Adoc - Pub - Analisis Pengembangan Inovasi Produk Pada Industri
Adoc - Pub - Analisis Pengembangan Inovasi Produk Pada Industri
ABSTRAK
Lemahnya perkembangan industri perangkat lunak lokal disebabkan banyak hal, bisa
disebabkan oleh pengusahanya sendiri yang belum bisa mengelola manajemen perusahaannya
sendiri. Akan tetapi yang lebih penting, adalah pendampingan yang serius dari pemerintah dan
universitas. Menurut Wibowo (2002), terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan dan
mempengaruhi industri perangkat lunak lokal di Indonesia. Faktor-faktor tersebut terdiri dari
sumber daya manusia, infrastruktur, dan pemerintah. Faktor-faktor tersebut hampir sama
dengan perkembangan perangkat lunak di Dalian, Cina pada penelitian Chiou-Guey Jan et al
(2012). Faktor tersebut terdiri dari, talent, technology, dan capital. Faktor-faktor tersebut akan
diukur melalui model persamaan struktural seperti Structural Equation Modeling (SEM)
untuk memungkinkan peneliti untuk menguji kesalahan pengukuran (measurement error) dan
melakukan analisis faktor bersamaan dengan pengujian hipotesis. Untuk mengetahui
signifikan tidaknya hubungan antara variabel, maka nilai t (t test) harus lebih besar daripada
nilai t-tabel pada level tertentu yang tergantung dari ukuran sampel dan level signifikansi
tersebut. (Ghozali dan Fuad, 2008). Berdasarkan t-values, faktor-faktor yang tidak
mempengaruhi kemampuan inovasi produk perangkat lunak (KIP) adalah sumber daya
manusia (SDM) (-0.24), teknologi (T) (1.124), kebijakan pemerintah (KP) (-0.05), dan
perusahaan swasta (PS) (0.69). Adapun pengaruh signifikan kebijakan pemerintah (KP)
terhadap perusahaan swasta (PS) (3.31). Selain itu pengaruh signifikan juga terdapat pada
pengaruh perusahaan swasta (PS) terhadap sumber daya manusia (SDM) (2.70) dan terhadap
teknologi (T) (2.33).
Kata kunci: Industri Perangkat Lunak, Pengembangan Inovasi Produk, Structural Equation
Modeling (SEM)
PENDAHULUAN
Departemen Perdagangan telah menyusun rencana jangka panjang pengembangan
industri kreatif. Targetnya adalah meningkatkan kontribusi terhadap PDB. Tahun 2009-2015
ditargetkan naik 7%-8%, karena jika dilihat pada tahun 2002-2006 kontribusinya sebesar
6,2% atau senilai Rp 104,7 triliun. Sumbangannya terhadap PDB masih kalah dibandingkan
dengan industri kreatif negara maju, seperti Inggris yang menyumbang sebesar 7,9% dengan
rata-rata pertumbuhan 9% per tahun. Namun Indonesia lebih baik dari Selandia Baru (3,1%)
dan Australia (3,3%). Tahun 2009-2015 yang peningkatan target kontribusi industri kreatif
terhadap ekspor nasional menjadi 11%-12% serta penyerapan tenaga kerja meningkat pada
kisaran antara 6% dan 7%. Periode tahun 2015-2025 merupakan tahap percepatan
pertumbuhan dan diharapkan kontribusinya terhadap PDB naik menjadi 9%-11%, pada nilai
ekspor nasional 12%-13%, serta penyerapan tenaga kerja 9%-11%.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-52-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Industri perangkat lunak yang termasuk subsektor industri kreatif dapat menjadi salah
satu devisa negara. Hal ini dikarenakan era globalisasi yang memaksa suatu negara untuk
melakukan inovasi teknologi untuk memajukan ekspor. Selain itu, pada pemerintahan
perangkat lunak bisa meningkatkan efisiensi serta layanan terhadap masyarakat.
Berdasarkan laporan Research IDC (2008), Pengembang perangkat lunak profesional
di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 71600 orang. Kita masih kalah bersaing dengan India
yang pengembang profesionalnya mencapai 1 juta lebih orang. Dibalik kekurangan itu,
Indonesia memiliki banyak potensi (Laporan Research IDC, 2008), yaitu:
1. Pada tahun 2006 Indonesia memiliki 250 jumlah software house dan semakin lama
bertambah menjadi 500 software house pada tahun 2011.
2. Pada tahun 2006 terdapat lebih dari 200 komunitas pengembang perangkat lunak yang ada
di Indonesia.
3. Pertumbuhan IT pada kurun waktu 2004-2009 dapat menyerap 81000 lapangan pekerjaan
dan dapat mendirikan 1100 perusahaan IT baru tiap tahunnya.
Berikut penjelasan tentang kenaikan jumlah pengembang perangkat lunak professional
dapat dilihat pada Tabel 1.
Share Share
Region World
Country 2006 2007 2008
(2008) (2008)
(%) (%)
Australia 210.5 220.8 231.2 5.3 5.9
China 575.4 717.7 878.9 20.2 5.9
Hongkong 16.8 18.3 20.1 0.5 0.1
India 1007.5 1255.9 1056.3 35.9 10.5
Indonesia 56.5 63.9 71.6 1.6 0.5
Japan 562 578.9 595.8 13.7 4
Korean 176.8 185.1 194.6 4.5 1.3
Malaysia 18.1 19.5 20.9 0.5 0.1
Sumber: Laporan Research IDC, 2008
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-52-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
METODE
Penyusunan model konseptual berdasarkan kajian-kajian yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya, yaitu mengkaji faktor-faktor sebelumnya yang mempengaruhi
perkembangan industri perangkat lunak di Indonesia. Pengkajian dilakukan berdasarkan
faktor-faktor utama yang mempengaruhi industri perangkat lunak di Indonesia. Faktor-faktor
yang telah dikaji, dapat diformulasikan sebagai sebuah model pembinaan dan pengembangan
industri perangkat lunak. Berikut ini adalah model-model penelitian yang dikaitkan dengan
kemampuan inovasi produk, selanjutnya menjadi acuan dalam pengembangan model
konseptual pada penelitian ini:
1. Pengaruh sumber daya manusia disimpulkan dari penelitian Otero et al, (2009); De
Carvalho, (2003); Ngo-The dan Ruhe, (2008); De Marco dan Lister, (1999); Tsai et al,
(2003)
2. Pengaruh teknologi disimpulkan dari penelitian Zelkowitz et al, (1998); Punter et al,
(2009);
3. Pengaruh kebijakan pemerintah disimpulkan dari penelitian Chandra, (2009); Grant,
(1991); Fitzgerald et al, (2008)
4. Pengaruh perusahaan swasta disimpulkan dari penelitian Banerjee, (2003) Arend, (2000).
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-52-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Keterangan :
1. Diadopsi dan disimpulkan dari hasil penelitian Chiou-Guey Jan et al, (2012)
2. Diadopsi dan disimpulkan dari hasil penelitian Wibowo (2002); Chiou-Guey Jan et al,
(2012)
3. Diadopsi dan disimpulkan dari hasil penelitian Wibowo (2002); Chiou-Guey Jan et al,
(2012)
4. Diadopsi dan disimpulkan dari hasil Chiou-Guey Jan et al, (2012)
5. Diadopsi dan disimpulkan dari hasil Chiou-Guey Jan et al, (2012); Arend, (2000); dan
Banerjee, (2003)
6. Diadopsi dan disimpulkan dari hasil Chiou-Guey Jan et al, (2012); Wibowo (2002)
7. Diadopsi dan disimpulkan dari hasil Benerjee, (2003); Burchell dan Fine (1997)
8. Diadopsi dan disimpulkan dari hasil Benerjee, (2003): Wibowo (2002)
9. Diadopsi dan disimpulkan dari hasil Benerjee, (2003)
Hipotesis berfungsi untuk menentukan suatu keputusan, dimana itu belum jelas benar
atau salah (criminal trial). Pernyataan yang masih belum jelas benar atau salah disebut null
hypothesis yang dilambangkan dengan Ho. Lalu ada pernyataan kedua atau disebut dengan
research hypothesis yang dilambangkan dengan H1. Keputusan tergantung pada penolakan
dan penerimaan Ho (Keller, 2007). Hipotesis juga mempengaruhi signifikansi parameter
dalam suatu model persamaan struktural. Untuk megetahui adanya signifikansi antara
hipotesis maka dilakukan t-test. (Ghozali dan Fuad, 2008). Pada Tabel 2 dijelaskan tentang
hipotesis pada penelitian ini.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-52-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Hipotesis Keterangan
5 Terdapat hubungan yang positif antara sumber daya manusia
terhadap perkembangan teknologi untuk industri perangkat lunak
6 Terdapat hubungan yang positif antara kebijakan pemerintah
terhadap perusahaan swasta
7 Terdapat hubungan yang positif antara perusahaan swasta terhadap
sumber daya manusia
8 Terdapat hubungan yang positif antara perusahaan swasta terhadap
teknologi
9 Terdapat hubungan yang positif antara perusahaan swasta terhadap
kemajuan industri perangkat lunak
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-52-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Gambar 2 Path Diagram Structural Equation Modeling (SEM) dengan Polychoric Correlation (t-
value)
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-52-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Hasil Tingkat
No Fit Index Cut-off Value
Model Kecocokan
10. Incremental Fit Index (IFI) IFI≥0,9 0.95 Fit
11. Relative Fit Index (RFI) RFI≥0,9 0.78 Kurang Fit
12. Critical N (CN) CN≥200 101.79 Kurang Fit
13. Root Mean Square Standardized≤0,0 0.12 Kurang Fit
Residual (RMR) 5
14. Goodness of Fit Index GFI≥0,9 0.74 Kurang Fit
(GFI)
15. Adjusted Goodness of Fit AGFI≥0.9 0.64 Kurang Fit
Index (AGFI)
Pada pengujian model konstruk didapatkan chi square 380,55 menandakan model
kurang fit karena nilainya terlalu besar. Untuk indikator ECVI, penilaian model fit, hal ini
ditandai nilai model ECVI sebesar 2.31 lebih kecil daripada ECVI saturated dan
independence. Dengan kecilnya nilai ECVI kedepannya model cukup potensial untuk
direplikasi. Nilai RMSEA sebesar 0,06 menandakan model fit. Selain itu nilai CFI sebesar
0,95 menandakan bahwa model fit, lalu ada nilai GFI sebesar 0,74 menandakan bahwa model
kurang fit. Nilai CN sebesar 101,79 menandakan model kurang fit. Dengan hasil penilaian
model fit dapat disimpulkan bahwa:
1. Model dapat dikatakan kurang fit maka perlu dilakukan modifikasi model
2. Model sangat potensial untuk direplikasi untuk penelitian selanjutnya,
3. Sampel yang digunakan seharusnya lebih daripada 200 untuk menandakan model fit,
karena nilai CN hanya sebesar 101,79.
Setelah penilaian model fit, tujuan dari Structural Equation Modeling (SEM) adalah
pengujian hipotesis antara variabel laten untuk memperoleh signifikansi yang diperoleh dari
teori yang telah dibangun. Pada Tabel 4 dijelaskan uji hipotesis lebih lanjut antara variabel
laten.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-52-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
No
Hubungan t-value Keterangan Hipotesis
5. Terdapat hubungan yang positif
antara sumber daya manusia Kurang
0.84 H5 Ditolak
terhadap perkembangan teknologi signifikan
untuk industri perangkat lunak
6. Terdapat hubungan yang positif
antara kebijakan pemerintah 3.31 Signifikan H6 Diterima
terhadap perusahaan swasta
7. Terdapat hubungan yang positif
antara perusahaan swasta terhadap 2.70 Signifikan H7 Diterima
sumber daya manusia
8. Terdapat hubungan yang positif
antara perusahaan swasta terhadap
2.33 Signifikan H8 Diterima
teknologi.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-52-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Setelah modifikasi model ke dalam bentuk reciprocal, penilaian model fit tetap harus
dilakukan. Agar modifikasi model mendapatkan model yang sesuai dan fit. H1-H5 mengalami
kenaikan pada nilai t-valuesnya, nilai t-values nya masih kurang dari 1,96. Dapat disimpulkan
bahwa pemodelan reciprocal membuat penilaian model menjadi tidak fit, tetapi sebenarnya
dapat mengubah signifikansi hipotesis-hipotesis sebelum modifikasi walaupun tidak ada
perubahan signifikansi. Dengan tidak ada perubahan signifikansi hipotesis, analisis antara
hubungan variabel laten dapat dilakukan analisis kenyataan di lapangan.
Berdasarkan t-values sebelum modifikasi model, faktor-faktor yang tidak
mempengaruhi kemampuan inovasi produk perangkat lunak (KIP) adalah sumber daya
manusia (SDM) (-0.24), teknologi (T) (1.124), kebijakan pemerintah (KP) (-0.05), dan
perusahaan swasta (PS) (0.69).
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-52-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
DAFTAR PUSTAKA
A. Ngo-The, G. Ruhe, A systematic approach for solving the wicked problem of software
release planning, Soft Comput. 12 (1) (2008) 95–108.
Banerjee P. (2003), Some indicators of dynamic technological competencies:understanding of
Indian software managers, Technovation 23 (2003) 593–602
Chandra, P. (2009). Competitiveness of Indian manufacturing: findings of the third National
manufacturing survey. Report Submitted to the National Manufacturing
Competitiveness Council, March 2009
http://www.iimb.ernet.in/wchandra/NMCC%20Report%202009.pdf.
Ghozali, Imam dan Fuad (2008), Structural Equation Modeling: Teori, Konsep, dan Aplikasi
dengan Program Lisrel, Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Grant, R. M. (1991). Prospering in dynamically-competitive environments: Organizational
capability as knowledge integration. Organization Science, 7(4), 375−387.
H. Tsai, H. Moskowitz, H. Lee, Human resource selection for software development projects
using Taguchi’s parameter design, Eur. J. Oper. Res. 153 (1) (2003) 167–180.
Jan CG., Chan CC., Teng CH., (2012), The effect of clusters on the development of the
software industry in Dalian, Technology in Society 34 (2012) 163–173
Jogianto HM (2008). Pedoman survei kuesioner: mengembangkan kuesioner, mengatasi bias
dan meningkatkan respon, Yogyakarta, Badan Penerbit Ekonomika dan Bisnis UGM.
Kelompok Kerja Indonesia Design Power (2008), Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia
2025, Departemen Perdagangan Indonesia.
L.D. Otero, G. Centeno, A.J. Ruiz-Torres, C.E. Otero, A systematic approach for resource
allocation in software projects, Comput. Ind. Eng. 56 (4) (2009) 1333–1339.
L.R. De Carvalho, Planejamento da Alocação de Recursos Humanos em Ambientes de
Desenvolvimento de Software Orientados à Organização, PhD Thesis, Universidade
Federal do Rio de Janeiro, COPPE, Brazil, 2003.
Punter, T., Krikhaar, R.L., Bril, R.J., 2006. Sustainable technology transfer. In: Proceedings
of the International Workshop on Software Technology Transfer in Software
Engineering (WOTTSE) at ICSE’06. ACM, Shanghai, pp. 15–18.
Suyadi, I. (2008). Pengaruh kepemimpinan, infrastruktur, pembelajaran organisatoris terhadap
tehnologi, pelayanan, pasar dan merk dalam strategi ecommerce di Indonesia.
Disertasi, Universitas Brawijaya.
T. DeMarco, T. Lister, Peopleware: Productive Projects and Teams, second ed., Dorset
House, New York, 1999.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-52-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Wahono, RS (2007), Industri Software Lokal: Kualitas dan Peluang, Seminar Nasional The
Development of Software Project in Indonesia, STT PLN, Jakarta, 12 Maret 2007
Wibowo, Wahyu C. (2002), Pengembangan Industri Perangkat Lunak di Indonesia, Fakultas
Ilmu Komputer Universitas Indonesia
Wijaya, Andri (2008), Kematangan Industri Perangkat Lunak Indonesia (KIPI v1.0) Dan
Capability Maturity Model (CMM), Algoritma : Jurnal Ilmiah STMIK GI MDP, Vol
4, No. 3
Zelkowitz, M.V., Wallace, D.R., Binkley, D., 1998. Understanding the culture clash in
software engineering technology transfer. University of Maryland Technical Report.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-52-11