DOSEN PEMBIMBING:Tahiruddin.S.Kep.M.Sc
TINGKAT : 1
DIII KEPERAWATAN
2022/2023
ABSTRAK
Metabolisme karbohidat adalah proses pencernaan yang memecah karbohidrat untuk
mendapatkan energy. Makanan yang mengandung karbohidrat saat di kunyah akan di pecah
oleh enzim ptyalin atau amylase dalam air liur menjadi glukosa.
Lipid merupakan molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam pelarut
organic.
Protein adalah biomolekul berukuran besar yang berbentuk dari satu rantai
panjang asam amino atau lebih.
Siklus krebs atau siklus asam trikarboksilat adalah proses kedua katabolisme atau
respirasi sel untuk menghasilkan energy yang lebih tinggi.
40
1.1 Karbohidrat Kompleks
Karohidrat kompleks terdiri atas:
a. Polisakarida. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati,
dekstrin, glikogen dan polisakarida nonpati.Pati, merupakan karbohidrat utama
yang dimakan manusia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pati terutama
terdapat dalam padi-padian, biji-bijian dan umbi-umbian. Beras, jagung dan
1.2 Pencernaan karbohidrat
Pencernaan kabohidrat dimulai dari mulut. Bolus makanan yang berasal
dari makanan yang dikunyah akan bercampur dengan ludah yang mengandung
enzim amilase. Enzim amilase ini menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk
karbohidrat lebih sederhana yaitu dekstrin.Enzim amilase ludah bekerja paling
baik
pada pH ludah yang bersifat netral. Makanan yang dikunyah di mulut tinggal di
situ hanya sebentar, sehingga pemecahan amilum oleh amilase hanya sedikit saja.
Bolus kemudian ditelan ke dalam lambung. Amilase ludah yang ikut masuk ke
lambung dicernakan oleh asam klorida dan enzim pencerna protein yang terdapat
di lambung, sehingga pencernaan karbohidrat di dalam lambung terhenti.
1.3 Sumber Karbohidrat
a) Fungsi Lipid
Menjadi Cadangan energy dalam bentuk sel lemak
Lemak Mempunyai fungsi selular dan komponen struktular pada
membrane sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi
menjalankan aliranair ion, dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam
sel
Lipid dapat berguna sebagai penyerap dan pembawa vitamin A,D,E dan K
Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan
melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
2.1 Struktur ~olagen
Strutur kolagen tersusun atas tiga tingkat yakni:
a) Kerangka kovalen terdiri dari rantai-rantai protein individual dengan bobot
molekular sebesar kira-kira 100.000 masing-masing. Residu asam amino
yang paling berlimpah adalah glisin, atas tanggung jawab 33% dari residu
asam amino total yang ada. Prolin juga berlimpah (12%) dan juga ada asam-
asarn amino yang tidak umum, hidroksiprolin dan hidroksilisin.
2. Tiga rantai bergabung untuk membentuk tripe! heliks dalam struktur
sekunder. Tripel heliks ini merupakan satuan struktural dasar dari kolagen dan
disebut tropokolagen. Tropokolagen merupakan batang berdiameter 15 A dan
panjang 3000 A. Dalam heliks tropokolagen ketiga benang terikat hydrogen
satu dengan yang lain dengan perantaraan gugus peptida –NH dari residu glisin
dan gugus peptida -C=O pada rantai lain. Ini merupakan struktur heliks yang
berbeda nyata dari o.- heliks.
3. Satuan tropokolagen yang terangkaikan secara kovalen yang kemudian
membentuk suatu ikatan atau berkas yang disebut mikrofibril. Kola- genibril
fibril dapat terbentuk dalam ikatan paralel, dalarn hal pembentukan urat, atau
dalam lembaran-lembaran seperti ikatan pembentukan kertas dan dalam hal
pembentukan kulit (Page : 1989)
H
H-N<
/CH- CH2-CH2- CHz-CH2- N- CH2 - CH2- CH2- CH2 –CH
O=C~ > N-H
~C=O
Rantai Poli Peptida Residu Lisin Residu Lisin / ResiduPolipeptida ( dikurangi Gugus E:-amino)
Santoso, Wahyu Eka Arif, and Teti Estiasih. "JURNAL REVIEW: KOPIGMENTASI UBI JALAR UNGU
(Ipomoea Batatas var. Ayamurasaki) DENGAN KOPIGMEN NA-KASEINAT DAN PROTEIN WHEY
SERTA STABILITASNYA TERHADAP PEMANASAN [IN PRESS OKTOBER 2014]." Jurnal Pangan dan
Agroindustri 2.4 (2014): 121-126.
b) Mekanisme siklus krebs
Siklus krebs atau siklus asam trikarboksilat adalah proses kedua katabolisme
atau respirasi sel untuk menghasilkan energi yang lebih tinggi.
Dua elektron ini mereduksi NAD+ menjadi bentuk energi NADH dan H+. Reaksi oksidasi isositrat
dikatalis oleh enzim isositrat dehydrogenase
Tahapan Siklus Krebs
Terdapat dua tahapan penting siklus krebs. Pertama adalah tahapan persiapan, dimana
asam piruvat diubah menjadi asetil-koA melalui proses dekarboksilasi oksidatif. Kedua
adalah tahap dalam siklus, yang berlangsung di dalam matriks mitokondria.
Dalam artikel ini, yang dibahas lebih dikhususkan kepada siklus krebs itu sendiri.
Asetil-koA yang merupakan produk hasil proses dekarboksilasi oksidatif kemudian akan
digunakan bahan untuk melakukan siklus krebs. Terdapat delapan tahap siklus krebs
yang terjadi secara terus-menerus. Berikut ulasannya.
1. Pembentukan sitrat, terjadi saat proses kondensasi asetil-koA dengan oksaloasetat yang
akan membentuk sitrat dengan enzim sitrat sintase.
2. Sitrat yang dihasilkan diubah menjasi isositrat dengan bantun enzim akonitase.
6. Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya lalu dioksidasi menjadi fumarat. Saat
oksidasi, FAD menerima elektron dan menjadi FADH2. Kemudian enzim suksinat
dehidrogenase mengkatalisis pemindahan dua hidrogen dan suksinat.
7. Selanjutnya adalah proses hidrasi, dimana terjadinya penambahan atom hidrogen pada
ikatan karbon sehingga menghasilkan malat.
1 Suhu/temperature
Seandainya enzim berada dibawah suhu optimum, maka kerja enzim akan
terlambat. Enzim pada suhu 0oC maupun dibawahnya bersifat nonaktif, akan tetapi
pada suhu tersebut enzim tidak rusak
Kenaikan suhu bisa meningkatkan aktivitas enzim. Namun, saat suhu melebihi batas
optimum enzim bisa mengalami denaturasi/kerusakan. Hal tersebut akan
mengakibatkan enzim tidak berfungsi sebagai katalis lagi.
2. Derajat Keasaman / pH
Molekul enzim biasanya ialah protein globular, dimana bentuk dan fungsinya bisa
dipengaruhi oleh perubahan pH pada cairan di sekitarnya, enzim mempunyai pH
optimum yang bisa bersifat basa maupun asam.
Dengan peningkatan suhu, maka akan meningkatkan laju tumpukan antara enzim
dengan molekul substrat, sehingga nanti akan meningkatkan laju pembentukan
kompleks enzim substrat dan juga meningkatkan kecepetan reaksinya.
Hal ini bertentangan dengan peningkatan denaturasi enzim terhadap suhu optimum
karena reaksi tersebut teralampaui. Akhirnya reaksi itu berhenti, kadang – kadang
hanya pada temperatur lebih dari 100oC.
Sebagai contoh, enzim ptialin di mulut hanya bisa bekerja pada pH netral, enzim pepsin
di lambung bekerja pada pH asam, sebaliknya enzim tripsin di usus bekerja pada pH
basa.
Dengan begitu, akan menunjukkan jika kecepatan reaksi sudah mencapai titik
maksimum. Peningkatan kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga tercapai
kecepatan konstan yaitu jika seluruh enzim mengikat substrat.
Pada tiap saat, proporsi molekul – molekul enzim dimana terikat pada substrat, maka
akan tergantung pada konsentrasi substratnya. Karena konsentrasi meningkat,
kecepatan awal dari reaksi (Vo) disaat penambahan enzim akan meningkat sampai
dengan nilai maksimum, Vmax, pada tingkat substrat, enzim ini dikatakan jenuh (semua
sisi aktif maksimum), dan penambahan jumlah substrat tidak akan menaikkan Vo.
Beberapa enzim (seperti contoh aspartase) yang hanya akan mengikat satu molekul
substrat dimana begitu khusus dikarenakan enzim yang lain dapat mengikat berbagai
substrat lain, khusus untuk enzim tersebut seperti seluruh ikatan peptida terminal pada
kasus eksopeptidase.
Inhibitor Kompetitif
Inhibitor kompetitif (inhibitor irreversible) adalah suatu molekul penghambat kerja enzim
dimana bekerja dengan cara bersaing terhadap sisi aktif enzim. Inhibitor kompetitif
(inhibitor irreversible) berkaitan dengan secara kuat pada sisi aktif enzim, nah
pengikatan ini berlangsung secara bolak – balik sehingga persentase penghambatan
untuk tingkat inhibitor yang tetap menjadi berkurang saat substratnya ditambah.
Jadi, inhibitor kompetitif ini bisa dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi
substrat. Seperti contoh yang begitu penting dari pengikatan ini ialah : dengan
melibatkan enzim yang berlimpah, ribulose bifosfat karboksilase, enzim penambat
CO2 terhadap C3 fotosintesis dan terhadap proses ini molekul – molekul O2.
Dengan begitu akan bersaing dengan molekul – molekul CO2 dimana untuk sisi aktif
serta contoh lainnya adalah sianida dimana terlarut dalam darah bersaing dengan
oksigen dimana demi berikatan terhadap sisi aktif hemoglobin.
Inhibitor Nonkompetitif
Inhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim (atau selain sisi aktif enzim) disebut
inhibitor nonkompetitif. Inhibitor nonkompetitif merupakan suatu molekul penghambat
kerja enzim dimana bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim,
yang bisa menyebabkan sisi aktif enzim berubah serta tidak bisa berfungsi lagi.
Sehingga substrat tidak bisa berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor ini tidak bisa
dihilangkan meskipun dengan menambahkan substrat. Contoh inhibitor nonkompetitif
ialah Ag+, Hg2+, dan Pb2+.
Enzim adalah suatu protein dimana bertindak sebagai katalis serta bertanggung jawab
untuk laju dan kekhususan yang tinggi dari satu maupun lebih reaksi biokimia
intraselular dan ekstraselular
Demikianlah pembahasan artikel Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim ini, semoga
bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.
Purwaningsih, Indah. "Potensi enzim bromelin sari buah nanas (Ananas comosus l.) dalam meningkatkan
kadar protein pada tahu." Jurnal Teknologi Laboratorium 6.1 (2017): 39-46.
4 Anatomi & Fisiologi
a). Anatomi & FIsiologi system pencernaan
E). Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang terdiri dari otot, jaringan ikat, saraf, serta
tulang dan sendi. Sistem ini berperan penting dalam gerakan tubuh. Oleh karena itu,
bila sistem muskuloskeletal terganggu, kemampuan dalam bergerak dan melakukan
aktivitas pun bisa terganggu.
Gerard Tortora, 2014, Principles of Anatomy and Physiology,. Sanders Tina, Scanlon Valerie,
2006, Essentials of Anatomy and Physiology
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Nurhamida Sari. "Karbohidrat." Jurnal Ilmu Keolahragaan 13.02 (2014): 38-44
Santoso, Wahyu Eka Arif, and Teti Estiasih. "JURNAL REVIEW: KOPIGMENTASI UBI
JALAR UNGU (Ipomoea Batatas var. Ayamurasaki) DENGAN KOPIGMEN NA-
KASEINAT DAN PROTEIN WHEY SERTA STABILITASNYA TERHADAP
PEMANASAN [IN PRESS OKTOBER 2014]." Jurnal Pangan dan Agroindustri 2.4
(2014): 121-126.
Anom, I.D.P.2010. Ekpresi Protein p53 dan Cycline Dependent Kinase (CDK) Pada Kanker
Mammae Mencit Setelah Pemberian Fraksi Alkaloid Jarong ffesis]. Program Pascasari ana-
Universitas Airlangga. Surabaya
Purwaningsih, Indah. "Potensi enzim bromelin sari buah nanas (Ananas comosus l.) dalam meningkatkan
kadar protein pada tahu." Jurnal Teknologi Laboratorium 6.1 (2017): 39-46.
Gerard Tortora, 2014, Principles of Anatomy and Physiology,. Sanders Tina, Scanlon Valerie,
2006, Essentials of Anatomy and Physiology