Anda di halaman 1dari 9

BAB V

PERCOBAAN IV
PENGUKURAN TEKANAN DENGAN
BOURDON GAUGE DAN MANOMETER

5.1 TUJUAN
Mengkalibrasi Bourdon gauge dengan dead-weight pressure gauge
calibrator dan membandingkan hasil pengukuran manometer dengan
Bourdon gauge.

5.2 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Satu set alat kalibrasi tekanan dengan beban
2. Alat pengukur tekanan Bourdon gauge
3. Satu set manometer
4. Beaker glass

Gambar 5.1 Alat Percobaan Kalibrasi Bourdon Gauge dan Manometer

13
5.3 DASAR TEORI
Manometer dan Bourdon gauge merupakan alat pengukur tekanan.
Manometer biasanya digunakan untuk mengukur tekanan yang relatif lebih
kecil bila dibandingkan dengan Bourdon gauge. Batasan pengukuran
manometer yang dipakai adalah 1,02 x 10−6 – 5,08 x 10−5 m air sedang
Bourdon gauge dapat mengukur tekanan sampai 2,03 x 10−4 m air.
Prinsip pengukuran tekanan dengan manometer yang dipergunakan
dalam praktikum adalah sebagai berikut:

Gambar 5.2 Prinsip Kerja Manometer

Tekanan P dapat dicari dengan mengunakan syarat tekanan di A sama


dengan tekanan di B sebagai berikut:
PA = PB  P – ρw . g . h3 = ρw . g . h2 + ρHg . g . h1
P = ρHg . g . h1 + ρw . g .( h2 + h3) , h3 = a-b
di mana: ρHg = masa jenis air raksa (kg/m3)
ρw = masa jenis air (kg/m3)
G = percepatan gravitasi (m/s2)
h1 = H1 (lihat gambar 5.2), beda tinggi air raksa kiri
dengan kanan (cm)
h2 = H air (lihat gambar 5.2), tinggi air di atas air raksa
pada tabung kanan (cm)

14
h3 = beda tinggi air raksa tabung kiri dengan air di
silinder (cm)
P = tekanan yang diukur (N/m²)
a = tinggi air raksa tabung kiri terjadap permukaan
meja (cm)
b = tinggi air dalam silinder terhadap permukaan
meja (cm)

Prinsip kerja Bourdon gauge diperlihatkan dalam gambar berikut:

Gambar 5.3 Prinsip Kerja Bourdon Gauge

Tekanan air melalui pipa menekan central block. Tekanan ini


kemudian diteruskan central block ke Bourdon tube. Akibatnya, Bourdon
tube berkontraksi, dimana besar kontraksi berbanding lurus dengan
besarnya tekanan. Gerakan ini kemudian ditransmisikan oleh ujung bebas
dari Bourdon tube melalui conecting link ke quadrant gear yang bersumbu
dan berhubungan dengan central pinion yang memiliki jarum petunjuk.
Namun sebelum alat ini dipakai harus dikalibrasi dengan mengunakan alat
pengukur tekanan standart atau dengan mengunakan dead weight pressure
gauge calibrator.
Dead weight pressure gauge calibrator terdiri dari silinder dan piston
seperti terlihat pada Gambar 5.1.
Massa piston = 0,5 kg

15
Luas piston = 2,45 x 10‾4 m2

Tekanan yang ditimbulkan:


F m.g
P= =
A A
di mana : P = tekanan piston (dengan / tanpa beban)
m = massa yang menimbulkan tekana
A = luas piston

5.4 MEKANISME KERJA


Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Type Bourdon
1. Jondry dan Filbert mengatur agar posisi dead weight calibrator benar-
benar mendatar.
2. Jondry dan Filbert menghubungkan lubang bagian bawah dead weight
calibrator dan katup 6 dengan pipa.
3. Jondry membuka katup udara dan memeriksa apakah jarum Bourdon
gauge menunjukkan angka nol.
4. Harvey dan Christopher menutup katup 8, membuka katup 6, dan
mengecilkan bukaan katup udara.
5. Tiffany mengisi silinder dead weight calibrator dengan air sampai
penuh, kemudian Jondry mengangkat silinder agar air mengalir dan
mendorong udara keluar melalui katup udara (tambahkan air pada
silinder agar silinder selalu terisi air) dan setelah udara keluar Jondry
menutup katup udara.
6. Tiffany dan Jondry menghilangkan sisa udara pada pipa dengan
mengangkat silinder dalam keadaan agak miring dan tekan-tekan pipa
agar udara keluar melalui silinder.
7. Harvey mengisi lagi silinder dengan air sampai penuh dan memasukkan
piston.
8. Tiffany memutar piston perlahan-lahan, Christopher membaca dan
mencatat tekanan pada alat ukur Bourdon.
9. Jondry, Filbert, Harvey, Christopher, dan Tiffany melakukan percobaan
dengan penambahan beban.

16
10. Setelah beban mencapai 3,5 kg, Jondry, Filbert, Harvey, Christopher,
dan Tiffany lakukan percobaan dengan pengurangan beban.

Membandingkan Alat Ukur Bourdon dan Manometer


1. Jondry, Filbert, Harvey, Christopher, dan Tiffany melakukan langkah 1-
7 seperti di atas.
2. Jondry membuka katup udara manometer (di dekat sambungan pipa
dengan tabung manometer).
3. Tiffany membuka katup 8 dan Filbert menekan piston, maka air akan
masuk kedalam pipa yang menghubungkan Bourdon gauge dengan
manometer dan mendorong udara keluar melalui katup udara
manometer.
4. Harvey menutup katup 8 dan Christopher membuka katup udara dan
menarik piston.
5. Jondry, Filbert, Harvey, Christopher, dan Tiffany mengulangi langkah
1-4 sampai tidak ada lagi udara pada keseluruhan sistem, tutup katup
udara manometer.
6. Jondry memasukkan piston dan Harvey membuka katup 8.
7. Filbert mengukur a, b, h1, dan h2.
8. Christopher menambahkan beban setiap kali 100 gr dan melakukan
langkah 7 (beban maksimum yang dipakai untuk percobaan adalah 1
kg).
9. Setelah beban maksimum, Jondry, Filbert, Harvey, Christopher, dan
Tiffany melakukan langkah 7 untuk beban berkurang sampai tidak ada
beban sama sekali.
10. Setelah itu Jondry, Filbert, Harvey, Christopher, dan Tiffany
mengeringkan alat-alat setelah percobaan selesai.

17
Contoh Perhitungan Tabel 5.1 Percobaan No. 1 :
Massa benda = 0,5 kg
Beban bertambah = 2 kg
Beban berkurang = 2 kg
Luas Piston (A) = 2,45 . 10-4 m2
m
Tekanan Piston =
ρ. A
0,5
Tekanan piston =
1000 . 2,45 . 0,0001
Tekanan piston = 2,0408 m air

Perhitungan penyimpangan :
Kesalahan = [ Tekanan piston-pembacaan alat Bourdon ]
Kesalahan beban bertambah = 2,0408-2
Kesalahan beban bertambah = 0,0408 m air
Kesalahan beban berkurang = 2,0408-2
Kesalahan beban berkurang=0,0408 m air
kesalahan beban bertambah + kesalahan beban berkurang
Kesalahan rata-rata =
2
0,0408 + 0,0408
Kesalahan rata-rata=
2
Kesalahan rata−rata=0,0408 mair
kesalahan rata-rata
Penyimpangan= ×100%
tekanan piston
0,0408
Penyimpangan= ×100%
2,0408
Penyimpangan= 1,99 %

18
Contoh Perhitungan Tabel 5.2 Percobaan No. 1 :
Tekanan manometer beban bertambah

= [ { ρ Hg . g . h 1 } + { ρ w . g . ( h 2 + h 3 ) } ] . (10,3
101353 )
Tekanan manometer beban bertambah

= [ { 13600 . 9,8 . 0,13 1 } + { 1000 . 9,8 . ( 0,035+0,115 ) } ] . (10,3


101353 )

Tekanan manometer beban bertambah=1,923728987 m air

Tekanan manometer beban berkurang

= [ { ρ Hg . g . h 1 } + { ρ w . g . ( h 2 + h 3 ) } ] . (10,3
101353 )
Tekanan manometer beban berkurang

= [ { 13600 . 9,8 . 0,140 } + {1000 . 9,8 . ( 0,035+ 0,095 ) } ] . (10,3


101353 )
Tekanan manometer beban berkurang=2,02571172 m air

Tekanan manometer rata-rata


tekanan beban bertambah+tekanan beban berkurang
=
2
1,923728987+ 2,02571172
Tekanan manometer rata-rata=
2
Tekanan manometer rata-rata=1,974720354 m air

Tekanan Bourdon
tekanan Bourdon beban bertambah + tekanan Bourdon beban berkurang
=
2
1,5 +1,5
Tekanan Bourdon =
2
Tekanan Bourdon =1,5 m air

19
Tekanan piston=
[ ](m.g
A
.
10,3
101353 )
Tekanan piston=
[ 0,5 . 9,8
2,45 . 10
-4
.
](
10,3
101353 )
Tekanan piston=2,0345 m air

Penyimpangan manometer
|( tekanan manometer rata-rata ) - ( tekanan piston )|
= ×100%
tekanan piston
|( 1,944933 ) - ( 2,0345 )|
Penyimpangan manometer = ×100%
2,0345
Penyimpangan manometer = 4,41 %

Penyimpangan bourdon
|( tekanan bourdon ) - ( tekanan piston )|
= ×100%
tekanan piston
|( 1,5 ) - ( 2,0345 )|
Penyimpangan Bourdon = ×100%
2,0345
Penyimpangan Bourdon = 26,27 %

20
5.6 KESIMPULAN
1. Alat ukur Bourdon harus digunakan dalam keadaan tidak ada udara dalam
pipa karena akan mempengaruhi pengukuran tekanan.
2. Terdapat penyimpangan yang berbeda karena pembacaan ukuran yang
salah dan terdapat gelembung dalam alat.
3. Penyimpangan Bourdon terbesar terjadi pada percobaan pertama, yaitu
sebesar 26,27%. Hal itu terjadi disebabkan oleh kerusakan yang dapat
terjadi pada piston, yaitu terkadang piston itu selalu turun jadi tidak stabil
sehingga terjadi kesalahan dalam pengambilan datanya.

21

Anda mungkin juga menyukai