Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PERENCANAAN PULANG TERHADAP

KESIAPAN PASIEN PULANG PADA PASIEN IBU


NIFAS DI RSPANTI WILASA CITARUM
SEMARANG

Ari Serawati P*), Maria Suryani**), Rahayu Astuti***)


*)
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)
Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Elizabeth Semarang
***)
Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadyah Semarang

ABSTRAK

Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan pasien. Perencanaan pulang
dapat dilakukan pada semua pasien, terutama pada pasien nifas. Kesiapan ibu sebelum pulang perlu
diperhatikan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti pendarahan saat pulang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perencanaan pulang terhadap kesiapan pulang pasien pada
pasien nifas di RS Pantiwilasa Citarum Semarang. Desain penelitian ini adalah Quasy Eksperimental
dengan pendekatan One Group Pretest Posttest. Jumlah sampel 56 pasien ibu nifas yang ada di RS
Pantiwilasa Citarum Semarang dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kesiapan pulang pasien sebelum dilakukan perencanaan pulang sebagian besar menyatakan siap
yaitu sebanyak 49 (87,5%). Kesiapan pulang pasien setelah dilakukan perencanaan pulang sebagian
besar menyatakan siap yaitu sebanyak 53 (94,6%) responden. Ada perbedaan yang bermakna antara
sebelum dilakukan perencanaan pulang dan setelah dilakukan perencanaan pulang dengan uji
’’Wilcoxon Match Pairs Test’’ di dapatkan nilai p value 0,046. Rekomendasi hasil penelitian ini
adalah perawat perlu mengevaluasi pelaksanaan discharge planning dalam mempersiapkan pasien
menghadapi pemulangan..

Kata kunci : perencanaan pulang, kesiapan pulang

ABSTRACT

Discharge planning is an important part of a patient nursing program. The discharge planning can be
done by all patients especially the childbed patients. The readiness of the mother prior discharge needs
to be taken into account to prevent any unwanted situations such as bleeding on the way home. This
research is aimed at figuring out the influence of discharge planning to patients’ discharge readiness of
childbedpatients at PantiWilasaCitarum Hospital of Semarang. The design of this research is Quasy
Eksperimental with One Group Pretest Posttest.The samples are the56 childbed pasients with
purposive sampling technique atPantiwilasa Citarum Hospital of Semarang. The result of the study
indicates that there are 49 (87,5%) patients ready before applying discharge plan, while 53 (94.6%)
respondents are ready after applying discharge plan. There is a difference between before and after
applying discharge plan with Wilcoxon Match Pairs Test that reveals p value 0,046. This study
recommends the nurses to evaluate the discharge planning application to prepare the patients
preparing their discharge.

Key Words :discharge planning, discharge readiness

Pengaruh perencanaan pulang terhadap kesiapan pasien pulang ... (Ari Serawati P, 2015) 1
PENDAHULUAN

Perencanaan pulang merupakan bagian penting Bougenvile RSUD dr. Soegiri Lamongan”
dari program keperawatan pasien yang dimulai mendapatkan hasil sebelum dilakukan
segera setelah pasien masuk rumah sakit. Hal discharge planning sebagian besar pasien post
ini merupakan suatu proses yang melakukan operasi memiliki tingkat kesiapan 3 sebanyak
kerja sama antara tim kesehatan, keluarga, 70% dan sebagian kecil pasien post operasi
pasien,dan orang yang penting bagi pasien memiliki tingkat kesiapan 4 sebanyak 6%.
(Nursalam,2014). Perencanaan pulang adalah Setelah dilakukan discharge planning hampir
mekanisme untuk memberikan perawatan seluruh pasien post operasi memiliki tingkat
berkelanjutan, informasi tentang kebutuhan kesiapan 4 sebanyak 87% dan sebagian kecil
kesehatan berkelanjutan setelah pulang, pasien post operasi memiliki tingkat kesiapan 3
perjanjian evaluasi, dan instruksi perawatan sebanyak 13%. Dari uji yang dilakukan maka
diri (Swansburg,2000). didapatkan nilai Z =-5.807dan p = 0,000
dimana p < 0,05 artinya ada pengaruh
Pelaksanaan perencanaan pulang mencakup discharge planning terhadap kesiapan pasien
informasi perawatan lanjutan di rumah, post operasi menghadapi pemulangan di ruang
pengaturan fisik di rumah, sarana-sarana Bougenville RSUD dr. Soegiri Lamongan.
pelayanan kesehatan di sekitar rumah, Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
membantu mempersiapkan kepulangan pasien, Liliana Dewi Purnamasari bahwa sebanyak
mencatat kepulangan pasien (Potter & Perry, (46,6%) pernah dikatakan kategori cukup
2005). Detail-detail pelaksanaan perancanaan dalam melaksanakan perencanaan pulang di
pulang yang tampaknya kecil seperti RSUD Tugurejo Semarang. Pelaksanaan yang
menginformasikan mengenai pengaturan fisik kurang optimal tersebut dikarenakan detail-
di rumah, sumber pelayanan kesehatan di detail kecil perencanaan pulang terkadang
sekitar rumah, membantu klien saat akan diabaikan oleh perawat. Berdasarkan hal
meninggalkan rumah sakit, dan mencatat tersebut, maka resiko jumlah pasien yang
kepulangan pasien juga harus tetap kembali ke rumah sakit dengan keluhan yang
dilaksanakan. Hal tersebut juga akan sama atau kekambuhan akan meningkat.
berpengaruh terhadap jumlah resiko
kekambuhan dan kembalinya pasien ke rumah Perencanaan pulang dapat dilakukan pada
sakit (Pemila, 2011). semua pasien, terutama pada pasien nifas.
Masa nifas (puerperium) menurut Sarwono
Hasil penelitian marthelina siahan (2009) Prawiroharjo adalah dimulai setelah plasenta
menunjukan bahwa sebelum dilakukan lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
discharge planning hampir (85,7%) responden kembali seperti keadaan semula atau sebelum
memiliki tingkat kesiapan 3 dalam menghadapi hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu.
pemulangan yaitu mampu tetapi ragu atau Bahaya terbesar yang biasanya terjadi pada ibu
mampu tetapi tidak ingin melakukan kegiatan nifas adalah hemoragi atau pendarahan. Selain
yang diajarkan setelah berada di rumah. Lebih pendarahan, ada juga bahaya lain yang
dari setengah responden (71.43%) memiliki mengancam ibu yaitu infeksi pada masa nifas.
tingkat kesiapan 4 dalam menghadapi Intervensi terhadap gangguan ini difokuskan
pemulangan setelah dilakukan discharge untuk mencegah infeksi dan meningkatkan
planning (post test) yaitu mampu dan ingin proses penyembuhan dengan perawatan
atau mampu dan yakin melakukan kegiatan asepsis, kebersihan diri, dan lain sebaginya
yang diajarkan setelah berada di rumah. Hasil (Syafrudin, 2009).
analisa data menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan tingkat kesiapan pasien Berdasarkan hasil survei Demografi dan
menghadapi pemulangan secara bermakna Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, angka
setelah dilakukan discharge planning (p kematian ibu masih sangat tinggi di Indonesia.
value< 0.05). Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 40%
Penelitian Mubtadi (2012) tentang “Pengaruh kematian masa nifas. Penyebab utama
discharge planning terhadap kesiapan pasien kematian ibu disebabkan karena pendarahan
post operasi menghadapi pemulangan di ruang (24%), infeksi (15%), aborsi tidak aman

2 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


(13%), tekanan darah tinggi (12%), dan dengan persalinan normal, dan bayi lahir
persalinan lama (8%). Oleh karena itu, hidup. Alat yang digunakan dalam penelitian
kesiapan ibu sebelum pulang perlu ini adalah kuesioner. Kuesioner yang terdiri
diperhatikan untuk mencegah hal-hal yang dari 2 bagian, yaitu data demografi dan data
tidak diinginkan seperti pendarahan saat tingkat kesiapan pasien pulang pada pasien
pulang. nifas.

Dari hasil wawancara dengan perawat di Analisis univariat digunakan untuk


Rumah Sakit Pantiwilasa Semarang. Di setiap mendapatkan gambaran distribusi responden
ruangan dilakukan perencanaan pulang hanya dengan cara membuat tabel distribusi
saja, ada perawat melakukan pengisian frekuensi, analisis univariat akan dilakukan
perencanaan pulang dan ada yang tidak dengan mencari mean, modus, dan median
melakukan pengisian perencanaan pulang. terhadap tiap variabe. Berdasarkan tabel
Dalam perencanaan pulang perawat hanya tersebut variabel-variabel yang akan diteliti
memberikan jadwal minum obat dan surat kemudian dianalisis secara deskriptif dengan
kontrol. menguraikannya secara rinci (Setiawan &
Saryono, 2010, hlm.178). Variabel dalam
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penelitian ini yaitu pengaruh perencanaan
pengaruh perencanaaan pulang terhadap pulang terhadap kesiapan pasien pulang pada
kesiapan pulang pasien pada pasien ibu nifas. pasien nifas.

Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua


METODE PENELITIAN variabel yang diduga berhubungan atau
Penelitian yang di gunakan peneliti yaitu korelasi. Analisis ini dilakukan untuk menguji
Quasy Eksperimental atau penelitian kesiapan pasien pulang sebelum dan sesudah
eksperimental dengan desain penelitian One dilakukan perencanaan pulang. Jika ada
Group Pretest Posttest. Penelitian ini tidak ada perbedaan signifikan ada pengaruh
kelompok pembanding (kontrol), tapi paling perencanaan pulang terhadap kesiapan pasien
tidak sudah dilakukan observasi pertama pulang pada pasien nifas. Hasil uji normalitas
(pretest) yang memungkinkan menguji menggunakan Kolmogorov Smirnov untuk
perubahan-perubahan yang terjadi setelah variabel kesiapan pulang pasien sebelum
adanya eksperimen (Notoatmodjo,2012,hlm dilakukan perencanaan pulang didapatkan nilai
57). 0,000 (< 0,05) sehingga dikatakan data
berdistribusi tidak normal sedangkan untuk
Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah variabel kesiapan pulang pasien setelah
pasien ibu nifas dengan kelahiran normal dilakukan perencanaan pulang didapatkan nilai
dengan jumlah 56 responden. 0,000 (< 0,05) sehingga dikatakan data
berdistribusi tidak normal sehingga dalam
Penelitian ini menggunakan teknik penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon Math
pengambilan sampel non random (non Pair Test.
probabilty) Sampling dengan metode
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel
secara purposive sampling yang tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
didasarkan atas kemungkinan yang dapat
diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya Gambaran Umum Tempat Penelitian
berdasarkan kepada ciri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang
(Notoatmojo, 2012, halm, 124). merupakan unit kerja yayasan Kristen Untuk
Kesehatan Umum (YAKKUM). Rumah sakit
Sample yang diambil dari populasi yang ada di Pantiwilasa Citarum Semarang memiliki 6
ruangan nifas di rumah sakit Pantiwilasa ruang rawat inap yaitu Anggrek, Bougenvile,
Citarum Semarang yang sesuai dikehendaki Cempaka, Dahlia, Geriatri dan ICU. Penelitian
peneliti dengan kriteria inklusi: pasien dilakukan pada ruang bougenvile (ruang ibu
kooperatif, pasien bisa membaca dan menulis, nifas).
pasien bersedia menjadi responden, pasien

3 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


Hasil Penelitian SMA 36 64,3
S1 12 21,4
1. Analisis Univariat Total 56 100,0

a. Usia
Berdasarkan tabel 3 berdasarkan
Tabel 1 pendidikan terakhir sebagian besar pasien
Deskripsi Responden Berdasarkan ibu nifas di RS Panti Wilasa Citarum
Umur Pasien Ibu Nifas di RS Panti Semarang pendidikan SMA sebanyak 36
Wilasa Citarum Semarang Tahun (64,3%) responden, pendidikan SMP
2015 sebanyak 8 responden (14,3%) dan
(n=56) pendidikan S1 sebanyak 12 responden
Mea Media Modus St. Min Ma (21,4%) dan tidak ada yang berpendidikan
n n deviasi x SD.

27,3 26,50 24 4,766 18 40 d. Pekerjaan


9 Tabel 4
Deskripsi responden beradasarkan
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata pekerjaan pada ibu nifas di RS Panti
responden berusia 27 tahun, usia terendah Wilasa Citarum Semarang
18 tahun dan usia tertinggi 40 tahun.. Tahun 2015

Pekerjaan Frekuensi Persentase


b. Status Menikah (%)
Tabel 2 PNS 12 21,4
Deskripsi responden berdasarkan status Ibu 21 37,5
menikah ibu nfas di RS Panti Wilasa Rumah
Citarum Semarang Tahun 2015 Tangga
(n=56) Lain-lain 23 41,1
Status Menikah Frekuensi Persentase Total 56 100,0
(%)
Menikah 56 100,0 Pada tabel 4 bahwa pasien ibu nifas di RS
Tidak menikah 0 0,0 Panti Wilasa Citarum Semarang sebagian
Total 56 100,0 besar bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga
yaitu sebanyak 21 (37,5%) responden,
pekerjaan lain-lain sebanyak 23 (41,1%)
Tabel 2 menunjukkan bahwa bahwa responden, pekerjaan lain-lain itu seperti
berdasarkan status menikah semua pasien buruh pabrik, petani, dan wiraswasta, dan
ibu nifas di RS Panti Wilasa Citarum status sebagai PNS sebanyak 12 (21,4%)
menikah yaitu sebanyak 56 (100,0%) responden.
responden.

e. Distribusi frekuensi responden


c. Pendidikan Terakhir berdasarkan kesiapan pasien pulang
Tabel 3 (sebelum dilakukan perencanaan
Deskripsi responden beradasarkan pulang)
pendidikan terakhir ibu nifas di RS Tabel 5
Panti Wilasa Citarum Semarang Distribusi frekuensi responden
Tahun 2015 berdasarkan kesiapan pasien pulang
(n=56) (sebelum dilakukan perencanaan
pulang) di ruang Bougenvile RS Panti
Pendidikan Frekuensi Persentase Wilasa Citarum Semarang Tahun 2015
Terakhir (%) (n=56)
SD 0 0,0
SMP 8 14,3

4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


Citarum Semarang Tahun 2015
Kesiapan Frekuensi Persentase (n=56)
Pasien (%)
Pulang Kategori N Mea St. P
(sebelum n Devias value
dilakukan i
perencanaan Sebelum 5 17,5 1,62 0,04
pulang) dilakukan 6 4 6
Tidak Siap 7 12,5 perencanaa
Siap 49 87,5 n pulang
Total 56 100,0 Setelah 18,6 1,34
dilakukan 1
Pada tabel 5 bahwa kesiapan pasien perencanaa
sebelum dilakukan perencanaan pulang n pulang
sebagian besar menyatakan siap yaitu
sebanyak 49 (87,5%) responden dan tidak
siap sebanyak 7 (12,5%) responden. Berdasarkan tabel 7, Hasil skor kesiapan
pulang pada pasien nifas yang sebelum
f. Distribusi frekuensi responden dilakukan perencanaan pulang adalah 14-
berdasarkan kesiapan pasien pulang 20. Rata-rata skor 17,54 dan simpangan
(setelah dilakukan perencanaan pulang) baku 1,62. Sedangkan skor kesiapan pulang
Tabel 6 pada pasien nifas yang setelah dilakukan
Distribusi frekuensi responden perencanaan pulang adalah 15-20, dengan
berdasarkan kesiapan pasien pulang rata-rata 18,61 dan ssimpangan baku 1,34.
(setelah dilakukan perencanaan pulang)
di ruang Bougenvile RS Panti Wilasa
Citarum Semarang Tahun 2015 PEMBAHASAN
(n=56) A. Karakteristik Responden
1. Kesiapan pulang pasien sebelum dan
Kesiapan Frekuensi Persentase sesudah dilakukan perencanaan
Pasien (%) pulang.
Pulang Kesiapan berhubungan dengan
(setelah kemampuan yaitu pengetahuan,
dilakukan pengalaman dan ketrampilan serta
perencanaan berhubungan dengan keinginan yang
pulang) mencakup keyakinan, komitmen, dan
Tidak Siap 3 5,4 motivsi pasien nifas untuk melakukan
Siap 53 94,6 aktifitas atau kegiatan yang
Total 56 100,0 diajarkanserta dianjurkan oleh
perawat dan klnis lain (Martinsusilo,
2007).
Pada tabel 6 menunjukkan bahwa
kesiapan pasien setelah dilakukan Dalam penelitian ini di dapatkan hasil
perencanaan pulang sebagian besar rata-rata responden berusia 27 tahun,
menyatakan siap yaitu sebanyak 53 usia terendah 18 tahun dan usia
(94,6%) responden dan tidak siap tertinggi 40 tahun. Abu Ahmadi
sebanyak 3 (5,4%) responden. (2005) mengemukakan bahwa
memori atau daya ingat seseorang itu
salah satunya dipengaruhi oleh umur.
2. Analisis Bivariat
Tabel 7 Dari uraian ini dapat disimpulkan
Hasil Uji Wilcoxon Pengaruh bahwa dengan bertambahnya umur
perencanaan pulang terhadap kesiapan seorang dapat berpengaruh
pulang pasien pada pasien nifas di bertambahnya pengetahuan tentang
ruang Bougenvile RS Panti Wilasa pengobatan, tanda-tanda bahaya,

5 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


aktivitas yang dilakukan, serta Perencanaan pulang adalah
perawatan lanjutan di rumah, dari mekanisme untuk memberikan
pengetahuan itu dapat diterapkan perawatan berkelanjutan , informasi
tindakan-tindakan lanjutan dirumah. tentang kebutuhan kesehatan
berkelanjutan setelah pulang,
Berdasarkan penelitian didapatkan perjanjian evaluasi, dan instruksi
pendidikan terakhir sebagian besar perawatan diri (Swansburg,2000).
pasien ibu nifas di RS Panti Wilasa
Citarum Semarang pendidikan SMA Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebanyak 36 (64,3%) responden, yang sebelum dilakukan perencanaan
pendidikan SMP sebanyak 8 pulang sebagian besar menyatakan siap.
responden (14,3%) dan pendidikan S1 Hal ini terjadi karena responden telah
menunjukkan siap yaitu telah meminum
sebanyak 12 responden (21,4%) dan
obat sesuai dosis yang dianjurkan,
tidak ada yang berpendidikan SD. memperhatikan aturan pemakaian setiap
jenis obat, mengetahui tanda-tanda
Wiet Hary dalam Notoadmodjo bahaya seperti pendarahan per vagina
(2005) menyebutkan bahwa tingkat yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah
pendidikan menentukan mudah banyak, bau busuk pada vagina, rasa sakit
tidaknya seseorang menyerap dan di bagian bawah abdomen dll, dapat
memahami pengetahuan yang mereka mengantisipasi, jika saya mengalami
peroleh pada umumnya, semakin pendarahan atau tanda-tanda bahaya
tinggi pendidikan seseorang maka lainnya. Hal tersebut terjadi karena
responden telah mendapatkan
semakin baik pula pengetahuannya.
pengetahuan sebelumnya dari bidan
maupun keluarga terdekat.
Berdasarkan pengalaman atau
pekerjaan, bahwa pasien ibu nifas di Sesuai dengan teori yang menyatakan
RS Panti Wilasa Citarum Semarang bahwa kesiapan pasien menghadapi
sebagian besar bekerja sebagai Ibu pemulangan adalah kemampuan yang
Rumah Tangga yaitu sebanyak 21 mencakup pengetahuan, pengalaman,
(37,5%) responden, pekerjaan lain- dan keterampilan serta keinginan
lain sebanyak 23 (41,1%) responden, yang mencakup keyakinan,
pekerjaan lain-lain itu seperti buruh komitmen, dan motivasi pasien nifas
pabrik, petani, dan wiraswasta, dan untuk melakukan aktifitas atau
sebagai PNS sebanyak 12 (21,4%) kegiatan yang diajarkan serta
responden. dianjurkan oleh perawat dan klinisi
lain. Pasien dinyatakan siap
Pengalaman kerja akan menghasilkan menghadapi pemulangan apabila
pemahaman yang berbeda bagi tiap pasien mengetahui pengobatan, tanda-
individu. Dengan semakin banyaknya tanda bahaya, aktivitas yang
pengalaman yang diperoleh selama dilakukan, serta perawatan lanjutan di
bekerja maka keterampilan akan rumah (The Royal Marsden Hospital,
semakin bertambah pula, dengan 2004 dalam Marthalena S, 2009).
pengetahuan dan keterampilannya
tersebut maka akan dapat Terdapat 7 (12,5%) responden yang
menyesuaikan diri dengan menyatakan tidak siap, hal ini
pekerjaannya. dimungkinkan terjadi karena
responden menyatakan belum dapat
Berdasarkan hasil penelitian mengantisipasi, jika mengalami
menunjukan bahwa kesiapan pasien pendarahan atau tanda-tanda bahaya
sebelum dilakukan perencanaan lainnya dan belum mengetahui tanda-
pulang sebagian besar menyatakan tanda bahaya seperti pendarahan per
siap yaitu sebanyak 49 (87,5%) vagina yang luar biasa atau tiba-tiba
responden dan tidak siap sebanyak 7 bertambah banyak, bau busuk pada
(12,5%) responden. vagina, rasa sakit di bagian bawah
abdomen dll. Hal tersebut karena

6 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


responden belum mendapat sebelum dilakukan perencanaan
pengetahuan dari bidan. Sesuai pulang hal ini karena responden telah
dengan teori bahwa faktor yang mendapatkan pengetahuan tentang
mempengaruhi kesiapan pasien hal-hal yang perlu dipersiapkan
pulang yaitu pengetahuan, support sebelum pulang seperti misalnya obat-
sistem dukungan sosial dan pelayanan obat, aturan diet, aktifitas dan
kesehatan (Makhfudli, 2009. Hal. istirahat, perawatan lanjutan. Adanya
101). perencanaan pulang tersebut
menyebabkan responden menjadi
Hasil penelitian didukung oleh lebih siap.
penelitian yang dilakukan oleh
Martalhena Siahan (2009) Terdapat 3 (5,4%) responden yang
menunjukkan bahwa sebelum menyatakan tidak siap, hal ini terjadi
dilakukan discharge planning hampir karena masih adanya kekhawatiran
(85,7%) responden memiliki tingkat responden karena belum dapat
kesiapan 3 dalam menghadapi mengantisipasi jika mengalami
pemulangan yaitu mampu tetapi ragu pendarahan atau tanda-tanda bahaya
atau mampu tetapi tidak ingin lainnya, belum mengetahui tanda-
melakukan kegiatan yang diajarkan tanda bahaya seperti pendarahan per
setelah berada di rumah. Lebih dari vagina yang luar biasa atau tiba-tiba
setengah responden (71.43%) bertambah banyak, bau busuk pada
memiliki tingkat kesiapan 4 dalam vagina,dan rasa sakit di bagian bawah
menghadapi pemulangan setelah abdomen.
dilakukan discharge planning (post
test) yaitu mampu dan ingin atau Hasil penelitian didukung oleh
mampu dan yakin melakukan penelitian yang dilakukan oleh
kegiatan yang diajarkan setelah Martalhena Siahan (2009)
berada di rumah. menunjukkan bahwa sebelum
dilakukan discharge planning hampir
(85,7%) responden memiliki tingkat
Penelitian serupa yang dilakukan oleh kesiapan 3 dalam menghadapi
Mubtadi (2012) tentang “Pengaruh pemulangan. Lebih dari setengah
discharge planning terhadap kesiapan responden (71.43%) memiliki tingkat
pasien post operasi menghadapi kesiapan 4 dalam menghadapi
pemulangan di ruang Bougenvile pemulangan setelah dilakukan
RSUD dr. Soegiri Lamongan” discharge planning (post test). Hasil
mendapatkan hasil sebelum dilakukan skor kesiapan pulang pada pasien
discharge planning sebagian besar nifas yang sebelum dilakukan
pasien post operasi memiliki tingkat perencanaan pulang adalah 14-20.
kesiapan 3 sebanyak 70% dan Rata-rata skor 17,54 dan simpangan
sebagian kecil pasien post operasi baku 1,62. Sedangkan skor kesiapan
memiliki tingkat kesiapan 4 sebanyak pulang pada pasien nifas yang setelah
6%. dilakukan perencanaan pulang adalah
15-20, dengan rata-rata 18,61 dan
Kesiapan pasien yang setelah simpangan baku 1,34.
dilakukan perencanaan pulang
menunjukan bahwa sebagian besar Hasil uji normalitas data kesiapan
menyatakan siap yaitu sebanyak 53 pulang pasien berdistribusi tidak
(94,6%) responden dan tidak siap normal sehingga kesiapan pulang
sebanyak 3 (5,4%) responden. pasien sebelum dilakukan
perencanaan pulang dan setelah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilakukan perencanaan pulang dengan
kesiapan pasien pulang setelah menggunakan uji ’’Wilcoxon Match
dilakukan perencanaan pulang lebih Pairs Test’’ di dapatkan nilai p value
banyak yang siap dibandingkan yang 0,046. Maka Ha diterima dan Ho

7 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


ditolak artinya ada perbedaan atau SARAN
pengaruh sebelum dilakukan 1. Bagi pelayanan keperawatan
perencanaan pulang dan setelah Bagi perawat sebaiknya perawat melakukan
dilakukan perencanaan pulang. perencanaan pulang kepada semua pasien
dengan tujuan untuk mempersiapkan pasien
Responden yang sebelum dilakukan pulang dimana pasien mampu melakukan
perencanaan pulang terdapat 7 perawatan saat di rumah.
(12,5%) responden yang tidak siap
sedangkan setelah dilakukan 2. Bagi pasien
perencanaan pulang hanya terdapat Pasien mendapatkan pelayanan
sebanyak 3(5,4%) responden yang keperawatan dalam hal perencanaan pulang,
menyatakan tidak siap. Hal ini dapat sehingga menjadi lebih siap. Pengetahuan
terjadi karena kesiapan pasien untuk pasien bertambah tentang hal-hal yang
pulang dipengaruhi oleh banyak perlu dipersiapkan sebelum pasien pulang.
faktor tidak hanya oleh pengetahuan
tentang perencanaan pulang, misalnya 3. Bagi peneliti selanjutnya
support sistem dukungan sosial dan Diharapkan pada penelitian selanjutnya
pelayanan kesehatan. diharapkan perencanaan pulang yang
dilakukan melibatkan semua disiplin ilmu
yang terkait (ahli rontgen, ahli gizi,
SIMPULAN fisioterapi, perawat dan lain-lain) sehingga
1. Hasil penelitian bahwa kesiapan pasien informasi yang diterima oleh pasien lebih
sebelum dilakukan perencanaan pulang spesifik sehingga pasien benar-benar siap
sebagian besar menyatakan siap yaitu ketika pemulangan
sebanyak 49 (87,5%) responden dan tidak
siap sebanyak 7 (12,5%) responden.

2. Bahwa kesiapan pasien setelah dilakukan DAFTAR PUSTAKA


perencanaan pulang sebagian besar Abu Ahmadi (2005). Strategi Beajar
menyatakan siap yaitu sebanyak 53 Mengajar. Bandung :PusakaSetia
(94,6%) responden dan tidak siap sebanyak
3 (5,4%) responden. Discharge Planning Association.(2008).
Discharge planning. Diunduh tanggal
3. Bahwa skor kesiapan pulang pada pasien 03 Maret 2012 dari
nifas yang sebelum dilakukan perencanaan http://www.dischargeplanning.org.au.i
pulang adalah 14-20. Rata-rata skor 17,54 ndex.htm
dan simpangan baku 1,62. Sedangkan skor
kesiapan pulang pada pasien nifas yang Hariyati T.S., Afifah, E., & Handiyani, H.
setelah dilakukan perencanaan pulang (2008). Evaluasi Model Perencanaan
adalah 15-20, dengan rata-rata 18,61 dan Pulang yang Berbasis Teknologi
simpangan baku 1,34. Hasil uji normalitas Informasi Jurnal Makara Kesehatan.
data kesiapan pulang pasien berdistribusi Volume 12.Nomor 2. Halaman 53-58
tidak normal sehingga kesiapan pulang
pasien sebelum dilakukan Perencanaan Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian
pulang dan setelah dilakukan perencanaan Kebidanan dan Teknik Analisa Data
pulang dengan menggunakan uji ’’Wilcoxon edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Match Pairs Test’’ di dapatkan nilai p value
0,046. Maka Ha diterima dan Ho ditolak Makhfudli, F. E. (2009). Keperawatan
artinya ada perbedaan atau pengaruh Kesehatan Komunitas Teori dan
sebelum dilakukan perencanaan pulang dan Praktek dalam Keperawatan. Jakarta :
setelah dilakukan perencanaan. Salemba Medika

Marthalena. (2009). Pengaruh discharge


planning yang dilakukan perawat
terhadap kesiapan pasien pasca bedah

8 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


akut abdomen menghadapi RS.Fatmawati. (Makara, Kesehatan,
pemulangan di RSUP H. Adam Malik VOL. 12, NO. 2, Desember 2008: 53-
58)
Martinsusilo. (2007). Kepemimpinan
Situasional (Online). Diunduh pada Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi
tanggal 2 Januari 2015. Dari Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
http://www.edymartin.word.com Nuha Medika

Mubtadi Faisol. (2012). Pengaruh discharge Sastroasmoro, Sudigdo & Ismael, Sofyan.
planning terhadap kesiapan pasien (2008). Dasar-dasar metodologi
post operasi menghadapi pemulangan penelitian klinis Edisi 3 :Jakarta
di ruang Bougenville RSUD dr. Soegiri :Sagung Seto
Lamongan
Setiadi. (2013). Konsep dan praktik penulisan
Nasir, Muhith, Ideputri. (2011). Buku Ajar riset Edisi 2. Yogyakarta : Graha Ilmu
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: NuhaMedika Setiawan, Ari & Saryono (2010). Metodologi
penelitian kebidanan DIII, DIV, S1,
Notoatmojo, S. (2002).Pendidikan dan dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika
perilaku Kesehatan.Jakarta
:RinekaCipta Setyowati T. (2011). PelaksanaanDischarge
Planning oleh Perawat Pada Pasien di
__________ (2005).Metodologi penelitian Ruang Syarafdan Bedah Syaraf
kesehatan. Jakarta: RinekaCipta Gedung Kemuning Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
__________. (2010). Metodologi penelitian 2011.(Jurnal Nursing Studies, Volume
kesehatan.Jakarta :RinekaCipta 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213
– 218Online di : http://ejournal-
___________, 2011).Kesehatan Masyarakat s1.undip.ac.id/index.php/jnursing.
:IlmudanSeni. Jakarta :RinekaCipta
Sujiyatini,dkk,(2010). Asuhan Ibu Nifas Askeb
__________, (2012).Promosi Kesehatandan III. Yogyakarta: Cyrillus Publisher
Perilaku Kesehatan. Jakarta
:RinekaCipta Sulistyawati, A. (2014). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Nursalam. (2008). Konsep dan perawatan Yogyakarta: ANDI.
metodologi penelitian ilmu
keperawatan professional. Jakarta : __________. (2010). Buku Ajar Asuhan
Salemba Medika Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta
:SalembaMedika
________ (2014).Manajemen Keperawatan.
Jakarta: SalembaMedika Swansburg, R. C. (2000). Pengantar
Kepimpinan & Manajemen
Pemila, U, (2011). Konsep Discharge Keperawatan untuk Perawat Klinis.
Planning. Diakses pada tanggal 10 Mei Jakarta: EGC.
2015 melalui: http://www.fik.ui.ac.id/.
Syafrudin. (2009). Kebidanan Komunitas.
Potter, P. A & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Jakarta : EGC
Fundamental Keperawatan : Konsep
proses dan praktek. Vol 1, edisi 4.
Jakarta : EGC

Ramie dkk, (2008). Laporan Hasil Praktek


Manajemen Fokus di Discharge
Palnning di Ruang Teratai

9 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...

Anda mungkin juga menyukai