Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIKUM

SIMULASI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA+LAB

(TEK 202009)

SEMESTER GENAP 2020/2021

DISUSUN OLEH :

I Komang Anom Sharp P.Y NIM.2005541138 Kelas E


Komang Aldi Rae Gunawan NIM.2005541144 Kelas E
I Made Agus Calvin A.P NIM.2005541156 Kelas E
Ardya Ajeng Pramesti E. W NIM.2005541164 Kelas E

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDY TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM REGULER

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Maret 2021
PERCOBAAN KE 4

KARAKTERISTIK DAN RANGKAIAN OP-AMP DASAR

4.1 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui karakteristik penguat operasional (Op-amp)
2. Mengetahui rangkaian op-amp dasar

4.2 Alat Ukur dan Bahan


4.2.1 Alat
1. Laptop atau PC
2. Proteus
3. Multisim
4. Livewire

4.2.2 Bahan
1. Kertas corat-coret
2. Buku
3. Pensil
4. Bolpoin

4.3 dasar Teori


4.3.1 Pengertian op-amp

Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan


tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting
dan non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik
dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan
pada operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-
Amp) merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output.
Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-
mcam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali
disebut sebagai rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp)
merupakan komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier
multiguna dalam bentuk IC dan memiliki simbol sebagai berikut :

Gambar 4.1. Simbol Op-Amp

Prinsip kerja sebuah Operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan


nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input
bernilai sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan
nilai input keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output.
Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat diferensial dengan 2 input.
Sebagai penguat operasional ideal , operasional amplifier (Op-Amp) memiliki
karakteristik sebagai berikut :

1. Impedansi Input (Zi) besar = ∞


2. Impedansi Output (Z0) kecil= 0
3. Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
4. Band Width respon frekuensi lebar = ∞ V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak
tergantung pada besarnya V1.
5. Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung temperatur /
suhu.
4.3.2 Penguat Pembalik (invering)
Rangkaian untuk penguat Inverting adalah seperti yang ditunjukan gambar
4.2 berikut :

Gambar 4.2. Rangkaian Penguat Inverting

Penguat ini memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran memiliki beda fasa sebesar
o.
180 Pada rangkaian penguat yang ideal memiliki syarat bahwa tegangan
masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak terhingga. Sehingga dari
rangkaian tersebut dapat diperoleh rumus penguat adalah sebagai berikut :

dimana i- = 0, maka :

Substitusi persamaan (2) dan (3) ke persamaan (1) sehingga diperoleh :

Tanda (-) negatif menunjukkan terjadi pembalikan pada keluarannya atau


memiliki beda fase sebesar 1800 dengan masukannya.
4.3.3 Penguat tidak pembalik (Non-inverting)

Rangkaian untuk penguat Non-inverting adalah seperti yang ditunjukkan


gambar 4.3 berikut :

Gambar 4.3. Rangkaian Penguat Non-Inverting

Penguat tersebut dinamakan penguat non-inverting karena masukan dari


penguat tersebut adalah masukan non-inverting dari Op-Amp. Tidak seperti
penguat inverting, sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal
masukannya. Seperti pada rangkaian penguat inverting syarat ideal sebuah
penguat adalah tegangan masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak
terhingga. Sehingga dari rangkaian tersebut dapat diperoleh rumus penguat adalah
sebagai berikut

Substitusi persamaan (5) dan (6) ke persamaan (1) sehingga diperoleh


4.3.4 Rangkaian Buffer (Voltage Follower)

Rangkaian buffer adalah rangkaian yang menghasilkan tegangan output sama


dengan tegangan inputnya. Dengan menghubungkan jalur input inverting ke jalur
output operasional amplifier (op-amp) maka rangkaian buffer pada gambar diatas
akan memberikan kemampuan mengalirkan arus secara maksimal sesuai
kemampuan maksimal operasional amplifier (op-amp) mengalirkan arus output.

Gambar 4.4. Rangkaian Buffer dari OP-AMP

Dengan metode hubung singkat antara jalur inverting dan jalur output
operasional amplifier (op-amp) maka diperoleh persamaan (1) sebagai berikut :

4.3.5 Penjumlah Sinyal dengan Op-Amp (Adder)

Rangkaian Adder atau penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi


Op-Amp sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk
menghasikan sinyal ouput yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal
input dan faktor penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah
dengan Op-Amp adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat
inverting atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line.
Gambar 4.5. Adder atau Rangkaian Penjumlah

Tegangan output pada penguat penjumlah pembalik akan terbalik dan sama
dengan jumlah aljabar pada masing-masing selisih waktu tegangan input dan tiap
resistor input maupun resistor feedback, dapat diekspresikan dalam persamaan (2)
berikut :

Bila semua nilai resistor luar sama, maka untuk semua resistor yang terpasang
(RF = R1 = R2 = R3 = ... Rn) tegangan output akan diperoleh dari penjumlahan
aljabar tegangan input dengan tanda terbalik, diekspresikan dengan. Bila semua
nilai resistor luar sama, maka untuk semua resistor yang terpasang (RF = R1 = R2
= R3 = ... Rn) tegangan output akan diperoleh dari penjumlahan aljabar tegangan
input dengan tanda terbalik, diekspresikan dalam persamaan (3) berikut :
4.4 Cara Kerja
4.4.1 Penguatan Tegangan DC lup Tertutup (Membalik)

Gambar 4.6 Penguatan Tegangan DC lup Tertutup (Membalik)

Tabel 4.1. Pengukuran Penguatan Tegangan DC Lup Tertutup


(Membalik)

Vin (Volt) -1,0 - 0.8 -0.5 -0,3 -0,1 0.0 0,1 0.3 0,5 0,7 1,0

Potensiometer (Ω)

peng
ukur
R
Vout = − F Vin an
Rin
perhi
(Volt)
tung
an
4.4.2 Penguat Tegangan DC lup Tertutup (Tak Membalik)

Gambar 4.7 Penguat tegangan DC lup tertutup (tak membalik)

Tabel 4.2. Pengukuran penguatan tegangan DC lup tertutup (tak membalik)

-1,0 - -0.5 - - 0.0 0,1 0.3 0,5 0,7 1,


Vin (Volt)
0.8 0,3 0,1 0

Potensiometer (Ω)

Vout = pengukur

 RF  an
 +1Vin
 Rin 
(Volt) perhitung
an
4.4.3 Penguat Tegangan (Voltage Follower)

Gambar 4.8 Rangkaian Percobaan untuk Pengikut Tegangan

Tabel 4.3 Pengukuran tegangan input output positif untuk pengikut


tegangan

Vin 0.1 0.3 0.5 0.7 1.0 Volt

Potensiometer Ω

Vout Volt

Gambar 4.9 Rangkaian Percobaan untuk Pengikut Tegangan


Tabel 4.4 Pengukuran tegangan input output (negatif ) untuk pengikut
tegangan

Vin -0.1 -0.3 -0.5 - 0.8 -1.0 Volt

Potensiometer Ω

Vout Volt

4.4.4 Amplifier Penjumlah (Adder)

Gambar 4.10 Rangkaian Percobaan Amplifier Penjumlah

Tabel 4.5 Adder OP – AMP

V1 V2 Vout

1V 2V

2V 3V

3V 4V

4V 5V

5V 6V
4.5 Data Hasil Percobaan

4.5.1 Tabel Penguatan Tegangan DC lup Tertutup (Membalik)

Tabel 4.6 Pengukuran tegangan input untuk penguat tegangan DC lup


tertutup (membalik)
- - - - - 0.0 0, 0, 0, 0, 1,
Vin (Volt) 1,0 0,8 0,5 0,3 0,1 1 3 5 7 0

Potensiometer 7.8 6.6 4.4 2.4 0.8 0k 0. 2. 4. 5. 7.


(Ω) k k k k k 8k 4k 1k 8k 8k
10. 8.1 5.0 3.0 1.1 0.0 - - - - -
Vout = pengu
0 0 8 6 4 2 1. 3. 4. 6. 9.
RF kuran
− Vin 10 03 93 98 97
Rin
perhit 10 8 5 3 1 0 -1 -3 -5 -7 -
(Volt)
ungan 10

Gambar 4.11 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Membalik)


Input -1.0V
Gambar 4.12 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Membalik)
Input -0.8V

Gambar 4.13 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Membalik)


Input -0.5V
Gambar 4.14 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Membalik)
Input -0.3V

Gambar 4.15 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Membalik)


Input -0.1V
Gambar 4.16 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Membalik)
Input 0.0V

Gambar 4.17 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Membalik)


Input 0.1V
Gambar 4.18 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Membalik)
Input 0.3V

Gambar 4.19 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Membalik)


Input 0.5V
Gambar 4.20 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Membalik)
Input 0.7V

Gambar 4.21 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Membalik)


Input 1.0V
4.5.2 Tabel Penguatan Tegangan DC Lup Tertutup (Tak Membalik)

Tabel 4.7 Pengukuran tegangan input untuk penguat tegangan DC lup


tertutup (tak membalik)
- -0.8 -0.5 - - 0. 0,1 0.3 0,5 0,7 1,
Vin (Volt)
1,0 0,3 0,1 0 0
6.7 5.3 3.3k 2k 0.7 0k 0.7 2k 3.4 4.7 6.
Potensiometer (Ω) k k k k k 7
k
peng - - - - - 0. 1.1 3.3 5.6 7.7 1
Vout =
ukur 11. 8.7 5.43 3.2 1.1 02 7 2 3 7 1.
 RF 
 +1Vin an 0 2 8 3 1
 Rin  perhi -11 -8.8 -5.5 - - 0 1.1 3.3 5.5 7.7 1
(Volt)
tunga 3.3 1.1 1
n

Gambar 4.22 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Tak Membalik)


Input -1.0V
Gambar 4.23 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Tak Membalik)
Input -0.8V

Gambar 4.24 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Tak Membalik)


Input -0.5V
Gambar 4.25 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Tak Membalik)
Input -0.3V

Gambar 4.26 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Tak Membalik)


Input -0.1V
Gambar 4.27 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Tak Membalik)
Input 0.0V

Gambar 4.28 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Tak Membalik)


Input 0.1V
Gambar 4.29 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Tak Membalik)
Input 0.3V

Gambar 4.30 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Tak Membalik)


Input 0.5V
Gambar 4.31 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Tak Membalik)
Input 0.7V

Gambar 4.32 Simulasi Penguat Tegangan DC Lup Tertutup (Tak Membalik)


Input 1.0V
4.5.3 Tabel Pengikut Tegangan

Tabel 4.8 Pengukuran tegangan input (Positif) untuk pengikut tegangan


Vin 0.1 0.3 0.5 0.7 1.0 Volt
Potensiomete 0.05k 0.15k 0.2k 0.3k 0.45k Ω
r
Vout 0.12 0.36 0,48 0.72 1.08 Volt

Gambar 4.33 Simulasi Pengikut Tegangan Input 0.1V

Gambar 4.34 Simulasi Pengikut Tegangan Input 0.3V


Gambar 4.35 Simulasi Pengikut Tegangan Input 0.5V

Gambar 4.36 Simulasi Pengikut Tegangan Input 0.7V

Gambar 4.37 Simulasi Pengikut Tegangan Input 1.0V


Tabel 4.9 Pengukuran tegangan input (Negatif) untuk pengikut tegangan
Vin -0.1 -0.3 -0.5 - 0.8 -1.0 Volt
Potensiomet 0.05k 0.15k 0.2k 0.35k 0.45k Ω
er
Vout -0.12 -0.36 -0.48 -0.84 -1.08 Volt

Gambar 4.38 Simulasi Pengikut Tegangan Input -0.1V

Gambar 4.39 Simulasi Pengikut Tegangan Input -0.3V


Gambar 4.40 Simulasi Pengikut Tegangan Input -0.5V

Gambar 4.41 Simulasi Pengikut Tegangan Input -0.8V

Gambar 4.42 Simulasi Pengikut Tegangan Input -1.0V


4.5.4 Tabel Penguat Penjumlah
Tabel 4.10 Penguat Penjumlah
V1 V2 Vout
1V 2V -3.10V
2V 3V -5.07V

3V 4V -7.10V

4V 5V -9.17V

5V 6V -10.9V

Gambar 4.43 Simulasi Penguat Tegangan Dengan Nilai V1 dan V2 adalah 1V


dan 2V
Gambar 4.44 Simulasi Penguat Tegangan Dengan Nilai V1 dan V2 adalah 2V
dan 3V

Gambar 4.45 Simulasi Penguat Tegangan Dengan Nilai V1 dan V2 adalah 3V


dan 4V
Gambar 4.46 Simulasi Penguat Tegangan Dengan Nilai V1 dan V2 adalah 4V
dan 5V

Gambar 4.47 Simulasi Penguat Tegangan Dengan Nilai V1 dan V2 adalah 5V


dan 6V
4.6 Analisa Data Hasil Percobaan
4.6.1. Penguatan Tegangan DC lup Tertutup (Membalik)

Penguatan tegangan DC lup tertutup (membalik) merupakan suatu penguat


yang hasil sinyal keluarannya bernilai berlawanan dengan besar inputnya. Hal ini
disebabkan karena dibaliknya fasa sebesar 180o atau berlawanan dari fasa sinyal
input. Rangkaian ini menghasilkan nilai output negatif apabila switch
dihubungkan dengan sumber tegangan positif dan menghasilkan nilai output
positif apabila switch dihubungkan dengan sumber tegangan negatif.

Berikut merupakan tabel penguatan tegangan DC lup tertutup input positif dan
negatif dari hasil simulasi:
Tabel 4.11 Simulasi dan Perhitungan tegangan input untuk penguat tegangan
DC lup tertutup (membalik)
- - -0,5 -0,3 - 0.0 0,1 0, 0, 0, 1,0
Vin (Volt) 1,0 0,8 0,1 3 5 7

7.8 6.6k 4.4 2.4 0.8 0k 0.8 2. 4. 5. 7.8


Potensiometer (Ω)
k k k k k 4k 1k 8k k
10. 8.10 5.0 3.0 1.1 0.0 - - - - -
Vout = pengu
0 8 6 4 2 1.1 3. 4. 6. 9.9
R kuran
− F Vin 0 03 93 98 7
Rin
perhit 10 8 5 3 1 0 -1 -3 -5 -7 -
(Volt)
ungan 10

Dari gambar 4.8 rangkaian praktek bisa menghitung besar tegangan output
secara matematis dengan menggunakan persamaan 4.1. Berdasarkan persamaan
4.1 didapatkan perhitungan tegangan ouput sebagai berikut:
100k
Vout = −1,0. − = 10V
10k

100k
Vout = −0,8. − = 8V
10k

100k
Vout = −0,5. − = 5V
10k

100k
Vout = −0,3. − = 3V
10k

100k
Vout = −0,1. − = 1V
10k

100k
Vout = −0,0. − = 0V
10k

100k
Vout = 0,1. − = −1V
10k

100k
Vout = 0,3. − = −3V
10k

100k
Vout = 0,5. − = −5V
10k

100k
Vout = 0,7. − = −7V
10k

100k
Vout = 1,0. − = −10V
10k

4.6.2. Penguatan Tegangan DC lup Tertutup (Tak Membalik)


Rangkaian tegangan DC lup tertutup input positif dibuat dengan cara
menghubungkan switch pada sumber tegangan positif dan input negatif dibuat
dengan cara menghubungkan switch pada sumber tegangan negatif. Berdasarkan
kepada teori, input positif dan negatif yang diberikan ke amplifier tak membalik
akan menghasilkan output yang bernilai sesuai dengan input yang diberikan.
Berikut merupakan tabel hasil simulasi:

Tabel 4.12 Ssimulasi dan perhitungan tegangan input untuk penguat


tegangan DC lup tertutup (tak membalik)
-1,0 -0.8 -0.5 - - 0. 0,1 0.3 0,5 0, 1,
Vin (Volt)
0,3 0,1 0 7 0
6.7k 5.3 3.3k 2k 0.7 0k 0.7 2k 3.4 4. 6.
Potensiometer (Ω)
k k k 7k 7k
pen - - - - - 0. 1.1 3.3 5.6 7. 11
guk 11.0 8.7 5.43 3.2 1.1 02 7 2 3 77 .1
Vout =
ura 2 8 3
 RF 
 +1Vin n
 Rin  per -11 -8.8 -5.5 - - 0 1.1 3.3 5.5 7. 11
(Volt)
hitu 3.3 1.1 7
nga
n

Dari gambar 4.9 rangkaian praktek bisa menghitung besar tegangan output
secara matematis dengan menggunakan persamaan 4.4. Berdasarkan persamaan
4.4 didapatkan perhitungan tegangan ouput sebagai berikut:

100k
Vo = −1,0.( + 1) = −11V
10k
100k
Vo = −0,8.( + 1) = −8,8V
10k

100k
Vo = −0,5.( + 1) = −5,5V
10k

100k
Vo = −0,3.( + 1) = −3,3V
10k

100k
Vo = −0,1.( + 1) = −1,1V
10k

100k
Vo = −0,0.( + 1) = 0V
10k

100k
Vo = 0,1.( + 1) = 1,1V
10k

100k
Vo = 0,3.( + 1) = 3,3V
10k

100k
Vo = 0,5.( + 1) = 5,5V
10k

100k
Vo = 0,7.( + 1) = 7,7V
10k

100k
Vo = 1,0.( + 1) = 11V
10k

4.6.3. Pengikut Tegangan


4.6.3.1 Pengikut Tegangan Input Positif
Dengan menghubungkan jalur input inverting ke jalur output operasional
amplifier (op-amp) maka rangkaian buffer pada gambar diatas akan memberikan
kemampuan mengalirkan arus secara maksimal sesuai kemampuan maksimal
operasional amplifier (op-amp) mengalirkan arus output.
Berikut merupakan tabel secara simulasi:
Tabel 4.13 Simulasi tegangan input (Positif) untuk pengikut tegangan
Vin 0.1 0.3 0.5 0.7 1.0 Volt
Potensiomete 0.05k 0.15k 0.2k 0.3k 0.45k Ω
r
Vout 0.12 0.36 0.48 0.72 1.08 Volt
Simulasi
Vout 0.1 0.3 0.5 0.7 1 Volt
Perhitungan

Dari persamaan 4.6 diperoleh nilai penguatan tegangan (Av) sebagai


berikut:

Dengan mengetahui faktor penguatan (A) Besar tegangan output secara


matematis dapat hitung dengan persamaan 4.7. Didapatkan besar tegangan
outputnya sebagai berikut:
Vout = 0,1.1 = 0,1V

Vout = 0,3.1 = 0,3V

Vout = 0,5.1 = 0,5V

Vout = 0,7.1 = 0,7V

Vout = 1,0.1 = 1V

4.6.3.2 Pengikut Tegangan Input Negatif


Pengikut Tegangan negatif sering diperlukan dalam pemakaian
khusus.Dengan konfigurasi salah satu input dihubungkan secara langsung ke jalur
output sebagai jaringan umpan balik (feedback) sehingga nilai resistansi umpan
balik Rf 0 Ohm dan tidak menggunakan resistansi input sehingga resistansi input
Rin 0 Ohm.
Berikut merupakan tabel secara simulasi:
Tabel 4.14 Simulasi dan penghitungan tegangan input (Negatif) untuk
pengikut tegangan
Vin -0.1 -0.3 -0.5 - 0.8 -1.0 Volt
Potensiomete 0.05k 0.15k 0.2k 0.35k 0.45k Ω
r
Vout -0.12 -0.36 -0.48 -0.84 -1.08 Volt
Simulasi
Vout -0.1 -0.3 -0.5 -0.8 -1 Volt
Perhitungan

Dari persamaan 4.6 diperoleh nilai penguatan tegangan (Av) sebagai


berikut:

Dengan mengetahui faktor penguatan (A) Besar tegangan output secara


matematis dapat hitung dengan persamaan 4.7. Didapatkan besar tegangan
outputnya sebagai berikut:
Vout = −0,1.1 = −0,1V

Vout = −0,3.1 = −0,3V

Vout = −0,5.1 = −0,5V

Vout = −0,8.1 = −0,8V

Vout = −1,0.1 = −1V

4.6.4. Penguat Penjumlah


Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1,
V2,V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1,
R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena
penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting). Besarnya
penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf
dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3). Berikut merupakan tabel
hasil simulasi:
Tabel 4.15 Simulasi dan Perhitungan Penguat Penjumlah
V1 V2 Vout Simulasi Vout Perhitungan
1V 2V -3.10V 3V
2V 3V -5.07V 5V

3V 4V -7.10V 7V

4V 5V -9.17V 9V

5V 6V -10.9V 11V

Melalui persamaan 4.8 Masing-masing tegangan output (Vout) dari


penguatan masing-masing sinyal input tersebut secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut :

10k 10k
Vout = −((1. ) + (2. )) = 3V
10k 10k

10k 10k
Vout = −((2. ) + (3. )) = 5V
10k 10k

10k 10k
Vout = −((3. ) + (4. )) = 7V
10k 10k

10k 10k
Vout = −((4. ) + (5. )) = 9V
10k 10k

10k 10k
Vout = −((5. ) + (6. )) = 11V
10k 10k
4.7. Pertanyaan dan Jawaban
1. Diketahui Vsat untuk LM741 adalah ±14V untuk tegangan sumber (Vs) ±
15V.
Jika Vi1 = 3V dan Vi2 =4V, Ri1=Ri2=Ro1=Ro2=1K Ohm. Tentukan berapa nilai
Vo?

Jawab :

2. Sebuah Rangkaian op-amp pembalik seperti gambar dibawah memiliki nilai-


nilai yaitu : Tahanan feed back = 330 kΩ, tahanan input = 1kΩ dan tegangan
input = 17 mV. Hitung berapa perolehan tegangan (Av), tegangan output
(Vout) dan tegangan catu daya (Vcc) pada Rangkaian tersebut?

Jawab :
Diketahui :
• Rf = 330 kΩ = 330.000Ω
• Rin = 1kΩ = 1.000 Ω
• Vin = 17mV = 0,017V
Av =

Vout =
Apabila input yang diberikan adalah +17 mV, maka output yang dihasilkan
adalah -5,61V. Hal ini mengasumsikan bahwa tegangan catu daya (Vcc) yang
digunakan memungkinkan output bergerak mencapai nilai itu. Sebuah catu
daya ±6V terlalu kecil untuk itu, oleh karena itu membutuhkan catu daya
dengan rating tegangan setidaknya ±8V (atau sekitar ±150% x Vout), untuk
menguatkan tegangan input sebesar 17mV.
Sehingga diperoleh Av = -330Vout = -5,61 V ; Vcc = ±8Volt
4.8. Kesimpulan
1. Penguat operasional (op-amp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai
dua input +/- VCC, 2 input inverting non inverting, dan 1output. Op-amp
biasanya berbentuk rangkaian terpadu (integrated circuit) dalam bentuk IC.
2. Penguat pembalik merupakan penerapan dari penguat operasional sebagai
penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki fase yang
berkebalikan dengan fase sinyal input.
3. Penguat tak pembalik adalah Merupakan penguat sinyal dengan karakteristik
dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fase yang sama dengan sinyal
input. Rangkaian penguat tak-membalik ini bisa digunakan untuk
menguatkan isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase
dengan sinyal inputnya.
4. Pengikut tegangan biasanya didefinisikan sebagai rangkaian dengan
penguatan satu. Diantara masukan dan keluaran terdapat isolasi impedansi.
Keluaran dari op amp terhubung pada masukan inverting dan tegangan
masukan dihubungkan pada masukan non inverting. Salah satu input dari
pengikut tegangan digunakan sebagai jalur umpan balik secara langsung
anpa adanya resistansi, sehinga nilai resistannya adalah 0 ohm. Pengikut
tegangan biasanya digunakan sebagai penyangga, yaitu dengan prinsip
mengurangi impedansi pada rangkaian sehingga tegangan tidak terganggu.
Implementasi pengikut tegangan umumnya digunakan untuk menyangga
suatu sensor atau perangkat yang dibutuhkan sinyal keluarannya agar sinyal
keluaran mereka dapat dibaca dengan baik dan tidak terganggu oleh
impedansi dari pembacanya sendiri.
5. Rangkaian adder atau penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi
Op-Amp sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk
menghasikan sinyal ouput yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan
sinyal input dan faktor penguatan yang ada.
4.8. Daftar Referensi Buku

Risdayana, DKK. 2019. Karakteristik Arus dan Tegangan pada Rangkaian Seri
dan Rangkaian Paralel dengan Menggunakan Resistor. Universitas
Cokroaminoto Palopo : Sulawesi Selatan.

https://www.samrasyid.com/2019/08/op-amp-sebagai-penguat-non-inverting.html

https://www.samrasyid.com/2019/08/op-amp-sebagai-penguat-inverting.html

https://www.samrasyid.com/2019/08/op-amp-operational-amplifier.html

http://elektronika-dasar.web.id/adder-penjumlah-dengan-op-amp/
4.9. Lampiran
4.9.1. Datasheet LM741

Anda mungkin juga menyukai