Anda di halaman 1dari 10

Nama : Alnanda Muhammad Rafi

NIM : 1199220012
Jurusan : Ekonomi Syariah 19A
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Materi :
1. Pengertian Negara
2. Komponen Negara
3. Asal Usul Negara Berdasarkan Teori
4. Tujuan Berdirinya Negara
5. Macam – Macam Bentuk Negara
6. Proses Terbentuknya Negara

1. PENGERTIAN NEGARA

Secara etimologis istilah “negara” merupakan terjemahan dari kata-kata asing,


yaitu state (bahasa Inggris), staat (bahasa Jerman dan Belanda), dan etat (bahasa Prancis).
Kata state, staat, dan etat itu diambil oleh orang-orang Eropa dari bahasa Latin pada abad ke-
15, yaitu dari kata statum atau status yang berarti keadaan yang tegak dan tetap, atau sesuatu
yang bersifat tetap dan tegak.1

Negara adalah suatu organisasi atau lembaga tertinggi dari kelompok masyarakat yang
terdiri dari sekumpulan orang di wilayah tertentu, memiliki cita-cita untuk hidup bersama,
serta memiliki sistem pemerintahan yang berdaulat.2
Menurut Harold J. Laski
Pengertian negara menurut pandangan Harold J. Laski negara ialah suatu masyarakat yang
diintegrasian karena mempunyai wewenang yang bersifat mamaksa dan yang secara sah lebih
agung dari pada individu atau kelompok yang merupakan bagian masyarakat itu.

Menurut Rogert H. Soltau


Pengertian negara ialah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan-
persoalan bersama atas nama masyarakat.

Menurut Max Weber


Pengertian negara yaitu suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

Menurut Robert M. Maclver


Pengertian negara ialah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu
masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan
oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan memaksa.3
1
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-negara/
2
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-negara.html
3
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-negara/
2. KOMPONEN NEGARA

Rakyat

Pertama-tama harus ada rakyat. Dalam istilah yang lebih umum sering pula digunakan
istilah masyarakat atau kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi dan mendiami
suatu wilayah. Istilah rakyat secara implisit mengandaikan adanya kelompok lain yang
memiliki power lebih besar ketimbang rakyat, yaitu pemerintah. Adanya rakyat artinya ada
orang-orang yang hidup dan menjadi subjek pemerintahan dan aturan yang ditegakkan.
Negara tanpa rakyat bukanlah negara, melainkan tanah antah berantah berupa pulau-pulau tak
berpenghuni. Rakyat bisa pula disebut penduduk warga negara, sebagai penegasan di sini
bahwa ada pula penduduk non warga negara.

Wilayah

Ada rakyat harus pula ada wilayah. Jika tidak, dimana rakyat tinggal? Wilayah yang
dimaksud di sini adalah lokasi fisik dengan batasan teritorial yang jelas. Wilayah sebaiknya
dipahami secara geografis, sehingga kita mengenal teritori fisik yang mencakup daratan,
perairan dan udara. Wilayah negara tak hanya darat, melainkan juga perairan dan udara.
Semuanya ditentukan dengan kesepakatan dalam perjanjian-perjanjian bilateral atau
multirateral. Wilayah laut ditentukan berdasarkan hukum laut internasional. Batas-batas
wilayah perairan mencakup laut teritorial, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif, landas
benua, landas kontinen, dan laut pedalaman. Wilayah udara berdasarkan kesepakatan
internasional dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: aliran udara bebas dan aliran
kedaulatan udara di atas wilayah negara.

Pemerintah yang berdaulat

Pemerintah merupakan kelengkapan negara yang bertugas menyelenggarakan negara


sebagai sebuah organisasi besar. Pemerintah menetapkan aturan dan menegakkan hukum
serta membawa negara yang dikelolanya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Penekanan
di sini tampak pada kata ”berdaulat”. Artinya, pemerintah suatu negara bukanlah boneka
negara lain yang didikte dan dikendalikan oleh asing.

Pengakuan dari negara lain

Unsur keempat ini tak kalah penting. Eksistensi suatu negara perlu dikukuhkan oleh
pengakuan dari negara lain. Unsur ini bersifat deklaratif, artinya negara yang baru berdiri
mendeklarasikan dirinya atau memproklamirkan dirinya dan suatu negara yang sudah eksis
sebelumnya mendeklarasikan pengakuannya. Pengakuan atas terbentuknya suatu negara
dapat dikelompokkan menjadi dua: de facto dan de jure. Pengakuan de facto artinya
pengakuan berdasarkan kondisi faktual bahwa negara tersebut ada wilayahnya, orang-
orangnya, dan pemerintahnya. Pengakuan ini bersifat sementara sampai mendapat pengakuan
de jure.
Pengakuan de jure artinya pengakuan terhadap suatu eksistensi negara yang disahkan di atas
kertas atau legal berdasarkan hukum internasional. Pengakuan de jure bisa disebut juga
pengakuan hukum dan konstitusional. Negara yang mendapat pengakuan de jure memiliki
hak dan kewajiban sebagaimana negara lain yang diatur dalam peraturan internasional.4

3. ASAL USUL NEGARA BERDASARKAN TEORI

Asal mula terjadinya negara dilihat berdasarkan pendekatan teoretis ada beberapa
macam, yaitu sebagai berikut.
a) Teori Ketuhanan (Theokratis).
Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada
atau terjadi di alam semesta ini adalah semuanya kehendak Tuhan, demikian pula negara
terjadi karena kehendak Tuhan. Sisa–sisa perlambang teori theokratis nampak dalam kalimat
yang tercantum di berbagai Undang–Undang Dasar negara, seperti : “Atas berkat rahmat
Allah Yang Maha Kuasa” atau “By the grace of God”. Penganut teori theokrasi modern
adalah Frederich Julius Stahl (1802–1861). Dalam bukunya yang berjudul “Die Philosophie
des recht”, ia menyatakan bahwa negara secara berangsur–angsur tumbuh melalui proses
evolusi : Keluarga -Bangsa -Negara. Negara bukan tumbuh disebabkan berkumpulnya
kekuatan dari luar, melainkan disebabkan perkembangan dari dalam. Ia tidak tumbuh
disebabkan kekuatan manusia, melainkan disebabkan kehendak Tuhan. Dalam dunia modern
seperti sekarang ini, teori theokratis tidak dipratekkan lagi, sudah tertinggal jauh.

b) Teori Kekuasaan.
Menurut teori ini negara terbentuk karena adanya kekuasaan, sedangkan kekuasaan
berasal dari mereka-mereka yang paling kuat dan berkuasa, sehingga dengan demikian negara
terjadi karena adanya orang yang memiliki kekuatan/kekuasaan menaklukkan yang
lemah.Gambaran bahwa negara terbentuk karena kekuasaan dapat disimak dalam berbagai
pendapat yang dikemukan oleh para ahli sebagai berikut :
 Kalikles : Dalam suasana alam bebas bila ada orang–orang yang lebih baik telah
memperoleh kekuasaan yang lebih besar dari yang kurang baik, maka disitulah keadilan,
demikian pula pada negara bahwa yang kuat memerintah (menguasai) yang lemah.
 Voltaire : “Raja yang pertama ialah pahlawan yang menang perang”.
 Karl Marx : Negara adalah hasil pertarungan antar kekuatan–kekuatan ekonomis dan
negara merupakan alat pemeras bagi mereka yang lebih kuat terhadap yang lemah dan negara
akan lenyap kalau perbedaan kelas tidak ada lagi.

c) Teori Perjanjian Masyarakat.


Menurut teori ini, negara terbentuk karena sekelompok manusia yang semula masing-
masing hidup sendiri-sendiri mengadakan perjanjian untuk membentuk organisasi yang dapat
menyelenggarakan kepentingan bersama.Teori ini didasarkan pada suatu paham kehidupan
manusia dipisahkan dalam dua jaman yaitu pra negara (jaman alamiah) dan negara.Penganjur
teori perjanjian masyarakat antara lain :
4
http://sosiologis.com/unsur-unsur-negara
1. Hugo de Groot (Grotius) :
Negara merupakan ikatan manusia yang insaf akan arti dan panggilan kodrat. Negara
berasal dari suatu perjanjian yang disebut “pactum” dengan tujuan untuk mengadakan
ketertiban dan menghilangkan kemelaratan. Grotius merupakan orang yang pertama kali
memakai hukum kodrat yang berasal dari rasio terhadap hal–hal kenegaraan. Dan ia
menganggap bahwa perjanjian masyarakat sebagai suatu kenyataan sejarah yang sungguh–
sungguh pernah terjadi.
2. Jean Jacques Rousseau
Melalui bukunya yang berjudul “Du Contract Social”, Jean Jacques Rousseau
menyatakan : menurut kodratnya manusia sejak lahir sama dan merdeka, tetapi agar
kepentingannya terjamin maka tiap–tiap orang dengan sukarela menyerahkan hak dan
kekuasaannya itu kepada organisasi (disebut negara) yang dibentuk bersama–sama dengan
orang lain. Kepada negara tersebut diserahkan kemerdekaan alamiah dan di bawah organisasi
negara, manusia mendapatkan kembali haknya dalam bentuk hak warga negara (civil rights).
Negara yang dibentuk berdasarkan perjanjian masyarakat harus dapat menjamin kebebasan
dan persamaan serta menyelenggarakan ketertiban masyarakat.Yang berdaulat dalam negara
adalah rakyat, sedangkan pemerintah hanya merupakan wakilnya saja, sehingga apapila
pemerintah tidak dapat melaksanakan urusannya sesuai dengan kehendak rakyat, maka rakyat
dapat mengganti pemerintah tersebut dengan pemerintah yang baru karena pemerintah yang
berdaulat dibentuk berdasarkan kehendak rakyat (Volonte general). Melalui teorinya tersebut,
J.J. Rousseau menghendaki bentuk negara yang berkedaulatan rakyat (negara demokrasi).
Itulah sebabnya ia dianggap sebagai Bapak kedaulatan rakyat (demokrasi).
3. Teori Hukum Alam
Menurut teori ini, terbentuknya negara dan hukum dengan memandang manusia sebelum ada
masyarakat hidup sendiri–sendiri.Para penganut teori hukum alam terdiri :
 Masa Purba, seperti Plato dan Aristoteles.
 Masa Abad Pertengahan, seperti Agustinus dan Thomas Aquinas.
 Masa Rasionalisme, seperti penganut teori perjanjian masyarakat.

PLATO
Asal mula terjadinya negara sangat sederhana antara lain :
1. Adanya keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam
menyebabkan mereka harus bekerjasama.
2. Mengingat manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya harus bekerjasama dengan
orang lain, maka mengharuskan manusia dalam menghasilkan sesuatu harus lebih untuk
dipertukarkan.
3. Karena seringnya mereka saling tukar menukar hasil dan sekaligus bergabung, maka
terbentuklah desa.
4. Antara desa yang satu dengan desa yang lain terjadi pula hubungan kerjasama, maka
terbentuklah suatu masyarakat negara.5

5
https://brandalmetropolitan.blogspot.com/2015/08/teori-asal-mula-negara-lengkap.html
4. TUJUAN BERDIRINYA NEGARA

Tujuan negara adalah suatu sasaran yang hendak dicapai oleh suatu negara,merupakan
ide yang bersifat abstrak-ideal berisi harapan yang dicita-citakan. Tujuanutama berdirinya
negara pada hakikatnya sama, yaitu menciptakan kebahagian rakyatnya (bonum
publicum/common-wealth).6

Miriam Budiharjo(2010) menyatakan bahwa Negara dapat dipandang sebagai


asosiasi manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mengejar beberapa tujuan bersama.
Dapat dikatakan bahwa tujuan akhir setiap negara adalah menciptaka kebahagiaan bagi
rakyatnya.

Sedangkan tujuan Negara Indonesia adalah yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945
alinea ke empat;

 Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia


 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia7

5. MACAM – MACAM BENTUK NEGARA

1. Negara Federal

Bentuk  negara pertama yang akan dipaparkan dalam pembahasan kali ini adalah negara
federal. Negara federal sering kali disebut dengan istilah negara serikat. Negara federal dapat
diartikan sebagai bentuk negara yang terdari dari kumpulan beberapa negara
bagian. Keseluruhan dari negara bagian tersebut diatur dengan peraturan yang mengatur
tentang pembagian kewenangan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian. Hal
ini dapat diartikan juga bahwa setiap negara bagian memiliki pemerintah dan konstitusi
sendiri. Meski demikian yang menjalankan hubungan internasional dengan pihak luar negeri
tetaplah menjadi kewenangan negara federal.

2. Negara Kesatuan

Kedaulatan ke luar maupun ke dalam dari negara kesatuan sepenuhnya dimiliki oleh
pemerintah pusat. Tidak ada organisasi pemerintahan lain yang berdaulat selain pemerintah
pusat. Oleh karena itu, negara yang berbentuk kesatuan hanya memiliki satu kepala negara
yang dibantu jajaran mentrinya, atau memiliki satu perlemen saja.  Contoh dari negara
kesatuan yakni Indonesia, Belanda, Philipina, Jepang dan Itali.

6
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-negara/

7
https://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/09/pengertian-negara-unsur-fungsi-tujuan.html
3. Negara Konfederensi

Macam- macam bentuk negara yang ketiga yaitu negara konfederasi. Apa yang sebenarnya
dimaksud dengan negara konfederasi? Negara konfederasi merupakan negara yang terbentuk
dari perkumpulan beberapa negara yang membuat perjanjian internasional yang berisi
kewenangan tertentu yang diberikan kepada konfederensi. Meskipun terbentuk dari gabungan
beberapa negara, negara konfederensi tidak sama dengan negara federal. Negara- negara yang
tergabung dalam konfederasi memiliki kedaulatan penuh, sedangkan negara- negara bagian
yang tergabung dalam negara federal tidak berdaulat, sebagai berikut:

 Bentuk negara konfederasi hanya bertahan sampai abad 19 saja.


 Negara yang dulunya berbentuk konfederasi lama kelamaan beralih ke bentuk federal,
contohnya negara Swiss.
 Negara tersebut dulunya berbentuk konfederasi, tetapi sejak tahun 1848 Swiss cenderung
menggunakan sistem federal dimana hubungan internasional diselenggarakan oleh
pemerintah pusat.
Lanjut ke bentuk negara yang kedua yakni negara kesatuan. Sebagai pengetahuan, setengah
dari seluruh negara di dunia berbentuk negara kesatuan. Pengertian dari negara kesatuan
sendiri yaitu negara yang memiliki pemerintah pusat (bersusun tunggal) untuk mengatur
semua peran konstitusi dalam negara demokrasi di wilayah yang berada dalam cakupan
negara kesatuan. Ini dapat diartikan bahwa pemerintah pusat mengatur rakyatnya secara
langsung melalui konstitusi yang dibuatnya, sebagai berikut:
 Penerapan sistem baik itu sentralisasi maupun desentralisasi bisa disesuaikan dengan kondisi
masing- masing negara.
 Untuk negara kesatuan yang memiliki wilayah yang sangat luas seperti Indonesia biasanya
akan diterapkan sistem desentralisasi untuk memudahkan pemerintah pusat dalam
membangun negara.
4. Negara Netral

Bentuk negara yang selanjutnya yakni negara netral. Pengertian dari bentuk negara netral
yakni sebuah negara yang secara sengaja menahan diri untuk tidak terlibat dalam konflik
internasional. Meski demikian, netral memiliki arti yang luas. Bentuk negara netral bisa
bersifat tetap atau pun sementara. Selain itu, bentuk negara netral juga bisa diartikan politik
netral (netralisme positif). Selanjutnya akan muncul pertanyaan, bagaimana negara bisa
dikatakan berbentuk netral tetap atau netral sementara? Negara yang berbentuk netral tetap
mempunyai sifat netral yang dijamin oleh perjanjian- perjanjian internasional. Contohnya
Austria dan Swiss.

Sementara itu, negara yang netralnya hanya sementara mempunyai sifat netral sesuai
kenginannya sendiri. Sifat netralnya bisa berubah atau dihilangkan sesuai kondisi yang ada,
contohnya negara Swedia. Arti bentuk negara netral yang selanjutnya yakni politik netral.
Negara- negara yang melaksanakan politik netral yang dalam sejarah Indonesia dikenal
dengan politik luar negeri Indonesia bebas aktif tergabung dalam sebuah gerakan yang
disebut dengan Non-Blok. Negara- negara non blok tidak memihak kepada kekuatan negara
manapun dan juga aktif memberikan usulan mengenai konflik yang terjadi di dunia
internasional.8
8
https://fitria97.wordpress.com/tugas-tugas/pkn/macam-macam-bentuk-negara/
5. Gabungan Negara- Negara Merdeka

Berkutnya akan dibahas mengenai bentuk negara yang merupakan gabungan dari negara-
negara merdeka. Bentuk negara seperti ini terdiri dari dua macam yaitu uni riil dan uni
personil. Berikut adalah penjelasan keduanya.

 Uni Riil
Tipe gabungan negara- negara merdeka yang pertama yakni uni riil. Uni riil merupakan
gabungan dua buah negara atau lebih yang terbentuk dari adanya perjanjian internasional .
Negara- negara tersebut memiliki satu kepala negara dan melaksanakan hubungan
internasionalnya secara bersama- sama.  Dalam hal ini, Uni Riil merupakan subjek dari
hukum internasional. Sedangkan negara- negara yang berada di dalamnya mempunyai
kedaulatan ke dalam.

 Uni Personil
Tipe gabungan negara- negara merdeka yang kedua yakni uni personil. Uni personil
terbentuk dari dua negara merdeka yang bergabung karena memiliki kepala negara yang
sama. Berbeda dengan uni riil, yang menjadi subjek hukum internasional di sini adalah
masing- masing negara yang bergabung dengan sistem politik di berbagai negara. Di masa
lalu negara yang pernah menjadi uni personil yaitu Luksenburg dan Belanda. Keduanya
bergabung kurang lebih selama 75 tahun yakni dari tahun 1815 sampai tahun 1890. Selain itu,
negara Belgia dan Republik Kongo juga pernah menjadi berbentuk uni personil pada tahun
1855 hingga tahun 1908.

6. Negara Terpecah

Berikutnya yakni bentuk negara terpecah. Bagaimana suatu negara bisa dikatakan negara
terpecah? Negara dikatakan terpecah ketika suatu negara yang diduduki oleh negara yang
berkonflik pada Perang Dunia 2 memiliki ideologi yang berbeda. Perbedaan ideologi tersebut
terjadi akibat perang dingin dan juga konflik antara blok barat dan blok timur. Sebuah negara
yang berbeda hakekat ideologi nya kemudian terpecah menjadi 2 negara dengan sistem
pemerintahannya masing- masing. Kedua negara tersebut cenderung saling bermusuhan dan
mencurigai satu sama lain.

7. Negara Protektorat

Pengertian bentuk negara protektorat bisa diambil dari penamaannya, yakni protect yang


berarti melindungi. Dalam bentuk negara protektorat terdapat 2 buah negara yang mana suatu
negara kolonial melindungi negara yang berada di bawah kekuasaannya. Karena status
mereka yang berbeda, yakni melindungi dan dilindungi maka kewenangan yang dimiliki juga
berbeda.
Pada sistem sentralisasi, pembuatan peraturan lebih mudah karena adanya kesamaan aturan
bagi semua daerah. Penerapan hukum juga menjadi lebih sederhana karena hanya terdapat 1
badan yang memiliki kewenangan untuk membuatnya. Selain itu, pendapatan masing- masing
daerah bisa digunakan untuk keperluan seluruh wilayah negara.
8. Negara Kecil

Bentuk negara terakhir yang akan dijabarkan dalam pembahasan kali ini adalah sistem hukum
internasional dalam negara kecil. Sesuai dengan penamaannya, mereka yang memiliki bentuk
negara kecil adalah negara- negara yang wilayah kedaulatannya tidak begitu luas. Karena
wilayah kedaulatannya tidak luas, maka jumlah penduduknya pun tidak banyak atau sangat
sedikit. Meskipun berbentuk negara kecil, negara- negara tersebut tetap memiliki dasar
hukum dan memenuhi persyaratan untuk menjadi bagian dari subjek hukum internasional.9

6. PROSES TERBENTUKNYA NEGARA

   A.      SECARA TEORITIS
  
1)      Teori kontrak sosial
Teori kontrak sosial beranggapan bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian
perjanjian masyarakat. Teori ini adalah salah satu teori terpenting mengenai asal usul
negara. Teori asal usul mulai negara yang berdasarkan atas kontrak sosial  ini dapat
dilihat melalui pemikiran Thomas Hobbes, John Locke, dan JJ Rousseau.
2)      Teori ketuhanan
Teori ketuhanan dikenal dengan dokrit teokratis dalam teori asal usul negara. teori ini
bersifat universal dan dilakukan di beberapa negara
3)      Teori kekuatan
Teori kekuatan secara sederhana dapat diartikan bahwa negara pertama kali dibentuk atas
hasil dominasi dari kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah.
4)      Teori organis
Dalam teori organis, negara dianggap atau disamakan dengan makhluk hidup.individu
yang merupakan komponen-komponen negara dianggap sel sel dari makhluk hidup itu.
5)      Teori historis
Teori histori evolusionistis (gradualistic theory)merupakan teori yang menyatakan bahwa
lembaga lembaga sosial tidak dibuat.
6)      Teori kedaulatan
Istilah “daulat” berasal dari bahasa arab “daulah” yang berarti kekuasan tertinggi. Dengan
demikian kedaulatan dapat didefinisikan sebagai kekuasaan tertinggi dalam suatu Negara.

9
https://guruppkn.com/bentuk-bentuk-negara
B.      SECARA FAKTUAL
  Pendekatan ini didasarkan pada kenyataan yang benar - benar terjadi. Menurut fakta sejarah,
suatu negara terbentuk, antara lain karena :

1. Pendudukan ( Occopatie )
  Terjadi ketka suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai kemudian diduduki
dan dikuasai oleh suku / kelompok tertentu. Contoh: Liberia yang diduduki oleh kaum
Negro yang dimerdekakan pada tahun 1847.

2. Proklamasi ( Proclamation )
   Suatu wilayah yang diduduki oleh bangsa lain mengadakan perjuangan sehingga berhasil
merebut wilayahnya dan menyatakan kemerdekaan. Contohnya: Indonesia pada 17
Agustus 1945 mampu merdeka lepas dari penjajahan Jepang dan Belanda.
3. Penarikan ( Accesie )
  Mulanya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai atau timbul dari dasar
laut ( delta ). Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh sekelompok orang hingga
akhirnya membentuk negara. Contoh: Negara Mesir terbentuk dari delta sungai Nil.
4. Penyerahan ( Cessie )
   Terjadi ketika suatu wilayah diserahkan pada negara lain atas dasar perjanjian tertentu.
Contoh: Wilayah Sleewijk diserahkan oleh Austria pada Prussia ( Jerman ).
5. Pencaplokan / Penguasaan ( Anexatie )
  Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai ( dicaplok ) oleh bangsa lain tanpa
reaksi berarti. Contoh: negara Israel ketika dibentuk tahun 1948 banyak mencaplok
daerah Palestina, Suriah, Yordania dan Mesir.
6. Pemisahan ( Separatise )
  Suatu wilayah yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya kemudian
menyatakan kemerdekaan. Contoh: Belgia memisahkan diri dari Belanda dan
menyatakan merdeka.
7. Peleburan ( Fusi )
  Terjadi ketika negara - negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan
perjanjian untuk melebur menjadi satu negara baru. Contoh: terbentuknya federasi
kerajaan Jerman tahun 1871.
8. Pembentukan baru
  Wilayah negara yang berdiri di wilayah negara yang sudah pecah. Contoh: Uni Soviet
pecah kemudian muncul negara - negara baru.10

C.      Secara primer
10
http://www.markijar.com/2017/06/3-proses-terbentuknya-suatu-negara.html
Terjadinya negarasecara primer, yaitu asal usul mula terjadinya negara diawali dengan
adanya keluarga yang memiliki kebutuhan masing masing
Negara terjadi melalui beberapa tahapan dan tidak ada hubungan dengan Negara yang telah
ada sebelumnya.

Tahapan terjadinya Negara:


1)  Genoot Schaft (Suku)
Terdapat istilah Primus Interpares yang artinya Yang utama di antara sesama.
2)   Rijk/Reich (Kerajaan)
Di sini muncul kesadaran hak milik dan hak atas tanah.
3)   State/nasional
Kesadaran akan perlunya demokrasi dan kedaulatan rakyat.
4)   Diktatur Natie

  
    D.     Secara sekunder
Asal mula terjadinya Negara secara sekunder lebih pada pendekatan fakta atau kenyataan.
Terjadinya Negara/lahirnya Negara ada hubungan dengan Negara yang telah ada sebelumnya.
Terdapat beberapa macam dari asal mula terjadinya Negara secara sekunder, yaitu:
1)  Proklamasi
Pernyataan kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
2)  Fusi
Peleburan 2 negara atau lebih dan membentuk 1 negara.
3)  Aneksasi
Pencaplokan. Suatu daerah dikuasai Negara lain tanpa perlawanan.
4)  Cessie
Penyerahan. Sebuah daerah diserahkan kepada Negara lain berdasarkan perjanjian.
5)  Acessie
Penarikan. Bertambahnya suatu wilayah karena proses pelumpuran laut dalam kurun waktu
yang lama dan dihuni oleh kelompok.
6)  Okupasi
Pendudukan. Suatu wilayah yang kosong kemudian diduduki sekelompok bangsa sehingga
berdiri Negara.
7)  Inovasi
Suatu Negara pecah, kemudian lenyap dan memunculkan Negara baru di atasnya.
8)      Separasi11

11
https://muhardijaya46.blogspot.com/2013/09/proses-terbentuknya-negara.html

Anda mungkin juga menyukai