Anda di halaman 1dari 69

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA
2018

PENGEMBANGAN MODEL
DUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL
BAGI PENDIDIKAN ANAK DAN REMAJA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
2018

PENGEMBANGAN MODEL
DUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL
BAGI PENDIDIKAN ANAK DAN REMAJA
Judul: KATA PENGANTAR
PENGEMBANGAN MODEL
DUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL
BAGI PENDIDIKAN ANAK DAN REMAJA

Cetakan Pertama 2017


Cetakan Kedua 2018
Catatan. Buku ini merupakan buku yang ditujukan untuk pendidik dan Berdasarkan Permendikbud nomor 11 Tahun
praktisi. Buku ini adalah produk dari subdit Pendidikan Anak dan Remaja,
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal Pendidikan 2015 salah satu fungsi dari Direktorat Pembinaan Pen-
Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Diharapkan buku ini dapat menjadi referensi pengembangan didikan Keluarga adalah meningkatkan kualitas pen-
model dukungan psikologi awal bagai anak dan remaja.
didikan karakter anak dan remaja. Pendidikan untuk
Diterbitkan oleh:
anak dan remaja mempunyai tantangan tersendiri ka-
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat rena mereka tumbuh dan berkembang dengan sangat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
pesat baik secara fisik, kognitif, maupun sosial emo-
Jalan Jenderal Sudirman
Gedung C lt. 13 Senayan Jakarta 10270 sional. Pada masa ini, banyak dari mereka yang meng-
Telepon: 021-2527664
hadapi berbagai masalah atau mengalami situasi sulit
Pengarah : Dr. Sukiman, M.Pd yang berakibat pada perilaku yang kurang mendukung
Ketua : Nanik Suwaryani, Ph.D
Penyunting : Aria Ahmad Mangunwibawa, S.Psi, M.Si, pengembangan diri mereka seperti kurang disiplin,
Dr Sugiyanto
Penulis : Wahyu Cahyono M.Si motivai belajar rendah, membolos, melanggar aturan,
Dian Caesaria Widyasari M.Sc
Indra Nurpatria M.Si, Psikolog melakukan pergaulan bebas, mengonsumsi narkoba,
Penata Letak : Dhoni Nurcahyo
Penelaah : Retno Wibowo, Siswanto, Anik Budi Utami
kecanduan pornografi, dll.
Asih Priamsari, Diena Haryani Program ini sejalan dengan salah satu agenda
Sekretariat : Adi Sutrisno, Atih Jumiarsih, Linang
Wahyu Srirejeki, Badarussalam, Puspa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Karena bebe-
Safitri
rapa nilai karakter yang dikembangkan dalam DPA ini
antara lain adalah kepedulian, empati, mandiri, gotong

ii iii
royong, dan ketangguhan. DAFTAR ISI
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada tim penulis
KATA PENGANTAR iii
serta semua pihak yang membantu mengritisi buku
model ini. Mudah-mudahan buku model ini berman- BAGIAN 1 – PENDAHULUAN 1
faat dan bisa menjadi salah satu referensi utama da- 1. Latar Belakang 1
2. Tujuan 5
lam pengembangan dan pelaksanaan DPA di satuan
pendidikan. BAGIAN 2 – LINGKUNGAN PSIKOSOSIAL ANAK
DAN REMAJA 7
1. Relasi Anak dengan Keluarga,
Satuan Pendidikan, dan Masyarakat 7
Jakarta, Februari 2018 1.1. Relasi Anak dan Remaja dengan
Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Keluarga 9
1.2 Relasi Anak dan Remaja dengan
Satuan Pendidikan 13
1.3. Relasi Anak dan Remaja dengan
Masyarakat 15
Dr. Sukiman, M.Pd.
2. Mengenal Masalah Psikososial Anak
dan Remaja 20
2.1. Emosional 25
2.2. Relasi Kelompok Teman Sebaya 26
2.3. Perilaku Mengganggu 28
2.4. Hiperaktif dan Tidak Fokus 29
2.5. Ketidakpedulian 30
2.6. Masalah Psikososial Anak dan Remaja
di Satuan Pendidikan 32

iv v
3. Dinamika Relasi Anak dan Remaja dengan 4. Identifikasi Dini 66
Keluarga, Satuan Pendidikan dan Masyarakat 35
BAGIAN 4 – PELAKSANAAN DPA
4. Proses Pemulihan 39 DI SATUAN PENDIDIKAN 69
4.1. Faktor Penghambat Proses Pemulihan 39
4.2. Faktor Pendukung Proses Pemulihan 41 BAGIAN 5 – PENUTUP 79
4.2.1. Mekanisme Pemulihan Alami 42
4.2.2. Ketangguhan 43 DAFTAR PUSTAKA 80
4.2.3. Dukungan Sosial 43
LAMPIRAN
BAGIAN 3 – DUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL 47
1. Apa itu DPA ? 47
1.1. Definisi DPA 48
1.2. Tujuan DPA 50
1.3. Prinsip Dasar DPA 51

2 Langkah-Langkah Memberikan DPA 53


2.1. Langkah Persiapan 53
Memahami Situasi 53
Membangun Hubungan Baik 54
2.2. Langkah Inti 56
Mengenali dan Memberikan Perhatian 56
Mendengarkan 57
Menghubungkan 58
3. Keterampilan Dasar dalam
Memberikan DPA 59
3.1. Empati 60
3.2. Mendengar Aktif 60
3.3. Relaksasi 62

vi vii
BAGIAN 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Selain hak mendapatkan pendidikan dan ber-
main, salah satu hak anak lain dalam Konvensi Hak
Anak adalah hak untuk mendapatkan akses kesehatan.
Kesehatan pada usia remaja merupakan salah satu
aspek penting dalam kehidupan mereka agar secara
optimal bisa mengembangkan seluruh potensi yang
mereka miliki. Kesehatan tidak hanya menyangkut ke-
Dukungan Psikologis Awal
sehatan fisik yang banyak dipengaruhi di antaranya
= oleh makanan dan minuman yang dikonsumsi, aktivi-
P3K untuk kesehatan jiwa tas fisik, serta lingkungan yang terpelihara. Selain ke-
sehatan fisik, terdapat kesehatan mental, spiritual, dan
sosial (UU No. 36/2009 tentang Kesehatan) yang juga
tidak kalah pentingnya.
Secara sederhana, kesehatan jiwa atau mental
meliputi kesejahteraan (wellbeing) emosional dan psi-
kologis. Kesehatan mental mempengaruhi cara kita

viii Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 1


Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
berpikir, merasa, dan bertindak. Ia juga menentukan dan SMA (Kemenkes, 2016) sebagai bagian dari survey
bagaimana kita mengatasi stress, menjalin relasi de- global yang dikoordinasikan oleh Badan Kesehatan
ngan orang lain, dan membuat pilihan-pilihan. Dunia, WHO. Tabel-tabel berikut menunjukkan bebe-
Kesehatan mental sangat penting pada setiap rapa temuan dari survei itu.
tahap kehidupan manusia. Ketika anak memasuki masa
remaja, kesehatan mental perlu mendapat perhatian Hasil Survei Kesehatan Berbasis Sekolah
ekstra karena banyaknya perubahan yang terjadi da- (SMP dan SMA) Kementerian Kesehatan, 2016
lam waktu yang sangat cepat seperti pergaulan yang
LAKI-LAKI PEREMPUAN
lebih luas, tuntutan lingkungan yang semakin bera- PERILAKU BERISIKO
(%) (%)

gam, dan mulai berfungsinya organ-organ reproduksi. Pernah merokok 41,8 4,1
Saat ini merokok 22,0 1,6
Karena berbagai perubahan ini, banyak remaja yang Pernah mengonsumsi alcohol 7,3 1,6

kemudian mempunyai perilaku berisiko. Pernah mengonsumsi narkoba 2,8 0,8


Dipaksa melakukan hubungan seksual 5,2 6,9
Kesehatan fisik, mental, spiritual, dan sosial wa- Pernah melakukan hubungan seksual 6,9 3,8
Pernah dibully 24,1 17,4
laupun kelihatannya berbeda namun saling mempe-
Ingin bunuh diri 4,3 5,9
ngaruhi. Sebagai contoh, pola makan yang baik akan Kekerasan fisik oleh pacar 15,0 5,6
Kekerasan fisik oleh guru 19,9 7,5
membuat suasana hati yang baik, kemarahan akan
mempengaruhi kesehatan jantung, tekanan teman
sebaya akan memaksa sebagian anak mengonsumsi
Sejumlah perilaku berisiko dalam Tabel 1 tersebut
rokok, narkoba, terpapar pornografi maupun melaku-
menunjukkan angka yang mencemaskan. Karena itu
kan hubungan seks bebas yang pada gilirannya akan
upaya pencegahan dan penanganan perlu dilakukan
mempengaruhi kesehatan fisik yang bersangkutan.
oleh semua pihak. Dalam konteks pendidikan, salah
Kementerian Kesehatan pada tahun 2015 telah
satu upaya yang bisa dilakukan adalah mengembang-
melakukan survei kesehatan berbasis sekolah SMP

2 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 3
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
kan dan mempromosikan pelaksanaan dukungan psi- 2. Tujuan
kologis awal (DPA) atau psychological first aid (PFA) Pengembangan model DPA ini secara umum di-
untuk peserta didik di satuan pendidikan. lakukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah dan
DPA yang pada awalnya dikembangkan dalam menangani perilaku berisiko yang terjadi karena masa-
konteks bencana, konsepnya analog dengan perto- lah atau situasi sulit yang dihadapi anak.
longan pertama pada kecelakaan (P3K) dimana semua Secara khusus pengembangan model DPA di-
orang bisa melakukannya jika sudah mendapat pela- laksanakan untuk tujuan-tujuan berikut:
tihan. Berbeda dengan P3K, luka yang akan dibantu 1. Anak mempunyai keterampilan mengenali dan
untuk diatasi adalah luka mental atau hati yang dise- memberikan perhatian pada teman yang ber-
babkan oleh masalah atau situasi sulit yang terjadi di masalah atau menghadapi situasi sulit.
lingkungan psikosial anak. Jika ini dibiarkan, masalah 2. Anak mempunyai keterampilan mendengar
yang di awal kelihatan ringan bisa menjadi sangat secara aktif masalah atau situasi sulit yang di-
parah dan berakibat fatal. sampaikan temannya.
Program DPA sejalan dengan agenda utama 3. Anak mempunyai keterampilan untuk meng-
Kemendikbud yaitu Penguatan Pendidikan Karakter hubungkan ke pihak-pihak lain yang bisa mem-
(PPK). Anak yang bisa memberikan DPA akan terasah bantu lebih lanjut teman yang bermasalah atau
rasa kepeduliannya, lebih mandiri, dan percaya diri. Di- dalam situasi sulit.
milikinya keterampilan memberikan DPA pada peserta
didik dan tentu saja pendidik akan sangat mendukung
terciptanya budaya sekolah yang ramah pada anak.
Lingkungan yang ramah ini sangat diperlukan semua
anak dapat mengaktualisasikan semua potensi yang
mereka miliki.

4 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 5
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
BAGIAN 2
LINGKUNGAN PSIKOSOSIAL
ANAK DAN REMAJA
SENYUM
Senyummu di hadapan saudaramu adalah
Anak hidup di lebih dari satu lingkungan psiko-
se dekah (HR. Tirmidzi)
sosial sekaligus. Lingkungan psikososial ini memiliki
Senyum menunjukan adanya keinginan untuk
berbagai peran dan pengaruh terhadap proses tum-
berbagi, rasa peduli dan bersahabat
buh kembang anak serta proses pendidikan yang
Senyum dapat mengurangi stress, meningkatkan mereka jalani. Pengetahuan dan pelajaran yang anak
imun tubuh menurunkan tekanan darah, peroleh dari lingkungan psikososial tempat ia tinggal
mengeluarkan hormon endoprin dan serotonin akan menjadi bekal penting untuk kehidupan di masa

Senyum adalah lengkungan kecil yang dewasa nanti.

menyelesaikan banyak masalah besar


(Fairuz El Said) 1. Relasi Anak dan Remaja dengan Keluarga, Sa-
tuan Pendidikan, dan Masyarakat
Masa anak dan remaja merupakan periode di-
mana mereka tumbuh dan berkembang sangat pesat,
baik secara fisik, kognitif, psikologis dan sosial. Per-
kembangan pesat ini dimulai ketika mereka meng-
alami pubertas yang mempengaruhi perkembangan

6 7
fisik dan kognitif anak, dan secara tidak langsung 1.1. Relasi Anak dan Remaja dengan Keluarga
mempengaruhi kondisi psikologis dan pola interaksi Pihak yang termasuk dalam keluarga adalah
sosial mereka. Pada periode usia ini, anak yang me- orang tua, saudara kandung, paman dan bibi, kakek
miliki hubungan yang baik dengan anggota keluarga, dan nenek, saudara sepupu dan anggota keluarga be-
lingkungan satuan pendidikan, dan lingkungan ma- sar lainnya.
syarakat cenderung berkembang menjadi anak yang Pada masa remaja, hubungan anak dengan
sehat secara fisik, psikologis, dan sosial saat masa de- orang tua cenderung berakar pada kedekatan emosi
wasa nanti. yang sudah mulai berkembang sejak mereka masih
anak-anak. Pada umumnya, anak memiliki hubungan
yang hangat dan akrab dengan orang tua. Namun
YA R A KAT pada tahap perkembangan remaja atau masa tran-
AS
M M U N I TA S sisi, tidak jarang muncul berbagai permasalahan dan
KO S
SAUDARA harus diselesaikan baik oleh anak maupun orang tua.
AT

UA
A
M A N S E B AY

UA

Umumnya, anak akan merasa gamang karena masih


KA
T
RANG

D U NI A DI
N P E N DIDI
NDUNG K

merasa tergantung dengan orang tua tetapi di saat


O

yang sama anak juga ingin belajar mandiri. Demikian


AR
TE

EL
pula para orang tua pun juga merasa gamang karena
G

UAR BES
KA

I
AH

GA
AL

N
menginginkan anak mereka untuk mulai belajar man-
T

T E TA N G G A
N

I
diri tetapi merasa sulit untuk melepaskan mereka hi-
R
ME PE
dup mandiri.
Menghadapi anak yang menginjak usia remaja,
Gambar 2. Lingkungan psikososial anak: keluarga, satuan orang tua harus mampu memberikan batasan norma
pendidikan, dan masyarakat sebagai pedoman bagi anak mereka dalam berperilaku

8 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 9
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
dan membuat keputusan. Adapun maksud dari batasan Orang tua dapat mengetahui sejauh mana efek-
ini adalah para orang tua harus memberikan ruang ke- tivitas penerapan batasan dan gaya pengasuhan ter-
pada anak untuk belajar mandiri, tetapi tetap memberi hadap anak dengan melihat sejauh mana anak berse-
batasan yang sesuai untuk mencegah mereka mem- dia menceritakan perasaan dan kehidupan sehari-hari
buat keputusan yang menyimpang dan merugikan. Se- mereka dengan jujur dan sukarela. Melalui cerita anak
lain itu, orang tua juga harus memperhatikan pola asuh ini, orang tua akan memahami jalan pemikiran mereka
yang mereka terapkan terhadap anak mereka. Pola dan karena itu dapat memberikan arahan yang tepat.
asuh ini akan mempengaruhi proses transisi anak me- Selain itu, keterbukaan anak untuk bercerita kepada
masuki tahap perkembangan remaja. Memberikan ru- orang tua menunjukkan kepercayaan pada orang tua.
ang berkembang yang cukup, batasan yang jelas, dan Membangun kepercayaan anak juga dipengaruhi oleh
gaya pengasuhan orang tua merupakan hal yang sa- empat hal penting lain, yaitu suasana hangat keluarga,
ngat penting untuk diperhatikan dan diterapkan karena stabilitas pekerjaan orang tua, hubungan pernikahan
akan membantu anak memperoleh arahan untuk ber- orang tua, serta tipe kepribadian anak dan orang tua.
perilaku dan membuat suatu keputusan. Di sisi lain, jika Selain orang tua, anak juga membangun relasi
orang tua tidak menyediakan cukup ruang untuk anak dengan saudara kandung dalam lingkungan keluarga.
berkembang, tidak menyampaikan batasan dengan je- Pada masa remaja, anak cenderung lebih akrab de-
las, membatasi anak dengan berbagai peraturan yang ngan orang tua dan teman sebaya dibandingkan de-
menuntut anak untuk patuh tanpa memiliki kesempatan ngan saudara kandung. Perubahan relasi antara anak
berpendapat, serta gaya pengasuhan yang otoriter da- dengan saudara kandung ini serupa dengan peru-
pat berpotensi menimbulkan ketegangan dalam hu- bahan relasi antara anak dengan orang tua yang men-
bungan orang tua dan anak. Situasi konflik seperti ini jadi lebih setara saat tahap perkembangan remaja.
bisa berkembang menjadi konflik dalam keluarga apa- Pada masa transisi menjadi remaja ini, anak
bila tidak dikelola dengan baik. cenderung ingin membebaskan diri dari tanggung ja-

10 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 11
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
wab terhadap saudara kandung yang lebih muda dan anak usia remaja. Anak yang memiliki hubungan dekat
membebaskan diri dari tanggung jawab saudara kan- dengan anggota keluarga, terutama kakek dan nenek,
dung yang lebih tua yang diberikan orang tua. Hal ini cenderung memiliki kemampuan adaptasi yang baik
karena saat anak beranjak ke masa sekolah menengah dengan lingkungan baru. Hubungan dekat dengan
pertama (SMP) maupun menengah atas (SMA), relasi anggota keluarga besar ini juga mempengaruhi kon-
anak dengan saudara kandung menjadi lebih setara. disi psikologis anak menjadi lebih baik karena merasa
Perilaku yang dapat dilihat adalah saudara kandung memiliki banyak sumber dukungan.
yang lebih tua belajar untuk tidak selalu mengatur
saudara kandung yang lebih muda, sedangkan sauda- 1.2. Relasi Anak dengan Satuan Pendidikan
ra kandung yang lebih muda merasa sudah tidak ter- Kualitas pendidikan di satuan pendidikan sangat
lalu membutuhkan pengawasan dari saudara kandung mempengaruhi prestasi akademik anak. Satuan pendi-
yang lebih tua. dikan yang ideal dapat dilihat melalui kondisi lingkungan
Anak juga akan membangun relasi dengan ang- satuan pendidikan yang tertib dan aman, sumber be-
gota keluarga besar seperti paman, bibi, kakek, nenek, lajar dan staf pengajar yang memadai, serta masyara-
saudara sepupu, dan anggota keluarga besar lain. Ting- kat di sekitar lokasi yang mendukung kegiatan belajar
gal satu rumah dengan keluarga besar merupakan su- mengajar. Selain itu, budaya di lingkungan satuan pen-
atu hal yang biasa ditemui bagi anak-anak yang hidup didikan yang menekankan bahwa setiap anak memiliki
dalam budaya timur, termasuk di Indonesia. Hal ini me- kapasitas untuk belajar dan meraih prestasi yang baik
mungkinkan anak untuk membangun relasi dengan ke- merupakan aspek penting bagi anak agar dapat tum-
luarga besar, seperti kakek dan nenek, paman dan bibi buh dengan kondisi psikologis yang baik.
yang tinggal bersebelahan atau satu area kampung, Seluruh komponen yang berada dalam ling-
lalu ada saudara sepupu juga. Relasi dengan anggota kungan satuan pendidikan memiliki peran penting un-
keluarga besar juga mempengaruhi tumbuh kembang tuk membantu anak supaya dapat berkembang dengan

12 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 13
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
optimal, baik secara kognitif, psikologis maupun sosial. yang terjadi dari SD ke SMP, maupun dari SMP ke SMA
Salah satu sumber kesuksesan anak dalam mengenyam atau SMK. Perubahan lingkungan satuan pendidikan
pendidikan adalah peran guru dan sesama anak yang yang cukup drastis dari SD dapat berpotensi membuat
belajar di lingkungan satuan pendidikan yang sama. anak merasa kewalahan dengan tuntutan yang berubah
Mereka dapat saling mendukung dan memberi keper- karena anak belum membangun sistem dukungan yang
cayaan bahwa setiap anak mampu untuk berhasil me- memadai dengan teman-teman yang baru di sekolah
nempuh pendidikan, terutama dukungan dari guru. yang baru. Oleh karena itu, pihak satuan pendidikan
Dukungan dan kepercayaan yang diberikan ini akan perlu membantu anak untuk beradapatasi dengan ling-
membuat anak merasa dihargai dan diperhatikan oleh kungan baru.
guru dan teman-teman yang juga belajar di satuan pen-
didikan tersebut. Jika anak merasa memperoleh du- 1.3. Relasi Anak dan Remaja dengan Masyarakat
kungan yang optimal dan tanpa pamrih dari lingkungan Pihak-pihak yang termasuk dalam hubungan
satuan pendidikan tempat ia belajar, maka mereka cen- anak dengan masyarakat adalah teman sebaya yang
derung memberikan usaha lebih saat proses belajar mereka temui di dalam dan di luar lingkungan satuan
mengajar. Selain itu, kurikulum yang mampu mengako- pendidikan dan tetangga mereka. Selain itu, teman
modasi minat dan bakat anak akan menumbuhkan se- juga bisa dari yang mereka kenal melalui media sosial
mangat mereka untuk mengikuti kegiatan belajar dan baik dengan orang yang memang sudah pernah ber-
mengajar dengan sungguh-sungguh. Anak yang ber- tatap muka langsung ataupun orang yang sama sekali
partisipasi aktif dan memberikan usaha yang optimal tidak mereka kenal sebelumnya.
cenderung merasa puas dengan kegiatan pendidikan Relasi anak dengan teman sebaya merupakan
yang mereka jalani. sumber dukungan emosional yang penting ketika me-
Sementara itu, motivasi belajar anak yang menu- lalui masa transisi menjadi remaja. Namun, relasi anak
run seringkali bersumber pada perubahan lingkungan dengan teman sebaya ini juga menjadi sumber te-

14 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 15
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
kanan untuk anak melakukan perilaku tertentu supaya Di masa remaja, anak cenderung lebih banyak
tetap bisa berteman dengan teman mereka. menghabiskan waktu dengan teman sebaya diban-
Kelompok teman sebaya merupakan sumber dingkan dengan masa-masa perkembangan lain. Hal
belajar anak tentang berbagai keterampilan sosial, se- ini terjadi karena perubahan relasi pertemanan antara
perti saling menyayangi dan menghormati teman, me- anak dengan teman sebaya menjadi lebih setara, lebih
nunjukkan empati, saling memahami sudut pandang stabil, dan bersifat timbal balik dibandingkan dengan
teman, panduan moral untuk bersosialisasi, sekaligus relasi pertemanan di masa perkembangan yang lebih
media untuk melakukan eksperimen kemandirian. Kes- muda. Intensitas kedekatan, keakraban, dan saling ber-
amaan usia merupakan hal pengikat yang paling kuat bagi yang lebih tinggi cenderung muncul pada relasi
antara anak dengan kelompok teman sebaya mereka. pertemanan saat tahap perkembangan remaja ini. Hal
Pada masa transisi menuju remaja ini, anak mulai lebih ini menghasilkan relasi pertemanan yang menyerupai
banyak menghabiskan waktu untuk bersosialisasi de- relasi pertemanan orang dewasa, dimana anak mulai
ngan teman sebaya daripada dengan keluarga. Meski- belajar lebih mempercayai teman daripada orang tua.
pun lebih erat dan akrab bersosialisasi dengan teman Perbedaan gender juga berpengaruh pada relasi
sebaya, tetapi nilai-nilai dasar yang dimiliki keba- anak dengan teman sebaya. Pertemanan teman se-
nyakan anak tetap lebih erat berkaitan dengan nilai-ni- baya pada remaja perempuan menunjukkan intensitas
lai dasar yang diberikan orang tua dan keluarga. Hal ini kedekatan yang lebih tinggi dibandingkan pertemanan
karena anak dalam rentang usia 13 – 18 tahun meman- teman sebaya pada remaja laki-laki. Peningkatan in-
dang teman sebaya mereka sebagai panutan, sahabat tensitas kedekatan ini merupakan wujud dari perkem-
yang akrab dan berharga untuk mereka. Meskipun se- bangan kognitif dan emosi anak saat memasuki masa
benarnya anak tetap membutuhkan arahan dari orang remaja. Mereka sudah mulai mampu memandang se-
tua sebagai referensi dasar yang stabil ketika mereka suatu dari sudut pandang orang lain, mengekspresikan
mulai menjelajah dunia remaja. pikiran dan emosi yang dirasakan dengan lebih akurat,

16 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 17
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
sehingga membantu mereka saling memahami pe- secara negatif aspek akademik, psikologis, dan sosial
mikiran sesama teman sebaya. mereka.
Kemampuan anak dalam membina pertemanan Selain teman sebaya, anak juga membangun
yang akrab dan hangat dengan orang lain berkaitan relasi dengan tetangga. Orang tua yang menitipkan
dengan kompetensi sosial dan kemampuan adaptasi anak mereka kepada tetangga merupakan hal yang bi-
psikologis yang mereka miliki. Anak dengan relasi per- asa ditemui di sekitar kita. Hal ini tentu dapat mempe-
temanan yang dekat, stabil, dan saling mendukung ngaruhi anak secara positif maupun negatif. Tetangga
cenderung menunjukkan prestasi akademik yang baik yang juga merupakan orang dewasa di sekitar anak dan
serta menurunkan kemungkinan anak untuk meng- sudah seharusnya mereka menyediakan lingkungan
alami depresi dan melakukan perilaku berisiko. Se- psikososial yang mendukung tumbuh kembang anak
lain itu, relasi pertemanan anak dengan teman sebaya secara positif. Tetangga juga mempengaruhi kondisi
yang hangat dan akrab seperti ini juga cenderung dii- psikologis dan sosial anak melalui ‘gaya pengasuhan’
kuti dengan relasi anak yang hangat dan akrab dengan yang mereka terapkan kepada anak yang dititipkan
orang tua mereka. tersebut. Hal ini yang perlu diperhatikan oleh orang
Meskipun peran teman sebaya sangat dominan tua yang menitipkan anak kepada tetangga mereka,
mewarnai relasi anak dengan lingkungan psikososial konfirmasi dan pastikan bahwa ‘gaya pengasuhan’
di sekitar mereka, tetapi orang tua tetap memiliki pe- yang diterapkan tetangga tidak berbenturan dengan
ranan penting untuk mengarahkan anak mereka da- pengasuhan yang diterapkan orang tua. Bekali anak
lam memilih teman sebaya yang baik. Sebaliknya, jika dengan pemahaman bahwa segala hal yang akan di-
orang tua tidak memperhatikan lingkup pertemanan lakukan bersama tetangga harus sepengetahuan dan
anak, maka bisa saja anak kesulitan membangun per- persetujuan orang tua. Pemahaman ini dapat berperan
temanan dengan anak yang berusia sebaya atau sa- sebagai sistem pengaman untuk anak tanpa mengu-
lah dalam memilih teman sehingga mempengaruhi rangi rasa percaya kepada tetangga.

18 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 19
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
Di sisi lain, memiliki relasi yang baik dengan lebih luas untuk remaja mengakses informasi terkini
orang dewasa yang merupakan tetangga di sekitar dari belahan dunia manapun, termasuk membangun
tempat tinggal anak juga merupakan hal yang baik relasi dengan teman daring melalui berbagai media
untuk perkembangan anak. Seorang anak bisa belajar sosial pertemanan, seperti Facebook,Instagram, Twit-
tentang cara berinteraksi dan bersikap yang baik ke- ter, Path dan Snapchat.
pada orang dewasa selain orang tua dan guru yang Hubungan dengan teman dari dunia maya ini
sering mereka temui di lingkungan psikososial lain. tentu saja menambah lingkungan psikososial anak
Selain itu, tetangga juga bisa menjadi sistem peng- yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Meski-
awasan sosial terhadap anak. Meskipun tentu saja, pun mayoritas anak membangun pertemanan di dunia
kembali kepada orang tua bagaimana menyikapi dan maya dengan teman atau orang yang sudah mereka
menanggapi informasi negatif yang diperoleh tentang kenal dan temui sebelumnya. Misalnya, teman sebaya
anak dari tetangga tersebut. yang mereka kenal di lingkungan satuan pendidikan
Teman sebaya dan tetangga memang mempe- atau di lingkungan tempat tinggal, saudara sepupu,
ngaruhi kondisi psikologis dan sosial anak. Namun, saudara kandung, guru, bahkan orang tua mereka pun
seiring perkembangan teknologi, anak memiliki ling- akan anak ‘gabungkan’ dengan jaringan pertemanan
kungan psikososial yang berbeda dengan generasi di media sosial milik mereka.
sebelumnya, yaitu media sosial. Di era digital dan Di sisi lain, media sosial juga memberi peluang
internet ini, anak usia remaja menghabiskan banyak kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
waktu mengakses berbagai media sosial. Anak yang atau memiliki niat buruk terhadap anak. Mengingat
menghabiskan banyak waktu di dunia maya memiliki media sosial merupakan bagian yang cukup domi-
potensi lebih tinggi untuk mengalami depresi, gang- nan dalam kehidupan anak masa kini, mereka harus
guan tidur, dan kecemasan yang berlebihan. Namun, dibekali dengan etika dan peraturan menggunakan
media sosial dan internet juga membuka kesempatan media sosial yang aman dan dapat memberikan man-

20 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 21
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
faat positif untuk mereka. Etika dan peraturan tersebut tidak mengerjakan tugas, melakukan perusakan
dapat disampaikan oleh pihak orang tua maupun pi- fasilitas sekolah, merokok, minum minuman ber-
hak sekolah dengan tujuan memberdayakan anak su- alkohol, mengkonsumsi narkoba, kecanduan game
paya mampu melindungi diri sendiri dari pihak yang online, kecanduan pornografi melakukan perund-
tidak bertanggung jawab. ungan (bullying), berkelahi, motivasi belajar ren-
dah, menarik diri, balapan liar, kehamilan yang
2. Mengenal Masalah Psikososial Anak tidak diinginkan, bahkan sampai harus berhenti
dan Remaja sekolah (drop-out). Selain perilaku negatif yang
Masalah utama yang dihadapi anak ketika me- mudah diamati secara langsung seperti di atas, re-
masuki masa remaja adalah proses pencarian jati diri. maja juga berpotensi mengalami masalah kecema-
Jika proses ini tidak disertai dengan kondisi lingkungan san yang seringkali dapat diamati dari perilakunya,
yang mendukung, maka akan berpotensi menyebab- misalnya anak berubah menjadi lesu dan tidak ber-
kan anak lebih rentan terhadap berbagai masalah saat semangat atau terlihat gelisah meskipun dalam si-
memasuki tahap selanjutnya. tuasi yang tidak mengancam
Di satuan pendidikan, guru dan anak usia sebaya Orang-orang yang ada di sekitar anak dapat
memiliki peran penting untuk memperhatikan kondisi bekerja sama untuk mengamati perilaku anak ketika
anak atau sesama teman sebaya di sekitar mereka. Da- berada di rumah, di satuan pendidikan ataupun di ma-
lam memperhatikan kondisi ini perlu diberikan batasan syarakat. Jika terdapat perilaku yang berpotensi me-
yang jelas untuk membedakan perilaku yang tidak se- nimbulkan masalah, maka perlu dicari lebih jauh sum-
suai dengan perilaku yang diharapkan oleh lingkungan ber penyebab perilaku tersebut muncul. Hal ini agar
dan sesuai dengan norma. orang-orang yang berada di sekitar anak dapat mem-
Terdapat sejumlah perilaku negatif yang berikan pertolongan sesuai dengan kebutuhan anak
seringkali muncul pada remaja, seperti membolos, tersebut.

22 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 23
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
Terdapat lima faktor yang mempengaruhi anak melihat seorang guru yang kerepotan membawa banyak
berperilaku yang tidak sesuai dengan norma yang ber- buku lalu ia mendatangi guru tersebut dan menawarkan
laku yaitu: bantuan untuk membantu membawa beberapa buku
1. Perubahan hormon pada masa puber untuk meringankan beban guru tersebut. Namun, jika
2. Peristiwa hidup yang menimbulkan stres anak tidak mampu menunjukkan empati, maka ia akan
3. Perkembangan kemampuan berpikir dan menunjukkan sikap tidak peduli terhadap orang yang
mengelola emosi membutuhkan bantuan atau menunjukkan perilaku se-
4. Genetis dang mengalami masalah. Ketika anak menunjukkan si-
5. Pengaruh perbedaan gender kap tidak peduli seperti ini, maka perlu pencarian lebih
lanjut tentang apa yang menyebabkan anak menunjuk-
Terdapat dua hal utama yang seringkali menjadi kan ketidakpedulian dan kesulitan menunjukkan empati
sumber masalah bagi anak, yaitu hubungan anak de- terhadap lingkungan di sekitar anak. Hal ini penting un-
ngan orang tua dan hubungan anak dengan teman se- tuk dilakukan karena situasi tersebut bisa merupakan
baya. Satuan pendidikan mempunyai peran penting un- tanda anak mengalami masalah berperilaku.
tuk memastikan dan mendukung peran penting orang Terdapat lima masalah utama dalam masalah
tua dan teman sebaya tersebut agar dapat berjalan berperilaku anak, yaitu emosional, masalah hubungan
beriringan dengan baik kelompok teman sebaya, perilaku mengganggu, hiper-
Potensi anak mempunyai perilaku berisiko juga aktif dan tidak fokus, dan ketidakpedulian.
dapat ditunjukkan dari sikap ketidakpedulian mereka.
Pada umumnya, remaja telah mampu menunjukkan em- 2.1. Emosional
pati kepada teman yang sedang menghadapi masalah Pada usia remaja, masalah emosi dan suasana
dan akan ditunjukkan dengan perilaku menolong yang hati yang sering muncul adalah dalam bentuk cemas
mudah diamati oleh orang lain. Misalnya, seorang anak berlebihan atau depresi. Perilaku yang dapat terlihat

24 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 25
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
pada anak yang mengalami cemas berlebihan antara anak memiliki sekelompok teman sebaya dengan ka-
lain kesulitan berkonsentrasi, mudah marah, selalu me- rakteristik yang serupa satu sama lain. Misalnya, se-
rasa lelah, mengalami kesulitan tidur, dan gelisah dalam kelompok teman sebaya yang populer di sekolah,
situasi yang tidak mengancam. Jika perilaku ini selalu sekelompok teman sebaya yang senang bermain ca-
muncul dalam periode enam bulan, maka anak tersebut tur, sekelompok teman sebaya yang suka bolos dan
membutuhkan bantuan profesional, seperti psikolog nongkrong di warung dekat sekolah, dan sebagainya.
atau konselor. Namun, jika perilaku tersebut muncul Masing-masing kelompok pertemanan memiliki ciri
dalam periode yang lebih singkat dan jarang, maka hal khas masing-masing dan beberapa kelompok cende-
yang dapat dilakukan adalah mencari tahu penyebab rung melakukan tindakan berisiko tinggi, seperti men-
perilaku tersebut muncul. coba merokok atau minuman beralkohol, menyelinap
Sedangkan, anak yang berpotensi mengalami ke bioskop tanpa membeli tiket, mengebut di jalanan,
depresi seringkali menunjukkan perilaku agresif atau dan sebagainya.
mudah marah yang sulit dikendalikan. Perilaku tersebut Perilaku yang berisiko tinggi seperti ini meru-
harus diikuti dengan minimal empat gejala lain, seperti pakan bentuk usaha anak untuk menunjukkan ke-
berat badan turun drastis dalam dua minggu, kesulitan mandirian dan melepaskan diri dari batasan-batasan
tidur atau tidur berlebihan, selalu merasa gelisah, selalu yang telah ditetapkan oleh orang tua. Selain itu, anak
merasa lelah, merasa tidak berharga, merasa bersalah yang melakukan perilaku berisiko tinggi cenderung le-
berlebihan, atau sulit untuk berkonsentrasi. bih berani melakukan perilaku tersebut saat mereka
sedang bersama sekelompok teman sebaya daripada
2.2. Relasi Kelompok Teman Sebaya saat ia sedang sendirian.
Pada anak yang berusia 13-14 tahun pengaruh Selain perilaku berisiko tinggi, penerimaan anak
teman sebaya sangat besar, lalu perlahan berkurang ke dalam kelompok teman sebaya merupakan bentuk
sampai akhir masa remaja. Pada usia ini, seringkali dari status sosial mereka di sekolah. Anak yang tidak

26 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 27
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
diterima dalam suatu kelompok pertemanan sebaya 3. Melakukan tindakan curang atau mencuri,
cenderung berperilaku agresif atau bisa juga hiperaktif misalnya menyontek, mencuri barang di
sebagai bentuk ekspresi emosi negatif karena mene- toko;
rima penolakan dari teman sebaya. Sebaliknya, anak 4. Pelanggaran peraturan formal yang serius,
yang diterima dalam kelompok pertemanan teman misalnya membunuh, melakukan pelecehan
sebaya dengan membangun hubungan yang akrab, seksual, merampok, segala perilaku yang
hangat, dan memperoleh hubungan yang timbal balik termasuk ke dalam tindak kriminalitas.
akan cenderung mampu beradaptasi dengan kondisi
di lingkungan satuan pendidikan tempat ia belajar. Jika empat perilaku ini muncul secara konsis-
ten dan dalam intensitas yang mengkhawatirkan
2.3. Perilaku Mengganggu dalam 12 bulan terakhir dengan salah satu perilaku
Perilaku mengganggu atau conduct problem muncul dominan dalam 6 bulan terakhir, maka pe-
adalah salah satu gangguan tingkah laku yang dapat serta didik tersebut perlu dirujuk kepada tenaga
mudah terlihat melalui perilaku yang melanggar nor- profesional kesehatan mental seperti psikolog atau
ma sosial bahkan melanggar hak orang lain. Adapun konselor.
kategori perilaku yang termasuk ke dalam perilaku
mengganggu adalah: 2.4. Hiperaktif dan Tidak Fokus
1. Perilaku agresif yang dapat menyebabkan Hiperaktif dan tidak fokus adalah keadaan ke-
bahaya fisik terhadap orang lain, misalnya tika seseorang merasa gelisah atau tidak bisa duduk
mengebut di jalanan atau berkelahi; tenang ketika diminta untuk duduk sehingga meng-
2. Perilaku nonagresif yang dapat menye- alami kesulitan untuk memusatkan perhatian terhadap
babkan kehilangan atau kerusakan benda, tugas yang sedang dilakukan. Keadaan hiperaktif dan
misalnya melakukan vandalisme; tidak fokus ini juga dapat ditunjukkan melalui perilaku

28 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 29
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
atau gerakan yang berlebihan, seperti memanjat atau alaman terlibat dalam kegiatan sosial atau pelayanan
menaiki perabotan di ruangan dalam situasi yang te- masyarakat yang dapat menumbuhkan rasa peduli
nang dan tidak megancam anak, atau kesulitan untuk anak terhadap lingkungan sekitarnya. Melalui keter-
berkonsentrasi melakukan suatu kegiatan dalam satu libatan dalam kegiatan sosial atau pelayanan masya-
waktu. rakat akan memungkinan anak atau remaja untuk
merasa terlibat dalam kehidupan orang dewasa dan
2.5. Ketidakpedulian belajar peduli dengan lingkugan sekitarnya. Selain
Anak yang menunjukkan ketidakpedulian ter- itu, partisipasi dalam kegiatan sosial atau pelayanan
hadap lingkungan sekitarnya perlu untuk diperhati- masyarakat membuat anak atau remaja memperoleh
kan lebih seksama. Perilaku ini dapat menjadi tanda kesempatan untuk mengenali dan menggali beragam
bahwa ia kesulitan berempati hingga memunculkan pilihan peran dalam masyarakat saat mereka mema-
perilaku menolong orang lain yang sedang mengalami suki masa dewasa nanti.
kesulitan. Perilaku menolong sendiri merupakan ha- Anak atau remaja yang sering terlibat dalam ke-
sil dari refleksi diri anak tentang konsekuensi suatu giatan sosial atau pelayanan masyarakat cenderung
perbuatan, internalisasi nilai saling tolong menolong, lebih memahami diri sendiri dan menunjukkan komit-
dan norma sosial yang berkembang seiring dengan men sosial yang tinggi. Selain itu, mereka cenderung
bertambah usia anak tersebut. Intensitas kemunculan menunjukkan kepedulian dan empati dengan lebih baik
perilaku menolong juga seharusnya meningkat seiring sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat. Anak
bertambahnya usia anak. Remaja perempuan cende- tersebut juga akan lebih aktif terlibat dalam masyara-
rung lebih sering menunjukkan perilaku menolong di- kat ketika dewasa dibandingkan dengan anak yang ti-
bandingkan dengan remaja laki-laki. dak berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau pelayanan
Selain refleksi diri dan persepsi diri, perilaku masyarakat saat masa anak-anak atau remaja.
menolong pada remaja juga dipengaruhi oleh peng-

30 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 31
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
2.6. Masalah Psikososial Anak dan Remaja MASALAH PSIKOSOSIAL ANAK
di Satuan Pendidikan
Bentuk ekspresi anak yang sedang mengalami
EMOSIONAL
masalah bisa muncul melalui beragam perilaku. Be-
gitu pula sumber penyebab masalah yang sedang di-
hadapi anak juga bisa beragam. Di lingkungan satuan
KETIDAK
PEDULIAN
pendidikan, masalah yang sedang dihadapi anak da-
pat bersumber dari dalam maupun luar lingkungan sa-
tuan pendidikan. Perlu bagi satuan pendidikan mampu
mengenali masalah dan sumber masalah anak, serta Sejumlah masalah PERILAKU
MENGGANGGU
psikososial bisa dihadapi

MASYARAKAT
memberikan pilihan bantuan untuk anak agar mampu anak di keluarga,
satuan pendidikan, atau

KELUARGA
menghadapi masalah tersebut. masyarakat.

Dampak yang ditimbulkan karena anak meng-


alami masalah seringkali merugikan untuk anak ter-
sebut dan cenderung muncul dalam jangka waktu yang RELASI
TEMAN
SEBAYA
lama hingga mereka beranjak dewasa nanti. Misalnya,
proses pendidikan yang terganggu, melakukan perilaku HIPERAKTIF
dan TIDAK
FOKUS
berisiko yang membahayakan nyawa diri sendiri mau-
SATUAN
PENDIDIKAN
pun orang lain, memiliki emosi yang meledak-ledak, ke-
sulitan memahami sudut pandang orang lain, kesulitan
membangun pertemanan yang akrab, tidak acuh de- Gambar 3. Masalah psikososial yang
ngan keadaan sekitar, dan sebagainya. Apabila perilaku dihadapi anak di lingkungan satuan pendidikan
seperti ini dibiarkan saja, tentu akan merugikan anak le-

32 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 33
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
bih banyak di masa depan mereka nanti. Tindakan pen- 3. Dinamika Relasi Anak dan Remaja dengan
cegahan dapat dilakukan untuk menghindari tumbuh Keluarga, Satuan Pendidikan, dan Masyarakat
kembang anak terhambat sehingga anak tidak dapat terhadap Masalah Psikososial
memenuhi potensi diri masing-masing secara optimal. Proses perkembangan anak tidak bisa lepas
Satuan pendidikan merupakan salah satu pi- dari lingkungan yanga ada di sekitarnya. Lingkungan
hak yang memiliki peran penting untuk mencegah dan tersebut meliputi hubungan anak dengan keluarga,
membantu anak ketika menghadapi masalah , selain ke- hubungan anak dengan satuan pendidikan dan hu-
luarga dan masyarakat. Peran satuan pendidikan dalam bungan anak dengan masyarakat. Selain mempenga-
mengenali anak yang membutuhkan bantuan, membe- ruhi tumbuh kembang, lingkungan di sekitar anak juga
rikan bantuan sesuai kapasitas pihak satuan pendidikan, bisa menjadi sumber masalah ketika terjadi perbedaan
serta melaksanakan berbagai kegiatan preventif dan nilai yang diterapkan.
promotif untuk merawat kondisi kesehatan psikologis Di sisi lain, lingkungan ini juga memiliki peran
dan sosial anak merupakan beberapa hal penting yang penting untuk membantu anak menghadapi situasi
dapat dilakukan oleh pihak satuan pendidikan. sulit atau masalah yang tidak bisa ia selesaikan sen-
Selain melakukan berbagai upaya tersebut, sa- diri. Kondisi seperti ini akan mengarahkan anak untuk
tuan pendidikan juga harus membangun jejaring de- berusaha lebih keras memahami masalah yang sedang
ngan berbagai pihak yang sekiranya dapat membantu ia hadapi tersebut. Mereka juga akan berusaha un-
dalam menyediakan layanan bantuan untuk anak yang tuk mencari solusi masalah tersebut melalui berbagai
sedang menghadapi masalah . Misalnya, pihak Puskes- sumber informasi, nilai, arahan, maupun batasan yang
mas terdekat, pihak kepolisian, maupun organisasi atau ia pelajari dari lingkungannya.
institusi lain yang memiliki kapasitas untuk menyedia- Anak berusia 13 – 18 tahun pada umumnya se-
kan layanan tertentu bagi anak yang sedang mengha- dang menjalani pendidikan pada jenjang sekolah me-
dapi masalah. nengah pertama (SMP) atau menengah atas (SMA).

34 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 35
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
Melalui lingkungan satuan pendidikan, mereka mem- satuan pendidikan. Begitu juga bentuk atau tanda-
peroleh kesempatan untuk belajar tentang ilmu penge- tanda anak yang sedang mengalami masalah juga da-
tahuan, keterampilan baru sekaligus mengembangkan pat muncul ketika ia berada di dalam maupun di luar
keterampilan yang telah dilatih sebelumnya, mengikuti satuan pendidikan.
kegiatan seni dan olahraga, menggali berbagai pilihan
pekerjaan, dan bersosialisasi dengan teman sebaya.
Pengalaman positif yang diperoleh melalui satuan
pendidikan dapat meningkatkan inteligensi anak seka-
ligus mengasah keterampilan sosial mereka, sehingga
mereka dapat berkontribusi dan berkembang lebih  Jika berbagai masalah psikologis dan so-
lanjut di masyarakat saat dewasa nanti. sial ini diabaikan dan anak tidak memper-
Perkembangan anak akan terhambat apabila oleh dukungan yang sesuai, maka akan
anak mengalami masalah. Jika berbagai masalah yang merugikan ketika menjalani masa belajar
dihadapi anak ini diabaikan dan anak tidak memper- maupun saat memasuki masa dewasa
oleh dukungan yang ia butuhkan dari lingkungan di nanti.
sekitarnya, maka kondisi anak akan memburuk dan
merugikan anak ketika masa belajar mamupun saat
memasuki masa dewasa nanti.  Satuan pendidikan memiliki peran pen-
Bentuk dan sumber masalah yang berpotensi di- ting untuk menyatukan dan melakukan
alami oleh anak juga beragam, sehingga penting untuk tindakan preventif sekaligus promotif un-
pihak satuan pendidikan untuk berupaya mengidenti- tuk mencegah beragam potensi masalah
fikasi sedini mungkin. Penyebab masalah pada anak psikologis dan sosial tersebut.
ini dapat berasal dari dalam maupun luar lingkungan

36 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 37
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
Penting bagi satuan pendidikan bekerja sama tindakan preventif serta promotif untuk mencegah
dan membentuk jaring pengaman dengan pihak yang beragam potensi masalah pada anak. Hal ini dilaku-
ada di lingkungan sekitar anak sehingga ketika anak kan supaya anak dapat mengembangkan diri secara
mengalami masalah akan lebih mudah tertangani dan optimal dalam segala aspek, termasuk fisik, kognitif,
tidak berlanjut menghambat perkembangan anak di psikologis, dan sosial sehingga dapat berkontribusi
masa selanjutnya. dengan optimal saat masa dewasa di masyarakat
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mu- nanti.
lai membangun dan memperkuat jaring pengaman ini
adalah dengan meningkatkan kualitas layanan satuan 4. Proses Pemulihan
pendidikan dan kapasitas pemangku kepentingan di 4.1. Faktor Penghambat Proses Pemulihan
satuan pendidikan dalam mengelola masalah yang di- Faktor penghambat proses pemulihan merupa-
hadapi anak. Peningkatan kapasitas ini bertujuan untuk kan segala bentuk tindakan anak yang berpengaruh
meningkatkan pemahaman pihak satuan pendidikan ter- negatif terhadap kondisi psikologis dan sosial me-
hadap masalah yang umumnya dihadapi oleh anak, se- reka. Masa remaja merupakan periode dimana anak
kaligus faktor penghambat dan faktor pendukung yang menggali berbagai pilihan yang mereka miliki sebagai
dimiliki anak dalam menjalani proses menghadapi ma- usaha mereka mengenal jati diri sebagai remajaSe-
salah. Informasi ini juga dapat membantu pihak satuan bagian remaja ada yang cenderung memilih perilaku
pendidikan untuk menentukan ragam layanan atau cara yang berisiko atau berlawanan dengan arahan orang
yang dirasa paling sesuai dengan situasi dan kondisi anak tua untuk menunjukkan kemandirian. Selain usaha
maupun kapasitas yang dimiliki satuan pendidikan demi menunjukkan kemandirian, pemilihan perilaku be-
membantu anak mengatasi masalah tersebut. risiko tinggi yang dilakukan anak juga dapat dilihat
Oleh karena itu, pihak satuan pendidikan memi- sebagai bentuk ekspresi rasa frustasi mereka meng-
liki peran penting untuk menyatukan dan melakukan hadapi tuntutan yang tidak realistis untuk kapasitas

38 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 39
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
yang mereka miliki. Hal ini dapat menghambat proses 4.2. Faktor Pendukung Proses Pemulihan
pemulihan pada anak karena ia menutup kesempatan Faktor pendukung proses pemulihan merupakan
untuk berdiskusi lebih lanjut tentang berbagai pilihan segala bentuk pilihan tingkah laku atau daya upaya
yang lebih baik. yang dilakukan anak untuk mempertahankan atau me-
Perilaku agresif atau hiperaktif-inatensi juga da- ningkatkan kesehatan psikologis dan sosial mereka.
pat menghambat proses pemulihan anak dalam meng-
hadapi masalah. Anak yang menunjukkan perilaku
agresif atau hiperaktif-inatensi ini seringkali berakar FAKTOR PENDUKUNG

dari pengalaman penolakan oleh teman sebaya, kesu-


litan dalam membangun pertemanan yang akrab de- PROSES AN
PEMULIH

ngan teman sebaya, keterampilan sosial yang terbatas


FAKTOR PENGHAMBAT
dan jaringan pertemanan yang sempit. Anak yang me-
miliki karakteristik seperti ini cenderung menunjukkan
prestasi akademik yang rendah dibandingkan teman
sebaya lain yang merasa diterima dan puas dengan Gambar 4. Proses Pemulihan dalam Menghadapi Masalah
hubungan pertemanan sebaya mereka. Anak-anak Psikososial
yang berperilaku agresif atau hiperaktif-inatensi ini
juga cenderung memiliki keterampilan sosial yang ku- Terdapat tiga faktor yang mendukung proses
rang baik sehingga menghambat proses membangun pemulihan anak saat menghadapi masalah psikoso-
pertemanan yang akrab dengan sekelompok teman sial, yaitu mekanisme pemulihan alami (natural coping
sebaya lain. Tidak memiliki teman dapat menyebabkan mechanism), ketangguhan (resilience), dan dukungan
anak merasa dikucilkan dan kesepian, sehingga tidak sosial. Berikut ini penjelasan lebih lanjut masing-ma-
memiliki sumber dukungan sosial yang memadai. sing faktor pendukung tersebut:

40 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 41
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
4.2.1. Mekanisme Pemulihan Alami but dengan ketangguhan atau resiliensi. Ketangguhan
Masing-masing anak memiliki mekanisme pemu- menggambarkan kemampuan bertahan atau bangkit
lihan alami yang secara otomatis akan mereka lakukan kembali setelah menghadapi situasi sulit. Kemampuan
ketika menghadapi masalah. Mekanisme ini terbentuk untuk bangkit kembali ini bukan sebuah kemampuan
dan berjalan melalui kedekatan hubungan antara anak yang bersifat statis tetapi merupakan kemampuan
dengan lingkungan di sekitarnya, serta pengalaman yang selalu dapat dikembangkan dan dikuatkan se-
yang sudah ia miliki sebelumnya dalam menghadapi panjang waktu seiring dengan proses menyelesaikan
masalah. Anak yang memiliki hubungan akrab dan de- masalah tersebut. Setiap anak, keluarga, satuan pendi-
kat dengan berbagai pihak di lingkungan sekitarnya, dikan, dan masyarakat memiliki kapasitas untuk men-
cenderung mampu mengatasi dan mengelola masa- jadi tangguh. Adapun sumber untuk menjadi tangguh
lah yang sedang dihadapi dengan baik. Selain itu, me- adalah mekanisme pemulihan alami dan dukungan so-
reka juga tidak merasa kesepian karena selalu merasa sial dalam menghadapi situasi sulit.
terhubung dengan lingkungan disekitarnya, termasuk
lingkungan satuan pendidikan. Anak yang memiliki hu- 4.2.3. Dukungan Sosial
bungan dekat dengan lingkungan satuan pendidikan Dukungan sosial adalah dukungan dalam ben-
tempat ia belajar juga cenderung menunjukkan pres- tuk perilaku spesifik yang berasal dari lingkungan di
tasi akademik yang baik sehingga membuat anak lebih sekitar anak. Dukungan sosial akan mencegah mem-
merasa mampu untuk menyelesaikan masalah yang buruknya kondisi psikologis anak.. Terdapat tiga hal
sedang ia hadapi. yang membentuk dukungan sosial, yaitu anak merasa
dicintai, anak merasa dihargai, dan anak merasa ter-
4.2.2. Ketangguhan hubung dengan lingkungan di sekitarnya. Adapun tiga
Setiap anak akan melakukan proses adaptasi de- sumber utama dukungan sosial untuk anak, yaitu dari
ngan masalah yang menimbulkan stres. Hal ini dise- orang tua, guru, dan teman sebaya. Orang tua meru-

42 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 43
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
pakan sumber dukungan sosial utama yang dikenal dengan teman sebaya berkembang lebih kuat dan se-
oleh anak. Orang tua perlu mengatakan dengan jelas tara dibandingkan hubungan anak dengan orang tua
dan menunjukkan perilaku nyata yang membuat anak dan guru. Hubungan dengan teman sebaya yang akr-
merasa nyaman dan aman ketika ia menghabiskan ab, hangat, dan saling mendukung dapat membantu
waktu bersama orang tua. Hal ini juga akan membuat anak untuk lebih memahami diri sendiri dan juga men-
anak merasa dihargai dan diterima oleh orang tua. cegah anak mengalami depresi.
Adapun bentuk perilaku dukungan sosial yang dapat
ditunjukkan oleh orang tua kepada anak seperti mem-
bantu anak ketika mengalami kesulitan, serta menun-
jukkan rasa kasih sayang secara lisan dan perilaku se-
cara konsisten. Selanjutnya, guru merupakan sumber
dukungan sosial kedua yang mampu mempengaruhi
prestasi akademik anak, tingkah laku anak, serta pe-
nyesuaian diri anak di satuan pendidikan. Dukungan
sosial oleh guru dapat ditunjukkan dengan membe-
rikan dukungan dan arahan yang positif untuk anak
dalam hal akademik, menghargai usaha anak dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar, memberikan pe-
nilaian yang objektif terhadap hasil usaha anak, serta
memberikan umpan balik yang membangun potensi
anak. Selain orang tua dan guru, peran teman sebaya
juga penting untuk menunjukkan dukungan sosial ke-
pada anak. Seiring bertambahnya usia, hubungan anak

44 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 45
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
BAGIAN 3
DUKUNGAN PSIKOLOGIS
AWAL

1. Apa itu DPA?


Terlalu sering kita meremehkan kekuatan DPA merupakan dukungan psikologis awal yang
memiliki peran serupa dengan pertolongan pertama
sentuhan, senyuman, kata - kata yang ramah,
pada kecelakaan (P3K). DPA dilakukan sebagai upaya
telinga yang mau mendengar, pujian yang untuk memberikan pertolongan awal terhadap indi-

jujur, atau tindakan kecil dari kepedulian, yang vidu yang menghadapi masalah sebelum mendapat
pertolongan lebih lanjut.
semuanya memiliki potensi untuk mengubah
DPA dilakukan dalam bentuk pemberian du-
kehidupan di sekitar kungan oleh lingkungan di sekitar individu dalam
upaya mengurangi dampak negatif dari masalah yang
(Leo Buscaglia)
dihadapi. DPA telah dikembangkan di banyak negara,
termasuk di Indonesia dalam berbagai situasi, seperti
intervensi situasi krisis, bencana, dan juga dalam sa-
tuan pendidikan. Pada satuan pendidikan, masalah
yang dialami peserta didik dapat mengganggu proses
belajar dan prestasi akademik dan proses penanganan

46 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 47
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
yang mengabaikan sumber permasalahan menyebab- • Satuan pendidikan merupakan lingkungan
kan masalah tidak terselesaikan secara tuntas. yang dekat dengan keseharian peserta di-
dik sehingga memungkinkan untuk memba-
1.1. Definisi Dukungan Psikologis Awal (DPA) ngun sistem bantuan bertingkat.

Dukungan Psikologis Awal (DPA) adalah


serangkaian keterampilan sederhana yang
dilakukan secara sistematis untuk mencegah
dan mengurangi dampak negatif dari suatu
masalah sekaligus menunjang proses pemulihan Layanan
kesejahteraan psikologis. Lajutan
(Profesional)

Seperti P3K, DPA juga bisa dilakukan oleh sia-


Kepala Sekolah
papun yang telah mendapat pelatihan keterampilan Guru BP/BK
dalam memberi bantuan DPA, termasuk guru maupun Guru Kelas
Keluarga
peserta didik di satuan pendidikan.
Terdapat sejumlah alasan penting mengapa guru
dan peserta didik perlu memiliki keterampilan membe-
Curhat Teman Sebaya
rikan DPA, yaitu: Peduli Diri (Self Help)
• Guru dan peserta didik menghabiskan se-
bagian besar waktu mereka di sekolah. Ter-
jadi interaksi antara guru dan peserta didik Gambar 5. Piramida DPA
di satuan pendidikan

48 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 49
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
Masalah yang dihadapi peserta didik dapat dia- hadapi sehingga peserta didik dapat kem-
tasi dengan keterlibatan satuan pendidikan, keluarga bali melakukan aktivitas secara normal.
dan masyarakat, meskipun tidak semua masalah ha-
rus ditangani atau memerlukan campur tangan guru, 1.3. Prinsip Dasar DPA
sekolah atau bahkan tenaga profesional. Peserta didik Saat memberikan bantuan DPA, terdapat bebe-
sendiri maupun lingkungan terdekat lain, misal teman rapa prinsip dasar yang harus diperhatikan, yaitu:
sebaya juga dapat membantu untuk mencegah dan • Berikan secara langsung dan sesegera
mengurangi dampak negatif dari permasalahan yang mungkin kepada peserta didik yang mem-
dihadapi Guru atau teman sebaya yang telah terampil butuhkan bantuan.
memberikan DPA memiliki peran penting dalam men- • Berikan perhatian pada peserta didik yang
genali peserta didik yang menghadapi masalah dan membutuhkan.
memberikan pertolongan pertama terkait masalah • Membantu peserta didik mencari informasi
yang terjadi di satuan pendidikan. terkait masalah yang dihadapi.
• Selalu bersikap jujur, jangan pernah mem-
1.2. Tujuan DPA berikan janji yang tidak bisa kita penuhi.
DPA dapat diberikan dengan tujuan sebagai • Tunjukkan kita memberikan dukungan emo-
berikut: sional.
• Mencegah dan mengurangi dampak yang • Mendorong peserta didik untuk mencari so-
lebih buruk akibat masalah yang dihadapi. lusi atas masalah yang dihadapi.
• Memberikan kesempatan peserta didik un-
tuk mengungkapkan masalah yang diha-
dapi.
• Membantu menyelesaikan masalah yang di-

50 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 51
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
Bantuan DPA diberikan secara • DPA BUKAN perawatan untuk gangguan
Kapan DPA langsung dan sesegera mungkin psikologis
diberikan? terhadap mereka yang membutuhkan
bantuan.
Ketika peserta didik mengalami 2. Langkah-Langkah Memberikan DPA
situasi sulit, guru maupun teman
Di mana DPA Ketika sedang menghadapi situasi sulit, sering-
sebaya yang memiliki keterampilan
diberikan?
DPA dapat memberikan DPA dalam
lingkungan yang dirasa aman. kali peserta didik menjadi lebih sensitif saat berinter-

Siapapun yang telah memperoleh aksi dengan orang lain. Pemberian bantuan yang tidak
Siapa yang pelatihan keterampilan dalam sesuai dengan kebutuhan atau disampaikan dengan
memberikan memberikan bantuan DPA, dalam hal
bantuan DPA? ini para pihak di satuan pendidikan cara yang tidak tepat dapat membuat situasi yang
termasuk juga peserta didik.
tidak nyaman antara yang memberikan bantuan dan
DPA dapat diberikan kepada siapa
saja yang membutuhkan dukungan. yang dibantu. Berikut ini adalah langkah-langkah pem-
Namun, perlu diperhatikan bahwa
Kepada siapa guru atau teman sebaya yang berian bantuan DPA:
DPA diberikan? memberikan bantuan pun dapat
mengalami permasalahan sehingga
kita perlu memperhatikan kondisi kita 2.1. Langkah Persiapan
dalam memberikan DPA.
Memahami Situasi
Sebelum memberikan DPA, kita harus memiliki
Perhatikan! pengetahuan awal tentang masalah yang dihadapi
• DPA BUKAN usaha yang memaksa peserta peserta didik. Upaya mengumpulkan informasi atau
didik untuk memberikan informasi secara pengetahuan awal untuk memahami masalah dapat
detil mengenai masalah yang dihadapi dilakukan secara langsung melalui pertemuan atau
• DPA BUKAN bentuk terapi atau konseling. berbicara secara langsung dengan peserta didik mau-
• DPA BUKAN tindakan untuk mendiagnosis pun mengumpulkan informasi secara tidak langsung
gangguan psikologis. dengan mengumpulkan laporan pihak lain yang dapat

52 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 53
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
dipercaya, seperti wali kelas, teman sebangku, dan se- LAKUKAN HINDARI
bagainya. Tanyakan apa yang Menghakimi cerita atau
bisa kita lakukan untuk pendapat peserta didik
membantu menghadapi yang sedang dibantu, baik
Membangun Hubungan Baik masalah yang sedang secara verbal maupun
dihadapi nonverbal
Membangun hubungan yang hangat dan saling
Beranggapan bahwa apa
percaya merupakan langkah penting dalam proses yang kita lakukan sudah
Bersikap jujur dan dapat
pasti ditanggapi dengan
pemberian DPA untuk mendukung proses pemulihan. dipercaya
positif oleh peserta didik
Perlu diingat, peserta didik yang sedang menghadapi yang dibantu
Menyadari hal-hal yang Menggunakan kesempatan
masalah seringkali membutuhkan waktu untuk sendiri
dapat memberikan sebagai penolong untuk
dan menenangkan diri. Hal ini membuat peserta didik penilaian buruk pada memperoleh keuntungan
peserta didik pribadi
kadang menolak kehadiran kita untuk memberikan
Meyakinkan anak bahwa
DPA karena dianggap mengganggu proses tersebut. jika mereka belum
Menjanjikan sesuatu yang
bersedia ditolong saat
tidak bisa ditepati
ini, mereka bisa meminta
LAKUKAN HINDARI pertolongan kapan saja

Menghormati hak untuk Memaksa peserta didik Menjamin dan menjaga


mengambil keputusan menceritakan informasi kerahasiaan cerita peserta Memberikan informasi
sendiri yang tidak ingin ia bagi didik, sejauh tidak yang tidak tepat
membahayakan
Menghormati perbedaan Menilai peserta didik
gender ketika membantu berdasarkan perasaan atau Membesar-besarkan
peserta didik tindakan yang dilakukan kemampuan atau
Meminta ijin untuk keahlian yang dimiliki
melakukan pembicaraan Memaksa peserta didik
Memotong pembicaraan
dan tetap hargai
ketika anak sedang untuk mau menerima
keputusan peserta didik
menceritakan masalahnya. pertolongan yang
jika menolak bantuan yang
kita tawarkan. ditawarkan

54 55
2.2. Langkah Inti • Mengenali anak yang membutuhkan ban-
tuan
• Menanyakan kondisi peserta didik yang
LANGKAH INTI DPA membutuhkan bantuan
• Mencari tempat yang aman dan nyaman un-
tuk mendengarkan masalah yang dihadapi

2 peserta didik.
MENDENGARKAN • Memenuhi kebutuhan peserta didik yang
dapat segera diberikan, misal minuman
1 • Menanyakan masalah atau situasi sulit yang
MENGENALI DAN
MEMBERIKAN
dihadapi peserta didik
PERHATIAN 3
MENGHUBUNGKAN
Mendengarkan
Pada tahap ini dapat dilakukan proses pende-
katan yang lebih mendalam pada peserta didik yang
membutuhkan bantuan, misal menyediakan waktu un-
Gambar 6. Langkah-langkah memberikan DPA tuk mendengarkan masalah yang dialaminya. Bebe-
rapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
Mengenali dan Memberikan Perhatian • Memberikan perhatian melalui perkataan
Langkah ini dilakukan untuk mengenali dan me- dan perbuatan yang tidak menyakiti, meng-
menuhi kebutuhan peserta didik yang sedang mengha- hakimi atau menyinggung perasaan.
dapi masalah agar merasa aman, nyaman dan tenang. • Berbicaralah dengan jelas dan mudah di-
Beberapa contoh aktivitas yang dapat dilakukan : mengerti peserta didik.

56 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 57
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
• Mengenali dukungan yang dimiliki peserta Perhatikan!
didik dari lingkungan sekitar. • Berikan bantuan DPA dengan penuh rasa
• Menanyakan keberadaan pihak lain yang da- hormat, dan kepedulian yang tinggi.
pat membantu atau ingin diberitahu terkait • Cara peserta didik menunjukkan emosinya
masalah yang sedang dihadapi. pada saat mengalami masalah dapat ber-
beda satu dengan lainnya.
Menghubungkan • Tidak ada satu resep manjur yang dapat
Pada tahap ini, tugas guru maupun teman se- diterapkan pada setiap peserta didik yang
baya yang memberikan DPA adalah memberikan membutuhkan bantuan.
bantuan kepada peserta didik agar dapat berparti- • Pada masalah-masalah tertentu, sampai-
sipasi aktif untuk menyelesaikan masalah dengan kan informasi tentang cara menyelesaikan
merencanakan tindakan yang diperlukan. Adapun ak- masalah yang merugikan seperti mengkon-
tivitas yang dapat dilakukan dalam langkah ketiga ini sumsi obat-obatan terlarang, merokok, dll.
adalah: • Pada saat menggali informasi terkait
• Mengenali potensi dan sumber dukungan masalah yang dialami dan sumber
yang dimiliki anak dukungan yang dimiliki bisa mengacu
• Membantu mencari informasi tentang du- dan dicatat dalam formulir catatan
kungan yang diperlukan asesmen peserta didik pada lampiran 2.
• Menghubungkan peserta didik dengan sum- 3. Keterampilan Dasar dalam Memberikan Ban-
ber dukungan yang dimiliki. tuan DPA
• Mendampingi proses mengelola masalah Serangkaian keterampilan dasar yang sepatut-
sekaligus merencanakan tindakan lan- nya dimiliki guru dan teman sebaya agar memudahkan
jutan. proses pemberian bantuan DPA, yaitu:

58 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 59
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
3.1. Empati pihak yang membantu dan pihak yang dibantu. Bebe-
rapa hal yang penting untuk diperhatikan pada saat
Empati adalah kesediaan dan upaya seseorang mendengar aktif adalah :
untuk memahami pemikiran, perasaan, dan • mendengarkan hal yang disampaikan de-
usaha orang lain dalam menghadapi masalah ngan penuh perhatian.
atau situasi sulit. • memperhatikan dengan sungguh-sungguh
ketika peserta didik menceritakan masalah
yang dihadapi.
• menyampaikan kembali apa yang didengar
Berempati merupakan upaya menunjukan du-
dengan bahasa yang lebih sederhana tanpa
kungan dan keinginan peserta didik yang membutuh-
mengubah maknanya.
kan. Langkah ini sangat penting untuk membangun
hubungan baik melalui pemahaman terhadap pera-
Keterampilan mendengar aktif mencakup ke-
saan atau masalah yang dihadapi dari sudut pandang
mampuan memahami bahasa, baik verbal dan non-
peserta didik yang membutuhkan bantuan namun ti-
verbal. Selain memahami bahasa verbal maupun non
dak larut dengan perasaan yang dialami peserta didik.
verbal yang ditunjukkan, kita juga dapat menunjuk-
kan respon dengan bahasa verbal, misal bertanya,
3.2. Mendengar Aktif
memberikan respon minimal (“ooh..”, “hmm…”, atau
Mendengar aktif adalah cara mendengarkan
“ya.. ya.. lalu?”). Respon non verbal dapat kita tun-
dan menanggapi peserta didik yang membutuhkan
jukkan melalui ekspresi wajah, intonasi suara, fokus
bantuan sehingga mereka merasa dipahami dan mau
mendengarkan cerita, menjaga kontak mata, posisi
menceritakan masalah yang dihadapi. Langkah ini
tangan, kaki dan bahu yang rileks, postur tubuh ter-
penting untuk membangun rasa saling percaya antara
buka, dsb.

60 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 61
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
Perhatikan!
Selain itu relaksasi bisa dilakukan dengan teknik
• Tidak berusaha menasehati atau menyam-
visualisasi dengan cara membayangkan sebuah tem-
paikan pendapat pribadi, terutama jika tidak
pat dan situasi di mana kita merasa aman, tenang dan
diminta.
nyaman. Tehnik relaksasi dengan cara visualisasi dapat
• Tidak memotong pembicaraan ketika anak
dilakukan sebagai berikut :
atau remaja yang dibantu sedang bercerita.
1. Tanyakan pada peserta didik yang membu-
• Hindari pilihan kata dan bahasa tubuh yang
tuhkan bantuan akan tempat atau situasi
mengancam, menyalahkan, menghakimi,
yang membuatnya merasa aman, tenang
meremehkan atau mempermalukan.
dan nyaman.
• Hadapilah amarah anak dan remaja dengan
2. Minta kepada mereka untuk membayangkan
tenang, jangan terbawa situasi untuk ter-
tempat atau situasi yang mmbuat mereka
singgung, membela diri dan menjadi marah.
merasa aman, tenang dan nyaman.
3. Selama proses membayangkan, kita minta
3.3. Relaksasi
mereka secara bertahap untuk merasa san-
Relaksasi adalah salah satu cara sederhana un-
tai dengan mengendurkan tekanan otot.
tuk mengurangi ketegangan yang dirasakan dan mem-
4. Tehnik visualisasi ini dilakukan sambil meng-
buat tubuh lebih nyaman. Relaksasi dapat diberikan
atur nafas dan memejamkan mata.
ketika peserta didik yang membutuhkan bantuan da-
lam kondisi terkejut, panik, dan histeris.
Salah satu teknik relaksasi yang sering diguna-
kan adalah teknik pernafasan. Langkah-langkah tehnik
relaksasi dengan pengaturan nafas bisa di lihat di Gam-
bar 7. Contoh relaksasi.

62 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 63
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
Tahan nafas selama 5
Minta untuk menarik nafas hitungan, lalu hembuskan
yang dalam melalui hidung nafas secara perlahan-lahan
sampai dada sedikit bergerak pada hitungan kelima
dan perut naik

3 4 Cobalah bernafas dengan menggunakan


siklus 6, yaitu menarik nafas selama 3
hitungan dan menghembuskan nafas
tersebut pada 3 hitungan berikutnya
Arahkan untuk meletakkan dengan suara mendesis seperti
satu tangan di atas perut dan “ssshhh….”
tangan lain di atas dada

2 Ulang pernafasan siklus 6


5
ini sebanyak 10 kali

6
Ajak untuk duduk atau
berbaring dengan posisi Teruskan latihan pernafasan
senyaman mungkin, usahakan ini sampai kita merasa lebih
punggung dalam posisi lurus nyaman

7
atau setegap mungkin

1 Gambar 7. Contoh relaksasi

64 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 65
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
4. Identifikasi Dini
Merupakan langkah untuk mengenali peserta
didik yang membutuhkan bantuan lebih lanjut. Proses
1. Emosional.
ini memungkinkan kita menghubungkan peserta didik
2. Hubungan dengan Teman Sebaya.
kepada layanan bantuan yang tepat untuk mengatasi
3. Perilaku Mengganggu.
masalah mereka. Langkah ini dilakukan sebagai
4. Hiperaktif dan tidak fokus.
upaya antisipasi dan pencegahan kondisi yang lebih
5. Ketidakpedulian.
buruk.
Guru BK atau guru yang sudah terlatih dapat
melakukan identifikasi dini pada peserta didik melalui Hasil kuesioner ini dapat menjadi acuan bagi kita

pemberian “Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan Pada untuk memberikan rujukan ke pihak yang berwenang

Anak” (Strengths and Difficulties Question-naire - agar peserta didik dapat mengatasi masalah yang se-

SDQ). Kuesioner ini TIDAK HARUS DIBERIKAN dang ia hadapi dengan tepat dan cepat dan mencegah

KEPADA SETIAP PESERTA DIDIK yang masalah berkembang lebih jauh.

membutuhkan bantuan. Namun, hanya Kuesioner dan panduan pengisian yang


diberikan kepada peserta didik yang berisikan penghitungan skor serta interpretasi dapat
menghadapi masalah dan menunjukkan perilaku dilihat di lampiran 3.
mengganggu selama 6 bulan terakhir (kete-
rangan lebih lanjut tentang perilaku mengganggu
da-pat dilihat di Bagian 2 hal 20 - 29)
Kuesioner ini merupakan alat identifikasi dini
singkat yang terdiri dari 25 pernyataan dan digunakan
untuk mengukur permasalahan anak secara :

66 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 67
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
BAGIAN 4
PENYELENGGARAAN DPA
Barang siapa yang melapangkan suatu DI SATUAN PENDIDIKAN
kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka

Allah melapangkan darinya satu kesusahan di Satuan pendidikan merupakan salah satu ling-
kungan tempat tumbuh kembang anak dan remaja. sa-
hari kiamat. Barang siapa memudahkan
tuan pendidikan memiliki peran sentral dalam memba-
(urusan) orang yang kesulitan, maka Allah ngun dan memperkuat jaring pengaman bagi peserta
didik yang membutuhkan bantuan psikologis maupun
memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia
sosial, sehingga peserta didik dapat berkembang de-
dan akhirat (HR. Muslim) ngan optimal, baik secara kognitif, psikologis maupun
sosial. Kondisi ini membuat satuan pendidikan harus
bisa meningkatkan, mengelola, dan mengintegrasikan
Allah senantiasa menolong hambanya
sumber daya yang dimilikinya. Berikut adalah tahapan
selama ia menolong saudaranya
yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan
(HR. Muslim) dan mengintegrasikan DPA di satuan pendidikan.

68 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 69
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
TAHAPAN PENYELENGGARAAN tuan pendidikan adalah mempersiapkan beberapa hal
DUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL
berikut:
1. Mengenali dan mengidentifikasi masalah
peserta didik.
PERSIAPAN
2. Mengenali kekuatan dan kelemahan peserta
didik.
PENDAM-
PINGAN dan 3. Mengenali dukungan yang tersedia bagi pe-
KEBERLAN-
JUTAN serta didik.
PELAKSANAAN

Selain dua hal di atas, jika satuan pendidikan


sudah memiliki sistem pencatatan atau pelaporan ka-
sus peserta didik, data tersebut dapat dilihat kembali
PEMANTAUAN
dan
dalam perspektif kesejahteraan psikologis dan sosial
EVALUASI
SUPERVISI peserta didik. Misalnya dengan melihat masalah apa
yang paling menonjol, bagaimana arahnya dari waktu
ke waktu, apa saja yang sudah dilakukan, atau bagai-
mana efektivitasnya. Dengan mengenali kesenjangan
Gambar 8. Tahapan penyelenggaraan DPA dan melihat kapasitas yang sudah ada, akan menjadi
di satuan pendidikan dasar dalam pengembangan program.
Lantas, bagaimana strategi dan cara yang bisa
1. Persiapan dilakukan jika data yang diperlukan belum ada. Seba-
Kegiatan awal yang dapat dilakukan dalam me- gaimana sudah disampaikan pada bagian sebelum-
ngembangkan dan mengimplementasikan DPA di sa- nya, kita dapat menanyakan atau menggali langsung

70 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 71
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
ke peserta didik. Misalnya pada saat masa pengenalan Gambar 9: Kuesioner Penilaian Diri Anak
lingkungan sekolah kita dapat menyebarkan kuesio­ Informasi tentang masalah psikologis maupun
ner penilaian diri anak. Hasil kuesioner ini bisa diper- sosial yang dominan dapat digunakan sebagai acuan
gunakan sebagai bahan pemetaan awal masalah dan untuk mengidentifikasi sumber daya yang sudah terse-
dukungan yang dimiliki oleh peserta didik. selanjutnya dia, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
pemetaan awal ini dapat dianalisis dan didiskusikan le- lain. Adapun sumber daya manusia yang dapat diiden-
bih lanjut dengan melibatkan para pihak terkait seperti tifikasi dan tersedia di masing-masing satuan pendi-
kepala sekolah, guru, orang tua, dan yang tidak kalah dikan seperti guru BK, guru pelajaran, teman sebaya
sesama peserta didik, wali murid, tenaga administrasi
MASALAH YANG
AKU HADAPI: sekolah, organisasi peserta didik yanga ada dan seba-
YANG MEMBANTUKU YANG MEMBANTUKU gainya. Mereka dapat dilibatkan ke dalam upaya pem-
DALAM MENGATASI Pernah: DALAM MENGATASI
MASALAH: MASALAH:
berian bantuan kepada peserta didik yang mengalami
Sedang:
masalah psikologis maupun sosial.

2. Pelaksanaan
Hasil pemetaan terkait masalah peserta didik

KELEMAHAN dan sumber dukungan yang dimiliki menjadi langkah


KEKUATAN DIRIKU: DIRIKU:
awal yang perlu ditindaklanjuti dalam sebuah peren-
canaan partisipatif. Perencanaan partisipatif ada-
lah perencanaan dengan melibatkan seluruh elemen
AKU yang memiliki peran dalam membantu peserta didik
.....................
yang sedang menghadapi masalah psikologis mau-
penting adalah peserta didik itu sendiri. pun sosial. Para pihak ini antara lain kepala sekolah,

72 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 73
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
guru, wali murid dan peserta didik sendiri. Pelibatan
para pihak ini menjadi penting agar DPA menjadi lebih PENGEMBANGAN
DPA
A KAT
YAR

terinternalisasi dan bisa melihat berbagai sudut pan- M


AS

UA
KO MU N ITA
SAUDARA
S

A
M A N S E B AY

KA
ORANG T

D U NI A M AY
S E KO L A H
NDUNG K
dang yang ada. Selain itu para pihak ini nantinya akan

AR
TE
EL
UAR BES

A
GA
TET
A NG G A
AH

memiliki peran masing-masing dalam sistem layanan


NT
P EM E RI

berjenjang yang dibangun, sehingga dengan perenca-


naan yang partisipatif juga untuk memastikan kesedi-
aan mereka untuk mengambil peran aktif.

DPA merupakan kerangka kerja yang bisa di-


gunakan untuk membantu anak dan remaja dari
SOSIALIASI

sudut pandang kesejahteraan psikososial. DPA


DUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL
UNTUK TEMAN SEBAYA

bukanlah sesuatu yang baru sama sekali karena KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
2017

berisi kualitas dan keterampilan sederhana yang


jika dilakukan akan memberikan dampak positif. Sahabat Keluarga
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/

Jika dalam pemetaan awal didapatkan kesen-


jangan bahwa pengetahuan dan keterampilan DPA Gambar 10. Berbagai ragam kegiatan dalam
masih belum tampak, maka kegiatan peningkatan pelaksanaan DPA
kapasitas bagi para pihak menjadi penting. Kegiatan
ini dapat dikemas dalam seminar, sosialisasi atau pela- DPA dapat dikenalkan dan dikampanyekan me-
tihan keterampilan DPA1. lalui media sosial seperti facebook, path, atau insta-
gram dan melalui layanan pesan seperti whatsapp,
<1) Materi dapat diundah melalui http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id

74 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 75
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
line, dan layanan lain yang populer digunakan oleh 4. Pemantauan dan Evaluasi
peserta didik. Setelah kita mendapat pelatihan maka Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan
pada tahap awal pelaksanaan DPA di satuan pedidi- dengan melihat dokumen yang ada, baik kuesioner
kan dapat dilakukan uji coba terhadap sistem layanan penilaian diri anak maupun formulir catatan assesmen
berjenjang dan uji keterampilan melakukan DPA ke peserta didik yang telah diisi oleh guru yang sudah
dalam situasi dan kondisi yang sebenarnya. Secara dilatih melakukan dukungan psikologis awal. Data
berkala kita akan mendapatkan umpan balik yang da- yang terdokumentasikan dapat memberikan informasi
pat digunakan untuk meningkatkan layanan DPA di tentang gambaran peserta didik, masalah psikososial
satuan pendidikan. yang mereka alami, jumlah yang mengetahui dan
mengakses program ini, perkembangan dan
3. Supervisi manfaatnya bagi guru dan peserta didik setelah
Supervisi bertujuan untuk memastikan bahwa mengakses program ini. Sejauhmana kesulitan guru
kualitas layanan yang diberikan sesuai dengan prin- dalam melaksanakan program dukungan psikologis
sip dan standar pemberian DPA. Pelaksanaan super- awal juga dapat ditanyakan. Hasil pemantauan dan
visi dapat juga dimanfatkan sebagai media komunikasi evaluasi yang telah dilakukan dapat dimanfaatkan
tentang kesulitan yang dihadapi dan berbagi praktik untuk perbaikan dan peningkatan program ini.
baik yang sudah berhasil dilakukan di satuan pendi-
dikan sehingga keterampilan yang sudah dimiliki akan
terjaga dan terkelola dengan baik. Supervisi dapat di-
lakukan oleh para pihak terkait di Kementerian, Dinas
Pendidikan, ataupun mitra yang memahami tentang
DPA dan isu perkembangan psikososial anak atau re-
maja.

76 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 77
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
5. Pendampingan dan Keberlanjutan
BAGIAN 5
Dalam rangka pengembangan program DPA ha-
rus diikuti dengan tindak lanjut nyata dengan pendam- PENUTUP
pingan atau asistensi dari pihak terkait. Proses pen-
dampingan atau asistensi menjadi faktor yang dapat
menguatkan keberlanjutan program ini. Karena satuan Pada dasarnya setiap anak atau remaja memi-
pendidikan yang sudah mengembangkan DPA dengan liki mekanisme alami untuk memulihkan diri dan bang-
baik, diharapkan mampu menyebarluaskan ke satuan kit kembali setelah menghadapi masalah atau situasi
pendidikan lain yang ada disekitarnya. sulit. Masalah atau situasi sulit tersebut apabila tidak
dikenali sejak dini dan memperoleh bantuan yang se-
suai, akan berpotensi menghambat perkembangan
fisik, kognitif, psikologis dan sosial mereka di tahap
perkembangan selanjutnya. Bahkan bisa menghambat
adaptasi terhadap perubahan menuju masa dewasa.
Keluarga, masyarakat dan terutamanya satuan
pendidikan bisa membentuk dan memperkuat jar-
ing pengaman untuk mengantisipasi dan mengelola
hal ini. Melalui kerjasama dan hubungan saling mem-
bantu antara keluarga, satuan pendidikan dan masya-
rakat akan sangat membantu anak atau remaja dalam
mengatasi masalah psikososial yang dihadapi sekali-
gus menyediakan ruang untuk mereka berkembang
secara optimal.

78 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 79
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
haviour difficulties, sense of coherence and
DAFTAR PUSTAKA
adjustment at school: Risk and protective
factors. European Journal of special needs
Education, 24 (1), 59-73.
American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic
Goodman, R. (1997). The Strengths and Difficulties
and statistical manual of mental disorders:
Questionnaire: a research note. Journal of
DSM- IV. (4th ed). Washington, DC: Ameri-
child psychology and psychiatry, 38 (5), 581-
can Psychiatric Association.
586.
Bandyopadhyay, A., Deokar. A.M., & Omar, H.A.
Goodman, R. (2001). Psychometric properties of
(2014). Dating Violence in Adolescence.
the strengths and difficulties question-
Baron, R.A., Branscombe, N.R., & Byrne, D.R. (2009).
naire. Journal of the American Academy of
Social Psychology, 12th Edition. New York:
Child & Adolescent Psychiatry, 40(11), 1337-
Pearson.
1345.
Berns, R. (2012). Child, family, school, community:
James, R., & Gilliland, B. (2012). Crisis intervention
Socialization and support. Nelson Education.
strategies. Nelson Education.
Bolton, R. (2003). People skills. East Roseville. NSW
Jeannatte, M. (2005). Dasar-dasar konseling. Penerbit
Australia: Simon & Schuster.
Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Brymer M., Taylor M., Escudero P., Jacobs A., Kronen-
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
berg M., Macy R., Mock L., Payne L.,
Indonesia. (2017). Konsep dan Pedoman Pe-
Doll, B., Brehm, K., & Zucker, S. (2014). Resilient class-
nguatan Pendidikan Karakter di Tingkat Se-
rooms: Creating healthy environments for
kolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.
learning. Guilford Publications.
Larsen, D., & Dehle, C. (2007). Rural adolescent
Efrati Virtzer, M., & Margalit, M. (2009). Students’ be-
aggression and parental emotional sup-

80 81
port. Adolescence, 42(165), 25. Emerald Group Publishing Limited.
Lerner, R. M., & Steinberg, L. (2009). Handbook of Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2009). Human
Adolescent Psychology, Volume 1: Individual Development 11th Ed. New York: McGraw Hill.
Bases of Adolescent Development (Vol. 1). Papalia, D. (2014). Experience human development.
John Wiley & Sons. McGraw-Hill Higher Education.
Malecki, C. K., & Demaray, M. K. (2002). Measuring Pearson, J.C. (1983). Interpersonal communication.
perceived social support: Development of Palo Alto, CA: Scott, Foresman and Co.
the child and adolescent social support scale Santrock, J.W. (1997). Life-span development.
(CASSS). Psychology in the Schools, 39(1), 1-18. Dubuque, IA: Brown & Benchmark Publish-
Milan, S., Zona, K., & Snow, S. (2013). Pathways to ers.
adolescent internalizing: Early attachment Sonuga Barke, E. J., & Mistry, M. (2000). The effect of
insecurity as a lasting source of vulnerabil- extended family living on the mental health
ity. Journal of Clinical Child & Adolescent of three generations within two Asian com-
Psychology, 42(3), 371-383. munities. British Journal of Clinical Psychol-
Newman, B. M., Newman, P. R., Griffen, S., O’Connor, ogy, 39(2), 129-141.
K., & Spas, J. (2007). The relationship of Strasburger, V. C., Hogan, M. J., Mulligan, D. A.,
social support to depressive symptoms Ameenuddin, N., Christakis, D. A., Cross, C.,
during the transition to high school. Adoles- ... & Moreno, M. A. (2013). Children, ado-
cence, 42(167), 441. lescents, and the media. Pediatrics, 132(5),
Ogden, T. (2001). The prevention and management of 958-961.
behaviour difficulties in school. Research and Vernberg, E. M., Steinberg, A. M., Jacobs, A. K.,
practice. In Emotional and behavioural dif- Brymer, M. J., Watson, P. J., Osofsky, J. D., .&
ficulties in mainstream schools (pp. 75-89). Ruzek, J. I. (2008). Innovations in disaster

82 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 83
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
mental health: Psychological first aid. Pro- der-equity-rights/understanding/gender-
fessional Psychology: Research and Prac- definition/en/ pada 5 Agustus 2017.
tice, 39(4), 381. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
White, T. N. (2009). The influence of perceived social Kesehatan, Hasil Survei Kesehatan Berbasis
support from parents, classmates, and Sekolah Pelajar SMP dan SMA 2015, Jakarta,
teachers on early adolescents’ mental health. 28 November 2016
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention
on The Rights of The Child (Konvensi Tentang
Hak-Hak Anak)
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Ten-
tang Hak Asasi Manusia Pasal 28B Ayat 2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
1979 Tentang Kesejahteraan Anak Pasal 2
Ayat 1-4
United Nations Convention on the Rights of the Child
(NCRC) disetujui oleh Majelis Umum Per-
serikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20
November 1989
WHO. 2017. Programmes: Gender, equity and human
rights. Diakses dari http://www.who.int/gen-

84 Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal Pengembangan Model Dukungan Psikologis Awal 85
Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja Bagi Pendidikan Anak Dan Remaja
LAMPIRAN 1

KUESIONER PENILAIAN DIRI ANAK

MASALAH YANG
SEDANG ATAU
PERNAH AKU
YANG MEMBANTUKU HADAPI: YANG MEMBANTUKU
DALAM MENGATASI DALAM MENGATASI
MASALAH: MASALAH:

KELEMAHAN
KEKUATAN DIRIKU: DIRIKU:

AKU
.....................

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER PENILAIAN DIRI

• Silakan tuliskan nama dan kelas di tempat yang telah tersedia Aku ............
• Bayangkan situasi sulit yang pernah atau sedang kamu alami, tuliskan di kolom MASALAH YANG
SEDANG ATAU PERNAH AKU HADAPI.
• Bayangkan siapa saja yang bisa membantu atau menolong kamu dalam menghadapi situasi sulit
tersebut, lalu tuliskanlah di kolom YANG MEMBANTUKU DALAM MENGATASI MASALAH.
• Bayangkan hal-hal yang ada dalam dirimu yang bisa membantumu menghadapi situasi sulit ter-
sebut; tuliskan hal-hal tersebut di kolom KEKUATAN DIRIKU
• Bayangkan hal-hal yang ada dalam dirimu yang dapat menghambat menyelesaikan situasi sulit
yang kamu kadapi; tuliskanlah hal ini di kolom KELEMAHAN DIRIKU
LAMPIRAN 2

FORMULIR CATATAN ASESMEN PESERTA DIDIK

Hari/tanggal : ____________________________________________________
Nama sekolah : ____________________________________________________

Data Diri Peserta didik

Nama : ______________________________________________ L/P


Tempat, tanggal lahir : __________________________________________ (Usia: )
Kelas : ___________________________________________________

Dukungan Sosial

Hubungan dengan wali murid


(termasuk orang tua apabila peserta
didik tidak tinggal serumah dengan
orang tua)

Hubungan dengan saudara (terutama


saudara kandung, termasuk juga
saudara sepupu jika ada)

Hubungan dengan teman sebaya/


teman sekelas
LAMPIRAN 2 FORMULIR CATATAN ASESMEN PESERTA DIDIK

Dukungan Sosial

Hubungan dengan guru di sekolah

Keluhan Atau Gejala Yang Dirasakan

Fisik

Mental atau pikiran

Emosi atau perasaan

Tingkah laku
LAMPIRAN 2 FORMULIR CATATAN ASESMEN PESERTA DIDIK

Ketangguhan

Faktor Penghambat

Cara mengatasi masalah yang


sudah dilakukan

Faktor Pendukung

(Potensi diri yang dimiliki untuk


mengatasi masalah)

Langkah Dukungan Psikologis Awal (DPA)

Sudah terpenuhi (sebutkan) Belum terpenuhi (sebutkan)


Memberi Perhatian! (Look)

Mendengarkan (Listen)

Menghubungkan (Link)
LAMPIRAN 2 FORMULIR CATATAN ASESMEN PESERTA DIDIK

Kebutuhan akan dukungan lebih lanjut (sebutkan)

Catatan identifikasi dini (jika ada)

Rekomendasi (catatan rujukan, jika ada)

Perkembangan anak

Nama Pendamping: Ttd:


L A M P I R A N 2 .1

PANDUAN PENGISIAN FORMULIR CATATAN PESERTA DIDIK

1. Isi kolom hari/tanggal dilakukan sesi Dukungan Psikologis Awal (DPA) dengan peserta didik
2. Cantumkan nama sekolah lengkap beserta nama kota/kabupaten letak sekolah
3. Lengkapi data diri peserta didik dengan menuliskan:
a. Tuliskan nama lengkap peserta didik
b. Lingkari huruf sesuai dengan jenis kelamin peserta didik L untuk Laki-laki dan P untuk
perempuan
c. Tuliskan nama kota tempat peserta didik lahir, beserta tanggal bulan dan tahun kelahiran
peserta didik
d. Hitung atau tanyakan usia peserta didik saat itu dan tuliskan dalam satuan tahun
e. Tuliskan kelas tempat peserta didik terdaftar

4. Jika bantuan DPA dilakukan dalam bentuk perbincangan, mintalah izin kepada peserta didik untuk
mencatat pembicaraan supaya tidak lupa tentang cerita peserta didik tersebut. Namun, jika bantuan
DPA dilakukan dalam kondisi kurang kondusif untuk bentuk perbincangan, lebih baik mengingat
detil khusus dari masing-masing bagian formulir
5. Bagian 1: Dukungan Sosial
a. Gali tentang hubungan peserta didik dengan wali murid (orang tua kandung, kakek nenek,
om tante, atau pengasuh lain). Catat inti cerita peserta didik, misalnya tentang siapa wali
murid peserta didik, bagaimana kedekatan wali murid dengan peserta didik, apa yang
membuat peserta didik mau atau tidak mau terbuka dengan wali murid, dan sebagainya.
b. Gali tentang hubungan peserta didik dengan saudara kandung, baik saudara kandung le-
bih tua maupun lebih muda. Selain itu, gali juga hubungan peserta didik dengan saudara
sepupu yang memiliki hubungan dekat dengan peserta didik. Catat inti cerita peserta
didik, misalnya bagaimana intensitas kedekatan hubungan peserta didik dengan ka-
kak/adik/keduanya di rumah, apakah mereka tinggal satu rumah, apakah mereka masih
bertengkar, bagaimana menyelesaikan konflik yang terjadi, dan sebagainya. Jika peserta
didik tidak mempunyai saudara kandung, gali lebih dalam tentang kondisi peserta didik
yang tidak memiliki sudara kandung, seperti kondisi peserta didik di rumah sebagai pe-
serta didik tunggal, kebiasaan yang dilakukan, bagaimana jika peserta didik anak tunggal
berinteraksi dengan saudara sepupu.
c. Gali lebih dalam tentang hubungan peserta didik dengan teman sebaya atau teman seke-
L A M P I R A N 2 .1 PANDUAN PENGISIAN FORMULIR CATATAN ANAK
UNTUK DUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL (DPA)
PADA SATUAN PENDIDIKAN

las. Tanyakan dan catat tentang hubungan peserta didik dengan teman sebangku di kelas,
interaksi peserta didik dengan teman-teman sekelas, apakah peserta didik mempunyai
kelompok pertemenan yang sebaya, kalau iya bagaimana hubungan mereka dalam kelom-
pok pertemanan tersebut?
d. Selanjutnya, tanyakan tentang hubungan peserta didik dengan guru di sekolah. Bagai-
mana hubungan peserta didik dengan guru wali kelas, apakah ada yang ingin ia sampai-
kan atau masalah apa terkait dengan wali kelas, dan sebagianya.
6. Bagian 2: Keluhan atau Gejala yang Dirasakan
a. Tanyakan apakah peserta didik merasakan pegal atau sakit di badan? Catat keluhan pe-
serta didik tersebut di kolom “Fisik”
b. Tanyakan apakah peserta didik kesulitan untuk fokus dan berpikir jernih? Apa yang dip-
ikirkan atau dikhawatirkan oleh peserta didik? Catatlah inti cerita peserta didik, lengkapi
dengan detil yang dirasa penting dan relevan menunjang cerita inti peserta didik
c. Tanyakan tentang emosi atau perasaan yang dirasakan oleh peserta didik saat itu dan tan-
yakan apakah ia merasa nyaman dengan kondisi emosi seperti itu? Catatlah keluhan yang

ia sampaikan, bantu beri arahan jika ia tidak bisa membedakan emosi yang ia rasakan de-
ngan memberi contoh emosi yang kita rasakan.
d. Selanjutnya, tanyakan tentang perubahan tingkah laku atau tingkah laku tertentu yang
mengganggu keberfungsian peserta didik? Catalah inti cerita peserta didik tersebut dan
tambahkan informasi detil lain yang relevan dengan cerita inti peserta didik.
7. Bagian 3: Ketangguhan
a. Identifikasi faktor penghambat yang menjadi akar masalah psikososial yang dihadapi oleh
peserta didik tersebut. Pandu peserta didik untuk memahami masalah psikososial yang
sedang dialami. Catatlah faktor-faktor yang sekiranya berpotensi negative terhadap per-
kembangan peserta didik.
b. Gali lebih jauh tentang beragam masalah yang dirasakan dan disampaikan peserta didik,
lalu tanyakan dan konfirmasi cara peserta didik mengatasi masalah tersebut. Catatlah se-
cara garis besar tahapan peserta didik menyelesaikan masalah psikososial yang dihadapi.
c. Selanjutnya, identifikasi faktor pendukung atau berbagai potensi yang bisa membantu
peserta didik mengelola masalah psikososial yang dihadapi sekaligus mencegah dampak
buruk selanjutnya. Catat berbagai potensi tersebut dan lakukan konfirmasi apakah pe-
serta didik memiliki akses terhadap potensi tersebut?
8. Bagian 4: Langkah DPA
a. Tanyakan, konfirmasi dan catat kebutuhan yang ia butuhkan dan sudah terpenuhi, oleh
siapa kebutuhan tersebut terpenuhi. Selanjutnya, tanyakan apakah peserta didik membu-
L A M P I R A N 2 .1 PANDUAN PENGISIAN FORMULIR CATATAN ANAK
UNTUK DUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL (DPA)
PADA SATUAN PENDIDIKAN

tuhkan bantuan lain? Kalau iya, catat kebutuhan yang disampaian oleh peserta didik
b. Dengarkan dengan teknik mendengar aktif ketika peserta didik bercerita, berikan res-
pons yang sesuai dan catat Bahasa verbal/nonverbal yang mencolok ketika peserta didik
menceritakan masalah psikososial yang ia hadapi.
c. Catat dan fasilitasi peserta didik untuk menghubungkan peserta didik dengan orang-orang
yang ingin ia hubungi, pastikan peserta didik bisa terhubung dengan orang tersebut.
9. Bagian 5: Kebutuhan akan dukungan lebih lanjut
Kolom ini diisi ketika peserta didik membutuhkan bantuan khusus, misalnya butuh kursi roda, mem-
butuhkan akses terhadap kerja paruh waktu atau beapeserta didik, membutuhkan teman bercerita,
dan sebagainya. Catat kebutuhan khusus dari peserta didik.
10. Bagian 6: Catatan Indentifikasi Dini
Kolom ini hanya dan hanya jika diisi apabila peserta didik dirasa perlu untuk mengisi kuesioner SDQ.
Jika peserta didik mengisi kuesioner SDQ, cantumkan hasil skor SDQ, interpretasi skor tersebut,
serta catatan khusus yang dilihat oleh pendamping saat peserta didik mengerjakan kuesioner ter-
sebut

11. Rekomendasi: Tulis kesimpulan yang disepakati bersama antara guru dan peserta didik, lalu tuliskan
hasil tersebut sesegera mungkin supaya tidak lupa dan lebih akurat.
12. Jangan lupa! Cantumkan nama dan tanda tangan guru/peserta didik pendamping untuk proses ve-
rifikasi data.

Terimakasih
LAMPIRAN 3
VERSI A

KUESIONER KEKUATAN DAN KESULITAN PADA ANAK


Untuk setiap pernyataan, beri tanda (V) pada kotak Tidak Benar, Agak Benar atau Benar. Akan
sangat membantu kami apabila kamu mau menjawab semua pernyataan sebaik mungkin mes-
kipun kamu tidak yakin benar. Berikan jawabanmu menurut bagaimana segala sesuatu telah
terjadi pada dirimu selama enam bulan terakhir.

Nama ...................................................................................... Laki-laki/Perempuan

Tanggal lahir ......................................................................................

Kelas ......................................................................................

TIDAK AGAK
NO. PERNYATAAN BENAR
BENAR BENAR
Saya berusaha bersikap baik kepada orang
1
lain. Saya peduli dengan perasaan mereka
Saya gelisah, saya tidak dapat diam untuk
2
waktu lama
Saya sering sakit kepala, sakit perut atau
3
macam-macam sakit lainnya
Kalau saya memiliki mainan atau makanan,
4
saya biasanya berbagi dengan orang lain
Saya menjadi sangat marah dan sering tidak
5
dapat mengendalikan kemarahan saya
Saya lebih suka sendirian daripada bersama
6
dengan orang-orang yang seumur saya
Saya biasanya melakukan apa yang diperin-
7
tahkan oleh orang lain
LAMPIRAN 3 KUESIONER KEKUATAN DAN KESULITAN PADA ANAK

TIDAK AGAK
NO. PERNYATAAN BENAR
BENAR BENAR
Saya banyak merasa cemas atau khawatir
8
terhadap apa pun
Saya selalu siap menolong jika ada orang
9
yang terluka, kecewa, atau merasa sakit
Bila sedang gelisah atau cemas, badan saya
10
sering bergerak-gerak tanpa saya sadari
Saya mempunyai satu orang teman baik atau
11
lebih
Saya sering bertengkar dengan orang lain.
12 Saya dapat memaksa orang lain melakukan
apa yang saya inginkan
Saya sering merasa tidak bahagia, sedih atau
13
menangis
Orang lain seumur saya pada umumnya me-
14
nyukai saya
Perhatian saya mudah teralihkan, saya sulit
15
memusatkan perhatian pada apa pun

TIDAK AGAK
NO. PERNYATAAN BENAR
BENAR BENAR
Saya merasa gugup dalam situasi baru, saya
16
mudah kehilangan rasa percaya diri
Saya bersikap baik terhadap anak-anak yang
17
lebih muda dari saya
Saya sering dituduh berbohong atau berbuat
18
curang
Saya sering diganggu atau dipermainkan
19
oleh anak-anak atau remaja lainnya
Saya sering menawarkan diri untuk mem-
20
bantu orang lain (orang tua, guru, anak-anak)
Sebelum melakukan sesuatu saya berpikir
21
dahulu tentang akibatnya
Saya mengambil barang yang bukan milik
22
saya dari rumah, sekolah atau dari mana saja
LAMPIRAN 3 KUESIONER KEKUATAN DAN KESULITAN PADA ANAK

TIDAK AGAK
NO. PERNYATAAN BENAR
BENAR BENAR
Saya lebih mudah berteman dengan orang
23 dewasa daripada dengan orang-orang yang-
seumur saya
Banyak yang saya takuti, saya mudah men-
24
jadi takut
Saya menyelesaikan pekerjaan yang sedang
25 saya lakukan. Saya mempunyai perhatian
yang baik terhadap apa pun.

Tanggal hari ini ……………………………………………..

Terima Kasih
L A M P I R A N 3 .1
PANDUAN PENGISIAN

KUESIONER KEKUATAN DAN KESULITAN PADA ANAK


1. Struktur Kuesioner
Kuesioner Kesulitan dan Kekuatan Pada Anak (Strengths and Difficulties Questionnaire)
ini merupakan kuesioner singkat mengenai tingkah laku anak usia 3 – 16 tahun. Kuesioner
ini terdiri dari 25 pernyataan yang terbagi ke dalam 5 sub-skala. Masing-masing sub-skala
menggambarkan lima atribut psikologis, yaitu:

1. Emosional (Emotional Symptoms) – 5 pernyataan Penjumlahan skor


2. Perilaku mengganggu (Conduct Problems) – 5 pernyataan 20 pernyataan dari
empat sifat psikologis
3. Hiperaktif-inatensi (Hyperactivity-Inattention) – 5 pernyataan
ini adalah “Skor Total
4. Masalah dalam relasi dalam kelompok teman sebaya (Peer
Kesulitan Tingkah
Relationship Problems) – 5 pernyataan
Laku” pada anak
5. Ketidakpedulian* – 5 pernyataan

*Ketidakpedulian merupakan adaptasi dari tingkah laku prososial atau tindakan menolong
untuk membantu orang lain. Tingkah laku prososial merupakan atribut positif yang seharusnya
dimiliki oleh anak atau remaja. Tanpa keberadaan tingkah laku prososial membuat anak atau
remaja menjadi tidak peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

2. Penghitungan Skor
Menghitung skor dalam masing-masing sub-skala merupakan cara paling mudah untuk
memperoleh Skor Total Kesulitan Tingkah Laku pada anak, di mana skor masing-masing
sub-skala berada dalam rentang skor 0 – 10 yang diperoleh dari penjumlahan skor 5 per-
nyataan. Penghitungan skor pada masing-masing sub-skala tetap dapat dilakukan apabila
terdapat jawaban pada minimal 3 pernyataan.
L A M P I R A N 3 .1

Berikut ini adalah sistem pemberian skor berdasarkan sub-skala:

Tidak Agak
No. Pernyataan Benar
Benar Benar
Sub-skala Emosional (Emotional Symptoms)
Saya sering sakit kepala, sakit perut atau macam-macam
3 0 1 2
sakit lainnya
Saya banyak merasa cemas atau khawatir terhadap apa
8 0 1 2
pun
13 Saya sering merasa tidak bahagia, sedih atau menangis 0 1 2
Saya merasa gugup dalam situasi baru, saya mudah
16 0 1 2
kehilangan rasa percaya diri
24 Banyak yang saya takuti, saya mudah menjadi takut 0 1 2

Tidak Agak
No. Pernyataan Benar
Benar Benar
Sub-skala Perilaku Mengganggu (Conduct Problem)
Saya menjadi sangat marah dan sering tidak dapat
5 0 1 2
mengendalikan kemarahan saya
Saya biasanya melakukan apa yang diperintahkan oleh
7 2 1 0
orang lain
Saya sering bertengkar dengan orang lain. Saya dapat
12 0 1 2
memaksa orang lain melakukan apa yang saya inginkan
18 Saya sering dituduh berbohong atau berbuat curang 0 1 2
Saya mengambil barang yang bukan milik saya dari
22 0 1 2
rumah, sekolah atau dari mana saja
L A M P I R A N 3 .1

Tidak Agak
No. Pernyataan Benar
Benar Benar
Sub-skala Hiperaktif-Inatensi (Hyperactivity-Inattention)
2 Saya gelisah, saya tidak dapat diam untuk waktu lama 0 1 2
Bila sedang gelisah atau cemas, badan saya sering
10 0 1 2
bergerak-gerak tanpa saya sadari
Perhatian saya mudah teralihkan, saya sulit memusatkan
15 0 1 2
perhatian pada apa pun
Sebelum melakukan sesuatu saya berpikir dahulu
21 2 1 0
tentang akibatnya
Saya menyelesaikan pekerjaan yang sedang saya
25 lakukan. Saya mempunyai perhatian yang baik terhadap 2 1 0
apa pun.

Tidak Agak
No. Pernyataan Benar
Benar Benar
Sub-skala Masalah relasi dengan kelompok teman sebaya (Peer Problems)
Saya lebih suka sendirian daripada bersama dengan
6 0 1 2
orang-orang yang seumur saya
11 Saya mempunyai satu orang teman baik atau lebih 2 1 0
14 Orang lain seumur saya pada umumnya menyukai saya 2 1 0
Saya sering diganggu atau dipermainkan oleh anak-anak
19 0 1 2
atau remaja lainnya
Saya lebih mudah berteman dengan orang dewasa
23 0 1 2
daripada dengan orang-orang yangseumur saya
L A M P I R A N 3 .1

Tidak Agak
No. Pernyataan Benar
Benar Benar
Sub-skala Ketidakpedulian
Saya berusaha bersikap baik kepada orang lain. Saya
1 0 1 2
peduli dengan perasaan mereka
Kalau saya memiliki mainan atau makanan, saya biasanya
4 0 1 2
berbagi dengan orang lain
Saya selalu siap menolong jika ada orang yang terluka,
9 0 1 2
kecewa, atau merasa sakit
Saya bersikap baik terhadap anak-anak yang lebih muda
17 0 1 2
dari saya
Saya sering menawarkan diri untuk membantu orang lain
20 0 1 2
(orang tua, guru, anak-anak)

Skor Total Kesulitan Tingkah Laku pada anak dapat dihitung dengan menjumlahkan
skor dari 4 sub-skala, yaitu sub-skala emosional, sub-skala perilaku mengganggu, sub-skala
hiperaktif-inatensi, dan sub-skala masalah relasi dalam kelompok teman sebaya. Skor total
tersebut akan berada dalam rentang skor 0 – 40. Jika terdapat skor sub-skala yang tidak
dapat dijumlahkan (misalnya, karena pernyataan yang dijawab kurang dari 3), maka skor sub-
skala tersebut dihitung sebagai 0.

Selanjutnya, jika kuesioner ini digunakan untuk mengenali kekuatan dan kesulitan tingkah
laku anak pada populasi umum, maka penghitungan skor yang disarankan adalah dengan
mengelompokkan lima sifat psikologis menjadi 3 kelompok sub-skala. Sistem penilaian ini
akan memudahkan untuk memahami pada kelompok sifat psikologis mana yang menjadi
masalah utama untuk anak. Adapun 3 kelompok sub-skala tersebut adalah:
L A M P I R A N 3 .1

Tingkah laku yang


Emosional Masalah relasi dalam
tidak dapat diamati
: + kelompok teman sebaya
(internalizing
1. (emotional symptoms) (peer problems)
problems)
Jumlah skor 5
Total 10 pernyataan : Jumlah skor 5 pernyataan +
pernyataan
Tingkah laku yang
dapat diamati Hiperaktif-inatensi
Perilaku mengganggu
: + (hyperactivity-
(conduct problems)
2. (externalizing inattention)
problems)
Jumlah skor 5
Total 10 pernyataan : Jumlah skor 5 pernyataan +
pernyataan
3. Ketidakpedulian : Total skor dari 5 pernyataan

3. Interpretasi Skor
Meskipun skor total kuesioner ini merupakan skala kontinum, tetapi akan lebih mudah untuk
memahami arti skor tersebut apabila mengelompokkan skor ke dalam tiga kategori, yaitu
normal, perbatasan, dan abnormal. Proses mengelompokkan skor dapat dilakukan menggu-
nakan sistem skor seperti yang tercantum di bawah ini.

Normal Perbatasan Abnormal


Skor Total Kesulitan Tingkah Laku 0 – 15 16 – 19 20 – 40
Skor sub-skala emosional
0–5 6 7 – 10
(emotional symptoms)
Skor sub-skala perilaku mengganggu
0–3 4 5 – 10
(conduct problems)
Skor sub-skala hiperaktif-inatensi
0–5 6 7 – 10
(hyperactivity-inattention)
L A M P I R A N 3 .1

Normal Perbatasan Abnormal


Skor sub-skala masalah relasi dengan
0–3 4–5 6 – 10
kelompok teman sebaya (peer problems)
Skor sub-skala ketidakpedulian (prososial) 6 – 10 5 0–4

Jika Skor Total Kesulitan Tingkah Laku temasuk ke dalam kategori abnormal, maka skor
ini dapat digunakan sebagai dasar mengenali anak yang berpotensi mengalami gangguan
mental. Namun, hal yang perlu diingat adalah jangan memberikan label negatif pada anak
tersebut hanya berdasarkan Skor Total Kesulitan Tingkah Laku. Perlu berbagai informasi
tambahan dari berbagai pihak yang juga berinteraksi dengan anak tersebut, seperti orang
tua, teman sebaya, dan sebagainya. Selain itu, untuk menentukan anak mengalami gang-
guan mental atau tidak adalah tugas seorang tenaga profesional kesehatan mental seperti
psikolog atau psikiater.
MEMO MEMO
MEMO MEMO
NARAHUBUNG
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
Jalan Jenderal Sudirman,
Gedung C lt. 13 Senayan Jakarta 10270
Surel: sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id
Telp/Fax 021-5703336

Sahabat Keluarga
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/

Anda mungkin juga menyukai