Anda di halaman 1dari 4

Nama : Taufan Aditya

NIM : 118300085
Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu

Identifikasi Permasalahan Dan Potensi Pesisir Dalam Perspektif Pengelolaan


Wilayah Pesisir Di Kabupaten Bangkalan

Wilayah pesisir merupakan wilayah dinamis, karena berbagai kepentingan


akan bertemu dan saling berpengaruh sehingga menentukan perkembangan
wilayah. Aspek ekologi menjadi salah satu utama yang perlu diperhatikan dalam
mengelola konflik dan kepentingan, agar tidak terjadi degradasi. Integrated
Coastal-Zone Management (ICZM) menjadi salah satu konsep dalam
perencanaan dan manajemen terintegrasi untuk sumberdaya pantai dan lingkungan
berdasarkan faktor fisika, sosio-ekonomi, dan politik yang saling berkaitan,
sekaligus dinamika sistem pantai. Kekayaan sumberdaya di Indonesia belum
dimanfaatkan secara optimal, meskipun telah dilakukan upaya bersama antara
pemerintah pusat dan kabupaten/kota/provinsi dalam perencaan pengelolaan
pesisir (Pratikto,2003) untuk membuka peluang meningkatkan percepatan
pertumbuhan sosio-ekonomi sekaligus melindungi keseimbangan ekologi. Salah
satu upaya awal yang perlu dilakukan adalah identifikasi permasalahan dan
potensi, yang dilakukan dengan interview dan survey lapang. Tujuannya adalah
untuk inventarisasi masalah dan potensi, sehinggan dapat dijadikan dasar yang
kuat dalam penyusunan maupun implementasi RTRW.
Wilayah pesisir akhir-akhir ini menjadi topik yang seksi dibicarakan di
Indonesia di Kabupaten Bangkalan, khususnya Jembatan Suramadu, perlu
mempertimbangkan konsep ICZM sesuai UU 27/2007 jo 01/2014 dan
disinergikan dengan otonomi daerah. Peranan sumberdaya pesisir diperkirakan
akan semakin meningkat dimasa-masa mendatang dalam menunjang
pembangunan ekonomi nasional, regional, maupun lokal. Sumberdaya di wilayah
pesisir dan lautan terdiri dari sumberdaya alam yang dapat pulih, dan sumberdaya
alam yang tidak dapat pulih. Sumberdaya yang dapat pulih (sumberdaya
perikanan laut, mangrove, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, dan
bahan-bahan bioaktif) maupun sumberdaya yang tidak dapat pulih (minyak bumi,
gas, mineral, pasir, dan bahan tambang lainnya).
Potensi ekonomi sumberdaya pesisir dapat didefinisikan sebagai kegiatan
ekonomi yang dilakukan diwilayah pesisir dan atau kegiatan ekonomi yang
menggunakan sumberdaya pesisir. Potensi ekologis sumberdaya pesisir dapat
didefinisikan sebagai peran pesisir sebagai pengatur keseimbangan iklim, dan
keseimbangan panas bumi. Potensi pertahanan dan keamanan wilayah pesisir
dapat didefinisikan sebagai peran pesisir untuk menjaga kedaulatan negara
khususnya pesisir pulau terluar yang berbatasan dengan negara lain. Sementara
potensi pendidikan dan penelitian wilayah pesisir dapat diartikan bahwa wilayah
pesisir dapat diartikan bahwa wilayah pesisir memiliki peran sebagai media
pembelajaran dan kegiatan riset untuk menunjang pembangunan ekonomi.
Dalam mengidentifikasi permasalahan dan potensi pesisir dalam perspektif
pengelolaan wilayah pesisir di Kabupaten Bangkalan dengan melakukan metode
penelitian bersifat studi kasus untuk mengetahui implementasi UU 27/2007 jo
01/2014 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil oleh pemerintah
kabupaten/kota. Pendekatan penelitian secara positivistic digunakan untuk
mengkaji realita dan mencoba mencarikan solusinya. Subtansi UU 27/2007 jo
01/2014 menjadi indicator penelitian dan dievaluasi implementasinya yang
berkembang menjadi kuisioner. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan metode non probability dengan purposive sampling dengan unit
populasi adalah masyarakat nelayan di beberapa kecamatan di wilayah pesisir di
Kabupaten Bangkalan. Analisa data dilakukan secara deskriptif untuk
mengidentifikasi permasalahan sekaligus potensi yang ada di lokasi penelitian.
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dan pembahasan dimana
kuisioner menunjukkan beberapa informasi penting di beberapa kecamatan di
Kabupaten Bangkalan. Beberapa permasalahan yang teridentifikasi berdasarkan
hasil interview, antara lain ketersediaan lahan untuk berbagai kepentingan,
overlapping wilayah pemanfaatan, ancaman pencemaran dan degradasi
lingkungan, dan zonasi pemanfaatan. Sedangkan potensi di wilayah pesisir yang
teridentifikasi, meliputi wisata bahari, marine aquaculture, dan pengembangan
kawasan industri dan pelabuhan. Masalah keterdesiaan lahan untuk berbagai
kepentingan merupakan implikasi dari adanya pembangunan Jembatan Suramadu.
Harapan dan tujuan utama pembangunan jembatan ini adalah untuk mempercepat
sekaligus pemerataan pertumbuhan ekonomi di pulau Madura, sehingga dapat
memperkecil distosri kesejahteraan antara pulau Madura dan Pulau Jawa,
khusunya Surabaya dan sekitarnya. Ketersediaan lahan di sekitar Jembatan
Suramadu, baik di sisi Surabaya maupun Bangkalan dan tiga kabupaten lainnya di
pulau Madura, menjadi berkurang. Konsekuensinya, harga lahan meningkat,
sehingga membuka peluang adanya konversi lahan dan reklamasi. Overlapping
wilayah pemanfaatan menjadi salah satu masalah klasik yang nyaris tanpa
penyelesaian berarti mesipun UU 27/2007 jo 01/2014 telah diundangkan.
Kepentingan ekonomi diduga menjadi salah satu aspek yang dominan terhadap
overlapping wilayah pemanfaatan. Kondisi ini berkaitan juga dengan ketersediaan
lahan, seperti lahan berupa hutna bakau dan menjadi daerah green belt
seharusnya menjadi daerah lindung yang berfungsi sebagai pengaman alamiah,
akan tetapi dialihfungsikan untuk berbagai kepentingan seperti pemukiman,
industri, dan lainnya. Ancaman pencemaran dan degradasi lingkungan timbul dan
cenderung meningkat seiring dengan pertumbuhan sekaligus peningkatan aktivitas
masyarakat, khususnya di daerah sekitar pesisir dan pantai. Limbah buangan dari
berbagai aktivitas akan terakumulasi di perairan sebagai akibat rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan ketiadaan unit atau instalasi
pengolahan limbah, baik yang bersifat komunitas maupun privat. Permasalahan
zonasi pamanfaatan berkaitan dengan ketersediaan lahan dan degradasi
lingkungan. Hal ini disebabkan penentuan wilayah dalam rangka pemanfaatan
perlu mempertimbangkan banyak aspek dan kepentingan, sehingga adanya
kompromi akan membuka peluang adanya inkosistensi atau aturan terkait RTRW
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Potensi yang ada di wilayah Kabupaten Bangkalan, meliputi wisata
bahari, marine aquaculture, dan pengembangan kawasan industry dan
pelabuhan. Wisata bahari menjadi salah satu potensi yang perlu diangkat,
khusunya kaitannya dengan Jembatan Suramadu. Hal ini juga perlu dukungan
masyarakat, khususnya dalam menjaga dan melestarikan ekosistem disekitar
Suramadu, agar menjadi daerah yang nyaman sehingga menarik wisatawan untuk
berkunjung. Jika kondisi lingkungan baik, maka akan mendukung kegiatan
lainnya, seperti marine aquaculture. Usaha ini dapat menjadi objek wisata
sekaligus usaha ekonomi produktif khususnya untuk menggerakkan sektor
perikanan dan kelautan. perlu dikembangkan kawasan untuk mengelola dan
mengantisipasi perkembangan industri, baik jasa maupun produksi, sehingga
perlu dipertimbangkan lokasi dan ketersediaan lahan serta daya dukung
lingkungan. Keterbatasan daya tamping Pelabuhan Tanjung Perak menjadi salah
satu peluang bagi pengembangan pulau Madura, seperti pengembangan wilayah
pelabuhan atau bahkan pelabuhan pengganti untuk beberapa aktivitas kegiatan
yang tidak dapat dilakukan oleh Pelabuhan Tanjung Perak.
Berbagai permasalahan dan potensi yang ada di Kabupaten Bangkalan
menjadi dasar dan pertimbangan bagi pemerintah kabupaten dalam menyusun
RTRW. Untuk itu, perlu kajian lebih mendalam untuk menganalisa permasalahan
dan potensi yang ada sehingga dapat dipetakan dengan baik agar optimal dalam
implementasi RTRW yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing.
Untuk kesimpulannya permasalahan pesisir di wilayah Kabupaten
Bangkalan meliputi ketersediaan lahan untuk berbagai kepentingan, overlapping
wilayah pemanfaatan, ancaman pencemaran dan degradasi lingkungan, dan zonasi
pemanfaatan. Potensi di wilayah pesisir yang teridentifikasi meliputi wisata
bahari, marine aquaculture, dan pengembangan kawasan industri dan pelabuhan.

Sumber :
Seminar Nasional Kelautan X “ Sinergitas Teknologi dan Sumber Daya Kelautan
untuk Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia” Fakultas Teknik
dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah, Surabaya 21 Mei 2015.

Siswanto, Aries Dwi, Wahyu Andy Nugraha.2015.Identifikasi Permasalahan dan


Potensi Pesisir. Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura.

Anda mungkin juga menyukai