Anda di halaman 1dari 162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA


BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV SD
MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Julison Halawa
NIM: 131134202

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA


BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV SD
MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Julison Halawa
NIM: 131134202

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:


 Tuhan Yesus Kristus yang telah menuntun, menolong, dan mecukupkan
segala keperluanku sampai saat ini.
 Bapak Yeoh Seng Eng selaku President Leader of Care Channels International
(CCI) yang telah memberikan dukungan dari awal kuliah hingga proses ini
selesai.
 Ibu Pdt. Sara Sapan dan segenap keluarga besar Sekolah Tinggi Theologia
Injil Bhakti Caraka (STTIBC) Batam, yang tidak pernah lelah mendoakan
segala kelancaran perkuliahan saya.
 Bapak Yudhanto Edi Hastomo selaku team leader di CCI Yogyakarta dan
Timor Leste beserta kak Janette dan seluruh staf yang selalu memberikan
dukungan untuk saya.
 Care Channels International dan PPHBC dari Singapore, yang telah
mensponsori seluruh biaya perkuliahan sampai selesai.
 Kepada adik saya Ina Forus Halawa yang selalu memberi dukungan disaat ada
kesulitan.
 Kepada seluruh keluarga besar saya, saudara-saudara saya yang ada di pulau
Nias, yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan untuk saya.
 Keluarga mba Imelda dan mas Danar yang yang telah memberikan
kemudahan bagi saya untuk masalah tempat tinggal sehingga saya bisa
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
 Teman-teman payung PGSD yang selalu bekerjasama dengan baik dan telah
memberi dukungan serta semangat untuk saya.
 Segala pihak yang telah mendukung dan membantu dalam setiap proses
penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa diucapkan satu per satu

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“ Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai
kamu, demikian firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan
(Yeremia 29: 11)”.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA


BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV SD
MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA.

Julison Halawa
Universistas Sanata Dharma
2017

Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya ketersediaan dan penggunaan


LKS yang mampu mengaktifkan siswa dalam belajar pada mata pelajaran IPA materi
sifat-sifat cahaya. Penelitian dilaksanakan pada sampel yaitu SD Negeri Perumnas
Condongcatur pada siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian adalah
untuk mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi sifat-sifat
cahaya dengan berpedoman pada LKS yang sudah ada yang mengacu pada kurikulum
2013, kemudian mengembangkan LKS tesebut dengan kualitas baik.
Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian dan
pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model Dick & Carey (dalam
Setiyosari, 2013). Model tersebut dimodifikasi ke dalam delapan langkah
pengembangan yaitu, analisis kebutuhan, merumuskan tujuan, mengembangkan
instrument, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif,
revisi, dan evaluasi sumatif.
Hasil penelitian menujukkan bahwa LKS berbasis pendekatan saintifik yang
memiliki warna dan gambar yang menarik serta karakteristik yang menuntun siswa
untuk belajar secara mandiri dan kreatif. Validasi LKS oleh ahli menunjukkan
kualitas sangat baik dengan rerata skor dari masing-masing ahli adalah 3,79 dan 3,82.
Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa post-test
lebih tinggi diri pada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 46,6 %. Dengan
demikian, LKS berbasis pendekatan saintifik yang telah dikembangkan dari LKS
yang sudah ada dengan mengacu pada kurikulum 2013, memiliki kualitas yang sangat
baik dan membantu siswa dalam mempelajari materi sifat-sifat cahaya pada mata
pelajaran IPA.

Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, LKS, IPA, Pendekatan Saintifik, sifat-
sifat cahaya.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF SCIENCE WORKSHEET FOR ELEMENTARY SCHOOL


STUDENTS GRADE IV BASED ON SCIENTIFIC APPROACH
WITH MATERIAL CHARACTERISTICS OF LIGHT.

Julison Halawa
Universistas Sanata Dharma
2017

The background of this study the lack of availability and the use of worksheets
that were able to activate the students' learning in science subjects with material
characteristics of light. The experiment was conducted on a sample in SD Negeri
Perumnas Condongcatur in the fourth grade students of the school year 2016/2017.
The purpose of this research to develop science worksheet based on scientific
approach with the material characteristics of light guided by the existing worksheet
referring to the curriculum in 2013, and then develop a proficiency level of worksheet
with good quality.
The method in this research used research and development (R & D). The
model used is the model of Dick & Carey in Setiyosari (2013). The model was
modified into eight steps, namely development, requirements analysis, formulating
objectives, developing instruments, develop a strategy, develop the content of
worksheet, formative evaluation, revision, and summative evaluation.
The results showed that science worksheet based scientific approaches that
have attractive colours and pictures as well as the characteristics that lead students
to learn independently and creatively. Worksheet validation by experts showed
excellent quality with a mean score of each expert is 3.79 and 3.82. Limited field trial
showed that the value obtained student higher post-test themselves on the pre-test
with the difference in the average value of 46.6%. Thus, it can be concluded that
science worksheet based scientific approaches that have been developed from
existing worksheet referring to the curriculum in 2013, has a very good quality and
assist students in learning the material characteristics of light in science subjects.

Keywords: research and development, worksheet, science, scientific approach,


characteristics of light.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
dalam penyelesaikan skripsi yang berjudul pengembangan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik kelas IV SD materi sifat-sifat cahay dengan tepat waktu. Skiripsi
ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada banyak pihak yang membantu
penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada:
1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, M.Pd. Selaku Kaprodi PGSD.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Selaku Wakaprodi PGSD.
4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Selaku Dosen pembimbing I
yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan
penulisan skripsi.
5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen pembimbing II yang
mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penulisan
skripsi.
6. Ir. Sri Agustini, S., M.Pd. dan Sartini S.Pd yang membantu dalam proses
validasi instrumen.
7. Mukija, S.Pd. SD. Kepala SD N Perumnas Condongcatur yang telah
memberikan ijin dan kesempatan dalam pelaksanaan penelitian.
8. Sartini, S.Pd. Wali kelas IVA yang telah memberi ijin untuk melakukan uji
coba lapangan terbatas produk LKS pada siswa. Segenap guru SD N
Perumnas Condongcatur yang telah membantu dalam proses pengujian
instrumen.
9. Siswa-siswi SD N Perumnas Condongcatur yang telah mebantu dalam uji
coba lapangan terbatas.
10. Bapak dan Ibu karyawan sekretariat prodi PGSD yang senantiasa membantu
dalam proses perkuliahan dan skripsi.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ..............................................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................................ vi
LEMBAR PERNYTAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................................................ viii
ABSTRACT ............................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................................8
1.4.1 Untuk Sekolah ...................................................................................................................8
1.4.2 Untuk Guru .......................................................................................................................8
1.4.3 Untuk Siswa ......................................................................................................................8
1.4.4 Untuk Peneliti ...................................................................................................................8
1.4.5 Untuk Prodi PGSD ............................................................................................................9
1.5 Spesifikasi Produk................................................................................................................9
1.6 Definisi Operasional...........................................................................................................10
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................12
2.1 Kajian Pustaka....................................................................................................................12
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ..........................................................................................12
2.1.1.1Teori Belajar Konstruktivisme ......................................................................................12

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.2 Teori Belajar Piaget......................................................................................................12


2.1.1.3 Teori Belajar Vygotsky ................................................................................................13
2.1.1.4 Belajar dan Pembelajaran .............................................................................................14
2.1.1.5 Hasil Belajar .................................................................................................................16
2.2 Pembelajaran IPA di SD .................................................................................................16
2.2.1 Hakikat IPA .....................................................................................................................16
2.2.2 Tujuan Pmebelajaran IPA SD .........................................................................................17
2.3 Pendekatan Saintifik ........................................................................................................18
2.3.1 Pengertian Pendekatan Saintifik .....................................................................................18
2.3.2 Ciri Karakteristik Pendekatan Saintifik ..........................................................................19
2.4 Lembar Kerja Siswa ........................................................................................................21
2.4.1 Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) ..........................................................................21
2.4.2 Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan LKS ...............................................................................22
2.4.3 Jenis-jenis LKS ...............................................................................................................23
2.4.4 Unsur-unsur LKS ............................................................................................................23
2.4.5 Langkah-langkah Pengembangan LKS ...........................................................................23
2.5 Sifat-sifat Cahaya .............................................................................................................25
2.5.1 Pengertian ........................................................................................................................25
2.5.2 Sifat-sifat Cahaya ............................................................................................................25
2.5.2.1 Cahaya Merambat Lurus ..............................................................................................25
2.5.2.2 Cahaya Dapat Menembus Benda Bening .....................................................................25
2.5.2.3 Cahaya Dapat Dipantulkan ..........................................................................................25
2.5.2.4 Cahaya Dapat Dibiaskan ..............................................................................................26
2.6 Penelitian yang Relevan...................................................................................................26
2.7 Kerangka Berpikir ...........................................................................................................30
2.8 Pertanyaan Penelitian ......................................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................................32
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................................................32
3.2 Setting Penelitian ...............................................................................................................32
3.2.1 Subjek Peneltian ..............................................................................................................32

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.2.2 Objek Penelitian ..............................................................................................................33


3.2.3 Lokasi Penelitian .............................................................................................................33
3.2.4 Waktu Penelitian .............................................................................................................33
3.3 Rancangan Penelitian ......................................................................................................33
3.4 Prosedur Penelitian ..........................................................................................................37
3.4.1 Analisis Kebutuhan .........................................................................................................39
3.4.1.1 Analisis Pembelajaran ..................................................................................................39
3.4.1.2 Analisis Siswa ..............................................................................................................39
3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus ..........................................................................................40
3.4.3 Mengembangkan Instrumen ............................................................................................40
3.4.4 Mengembangakan Strategi ..............................................................................................40
3.4.5 Mengembangkan Isi LKS ...............................................................................................41
3.4.6 Evaluasi Formatif ............................................................................................................41
3.4.7 Revisi .............................................................................................................................41
3.4.8 Evaluasi Sumatif .............................................................................................................41
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................41
3.5.1 Observasi .........................................................................................................................42
3.5.2 Wawancara ......................................................................................................................42
3.5.3 Kuesioner ........................................................................................................................43
3.5.4 Tes ...................................................................................................................................44
3.6 Instrumen Tes ...................................................................................................................44
3.6.1 Pedoman Observasi .........................................................................................................44
3.6.2 Pedoman Wawancara ......................................................................................................45
3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah .........................................................................................45
3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV ..........................................................................................46
3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas IV .........................................................................................47
3.6.3 Kuesioner ........................................................................................................................48
3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan .....................................................................................48
3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk ..........................................................................................49
3.6.4 Soal Tes ...........................................................................................................................50

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.7 Triangulasi ........................................................................................................................53


3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................................................54
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif .................................................................................................55
3.8.2 Analisis Data Kualitatif ...................................................................................................58
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN .......................................................60
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................................................60
4.1.1 Deskripsi Potensi Masalah ..............................................................................................60
4.1.1.1 Identifikasi Potensi .......................................................................................................60
4.1.1.2 Identifikasi Masalah .....................................................................................................60
4.1.2 Proses Pengembangan LKS ............................................................................................68
4.1.2.1 Analisis Kebutuhan ......................................................................................................68
4.1.2.2. Merumuskan Tujuan Khusus ......................................................................................69
4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen .........................................................................................70
4.1.2.4 Mengembangkan Strategi.............................................................................................72
4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS ............................................................................................72
4.1.2.6 Evaluasi Formatif .........................................................................................................79
4.1.2.7 Revisi ...........................................................................................................................79
4.1.2.8 Evaluasi Sumatif ..........................................................................................................80
4.1.3 Kualitas LKS ...................................................................................................................80
4.2 Pembahasan ......................................................................................................................83
BAB V PENUTUP ..................................................................................................................90
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................90
5.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................................................................90
5.3 Saran ...................................................................................................................................91
Daftar Referensi .....................................................................................................................92

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................44


Tabel 3.1 Kisi-kisi observasi pembelajaran IPA kelas IV .......................................................44
Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara dengan kepala sekolah ............................................................45
Tabel 3.3. Pedoman wawancara dengan guru kelas IV ...........................................................46
Tabel 3.4 Pedoman wawancara siswa kelas IV .......................................................................47
Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioner terbuka guru ..............................................................................48
Tabel 3.6 Kisi-kisi kuesioner tertutup guru..............................................................................48
Tabel 3.7 Kisi-kisi kuesioner siswa terbuka ............................................................................48
Tabel 3.8 Kisi-kisi kuesioner siswa tertutup ............................................................................48
Tabel 3.9 Kisi-kisi validasi produk ..........................................................................................49
Tabel 3.10 Kisi-kisi instrumen soal tes pilihan ganda .............................................................50
Tabel 3.11 Aspek penilaian validasi instrumen .......................................................................52
Tabel 3.12 Tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif ..........................................................57
Tabel 3.13 Tabel kategorisasi skor rerata hasil penilaian instrumen .......................................57
Tabel 4.1 Jenis dan tujuan instrumen .......................................................................................70
Tabel 4.2 hasil perhitungan validitas soal pilihan ganda .........................................................71
Tabel 4.3 Reliabilitas soal pilihan ganda .................................................................................71
Tabel 4.4 Pemetaan KI, KD, dan Indikator serta tujuan ..........................................................72
Tabel 4.5 Hasil revisi LKS berdasarkan komentar ahli dan siswa ...........................................80
Tabel 4.6 Hasil skor penilaian ahli ...........................................................................................81
Tabel 4.7 Hasil komentar siswa setelah menggunakan LKS ...................................................81
Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil pretest dan posttest .....................................................................81

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................30


Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan .......................................................................................30
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Dick & carey..........................34
Gambar 3.2 Prosedur pengembangan ......................................................................................38
Gambar 3.3 Triangulasi teknik pengumpulan data analisis kebutuhan....................................53
Gambar 3.4 Triangulasi sumber data .......................................................................................54
Gambar 3.5 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert............................56
Gambar 3.6 Rumus perhitungan presentasi jawaban pada kuesioner ......................................57
Gambar 3.7 Rumus perhitungan nilai pretest dan posttest.......................................................58
Gambar 4.1 Triangulasi sumber data wawancara identifikasi masalah ...................................64
Gambar 4.2 triangulasi teknik pengumpulan data....................................................................67
Gambar 4.3 kegiatan mengamati..............................................................................................75
Gambar 4.4 Kegiatan menanya ................................................................................................75
Gambar 4.5 Kegiatan menalar..................................................................................................76
Gambar 4.6 Kegiatan mencoba ................................................................................................76
Gambar 4.7 Kegiatan mengkomunikasikan .............................................................................77
Gambar 4.8 Kegiatan wawancara ............................................................................................78
Gambar 4.9 Kegiatan studi pustaka .........................................................................................78
Gambar 4.10 Rumus perhitungan pretest dan posttest .............................................................80
Gambar 4.11 Grafik perbedaan nilai pretest dan posttest pada masing-masing siswa ............82
Gambar 4.12 Rerata skor keseluruhan .....................................................................................82

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Lampiran ....................................................................................................................95


Lampiran 1 .............................................................................................................................95
Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman Observasi ........................................................95
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ......................................................96
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Oleh Ahli ........97
Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah .................................................99
Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ........................100
Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru ................................................................102
Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli .......................104
Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa ...............................................................106
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan .....................................................................107
Lampiran 2.1 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru .......................107
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengisisan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa.....................111
Lampiran 3 Instrumen Test ................................................................................................113
Lampiran 3.1 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes Oleh Siswa Dalam Uji Empiris ...............113
Lampiran 3.2 Output SPSS Perhitungan Instrumen ...............................................................116
Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest .....................................................................118
Lampiran 3.4 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ...................................................................121
Lampiran 4 Validasi Produk ..............................................................................................124
Lampiran 4.1 Lembar Validasi Kuesioner Produk Oleh Ahli................................................124
Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi LKS Oleh Ahli............................................................128
Lampiran 5 Surat Penelitian ...............................................................................................138
Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian (Kampus) ........................................................................138
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah melakukan Penelitian ................................................139
Lampiran 6 Foto kegiatan Ujicoba Lapangan Terbatas ..................................................140
Lampiran 7 Kurikulum Vitae .............................................................................................142

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan defenisi operasional.
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam mencerdaskan
bangsa. Pendidikan yang baik akan melahirkan generasi bangsa yang berkarakter dan
bertanggung jawab. Beberapa ahli memberi defenisi tentang pendidikan. (Triwiyanto,
2014: 23) menjelaskan pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar
terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan
di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi
kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan
hidup secara tepat. (Dalam Soyomukti, 2015: 21, 30) menjelaskan pendidikan dalam
arti luas pendidikan adalah proses untuk meberikan manusia berbagai macam situasi
yang bertujuan memberdayakan diri. Dalam arti sempit, pendidikan merupan
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga tempat mendidik
(mengajar). Dalam hal ini pendidikan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang
disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan beberapa faktor yang saling
berkaitan satu dengan lainnya. Soeratman (1981: 7) menyebutkan terdapat tiga tugas
pusat pendidikan yaitu, 1) alam keluarga, pusat pendidikan yang pertama dan yang
terpenting. Tugasnya mendidik budi pekerti dan laku sosial, 2) alam perguruan, pusat
pendidikan yang berkewajiban mengusahakan kecerdasan pikiran dan memberi ilmu
pengetahuan, dan 3) alam pemuda, membantu pendidik baik yang menuju kepada
kecerdasan jiwa maupun budi pekerti. Melalui pendidikan, manusia berharap nilai-
nilai kemanusiaan diwariskan, bukan sekedar diwariskan melainkan
menginternalisasi dalam watak dan kepribadian. Salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan adalah kurikulum.
Konsep dasar kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapi tujuan
pendidikan sekaligus merupakan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran pada
semua jenis dan jenjang pendidikan (Arifin, 2011: 1-3). Kurikulum harus sesuai

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan UUD 1945 sehingga menggambarkan falsafah atau pandangan hidup suatu
bangsa. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari kurikulum, untuk
itu setiap mata pelajaran dikembangkan berdasarkan kurikulum yang ada.
Hidayat (2013: 112 – 113) mengatakan bahwa Kurikulum 2013 melanjutkan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004
dengan mencakup komptensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Kurikulum 2013 memiliki gaya penyampaian yang berbeda, dalam penyampaiannya
semua disampaikan dengan satu kesatuan yang utuh dalam sebuah kemasan tema.
Kemasan tema mancakup beberapa muatan pelajaran di dalamnya antara lain: Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, IPS, PKn, Agama, dan SBK. Kurikulum 2013
mampunyai 4 aspek atau 4 kompetensi Inti yang dipelajari oleh siswa, kompetensi
inti 1 dan 2 menyangkut diri sendiri dan sosial sedangkan 3 dan 4 tentang
pengetahuan dan keterampilan. Acuan dan prinsip penyusunan kurikulum 2013
mengacu pada pasal 36 Undang-undang No. 20 tahun 2003, yang menyatakan bahwa
penyusunan kurikulum harus memperhatikan peningkatan iman dan takwa;
peningkatan akhlak mulia; peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik;
keragaman potensi daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunandaerah dan
nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
agama; dinamika perkembangan global; dan persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan (Abdullah, 2014: 45).
Kurikulum 2013 dalam pelaksanaannya memiliki ciri menggunakan tematik
integratif, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik. Tematik integratif ini
menyatukan muatan pembelajaran dalam satu tema. Pendekatan saintifik memiliki
ciri khas dengan 5 tahapannya (5 M ) yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba,
dan mengkomunikasikan, sedangkan penilaian autentik yaitu mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tentu di dalam pelaksanaan kurikulum ada
beberapa pihak yang berperan.
Guru merupakan pemeran utama dalam dunia pendidikan. Guru bertugas
untuk mengelola pembelajaran di dalam kelas untuk memberikan peluang kepada
siswa pada proses pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang efektif akan

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terwujud apabila guru mampu mengajak siswa berperan aktif pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Belajar bukanlah sekedar mentrasfer ilmu kepada siswa,
namun dibutuhkan keterlibatan siswa secara aktif sehingga ilmu yang didapat bukan
hanya sekedar teori tetapi juga secara praktik. Model, metode, dan pendekatan pada
pembelajaran merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam membantu guru
melaksankan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Model pembelajaran digunakan agar siswa belajar secara mandiri dan guru
hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran. Siswa
perlu mencari tahu sendiri apa yang dipelajari sehingga mereka mudah memahami
dan mengingat inti dari pembelajaran tersebut. Dalam hal ini, proses belajar mengajar
tidah hanya berlangsung di dalam ruang kelas saja, namun siswa juga dapat belajar
melalui lingkungan sekitar dan mempelajari setiap permasalahan-permasalahan yang
terjadi. Selain model, pendekatan sangat dibutuhkan di dalam proses pembelajaran.
Salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam kegiatan belajar adalah pendekatan
saintifik. Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapannya (Hosnan, 2014: 34). Melalui pendekatan
sanintifik peserta didik diharapkan dapat berperan aktif serta belajar secara mandiri
untuk menggali dan menemukan setiap potensi yang dimilikinya. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru mengenai pendekatan saintifik,
guru masih belum menerapkan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh, karena
keterbatasan waktu dan juga pemahaman siswa yang beragam. Guru juga masih
kesulitan memahami tahapan-tahapan dalam pendekatan saintifik.
IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam, terjemahan dari
Natural Science atau Sciences. Science (sains) artinya ilmu pengetahuan (Iskandar,
1997: 2). IPA merupakan salah satu matapelajaran yang dipelajari pada setiap jenjang
pendidikan, salah satunya adalah SD. Sebagai sekumpulan pengetahuan, sains
merupakan susunan sistematis hasil temuan yang dilakukan para ilmuwan. Hasil
temuan tersebut berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori maupun model ke dalam
kumpulan pengetahuan sesuai dengan bidang kajiannya, misalnya biologi, kimia,

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

fisika, dan sebagainya (Fatonah, 2014: 6). IPA tidak hanya merupakan kumpulan
pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara
berpikir, dan cara memecahkan masalah (Winaputra, dalam Samatowa, 2011: 3).
Materi dalam pelajaran IPA SD sangat beragam, salah satunya adalah materi tentang
sifat-sifat cahaya yang dipelajari oleh siswa pada semester pertama.
Materi sifat-sifat cahaya ada begitu banyak sehingga perlu adanya upaya
tersendiri untuk mengajarkan materi tersebut kepada siswa. Pembelajaran hendaknya
dilakukan dengan multistragtegi dan multi media sehingga memberikan pengalaman
belajar yang beragam bagi siswa (Susanto, 2013: 158). Pada kenyataannya,
pembelajaran IPA masih dilakukan dengan metode yang kurang beragam. Hal yang
serupa peneliti temui di SD N Perumnas Condongcatur. Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan peneliti pada pembelajaran IPA, guru masih banyak menggunakan
metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas kepada siswa dalam
pembelajaran. Guru menggunakan sumber belajar berupa buku cetak dan LKS khusus
untuk guru. Guru menuliskan di papan tulis dengan menggunakan Board Marker
tanpa melakukan suatu percobaan atau membawa media konkrit untuk ditunjukkan
kepada siswa. Para siswa pun cenderung pasif dan kurang tertarik dalam
pembelajaran. Selain itu dengan metode ceramah, pemahaman siswa tentang materi
yang disampaikan cenderung rendah. Hal tersebut dapat diketahui ketika guru
bertanya kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah disampikan, sebagian besar
siswa hanya diam dan tidak menjawab. Ketidak sediaan alat peraga membuat siswa
semakin tidak memahami inti dari materi pelajaran yang disampaikan.
Berdasarkan tahap perkembangan kognitif Piaget, siswa Sekolah Dasar (SD)
berada pada tahap operasional konkret (Wiyani, 2013: 38). Siswa SD sudah mamppu
berpikir mengenai urutan sebab akibat dan mampu menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya dengan cara yang bervariasi. Proses pemikiran pada tahap operasional
konkret diarahkan pada kejadian riil yang diamati oleh anak. Anak dapat
memecahkan permasalahan yang kompleks selama permasalahan tersebut konkret
dan tidak abstrak (Hergenhahn & Olson, 2010: 320). Berdasarkan dari urain di atas,
penggunaan model, metode, dan pendekatan pada pembelajaran akan membantu

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

siswa menemukan konsep pembelajarannya secara mandiri. Penggunaan media dan


sumber belajar berupa LKS yang menuntun siswa untuk belajar secara mandiri akan
lebih efektif. Selain belajr secara mandiri, siswa juga dapat berperan aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran, dalam hal ini siswa sendirilah yang mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapinya, guru hanya berperan sebagai fasilitator
bagi siswa. Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran di kelas, guru masih
banyak mendominasi pembelajaran, siswa belum terlihat secara mandiri melakukan
sebuah pengamatan terhadap objek yang diteliti.
Selain menggunakan model dalam pembelajaran, guru juga menggunakan
LKS. LKS digunakan untuk membantu peserta didik dalam melakukan tugas di
dalam kelas maupun di luar kelas. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru melaui
wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD N Perumnas
Condongcatur, peneliti menemukan bahawa di SD tersebut telah menggunakan LKS,
namun LKS tersebut masih berisi dengan materi pelajaran dan soal-soal. Seringkali
guru hanya meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS
tersebut. LKS yang digunakan siswa selama ini belum mengaktifkan siswa dalam
mengikuti pembelajaran, siswa dengan sangat mudah mengerjakan soal-soal yang
terdapat di dalam LKS karena terdapat materi pembelajaran. Seringkali siswa
mengerajakan LKS tersebut sebagai pekerjaan rumah (PR) yang guru tidak tahu
apakah siswa yang bersangkutan benar-benar mengerjakannya atau tidak.
Berdasarkan permasalahan mengenai materi sifat-sifat cahaya pada
matapelajaran IPA, kebutuhan LKS dalam pembelajaran dan hasil penelitian
mengenai pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
paparan di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan penelitian dan
pengembangan LKS pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya. LKS
dikembangkan berdasarkan LKS yang telah ada dan yang biasa digunakan oleh siswa
dalam kurikulum 2013. Pengembangan tersebut dengan menerapkan lima tahapan
pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Selain lima tahapan pendekatan saintifik, LKS yang

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dikembangkan juga memiliki ciri khusus, yaitu (1) LKS yang mengaktifkan siswa
melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (2) LKS mengajak siswa untuk mencari
sumber informasi yang beragam di sekolah, di rumah, dan ligkungan masyarakat, (3)
LKS yang mengarahkan siswa untuk membangun konsep secara mandiri, dan (4)
LKS yang mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan
saintifik. Penelitian dan pengembangan ini dibatasi pada tahapan menghasilkan
prototipe atau bentuk dasar produk LKS IPA yang diuji cobakan secara ilmiah
melalui uji coba lapangan terbatas.
LKS yang dikembangkan oleh peneliti sama halnya dengan penelitian
terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk
dilaksanakan, yakni penelitian yang dilakukan oleh Mbetu (2016) bertujuan untuk
menghasilkan produk berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik
pada subtema bermain di rumah teman untuk siswa kelas II sekolah dasar.
Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum SD menghasilkan skor 3,44 (baik)
dan 3,93 (baik). Lembar kerja siswa tersebut memperoleh rerata skor 3,81 dengan
kategori “baik”. Hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa menggunakan Pendekatan
Saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan
pembelajaran di kelas II sekolah dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa
(2013) bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis observasi. Hasil
pengujian LKS pada kelas skala kecil kelas menunjukan rata-rata aktivitas siswa
sebesar 94,6 %, siswa tuntas belajar sebanyak 90%, dengan rata-rata nilai sebesar
7,08. Berdasarkan hasil penilaian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS
berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di
SDN 1 Tinjomoyo Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi (2014)
bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis pendekatan scientific.
Hasil uji coba dalam tahap pengembangan menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan
penilaian kinerja dan produk dari setiap sekolah adalah 3,7 sehingga dapat
dikategorikan baik. Kriteria kinerja dan produk siswa yang dinilai dalam penelitian
ini meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan dan mencipta. Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2015)

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bertujuan untuk mengetahui kualitas media LKS berbasis metode percobaan ditinjau
dari aspek desain dan aspek penyajian, Hasil kualitas materi ditinjau dari aspek isi
menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 87% dengan rata-
rata skor 89,5% memiliki kriteria baik sekali. Kualitas materi ditinjau dari aspek
pembelajaran berbasis percobaan menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh
skor 92% dan 85% dengan rata-rata skor 88,5% memiliki kriteria baik sekali.
Penelitian yang dilakukan oleh Edeltrudis (2012) bertujuan untuk mengembangkan
LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran, Hasil validasi
LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari
rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini menunjukkan LKS
menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk
uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar dengan revisi yang
sesuai saran. Penelitian yang dilakukan oleh Bulan (2012) bertujuan untuk
mengembangkan LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS bergambar layak digunakan untuk
pembelajaran materi cara menjaga kerukunan untuk kelas V sekolah dasar. Hal
tersebut ditunjukkan oleh kualitas LKS yang termasuk dalam kategori “Baik” dengan
rata-rata skor sebesar 3,8 dan 4,09 lembar kerja siswa layak untuk digunakan.
Dari keenam penelitian terdahulu, maka memiliki kesamaan dengan penelitian
ini yaitu sama-sama mengembangakn LKS dengan menggunakan pendekatan
saintifik, tetapi pada penelitian ini, peneliti mengembangkan LKS berbasis
pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi sifat-sifat cahaya. Penelitian ini
dibatasi pada tahapan evaluasi sumatif atau pengolahan data berdasarkan hasil uji
coba lapangan terbatas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis
pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Memahami sifat-sifat cahaya
melalui pengamatan?

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siwa (LKS) IPA berbasis pendekatan


saintifik untuk siswa kelas IV materi Memahami sifat-sifat cahaya melalui
pengamatan?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengembangkan Lembar Kerja Siwa (LKS) IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk siswa kelas IV materi sifat-sifat cahaya melalui pengamatan.
2. Mengetahui kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas
IV materi sifat-sifat cahaya melalui pengamatan.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Untuk sekolah
Sekolah memiliki tambahan khasanah pengetahuan tentang LKS yang baik
digunakan dalam proses pembelajaran. Sekolah dapat mengembangkan sendiri LKS
IPA berbasis pendekatan saintifik sehingga memiliki variasi yang berbeda.
1.4.2 Untuk Guru
Guru mitra dapat mengetahui cara mengembangkan dan memvalidasi LKS
IPA berbasis pendekatan saintifik. Guru juga dapat mengembangkan LKS yang lain
dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik.
1.4.3 Untuk siswa
Siswa kelas IV SD dapat mempelajari materi sifat-sifat cahaya dengan baik
dengan menggunakan LKS yang telah dikembangkan dan melewati serangkaian uji
coba secara ilmiah. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang mampu
mengaktifkan ranah kognitif, afektif, psikomotorik, berikut pemanfaatan indera
secara maksimal, serta sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. Siswa dapat
mengalami pembelajaran dengan memanfaatkan LKS berbasis pendekatan saintifik
yang telah didesain sesuai dengan 5 langkah pendekatan saitifik. Menuntun siswa
untuk belajar secara mandiri, aktif, kreatif, dan menyenangkan.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.4.4 Untuk peneliti


Peneliti mendapatkan pengalaman secara langsung tentang bagaimana cara
mengembangkan LKS IPA dengan berbasis pendekatan saintifik untuk siswa Sekolah
Dasar. Peneliti juga mendapatkan pengalaman melakukan proses pengembangan dan
validasi prosuk LKS berbasis pendekatan saintifik. Peneliti mendapatkan wawasan
dan bekal untuk mengembangkan sendiri barbagai LKS lainnya berbasis pendekatan
saintifik.
1.4.5 Untuk Prodi PGSD
Prodi PGSD memiliki pengalaman penelitian kolaboratif dengan metode
research and development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru dan siswa di SD
mitra. Dengan LKS yang telah dikembangkan, diuji dan divalidasi, prodi PGSD
memiliki LKS berbasis pendekatan saintifik yang semakin beragam.

1.5 Spesifikasi Produk


LKS IPA berbasis pendekatan saintifik memiliki ciri-ciri harus menarik,
bergambar, berwarna, menuntun siswa dalam melakukan setiap tahapan kegiatan, dan
mengaktifkan siswa dalam belajar. LKS yang akan dikembangkan untuk
memfasilitasi siswa dalam memahami konsep pembelajaran IPA khususnya pada
materi “Sifat-sifat Cahaya” dengan pendekatan saintifik. LKS IPA dengan
pendekatan saintifik dirasa cukup menarik untuk mengaktifkan dan menumbuhkan
motivasi siswa untuk belajar, khususnya belajar tentang materi sifat-sifat cahaya.
LKS yang dirancang khusus untuk mempelajari materi satu Kompetensi Dasar yang
memuat beberapa indikator. Siswa akan belajar secara mandiri dengan menggunakan
LKS tersebut.
LKS dirancang berdasarkan kajian SK dan KD kurikulum 2013 dengan
menggunakan pendekatan saintifik dan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan
dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan desain LKS yang sesuai dengan
keinginan siswa. Dalam pembuatan LKS ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, seperti penggunaan warna, jenis kertas, penggunaan gambar,
ketebalan huruf dan juga besar kecilnya huruf. Untuk mengetahui semua itu, perlu

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melakukan analisis kebutuhan dengann cara melakukan wawancara kepada siswa


kelas IV SD.
Produk LKS yang dihasilkan didesain berbentuk buku dengan menggunakan
program Microsoft Word. LKS yang dikembangkan berdasarkan pemetaan tema SK
dan KD serta indikator. Sampul luar LKS didesain dengan menggunakan program
Corel Draw. Pemberian warna pada sampul dibuat sesuai dengan hasil dari analisis
kebutuhan siswa melalui wawancara. Format yang digunakan adalah font Comic Sans
MS, spasi 1,5 dan ukuran huruf 12, dan dicetak dengan menggunakan kertas HVS A4
80 gram.
Materi yang dibahas dalam LKS adalah materi sifat-sifat cahaya. Materi
tersebut dibuat menjadi 4 macam kegiatan sesuai dengan sifat-sifat cahaya. Yang
pertama adalah cahaya merambat lurus, kedua cahaya menembus benda bening,
ketiga cahaya dapat dibiaskan, dan keempat cahaya dapat dipantulkan. Setiap
kegiatan, dibuat sesuai dengan 5 langkah pendekatan saintifik (mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan). Setiap kegiatan dilengkapi dengan
langkah-langkah yang menuntun siswa untuk melakukan kegiatan selanjutnya, selain
itu, juga dilengkapi dengan bahan dan alat-alat yang mudah didapatkan ketika siswa
melakukan percobaan. Setiap tahapan percobaan telah diberi panduan berupa
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa ketika melakukan sebuah kegiatan
eksperimen baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain dilengkapi dengan
panduan, LKS ini juga memiliki gambar-gambar untuk terlihat lebih menarik
sehingga siswa tidak merasa bosan ketika mengerjakannya. Disetiap lembar kegiatan
telah diberi tempat untuk siswa menulis hasil pengamatan, pertanyaan-pertanyaan,
dan perobaan yang telah mereka lakukan sehingga siswa tidak lagi memerlukan buku
tulis yang lain untuk menuliskan hasil kegiata mereka.

1.6 Defenisi Operasional


1.6.1 Belajar adalah suatu proses yang dilakukan melalui interaksi dengan
lingkungan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
memperbaiki sikap dan mengokohkan kepribadian.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6.2 Pembelajaran adalah suatu proses yang dipersiapkan untuk mendukung siswa
dalam belajar agar dapat belajar secara optimal.
1.6.3 Saintifik adalah merupakan suatu pendekatan yang memberikan kesempatan
dan peluang bagi siswa seluas mungkin untuk mengeksplor atau
mengembangkan pola pikir yang imajinatif dan kritis, hal ini dapat membantu
para siswa untuk memecahkan masalah terhadap fenomena-fenomena yang
terjadi.
1.6.4 Perkembangan anak adalah proses perubahan yang terjadi pada anak baik
secara fisik maupun psikis dan berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan.
1.6.5 LKS adalah media dimana siswa dapat melakukan berbagai aktivitas belajar
yang berisi dengan soal-soal latihan dan langkah-langkah kegiatan lainnya.
1.6.6 LKS berbasis pendekatan saintifik adalah LKS yang berisi dengan langkah-
langkah kegiatan yang menuntun dan mengaktifkan siswa dalam melakukan
setiap aktifitas belajar sesuai dengan lima tahapan pendekatan saintifik
(mengamati, menanya, menalar, mencoba,dan mengkomunikasikan).
1.6.7 Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang memperlajari tentang peristiwa-
peristiwa atau fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.
1.6.8 Sifat-sifat cahaya adalah suatu peristiwa alam yang terjadi yang dapat kita
amati setiap saat.

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan
kerangka berpikir.
2.1.1 Teori-teori yang mendukung
2.1.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar bermanfaat untuk menjelaskan teori-teori tentang belajar. Teori
yang dijelaskan pada bagian ini adalah teori konstruktivisme. Konstruktivisme
merupakan persepektif psikologi dan filosofis yang memandan bahwa masing-masing
individu membangun sebagian besar dari apa yang mereka pelajari dan pahami
(Bruning, dkk dalam Schunk, 2012: 320). Pengaruh besar yang mendorong
munculnya teori konstruktivisme adala teori Piaget dan Vygotsky.
2.1.1.2 Teori belajar Piaget
Anak mengalami perkembangan kognitif yang bertahap. Tingkat
perkembangan kognitif anak menurut Piaget (Susanto, 2013: 77) yaitu periode
berpikir motorik sensorik yang mulai sejak lahir sampai kira-kira umur 2 tahun.
Periode berpikir praoperasional konkrit dimulai kira-kira umur 2 tahun sampai 7
tahun. Periode berpikir operasional konkret dimulai kira-kira umur 7 tahun sampai
umur 11 tahun, periode berpikir operasional formal dimulai sejak umur 11 tahun
sampai dewasa.
Anak SD (7-11 tahun) berada pada tahap operasional konkrit dimana anak
belajar melalui pengalaman nyata untuk memahmai hal-hal yang abstrak seperti
konsep-konsep matematika. Pada tahap operasional konkrit, siswa sudah mulai
memahami aspek-aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah. Siswa juga
sudah memiliki kemampuan memahami cara mengombinasikan beberapa golongan
benda yang bervariasi tingkatannya (Susanto, 2013: 77). Selain itu, siswa sudah
mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa konkrit.
Pada tahap operasional konkrit, siswa mengembangkan kemampuan untuk
mempertahankan (konservasi), kemampuan mengelompokkan secara memadai,

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melakukan pengurutan ( mengurutkan dari yang terkecil sampai paling besar dan
sebaliknya), dan mengenai konsep angka. Selama tahap ini, proses pemikiran
diarahkan pada kejadian riil yang diamati oleh siswa (Hergenhahn & Matthew, 2008:
320). Dengan demikian, siswa dapat melakukan operasi pemecahan masalah yang
agak kompleks selama masalah itu konkret dan tidak abstrak.
2.1.1.3 Teori belajar Vygotsky
Seperti teori Piaget, Vygotsky juga merupakan teori konstruktivis. Vygotsky
menempatkan lebih banyak penekanan pada lingkungan sosial sebgai fasilitator
perkembangan dan pembelajaran (Tudge & Scrimsher dalam Schunk, 2012: 337).
Vygotsky menganggap bahwa lingkungan sosial sangat penting bagi pembelajaran.
Interaksi-interaksisosial mengubah atau mentrasformasi pengalaman-pengalaman
belajar. Aktivitas sosial adalah sebuah fenomena yang membantu menjelaskan
perubahan-perubahan dalam pikiran sadar dan membentuk teori psikologis yang
manyatukan perilaku dan pikiran.
Konsep pokok dalam teori Vygotsky adalah Zone of Proximal Development
(ZPD) atau zona pengembangan proksimal. ZPD adalah perbedaan antara apayang
dapat dilakukan sendiri oleh siswa dana pa yang dapat mereka lakukan dengan
bantuan orang lain (Schunk, 2012: 341). Interaksi orang dewasa (guru) dan teman
sebaya dalam ZPD mendorong perkembangan kognitif. Tugas utama guru adalah
mengatur lingkungan pembelajaran sehingga siswa dapat membangun
pengetahuannya. Peran guru disini adalah menyajikan sebuah lingkungan yang
mendukung, bukan menyajikan penjelasan materi dan menyediakan jawaban-jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan.
Inti teori Vygotsky yaitu bahwa fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi
memiliki asal-usul dalam kehidupan sosial sejak anak berinteraksi dengan orang
dewasa yang memiliki pengalaman dalam masyarkat seperti orang tua, guru, orang
yang memiliki keahlian, teman sebaya dan sebagainya. Dalam padangan Vygotsky,
budaya dieksternalisasikan dalam kognisi individual dalam perlengkapan diri mereka,
yang tidak hanya hal-hal fisik dalam kebudayaan (Surya, 2015: 153). Perubahan

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kognitif terjadi dalam kawasan perkembangan terdekat melalui interaksi anak dengan
orang dewasa melalui berbagai perlengkapan nilai-nilai, keyakinan, dan budaya.
2.1.1.4 Belajar dan pembelajaran
Belajar dalam pandangan para kognitivistik adalah dipadang sebagai proses
aktif individu dalam memproses informasi (Bruer;O’neil dan Perez; 2003 dalam
Kurniawan, 2014: 2). Belajar pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang
mendapat dukungan dari fungsi ranah psikomotor. Fungsi ranah psikomotor dalam
hal ini meliputi: mendengar, melihat, mengucap. Apapun manifestasi belajar yang
dilakukan siswa hampir dapat dipastikan selalu melibatkan fungsi ranah akalnya yang
intensitas penggunaanya tentu berbeda dengan peristiwa lainnya (Syah, 2001: 94,
dalam Kurniawan, 2014: 4).
Belajar adalah perubahan kemampuan manusia yang terjadi melalui proses
pembelajaran terus-menerus, yang bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja.
Belajar terjadi apabila dengan stimulus pembelajaran dengan isi ingatannya
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perilakunya berubah dari sebelum
pembelajaran dengan sesudah mengalami pembelajaran. Belajar dipengaruhi oleh
faktor internal (dalam diri siswa) dan faktor eksternal (lingkungan pembelajaran)
yang keduanya saling berinteraksi (Yao, 2015: 55). Belajar juga dapat didefenisikan
sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman (Gage dalam Ratna Willis, 1989: 11).
Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa membentuk pemahaman-
pemahamannya sendiri mengenai suatu pengetahuan dan keterampilan (Schunk,
2012: 387). Pembentukan pengetahuan menurut teori konstruktivisme memandang
bahwa sisfat aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan
lingkungan. Dengan bantuan struktur kognitif ini, siswa menyusun pengertian
realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui
struktur kognitif yang diciptakan oleh siswa sendiri. Asumsi utama konstruktivisme
adalah manusia merupakan siswa aktif yang mengembangkan pengetahuan bagi
dirinya sendiri (Schunk, 2012: 322-324). Siswalah yang harus aktif mengembangkan
pengetahuan mereka, bukan guru atau orang lain. Dengan demikian, belajar

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merupakan proses yang dialami oleh siswa melalui pengalaman langsung untuk
membangun pegetahuan, sikap, dan keterampilan dengan cara berinteraksi dengan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
Kualitas belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor (Kurniawan,
2014:22). Menurut Syah (dalam Kurniawan, 2014: 22) dengan merujuk pada teori
belajar kognitif, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu dikelompokkan
dalam tiga kategori yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan yang
digunakan. Faktor-faktor ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Yang
pertama faktor internal terdiri atas unsur jasmaniah (fisiologis) dan rohaniah
(Psikologis) pebelajar. Unsur jasmaniah yaitu kondisi umum sistem otot (tonus) dan
kondisi dari organ-organ khusus terutama pancaindera. Panca indera adalah tempat
masuknya pesan ke dalam sensory register, kuat lemahnya kemampuan panca indera
akan mempengaruhi atau menentukan kuat tidaknya pesan yang masuk kedalam
sensory register dan pengolahan arus informasi dalam sistem memori.
Yang kedua adalah faktor eksternal faktor-faktor yang ada di lingkungan diri
pebelajar yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan
sosial yaitu keluarga, guru, dan staf sekolah, masyarakat, dan teman ikut berpengaruh
juga terhadap kualitas belajar individu. Kemudian lingkungan eksternal yang masuk
kategori non sosial diantranya yaitu keadaan rumah, sekolah, peralatan dan alam.
Faktor yang ketiga adalah faktor pendekatan belajar. Pendekatan beajar yaitu jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan mempelajari materi pelajaran. Strategi bagaimana yang
digunakan pebelajar ini akan berpengaruh terhadap kualitas belajar (Kurniawan,
2014: 23).
Pembelajaran adalah seperangkat proses internal setiap individu sebagai hasil
mentransformasi stimulus eksternal dalam lingkungan individu. Kondisi eksternal
yang diperlukan dapat berupa rangsangan yang dapat diterima indera. Kondisi
eksternal tersebut disebut dengan media dan sumber belajar. (Gane, dalam Yao, 2015:
55).

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.5 Hasil belajar


Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa
setelah mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu
(Supratiknya, 2012: 5). Hasil belajar merupakan terbangunnya pengetahuan-
pengetahuan baru melalui interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar diperoleh siswa
secara aktif dan mandiri.
Hasil belajar yang diperoleh melalui proses belajar dapat berupa kemampuan baru
sama sekali maupun penyempurnaan atau pengembangandari suatu kemampuan yang
telah dimiliki (Winkel, 2004: 61). Misalnya, seorang anak belajar berenang pada
waktu dia duduk di bangku sekolah dasar dengan mengikuti pelajaran renang yang
diselenggarakan oleh Sekolah. Pada waktu menjadi siswa Sekolah Menengah
Pertama, anak itu dapat mempelajari beberapa gaya berenang yang lain seperti gaya
kupu-kupu
Kingsley membedakan hasil belajar siswa (individu) menjadi tiga jenis yaitu: 1)
keterampilan dan kebiasaaan, 2) pengetahuan dan pengertian, 3) sikap dan cita-cita.
Setiap golongan bisa diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah
(Sudjana, 1989: 45, dalam Deni Kurniawan, 2014: 9).

2.2 Pembelajaran IPA di SD


2.2.1 Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah merupakan yang rasional dan obyektif
tentang alam semesta dengan segala isinya, (Darmojo dalam Samatowa, 2011:2).
Sains atau IPA adalah pengetahuan yang mempelajari, menjelaskan, serta
menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang bersifat emperis
(Putra, 2013:51). Kemudian Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 22) menambahkan
bahwa IPA merupakan ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempeljari
fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian
(event). (Fowler dalam Ahmadi, 2008: 1) bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan
dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan induksi. Dari apa yang telah dijelaskan oleh para ahli

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut dapat dijelaskan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
yang berkaitan dengan gejala-gejala alam yang terjadi disekitar kita dan tersusun
secara sistematis dan nyata melalui berbagai percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia sendiri. Dalam hal ini, pembelajaran IPA memuat berbagai
macam kegiatan dan aktivitas yang dapat mengaktifkan siswa untuk melakukan
penelitian dan bereksperimen.
Wisudawati dan Sulistiyowati (2014: 24) mengatakan hakikat IPA memiliki 4 unsur
utama, yaitu:
2.2.1.1 Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tau tentang benda, fenomena alam,
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat.
2.2.1.2 Proses: Proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur
yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah, produk, sikap, dan
aplikasi. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan.
2.2.1.3 Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
2.2.1.4 Apilikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari.
2.2.2 Tujuan pembelajaran IPA SD
Tujuan-tujuan pembelajaran IPA di SD ditandai sebagai sesuatu yang
diharpkan dan yang akan dicapai oleh siswa setelah melalui berbagai proses dalam
pembelajaran IPA di sekolah dasar. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
diawal pembelajaran sebagai suatu acuan untuk kegiatan pembelajaran dan proses
penilaian (Samatowa, 2011: 6). Tujuan pembelajaran IPA SD di antaranya adalah
sebagai berikut:
2.2.2.1 IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak perlu dipersoalkan
panjang lebar. Artinya disini IPA merupakan suatu dasar teknologi yang
penting bagi suatu bangsa.
2.2.2.2 Bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata
pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2.2.3 Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan sendiri oleh anak, maka IPA
tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
2.2.2.4 Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk
kepribadian anak secara keseluruhan.

2.3 Pendekatan Saintifik


2.3.1 Pengertian pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik atau ilmiah merupakan suatu pendekatan yang memberikan
kesempatan dan peluang bagi siswa seluas mungkin untuk mengeksplor atau
mengembangkan pola pikir yang imajinatif dan kritis, hal ini dapat membantu para
siswa untuk memecahkan masalah terhadap fenomena-fenomena yang terjadi.
Pendekatan saintifik sendiri menurut beberapa sumber buku hampir sama diantaranya
menurut (Fadillah, 2014:176) menjelaskan pendekatan saintifik merupakan
pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati (observing),
menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan
mengkomunikasikan (communicating).
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengkomunikasikan konsep hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan 2014:
34).
Pada penjelasan pertama tidak menyatakan secara rinci kegiatan awal yang
akan dilakukan hanya memuat 5 kegiatan utama yang akan dilakukan oleh siswa.
Berbeda dengan penjelasan yang kedua lebih detail kegiatan yang akan dilakukan.
Namun dari apa yang sudah dijelaskan oleh kedua ahli tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran dimana siswa
lebih aktif untuk melakukan kegiatan di kelas maupun di luar kelas dengan cara
mengamati sesuatu untuk menmukan masalah, kemudian menanya apa yang sudah

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mereka amati setelah itu mencoba untuk mendapatkan fakta yang sesungguhnya dan
menalar serta mengkomunikasikannya di depan kelas.
Langkah-langkah dalam pendekatan saintifik ini pada dasarnya merujuk pada
model penelitian yang dilakukan oleh Bacon ( dalam Putra, 1561-1626). Langkah-
langkah tersebut adalah sebagai berikut a) Mengidentifikasi masalah (dari fakta yang
ditemukan, b) Mengumpulkan data sesuai permasalahan yang ditemukan, c) Memilah
data yang sesuai dengan permasalahan yang ada, c) Merumuskan hipotesis, d)
Menguji hipotesis dengan mencari data yang lebih akurat dan faktual, dan c) Menguji
keakuratan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya agar bisa menentukan
tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

2.3.2 Ciri Karakteristik Pendekatan Saintifik


Pendekatan saitifik ini memiliki bebrapa ciri, ciri yang utama yaitu proses
dalam pembelajaran mengacu pada cara kerja atau metode ilmiahnya. Sedangkan
karakteristik kegiatan dalam pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan membuat jejaring. Kegiatan mengamati ini memacu rasa ingin
tau siswa terhadap sesuatu permasalahan, mendorong siswa untuk selalu aktif dalam
berpikir dan membantu siswa untuk aktif dalam bertanya (Majid 2014: 211). Proses
mengamati ini sendiri dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan indra,
namun juga dapat dilakukan melalui bantuan peraralatan atau media yang akan
digunakan, seperti mikroskop, kaca pembesar termometer dan masih banyak lagi.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-
langkah berikut:
2.3.2.1 Menemukan objek yang akan diamati atau diobservasi.
2.3.2.2 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi.
2.3.2.3 Menemukan secara jelas data-data yang akan diobservasi.
2.3.2.4 Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
2.3.2.5 Menetukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi.

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kedua kegiatan dalam menanya, peran guru dalam hal ini sangat penting
untuk mengeksplorasi segala pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dan
melatih siswa untuk berpikir secara spontan. Pada kegiatan ini alangkah lebih baik
apabila guru menggali kemampuan siswa dalam bertanya. Kegiatan menanya dalam
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013 menurut adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami
dari apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai kepertanyaan bersifat
hipotetik) (Daryanto, 2014: 65). Kegiatan bertanya atau menanya sendiri mempunyai
fungsi, fungsi-fungsinya tersebut adalah sebagai berikut (Majid, 2013: 216):
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian peserta didik tentang
suatu tema atau topik pembelajaran.
2. Mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan bentuk dirinya sendiri.
3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
rancangan atau solusi.
4. Membangkitkan keterampilan dalam berbicara siswa, mengajukan pertanyaan
dan memberi jawaban secara logis.
5. Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, beragumen, mengembangkan
kemampuan berpikir dan menarik kesimpulan.
Ketiga adalah mencoba, dalam kegiatan ini dapat dipadukan dengan ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik melalui memparaktekkan, mengolah, menyajikan
dan lain-lain. Kegiatan mencoba dapat dilakukan bersama dengan guru melakukan
eksperimen sederhana bersama dengan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas.
Sebelum melakukan eksperimen guru harus memperhatikan tahapan-tahapan dalam
melakukan kegiatan atau percobaan.
Keempat menalar, dalam kegiatan ini guru dapat membantu para siswa untuk
berpikir logis dan sistematis terhadap apa yang mereka observasi. Menalar dapat
mendukung pengambilan keputusan dan kesimpulan dalam melakukan suatu kegiatan
eksperimen. Kegiatan menalar, mengasosiasi dapat memberikan kesempatan kepada

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

siswa untuk memahami materi secara secara keseluruhan dan membuat sebuah
kesimpulan dengan singkat dan jelas.
Untuk yang terakhir yaitu mengkomunikasikan dapat dilakukan setelah siswa
melakukan percobaan. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat dilakukan melalui
menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi
(Daryanto, 2014: 80). Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru
sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut. Dari penjelasan mengenai
langkah-langkah pendekatan saintifik tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan saintifik merupakan sebuah pendekatan yang mampu memberikan
kesempatan kepada siswa seluas-luasnya untuk mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan, kelima aspek tersebut dikembangkan oleh siswa
sendiri melalui pengalaman yang dialami selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2.4 Lembar Kerja Siswa (LKS)


2.4.1 Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi
tugas yang harus dikerjakan siswa atau lembaran kegiatan yang berisi petunjuk,
langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas (Daryanto, 2014: 175-176). Tugas-
tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori atau prakatik. Struktur
penyusunan LKS secara umum antara lain judul, matapelajaran, semester, tempat,
petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, indikator, informasi pendukung,
tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, dan penilaian.
Lembar kerja siswa merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-
lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, baik bersifat teoretis dan/atau praktis,
yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa, dan
penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain (Prastowo, 2014: 268-269). Dari
kedua pendapat ahli tersebut di atas bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan
lembaran cetak yang berisi tugas-tugas baik yang bersifat teori maupun prkatis yang
harus dikerjakan oleh siswa baik di sekolah maupun di rumah. Lembar Kerja Siswa

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(LKS) tidak hanya saja berisi dengan teori-teori, namun di LKS juga terdapat
berbagai soal-soal latihan untuk menguji atau mengetahui sejauh mana siswa
memahami sebuah materi yang telah mereka pelajari.

2.4.2 Fungsi, tujuan, dan Kegunaan LKS dalam pembelajaran tematik


Andriani (dalam Prastowo, 2014: 270) menyebutkan bahwa LKS memiliki
fungsi, tujuan, dan manfaat yang berbeda-beda selama pembelajaran. Di bawah ini
akan diuraikan fungsi, tujuan, dan manfaat dari adanya Lembar Kerja Siswa. Lembar
Kerja Siswa mempunyai empat fungsi, yaitu (1) LKS sebagai bahan ajar yang bisa
meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa, (2) LKS sebagai
bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami matei yang diberikan, (3)
LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih. (4) LKS
memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
Adriani (dalam Prastowo 2014: 270) mengungkapkan bahwa, ada empat poin
penting yang menjadi tujuan penyusunan LKS, yaitu: (1) menyajikan bahan ajar yang
memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan; (2) menyajikan
tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan; (3)
melatih kemandirian siswa; (4) memudahkan pendidik dalam memberikan tugas
kepada siswa.
LKS banyak manfaat bagi pembelajaran tematik, diantarnya melalui LKS kita
mendapatkan kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif terlibat dengan
materi yang dibahas (Prastowo, 2014: 270). Salah satu metode yang yang dapat
dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS yaitu
dengan menerapkan berbagai metode; (1) survey. Pada kegiatan survei, siswa
membaca secara sepintas keseluruhan materi, termasuk membaca ringkasan materi
jika ringkasan diberikan. (2) question. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk
menuliskan beberapa pertanyaanyang harus mereka jawab sendiri pada saat
membacamateri yang diberikan. (3) read. Untuk tahap membaca, siswa kita rangsang
untuk memerhatikan pengorganisasian materi, membubuhkan tanda tangan khusus
pada materi yang diberikan. (4) recite. Tahap recite atau meringkas menuntut siswa

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk menguji diri mereka sendiri pada saat membaca dan siswa diminta untuk
meringkas materi dalam kalimat mereka senidiri. (5) tahap review. Pada tahap review,
siswa diminta sesegera mungkin melihat kembali materi yang sudah selesai dipelajari
sesaat setelah selesai mempelajari materi tersebut.

2.4.3 Jenis-jenis LKS


LKS yang disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas
sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan
pengemasan materi pada masing-masing LKS tersebut, hal ini berakibat pada jenis
LKS yang bermacam-macam (Prastwo, 2014: 271) lima jenis LKS yang biasa
digunakan oleh siswa di antaranya:
2.4.3.1 LKS penemuan (membantu siswa menemukan suatu konsep)
2.4.3.2 Sesuai dengan prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif
mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya.
2.4.3.3 LKS yang aplikatif-integratif (membantu siswa menerapkan dan
mengintergrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan)
2.4.3.4 LKS yang penuntun (berfungsi sebagai penutun belajar)
2.4.3.5 LKS yang penguatan (berfungsi sebagai penguatan)
2.4.3.6 LKS yang praktikum (berfungsi sebagai petunjuk praktikum)

2.4.4 Unsur-unsur LKS


LKS terdiri dari enam unsur tama meliputi: judul, petunjuk belajar,
kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja,
dan penilaian. Secara lebih spesifik, format LKS meliputi delapan unsur, yaitu: judul,
kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan ata bahan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang
harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan (Prastowo, 2014: 273-274).
2.4.5 Langkah-langkah pengembangan LKS
Untuk mengembangkan LKS yang baik, ada 4 langkah yang perlu ditempuh,
yaitu pertama, penentuan tujuan pembelajaran; kedua, pengumpulan materi; ketiga,

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penyususnan elemen/unsur-unsur; dan keempat, pemeriksaan dan penyempurnaan


(Prastowo, 2014: 280 – 283).
2.4.5.1 Tentukan tujuan pemebelajaran yang akan breakdown ke dalam LKS. Dalam
langkah ini, kita harus menentukan desain menurut tujuan pembelajaran.
Perhatikan variable ukuran, kepadatan halaman, penomoran halaman, dan
kejelasan.
2.4.5.2 Pengumpulan materi. Pada langkah pengumpulan materi in hal terpenting
yang perlu dilakukan adalah menentukan materi dan tugas yang akan
dimasukan dalam LKS.
2.4.5.3 Penyusunan elemen atau unsur-unsur LKS. Pada bagian inilah, kita
mengintegrasikan desain (hasil dari langkah-langkah pertama) dengan tugas (
sebagai hasil dari langkah kedua). Hasilnya kita dapat memeperoleh produk
LKS yang baik.
2.4.5.4 Pemeriksaan dan penyempurnaan. Apabila kita berhasil melakukan langakah
ketiga, tidak berarti kita dapat langsung memberikan LKS tersebut kepada
siswa. Sebelum diberikan kepada siswa, hal yang penting untuk dilakukan
melakasanakan pengecekkan kembali terhadap LKS yang sudah
dikembangkan. Ada empat variabel yang penting untuk dicermati sebelum
LKS dibagikan ke siswa, yaitu: pertama, kesesuaian desain dengan tujuan
pembelajaran yang berangkat dari kompetensi dasar.pastikan bahwadesain
yang kita tentukan dapat mengakomodasi pencapaian tujuan pembelajaran.
Kedua, kesesuaian materi dan tujuan pembelajaran. Pastikan bahawa materi
yang dimasukkan kedalam LKS (baik itu materi yang kita kembangkan
sendiri ataupun materi yang kita dapatkan dari bahan yang sudah ada) sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ditentukan. Ketiga, kesesuain elemen atau
unsur dengan tujuan pembelajaran. Pastikan bahwa tugas dan latihan yang
kita berikan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran, dan keempat,
kejelasan penyampaian. Apakah LKS mudah dibaca, apakah tersedia cukup
ruang untuk mengerajakan tugas yang diminta.

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.5 Sifat-sifat Cahaya


2.5.1 Pengertian
Cahaya adalah bentuk energi yang dapat kita lihat dengan mata. Cahaya berasal
dari radiasi elektromagnetik yang merambat dengan cepat. Cahaya berasal dari
sumber cahaya, misalnya matahari, apai, lampu dan senter. Beberapa hewan juga
dapat menghasilkan cahaya, misalnya kunang-kunang dan ikan lantera (Haryanto,
2013: 157).
2.5.2 Sifat-sifat cahaya
Cahaya memiliki sifat. Sifat-sifat cahaya itu banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat cahaya antara lain merambat lurus, dapat menembus
benda bening, dapat dipantulkan, dan dapat dibiaskan.
2.5.2.1 Cahaya merambat lurus
Cahaya merambat lurus dapat diperhatikan melalui sinar matahari yang masuk
kedalam ruangan melalui celah-celah rumah yang gelap tampak seperti garis-garis
putih yang lurus. Selain itu juga cahaya sifat cahaya merambat lurus dapat dilihat
pada cahaya lampu mobil atau senter di malam hari.
2.5.2.2 Cahaya dapat menembus benda bening
Benda-benda yang dapat ditembus oleh cahaya disebut benda bening. Contoh
benda yang dapat ditembus oleh cahaya adalah botol, air jernih.
2.5.2.3 Cahaya dapat dipantulkan
Bendan-benda yang dapat memantulkan cahaya adalah benda yang memiliki
permukaan licin. Cermin mempnyai permukaan yang licin atau menggilap. Cermin
dapat membentuk bayangan benda. Bayangan benda itu tampak sama seperti benda
asli. Hal itu terjadi karena permukaan licin pada cermin sehingga dapat menghasilkan
pemantulan teratur. Berdasarkan permukaan nya, cermin dapat digolngkan menjadi
tiga, yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung.
2.5.2.4 Cahaya dapat dibiaskan
Jika cahaya merambat melalui dua medium (zat perantara) yang berbeda,
misalnya dari udara ke air, cahaya tersebut mengalami pembiasan atau
pembelokkan.kerapatan medium berbeda-beda. Keraptan gelas bening lebih besar

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dari pada kerapatan air jernih. Kerapatan air jernih lebih besar dari kerapatan udara
(Haryanto, 2013: 165).
Saat cahaya merambat melalui daun Zat (medium) yang berbeda
kerapatannya, cahaya dibiaskan atau dibelokkan.
a) Jika cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat,
cahaya akan dibiaskan mendekati gris normal. Misalnya, cahaya yang
merambat dari udara ke air.
b) Jika cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat,
cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya, cahaya merambat
dari kaca ke udara.
Garis normal adalah garis maya yang tegak lurus pada bidang batas kedua zat.
Dari keterangan tersebut dapat dipahami penyebab sebagian pensil yang dimasukkan
ke dalam air terlihat seperti patah. Hal ini terjadi karena bagian pensil yang tercelup
tersebut terlihat lebih tinggi dari kedudukan yang sebenarnya. Cahaya dari bagian
pensil yang tercelup, ketika keluar ke udara di bidang batas dibiaskan menjauhi garis
normal sehingga sebagian pensil tersebut terlihat lebih tinggi.

2.6 Penelitian Yang Relevan


Dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari informasi dengan
menggunakan sumber-sumber lain yang ada berkaitan antara penelitian ini dengan
penelitian-penelitian lain. Berikut ini adalah penelitian relevan yang dikutip dari
penelitian sikripsi penelitian dan pengembangan menggunakan pendekatan saintifik
dan pengembangan lembar kerja siswa.
Desinta (2016) bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS Menggunakan
pendekatan saintifik pada subtema bermain di rumah teman untuk siswa kelas dua (II)
SD Negeri Kalasan I. Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum SD 2013
menunjukkan skor 3,87 (baik) dan 4,00 (baik), dua guru SD kelas II menghasilkan
skor 3,44 (baik) dan 3,93 (baik). Lembar kerja siswa tersebut memperoleh rerata skor
3,81 dengan kategori “baik”. Hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menggunakan Pendekatan Saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk


uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar.
Dalla (2016) bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS menggunakan
pendekatan saintifik pada subtema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas dua (II)
SD Negeri Kalasan I. Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 SD dan
media LKS menghasilkan skor 4,0 (Baik) dan 4,06 (Baik), dua guru kelas II SD
menghasilkan skor 3,75 (Baik) dan 3,68 (Baik). Lembar Kerja Siswa tersebut
memperoleh rerata skor 3,87 dari rentang skor 1-5 dengan kategori “Baik”. Hal ini
menunjukkan lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik yang
dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dengan revisi sesuai saran
dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar.
Rachmiyati (2016) bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS
menggunakan pendekatan saintifik subtema tugas-tugas sekolahku untuk siswa kelas
dua (II) Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 SD dan
media LKS menghasilkan skor 4,56 (Sangat Baik) dan 4,5 (Sangat Baik), dua guru
kelas II SD menghasilkan skor 4,0 (Baik) dan 3,75 (Baik). Lembar Kerja Siswa
tersebut memperoleh rerata skor 4,20 dari rentang skor 1-5 dengan kategori “Baik”.
Hal ini menunjukkan lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik yang
dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dengan revisi sesuai saran
dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar.
Ningtyas (2015) bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS berbasis
metode percobaan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V di Sekolah
Dasar. Hasil penelitian pengembangan kualitas media ditinjau dari aspek desain
menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 90% dengan rata-
rata skor 91% memiliki kriteria baik sekali. Kualitas ahli media ditinjau dari aspek
penyajian menurut ahli media 1 dan ahli media 2 memperoleh skor 89% dan 87%
dengan rata-rata skor 88% dengan kriteria baik sekali. Hasil kualitas materi ditinjau
dari aspek isi menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 87%
dengan rata-rata skor 89,5% memiliki kriteria baik sekali. Kualitas materi ditinjau
dari aspek pembelajaran berbasis percobaan menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memperoleh skor 92% dan 85% dengan rata-rata skor 88,5% memiliki kriteria baik
sekali. Rata-rata hasil evaluasi kelas kontrol memiliki kriteria cukup yaitu 65,45%
dan rata-rata hasil evaluasi kelas eksperimen memiliki kriteria baik sekali yaitu
85,96%. Hasil dari uji normalitas memperoleh nilai signifikansi 0,897 dan 0,797 >
0,05 data berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas memperoleh nilai signifikansi
0,856 > 0,05 data bersifat homogen. Hasil uji hipotesis pada uji t diperoleh nilai
signifikansinya adalah 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan nilai antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen yang menggunakan LKS berbasis metode percobaan.
Kasih (2012) bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 pada subtema cara menjaga
kerukunan untuk kelas V sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS bergambar layak digunakan untuk
pembelajaran materi cara menjaga kerukunan untuk kelas V sekolah dasar. Hal
tersebut ditunjukkan oleh: (1) hasil dari penilaian ahli materi, kualitas LKS ditinjau
dari identitas atau judul LKS, kompetensi dasar yang akan dicapai waktu
penyelesaian, peralatan atau bahan yang dibutuhkan, informasi singkat, langkah kerja,
tugas yang harus dilakukan laporan yang ahrus dikerjakan, masalah yang
ditampilkan, aspek yang dikembangkan penguasaan EYD dan bagaimana tampilan
dari LKS tersebut termasuk dalam kategori “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8
dan 4,09 lembar kerja siswa layak untuk digunakan.
Edeltrudis (2012) bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS menggunakan
pendekatan sanitifik pada subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas dua sekolah
dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahawa LKS dengan menggunakan pendekatan
saintifik layak digunakan dengan validasi berpedoman pada 16 aspek yaitu (1)
kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) rumusan petunjuk/instruksi LKS, (3) rumusan
kegiatan pembelajaran dalam LKS, (4) ketercapaian indicator/tujuan pembelajaran
dalam kegiatan pembelajaran, (5) bahasa yang digunakan dalam LKS, (6) tampilan
LKS, (7) penggunaan kata Tanya mengapa dan bagaimana dalam LKS, (8) menanya,

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(9) mengamati, (10) mencoba, (11) menganalisis, (12) menalar, (13)


mengomunikasikan, (14) keterpaduan antar mata pelajaran, (15) suasana
pembelajaran, dan (16) reflekasi. Hasil validasi dua ahli media LKS menghasilkan
skor 3,93 (baik) dan 4,06 (baik). Validasi dari dua guru kelas menghasilkan skor 4,12
(baik) dan 3,93 (baik). LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut
menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori
“baik”. Hal ini menunjukkan LKS menggunakan pendekatan saintifik yang
dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalamkegiatan pembelajaran di
kelas II sekolah dasar dengan revisi yang sesuai saran.
Berdasarkan penelitian di atas dapat dilihat kesamaan dan perbedaannya.
Penelitian yang dilkaukan oleh Prasiwi berkaitan dengan penggunaan pendeketan
saintifik pada pembelajaran IPA materi pemanfaatan energi siswa kelas IV.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Yasni berkaitan dengan pengembangan
Lembar Kerja Siwa (LKS) dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah pada siswa sekolah dasar. Kemudian penelitian yang di lakukan oleh
Edeltrudis berkaitan dengan penelitian pengembangan LKS menggunakan
pendekatan saintifik pada subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas II SD.

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Desinta (2016) Dalla (2016) Rachmayani (2016)

LKS, Pendekatan Saintifik, LKS, Pendekatan Saintifik, LKS, Pendekatan Saintifik,


Subtema bermain di Rumah teman Subtema Hidup Rukun di Rumah, Subtema Tugas-tugas
Kelas II Kelas II Sekolahku, Kelas II

Pengembangan LKS berbasis pendekatan Saintifik

Edeltrudis (2012) pengembangan


Ningtyas (2015) Kasih (2012) melakukan penelitian LKS menggunakan pendekatan
“pengembangan lembar kerja siswa Sanitifik pada subtema hewan di
LKS, Metode Percobaan, IPA,
Kelas V kelas V sekolah dasar” sekitarku untuk siswa kelas dua

3.6 Kerangka Berpikir sekolah dasar

Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan

2.7 Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyusun kerangka berpikir tentang


pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD
materi daur hidup jenis makhluk hidup. Seiring dengan dicanangkannya inovasi
pendidikan dalam bidang kurikulum yang mengacu pada kurikulum 2013, diharapkan
dapat memberikan perubahan positif pada proses pembelajaran dan cara belajar yang
lebih ideal. Tentunya harapan tersebut harus didukung dengan ketersediaan LKS yang
layak dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru dalam mengelola
kegiatan belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keterbatasan media
pembelajaran, yaitu penggunaan lembar kegiatan siswa (LKS) sebagai sumber
belajar, sarana pembelajaran yang belum sebanding dengan jumlah siswa sehingga
pembelajaran berpusat pada guru, berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal
ini menjadi pertimbangan untuk mengembangkan pembelajaran. Perencanaan

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran yang efektif dan terpadu dilakukan dengan memperhatikan karakteristik


siswa, standar dan tujuan pembelajaran, strategi, media dan kesesuaian konteks
pembelajaran serta evaluasi hasil belajar siswa. Pengelolaan strategi pembelajaran
melalui pemilihan metode mengajar tertentu dalam mencapai tujuan pembelajaran
akan mempengaruhi media yang digunakan.
Lembar kerja siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik dapat menjawab
kebutuhan guru dan siswa. Pendekatan saintifik sangat menekankan pada keaktifan
siswa dalam lingkungan belajar yang sudah dirancang sedemikian rupa dengan
memberikan ruang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti guru memiliki
kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. LKS yang
digunakan oleh guru dan siswa masih berisi materi

3.8 Pertanyaan Penelitian


3.7.1 Bagaimana proses pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis
pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Sifat-sifat Cahaya?
3.7.2 Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk siswa kelas IV materi Mendeskripsikan Sifat-sifat Cahaya?
3.7.3 Bagaimana peningkatan hasil tes setelah menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa SD kelas IV materi
sifat-sifat cahaya.
3.7.4 Bagaimana dampak Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pemdekatan
saintifik untuk siswa SD kelas IV materi sifat-sifat cahaya.

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi penelitian, setting penelitian, rancangan


penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian pengembangan
atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut (Sugioyono, 2012: 407). Berdasarkan pengertian
tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik materi sifat-sifat cahaya. Penelitian ini dibatasi sampai pada
tahap uji coba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan LKS
oleh siswa dalam memahami materi sifat-sifat cahaya di kelas IV SD. Selain itu, hasil
dari penelitian ini berupa sebuah LKS sifat-sifat cahaya berbasis pendekatan saintifik
tematik integaratif.
3.2 Setting Penelitian
Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek penelitian,
lokasi penelitian, dan waktu penelitian.
3.2.1 Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa SD kelas IV semester
genap tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa yang dipilih sebanyak lima (5) siswa,
yang terdiri dari tiga (3) siswa putra, dan dua (2) siswi putri. Pemilihan sekelompok
siswa tersebut didasarkan pada pemerolehan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dan pemerolehan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
3.2.2 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
LKS ini dibuat untuk siswa kelas IV sekolah dasar dengan materi sifat-sifat cahaya.

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti ingin mengembangakan LKS tersebut untuk mempelajari sifat-sifat cahaya


dalam mata pelajaran IPA kelas IV SD semester 2.
3.2.3 Lokasi Penelitian
Penelitian R&D ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas Condongcatur,
Yogyakarta sebagai lokasi uji coba lapangan terbatas. Peneliti memilih sekolah ini
sebagai sampel karena secara umum prestasi siswa di bidang akademik cukup baik,
nilai akreditasi sekolah “A”. Selain itu, lokasi sekolah yang berada di kawasan
Yogyakarta. Alasan selanjutnya adalah kemampuan siswa yang beragam dan
karakteristik siswa yang berbeda-beda, misalnya saja nilai siswa yang berbeda satu
dengan yang lain.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juli 2015 hingga
Desember 2017. Secara keseluruhan penelitian ini berlangsung kurang lebih selama
enam bulan.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk LKS dalam
penelitian R&D ini, peneliti mengadopsi model yang dikembangkan oleh (Dick &
Carey 2003 dalam Setyosari, 2013: 230 – 235). Terdapat sepuluh langkah dalam
penelitian dan pengembangan tersebut yaitu: 1) analisis kebutuhan dan tujuan, 2)
analisis pembelajaran, 3) analisis pembelajaran dan konteks, 4) merumuskan tujuan
performansi, 5) mengembangkan instrumen, 6) mengembangkan strategi
pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8) merancang
dan melakukan evaluasi formatif, 9) melakukan revisi, dan 10) evaluasi sumatif.
Penelitian R&D yang akan dilakukan adalah pengembangan LKS IPA berbsis
pendekatan saintifik pada materi sifat-sifat cahaya. Langkah pengembangan LKS ini
mengikuti langkah penelitian yang dikembangkan oleh Dick & Carey. Penelitian ini
dibatasi hanya sampai pada evaluasi sumatif dan menghasilkan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik.

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melakuka
n revisi

Analisis
pembelajaran

Analisis Mengembang- Merancang


kebutuhan Mengem- Mengemban-
Merumuskan kan dan dan
dan tujuan bangkan gkan strategi
tujuan khusus memilih bahan melakukan
instrumen pembelajaran
pembelajaran evaluasi
formatif
Analisis
pembelajaran
dan konteks
Evaluasi
Sumatif
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Dick & Carey

Dari langkah-langkah tersebut di atas, berikut penjelasan setiap tahap pada


penelitian R&D Dick & Carey (dalam Setyosari, 2013: 230 – 233).
3.3.1 Analisis kebutuhan dan tujuan
Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau produk
yang akan dikembangkan. Kegiatan analisis kebutuhan ini peneliti mengidentifikasi
kebutuhan prioritas yang segera dipenuhi. Dengan menguji kebutuhan, peneliti akan
mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada dan keadaan nyata dilapangan
yang sebenarnya. Dengan cara melihat kesenjangan yang terjadi, peneliti mencoba
menawarkan suatu alternatif pemecahan dengan cara mengembangkan suatu produk
atau desain tertentu.
3.3.2 Analisis pembelajaran
Langkah berikutnya, peneliti melakukan analisis pembelajaran, yang
mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan yang dirasakan “felt
need”, perlu diidentifikasi dan selanjutnya diungkapkan dalam rancangan produk

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

atau desain yang ingin dikembangkan. Ini menjadi spesifikasi suatu produk atau
desain yang akan dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan tersendiri.
3.3.3 Analisis pembelajaran dan konteks
Analisis ini bisa dilakukan secara bersamaan dengan analisis pembelajaran,
atau dilakukan setelah analisis pembelajaran. Dengan menganalisis pembelajaran dan
konteks, yang mancakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajaran
dalam latar pembelajaran, juga termasuk karakteristik latar pembelajaran tersebut
dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan. Langkah 2) dan 3) dapat
dilakukan baik secara berurutan, atau secara bersamaan.
3.3.4 Merumuskan tujuan performansi
Merumuskan tujuan performansi atau unjuk kerja dilakukan setelah analisis-
analisis pembelajaran dan konteks. Merumuskan tujuan unjuk kerja ini dilakukan
dengan cara menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik yang
berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional. Gambaran rumusan operasional
ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang dikembangkan.
3.3.5 Mengembangkan instrumen
Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrument assessment, yang
secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional (sebagaimana yang
dikemukakan di depan). Tugas mengembangkan instrument ini menjadi sangat
penting. Instrumen dalam hal ini bisa berkaitan langsung dengan tujuan
operasionalyang ingin dicapai berdasarkan indikato-indikator tertentu, dan juga
instrumen untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan.
Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan
instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang dikembangkan
dapat berupa kuesioner atau daftar cek.
3.3.6 Mengembangkan strategi pembelajaran
Mengembangkan strategi pembelajaran yang secara spesifik untuk membantu
pembelajaran mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajaran tertentu yang dirancang
khusus untuk mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh peneliti. Strategi

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain yng ingin
dikembangkan.
3.3.7 Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran
Langkah ini merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh peneliti.
Pengembangan dan pemilihan bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat berupa
bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar, dan media lain yang
dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk atau desain yang
dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu peru diberikan argumen
atau alasan mengapa memilih dan mengembangkan berdasarkan tipe atau model
tersebut.
3.3.8 Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang
dilaksanakan oleh peneliti selama proses, prosedur, program, atau produk yang
dikembangkan. Evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektifitas.
Dick & Carey merekomendasikan suatu proses evaluasi formatif yang terdiri
ata tiga langkah:
3.3.8.1 Uji coba prototipe bahan secara perorangan (one–to–one–try out); uji coba
perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang produk
atau rancangan tertentu. Uji coba perorangan dilakukan kepada subjek 1-3
orang. Setelah dilakukan uji coba perorangan, produk atau rancangan direvisi.
3.3.8.2 Uji coba kelompok kecil (small group try out). Uji coba ini melibatkan subjek
yang terdiri atas 6-8 subjek. Hasil uji coba kelompok kecil ini dipakai untuk
melakukan revisi produk atau rancangan.
3.3.8.3 Uji coba lapangan (field try out). Uji coba lapangan ini yang melibatkan
subjek dalam kelas yang lebih besar yang melibatkan 15-30 subjek.
Selama uji coba ini peneliti melakukan observasi dan wawancara. Dengan demikian,
peneliti melakukan pendekatan kualitatif disamping data kuantitatif (hasil tes skala
sikap, rubrik dan sebagainya). Hasil validasi dari merancang dan melakukan evaluasi
formatif ini kemudian diapakai untuk melakukan revisi.

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.3.9 Melakukan revisi


Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program atau
produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap
tujuh langkah pertama yaitu tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran,
perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran,
dan bahan-bahan pembelajaran.
3.3.10 Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat
efektifitas produk, program, proses secara keseluruhan dibandingkan dengan program
lain. Keperluan pengembangan ini biasanya peneliti hanya menggunakan samapi pada
langkah ke Sembilan, yaitu evaluasi formatif dimana rancangan, proses, program
sudah dianggap selesai. Akan tetapi, untuk keperluan uji efektifitas rancangan, prose,
program secara menyeluruh diperlukan uji atau evaluasi secara eksternal. Dengan
demikian diperoleh tingkat efesiensi, efektifitas, dan daya Tarik rancangan, proses dan
program secara menyeluruh.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian dalam menghasilkan suatu produk harus menggunakan penelitian
dan pengembangan untuk menguji keefektifan produk tersebut. Dalam hal ini yaitu
peneliti menggunakan penelitiaan dan pengembangan dalam menguji keefektifan
penggunaan LKS dengan menggunakan pendekatan sanitifik pada matapelajaran IPS
materi sifat-sifat cahaya.
Langkah-langkah prosedur pengembangan tersebut akan dijelaskan pada
gambar 3.2.

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LANGKAH I

Analisis Analisis Analisis


pembelajaran kebutuhan siswa

langa
LANGKAH II

Merumuskan
tujuan

LANGKAH III
Pretest
Rubrik penilaian
Mengembangkan ahli validasi
instrumen instrumen

Posttest
LANGKAH IV

Mengembangkan
strategi

LANGKAH V

Mengembangkan isi LKS

LANGKAH VI

Penilaian ahli Evaluasi Formatif Uji coba


lapangan terbatas

LANGKAH VII
Dosen IPA Guru SD Siswa Kelas IV SD

Revisi Sesuai dengan


komentar dari ahli

LANGKAH VIII

Evaluasi Sumatif

Pretest Persentase Peningkatan Posttest

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan


38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.1 Analisis Kebutuhan


Pada tahap pertama, peneliti melakukan dua analisis kebutuhan yang terdiri dari
analisis siswa dan analisis pembelajaran. Berikut penjelasan dari kedua analisis
tersebut.
3.4.1.1 Analisis Pembelajaran
Setelah melakukan analisis siswa, peneliti melakukan analisis pembelajaran
berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri
Perumnas Condongcatur. Saat peneliti melakukan observasi, ternyata guru tidak
menggunakan LKS dalam mendukung proses pembelajaran, melainkan guru lebih
dominan menggunakan buku siswa dan cenderung ceramah di kelas. Selain itu, guru
juga terpaku pada power point yang ditampilkan di layar LCD dan guru hanya
membaca materi yang telah dituliskannya di power point tersebut. Kemudian, guru
tidak mengajak siswa aktif melakukan suatu kegiatan, melainkan guru hanya meminta
siswa untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang telah disampaikan
oleh guru. Paparan mengenai hasil analisis siswa dan analisis pembelajaran tersebut
menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
3.4.1.2 Analisis Siswa
Peneliti melakukan analisis siswa berdasarkan observasi yang dilakukan
pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Observasi
dilaksanakan pada tanggal 25 juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi
tersebut adalah ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, banyak dari siswa yang
tidak memperhatikan dengan baik dan cenderung berbicara dengan temannya. Selain
itu, tidak ada keaktifan yang muncul saat guru bertanya mengenai materi yang
disampaikan. Siswa cenderung diam saja dan hanya mengangguk-anggukan kepala
ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan kembali materi yang
disampaikan. Kemudian, ada siswa yang meletakkan kepalanya di atas meja, karena
merasa materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru membosankan dan sulit
untuk dipahami. Hal ini dapat dibuktikan ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian
besar siswa diam dan tidak bisa menjawab ketika ditunjuk dan jawaban yang
disampaikan kurang tepat.

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus


Pada tahap kedua, peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat
karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik sebagai berikut (1) mengarahkan
siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk
mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan
masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri;
dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik
yaitu lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
Berdasarkan empat tujuan LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan
LKS.
3.4.3 Mengembangkan Instrumen
Pada tahap ketiga, peneliti melakukan pengembangkan instrumen dengan cara
merumuskan soal pretest dan posttest, dan membuat rubrik penilaian ahli validasi
instrumen. Pengujian soal pretest dan posttest dilakukan pada uji coba lapangan
terbatas di SDN Perumnas Condongcatur. Pretest dilakukan sebelum menggunakan
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kondisi awal siswa.
Posttest dilakukan di akhir setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh siswa. Peneliti menyusun dan
mengembangkan tes berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.6 tentang sifat-sifat
cahaya. Peneliti mengembangkan KD tersebut menjadi empat indikator. Keempat
indikator tersebut dikembangkan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes
dapat dilihat pada lampiran.
3.4.4 Mengembangkan strategi
Pada tahap empat, peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini
berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti. Adapun isi dari LKS yaitu (1) peneliti
membuat pemetaan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator, dan
tujuan kegiatan. Pada setiap kegiatan LKS terdapat lima tahapan pendekatan saintifik
yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.5 Mengembangkan Isi LKS


Pada tahap kelima, peneliti mengembangkan isi LKS. Pengembangan tersebut
berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap pengembangan
strategi. Selain itu, peneliti juga menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik.
3.4.6 Evaluasi Formatif
Pada tahap keenam, setelah produk LKS selesai dibuat, kemudian peneliti
membuat rubrik penilaian untuk validasi produk. Peneliti memilih dua ahli yaitu ahli
IPA dan guru SD. Setelah ahli memberikan validasi kepada produk LKS dan
dinyatakan layak untuk diujicobakan, maka langkah selanjutnya adalah peneliti
melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SDN Perumnas
Condongcatur.
3.4.7 Revisi
Pada tahap ketujuh, peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan
komentar dari ahli validasi dan hasil wawancara terhadap siswa setelah menggunakan
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
3.4.8 Evaluasi Sumatif
Pada tahap kedelapan, peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan hasil uji
coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur.
Pengolahan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pretest dan
posttest, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS.

3.5 Teknik Pengumpulan data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Teknik
pengumpulan data kualitatif diperlukan untuk melengkapi dan mengonfirmasi data
yang telah diperoleh secara kuantitatif, seperti yang dikemukakan oleh Krathwohl
(2004: 546) bahwa setiap studi eksperimental selalu dianjurkan memasukkan unsur-
unsur kualitatif untuk mengangkat sudut pandang subjek penelitian .Pengumpulan
data dimaksud untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan,
dan informasi yang dapat dipercaya (Widoyoko, 2015: 33). Pengumpulan data dapat
dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi dan gabungan dari ketiganya

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(Sugiyono, 2014: 187). Selain itu, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
tes dan analisis dokumen (Widayoko, 2015: 33). Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan kuesioner. Wawancara dilakukan
pada saat survei kebutuhan di SD N Perumnas Condongcatur dengan wali kelas IV.
Wawancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui produk LKS yang menggunakan
model pembelajaran berupa pendekatan saintifik mengacu pada kurikulum 2013 dan
kuesioner digunakan pada saat validasi desain.
3.5.1 Observasi
Observasi dilakukan sebagai pengumpulan data bila penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, suatu proses kerja, gejala alam, dan responden yang kecil
(Sugiyono, 2010: 203). Observasi ini dilakukan sebatas mengamati aktivitas
pembelajaran yang dilakukan guru.
3.5.2 Wawancara
Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan
secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan
(Sudijono, 2011: 82). Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat
evaluasi, yaitu:
3.5.2.1 Wawancara terpimpin (guide interview) yang juga sering dikenal dengan
istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara
sistematis (systematic interview).
3.5.2.2 Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang sering dikenal dengan
istilah wawancara sederhana (simple interwiew) atau wawancara tidak
sistematis (non-systematic interview), atau wawancara bebas.
Sugiyono (2012: 137) mengatakan bahwa wawancara ini bertujuan untuk
mengetahui survei kebutuhan, sehingga mendapatkan informasi secara langsung dari
pihak yang diwawancarai oleh peneliti, atau mendapatkan jawaban dari responden
dengan jalan melakukan Tanya jawab sepihak. Sugiyono (2014: 194) menjelaskan
bahwa wawancara digunaka sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Dari pendapat kedua ahli tersebut di atas maka wawancara merupakan salah
satu teknik pengumpulan data dalam melakukan sebuah penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan secara akurat dan mendalam.
3.5.3 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumulan data yang efesien bila peneiti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden
(Sugiyono, 2012: 142).
Sugiyono, (2014: 199) mengatakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan secara dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan
diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.
Kuesioner juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian
hasil belajar. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula
diberikan kepada orangtua mereka. Pada umunya tujuan penggunaan angket atau
kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data
mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis
tingkah laku dan proses belajar mereka (Sudijono, 2011: 84). Kuesioner bertujuan
untuk memvalidasi dan membantu peneiti dalam melakukan revisi atas pembelajaran.
Dengan adanya kuesioner ini, digunakan untuk membuat daftar cocok (check list)
atau deretan pertanyaan dimana cara menjawabnya tinggal memberi centang (√),
daftar cocok digunakan untuk mempermudah dan mempercepat pengisisan dalam
mendapatkan informasi yang diperlukan, sifatnya praktis, hemat waktu, biaya, dan
tenaga.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa
hal yaitu analisis kebutuhan dan validasi produk. Kuesioner analisis kebutuhan
diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur untuk
menganalisis kebutuhan terkait LKS dan pendekatan saintifik. Kuesioner validasi

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

produk ditujukan kepada ahli-ahli untuk menilai kelayakan LKS yang dibuat. Selain
kepada para ahli, kuesioner validasi produk juga diberikan kepada siswa untuk
menilai kelayakan LKS yang dibuat setelah uji coba terbatas.
3.5.4 Tes
Teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006: 223). Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan pretest dan posttest. Pretest dan posttest tersebut
digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum dan setelah
menggunakan LKS dalam uji coba terbatas. Pretest dilakukan sebelum uji coba
terbatas dan posttest dilakukan setelah uji coba terbatas.

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian (Sanjaya, 2014: 247). Peneliti menggunakan beberapa instrumen di
antaranya adalah kuesioner, pedoman wawancara, dan matriks triangulasi untuk
teknik nontes dan soal pretest-postest untuk teknik tes.
3.6.1 Pedoman Observasi
Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA kelas IV SD N Perumnas
Condongcatur dan penerapan pendekatan saintifik serta penggunaan LKS IPA. Aspek
yang di observasi ketika pembelajaran IPA kelas IV adalah ketersediaan LKS IPA,
pelaksanaan lima tahapan pendekatan saintifik, dan partisipasi siswa. Peneliti
mencatat hal-hal ynag berkaitan dengan aspek yang diobservasi setiap rentang waktu
tertentu. Kisi-kisi observasi pembelajaran IPA kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas IV


No Kisi-kisi Observasi Objek yang diamati
1 Ketersediaan LKS IPA untuk mengajar Sudah ada
2 Kesulitan belajar yang dialami siswa Siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti
dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan 5 tahapan pendekatan saintifik pada
saintifik pada pembelajaran IPA pembelajaran IPA

3 Partisipasi siswa dalam mengikuti Siswa kurang aktif dalam mengikuti


praktikum IPA praktikum IPA dan guru cenderung ceramah

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pedoman observasi telah divalidasi oleh guru SD setara. Uji validitas pada
instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk
(Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu
instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan
instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, pedoman observasi tersebut diuji
dengan uji validitas konstruk. Selain itu, peneliti juga menggunakan pendapat para
ahli (expert judgement) untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah
disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil
rerata skor validasi pedoman observasi. Hasil validasi pedoman observasi dapat
dilihat pada lampiran.
3.6.2 Pedoman Wawancara
Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu Kepala Sekolah,
Guru kelas IV dan siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur. Wawancara yang
dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan LKS IPA dan pendekatan
saintifik.
3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah
Pengumpulan data melalui wawancara yang pertama ditujukan kepada kepala
SD N Perumnas Condongcatur. Teknik wawancara yang dipilih adalah teknik
wawancara terencana-tidak terstruktur sehingga peneliti hanya menyusun rencana
wawancara, tetapi tidak menggunakan format dan urutan yang baku (Yusuf,
2014:377). Adapun rencana wawancara denga kepala sekolah dapat dilihat pada tabel
3.2
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman wawancara dengan Kepala Sekolah
No Topik pertanyaan
1 Informasi berkaitan dengan sekolah
a. Kurikulum yang digunakan disekolah
b. Jumlah siswa kelas IV
2 Ketersediaan LKS di sekolah
c. LKS yang sudah ada di sekolah
d. Pengadaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik di sekolah
e. LKS yang pernah di kembangkan oleh guru di sekolah
3 Penggunaan LKS IPA dalam pembelajaran
4 Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan LKS

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, peneliti mendapatkan informasi


bahwa di sekolah tersebut telah menggunakan kurikulum 2013. Ketersediaan LKS
pada setiap matapelajaran juga sudah lengkap, namun LKS yang digunakan yaitu
berupa LKS yang berisi dengan materi dan soal-soal. Selain itu LKS yang digunakan
belum memuat langkah-langkah tahapan pendekatan saintifik.
3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV
Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada guru kelas IV. Wawancara
yang dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana tidak terstruktur. Adapun
rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabael 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas IV


No.
No Topik Pertanyaan
Pertanyaan
1 Pemahaman guru tentang pendekatan saintifik 1 dan 2
2 Pelaksanaan lima langkah pendekatan saintifik di pembelajaran 3 dan 4
3 Kesulitan yang dihadapi guru dalam implementasi pendekatan 5
saintifik
4 Kesulitan siswa mengikuti lima langkah pendekatan saintifik 6
5 Manfaat bagi siswa setelah menerapkan pembelajaran saintifik 7

Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV, peneliti mendapatkan informasi
tentang pendekatan yang digunakan pada setiap pembelajaran khususnya pada
pembelajaran IPA. Pemahaman guru mengenai pendekatan saintifik masih kurang,
pada proses pembelajaran guru belum menerapkan lima tahapan pendekatan saintifik
secara keseluruhan.

3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas IV


Selain kepada guru kelas IV, kegiatan wawancara juga ditujukan kepada siswa
kelas IV. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana-
tidak terstruktur. Adapun pedoman wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat
pada tabel 3.4.

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV


No Pertanyaan
1 Warna apa yang paling kamu sukai?
2 Mengapa kamu menyukai warna tersebut?
3 Gambar apa yang kamu sukai?
4 Mengapa kamu menyukai gambar tersebut?
5 Kamu meyukai LKS yang seperti apa?
a. Bergambar
b. Berisi dengan soal-sola latihan
c. Memiliki warna
6 Apakah LKS membantumu dalam memahami materi yang
diberikan oleh guru?
7 Ukuran huruf pada LKS yang kamu sukai seperti apa?
a. Besar
b. Sedang, atau
c. Kecil
8 Apakah Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami?
9 Apakah kamu memahami petunjuk yang ada dalam LKS?

Dari hasil wawancara dengan siswa kelas IV, peneliti mendapatkan informasi
mengenai LKS yang disukai oleh siswa. Secara keseluruhan siswa menyukai LKS
yang bergambar, berwarna serta terdapat kegiatan-kegiatan yang menuntun ssiwa
untuk melakukan percobaan. Selain itu siswa juga menyukai LKS yang divariasi
dengan bentuk huruf yang menarik dan berukuran sedang serta Bahasa yang mudah
dipahami.
Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh guru SD dan para ahli
(expert judgment). Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas pada instrumen
nontes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono,
2014: 170). Validitas konstruk berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur untuk
mengukur konsep yang diukurnya (Yusuf, 2014: 47). Karena itu, pedoman
wawancara tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Melalui validasi konstruk
yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman
wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara guru SD dan siswa dapat dilihat pada
lampiran.

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.6.3 Kuesioner
Peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan,
validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji lapangan terbatas.
3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner yang digunakan adalah bentuk kuesioner tertutup dan terbuka.
Responden dapat menjawab pertanyaan secara bebas pada bentuk kuesioner terbuka.
Peneliti menentukan responden dalam analisis kebutuhan yaitu guru dan seluruh
siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur. Hasil kuesioner digunakan sebagai
pertimbangan untuk membuat desain LKS yang dikembangkan. Kisi-kisi kuesioner
analisis kebutuhan disajikan dalam tabel 3.4
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Terbuka untuk Guru
No Indikator No.item
1 Pendekatan/metode/strategi pembelajaran IPA 1
2 Kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA 2
3 Pengertian pendekatan saintifik 3
4 Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA 4, 5, 6, dan 7
5 Kesulitan Implementasi pendekatan saintifik 8

Tabel 3.6 Kisi-kis Kuesioner Tertutup untuk Guru


No Indikator No.item
1 Pentingnya penggunaan media LKS 1
2 Karakkteristik LKS 2, 3, 4, 5, dan 6
3 Kebutuhan LKS dengan berbasis pendekatan saintifik 7

Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Siswa Terbuka


No Indikator No.item
1 Pentingnya penggunaan media LKS 1
2 Karakkteristik LKS 2, 3, 4, 5, dan 6
3 Kebutuhan LKS dengan berbasis pendekatan saintifik 7
4
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner siswa Tertutup
No Indikator No. item
Penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam 8, 9, 10, 11, 12, 13,
1
pembelajaran IPA 14, 15, dan 16

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk


Peneliti menyusun kuesioner validasi produk berdasarkan pada delapan
indikator karasteristik LKS yang digunakan dalam pengembangan produk.
Karakteristik tersebut adalah (1) Mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar,
(2) Melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam
pembelajaran IPA, (3) Menggunakan majalah atau koran untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (4) Menggunakan buku-
buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan
pembelajaran IPA, (5) Menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas, (6)
Mewawancarai narasumber (guru, teman,orang tua dan sebagainya) untuk
mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (7)
Menggunakan poster, gambar, foto, Kliping, grafik, biografi untuk menunjukan hasil
kerja, (8) Melakukan kegiatan pembelajaran saintifik. Validasi produk dengan
kuesioner dilakukan untuk mengetahui kelayakan LKS yang dikembangkan.
Kuesioner validasi produk diisi oleh ahli yaitu ahli pembelajaran IPA dan
guru SD setara. Selain kuesioner validasi produk oleh ahli, juga terdapat kuesioner
tanggapan mengenai LKS oleh siswa. Pengisian kuesioner tanggapan mengenai
produk oleh siswa dilakukan setelah uji coba terbatas. Kuesioner validasi produk oleh
ahli dan kuesioner tanggapan mengenai LKS oleh siswa memiliki indikator yang
sama. Kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli dan tanggapan oleh siswa
disajikan dalam tabel.
Tabel 3.9 Kisi-kisi Validasi Produk
No Aspek yang dinilai
A. Aspek konten atau isi
B. Aspek tampilan
D. Aspek penggunaan dan penyajian

Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut


divalidasi oleh beberapa ahli yaitu guru SD setara, guru kelas IV SD penelitian, dan
ahli pembelajaran IPA. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang valid selama penelitian. . Uji Validitas pada instrumen non
tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014:

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur
konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012:
145). Karena itu, kuesioner tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Melalui
validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor
validasi kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor validasi produk. Hasil validasi
kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel, sedangkan untuk siswa
dapat dilihat pada tabel. Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat
dilihat pada tabel.
3.6.4 Soal Tes
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes sebagai pretest dan posttest.
Pretest dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum
dan setelah menggunakan LKS dalam uji coba terbatas. Peneliti menyusun dan
mengembangkan tes berdasarkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.6
Memahami sifat-sifat cahaya melalui pengamatan dan mendeskripsikan penerapannya
dalm kehidupan sehari-hari, untuk kelas IV. Peneliti mengembangkan KD tersebut
menjadi empat indikator. Keempat indikator tersebut dikembangkan menjadi 20 soal
tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam tabel 3.10
Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Pilihan Ganda
Standar Kompetensi Dasar Indikator Pokok bahasan Butir soal
Kompetensi
Memahami 3.6 Memahami 3.6.3 Melakukan Sifat-sifat 3, 5, 9, 10,
pengetahuan factual sifat-sifat cahaya percobaan cahaya melalui 14, 16, 17,
dengan cara melalui pengamatan menggunakan alat percobaan 18, 19.
mengamati dan sederhana untuk dengan
(mendengar, mendeskripsikan mengetahui sifat- menggunakan
melihat, membaca) penerapannya sifat cahaya. ( alat
dan menanya dalam cahaya merambat
berdasarkan rasa kehidupan sehari- lurus, menembus
ingin tahu tentanng hari benda bening, dapat
dirinya, makhluk dibiaskan, dapat
ciptaan Tuhan dan dipantulkan).
kegiatannya, dan
benda-benda yang 3.6.4 Penerapan sifat- 1, 2, 20, 4, 6,
dijumpainya di Mendeskripsikan sifat cahaya. 7, 8, 11, 12,
rumah, sekolah, dan penerapan sifat-sifat 13.
tempat bermain. cahaya dalam
kehidupan sehari-
hari.

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya. Validitas


merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan
oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Validitas dilakukan untuk menjamin adanya
kesesuaian antara alat ukur dengan keadaan yang akan diukur (Purwanto, 2007: 124).
Alat ukur atau instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan
tepat mengukur apa yang hendak diukur (Widoyoko, 2015: 141).
Validitas yang dilakukan pada instrumen tes sebelum digunakan adalah
validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi (content validity) adalah
membandingkan isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Kemudian
instrumen diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV di SD Penelitian. Data yang
diperoleh selanjutnya diolah dengn menggunakan progam SPSS 20 for Windows
untuk menganalisis item soal valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari
perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal
tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat
dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal
dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157). Rekapitulasi item tes yang valid dan tidak
valid setelah diolah dengan SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada lampiran.
Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal.
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable
dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya
jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali
(Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari
nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 16 for Windows
dengan menghitung nilai koefisien Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika
mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,6 (Nunnally 1960 dalam Ghozali,
2001: 46). Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 16 for Windows dapat dilihat
pada tabel.

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.11 Aspek Penilaian Validasi Instrumen Tes


No No Aspek yang Dinilai
1 Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator
2 Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan
3 Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan
4 Kesesuaian indikator 3 dengan item soal yang diberikan
5 Kesesuaian indikator 4 dengan item soal yang diberikan
6 Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku
7 Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan

Selanjutnya, validitas konstruk (construct validity) adalah membandingkan


aspek yang diukur dengan kajian teori tertentu (Sugiyono, 2014: 172-177). Validitas
konstruk dilakukan untuk mengetahui konstruksi soal yang dibuat terkait dengan
kesesuaian materi, bahasa dan penulisan soal. Validitas isi dan validitas konstruk
tersebut dilakukan oleh ahli yakni ahli pembelajaran IPA dan guru SD setara.
Instrumen tes yang sudah divalidasi oleh ahli kemudian diujikan secara
empiris kepada siswa kelas IV di SD setara. Data yang diperoleh selanjutnya diolah
dengan menggunakan program SPSS 20 for Windows untuk menganalisis item soal
yang valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel.
Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya.
Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika
harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko,
2009:137).
Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal.
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable
dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya
jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali
(Widoyoko, 2015: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari
nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan program komputer SPSS 20 for Windows
dengan menghitung nilai koefisien Alpha Instrumen tes dikatakan reliabel jika

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Kaplan dalam Widoyoko,


2015: 165).
Berdasarkan hasil pengolahan validitas dan reliabilitas, dipilih sebanyak 20
soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttest. 20 soal tes tersebut kemudian
diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa kelas IV SD setara. Uji
keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat
pertanyaan/pernyataan dalam soal tes.

3.7 Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi
digunakan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah
ditemukan (Sugiyono, 2014: 327-328). Triangulasi dibedakan menjadi dua macam
yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik adalah
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk memperoleh data
dari sumber yang sama. Triangulasi sumber adalah penggunaan teknik pengumpulan
data yang sama untuk memperoleh data dari sumber yang berbeda-beda (Sugiyono,
2014: 327).
Triangulasi teknik digunakan untuk memperoleh data analisis kebutuhan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam triangulasi teknik adalah observasi,
wawancara dan kuesioner. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada tahap awal untuk
mengumpulkan data terkait LKS dan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA di
kelas IV.

Kuesioner

Observasi Wawancara

Gambar 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan bagan 3.4 peneliti memperoleh data analisis kebutuhan melalui


teknik observasi, wawancara dan kuesioner. Data yang diperoleh melalui triangulasi
teknik tersebut digunakan sebagai pertimbangan peneliti dalam mengembangkan
LKS dengan melihat kebutuhan dari siswa dan guru.
Selain triangulasi teknik, peneliti juga menggunakan triangulasi sumber. Peneliti
menggunakan triangulasi sumber untuk menganalisis data hasil wawancara
berdasarkan tiga sumber data.

Kepala Sekolah

Guru Siswa

Gambar 3.4 Trianggulasi sumber data


Berdasarkan bagan di atas, peneliti melakukan wawancara kepada tiga sumber
yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasil wawancara tersebut menjadi gambaran
awal peneliti dalam mengidentifikasi masalah pada tahap awal penelitian.

3.8 Teknik Analisis data


Melalui pengumpulan data diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh
dari hasil pengukuran (Widoyoko, 2015: 21). Data kualitatif adalah data yang
menunjukan suatu kualitas atau mutu dari sesuatu, dilihat dari keadaan, proses
maupun peristiwa, yang dituangkan dalam bentuk pernyataan atau kata-kata
(Widoyoko, 2015: 18). Dalam penelitian ini diperoleh data kuantitatif dari validasi
pedoman wawancara, validasi pedoman observasi, validasi kuesioner analisis
kebutuhan, validasi kuesioner validasi produk, uji empiris soal tes, uji keterbacaan
kuesioner dan soal tes, serta pretest dan posttest melalui uji coba terbatas. Selain itu
juga diperoleh data kualitatif. Dalam penelitian ini, data kualitatif diperoleh dari
beberapa hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi, dan wawancara, hasil

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, hasil validasi produk LKS oleh ahli,
hasil observasi, dan hasil wawancara. Data kuantitaif dan kualitatif tersebut kemudian
dianalisis. Berikut adalah pembahasan teknis analisis dari data kuantitatif dan data
kualitatif.
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif yang pertaman dilakukan dengan menggunakan skala
Likert 1-4. Skala ini digunakan dalam berbagai instrument penelitian. Setiap skala
dilengkapi dengan kriteria yang semakin memudahkan penilai dalam meberikan
penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam
pedoman penilaiannya. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan dari penilai.
Berikut adalah instrument penelitian dan skala beserta kriterianya.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrument nontes yaitu
pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan
kuesioner validasi produk adalh sebagai berikut.
Nilai 4: Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki
Nilai 3: Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki
Nilai 2: Instrumen kurang layak digunakan dan perlu dilengkapi
Nilai 1: Instrumen tidak layak digunakan
Konstruk soal tes adalah sebagai berikut.
Nilai 4 : Soal sesuai dengan Indikator, kalimat baku dan jelas, tidak perlu
diperbaiki
Nilai 3 : Soal sesuai dengan Indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan
perlu diperbaiki
Nilai 2 : Soal kurang sesuia dengan Indikator, kalimat baku namun kurang
jelas dan perlu diperbaiki.
Nilai 1 : Soal tidak sesuia dengan Indikator, kalimat tidak baku dan kurang
jelas serta tidak layak digunakan.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validitas isi instrument soal tes
sebagai berikut.
Nilai 4 : Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Nilai 3 : Sudah sesuai, namun perlu diperbaiki


Nilai 2 : Kurang sesuai dan perlu diperbaiki
Nilai 1 : Tidak sesuai
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian uji keterbacaan kuesioner analisis
kebutuhan, kuesioner validasi produk dan soal tes.
Nilai 4 : Kalimat sangat jelas dan mudah dipahami
Niali 3 : kalimat jelas namun sulit dipahami
Nilai 2 : kalimat tidak jelas dan sulit dipahami
Nilai 1 : kalimat tidak jelas dan sulit dipahami
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validasi produk oleh ahli
Nilai 4 : LKS sangat sesuai dengan pernyataan
Nilai 3 : LKS sesuai dengan pernyataan, namun terdapat kekurangan
Nilai 2 : LKS kurang sesuia dengan pernyataan sehingga perlu diperbaiki
Nilai 1 : LKS tidak sesuai dengan pernyataan sehingga kurang layak untuk
digunakan
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner tanggapan mengenai
LKS oleh siswa.
Nilai 4 : Sangat setuju
Nilai 3 : Setuju
Nilai 2 : Tidak setuju
Nilai 1 : Sangat tidak setuju
Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4 kemudian
dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan rumus
pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata


nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan dari
Widoyoko (2014: 144). Tabel 3.9 tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut
Widoyoko.
Tabel 3.12 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke kualitatif
Interval Skor Kategori
3,26 – 4,00 Sangat Baik
2,51 – 3,25 Baik
1,76 – 2,50 Kurang Baik
1,00 – 1,75 Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu
instrument.berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang
dituangkan dalam tabel 3.10.
Tabel 3.13 Ketegorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen
Interval Skor Kategori Bobot
3,26 – 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan
2,51 – 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan namun perlu diperbaiki
1,76 – 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak
digunakan
1,00 – 1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak
digunakan

Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50.
Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrument
sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya apabila rerata skor yang
diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrument tersebut dapat dikatakan tidak valid.
Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung
presentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus dari
Supraktinya (2012: 128). Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner.

Gambar 3.6 Rumus Perhitungan persentase jawaban pada kuesioner

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dalam penelitian ini, juga digunakan tes. Tes berupa pretest dan posttest. Tes
tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan LKS sifat-sifat cahaya berbasis pendekatan saintifik melalui ujicoba
terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Skor untuk jawaban yang
benar adalah 1 dan skor untuk jawaban yang salah adalah 0. Nilai pretest dan posttest
dihitung dengan rumus pada gambar 3.7.

Gambar 3.7 Perhitungan nilai pretest dan posttest


3.8.2 Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil
kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti membbuat kode-kode dan tema secara
kulitatif. Kedua, peneliti menghitung beberapa kali kode dan tema tersebut muncul
dalam data teks. Ketiga, peneliti membandingkan dengan data kuanlitatif yang ada
(Creswell, 2012: 328 – 329).
Selanjutnya analisis dilakukan pada teknik wawancara dan observasi. Data
yang dihasilkan dari kegiatan wawancara diolah dengan langkah sebagai berikut.
Pertama, membaca transkrip wawancara/observasi yang sudah disusun secara
berulang-ulangdan dengan pemahaman yang baik. Kedua, menemukan kata kunci
atau tema, dan hasilnya ditulis di kolom sebelah kanan. Ketiga, membuat catatan lain
berisi interpretasi atau kesimpulan sementara. Keempat, mengumpulkan kata kunci
dan tema-tema dari daftar yang telah dibuat, Poerwandari (dalam Supratiknya, 2012:
117).
Langkah selanjutnya, data yang diperoleh diolah dengan teknik trianggulasi.
Trianggulasi dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh dari tiga sumber
yaitu Kepala Sekolah, guru, dan siswa. Selain itu trianggulasi dilakukan pada teknik

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

wawancara, observasi dan kuesioner, dengan demikian diperoleh data yang semakin
lengkap.

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut.


4.1 Hasil Penelitian
Subbab ini memaparkan proses penelitian dari persiapan sampai dengan
pelaksanaan yang meliputi potensi masalah, penyusunan rencana, pengembangan
bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas.
4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah
Pada potensi dan masalah, peneliti membahas mengenai identifikasi masalah
dan analisis kebutuhan.
4.1.1.1 Identifikasi Potensi
Dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara
kepada Kepala Sekolah SD N Perumnas Condongcatur, peneliti menemukan bahawa
SD tersebut memiliki potensi yang bisa dikembangkan. Potensi pada penelitian ini
adalah sekolah tempat dimana peneliti melakukan penelitian, telah menerapkan
penggunaan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. Sekolah tersebut sudah
menggunakan LKS, namun LKS yang digunakan merupakan LKS yang biasa
digunakan oleh siswa pada umumnya yaitu LKS yang berisi materi dan soal-soal.
Potensi lain yang dimiliki oleh sekolah adalah jumlah siswa yang banyak, sehingga
peneliti tidak kesulitan ketika melakukan penelitian, baik ketika memberi pretest,
posttest, dan uji coba lapangan terbatas.
4.1.1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara.
Permasalahan yang diidentifikasi adalah permasalahan terkait dengan kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa. Hasil dari observasi dan wawancara tersebut
kemudian dikaji dengan menggunakan cara triangulasi.

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati pembelajaran IPA di kelas
IV dan ketersediaan LKS serta penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik
berbasis Kurikulum 2013. Kegiatan observasi ini dilaksanakan di SD N Perumnas
Condongcatur. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.1. Pedoman
observasi telah divalidasi sebelum digunakan. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan LKS berbasis pendekatan saintifik
belum ada. Guru juga tidak menggunakan LKS yang berbasis pendekatan saintifik
dalam pembelajaran. Guru hanya menggunakan buku cetak atau LKS yang biasa
digunakan oleh siswa menjadi panduan ketika menyampaikan materi. Untuk
penekanan pada materi yang dianggap penting, guru hanya menuliskannya di papan
tulis dengan menggunakan kapur atau Boardmarker hitam.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS berbasis
pendekatan saitifik serta penerapan lima langkah tahapan saintifik dalam
pembelajaran IPA di kelas IV SD N Perumanas Condongcatur belum dilaksanakan
dengan optimal. Selain itu, peneliti menemukan bahawa siswa mengalami kesulitan
belajar materi yang dijelaskan pada hari tersebut yaitu sifat-sifat cahaya. Hal tersebut
diketahui dari hasil observasi bahawa siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru, selai itu juga ketika mengerjakan soal latihan, siswa menjawab
dengan kurang tepat.

2. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas IV, 4 siswa
kelas. IV. Sebelum dilakukan wawancara pedoman wawancara terlebih dahulu
divalidasi oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah ahli Bahasa, ahli IPA, dan
guru kelas SD setara.
Wawancara yang pertama dilakukan kepada Kepala Sekolah. Rencana
wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2. Pedoman wawancara
kepala sekolah telah divalidasi oleh ahli (expert judgment). Berdasarkan hasil validasi
pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli, didapatkan rerata skor 3.6. jika

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dibandingkan dengan tabel 3.11 rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan
termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian instrumen dinyatakan valid
dan lauyak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawan cara kepala
sekolah oleh ahli dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kepala Sekolah, peneliti mendapatkan informasi bahwa di SD N Perumnas
Condongcatur telah menerapkan kurikulum 2013, penggunaan LKS sebagai salah
satu sumber belajar untuk siswa juga telah dilaksanakan, namun masih memiliki
keterbatasan karena LKS yang digunakan merupakan LKS dari Depdiknas dan belum
mengaktifkan siswa secara optimal. Penggunaan metode dan pendekatan-pendekatan
dalam kegiatan pembelaajaran juga belum dilaksanakan secara optimal oleh guru.
Lima tahapan pendekatan saintifik belum diterapkan dengan baik dikarenakan guru
masih kebingungan dalam menerapkan lima langkah tahapan tersebut secara runtun.
Wawancara yang kedua dilakukan kepada guru. Rencana wawancara dengan
guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3. Sama halnya dengan pedoman wawancara
dengan Kepala Sekolah, pedoman wawancara guru telah divalidasi oleh ahli (expert
judgment) dengan hasil rerata skor sebesar 3,5, jika dibandingkan dengan tabel 3.11
rerata tersebut memiliki nilai kurang dari 2,50 dan termasuk dalam kategori baik.
Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil
validasi pedoman wawancara guru oleh ahli dapat dulihat pada lampiran.
Wawancara kepada guru dilakasanakan pada tanggal 29 juli 2016.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, peneliti mendapatkan informasi bahwa
dalam proses pembelajaran guru telah menggunakan LKS, namun LKS yang
digunakan masih memiliki keterbatasan dan belum mengaktifkan siswa secara
optimal. LKS tersebut juga belum memuat tahapan-tahapan pendeketan saintifik
(mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan), namun hanya
berisi dengan materi dan soal-soal latihan yang seringkali dikerjakan oleh siswa di
rumah. Guru juga memaparkan mengenai penggunaan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran belum optimal, guru hanya menerapkan beberapa tahapan pendekatan
saintifik pada proses pembelajaran karena sudah terbiasa dengan metode ceramah dan
pemberian tugas kepada siswa.

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari hasil penjelasan guru tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa


penggunaan LKS dalam proses pembelajaran belum maksimal. LKS yang digunakan
belum mengaktifkan siswa secara optimal karena LKS tersebut masih berisi soal-soal
dan materi sehingga mempermudah siswa menyelesaikannya. Oleh karena itu guru
memerlukan LKS berbasis pendekatan saintifik yang dapat mengaktifkan siswa dan
belajar secara mandiri baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Wawancara ketiga ditunjukkan kepada siswa kelas IV. Rencana wawancara
dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.4 pedoman wawancara siwa telah
divalidasi oleh ahli dan guru SD. dengan hasil rerata skor sebesar 3,5 jika
dibandingkan dengan tabel 3.11 rerata tersebut memiliki nilai kurang dari 2,50 dan
termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan
layak digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli dapat
dulihat pada lampiran.
Peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas IV SD N Perumnas
Condongcatur. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 14 September 2016. Dari hasil
wawancara kepada siswa, peneliti mendapatkan informasi bahwa siswa hanya
menggunakan LKS yang telah disediakan oleh sekolah yaitu LKS yang berisi dengan
soal-soal. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa seringkali diminta untuk mengerjakan
soal-soal yang teerdapat di dalam LKS tersebut. Untuk aktivitas belajar lainnya, siswa
jarang sekali melakukan kegiatan percobaan, pengamatan dan kegiatan-kegiatan
lainnya yang mampu membuat siswa belajara secara mandiri. Dalam pembelajaran
IPA, guru jarang sekali mengajak siswa untuk melakukan percobaan baik di dalam
kelas maupun di luar kelas, sehingga siswa terkadang merasa bosan dan jenuh
terhadap pembelajaran.

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Guru
Kepala sekolah Siswa
Guru telah menerapkan Guru tidak menggunakan LKS
tahapan pendekatan Sekolah sudah menyediakan LKS dalam proses pembelajaran di
saintifik dalam proses tetapi LKS tersebut tidak kelas, melainkan guru lebih
pembelajaran tetapi tidak digunakan secara maksimal. LKS
fokus menggunakan buku
secara ggg
utuh lima langkah . yang digunakan tidak memuat
kegiatan-kegiatan yang siswa dan BSE. Selain itu,
Guru kesulitan dalam
melaksanakan lima mengaktifkan siswa, melainkan siswa lebih menyukai LKS
langkah pendekatan hanya berisi soal-soal saja. Selain yang berisi kegiatan-kegiatan
saintifik, karena itu, LKS yang digunakan tidak yang mengacu lima tahapan
kemampuan setiap siswa mengacu lima tahapan pendekatan saintifik bukan
berbeda-beda dan pendekatan saintifik. Kemudian soal-soal saja. Kemudian, LKS
siswapun kesulitan dalam fasilitas pembelajaran kurang
memadai juga menghambat dapat membantu dalam
menerapkannya.
pelaksanaan lima tahapan pemahaman materi.
pendekatan saintifik.

Ketersediaan LKS di sekolah terkait LKS IPA materi


sifat-sifat bunyi masih terbatas dan sekolah masih
mengandalkan LKS dari pemerintah. Selain itu LKS
hanya berisi soal-soal saja dan tidak memuat kegiatan-
kegiatan siswa. Kemudian guru hanya menggunakan
metode ceramah sehingga siswa merasa bosan, karena
hanya mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa
yang disampaikan guru. Meskipun demikian minat
guru untuk membuat LKS IPA sudah ada.

Gambar 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah


Berdasarkan bagan 4.1 mengenai triangulasi sumber wawancara yang dilakukan,
diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti lima langkah
pendekatan saintifik saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut menjadi
permasalahan karena ketersediaan dan penggunaan LKS khususnya mata pelajaran
IPA di SD N Perumnas Condongcatur masih terbatas. Sekolah masih mengandalkan
pembuatan LKS dari pemerintah. Selain itu, LKS tersebut hanya berisi soal-soal saja
tidak mengacu kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa aktif membangun
konsepnya sendiri.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara yang
telah dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lima langkah pendekatan saintifik. Pada saat wawancara, siswa mengatakan bahwa
mereka jarang sekali diajak untuk melakukan suatu kegiatan dan percobaan tentang
materi yang sedang dijelaskan oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi,
bahwa siswa ketika diberi pertanyaan kepada guru cenderung tidak bisa menjawab.
Selain itu, jika guru meminta pendapat kepada siswa, tidak ada siswa yang aktif
untuk mengemukakan pendapatnya melainkan siswa cenderung berbicara sendiri
kepada teman sebangkunya. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari guru saat
wawancara. Guru mengatakan bahwa siswa ketika diminta untuk menjawab soal
hanya beberapa soal saja yang dikerjakan, apabila dikerjakan secara keseluruhan,
jawaban yang ditulis kurang tepat.
Permasalahan lain yang ditemukan adalah kurangnya penggunaan LKS yang
digunakan dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil observasi, peneliti
menemukan bahwa guru tidak menggunakan LKS dalam mendukung proses
pembelajaran di kelas guna mengaktifkan siswa untuk melakukan suatu kegiatan.
Guru hanya menggunakan metode ceramah dan lebih fokus menggunakan buku siswa
yang diberikan oleh pemerintah. Oleh sebab itu, siswa cenderung pasif dalam proses
pembelajaran, karena guru hanya menjelaskan materi secara monoton dan siswa
hanya diminta untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang disampaikan
oleh guru tanpa ada keaktifan yang dilakukan siswa.
Meskipun demikian, sekolah sudah berusaha menerapkan kurikulum 2013
berbasis pendekatan saintifik, namun sekolah belum optimal dalam melaksanakan
lima langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan,
guru kelas sepenuhnya belum paham tentang pendekatan saintifik dan guru hanya
menerapkan beberapa langkah saja, misalnya mengamati dan mengomunikasikan.
Hal ini, juga didukung dengan kemampuan masing-masing siswa yang berbeda dalam
memahami suatu materi atau kegiatan yang sedang lakukan, sehingga guru perlu
menerapkan lima langkah pendekatan saintifik tahap demi tahap.
3. Kuesioner
Analisi kebutuhan selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu
menggunakan kuesioner. Kuesioner ditunjukkan kepada guru dan siswa. Kuesioner

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang pertama diberikan kepada guru. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada
guru pada tanggal 12 Agustus 2016. Kuesioner analisis kebutuhan untuk guru terdiri
dari 15 pertanyaan yang merupakan pengembangan dari 5 tahapan pendekatan
saintifik. Kuesioner yang digunakan adalah bentuk kuesioner terbuka dan tertutup.
Kuesioner terbuka pada analisis kebutuhan dapat dijawab secara bebas oleh
responden. Responden pada kuesioner analisis kebutuhan ini adalah guru kelas IV di
SD N Perumnas Condongcatur. Sedangkan kuesioner tertutup, responden menjawab
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya berdasarkan alternatif jawaban yang sudah
ditentukan. Kuesioner terbuka berjumlah delapan pertanyaan dan kuesioner tertutup
berjumlah tujuh pertanyaan. Kuesioner siswa berjumlah 15 pertanyaan. Hasil
kuesioner tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam merancang produk LKS
IPA berbasis pendekatan saintifik. Selain itu, kuesioner tersebut dirancang
berdasarkan lima karakteristik LKS yang dikembangkan. Berikut kuesioner analisis
kebutuhan guru disajikan dalam tabel 3.5 (kuesioner terbuka), 3.6 (kuesioner
tertutup), 3.7 (Kuesioner siswa terbuka), dan 3.8 (Kuesioner siswa tertutup).
Selain memiliki jawaban yang sudah disediakan, guru juga dapat memberikan
deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner analisis
kebutuhan. Data analisis kebutuhan yang kedua diperoleh dari siswa. Kuesioner
analisis kebutuhan diberikan kepada siswa pada tanggal 29 Agustus 2016. Kuesioner
analisis kebutuhan utuk siswa terdiri dari 9 pernyataan dan 7 pertanyaan yang
merupakan pengembangan LKS dari 5 langkah pendekatan saintifik.. Hasil kuesioner
analisis kebutuhan siswa ini menjadi gabungan mengenai LKS yang pernah
digunakan dalam pembelajaran IPA dan menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam
mengembangkan LKS IPA. siswa juga dapat memberikan deskripsi yang dapat
memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner analisis (penjelasan hasil wawancara,
observasi, kuesioner)
Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan
data, peneliti melakukan triangulasi teknik. Triangulasi teknik sebagai pertimbangan
dalam pembuatan LKS dengan melihat permasalahan yang dialami dan kebutuhan

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LKS dari guru dan siswa. Triangulasi teknik pengumpulan data disajikan dalam
gambar 4.2.

Wawancara Observasi
Kuesioner

Sekolah telah menggunakan Guru masih banyak menggunakan


Guru dan siswa memiliki
metode ceramah dan tanya jawab.
LKS. LKS yang digunakan penilaian yang baik
Guru menuliskan materi di papan
adalah LKS yang berisi tulis dan siswa mencatat. Sudah mengenai LKS dengan 5
materi dan soal-soal. Guru menggunakan Kurikulum 2013 tahapan pendekatan
sudah menggunakan namun, kegiatan belajar mengajar saiktifik yang ditawarkan
kurikulum 2013 dan masih didominasi oleh guru yang dalam kuesioner. Saran
menggunakan pendekatan menjelaskan materi kepada siswa. dari guru dan siswa
Saintifik, tetapi guru belum Ketika guru bertanya kepada
menjadi pertimbangan
siswa, sebagian besar siswa diam
menerapkan sesuai dengan 5 dalam pengembangan
dan tidak dapat menjawab
tahapan pendekatan saintifik. pertanyaan dari guru dengan tepat. LKS.

Siswa membutuhkan LKS untuk membantu siswa dalam proses


pembelajaran dan menuntun siswa melakukan kegiatan secara
mandiri sesuai dengan karakteristik yang mengaktifkan siswa,
mencari sumber informasi, mengarahkan siswa untuk mandiri,
mengarahkan siswa melakukan lima tahapan pendekatan saintifik

Gambar 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data


Berdasarkan bagan triangulasi teknik pengumpulan data pada gambar 4.
Terdapat tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan kuesioner.
Data yang diperoleh dari wawancara yaitu sekolah telah menggunakan LKS namun,
masih menggunakan LKS yang berisi materi dan soal-soal. Guru masih kesulitan
dalam menerapkan 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA di sekolah
dasar.
Data yang diperoleh melalui teknik observasi yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa, guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
Guru menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Sudah menggunakan
Kurikulum 2013 namun, kegiatan belajar mengajar masih didominasi oleh guru yang
menjelaskan materi kepada siswa. Ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar
siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat.

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Teknik yang terakhir adalah kuesioner. Data yang diperoleh melalui kuesioner adalah
guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai LKS dengan 5 tahapan
pendekatan saiktifik yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa
menjadi pertimbangan dalam pengembangan LKS.
Berdasarkan triangulasi teknik, dapat disimpulkan bahwa guru belum
maksimal dalam menerapkan 5 tahapan pendekatan saintifik. LKS yang digunakan
adalah LKS yang berisi materi dan soal-soal. Dalam pembelajaran guru masih
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa, guru menjelaskan
materi dan menuliskannya di papan tulis dan siswa mencatat.
Pada tahap ini, peneliti telah memperoleh data analisis kebutuhan mengenai LKS
yang diinginkan oleh siswa dan guru. Data hasil analisis kebutuhan tersebut
digunakan untuk pertimbangan dalam pembuatan desain LKS.

4.1.2 Proses Pengembangan LKS


Proses pengembangan LKS tidak harus skuensial (tidak kembali ke awal) tetapi
secara simultan. Maka yang dituliskna di bawah ini tidak harus urut, melainkan lebih
menjelaskan bagian-bagiannya.

4.1.2.1 Analisis Kebutuhan


1. Analisis Pembelajaran
Peneliti melakukan analisis pembelajaran berdasarkan observasi yang
dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Saat
peneliti melakukan observasi, ternyata guru tidak menggunakan LKS dalam
mendukung proses pembelajaran, melainkan guru lebih dominan menggunakan buku
siswa dan cenderung ceramah di kelas. Selain itu, guru juga terpaku pada power point
yang ditampilkan di layar LCD dan guru hanya membaca materi yang telah
dituliskannya di power point tersebut. Kemudian, guru tidak mengajak siswa aktif
melakukan suatu kegiatan, melainkan guru hanya meminta siswa untuk
mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang telah disampaikan oleh guru.

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Paparan mengenai hasil analisis siswa dan analisis pembelajaran tersebut menjadi
pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.

2. Analisis siswa
Karakteristik siswa dianalisis berdasarkan observasi pada pembelajaran IPA
kelas IV SD N Perumnas Condongcatur. Observasi dilaksanankan pada tanggal 27
Juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah guru masih banyak
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Guru menjelaskan
dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Di SD tersebut telah
menggunakan Kurikulum 2013, tetapi ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian
besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat.
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang terlihat, sehingga
kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada
siswa. Setelah guru menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan soal yang
terdapat di LKS. LKS yang digunakan oleh siswa berupa LKS yang biasa digunakan
pada umum nya, LKS tersebut masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga
mempermudah siswa mengerjakannya.

4.1.2.2 Merumuskan Tujuan Khusus


Pada tahap kedua, peneliti merumuskan tujuan khusus yaitu membuat LKS
berdasarkan berbasis pendekatan saintifik dengan karakteristik, (1) LKS yang
mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) LKS yang
mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah,
dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya
secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan
pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan LKS menjadi pedoman bagi peneliti
dalam penyusunan LKS.
Berdasarkan empat karakteristik LKS tersebut, maka langkah selanjutnya
adalah peneliti menjabarkan empat karakteristik itu menjadi sembilan ciri khusus

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk menggambarkan isi LKS secara keseluruhan yaitu, 1) memberikan


petunujuk/tugas pada siswa untuk mencari informasi di buku paket, koran, dan
majalah, 2) siswa melakukan wawancara dengan narasumber, 3) siswa melakukan
kegiatan percobaan, 4) siswa membuat poster, gambar untuk menyampaikan hasil
kerjanya, 5) siswa melakukan kegiatan pangamatan, 6) siswa melakukan kegiatan
bertanya kepada guru, orang tua, dan teman terhadap masalah-masalah yang belum
mereka ketahui/pahami, 7) diskusi dengan teman, 8) siswa melakukan identifikasi, 9)
siswa membuat rangkuman.
4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen
Pada tahap ketiga, peneliti menggunakan instrumen berbentuk pilihan ganda
berupa pretest dan posttest dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas
penggunaan LKS. Berikut jenis dan tujuan instrumen yang disajikan pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen


Jenis instrumen Tujuan instrument
Rubrik penilaian kualitas LKS Untuk mengtahui kualitas LKS (aspek konten dan Bahasa,
isi, tampilan, penggunaan, dan penyajian)
Soal pilihan ganda Untuk mengetahui tangkat efektivitas penggunaan LKS

Pengembangkan instrumen dengan cara merumuskan soal pretest dan posttest,


dan membuat rubrik penilaian ahli validasi instrumen. Pengujian soal pretest dan
posttest dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SD N Perumnas Condongcatur.
Pretest dilakukan sebelum menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttest dilakukan di akhir setelah
menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kemampuan
yang diperoleh siswa. Peneliti menyusun dan mengembangkan tes berdasarkan
Kompetensi Dasar (KD) 3.6 tentang sifat-sifat cahaya. Peneliti mengembangkan KD
tersebut menjadi empat indikator. Keempat indikator tersebut dikembangkan menjadi
20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada lampiran.
Setelah menyusun instrumen tes, peneliti membuat rubrik penilaian validasi
berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Kemudian, soal divalidasi oleh ahli (expert
judgment) dan diujikan secara empiris kepada enam siswa kelas IV SD N Perumnas

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Condongcatur. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan progam


SPSS 20 for Windows untuk menganalisis item soal valid. Item soal yang valid dapat
dilihat dari perbandingan p < 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item
soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat
dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item
soal dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157). Rekapitulasi item tes yang valid dan
tidak valid setelah diolah dengan SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada lampiran.
Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal.
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable
dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya
jika memberikan hasil yang tetap (konsisten) apabila diteskan berkali-kali
(Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari
nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 20 for Windows
dengan menghitung nilai Cronbach Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika
mempunyai Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,6 (Nunnally 1960 dalam Ghozali,
2001: 46). Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 20 for Windows dapat dilihat
pada lampiran. Berikut hasil validitas dan reliabilitas secara singkat yang disajikan
pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Perhitung Validitas Soal Pilihan Ganda
No. No.i
(sig. 2 tailed) Keputusan (sig. 2 tailed) Keputusan
item tem
1 .001 Valid 11 .000 Valid
2 .015 Valid 12 .016 Valid
3 .000 Valid 13 .002 Valid
4 .000 Valid 14 .001 Valid
5 .001 Valid 15 .000 Valid
6 .000 Valid 16 .001 Valid
7 .002 Valid 17 .015 Valid
8 .000 Valid 18 .000 Valid
9 .004 Valid 19 .016 Valid
10 .002 Valid 20 .000 Valid

Tabel 4.3 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda


Cronbach’s Alpha N of Items
.770 21

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jika harga Alpha Cronbach di atas 0.60, suatu konstruk sudah dianggap reliabel
(harga Alpha Cronbach 0.77 sudah di atas 0.60 maka 20 item soal dikatakan sudah
reliabel).

4.1.2.4 Mengembangkan Strategi


Pada tahap empat, peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini
berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti. Adapun isi dari LKS yaitu (1) peneliti
membuat pemetaan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator, dan
tujuan kegiatan. Pada setiap kegiatan LKS terdapat lima tahapan pendekatan saintifik
yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Berikut
pemetaan KI, KD, Indikator, dan tujuan kegiatan yang telah disajikan pada tebel
berikut.
Tabel 4.4 Pemetaan KI, KD, dan Indikator serta Tujun Kegiatan
KI KD Indikator Tujuan kegiatan
3. Memahami 3.6 Memahami sifat- 3.6.3 Melakukan 1. Siswa mampu
pengetahuan faktual sifat cahaya melalui percobaan melakukan percobaan
dengan cara pengamatan dan menggunakan alat dengan menggunakan alat
mengamati dan mendeskripsikan sederhana untuk sederhana untuk
menanyakan penerapannya dalam mengetahui sifat-sifat mengetahui :
berdasarkan rasa kehidupan sehari- cahaya. ( cahaya a. cahaya dapat merambat
ingin tahu tentang hari merambat lurus, lurus
dirinya, makhuluk menembus benda b. cahaya dapat menembus
ciptaan Tuhan dan bening, dapat benda bening
kegiatannya. Dan dibiaskan, dapat c. cahaya dapat dibiaskan
benda-benda yang dipantulkan). d. cahaya dapat
dijumpainya di dipantulkan
rumah, sekolah, dan 3.6.4 Mendeskripsikan Siswa mampu
tempat bermain penerapan sifat-sifat mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya dalam cahaya serta penerapannya
kehidupan sehari-hari. dalam kehidupan sehari-
hari.

4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS


Pada tahap kelima, peneliti mengembangkan isi LKS. Pengembangan tersebut
berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap pengembangan
strategi. Selain itu, peneliti juga menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik.
Dari pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan, peneliti membagi materi menjadi

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

empat kegiatan. Dalam setiap kegiatan, peneliti memuat 5 tahapan pendekatan


saintifik secara runtun. Berikut kegiatan berdasarkan 5 tahapan pendekatan saintifik
dapat dilihat pada gambar.

1. Konsep Pembuatan LKS


Konsep pembuatan LKS berbasis pendekatan saintifik merupakan
pengembangan LKS kurikulum 2013 mata pelajaran IPA untuk mempelajari sifat-
sifat cahaya. Berdasarkan LKS pada kurikulum 2013, peneliti mengembangakan
sebuah LKS yang berfungsi untuk mempelajari sifat-sifat cahaya. Nama LKS yang
dikembangkan adalah LKS berbasis pendekatan saintifik. Hal yang dikembangkan
dari LKS asli adalah lima tahapan pendekatan saintifik.
LKS yang biasanya dikerjakan oleh siswa di sekolah dikembangkan menjadi lebih
menarik dengan menambahkan beberapa gambar dan warna. Peneliti membuat LKS
dengan materi sifat-sifat cahaya. Dalam LKS tersebut peneliti mengembangkan
kegiatan yang dilakukan oleh siswa, berupa langkah-langkah percobaan dan materi
serta bahan yang digunakan untuk percobaan. Kegiatan di dalam LKS dibagi menjadi
4 kegiatan, dalam setiap kegiatan telah dilengkapi dengan kolom tempat untuk siswa
menuliskan hasil dari kegiatan yang telah mereka lakukan. Kolom-kolom tersebut
didesain dengan menggunakan aplikasi Microsoft Word.
2. Pengumpulan Bahan
Berdasarkan analisis kebutuhan, beberapa bahan yang diperlukan, disini
peneliti mencari informasi mengenai bentuk LKS yang menarik. Beberapa bahan
yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah kertas Ivory 230 gram,
kertas HVS 80 gram, mika sebanyak 6 lembar dan kertas karton yang telah di beri
lubang berbentuk bintang untuk melakukan percobaan. Kertas Ivory digunakan
sebagai sampul halaman depan dan belakang (cover) LKS. Pemilihan kertas Ivory
sebagai sampul halaman depan dikarenakan kertas Ivory memiliki bentuk yang halus
dan tegak sehingga tidak mudah robek atau terlipat ketika siswa menggunakannya.
Pemilihan kertas HVS 80 gram sebagai kertas yang digunakan untuk mencetak LKS,
karena HVS berukuran 80 gram lebih tebal, sehingga ketika siswa menuliskan hasil

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kegiatan yang telah dilakukannya di dalam setiap lembar LKS tidak mudah koyak
dan juga tidak mudah di tembus oleh tintah pensil atau bolpoin yang digunakan oleh
siswa untuk menulis.
3. Pembuatan LKS
Pengembangan desain pada penelitian ini yaitu dengan mengembangkan LKS
berbasis pendekatan saintifik. LKS dibuat dengan menggunakan Microsoft Word
sehingga sangat mudah untuk digunakan. Halaman sampul dibuat dengan
menggunakan aplikasi Corel Draw agar terlihat lebih menarik. Pewarnaan pada
sampul LKS telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga tidak terlalu
mencolok. Format penulisan isi LKS menggunakan huruf Comic Sans MS, dengan
ukuran font 12, spasi 1,5 dan margin A4.
Materi yang disajikan dalam LKS ini didasari dari hasil pemetaan SK, KD,
dan Indikator pada matapelajaran IPA, materi yang terdapat dalam LKS ini adalah
sifat-sifat cahaya. Materi tersebut dibagi menjadi empat kegiatan dalam satu LKS.
Setiap kegiatan dibuat berdasarkan lima tahapan pendekatan saintifik, selain lima
tahapan tersebut setiap kegiatan dilengkapi dengan petunjuk dan langkah-langkah
untuk mempermudah siswa melakukan percobaan. Di dalam LKS telah disediakan
ruang berupa kolom-kolom untuk menuliskan hasil kegiatan yang telah dilakukan
oleh siswa. Kolom-kolom tersebut didesain dengan menggunkan Microsoft Word.
Selain ruang berupa kolom untuk menuliskan hasil kegiatan siswa, peneliti
juga menyediakan tabel untuk menuliskan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh
siswa. Tabel dibuat dengan menggunakan Microsoft Word. Setiap kegiatan di dalam
LKS, peneliti memberikan beberapa gambar, tujuannya untuk mempermudah siswa
dalam mengetahui objek atau benda yang mereka amati. Di setiap awal kegiatan,
terdapat komik atau cerita yang mencerminkan isi materi dalam kegiatan tersebut.
Komik atau cerita dibuat secara sederhana sehingga siswa dapat memahaminya.
Isi LKS ini memuat langkah-langkah, petunjuk, dan percobaan serta bahan
dan alat yang dibutuhkan siswa untuk melakukan percobaan. Pada setiap kegiatan
terdapat lima langkah pendekatan saintifik, lima langkah tersebut yaitu, 1)
mengamati, 2) menanya, 3) menalar, 4) mencoba, 5) mengkomunikasikan. Bentuk

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dari LKS dicetak menyerupai buku dengan ukuran tinggi 25 cm, dan lebar 18 cm.
kertas yang digunakan adalah HVS B5 80 gram, cover dari LKS diprint dengan
menggunakan kertas Ivori 230 gram. Dari lima langkah tahapan pendekatan saintifi
yang terdapat di dalam isi LKS seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.3 Kegiatan Mengamati terdapat pada halaman 1 di LKS


Pada gambar tersebut, siswa di tuntun untuk melakukan pengamatan terhadap
objek yang terdapat di sekitar mereka, baik yang terdapat di dalam kelas maupun di
luar kelas. Hal ini siswa mendapatkan pengalaman secara langsung terhadap subjek
yang diamati.

Gambar 4.4 Kegiatan Menanya terdapat pada halaman 2 di LKS

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tahapan kedua dari pendekatan saintifik yang terdapat di setiap kegiatan


dalam produk LKS yaitu menanya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak siswa
membuat pertanyaan-pertanyaan terhadap hal-hal yang belum mereka ketahui melalui
pengamatan.

Gambar 4.5 Kegiatan Menalar terdapat pada halaman 10 di LKS


Tahapan ketiga dari pendekatan saintifik yang terdapat di setiap kegiatan
dalam produk LKS yaitu menalar. Kegiatan ini bertujuan untuk menuntun siswa
menuliskan hasil pengamatan maupun percobaan yang telah mereka lakukan dalam
kegiatan pembelajaran.

Gambar 4.6 kegiatan Mencoba terdapat pada halaman 20 di LKS

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tahapan keempat dari pendekatan saintifik yang terdapat di setiap kegiatan


dalam produk LKS yaitu mencoba. Pada kegiatan ini siswa diajak untuk melakukan
percobaan untuk membuktikan bahwa fenomena yang telah diamati benar-benar
terjadi dan dapat dibuktikan melalui percobaan sederhana. Pada bagian percobaan
peneliti juga memberi langkah-langkah kegiatan serta alat dan bahan yang dibutuhkan
oleh siswa untuk melakukan percobaan.

Gambar 4.7 Kegiatan Mengkomunikasikan terdapat pada halaman 22 di LKS


Tahapan kelima dari pendekatan saintifik yang terdapat di setiap kegiatan
dalam produk LKS yaitu mengkomunikasikan. Kegiatan mengkomunikasikan
bertujuan untuk mengajak siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan teman-
temannya, baik secara individu maupun berkelompok. Selain memuat lima tahapan
pendekatan saintifik, LKS yang dikembangkan juga memiliki karakteristik khusus,
sehingga semakin mempermudah siswa dalam mengerjakan LKS tersebut.
Karakteristik tersebut anatara lain seperti yang terdapat pada gambar berikut ini.

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.8 Kegiatan Wawancara terdapat pada halaman 14 di LKS


Karakteristik pertama yang terdapat pada setiap kegiatan di LKS adalah siswa
diminta untuk melakukan kegiatan wawancara. Kegiatan wawancara ini bertujuan
untuk mencari informasi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui atau hal-hal
yang ingin mereka ketahui secara lebih mendalam. Kegiatan wawancara ini tentunya
dilakukan siswa kepada orang-orang yang memiliki pengalaman lebih, seperti guru,
orang tua atau saudara mereka. Kegiatan wawancara ini boleh dilakukan dimana saja,
baik di sekolah, di rumah, dan di lingkungan sekitar mereka.

Gambar 4.9 Kegiatan Studi pustaka (buku, majalah, koran) terdapat pada halaman 18
di LKS

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selain siswa melakukan kegiatan wawancara, siswa juga diberi petunjuk


untuk melakukan studi pustaka dengan tujuan untuk mencari informasi-informasi
yang mendukung di buku paket, majalah atau koran. Melalui kegiatan ini, siswa akan
semakin kaya dengan pengetahuan dan sumber informasi yang banyak.
4.1.2.6 Evaluasi Formatif
Pada tahap keenam peneliti melakukan evaluasi formatif. Evaluasi formatif
dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian kualitas produk LKS oleh ahli dan uji coba
lapangan terbatas.
Setelah produk LKS selesai dibuat, kemudian peneliti membuat rubrik
penilaian untuk validasi produk. Peneliti memilih dua ahli yaitu ahli IPA dan guru SD
setara. Untuk evaluasi formatif dilakukan dengan dua cara, yaitu penilaian kualitas
produk ahli IPA dan Guru SD. Ahli IPA yang dilibatkan adalah seorang dosen yang
telah memiliki pengalaman mengajar. Lama penilaian validasi LKS dilakukan
selama 2 minggu. Sedangkan ahli guru yang dilibatkan adalah satu orang guru kelas
IV SD. Penilaian dilakukan selama satu seminggu.
Setelah ahli memberikan validasi produk produk LKS dan dinyatakan layak
untuk diujicobakan, maka langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba
lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur.
Peneliti memilih enam siwa tersebut berdasarkan nilai akademik (tinggi, sedang dan
rendah) serta melalui rekomendasi dari guru. Uji coba lapangan terbatas
dilaksanakan pada tanggal 26 – 30 November 2016. Uji coba terbatas pada hari
pertama dimulai dari pukul 07.00 pagi dan selesai pada pukul 09.30 pagi, peneliti
hanya diberi waktu selama dua jam karena matapelajaran selanjutnya adalah agama,
untuk itu siswa harus kembali kedalam kelas untuk mengikuti pelajaran. Untuk hari
berikutnya, yaitu hari dimana peneliti melakukan control terhadap pengerjaan LKS
oleh siswa, peneliti memerikasa hasil kerja yang siswa lakukan di rumah serta
menanyakan kesulitan apa yang mereka temui.
4.1.2.7 Revisi
Pada tahap ketujuh, peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan
komentar dari ahli validasi dan hasil wawancara terhadap siswa setelah menggunakan

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Hasil revisi berdasarkan komentar ahli dan
siswa disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Revisi LKS Berdasarkan Komentar Ahli dan Siswa
Sebelum direvisi Sesudah direvisi
Penulisan masih terdapat Telah direvisi sesuia dengan
kekurangan, seperti huruf komentar dari ahli
salah ketik, penggunaan
kalimat secara tepat serta
penggunaan tanda baca.
Kalimat yang diulang-ulang Telah direvisi sesuia dengan
komentar dari ahli
Penggunaan warna yang Telah direvisi sesuia dengan
terlalu gelap komentar dari ahli

4.1.2.8 Evaluasi Sumatif


Pada tahap kedelapan, peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan hasil
uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SDN Perumnas
Condongcatur. Pengolahan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya
peningkatan pretest dan posttest, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS.
Peneliti melakukan pengolahan data dengan cara menghitung hasil pretest dan
posttest menggunakan rumus sebagai berikut.
𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Peningkatan =
𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑥

Gambar 4.10 Rumus Perhitungan Pretest dan Posttest


4.1.3 Kualitas LKS
Kualitas LKS yang peneliti kembangkan dikatakan sangat baik berdasarkan
hasil penilaian dari ahli. Ahli IPA memberikan skor sebesar 3,79, dengan demikian
LKS yang dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam kategori sangat baik. Ahli
yang kedua yang memberi penilaian pada produk LKS adalah Guru kelas IV SD
dengan skor sebesar 3,82, dengan demikian kualitas LKS termasuk dalam kategori
sangat baik. Tingkat keefektifitas (peningkatan skor pretest dan posttest) sebesar
46,6%, dan komentar-komentar siswa setelah menggunakan LKS. Berikut hasil
penilaian produk LKS oleh ahli disajikan pada tabel di bawah ini.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.6 Hasil Skor Penilaian Ahli


Skor kualitas instrument
Jenis instrumen Kategori
(skala 1 – 4 )
Ahli IPA Guru Ahli IPA Guru
LKS
3,79 3,82 Sangat Baik Sangat Baik

Tabel 4.7 Hasil Komentar Siswa Setelah Menggunakan LKS


Aspek yang dinilai Komentar siswa
Konten atau isi Mudah dipahami, materi yang ada di dalam LKS dapat
dipahami, percobaan yang ada di LKS berhasil di
lakukan dengan baik. 5 tahapan pendekatan saintifik
dapat diikuti oleh siswa dengan baik
Tampilan Siswa senang dengan tampilan LKS karena
menggunakan gambar dan berwarna sehingga siswa
tidak merasa bosan ketika mengerjakannya.
Penggunaan bahasa Penggunaan Bahasa sangat mudah dipahami oleh siswa
sehingga pada saat mereka menggunakan LKS tidak
kebingungan.
Penggunaan dan penyajian Petunjuk yang terdapat di dalam LKS jelas, LKS
mudah dibawa kemana saja.
Berikut hasil pretest dan posttest yang disajikan pada tabel 4.7.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa
Skor (Skala 1 – 100 ) Peningkatan
No Nama
Pretest Posttest Skor
1 1 60 80 20
2 2 70 100 30
3 3 55 90 35
4 4 55 80 25
5 5 40 75 35
6 6 70 90 20
Rerata 58,3 85,8 27,5

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa skor pretest dan posttest meningkat
sesuai dengan selisih yang dituliskan dala tabel. Persentase tingkat efektivitas/
peningkatan skor pretest dan posttest dapat dihitung dengan menggunakan rumus di
bawah ini.
𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑥
𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan


posttest, skor pretest dan posttest menigkat sebesar 46,6%. Setelah peneliti
melakukan uji coba lapangan terbatas.
120

100

80
Skor

60
pretest
40 posttest

20

0
1 2 3 4 5 6
Nomor Siswa

Gambar 4.11 Grafik Perbedaan Nilai Pretest dan Postest pada Masing-masing Siswa
100
90
80
70
60
Skor

50 pretest

40 posttest

30
20
10
0
Rerata Skor Keseluruhan

Gambar 4.11 Rerata Skor Keseluruhan

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2 Pembahasan
Pengembangan LKS IPA didasarkan dari hasil identifikasi masalah melalui
wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi
dan wawancara, dapat diketahui bahwa LKS yang digunakan sekolah masih berisi
materi dan soal-soal. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode
ceramah, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran masih
berpusat kepada guru, selain itu pemahaman guru akan kurikulum 2013 masih
kurang. Guru sudah menggunakan pendekatan saintifik, tetapi belum diterapkan
secara maksimal dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang ditemukan tersebut
tidak sesuai dengan kuesioner hasil analisis kebutuhan. Berdasarkan kuesioner hasil
analisis kebutuhan guru, diketahui bahwa sebanyak 100% guru menyetujui bahwa
penggunaan LKS IPA dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa memahami
konsep. Berdasarkan hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa, bahwa 100% siswa
menyetujui penggunaan LKS IPA dalam proses pembelajaran dapat membantu
memahami materi. Selain itu dalam proses pembelajaran guru jarang memberikan
panduan kegiatan secara tertulis dan siswa belum melakukan melakukan langkah-
langkah kegiatan pembelajaran secara mandiri. Paparan tersebut menjadi salah satu
pertimbangan peneliti dalam pengembangan LKS IPA.
Peneliti mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. LKS IPA
adalah LKS yang berfungsi untuk mengaktifkan siswa dalam belajar secara mandiri
sesuai dengan lima tahapan pendekatan saintifik yang dilakukan siswa untuk
mendapatkan informasi dalam proses pembelajaran. Tahap pengembangan awal
peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara kepada siswa
kelas IV mengenai warna dan gambar yang disukai. Berdasarkan hasil wawancara
yang telah dilakukan kepada siswa maka peneliti membuat desain LKS sesuai dengan
warna dan gambar yang disukai tersebut.
Tahap pengembangan selanjutnya peneliti memetakan kompetensi inti (KI),
kompetensi dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran. Dari indikator yang telah
dibuat, peneliti mengembangkannya menjadi empat kegiatan umum di dalam LKS,
pada setiap kegiatan, peneliti memuat lima tahapan pendekatan sanitifik secara

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

runtun, sehingga siswa tidak mengalami kebingungan pada saat ngerjakannya. LKS
ini memiliki karakter khusus yang dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu (1)
mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak
siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan
lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara
mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan
saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. dari
empat karateristik umum tersebut, peneliti menjabarkannya menjadi sembilan
karaktersitik yang lebih spesifik menggambarkan isi LKS secara keseluruhan. Dari
karakteristik khusus tersebut, mempermudah siswa untuk mengerjakan LKS yang
dikembangkan oleh peneliti.
Pada tahap pengembangan selanjutnya yaitu peneliti membuat soal pretest dan
posttest berupa pilihan ganada serta rubrik penilaian ahli validasi produk. Tujuan dari
pembuatan instrumen tersebut adalah untuk mengetahui kualitas dari LKS yang
dikembangkan. Kualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain aspek konten
atau isi, Bahasa, tampilan, penulisan dan penggunaan huruf, penyajian, dan
penggunaan. Untuk soal pilihan ganda bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas
penggunaan LKS. Soal pretest dan posttest dikembangkan melalui pemetaan KD dan
indikator. KD dipecah menjadi dua indikator, dan dari dua indikator tersebut peneliti
membuat soal pretest dan posttest sebanyak 40 puluh soal tipe pilihan ganda. Setelah
instrumen selesai, peneliti melakukan validasi intruemen tes kepada ahli (expert
judgment), setelah validasi dilakukan dan instrumen layak untuk di uji cobakan, maka
peneliti melakukan uji coba soal tersebut kepada siswa SD kelas IV. Dari hasil
perhitungan menggunakan SPSS 20 for windows untuk menganalisis 40 item soal,
peneliti mengambil 20 item soal yang valid untuk digunakan pada uji coba terbatas.
Pegujian soal pretest dan posttest dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di
SD N Perumnas Condongcatur. Pengujian soal pretest diujikan sebelum siswa
menggunakan LKS dan soal posttest diujikan setelah siswa menggunakan LKS.
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih tinggi jika
dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada saat pretest. Siswa 1 memperoleh

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

nilai sebesar 60 saat pretest dan 80 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest
adalah sebesar 20. Siswa 2 memperoleh nilai sebesar 70 saat pretest dan 100 saat
posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 30. Siswa 3 memperoleh nilai
sebesar 55 saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah
sebesar 35. Siswa 4 memperoleh nilai sebesar 55 saat pretest dan 80 saat posttest,
selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 25. Siswa 5 memperoleh nilai sebesar
40 saat pretest dan 75 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 35.
Siswa 6 memperoleh nilai sebesar 70 saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai
pretest dan posttest adalah sebesar 20.
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest, diketahui
bahwa penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk materi sifat-sifat
cahaya dapat membantu siswa dalam memahami materi sifat-sifat cahaya. Hal ini
sesuai dengan teori Brunner, teori Piaget dan teori Vygotsky. Menurut Brunner,
individu belajar dan mengembangkan pikirannya melalui penemuan. Dari penemuan,
siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu
penghargaan intrinsik. Siswa memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan
melalui kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah yang ada dalam LKS. Menurut
Piaget, belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema. Skema
adalah struktur kognitif seseorang untuk beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan
sekitarnya. Seorang anak akan berkembang melalui proses adaptasi. Proses adaptasi
yang dilalui anak dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi merupakan proses kognitif seseorang yang mengintegrasikan stimulus yang
berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru yang didapatkan
siswa melalui kegiatan langsung. Akomodasi merupakan rangsangan langsung yang
diberikan dari guru, orang tua, teman, dan masyarakat dalam proses belajarnya.
Sedangkan menurut Vygotsky, pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau
belajar mengenai tugas-tugas yang belum dipelajari, namu tugas itu masih berada
dalam jangkauan kemampuan siswa.
Pada tahap selanjutnya adalah peneliti merancang kegiatan dari pemetaan KI,
KD, dan karakteristik LKS. Kegiatan di dalam LKS dibagi menjadi 4 kegiatan

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut yaitu, cahaya merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat
dibiaskan, dan cahaya dapat menembus benda bening. Dalam setiap kegiatan, peneliti
memberikan petunjuk untuk mempermudah siswa melakukan kegiatan. Kemudian,
pada setiap kegiatan terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yakni mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Selain lima tahapan saintifik,
pada setiap kegiatan juga terdapat karakteristik khusus LKS yaitu siswa
mengumpulkan informasi dari buku paket, koran, majalah, melakukan wawancara
dengan narasumber, melakukan kegiatan praktikum, menggunakan poster, gambar,
grafik untuk menyampaikan hasil kerjanya, melakukan kegiatan bertanya kepada
guru, orang tua,teman tentang masalah-masalah yang belum mereka ketahui atau
pahami, selain melakukan kegiatan mandiri, siswa juga melakukan diskusi bersama
teman atau kelompok dalam memecahkan suatu permasalahan.
Setelah produk LKS selesai, tahap selanjutnya peneliti melakukan validasi
kepada dua ahli, yaitu ahli IPA dan guru SD. Hasil validasi produk LKS dari ahli IPA
mendapatkan skor sebesar 3,79 dan dari guru SD mendapatkan skor sebesar 3,82.
Dalam hal ini produk LKS yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat baik.
Setelah ahli melakukan validasi produk LKS dan dinyatakan layak untuk diuji
cobakan, maka peneliti melakukan revisi sesuai dengan komentar dari ahli. Dari hasil
validasi produk yang dilakukan oleh ahli, peneliti juga membandingkan dengan hasil
validasi produk dari peneliti sebelumnya. Seperti yang dilakukan oleh Edelturdis
(2012). Penelitian dan pengembangan LKS menggunakan pendekatan sanitifik pada
subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas dua sekolah dasar. Berdasarkan hasil
validasi yang diperoleh dari dua ahli yaitu masing memberi skor sebesar 3,93 dan
4,06. LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata
skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”. Peneliti
berikutnya yaitu Ningtyas (2015) dengan peneltian dan Pengembangan Lembar
Kerja Siswa Berbasis Metode Percobaan pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam Kelas V di Sekolah Dasar. Ahli validasi masing-masing memebri skor sebesar
92% dan 90% dengan rata-rata skor 91% memiliki kriteria baik sekali. Rata-rata hasil
evaluasi kelas kontrol memiliki kriteria cukup yaitu 65,45% dan rata-rata hasil

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

evaluasi kelas eksperimen memiliki kriteria baik sekali yaitu 85,96%. Dengan
demikian kualitas dan tingkat efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik termasuk
dalam kategori sangat baik untuk membantu ssiwa dalam memahami materi
pembelajaran.
Langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas
kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Uji coba lapangan
terbatas dilakukan selama 5 hari. Sebelum melakukan uji coba, peneliti terlebih
dahulu berdiskusi dengan guru untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan
uji coba, selain itu juga peneliti memilih keenam siswa tersebut berdasarkan
rekomendasi dari guru kelas. Untuk memaksimalkan waktu supaya bisa bermanfaat
dengan baik dan ujicoba lapangan terbatas bisa berjalan lancar karena untuk uji coba
lapangan hanya diberi waktu selama 5 hari jadi peneliti harus memaksimalkan waktu
tersebut dengan sebaik-baiknya. Pada pertemuan pertama, peneliti mendata dan
memberikan arahan kepada siswa untuk mempersiapkan beberapa peralatan yang
akan mereka bawa untuk pertemuan berikutnya, seperti alat tulis dan beberapa alat
untuk percobaan sederhana mengenai sifat-sifat cahaya. Keesokan harinya, kembali
lagi ke sekolah untuk melakukan beberapa kegiatan yang terdapat dalam LKS. Untuk
kegiatan pertama sebelum siswa mengerjakan LKS, peneliti terlebih dahulu
memberikan arahan mengenai cara penggunaan LKS serta menjelaskan tujuannya,
kemudian saya mempersilahkan siswa untuk mengerjakan LKS tersebut terlebih
dahulu secara mandiri, lalu kemudian peneliti meminta mereka untuk berdiskusi di
dalam kelompok.
Berdasarkan pengamatan pada saat uji coba lapangan terbatas, peneliti melihat
bahwa siswa tersebut sangat antusias dalam mengerjakan LKS. Pertama-tama siswa
sangat tertarik dengan desain dan warna LKS karena cenderung memiliki warna yang
menarik tidak seperti LKS yang biasanya siswa miliki selama ini. Siswa juga tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS, dibuktikan pada saat peneliti
melakukan control pada hari berikutnya untuk memerikasa hasil kerja siswa yang
dikerjakan di luar sekolah.. Karena terdapat beberapa kegiatan di dalam LKS, maka
siswa boleh membawanya untuk dikerjakan di rumah sekaligus siswa melakukan

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kegiatan wawancara kepada orang tua, saudara atau guru. Selain itu, juga
memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan pengamatan secara langsung
terhadap sifat-sifat cahaya yang terdapat dilingkungan sekitar siswa.
Dari hasil wawancara kepada siswa setelah menggunakan LKS, peneliti
mendapatkan respon yang sangat positif dari siswa tersebut. Berikut hasil komentar
siswa mengenai LKS yang telah siswa kerjakan. Konten dan isi yang ada di dalam
LKS mudah dipahami, materi yang ada di dalam LKS dapat dipahami oleh siswa,
percobaan yang ada di LKS berhasil di lakukan dengan baik. 5 tahapan pendekatan
saintifik dapat diikuti oleh siswa dengan baik. Siswa senang dengan tampilan LKS
karena menggunakan gambar dan berwarna sehingga siswa tidak merasa bosan ketika
mengerjakannya. Penggunaan Bahasa sangat mudah dipahami oleh siswa sehingga
pada saat mereka menggunakan LKS tidak kebingungan. Petunjuk yang terdapat di
dalam LKS jelas, LKS mudah dibawa kemana saja. Pada bagian aktivitas, siswa
sangat senang karena dapat mengalami pembelajaran secara langsung dan bukan
hanya sekedar teori, melainkan dibuktikan melalui percobaan yang dilakukan. Materi
yang tidak terlalu sulit semakin mempermudah siswa untuk melakukan kegiatan,
selain itu di dalam LKS telah terdapat petunjuk-petunjuk serta alat dan bahan yang
sangat mudah dijangkau oleh siswa pada saat melakukan kegiatan percobaan.
Selain dari hasil wawancara siswa, kualitas LKS ditentukan dari hasil
perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan posttest. Berdasarkan hasil
perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan posttest, diperoleh
peningkatan dengan skor sebesar 46,6%. Dari skor tersebut termasuk kategori
peningkatan yang baik pada hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian yang pernah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Ningtyas yaitu
pengembangan LKS dengan menggunaan metode percobaan mendapatkan hasil dari
kelas kontrol sebesar 65,45% dan hasil evaluasi kelas ekperimen mendapatkan skor
sebesar 88,5%. Peneliti lain yang pernah melakukan penelitian pemgembangan LKS
menggunakan pendekatan saintifik yaitu Edeltrudis, berdasarkan hasil ujicoba yang
dilakukan mendapatkan rerata skor sebesar 4,01 dan termasuk dalam ketegori “sangat
baik“. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahawa LKS berbasis pendekatan saintifik

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sangat bermanfaat dan dapat membantu siswa dalam meningkatkan semangat dan
hasil belajar.

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP
Bab V menguaraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan
saran.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA dirancang berdasarkan model yang
dikembangkan oleh Dick and Carey. Pada penelitian ini, peneliti mengadopsi
delapan langkah pengembangan yaitu 1) analisis kebutuhan, 2) merumuskan
tujuan, 3) mengembangkan instrument, 4) mengembangkan strategi, 5)
mengembangkan isi LKS, 6) evaluasi formatif, 7) revisi, dan 8) evaluasi
sumatif. LKS yang dikembangkan merupakan LKS berbasis pendekatan
saintifik untuk siswa kelas IV SD materi sifat-sifat cahaya dengan
menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik pada setiap kegiatannya, yaitu
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
5.1.2 Kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik siswa kelas IV SD materi sifat-
sifat cahaya adalah “sangat baik”. LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
memiliki ciri yaitu mengaktifkan siswa belajar secara mandiri baik di dalam
maupun di luar kelas, membantu siswa untuk menemukan pengetahuannya
sendiri melalui lima langkah tahapan pendekatan saintifik yang terdapat pada
setiap kegiatan di dalam LKS. Kualitas LKS IPA diketahui melalui hasil
validasi produk dari ahli. Rerata skor yang diperoleh dari hasil validasi produk
oleh ahli adalah dari ahli IPA memberikan skor sebesar 3,79 dan Guru
meberikan skor sebesar 3,82. Uji caba lapangan terbatas LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik menunjukkan bahawa nilai yang diperoleh siswa ketika
posttest lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai pretest. Selisih rerata
posttest dan pretest adalah 46,6%. Dengan demikian, LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik dapat membantu siswa dalam mempelajari dan memahami
materi pelajaran.

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.2 Keterbatasan Penelitian


5.2.1 Kesalahan pada pemilihan beberapa gambar yang dicantumkan di dalam LKS
membuat peneliti mengulang kembali. Pada awalnya peneliti mencantumkan
gambar kartun yang banyak disukai oleh anak-anak, namun karena dirasa
kurang sesuai dengan kegiatan di dalam LKS, oleh karena itu peneliti
menggantinya dengan gambar kartun anak sekolah. Pemilihan gambar yang
tepat semakin mempermudah siswa dalam memahami isi LKS.
5.2.2 Kesalahan dalam mendesain LKS, pada awalnya peneliti mendesain LKS
dengan menggunakan aplikasi Corel Draw, namun karena aplikasi Corel Draw
bermasalah sehingga menghambat peneliti dalam proses pembuata LKS. Oleh
karena itu peneliti mendesain LKS dengan menggunakan Microsoft Word 2010.
5.2.3 Uji coba lapangan terbatas dilaksanakan dengan sedikit terburu-buru karena
hanya mendapatkan waktu empat hari. Hal ini terjadi karena menunggu hasil
validasi produk dari ahli dan juga revisi sebelum diuji cobakan, selain itu waktu
uji coba lapangan terbatas hampir berbenturan dengan ujian akhir semester.

5.3 Saran
5.3.1 Bahan dan gambar untuk LKS dipilih dengan sebaik mungkin agar mendapat
kualitas yang baik dan menarik.
5.3.2 Rancangan desain LKS sebaiknnya sudah dipikirkan terlebih dahulu sebaik
mungkin dan konsultasi kepada dosen pembimbing, sehingga pada saat
mendesain produk tidak terjadi kesalahan yang menghambat pada tahap
selanjutnya.
5.3.3 Uji coba lapangan terbatas sebaiknya dipersiapkan jauh-jauh hari dan
berkonsulatsi dengan guru yang ada disekolah. Selain itu yang harus
diperhatikan adalah jangan sampai berbenturan dengan ujian atau kegiatan
penting lainnya di sekolah.

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR REFERENSI
Abdullah, S. (2014). Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2013.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arikunto, (2006). Prosedur penelitian (Revisi VI ed). Jakarta: PT Rineka Citra.
Ahmadi & Supatmo. (2008). Ilmu alamiah dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Cresswell, W. (2012). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dahar, R. W. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.
Edeltrudis. (2012). Pengembangan Lembar Kerja Siswa meggunakan pendekatan
saintifik pada subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas II Sekolah
dasar. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Fadillah. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.
Fatonah, S. & Prasetyo, Z. K. (2014). Pembelajaran SAINS. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Hergenhahn, B. R. & Olson. (2010). Theories of learning, edisi ketujuh. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Hidayat, S. (2013). Pengembangan kurikulum baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21.
Bogor: Ghalian Indonesia.
Iskandar, S. M. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, DIRJENDIKTI.
Kasih, V. (2012). Pengembangan lembar kerja siswa menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 pada subtema
cara menjaga kerukunan untuk kelas V Sekolah Dasar. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma (skripsi: tidak diterbitkan).
Kurniawan, D. (2014). Pembelajaran terpadu tematik. Bandung: Alfabeta.
Majid, A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mbetu, D (2016). Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada sub
tema bermain di rumah teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kalsan 1. Yogyakarata: Universitas Sanata Dharma (skripsi: tidak


diterbitkan).
Mustofa, M. (2013). Pengembangan lembar kerja siswa berbasis observasi pada
taman sekolah sebagi sumber belajar sains di SD N 1 Tinjomoyo.
Semarang: Universitas Negeri Semarang (Skripsi tidak diterbitkan).
Ningtyas, O. (2015). Pengembangan lembar keraj siswa berbasis metode percobaan
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V di Sekolah Dasar.
Yogyakarata: Universitas PGRI Yogyakarta (skripsi tidak diterbitkan).
Prastowo, A. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik tinjauan teoritik dan
praktik. Jakarta: Kencana Media Group.
Pratiwi, D. (2014). Pengembangan lemabr kerja siswa berbasis pedekatan saintifik
pada tema berbagai pekerjaan di kelas IV. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Purwanto. (2007). Instrumen penelitian social dan pendidikan pengembangan dan
pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Putra, S. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta: Diva
Press.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Permata Puri
Media.
Sanjaya, W. (2014). Penelitian pendidikan jenis, metode, dan prosedur. Jakarta:
Prenada Media Group.
Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenamedia Group.
Schunk. D. H. (2012). Learning theories: An educational. (Terj). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Soeratman, D. (1981). KI Hajar Dewantara. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan
Dokumen Sejarah Nasional.
Soyomukti, N. (2015). Teori-teori pendidikan; dari tradisional, (Neo) liberal,
marxis-sosialis, hingga postmodern. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.
Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
Sugiyono, A. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

___________. (2014). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung:


Alfabeta.
Sukmadinata. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Surya, M. (2015). Strategi kognitif dalam proses pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Susanto. (2013). Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. (2010). Pengembangan model pembelajaran tematik. Jakarta: Prestasi
Pustakarya.
Tung, Y. (2015). Pembelajaran dan perkembangan belajar. Jakarta: PT. Indeks
Wisudawati & Sulistiyowati. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi
Aksara.
Widoyoko, E. P. (2012). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
____________.(2015). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wiyani, N. A. (2013). Desain pembelajaran pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Yusuf, A. M. (2014). Metode penelitian: Kuantitatif, kualitatif, dan penelitian
gabungan. Jakarta: Prenada Media Group.

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Lampiran
Lampiran 1 instrumen identifikasi masalah
Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman observasi

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.2 Lembar hasil observasi pembelajaran IPA (dari bab 4)

No Aspek Observasi Hasil Observasi


1 Ketersediaan LKS IPA untuk Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
mengajar pada saat pembelajaran IPA, ketersediaan
LKS pada pembelajaran sudah lengkap
bahkan pada semua matapelajaran, tetapi LKS
yang digunakan selama ini merupakan LKS
yang berisi materi dan soal-soal di dalamnya.
Sering sekali guru meminta siswa untuk
mengerjakannya sebagai PR. Terdapat
beberapa petunjuk di dalam LKS yang belum
dipahami oleh siswa.
2 Kesulitan belajar yang Kesulitan yang dihadapai siswa dalam
dialami siswa dalam mengikuti 5 tahapan saintifik yaitu pada saat
mengikuti 5 tahapan menanya, siswa jarang sekali memberikan
pendekatan saintifik pada pertanyaan kepada guru terhadap materi yang
pembelajaran IPA sulit mereka pahami, begitu juga sebaliknya
ketika guru memberikan pertanyaan sebagian
besar siswa tidak bisa menjawab. Siswa masih
malu-malu ketika di minta maju kedepan
mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
individu yang sudah siswa kerjakan.
3 Partisipasi siswa dalam Partisipasi siswa dalam mengikuti praktikum
mengikuti praktikum IPA IPA cukup baik, namun ketika siswa sudah
merasa bosan, maka siswa lebih banyak
bermain dari pada melanjutkan percobaan,
terutama ketika percobaan dilakukan di luar
kelas.

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.3 Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.4 Transkrip wawancara dengan kepala sekolah


TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
No Topik pertanyaan Hasil
1 a. Kurikulum apa yang Sekolah telah menggunakan kurikulum
digunakan di sekolah? 2013 sejak 2014
b. Jumlah siswa kelas IV Di sekolah ini jumlah ssiwanya cukup
banyak, seluruh kelas di sekolah ini
merupakan kelas paralel 3 (a, b, c).
kelasm empat terdiri dari tiga kelas yakni
kelas a, b, dan c. jumlah siswa kelas IV
secara keseluruhan adalah 85 siswa.
2 a. LKS yang sudah ada di LKS pada setiap pembelajaran sudah
Sekolah lengkap.
b. LKS yang pernah Belum ada
dikembangkan oleh guru di
Sekolah
c. Pengadaan LKS IPA LKS berbasis pendekatan saintifik belum
berbasis pendekatan santifik ada, namun LKS yang digunakan oleh
di Sekolah sekolah saat ini adalah LKS yang berisi
materi dan soal-soal, dan LKS tersebut
merupakan LKS yang diterbitkan oleh
DEPDIKNAS.
3 Peggunaan LKS IPA dalam Sudah ada
pembelajaran
4 Penelitian yang pernah dilakukan di Belum ada
sekolah berkaitan dengan LKS

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.6 Transkrip wawancara dengan guru

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU

No Pertanyaan Hasil wawancara


1 Pendekatan/strategi/metode, Dalam pembelajaran, saya masih banyak
apa yang bapak/ibu gunakan menggunakan metode ceramah dan pemberian
dalam pembelajaran IPA? tugas, tanya jawab, dan diskusi.
2 Menurut bapak/ibu apa itu Ohh..pendekatan saintifik itu yang digunakan
pendekatan sanitifik pada kuikulum 2013 itu kan? Pendekatan
saintifik itu pembelajaran yang terdiri atas
mengamati, merumuskan pertanyaan,
mengumpulkan data,
mengasosiasi/menganalisis/mengolah data,
menarik kesimpulan dan menggkomunikasikan
hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk
memperoleh pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
3 Apakah bapak/ibu sudah Sudah, tapi belum secara utuh. Paling yang biasa
mengarahkan siswa saya lakukan adalah menngajak siswa mengamti
melakukan 5 tahapan gambar yang terdapat dalam buku paket, dan
sanitifik? sesekali saya ajak siswa untuk mengamati benda-
benda yang terdapat di sekitar mereka jika itu
materi pembelajaran pada saat itu sesuai.
4 Langkah-langkah Yang dominan saya lakukan yaitu menanya dan
pendekatan saintifik apa terkadang mengamti juga, kalua untuk percobaan
yang paling dominan paling pada materi yang mudah dijangkau alat
dilakukan? dan bahan nya dan yang terapat di sekolah saja.
Kkarena kalau saya minta anak-anak untuk

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membawa dari rumah pasti tidak semua akan


membawanya.
5 Kesulitan apa saja yang Kesulitan nya mungkin penerapan setiap
bapak/ibu guru hadapai tahapannya, kemudian pada tahapan percobaan,
pada saat menerapkan kami tidak bisa melakukan percobaan dengan
pendekatan saintifik? baik karena kekurang bahan dan peralatan di
sekolah.
6 Apakah siswa mengalami Pastinya mengalami, terkadang pada saat saya
kesulitan dalam meminta mereka memberi pertanyaan hamper
melaksanakan 5 tahapan semua tidak ada yang menjawab.
pendekatan saintifik pada
pembelajaran IPA
7 Menurut bapak/ibu guru, Manfaat bagi siswa kalua pendekatan saintifik itu
apa manfaat bagi siswa diterapkan pasti sangat banyak ya, terutama
setelah menerapkan 5 pastinya mereka belajar secara mandiri kemudian
tahapa pendekatan saintifik mereka mengalami langsung pembelajaran itu
dan berhubungan dengan benda-benda yang
konkrit.

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.7 Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.8 T ranskrip wawancara dengan siswa

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA


No Topik pertanyaan Jawaban siswa
1 Warna apa yang paling kamu Warna biru, merah dan hijau. Alasan
sukai. Mengapa kamu menyukai mengapa menyukai warna tersebut karena
warna tersebut? cerah dan tidak membosankan.
2 Gambar apa yang kamu sukai. Gambar kupu-kupu,
Mengapa kamu menyukai warna
tersebut?
3 Kamu menyukai LKS yang LKS yang saya sukai adalah LKS yang
seperti apa? bergambar dan memiliki petunjuk yang
a. Bergambar mudah dipahami.
b. Soal-soal
c. Terdapat materi
4 Apakah LKS membantumu Iya. LKS membantu saya untuk memahami
memahami materi yang diberi materi yang disampaikan oleh guru.
oleh guru?
5 Ukuran huruf dalam LKS yang Ukuran huuruf di dalam LKS sebaiknya
kamu sukai seperti apa? sedang aja karena apabila kalua terlalu kecil
a. Besar matanya bisa sakit.
b. Sedang
c. Kecil
6 Apakah Bahasa yang digunakanAda beberapa kalimat yang saya tidak
dalam LKS mudah kamu pahami, terkadang pada materi yang terdapat
pahami? di dalam LKS ada hal-hal yang belum saya
pahami.
7 Apakah petunjuk dalam LKS Petunjuk dalam LKS mudah dipahami,
mudah kamu pahami? namun ada beberapa petunjuk yang masih
bingung dan tidak terdapat pada materi yang
tersedia.

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2 Instrumen analisis kebutuhan


Lampiran 2.1 Lembar hasil pengisisan kuesioner analisis kebutuhan guru

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2.2 Lembar hasil pengisisan kuesioner analisis kebutuhan siswa

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3 Instrumen Tes


Lampiran 3.1 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.2 Output SPSS perhitungan instrument

Jumlah Keterangan
**
Soal1 Pearson Correlation .592
Sig. (2-tailed) .001 Valid
N 30
*
Soal2 Pearson Correlation .439
Sig. (2-tailed) .015 Valid
N 30
**
Soal3 Pearson Correlation .631
Sig. (2-tailed) .000 Valid
N 30
**
Soal4 Pearson Correlation .599
Sig. (2-tailed) .000 Valid
N 30
**
Soal5 Pearson Correlation .592
Sig. (2-tailed) .001 Valid
N 30
**
Soal6 Pearson Correlation .599
Sig. (2-tailed) .000 Valid
N 30
**
Soal7 Pearson Correlation .551
Sig. (2-tailed) .002 Valid
N 30
**
Soal8 Pearson Correlation .599
Sig. (2-tailed) .000 Valid
N 30
**
Soal9 Pearson Correlation .511
Sig. (2-tailed) .004 Valid
N 30
**
Soal10 Pearson Correlation .551
Sig. (2-tailed) .002 Valid
N 30
**
Soal11 Pearson Correlation .599
Sig. (2-tailed) .000 Valid
N 30
*
Soal12 Pearson Correlation .437
Sig. (2-tailed) .016 Valid
N 30
**
Soal13 Pearson Correlation .551
Sig. (2-tailed) .002 Valid
N 30

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

**
Soal14 Pearson Correlation .592
Sig. (2-tailed) .001 Valid
N 30
**
Soal15 Pearson Correlation .631
Sig. (2-tailed) .000 Valid
N 30
**
Soal16 Pearson Correlation .592
Sig. (2-tailed) .001 Valid
N 30
*
Soal17 Pearson Correlation .439
Sig. (2-tailed) .015 Valid
N 30
**
Soal18 Pearson Correlation .599
Sig. (2-tailed) .000 VAlid
N 30
*
Soal19 Pearson Correlation .437
Sig. (2-tailed) .016 Valid
N 30
**
Soal20 Pearson Correlation .631
Sig. (2-tailed) .000 Valid
N 30
Jumlah Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.770 21

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan pretest

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.4 Lembar hasil pengerjaan postettest

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4 Validasi Produk


Lampiran 4.1 Lembar validasi kuesioner produk oleh ahli

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi LKS oleh ahli

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5 Surat Penelitian


Lampiran 5.1 surat ijin penelitian (kampus)

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.2 Surat keterangan telah melakukan penelitian

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6 Foto Kegiatan Uji Coba Lapangan Terbatas

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7 Kurikulum Vitae

CURRICULUM VITAE

Julison Halawa adalah anak keenam dari tujuh bersaudara. Lahir di Nias pada
tanggal 12 Juli 1986. Pendidikan dasar diperoleh di SD N 08 Hilimbaruzo dan lulus
pada tahun 1999. Pendidikan menengah pertama di SMP N 1 Idanogawo dan lulus
pada tahun 2003. Setelah lulus dari sekolah menengah pertama, berhenti sejenak
karena beberapa hal. Namun pada tahun 2005 kembali melanjutkan pendidikan
Menengah Atas di SMA N 1 Idanogawo, namun pada semester ke dua ditahun
pertama berhenti karena kondisi pulau Nias sedang di guncang gempa. Pada tahun
2007-2008, penelitimengikuti ujian persamaan atau paket C yang diselenggarakan
oleh Dinas Pendidikan Kota Batam yang bertempat di SMA N 1 Sekupang, Batam.
Mulai dari tahun 2008 – 2013 peneliti bekerja disebuah organisasi kemanusiaan dari
Singapore yaitu Care Channels International (CCI) yang ditempatkan di Timor Leste.
peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam
kegiatan di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti oleh peneliti.
1. Anggota paduan suara mahasiswa Cantus Firmus Universitas Sanata Dharma
mulai tahun 2013.
2. Juara 2 lomba musikalisasi puisi pada Malam Kreatif PGSD.
3. Ikut serta dalam konser Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus yang
bertemakan “CELEBRASEUM”.
4. Runner Up pada pemilihan Pak “E” Bu “E” tahun 2014/2015 Prodi PGSD.

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Anggota panitia P3K pada Inisiasi Prodi PGSD Tahun 2015


6. Master of Ceremoni (MC) pada kegiatan Story Telling and Writing Contest
tahun 2015
7. Anggota panitia keamanan pada kegiatan Pekan Ilmiah Fakultas tahun 2016.
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi
sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan LKS IPA Berbasis Pendekatan
Saintifik untuk Siswa Kelas IV SD Materi Sifat-sifat Cahaya”.

143

Anda mungkin juga menyukai