SKRIPSI
Oleh :
RUTH YOHANNA
170100203
SKRIPSI
Oleh :
RUTH YOHANNA
170100203
Pembimbing
NIP.197307212009121001
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya skripsi yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan
Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Terhadap COVID-19” yang
merupakan salah satu syarat memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran.
1. Kepada Prof.Dr. dr. Aldy S. Rambe, Sp. S (K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Kepada Dosen Pembimbing dalam penulisan penelitian ini, Dr.dr. Iqbal
Pahlevi Adeputra Nasution,Sp.BA(K), yang dengan sepenuh hati telah
meluangkan segenap waktu untuk bimbingan dan memberikan arahan dan
masukan bagipenulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Kepada Dosen Penguji dalam penulisan penelitian ini, Dr. dr. Muara
Panusunan Lubis, M. Ked (OG), Sp.OG(K) selaku Ketua Penguji dan Dr. dr.
Supriatmo, M.Ked (Ped), Sp.A(K) selaku Anggota Penguji yang telah
memberikan saran dan masukan yang membangun dalam penyempurnaan
penulisan skripsi ini.
4. Kepada seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga
penyelesaian studi dan juga penulisan skripsi ini.
5. Kepada seluruh responden yang telah sukarela meluangkan waktunya mengisi
kuesioner yang telah disediakan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan
lancar.
6. Kepada orang tua penulis, Ayahanda Agus Harlen dan Ibunda Destiar Tuty
Anna Manalu , yang senantiasa mendoakan, mendukung, dan memotivasi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan hasil penelitian ini masih belum
sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini di kemudian hari.
Ruth Yohanna
iii
Halaman
2.1. COVID-19……………………………………... 6
2.1.1 Definisi dan Etiologi……………………….. 6
2.1.2 Epidemiologi………………………………. 6
2.1.3 Karakteristik dan Taksonomi……………... 7
2.1.4 Struktur SARS-CoV-2…………………….. 8
2.1.5 Cara Penularan…………………………….. 10
2.1.6 Faktor resiko………………………………. 11
2.1.7 Patogenesis………………………………... 12
2.1.8 Manifestasi Klinis…………………………. 16
2.1.9. Pemeriksaan Laboratorium .......................... 19
2.1.10. Pemeriksaan Radiologi ................................ 19
2.1.11. Diagnosis .................................................... 20
iv
vi
vii
Nomor Halaman
viii
Nomor Halaman
ix
IL-6 : Interleukin 6
Latar belakang: COVID-19 adalah masalah yang sedang dihadapi di lebih dari 200 negara di
dunia. Indonesia juga terkena dampak buruk dari COVID-19,di mana tingkat kematiannya
mencapai 6,55% pada akhir Mei 2020.Menanggapi hal ini, Pemerintah Indonesia membuat
kebjiakan dan aturan-aturan untuk mengendalikan dan mencegah COVID-19. Untuk menjamin
keberhasilan dalam pengendalian dan pencegahan COVID-19, kepatuhan masyarakat sangatlah
penting, yang sebagian besar dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan praktik mereka terhadap
COVID-19.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan,sikap,dan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
terhadap COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
rancangan cross-sectional . Data penelitian ini menggunakan data primer dengan cara pengisian
kuesioner oleh mahasiswa FK USU. Sampel penelitian ini berjumlah 90 orang. Teknik Sampel
yang digunakan adalah Stratified random sampling. Data penelitian dianalisis menggunakan
komputerisasi. Hasil: Tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU tentang COVID-19 tergolong
baik (98,9%), tingkat sikap terhadap pencegahan COVID-19 tergolong baik (100%), tingkat
tindakan terhadap pencegahan COVID-19 tergolong baik (85,6%). Kesimpulan: Secara
keseluruhan,tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa FK USU terhadap COVID-19
berada pada kategori baik.
xi
Background: COVID-19 is a problem that is being faced in more than 200 countries in the world.
Indonesia is also adversely affected by COVID-19, where the death rate reached 6.55% at the end
of May 2020. Responding to this, the Government of Indonesia made policies and regulations to
control and prevent COVID-19. To ensure success in controlling and preventing COVID-19,
community compliance is very important, which is largely influenced by their knowledge,
attitudes, and practices towards COVID-19. Objective: to determine the level of knowledge,
attitudes and practice of medical students of Universitas Sumatera Utara towards COVID-19
Pandemic. Method: This study uses a descriptive study with a cross-sectional design. The data of
this study used primary data by filling out questionnaires by USU FK students. The sample of this
study was 88 people. The sampling technique used is stratified random sampling. Research data
were analyzed using computerization.Results:The level of knowledge of USU medical students
about COVID-19 is classified good(98,9%), the level of attitude of USU medical students toward
COVID-19 prevention is classified good(100,0%), and the level of practice of USU medical
students toward COVID-19 prevention is classified good(85,6%). Conlusion: Overall, the level of
knowledge, attitude, and practice of USU medical students toward COVID-19 are in the good
category.
xii
PENDAHULUAN
Sejak 31 desember hingga 2 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai
dengan dilaporkannya sebanyak 41 kasus. Tidak sampai satu bulan,penyakit ini telah
menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.
(Huang et al., 2020) Pada 7 Januari 2020, sebuah coronavirus baru diidentifikasi oleh
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC) dari sampel usap
tenggorokkan pasien dan selanjutnya diberi nama 2019-nCoV oleh WHO. (Chen et
al., 2020) Namun, pada 11 Februari 2020 WHO mengubah nama virus tersebut
menjadi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan
menyebut penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut sebagai COVID-19
(WHO.2020)
SARS-CoV-2 adalah virus RNA beruntai tunggal positif yang berasal dari
keluarga Coronaviridae. Virus lain dari keluarga yang sama yaitu Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV), yang muncul pada 2002, dan
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), yang dilaporkan pada
2012. (Ramphul and Mejias, 2020) Penularan SARS-CoV-2 dari orang ke orang
dapat terjadi terutama melalui kontak langsung atau percikan (droplets) yang
disebarkan dari orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 yang batuk atau bersin. (Rothan
and Byrareddy, 2020) Masa inkubasi COVID-19 ( waktu antara paparan virus
hingga timbulnya gejala) adalah rata-rata 5-6 hari, namun bisa sampai 14 hari.
(WHO.2020) Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering,
dan kelelahan. (WHO.2020)
Pada tanggal 2 Maret 2020, 64 negara di luar Cina telah melaporkan 8.774
kasus yang dikonfirmasi COVID-19 dengan 128 kematian, serta penularan
komunitas yang signifikan terjadi di beberapa negara di seluruh dunia, termasuk
Indonesia dan kemudian COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO
pada 11 Maret 2020 (WHO 2020). Hingga kini,18 Mei 2020, berdasarkan laporan
WHO, telah dilaporakan 4.525.497 kasus yang dikonfirmasi secara global dan
307.395 kematian , didistribusikan sebagai berikut: wilayah Pasifik Barat 167.546
kasus dan 6.730 kematian,wilayah Eropa 1.870.545 kasus dan 165.951 kematian,
wilayah Asia Tenggara 134.531 kasus dan 4.351 kematian,wilayah Mediterania
Timur 326.568 kasus dan 9.841 kematian, wilayah Amerika 1.966 .932 kasus dan
118.799 kematian dan di wilayah Afrika 58. 663 kasus dan 1.710 kematian (WHO
2020)
Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai dasar, pedoman dan
sumber data bagi pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut terkait COVID-19
3. Bagi Peneliti
2.1. COVID-19
2.1.2. Epidemiologi
Penularan juga dapat terjadi melalui benda di lingkungan sekitar orang yang
terinfeksi (fomites). Tetesan atau percikan (droplet) dari penderita COVID-19 dapat
mendarat di benda dan permukaan sekitar,seperti meja, gagang pintu dan pegangan
tangga.Seseorang dapat terinfeksi dengan menyentuh benda atau permukaan ini,
kemudian menyentuh mata, hidung atau mulut mereka.
Penularan melalui udara dapat mungkin terjadi dalam keadaan dan pengaturan
2.1.7. Patogenesis
Namun, dalam beberapa kasus, respons imun yang disfungsional terjadi, yang
dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang parah dan bahkan menyebabkan
patologi sistemik. Ketika SARS-CoV-2 menginfeksi sel-sel yang mengekspresikan
reseptor permukaan angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) dan TMPRSS2,
replikasi aktif dan pelepasan virus menyebabkan sel inang mengalami pyroptosis dan
melepaskan pola molekul yang terkait dengan adanya kerusakan, termasuk ATP,
asam nukleat dan ASC oligomers. Hal ini kemudian dikenali oleh sel epitel , sel
endotel dan makrofag alveolar yang bersebelahan, yang memicu pembentukan sitokin
dan kemokin pro inflamasi (termasuk IL-6, IP-10, protein inflamasi makrofag 1α
(MIP1α), MIP1β, dan MCP1). Protein-protein ini menarik monosit, makrofag, dan sel
T ke lokasi infeksi, mendorong peradangan lebih lanjut (dengan penambahan IFNγ
yang diproduksi oleh sel T) dan membentuk loop umpan balik pro-inflamasi. Pada
respon imun yang cacat ini dapat menyebabkan akumulasi sel imun lebih lanjut di
paru-paru, yang menyebabkannya kelebihan produksi sitokin pro-inflamasi, yang
akhirnya merusak infrastruktur paru-paru. Badai sitokin yang dihasilkan bersirkulasi
ke organ lain, yang menyebabkan kerusakan multi-organ. Selain itu, antibodi non-
netralisasi yang diproduksi oleh sel B dapat meningkatkan infeksi SARS-CoV-2
a. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala yang
tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan
nyeri tenggorok,kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Pada beberapa
kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan. Pada kondisi ini
pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas
pendek.
b. Pneumonia ringan
c. Pneumonia berat
Pada pasien dewasa yang mengalami pneumonia berat dapat ditandai dengan
adanya gejala berupa demam atau adanya kecurigaan infeksi saluran napas.Selain itu
juga muncul tanda takipnea (frekuensi napas>30x/menit), distress pernapasan berat
atau saturasi oksigen <90%
Pada pasien anak-anak yang mengalami pneumonia berat dapat ditandai dengan
adanya gejala batuk atau tampak sesak yang disertai adanya salah satu kondisi
berikut:
- Sianosis central atau SpO2 <90%
- Distress napas berat (retraksi dada berat)
- Pneumonia dengan tanda bahaya (tidak mau menyusu atau minum; letargi atau
penurunan kesadaran; atau kejang)
Onset acute respiratory distress Syndrome (ARDS) dapat terjadi baru atau
merupakan perburukan gejala respirasi dalam 1 minggu setelah diketahui kondisi
klinis.
e. Sepsis
f. Syok septik
Definisi syok septik yaitu hipotensi persisten setelah resusitasi volum adekuat
sehingga diperlukan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg dan
serum laktat > 2 mmol/L.
2.1.11. Diagnosis
Seseorang yang mengalami demam ((≥38°C) atau riwayat demam; atau gejala
gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk.
DAN
tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
DAN
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memenuhi salah satu kriteria
berikut:
a. Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan
transmisi lokal
b. Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia
(Kemenkes RI, 2020)
Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang
konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG) merupakan kontak erat
dengan kasus konfirmasi COVID-19.(Kemenkes RI, 2020)
Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada
dalam ruangan atau berkunjung (dalam jarak 1 meter dengan kasus pasien
dalam pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala
dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. (Kemenkes RI, 2020)
2.1.14. Pengobatan
2.1.15. Pencegahan
Saat ini masih belum ada vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19.(PDPI.2020)
Vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19 sedang dalam tahap pengembangan/uji
coba.(Kemenkes.2020) Pencegahan terbaik adalah menghindari paparan virus
penyebab. (CDC.2020)
a. Mencuci tangan lebih sering dengan sabun dan air setidaknya 20 detik atau
menggunakan pembersih tangan berbasis alcohol (hand sanitizer),sesampainya
di rumah atau tempat bekerja,setelah membersihkan kotoran hidung,batuk atau
bersin dan ketika makan atau mengantarkan makanan
b. Menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum
dicuci
c. Tidak berjabat tangan
d. Mengindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit
e. Menutupi mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas bagian dalam atau
dengan tisu lalu langsung membuang tisu ke tempat sampah dan segera
mencuci tangan
f. Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah berpergian
g. Membersihkan dan memberikan desinfektan secara berkala pada benda-benda
yang sering disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot (meja, kursi,
dan lainlain),gagang pintu, dan lain-lain.
h. Menggunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung
ketika sakit atau saat sedang keluar rumah.
Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan imunitas diri pada orang yang
terpapar COVID-19,yaitu sebagai berikut:
a. Konsumsi gizi seimbang
b. Aktifitas fisik/senam ringan
c. Istirahat cukup
d. Suplemen vitamin
e. Tidak merokok
f.Mengendalikan komorbid (misal diabetes mellitus, hipertensi, kanker).
3. Bekerja dari rumah (Work From Home), jika memungkinkan dan kantor
memberlakukan ini.
4. Tidak berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum.
5. Menghindari bepergian ke luar kota/luar negeri termasuk ke tempat-tempat
wisata.
6.Menghindari berkumpul dengan teman dan keluarga, termasuk
berkunjung/bersilaturahmi tatap muka dan menunda kegiatan bersama.
Menghubungi mereka dengan telepon,internet, dan media social
7. Menggunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter atau
fasilitas lainnya.
8. Jika sakit, tidak mengunjungi orang tua/lanjut usia. Jika tinggal satu rumah
dengan mereka, maka menghindari interaksi langsung dengan mereka.
9. Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri di rumah.
10. Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di rumah.
1. Jika terpaksa harus bepergian, saat batuk dan bersin gunakan tisu lalu langsung
buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan.
2. Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan atas bagian
dalam. (Kemenkes RI.2020)
2.2 PENGETAHUAN
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.Pengindraan terjadi melalui
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior). (Notoatmodjo, 2014)
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
kehidupan. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum,rumus,metode,prinsip,dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen ,tetapi masih didalam satu struktur organisasi,dan masih
ada kaitannya satu sama lain.Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja,seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya .
5. Sintesis
2.3. SIKAP
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari sesorang terhadap
suatu stimulus atau objek.Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan
tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.Sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
1.Menerima
2.Merespons
3.Menghargai
4.Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
merupakan sikap yang paling tinggi. (Notoatmodjo, 2014)
2.4 TINDAKAN
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
1.Respons terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh merupakan indicator praktik tingkat pertama.
2. Mekanisme
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat
kedua.
3.Adopsi
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya,tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut. (Notoatmodjo, 2014)
Coronaviridae 2.MERS-CoV
Epidemiologi
COVID-19
(Coronavirus Cara penularan
Pengobatan Disease 2019)
Manifestasi klinis
Pencegahan
Penegakkan
diagnosis
=Tingkat pengetahuan,sikap,dan
tindakan
Mahasiswa FK USU:
-Tingkat Pengetahuan
COVID-19
-Sikap
-Tindakan
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran USU
angkatan 2017, 2018, dan 2019 yang jumlahnya dapat dilihat di dalam tabel 3.1 berikut:
33
Dari table 3.1 tersebut diketahui bahwa jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah
759 orang
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Kedokteran USU angkatan
2017,2018,dan 2019 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditentukan
sebagai berikut:
1.Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2017-2019 yang aktif dan tidak
sedang mengambil cuti akademik
2.Bersedia mengikuti penelitian dengan mengisi kuesioner online melalui google
form setelah penjelasan atau informed consent
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus besar
sampel slovin sebagai berikut :
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N :Jumlah Populasi mahasiswa FK USU
e : tingkat batas toleransi kesalahan (margin of error 10%)
n= 759
1+759 (0,1)2
n= 759
8,59
n = 88,35≈ 88
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik Stratified Proportional Sampling ¸ yang mana sampel dalam
penelitian ini dibagi rata dalam setiap pembagian angkatan pada mahasiswa fakultas
kedokteran USU
ni = Ni X n
N
Keterangan :
Ni : Jumlah populasi pada setiap angkatan
n : Jumlah sampel dikeseluruhan populasi
N : Jumlah populasi seluruhnya
ni : Jumlah sampel pada setiap angkatan
Berdasarkan rumus tersebut maka dapat dihitung sampel mahasiswa yang terpilih di
setiap angkatan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara berdasarkan jenis data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu :
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada
responden. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan terkait COVID-19 untuk menilai
tingkat pengetahuan,sikap dan tindakan.Kuesioner penelitian ini menggunakan
kuesioner yang telah disusun sesuai dengan rumusan permasalahan yang diteliti. Bagi
calon responden yang bersedia menjadi responden diminta untuk menandatangani
informed consent.
Pengumpulan data sekunder berasal dari data yang didapatkan dari Direktori
Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang berupa jumlah mahasiswa.
Instrumen berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang
terdiri dari 4 bagian yaitu data demografi, kuesioner pengetahuan,sikap,dan tindakan
terhadap COVID-19.
Jumlah pertanyaan 17
Jumlah jawaban 3 ( Ya,Tidak, Tidak Tahu)
Skor tertinggi Jawaban yang benar diberi poin 2
Skor terendah Jawaban yang salah diberi nilai 1
dan tidak tahu diberi poin 0
Jumlah skor terendah Skoring terendah x Jumlah
pertanyaan
= 0 x 17
=0
Jumlah skor tertinggi Skoring tertinggi x Jumlah
pertanyaan
= 2 x 17
= 34
Kategori (K) 3 (Baik,Cukup,Kurang)
Range ( R) Jumlah skor tertinggi- Jumlah
skor terendah
= 34 – 0
= 34
Interval (I) Range (R) ÷ Kategori (K)
= 34 ÷ 3
= 11,3
= 11
Jumlah Pertanyaan 10
Jumlah Jawaban 4 ( Sangat setuju (SS) , Setuju (S), Tidak
Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor setiap jawaban dari Sangat Setuju (SS) : diberi poin 4
petanyaan favorable Setuju (S) : diberi poin 3
Tidak Setuju (TS) : diberi poin 2
Sangat Tidak Setuju : diberi poin 1
Jumlah skor terendah Skoring terendah x Jumlah pertanyaan
= 1 x10
= 10
Jumlah Skor tertinggi Skoring tertinggi x Jumlah pertanyaan
= 4 x 10
= 40
Kategori (K) 3 ( Baik , Cukup, Kurang )
Range (R) Jumlah skor tertinggi- Jumlah skor terendah
= 40 – 10
= 30
Interval (I) Range (R) ÷ Kategori (K)
= 30÷ 3
= 10
Skor 31 - 40 = Baik
Skor 21 - 30 = Cukup
Skor <21 = Kurang
Jumlah Pertanyaan 15
Jumlah Jawaban 4 ( Selalu, Sering, Kadang – Kadang,
Tidak Pernah )
Skor setiap jawaban dari pertanyaan Selalu :4
positif Sering :3
Kadang-Kadang : 2
Tidak Pernah :1
Skor setiap jawaban dari pertanyaan Selalu :1
negatif Sering :2
Kadang-Kadang : 3
Tidak Pernah :4
Jumlah skor terendah Skoring terendah x Jumlah pertanyaan
= 1 x 15
= 15
Jumlah skor tertinggi Skoring tertinggi x Jumlah pertanyaan
= 4 x 15
= 60
Kategori (K) 3 ( Baik,Cukup,Kurang)
Range (R) Jumlah skor tertinggi- Jumlah skor
terendah
= 60 – 15
= 45
Interval (I) Range (R) ÷ Kategori (K)
=45 ÷ 3
= 15
Skor 46 - 60 = Baik
Skor 31 - 45 = Cukup
Skor <31 = Kurang
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur (Notoadmojo, 2012). Kuesioner yang telah selesai disusun
akan diuji validitasnya dengan SPSS 22. Uji validitas dilakukan dengan korelasi
Pearson, skor yang didapat dari setiap pertanyaan dikorelasikan dengan skor total
untuk tiap variabel.Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total
diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel. Nilai r tabel untuk
jumlah responden 29 orang adalah 0,367. Jika nilai koefisien korelasi Pearson dari
suatu pertanyaan tersebut berada di atas nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.
Dari hasil uji validasi menunjukkan bahwa semua pertanyaan dalam kuesioner yang
telah disusun adalah valid.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh
pertanyaan yang valid dengan koefisien reliabilitas alpha pada aplikasi SPSS 22. Jika
nilai cronbach’s alpha lebih besar dari nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut
reliabel.
Sampel yang digunakan pada uji validitas dan reliabilitas ini adalah mahasiswa
kedokteran yang memiliki karakteristik sama dengan sampel. Hasil uji validitas
dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.6
Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting dalam penelitian.
Dengan adanya pengolahan data kita dapat memperoleh penyajian data sebagai hasil
yang berarti dan kesimpulan yang baik.
Kuesioner yang telah diisi terlebih dahulu dikumpulkan kemudian diperiksa
kelengkapannya, dimasukkan dan diolah dengan sistem komputerisasi menggunakan
program pengolahan data dengan melalui beberapa tahap-tahap sebagai berikut :
a. Editing
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian dari formulir atau
kuesioner
b. Coding
c. Entry
d. Cleaning
Data dari setiap responden diolah secara komputerisasi. Analisis data yang
diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
BAB IV
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 33 36.7
Perempuan 57 63.3
Total 90 100.0
Dari tabel 4.2 dapat dilihat distribusi responden berdasarkan jenis kelamin,
sehingga dapat diuraikan bahwa presentasi perempuan lebih besar yaitu dengan
jumlah 57 orang (63.3 %), sedangkan laki-laki 33 orang (36.7%).
Umur N %
17 1 1.1
18 7 7.8
19 27 30.0
20 31 34.4
21 20 22.2
22 3 3.3
23 1 1.1
Angkatan N %
2017 30 33.3
2018 30 33.3
2019 30 33.3
Total 90 100.0
Dari tabel 4.3 dapat dilihat distribusi responden berdasarkan angkatan dengan
jumlah 30 orang (33.3 %) pada angkatan 2017, 30 orang (33.3) pada angkatan
2018, 30 orang (33.3 %) pada angkatan 2018. Jumlah tersebut manunjukkan
adanya distribusi yang sama di setiap angkatan.
Total 90 100.0
Dari tabel 4.3 dapat dilihat distribusi responden berdasarkan riwayat diri
menderita COVID-19 dengan jumlah 2 orang (2,2 %) pernah menderita COVID-
19 dan 88 orang (97,8 %) tidak pernah menderita COVID-19.
Epidemiologi COVID-19
2. COVID-19 awalnya mulai 85 94.4 3 3.3 2 2.2
menyebar dari Pasar Grosir
Makanan Laut Huanan di
Wuhan,Cina.
Faktor resiko
8. Orang-orang berusia 65 tahun ke
atas beresiko mengalami COVID-
62 68.9 28 31.1 - -
19 dengan tingkat yang parah
9. Orang-orang dari segala usia 90 100.0 - - - -
dengan kondisi medis yang
mendasarinya ( penderita penyakit
paru kronis,kondisi jantung yang
serius,dan Immunocompromised )
beresiko tinggi mengalami
COVID-19 dengan tingkat yang
parah
10. Penderita 83 92.2 2 2.2 5 5.6
diabetes,obesitas,penyakit
hati,ginjal kronis beresiko tinggi
mengalami COVID-19 dengan
tingkat yang parah
Manifestasi Klinis
11 Masa inkubasi COVID-19 adalah 86 95.6 2 2.2 2 2.2
rata-rata 5-6 hari, namun bisa
sampai 14 hari
Pencegahan
17. Saat ini belum ada vaksin untuk 77 85.6 9 10.0 4 4.4
mencegah COVID-19
Tingkat N %
Pengetahuan
Baik 89 98.9
Cukup
1 1.1
Total 90 100.0
poin, nilai responden akan dikatakan cukup bila mendapatkan nilai 21-30 poin,
dan nilai responden akan dikatakan kurang bila mendapatkan nilai kurang dari 21
poin. Distribusi frekuensi sikap terhadap COVID-19 dapat dilihat pada tabel 4.7
Nilai Sikap N %
Baik 90 100.0
Total 90 100.0
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku.(Notoatmodjo, 2014). Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan seluruh
responden (100,0%) memiliki sikap yang baik terhadap pencegahan COVID-19.
Hal ini sejalan dengan penelitian Hamzah (2020) yang menunjukkan bahwa
94,4% responden memiliki sikap yang positif tentang upaya pencegahan
penyebaran COVID-19.
Sebanyak 94.4% responden juga melakukan penerapan etika batuk dan bersin
dengan baik sebagai pencegahan penularan COVID-19 yaitu menutup mulut saat
batuk dan bersin dengan lengan atas bagian dalam atau dengan tisu lalu langsung
membuang tisu ke tempat sampah dan segera mencuci tangan. Terdapat 88.61%
responden melakukan pembatasan interaksi fisik dengan baik untuk mencegah
COVID-19. Pembatasan interaksi fisik yang dilakukan yaitu menghindari
berkumpul dengan teman lewat tatap muka selama pandemic COVID-19, tidak
berdekatan dan mengatur jarak minimal 1 meter dengan orang lain, menghindari
penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus, dan angkot) yang tidak perlu,
dan menghindari pergi ke luar kota/luar negeri termasuk ke tempat-tempat wisata
selama pandemic COVID-19.
Tingkat tindakan N %
Baik 77 85.6
Cukup 13 14.4
Total 90 100.0
Sumber informasi N %
WHO/CDC 66 73.3
Pedoman COVID-19 (PDPI/Kemenkes) 70 77.8
Webinar Online 73 81.1
Jurnal ilmiah 42 46.7
TV 67 74.4
Koran 17 18.9
Tabel 4.10 memperlihatkan semua responden pada penelitian ini sudah pernah
mendapatkan informasi tentang COVID-19, informasi yang paling dominan
diperoleh dari webinar online yaitu 73 responden (81.1%). Kemudian diikuti oleh
informasi dari pedoman COVID-19 (77.8%), TV (74.4%), WHO/CDC (73.3%),
jurnal ilmiah (46.7%), dan koran (18.9%).
Adanya informasi mengenai COVID-19 yang telah diperoleh oleh semua
responden dan tingkat pengetahuan responden dengan kategori baik sebanyak
98.9 % sejalan dengan pernyataan Budiman dan Riyanto (2013) yang menyatakan
Informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang. Jika sering mendapatkan informasi
tentang suatu pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan wawasannya,
sedangkan seseorang yang tidak sering menerima informasi tidak akan menambah
pengetahuan dan wawasannya.
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, adapun kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
5.2 SARAN
60
Diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi untuk
melakukan strategi dalam edukasi mengenai COVID-19 kepada mahasiswa FK
USU.
Ahn, D. G., Shin, H. J., Kim, M. H., Lee, S., Kim, H. S., Myoung, J., Kim, B. T., &
Kim, S. J. (2020). Current status of epidemiology, diagnosis, therapeutics, and
vaccines for novel coronavirus disease 2019 (COVID-19). Journal of
Microbiology and Biotechnology, 30(3),313–324. https://doi.org/10.4014/jmb.
2003.03011
Astuti, I., & Ysrafil. (2020). Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2): An overview of viral structure and host response. Diabetes
and Metabolic Syndrome: Clinical Research and Reviews, 14(4), 407–412.
https://doi.org/10.1016/j.dsx.2020.04.020
Brooks, G. F., Jawetz, E., Melnick, J. L., & Adelberg, E. A. 2013. Jawetz, Melnick
& Adelberg’s medical microbiology,28th edn. McGraw-Hill Education
Budiman & Riyanto.2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan.Salemba Medika, Jakarta.
Center for Disease Control and Prevention (CDC) . 2020. People Who Are at Higher
Risk for Severe Illness. Accessed 20 April 2020. Available at
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/need-extra-precautions/index
.html
Center for Disease Control and Prevention (CDC). 2020, Symptoms of Coronavirus.
accessed 20 april 2020. Available at https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-
ncov/symptoms-testing/symptoms.html
Center for Disease Control and Prevention (CDC). 2020. Interim Clinical Guidance
for Management of Patients with Confirmed Coronavirus Disease (COVID-
19). accessed 20 april 2020. Available at https://www.cdc.gov/coronavirus/
/2019-ncov/hcp/clinical-guidance-management-patients.html
Center for Disease Control and Prevention (CDC). 2020. Information for Clinicians
on Investigational Therapeutics for Patients with COVID-19. accessed 29
May 2020. Available at https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/ hcp/
therapeutic-options.html
62
Chen, N., Zhou, M., Dong, X., Qu, J., Gong, F., Han, Y., Qiu, Y., Wang, J., Liu, Y.,
Wei, Y., Xia, J., Yu, T., Zhang, X., & Zhang, L. 2020. Epidemiological and
clinical characteristics of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in
Wuhan, China: a descriptive study. The Lancet, 395(10223), 507–513.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30211-7
Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, J., Hu, Y., Zhang, L., Fan, G., Xu, J., Gu,
X., Cheng, Z., Yu, T., Xia, J., Wei, Y., Wu, W., Xie, X., Yin, W., Li, H., Liu,
M., … Cao, B. (2020). Clinical features of patients infected with 2019 novel
coronavirus in Wuhan, China. The Lancet, 395(10223), 497–506.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30183-5
Kementrian Kesehatan RI. 2020. QnA : Pertanyaan dan Jawaban Terkait COVID-19
. accessed 1 May 2020, Available at https://covid19.kemkes.go.id/qna-
pertanyaan-dan-jawaban-terkait-covid-19/#.XtNJ6DozbIV
Pascarella, G., Strumia, A., Piliego, C., Bruno, F., Del Buono, R., Costa, F., Scarlata,
S., & Agrò, F. E. 2020. COVID-19 diagnosis and management: a
comprehensive review. Journal of Internal Medicine, March, 1–15.
https://doi.org/10.1111/joim.13091
Ramphul, K., & Mejias, S. G. 2020. Coronavirus Disease: A Review of a New Threat
to Public Health. Cureus, 19(3140). https://doi.org/10.7759/ cureus.
7276
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Sinto, R.,
Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Khie, L., Widhani, A., Wijaya, E.,
Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, O. M., Yunihastuti,
E.2020 . Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus
Tay, M. Z., Poh, C. M., Rénia, L., MacAry, P. A., & Ng, L. F. P. 2020. The trinity of
COVID-19: immunity, inflammation and intervention. Nature Reviews
Immunology, 1–12. https://doi.org/10.1038/s41577-020-0311-8
World Health Organization. 2020. Laboratory testing for 2019 novel coronavirus
(2019-nCoV) in suspected human cases [Www Document]. accessed 20
april 2020. Available at: https://www.who.int/publications/i/item/10665-331
501
World Health Organization. 2020 , Naming the coronavirus disease (COVID-19) and
the virus that causes it. accessed 25 April 2020, Available at:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-
guidance/naming-the-coronavirus-disease-(covid-2019)-and-the-virus-that-
causes-it
World Health Organization. 2020. Tatalaksana klinis infeksi saluran pernapasan akut
berat (SARI) suspek penyakit COVID-19. Accessed 24 May 2020. Available
at https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/tatalaksa
sana-klinis-suspek-penyakit-covid1935867f18642845f1a1b8fa0a0081efcb.
pdf?sfvrsn=abae3a22_2
Zhong, B. L., Luo, W., Li, H. M., Zhang, Q. Q., Liu, X. G., Li, W. T., & Li, Y. 2020.
Knowledge, attitudes, and practices towards COVID-19 among Chinese
residents during the rapid rise period of the COVID-19 outbreak: a quick
online cross-sectional survey. International Journal of Biological Sciences,
16(10), 1745–1752. https://doi.org/10.7150/ijbs.45221
Zou, X., Chen, K., Zou, J., Han, P., Hao, J., & Han, Z. 2020. Single-cell RNA-seq
data analysis on the receptor ACE2 expression reveals the potential risk of
different human organs vulnerable to 2019-nCoV infection. Frontiers of
Medicine. https://doi.org/10.1007/s11684-020-0754-0
LAMPIRAN
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada
Fakultas Kedokteran Universitas Sumtera Utara adalah benar merupakan hasil karya
penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya
orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara
jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini
bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, penulis
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan
sanksi lainnya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Ruth Yohanna
NIM.170100203
Demikian surat persetujuan ini saya sampaikan, atas kesediaan saudara/I sekalian
saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
( Ruth Yohanna)
Informed Consent
Responden
( )
KUESIONER PENELITIAN
(Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian)
Nama :
Jenis kelamin :
Usia :
Angkatan :
Riwayat diri menderita COVID-19 : Pernah Tidak Pernah
Sumber informasi mengenai COVID-19 : WHO,CDC.
Pedoman COVID-19
(PDPI, Kemenkes)
WEBINAR
Jurnal ilmiah (Pubmed,BMJ,dll)
TV
Koran
Lainnya _______________
(Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian)
Pilihlah salah satu pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda pada :
SS : jika anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut
S : jika anda setuju dengan pernyataan tersebut
TS : jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut
STS : jika anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut
Pilihlah salah satu pernyataan mengenai tindakan yang anda lakukan selama pandemi
COVID-19 di bawah ini dengan memberi tanda pada :
Distribusi Frekuensi
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
RiwayatCovid
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
%Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
%Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
%Tindakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
WHOatauCDC
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PedomanCOVID19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Webinaronline
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jurnalilmiah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
TV
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Koran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 90 100.0 100.0 100.0
P13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
P17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent