Anda di halaman 1dari 2

POTENSI PELANGGARAN KHALWAT DI ACEH TENGAH

(KAJIAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP QANUN NO 14 TAHUN 2003)

A. Latar Belakang Masalah


 Islam di Aceh merupakan agama yang dianut oleh mayoritas
penduduknya. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa agama Islam pertama
sekali masuk ke Indonesia melalui Aceh. Ini terbukti dari sejarah islam masuk ke
Indonesia pertama kali adalah melalui Aceh oleh Kesultanan Samudera Pasai atau
Samudera Darussalam. Aceh yang dikenal dengan kota Serambi Mekkah telah
memberlakukan Syariat Islam dan menetapkan beberapa Qanun tentang hukuman
cambuk sebagai sanksi atas pelanggarnya.
Menilik dari sejarah syariat islam di aceh, perjuangan masyarakat untuk
menjadikan Aceh berlandaskan Islam sungguh panjang. Dari masa kerajaan Aceh
yang mancapai masa gemilang pada masa pemerintahan Iskandar Muda (1607-
1636). Dimana peradilan Islam dibentuk untuk mengatur tatanan hukum yang
diatur oleh ulama. Pengadilan diberikan kewenangan sepenuhnya untuk mengatur
jalan roda hukum tanpa meminta persetujuan pihak atasan. Hukum berlaku untuk
setiap lapisan masyarakat termasuk kaum bangsawan dan kerabat raja. Dari cerita
mulut ke mulut iskandar muda menjatuhkan hukuman rajam kepada anak
kandungnya sendiri karena terbukti berzina dengan salah seorang isteri bangsawan
di lingkungan istana. ( al yasa’ abu bakar, 2006:389-390)
Masa awal kemerdekaan Indonesia dan orde baru
Setelah Qanun disahkan pada 2006, pro kontra terus bermunculan. Muncul
asumsi bahwa Qanun yang diberlakukan akan diterima oleh seluruh masyarakat
Aceh. Selain masyarakat

1
Syariat Islam yang diberlakukan di Aceh sejak Tahun Pergaulan remaja di
kabupaten Aceh Tengah sudah sangat jauh dari budaya Islam dan dalam level
kritis. Ketika sore hari banyak remaja yang bukan muhrimnya mengendarai
kendaraan sambil berpelukan, mengisi hari libur dengan mendatangi lokasi-lokasi
wisata (berdua-duaan), berpegangan tangan di depan umum, bahkan pernah
terekspos di media sosial sepasang remaja yang masih menggunakan seragam
sekolah berpelukan dan berciuman di lapangan umum.
Pergaulan bebas adalah salah bentuk perilaku menyimpang yang melewati
batas dari kewajiban, tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu. atau pergaulan
bebas dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang melanggar norma agama
maupun norma kesusilaan.
Penelitian ini secara garis besar membahas tentang pelanggaran khalwat
dan hukuman yang diberikan kepada pelakunya sesuai dengan Qanun No.3 Tahun
2004. Dimana komposisi generasi muda jerupakan jumlah terbesar diantara usia
lainnya, jumlah usia antara 15-34 tahun 39% dari jumlah total penduduk Aceh
Tengah yang berjumlah 175.527 ribu jiwa.

Anda mungkin juga menyukai