Dewan
standar akuntansi Internasional ini didanai melalui kegiatan-kegiatan penggalangan dana dari

19
wali. Standar yang ada untuk akuntansi keuangan dibuat oleh dewan standar dimasing-masing
Negara. Dewan standar tersebut menyusun standar akuntansi yang berlaku didalam Negara dan
dipakai oleh entitas yang ada di Negara tersebut, karena standar akuntansu dibuat dan disusun
oleh masing-masing dewan standar ditiap Negara. Stabdar akuntansi yang terdapat di Amerika
Serikat memperbolehkan goodwiil aplikasi dan dijadikan beban jika goodwill tersebut
mengalamai penurunan nilai dan di beberapa Negara lainnya goodwill dapat diamortisasikan
dengan periode yang berbeda-beda.
2.9 PERBANDINGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN: INDONESIA, AMERIKA
SERIKAT, DAN INTERNASIONAL.

Untuk melihat terjadinya perbedaan praktek akuntansi di berbagai negara di dunia ini,
berikut ini disampaikan contoh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia,
Amerika Serikat (Financial Accounting Standard Board/FASB) dan Stadar Akuntansi
Internasional (International Accounting Standard/IAS) atau International Financial Report
Standard (IFRS).
1. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang tentu saja sangat jauh
berbeda bila dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika Serikat maupun negara maju
lainnya baik dalam praktek bisnis maupun standar dan praktek akuntansinya. Praktek bisnis
yang telah berkembang di negara maju dan telah dibuat standar akuntansinya namun praktek
bisnis tersebut belum berkembang di Indonesia tentu saja belum memerlukan standar
akuntansi. Sementara praktek bisnis yang berkembang di Indonesia namun tidak berkembang
di negara lainnya termasuk di negara-negara maju, maka dibuat standar akuntansinya seperti
standar akuntansi untuk perbankan syariah.
2. Standar Akuntansi Keuangan Amerika Serikat
Amerika merupakan salah satu Negara maju di dunia yang mempunyai pengaruh
politik, ekonomi, sosial budaya termasuk akuntansi terhadap sesama Negara maju maupun
Negara berkembang sangat kuat. Dapat diibaratkan apa yang terjadi di Amerika sekarang
secara perlahan atau cepat akan ditiru di Negara lain. Khusus mengenai praktek bisnis di
Amerika berkembang begitu pesat yang pada akhirnya memerlukan standard praktek
akuntansi yang berkembang pula sesuai dengan perkembangan bisnis yang terjadi. Bila
dibandingkan dengan Standar Akuntansi Keungan Indonesia maupun Standar Akuntansi
Internasional maka standar akuntansi keuangan di Amerika jauh lebih banyak akibat praktek
bisnis yang memang lebih beragam.
3. Standar Akuntansi Internasional (IAS / IFRS)
International Accounting Standard/International Financial Reporting Standard
dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board atau Badan Standar Akuntansi

20
Internasional. Mengingat tujuan penyusunan standar akuntansi tersebut untuk dapat
dipergunakan sebanyak mungking negara di dunia maka dalam penyusunan standar akuntansi
tertentu saja Badan Standar Akuntansi Internasionalmempertimbangkan kondisi sebagian
besar negara sehingga sesuai dengan kebutuhan mereka. Bila kita bandingkan dengan standar
akuntansi Amerika maka dari segi jumlah standar yang dikeluarkan Badan Standar Akuntansi
Internasional jauh lebih sedikit karena memang mereka tidak mengacu pada perkembangan
bisnis dan kebutuhan akuntansi di Amerika saja melainkan pada sebagian besar negara
sehingga standar akuntansi yang mereka keluarkan dapat diadopsi baik sebagian maupun
sepenuhnya. Ketiga standar akuntansi tersebut baik yang berlaku di Indonesia, Amerika
Serikat, dan standar Internasional, maka secara kuantitas jelas tampak perbedaan yang nyata.
Bila melihat dari segi jumlah standar maka standar akuntansi di Indonesia bila dibandingkan
dengan Amerika Serikat hanya kurang lebih sepertiganya saja sementara bila dibandingkan
dengan standar akuntansi internasional standar akuntansi di Indonesia lebih banyak.
Perbedaan jumlah standar akuntansi di Amerika yang jauh lebih banyak dari Indonesia dapat
dijelaskan bahwa tingkat perkembangan ekonomi Amerika jauh lebih maju bila dibandingkan
dengan Indonesia sehingga di Amerika telah berkembang berbagai jenis instrumen yang dapat
dikategorikan ke dalam rekening harta, kewajiban, maupun ekuitas.
Sementara bila di Indonesia ada standar akuntansi yang sudah berlaku di Amerika tetapi
belum ada di Indonesia menunjukkan bahwa untuk Indonesia hal tersebut masih dipandang
belum mendesak atau penting mengingat frekuensi terjadinya masih rendah atau bahkan
belum timbul sama sekali. Sementara standar akuntansi internasional yang lebih sedikit bila
dibandingkan dengan Amerika bahkan Indonesia dapat dijelaskan bahwa standar akuntansi
internasional berusaha sebanyak mungkin dapat mengadopsi berbagai keragaman standar
akuntansi di berbagai negara di dunia. Standar akuntansi internasional tersebut diharapkan
banyak negara yang dapat mengadopsi atau menggunakan standar yang ada untuk
diberlakukan di negara masing-masing. Semakin banyaknya negara yang menggunakan
standar akuntansi internasional berarti telah terjadi penyeragaman standar akuntansi meskipun
belum sepenuhnya, mengingat seperti di Amerika berarti masih ada standar akuntansi lainnya
yang belum tercakup dalam standar akuntansi internasional.
2.10 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka
membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang
dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan
sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio
keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.
Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan
dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data laporan laba

21
rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan
dari tahun ketahun. Jenis-jenis analisa rasio keuangan adalah :
a. Rasio Likuiditas Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban- kewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga) macam rasio likuiditas
yang digunakan, yaitu :
1. Current Ratio
2. Acid Test Ratio
3. Cash Position Ratio
b. Rasio Solvabilitas Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang). Ada 4 (empat) rasio solvabilitas yang digunakan. yaitu :
1. Total Debt To Equity Ratio
2. Total Debt To Total Assets Ratio
3. Long Term Debt To Equity
4. Long Term Debt To Total Assets
c. Rasio Profitabilitas Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Ada 4 (empat rasio profitabilitas yang
digunakan, yaitu :
1. Return On Equity (ROE)
2. Return On Assets (ROA)
3. Net Profit Margin
4. Gross Profit Margin
Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini
dan masa lalu dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Terdapat dua alat
penting dalam melakukan analisis keuangan :
a. Analisis Rasio. Analisis ini mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama, perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu
atau dengan periode fiscal yang lain dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan
yang baku.
b. Analisis Arus Kas. Analisis ini berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan informasi
mengenai arus kas masuk dan keluar perusahaan, yang diklasifikasikan menjadi aktifitas
operasi, investasi dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas investasi dan
pendanaan non kas secara periodic. Misalkan, apakah perusahaan telah menghasilkan arus kas
yang positif dari operasinya.
1. Analisis Rasio Ada tiga masalah yang harus dibahas ketika melakukan analisis rasio dalam
lingkungan internasional :

22
a. Apakah perbedaan lintas Negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yang
signifikan dalam angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari Negara
yang berbeda?
b. Seberapa jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi local
memperngaruhi interpertasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun pengukuran
akuntansi dari negeri yang berbeda disajikan ulang agar tercapai “ daya banding akuntansi”?
Sejumlah bukti yang kuat menunjukkan adanya perberdaan besar antarnegara dalam
profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan keuangan lainnya yang berasal dari
factor akuntansi dan non akuntansi.
c. Seberapa besar perbedaan dalam pos-pos laporan keuangan disebabkan oleh perbedaan
prinsip-prinsip akuntansi nasional ? Ratusan perusahaan non AS yang mencatatkan saham di
Bursa-bursa efek AS melakukan pengungkapan rekonsiliasi berupa catatan kaki yang
memberikan bukti terhadap pernyataan ini, setidaknya dalam konteks perbedaan antara nilai
akuntansi berdasarkan GAAP AS dan berdasarkan GAAP non AS.
Suatu penelitian sebelumnya mengenai rekonsiliasi laporan keuangan oleh emiten asing
yang disusun oleh SEC cukup informasi. Sekitar separuh dari 528 emiten non AS yang
diteliti mengungkapkan perbedaan yang material antara laba yang dilaporkan laporan
keuangannya mereka dengan laba bersih menurut GAAP AS. Lima jenis perbedaan laporan
keuangan yang diungkapkan oleh sejumlah besar emiten adalah :
1. Depresiasi dan amortisasi
2. Biaya yang ditangguhkan
3. Pajak tangguhan
4. Pensiun
5. Transaksi mata uang asing
Penelitian ini menunjukan bahwa lebih dari 2/3 emiten yang mengungkapkan
perbedaan laba yang material melaporkan bahwa laba menurut GAAP AS lebih rendah
dibandingkan dengan laba menurut GAAP non AS. Hampir setengah dari antaranya
melaporkan perbedaan laba lebih besar dari 25%. dua puluh lima dari 87 emiten yang
melaporkan bahwa laba berdasarkan GAAP AS lebih besar daripada berdasarkan GAAP non
AS melaporkan perbedaan lebih besar dari 25%. Hasil yang sam juga ditemukan untuk
rekonsiliasi ekuitas pemegang saham. Secara keseluruhan, bukti dalam studi SEC ini
menunjukan bahwa perbedaan laporan keuangan menurut GAAP AS dan GAAP non AS
sangat material untuk kebanyakan perusahaan.
2. Analisis Arus Kas
Laporan arus kas yang sangat mendetal sangat diwajibkan menurut GAAP AS, GAAP
Inggris, IFRS, dan standar akuntansi di sejumlah Negara yang jumlahnya semakin
bertambah. Ukuran-ukuran yang berkaitan dengan arus kas sangat bermanfaat khusunya
dalam analisis internasional karena tidak telalu dipengaruhi oleh perbedaan prinsip
akuntansi, bila dibandingkan dengan ukuran-ukuran berbasis laba Apabila laporan arus kas

23
tidak disajikan, sering kali ditemukan kesulitan untuk menghitung arus kas dari operasi dan
ukuran arus kas lainya dengan menyelesaikan laba berbasis actual.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

24
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/dewimasita/makalah-akuntansi-internasional

25

Anda mungkin juga menyukai