Anda di halaman 1dari 7

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Vitamin A

Pada Balita di Posyandu Flamboyan Wilayah Kerja


Puskesmas Rawasari

Ambo Sengeng
Staf Pengajar Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan

ABSTRAK

Vitamin A adalah vitamin yang larut lemak yang pertama ditemukan. Vitamin A essensial untuk
pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Di seluruh dunia anak-anak prasekolah diperkirakan
terdapat sebanyak 6-7 juta kasus baru kekurangan vitamin A tiap tahun, kurang lebih 10% diantaranya
menderita kerusakan kornea. Kekurangan vitamin A merupakan penyebab kebutaan yang paling sering
ditemukan pada anak-anak dan membuat 250.000-500.000 orang anak menjadi buta setiap tahunnya dan
separuh diantaranya akan meninggal dunia dalam tahun tersebut. Lebih kurang 150 juta anak lain
menghadapi peningkatan resiko kematian dalam usia kanak-kanak akibat penyakit infeksi yang
disebabkan oleh status vitamin A yang tidak memadai.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian
vitamin A pada Balita di Posyandu Flamboyan wilayah kerja Puskesmas Rawasari.Desain penelitian
adalah cross sectional. Populasi dan sampel penelitian adalah ibu-ibu yang mempunyai balita di
Posyandu Flamboyan Kelurahan Rawasari yang berjumlah 53 orang. Teknik pengambilan sampel secara
total sampling. Analisa data dilakukan secara bertahap yaitu univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77,4% responden memiliki perilaku baik dengan
memberikan vitamin A pada balitanya sesuai jadwal, 52,8% responden memiliki pengetahuan baik tentang
vitamin A pada balita, 54,7% responden memiliki persepsi baik dalam pemberian vitamin A pada balita,
56,6% responden memiliki motivasi tinggi dalam pemberian vitamin A pada balita, terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian vitamin A pada balita dilihat dari p-value 0,047,
terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi dengan pemberian vitamin A pada balita dilihat dari p-
value 0,024 dan terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi dengan pemberian vitamin A pada
balita dilihat dari p-value 0,019.

Kata Kunci: Pemberian vitamin A, pengetahuan, persepsi dan Motivasi.

ABSTRACT

Vitamin A is a fat-soluble vitamin found first. Vitamin A is essential for maintaining the
health and survival. Around the world in preschool children is estimated there are around 6-7
million new cases of vitamin A deficiency every year, approximately 10% of them suffer from
corneal damage. Vitamin A deficiency is the leading cause of blindness is most often found in
children and make 250000-500000 children become blind each year, and half of them will die
within the year. Approximately another 150 million children face an increased risk of death in
childhood due to an infectious disease caused by vitamin A status is not adequate.
The purpose of this study to determine the factors associated with the provision of
vitamin A in Toddlers in Posyandu Flamboyan eorking area ofPuskesmas Rawasari.Desain is
cross sectional study. Population and sample are mothers who have children under five in Sub
Flamboyan IHC Rawasari totaling 53 people. The sampling technique total sampling. Data
analysis is done in stages, namely univariate and bivariate.
The results showed that 77.4% of respondents have a good behavior by giving vitamin A
toddler on schedule, 52.8% of respondents have good knowledge about vitamin A in infants,
54.7% of respondents have a good perception of the administration of vitamin A in infants,
56.6% of respondents have a high motivation in giving vitamin A in young children, there is a
significant relationship between knowledge by administering vitamin A in infants seen from p-
value of 0.047, there is a significant relationship between the perception by giving vitamin A in
infants views of p- value of 0.024 and there is a significant relationship between motivation and
the provision of vitamin A in infants seen from p-value of 0.019.

Keywords: Giving vitamin A, knowledge, perception and motivation


201
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Vitamin A pada Balita.....
2016
Ambo sengeng

PENDAHULUAN Kekurangan vitamin A dapat meru-


pakan kekurangan primer akibat kurang
Vitamin A adalah vitamin yang larut konsumsi, atau kekurangan sekunder aki-
lemak yang pertama ditemukan. Vitamin A bat gangguan penyerapan dan
essensial untuk pemeliharaan kesehatan penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan
dan kelangsungan hidup. Di seluruhdunia yang meningkat ataupun ada gangguan
anak-anak prasekolah diperkirakan ter- pada konversi karoten menjadi vitamin A.
dapat sebanyak 6-7 juta kasus baru keku- Kekurangan vitamin A sekunder dapat ter-
rangan vitamin A tiap tahun, kurang lebih jadi pada penderita kurang energi protein,
10% diantaranya menderita kerusakan kor- penyakit hati (Arisman, 2009).
nea (Almatsier, 2011). Berdasarkan laporan dari Dinas
Persentase anak umur 6–59 bulan Kesehatan Kota Jambi tahun 2012 bahwa
yang menerima kapsul vitamin A selama jumlah balita yang ada di kota Jambi ber-
enam bulan terakhir menurut karakteristik jumlah 42.285 orang dari 20 Puskesmas
anak balita, orangtua, dan tempat tinggal se-Kota Jambi. Di dapat data Puskesmas
menunjukkan bahwa persentase pemberian Rawasari Kota Jambi dengan jumlah balita
kapsul vitamin A menurut kelompok umur 4447 orang dan yang mendapat kapsul vit-
cukup bervariasi. Persentase tertinggi pada amin A dua kali setahun sebanyak 1168
kelompok umur 12-23 bulan (74,8%). Ada balita. Dari data tersebut di Puskesmas
kecenderungan semakin tinggi kelompok Rawasari Kota Jambi didapat data tentang
umur semakin rendah cakupan yang jumlah balita terbanyak dibandingkan
menerima vitamin A, khususnya pada anak dengan puskesmas lainnya, dan hanya
balita 48-59 bulan. Persentase anak umur 26,26 % balita yang mendapatkan Vitamin
6-59 bulan yang menerima kapsul vitamin A A dua kali setahun. Berdasarkan data
di perkotaan (74,0%) lebih tinggi daripada Puskesmas Rawasari dari 36 Posyandu,
diperdesaan (65,3%). Sedangkan menurut cakupan pemberian vitamin A dua kali se-
jenis kelamin anak tidak tampak adanya tahun terendah terdapat di Posyandu
perbedaan. Persentase menurut tingkat Flamboyan dengan 53 jumlah balita yang
pendidikan kepala keluarga dan status hanya mendapat vitamin A dua kali setahun
ekonomi, terlihat adanya kecenderungan yaitu sebanyak 41 balita dan sisanya tidak
semakin tinggi tingkat pendidikan kepala mendapatkan vitamin A teratur. Penelitian
keluarga dan status ekonomi, semakin ini ingin mengetahui faktor-faktor yang
tinggi cakupan pemberian kapsul vitamin A berhubungan dengan pemberian vitamin A
(SDKI, 2012). pada balita di Posyandu Flamboyan wila-
Penanggulangan anak-anak yang yah kerja Puskesmas Rawasari.
Kekurangan Vitamin A (KVA) di Indonesia,
khususnya pada balita 6-59 bulan. Strategi BAHAN DAN CARA KERJA
penanggulangan hingga saat ini dil-
aksanakan melalui pemberian kapsul vita- Kerangka konsep dalam penelitian
min A dosis tinggi pada bayi, balita dan ibu ini mengacu pada teori Kwick dalam No-
nifas. Pada balita diberikan dua kali se- toatmodjo (2010) bahwa terbentuknya per-
tahun dengan dosis 100.000 IU untuk bayi ilaku dipengaruhi oleh dua kategori faktor
6-11 bulan dan 200.000 IU untuk anak 12- yaitu internal dan eksternal, faktor internal
59 bulan dan ibu nifas. Sekitar 10 juta balita meliputi pengetahuan, persepsi, emosi, mo-
di Indonesia beresiko kekurangan Vitamin tivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi
A dari jumlah target sebesar 20 juta balita. iklim, manusia, sosial ekonomi, sosial bu-
Kekurangan vitamin A merupakan daya. Dalam penelitian ini aspek yang
penyebab kebutaan yang paling sering diteliti dari faktor internal yaitu penge-
ditemukan pada anak-anak dan membuat tahuan, persepsi dan motivasi, karena
250.000-500.000 orang anak menjadi buta pengetahuan merupakan suatu yang pent-
setiap tahunnya dan separuh diantaranya ing dapat memberikan dorongan atau moti-
akan meninggal dunia dalam tahun terse- vasi untuk merubah persepsi sehingga
but. Lebih kurang 150 juta anak lain dapat merubah perilaku dalam memberikan
menghadapi peningkatan resiko kematian vitamin A. Emosi tidak diteliti karena emosi
dalam usia kanak-kanak akibat penyakit berkaitan dengan jiwa seseorang, setiap
infeksi yang disebabkan oleh status vitamin individu mempunyai emosi yang berubah-
A yang tidak memadai (Gibney, 2008). ubah setiap saat sehingga sulit dinilai, se-

202
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 4 Edisi Juli 2016

dangkan motivasi seseorang dipengaruhi


oleh pengetahuan seseorang berubah atau 22,6%
bertambah maka motivasi seseorang pun
dapat berubah pula. Iklim tidak diteliti kare-
na sudah menjadi ketetapan alam, sehing- 77,4%
ga sulit untuk dinilai, sedangkan sosial bu-
daya merupakan perilaku tertutup yang tid-
ak dapat dilihat secara langsung.
Desain penelitian ini mengunakan Diberikan sesuai jadwal
rancangan cross sectional. Penelitian ini
dilakukan di Posyandu Flamboyan wilayah Diagram 1. Distribusi Pemberian Vitamin A
kerja puskesmas Rawasari kota Jambi ta- pada Balita di Posyandu Flamboyan Tahun
hun 2013, pada bulan Juni – Oktober 2013
2013.Populasi penelitian adalah ibu-ibu
yang mempunyai balita di Posyandu Flam- Hasil penelitian menunjukkan dari
boyan Kelurahan Rawasariyang berjumlah 53 responden, sebanyak 41 (77,4%) re-
53 orang.Teknik pengambilan sampel sponden berperilaku baik dengan memba-
secara total sampling.Jenis data pada wa balitanya untuk diberikan vitamin A dan
penelitian ini adalah data primer diperoleh 12 (22,6%) responden berperilaku kurang
dari responden dengan cara wawancara baik dengan tidak membawa bayinya untuk
yang dilakukan oleh peneliti. Instrumen diberikan vitamin A dengan alasan masih
penelitian yang digunakan adalah kuesion- kurangnya kesadaran ibu betapa pent-
er menggunakan pertanyaan terstruktur ingnya vitamin A pada balita ibu, selain itu
untuk mengambil data tentang penge- ibu juga beranggapan bahwa balita yang
tahuan, persepsi dan motivasi ibu dalam tidak diberikan vitamin A juga bisa tetap
pemberian vitamin A pada balita di Po- sehat.
syandu Flamboyan Kelurahan Rawasari Berdasarkan hasil penelitian ini,
tahun 2013.Dalam penelitian ini, data yang sebagian besar ibu yang mempunyai balita
digunakan adalah data primer. Pengum- telah berperilaku baik dengan membawa
pulan data dilakukan melalui wawancara. balitanya untuk diberikan vitamin A, tetapi
Penelitian ini menggunakan analisis univar- belum mencapai 80% yang merupakan tar-
iat dan analisis bivariat. get pencapaian posyandu ini. Ini disebab-
kan karena belum maksimalnya partisipasi
HASIL DAN PEMBAHASAN masyarakat dan masih adanya sebagian
ibu membawa balita nya ke posyandu bila
1. Gambaran Pemberian Vitamin A pa- dianjurkan kader/bidan. Bila kader/bidan
da Balita di Posyandu Flamboyan tidak menganjurkan, maka ibu tidak akan
tahun 2013 membawa balitanya untuk diberikan vitamin
A.
Dari hasil analisis diketahui bahwa Menurut Skinner dalam Notoatmod-
pada umumnya responden memberikan jo (2010), perilaku merupakan respons atau
vitamin A pada balita yaitu sebanyak 51 reaksi seseorang terhadap stimulus (rang-
(96,2%) responden, dan sisanya tidak sangan dari luar). Hal ini berarti bahwa per-
memberikan vitamin A. Responden yang ilaku terjadi apabila ada rangsangan. Jadi,
memberikan balitanya vitamin A dua kali ibu yang mempunyai balita tersebut perlu
setahun yaitu 41 (77,4%) responden dan diberi rangsangan dari luar berupa informa-
sisanya tidak memberikan vitamin A dua si dari bidan/kader untuk membawa
kali setahun. Responden yang mengetahui balitanya untuk diberikan vitamin A. Infor-
jadwal pemberian vitamin A sebanyak 48 masi tersebut tersebut dapat diberikan
(90,6%) dan sisanya tidak mengetahui jad- secara langsung oleh petugas kesehatan
wal pemberian vitamin A. Berdasarkan ana- dengan mengadakan penyuluhan yang
lisis data diperoleh sebanyak 41 (77,4%) membahas tentang masalah kesehatan
responden memberikan vitamin A sesuai terutama pentingnya pemberian vitamin A
jadwal dan 12 (22,6%) responden tidak pada balita untuk meningkatkan penge-
memberikan vitamin A sesuai jadwal, untuk tahuan dan kesadaran ibu-ibu akan pent-
lebih jelas dapat dilihat pada diagram 1 : ingnya pemberian vitamin A.
Pada balita vitamin A penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan karena

203
berpengaruh terhadap sintesis protein,
dengan demikian terhadap pertumbuhan
sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkem- 45,3%
bangan tulang dan sel epitel yang memben-
tuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada
54,7%
kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang
terhambat dan bentuk tulang tidak normal
Pada anak-anak yang kekurangan vitamin
A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhan Baik
(Almatsier, 2011).
Diagram 3. Distribusi Responden Berdasar-
2. Gambaran Pengetahuan Ibu dalam kan Persepsi terhadapPemberian Vitamin A
Pemberian Vitamin A di Posyandu pada Balita di Posyandu Flamboyan
Flamboyan tahun 2013 tahun 2013(n = 53)

Hasil penelitian menunjukkan Persepsi baik responden terhadap


menunjukkan28 ( 52,8%) responden mem- pemberian vitamin A disebabkan respond-
iliki pengetahuan baik dan 25 (47,2%) re- en memahami manfaat dari vitamin A, se-
sponden memiliki pengetahuan kurang hingga menunjang keberhasilan dalam
baik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada pemberian vitamin A pada balita (No-
diagram 2 berikut ini : toatmodjo 2010). Sumber vitamin A adalah
hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya)
dan mentega. Margarine biasanya di-
perkaya dengan vitamin A. Karena vitamin
baik A tidak bewarna, warna kuning dalam
52,8% kuning telur adalah karoten yang tidak diu-
bah menjadi vitamin A. Minyak hati ikan
kurang digunakan sebagai sumber vitamin A yang
baik diberikan untuk keperluan
47,2 penyembuhan(Arisman, 2009).
%
4. Gambaran Motivasi Responden ter-
Diagram 2. Distribusi Responden Berdasar- hadap Pemberian Vitamin A di Po-
kan Pengetahuan terhadapPemberian Vita- syandu Flamboyan
min A pada Balita di Posyandu FlamboyanT-
ahun 2013(n = 53) Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan 30 (56,6%) responden mempu-
Sebagian responden sudah nyai motivasi baik dan 23 (43,4%) respond-
memiliki pengetahuan yang baik tentang en mempunyai motivasi kurang baik. Untuk
Vitamin A. Vitamin A berperan dalam lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4
berbagai fungsi yaitu fungsi dalam berikut:
penglihatan, fungsi dalam diferensiasi sel,
fungsi kekebalan, fungsi pertumbuhan dan
perkembangan, fungsi dalam reproduksi, 43,4%
dan fungsi dalam pencegahan kanker dan
penyakit jantung (Gibney, 2008).

3. Gambaran Persepsi Responden ter- 56,6%


hadap Pemberian vitamin A di Po- Tinggi
syandu Flamboyan tahun 2013
Diagram 4.Distribusi responden berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian Motivasi terhadapPemberian Vitamin A
didapatkan 29 (54,7%) responden memiliki Di Posyandu Flamboyan Tahun 2013(n=53)
persepsi baik dan 24 (45,3%) responden Sebagian responden sudah
memiliki persepsi kurang baik. Untuk lebih memiliki motivasi yang baik tentang
jelasnya dapat dilihat pada diagram 3 beri- pemberian vitamin A. Motivasi yang baik
kut: tentang pemberian vitamin A akan
204
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 4 Edisi Juli 2016

menyebabkan responden memberikan signifikan dengan p-value 0,047 yang be-


vitamin A kepada anaknya. Pemberian rarti terdapat hubungan bermakna antara
vitamin A yang sesuai jadwal akan pengetahuan dengan perilaku pemberian
mencegah terjadinya kekurangan vitamin A vitamin A pada balita.
pada anak. Kekurangan vitamin A dapat Responden yang memiliki penge-
merupakan kekurangan primer akibat ku- tahuan baik sebagian besar akan berper-
rang konsumsi, atau kekurangan sekunder ilaku baik dengan memberikan vitamin A
karena gangguan penyerapan dan pada balitanya walaupun masih ada juga
penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan yang berperilaku kurang baik. Ini terlihat
yang meningkat, ataupun karena gangguan dari hasil penelitian yang menunjukkan dari
pada konversi karoten menjadi vitamin A. 28 responden yang berpengetahuan baik,
Kekurangan vitamin A sekunder dapat ter- sebanyak 25 (89,3%) responden berper-
jadi pada penderita Kurang Energi Protein ilaku baik dengan memberikan vitamin A
(KEP), penyakit hati, alfa, beta- dan 3 (10,7%) responden berperilaku ku-
lipoproteinemia, atau gangguan absorpsi rang baik.
karena kekurangan asam empedu (Ellya, Faktor-faktor yang dapat memper-
2010). mudah terjadinya perilaku pada diri
Vitamin A berpengaruh terhadap seseorang adalah pengetahuan seseorang
fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan terhadap apa yang akan dilakukan (No-
hewan. Retinol berpengaruh terhadap per- toatmodjo,2010). Perilaku ibu untuk mem-
tumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leu- berikan balitanya vitamin A akan dipermu-
kosit yamg berperan dalam proses keke- dah bila ibu tersebut tahu tentang vitamin
balan humoral). Di samping itu kekurangan A, baik itu manfaat, kapan dan dimana
vitamin A menurunkan respon antibodi pemberian vitamin A tersebut. Oleh karena
yang bergantung pada limfosit yang ber- itu, untuk mengubah perilaku ibu yang ku-
peran pada kekebalan selular (Arisman, rang baik menjadi perilaku yang baik dalam
2009). pemberian vitamin A diperlukan upaya
penyuluhan kesehatan yang diberikan
5. Hubungan antara Pengetahuan secara intensif dan berkelanjutan karena
dengan Pemberian Vitamin A pada perubahan perilaku melalui proses pem-
Balita belajaran umumnya memerlukan waktu
yang lama (Notoatmodjo, 2010) dan per-
Hubungan antara pengetahuan ilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
dengan pemberian vitamin A pada balita lebih langgeng daripada pengetahuan yang
dapat disajikan pada tabel 1. tidak didasari oleh pengetahuan.
Penyuluhan yang dilakukan khu-
Tabel 1: Distribusi Responden Menurut susnya tentang vitamin A dapat dilakukan
Pengetahuan dan Pemberian Vita- pada situasi formal maupun informal. Materi
min A pada Balita di Posyandu yang diberikan diusahakan semenarik
Flamboyan Tahun 2013 mungkin sehingga dapat membuat ibu-ibu
tersebut tidak bosan dan bingung dengan
Perilaku
p- informasi yang diberikan. Setelah dilakukan
Penge- Kurang Total
No Baik value penyuluhan, beri waktu ibu-ibu tersebut
tahuan Baik
untuk bertanya atau bertukar pendapat
f % F % f %
dengan petugas kesehatan tentang hal-hal
1. Baik 3 10,3 25 89,3 28 100 0,047
yang berhubungan dengan vitamin A pada
2. Kurang 9 36,0 16 64,0 25 100 balita.
baik
Jumlah 12 22,6 41 77,4 53 100
6. Hubungan antara Persepsi dengan
Berdasarkan tabel 1 dapat Pemberian Vitamin A pada Balita
diketahui bahwa responden dengan penge-
tahuan baik yang berperilaku baik Hubungan antara persepsi dengan
sebanyak 25 (89,3%) responden, lebih be- perilaku ibu dalam pemberian vitamin A
sar dibandingkan responden dengan pada balita dapat dilihat pada tabel 2.
pengetahuan kurang baik yang berperilaku
baik yaitu sebanyak 16 (64,0%)
responden. Secara statistik, hasil uji kedua
variabel ini menunjukkan hubungan yang

205
55.000 RE/hari (Kartasapoetra dan
Marsetyo, 2008).
MenurutGibney (2008) sumber ka-
roten adalah sayuran bewarna hijau tua
Tabel 2: Distribusi Responden Menurut serta sayuran dan buah-buahan yang be-
Persepsi dan Pemberian Vitamin warna kuning-jingga, seperti daun sing-
Apada Balita di Posyandu Flam- kong, daun kacang, kangkung, bayam, ka-
boyan Tahun 2013
cang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung
Per- Perilaku kuning, papaya, mangga nangka masak
No seps Kurang Baik Total p- dan jeruk. Minyak kelapa sawit yang be-
i Baik value warna merah kaya akan karoten.
f % f % f %
1. Baik 3 10,3 26 89,7 29 100 0,024 7. Hubungan antara Motivasi dengan
2. Ku- 9 37,5 15 62,5 24 100 Pemberian Vitamin A pada Balita
rang
baik Hubungan antara motivasi dengan
Juml 12 22,6 41 77,4 53 100 perilaku pemberian vitamin A dapat dilihat
ah pada tabel berikut ini.

Berdasarkan tabel 2 diketahui re- Tabel 3: Distribusi Responden Menurut Mo-


sponden dengan persepsi baik yang ber- tivasi dan Pemberian VitaminApa-
perilaku baik sebanyak 26 (89,7%) re- da Balita di Posyandu Flamboyan
sponden lebih besar dibandingkan re- tahun 2013
sponden dengan persepsi kurang baik yang
Perilaku p-
berperilaku baik sebanyak 15 (62,5%) re-
Kurang value
sponden.Secara statistik, hasil uji kedua No Motivasi Baik Total
Baik
variabel ini menunjukkan hubungan yang
f % f % f %
signifikan dengan p-value 0,024 yang be- 0,019
1. Tinggi 3 10 27 90 30 100
rarti terdapat hubungan bermakna antara 2. Rendah 9 39,1 14 60,9 23 100
persepsi dengan perilaku pemberian vita- Jumlah 12 22,6 41 77,4 53 100
min A.
Persepsi baik responden terhadap
pemberian vitamin A ini kemungkinan re- Berdasarkan table 3 dapat
sponden memahami manfaat dari vitamin diketahui bahwa responden dengan moti-
A, sehingga menunjang keberhasilan dalam vasi tinggi yang berperilaku baik sebanyak
pemberian vitamin A pada balita. Menurut 27 (90%) responden lebih besar dibanding-
Notoatmodjo (2010) persepsi adalah suatu kan responden dengan motivasi rendah
proses otomatis yang terjadi dengan sangat berperilaku baik sebanyak 14 (60,9%) re-
cepat kadang kala tidak kita sadari, dimana sponden.Secara statistik, hasil uji kedua
kita dapat mengenali stimulus yang kita variabel ini menunjukkan hubungan yang
terima. Persepsi yang kita miliki dapat signifikan dengan p-value 0,019 yang be-
mempengaruhi perilaku kita. rarti terdapat hubungan bermakna antara
Namun ada sebagian responden motivasi dengan perilaku pemberian vita-
yang mempunyai persepsi kurang baik ter- min A.
hadap pemberian vitamin A pada balita. Notoatmodjo (2010) menyatakan
Kurang baiknya persepsi responden di- motivasi adalah dorongan dari dalam diri
pengaruhi rendahnya tingkat pendidikan manusia untuk bertindak atau berperilaku.
sehingga pemahaman dan persepsi ter- Hal ini berarti dorongan yang timbul pada
hadap pemberian vitamin A pada balita ju- diri ibu (motivasi) berpengaruh terhadap
ga rendah. Pemahaman dan kemampuan tindakan ibu untuk memberikan vitamin A
seseorang yang baik terhadap satu objek pada balitanya. Semakin kuat motivasi ibu,
seperti vitamin A, dapat menyebabkan per- maka perilaku ibu untuk memberikan vita-
sepsi yang baik terhadap pemberian vita- min A pada balitanya semakin baik.
min A pada balita. Kelebihan vitamin A Responden yang memiliki motivasi
hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A tinggi, sebagian besar akan berperilaku
sebagai suplemen dalam takaran tinggi baik dengan memerikan balitanya vitamin
yang berlebihan, misalnya takaran 16.000 A, walaupun masih ada juga yang berper-
RE untuk jangka waktu lama atau 40.000-

206
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 4 Edisi Juli 2016

ilaku kurang baik. Ini terlihat dari hasil pemberian Vitamin A dan bagi Puskesmas
penelitian yang menunjukkan dari30 re- Rawasari dapat meningkatkan kesadaran
sponden yang memiliki motivasi tinggi, masyarakat dengan pemberian informasi
sebanyak 27 (90%) responden berperilaku tentang vitamin A melalui penyuluhan
baik dalam pemberian vitamin A pada kesehatan.
balitanya dan sebanyak 3 (10%) responden
yang berperilaku kurang baik. Hal ini se- DAFTAR PUSTAKA
jalan dengan pendapat John P Elder dalam
Notoatmodjo (2005) yang mengemukakan Almatsier, 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Pen-
untuk berperilaku sehat diperlukan 3 hal erbit Trans Info Media. Jakarta: xi + 239
yaitu pengetahuan yang tepat, motivasi dan hlm
keterampilan untuk berperilaku sehat. Hal Arisman, 2009. Gizi dalam Kesehatan Repro-
duksi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta:
ini berarti untuk memunculkan perilaku xvii + 275 hlm
sehat itu tidak hanya dipengaruhi oleh mo- Ellya, Sibagariang, 2010. Gizi dalam Kesehatan
tivasi saja, tetapi ada hal lain yang men- Reproduksi. Penerbit Trans Info Media.
dukungnya. Jakarta: x + 189 hlm
Motivasi yang baik akan Gibney,Michael, 2008. Gizi Kesehatan
menyebabkan seseorang akan berperilaku Masyarakat. Buku Kedokteran EGC. Ja-
baik dalam memberikan vitamin A sesuai karta: xvi + 467 hlm
jadwalnya. Pemberian vitamin A akan Kartasapoetra dan Marsetyo, 2008. Ilmu Gizi :
mencegah terjadinya kekurangan vitamin A. Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktifi-
tas kerja. PT.Rineka Cipta. Jakarta: xi +
Kekurangan vitamin A ialah penyakit sis- 123 hlm
temik yang merusak sel dan organ tubuh, Notoatmodjo, 2010.Ilmu perilaku
dan menyebabkan metaplasi keratinisasi kesehatan.Rineka cipta Jakarta : IX +
pada epitel saluran pernapasan, saluran 174 hlm
kemih, dan saluran pencernaan. Perubahan , 2010. Promosi kesehatan Teori dan
pada ketiga saluran ini relative lebih awal Aplikasi.Rineka cipta Jakarta : VIII + 389
terjadi ketimbang kerusakan yang
terdeteksi pada mata (Arisman, 2009).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan


pembahasan yang maka dapat diambil kes-
impulan sebagai berikut sebagian besar
(77,4%) responden memiliki perilaku baik
dengan memberikan vitamin A pada
balitanya sesuai jadwal, sebagian besar
(52,8%) responden memiliki pengetahuan
baik tentang vitamin A pada balita, sebagi-
an besar (54,7%) responden memiliki per-
sepsi baik dalam pemberian vitamin A pada
balita, sebagian besar (56,6%) responden
memiliki motivasi tinggi dalam pemberian
vitamin A pada balita, terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan
dengan pemberian vitamin A pada balita
dilihat dari p-value 0,047, terdapat hub-
ungan yang bermakna antara persepsi
dengan pemberian vitamin A pada balita
dilihat dari p-value 0,024 dan terdapat hub-
ungan yang bermakna antara motivasi
dengan pemberian vitamin A pada balita
dilihat dari p-value 0,019.
Berdasarkan hasil penelitian, di-
harapkan dapat dijadikan informasi dan
masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Jam-
bi untuk meningkatkan pencapaian program

207

Anda mungkin juga menyukai