Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KOMITE ETIK
TAHUN 2020
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : PANDUAN KOMITE ETIK RSU WILLIAM BOOTH SEMARANG
SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM LAMPIRAN PERATURAN
DIREKTUR INI.
YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN
Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 03 Maret 2020
RSU William Booth Semarang
BAB I DEFINISI...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Maksud Dan Tujuan.....................................................................................2
C. Batasan Operasional....................................................................................2
D. Landasan Hukum..........................................................................................3
BAB II RUANG LINGKUP.....................................................................................4
BAB III KEBIJAKAN.............................................................................................5
BAB IV TATA LAKSANA......................................................................................6
A. Etik Yang Berhubungan dengan Data Rekam Medik Pasien Di
RSU William Booth, Semarang.....................................................................6
B. Etik Tentang Hak Dan Kewajiban Dokter Di
RSU William Booth Semarang......................................................................7
C. Hak, Kewajiban Dan Tanggung Jawab Perawat Di
RSU William Booth Semarang....................................................................10
D. Hak, Kewajiban Dan Tanggung Jawab Bidan..............................................12
E. Hak Dan Kewajiban Petugas Administrasi Di
RSU William Booth Semarang....................................................................14
F. Kode Etik Dan Peraturan Profesi Rekam Medik Di
RSU William Booth Semarang....................................................................14
G. Etik Tentang Hak Dan Kewajiban Pasien Di
RSU William Booth Semarang...................................................................15
H. Etik Rumah Sakit Yang Berhubungan Dengan Etika Kristen Di
RSU William Booth Semarang....................................................................17
I. Masalah Etik Medis Di RSU William Booth Semarang...............................17
J. Penyelesaian Permasalahan Etik Di RSU William Booth Semarang..........19
K. Etik Tentang Penelitian (Riset) Dan Praktek Kerja Di
RSU William Booth Semarang....................................................................20
L. Kebijakan Dalam Menghadapi Dilema Etika..............................................20
M. Penyelesaian Permasalahan Yang Berkaitan Dengan Pembayaran
Pasien Di RSU William Booth Semarang....................................................22
N. Logistik........................................................................................................23
O. Keselamatan/ Keamanan Komite etik Rumah Sakit...................................24
P. Kewajiban Tenaga non klinis Lainnya.........................................................25
Q. Hubungan Rumah Sakit Umum William Booth Semarang dengan
Lembaga Terkait.........................................................................................26
R. Kerjasama dengan Pelayanan Kesehatan Lainnya.....................................26
S. Promosi Pemasaran Rumah Sakit..............................................................26
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
T. Tata Cara Penanganan Pelanggaran Etik dan Hukum di Rumah Sakit
Umum William Booth Semarang................................................................27
U. Penyelesaian Masalah Etik di Rumah Sakit William Booth Semarang.......29
V. Tata Cara Menghadapi Wartawan.............................................................29
W. Tatacara Menghadapi Pengacara Penuntut Hukum..................................29
X. Etika Penelitian di Rumah Sakit William Booth Semarang.........................30
BAB V DOKUMENTASI.....................................................................................32
A. Dokumentasi Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien.............................32
BAB VI PENUTUP.............................................................................................33
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
Pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan yang bersifat karitatif, humanis oleh
sebab itu tolak ukur berhasilnya rumah sakit bukan semata mata pada kecanggihan
tekhnologi kesehatan semata atau sikap profesional, tetapi harus diiringi dengan
sikap tanggung jawab dan empati terhadap pasien yang mampu memberikan rasa
aman, nyaman yang disertai penghargaan pada nilai nilai etika atau etis, dan
ketaatan pada peraturan dan hukum yang berlaku, baik antar profesi, antar
karyawan maupun dengan pasien sebagai pelanggan rumah sakit.
Oleh karena itu perilaku tenaga medis, paramedis, non medis harus baik, serta dapat
menjaga dan mempertahankan etik, baik etik rumah sakit etik kedokteran maupun
etik keperawatan, serta mentaati hukum kesehatan pada khususnya dan hukum lain
pada umumnya.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
2. Tujuan Khusus
a) Agar seluruh karyawan rumah sakit baik medis penunjang maupun non
medis bertindak sesuai dengan etika dan hukum.
b) Menjadi acuan bagi manajemen dan Komite Etik Rumah Sakit dalam
mengambil langkah penyelesaian jika terjadi pelanggaran etik dan atau
hukum di rumah sakit.
c) Menjadi acuan kinerja dans ikap organisasi rumah sakit yang selaras dengan
visi, misi dan pernyataan nilai-nilai Rumah Sakit, kebijakan sumber daya
manusia, laporan tahunan serta dokumenlainnya.
d) Membantu tenaga kesehatan, staf, serta pasien dan keluarga pasien ketika
menghadapi dillema etis dalam asuhan pasien, seperti perselisihan antar
profesional dan perselisihan antara pasien dan dokter mengenai keputusan
dalam asuhan dan pelayanan.
C. Batasan Operasional
1. Etik ialah suatu norma atau nilai (value) mengenai sikap batin dan perilaku
manusia. Oleh sebab itu, sifatnya masih abstrak, belum tertulis. Kalau sudah
tertulis, maka disebut Kode Etik
2. Karena norma tergantung pada tempat, situasi dan kurun waktu tertentu, maka
etik sebagai suatu norma/ nilai dapat berubah-ubah. Jika tempatnya berlainan,
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
maka etiknya dapat pula berlainan, karena akibat pengaruh sejarah, kultur serta
adat- istiadat setempat. Demikian juga, walaupun tempatnya sama, tetapi kurun
waktunya berlainan, dapat pula berlainan norma/ etiknya.
3. Kode etik berarti: himpunan norma-norma yang disepakati dan ditetapkan oleh
dan untuk para pengemban profesi tertentu. Dalam hal ini profesi kesehatan,
perumah sakitan, kedokteran, perawatan, dan sebagainya.
4. Kode etik bersifat: apa yang kita cita-citakan. Bukan menguraikan akan apa
adanya sekarang, ini. Oleh karena sifatnya yang normatif, maka perumusan
suatu Kode Etik harus memakai istilah-istilah: harus, seharusnya, wajib, tidak
boleh anjuran atau larangan, sehingga diketahui apa yang dianggap baik atau
buruk, sebagai kewajiban atau tanggung jawab sifat-sifat kehidupan yang baik.
Dalam bidang etik kesehatan, masalahnya lebih serius, sehingga pilihannya bisa
antara baik atau lebih baik" atau antara "buruk atau lebih buruk".
5. Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu
kekuasaan, dalam mengatur pergaulan hidup masyarakat.
6. Etik dan hukum memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengatur tertib dan
tentramnya pergaulan hidup dalam masyarakat.
D. Landasan Hukum
Sebagai landasan Etik Rumah Sakit di RSU William Booth Semarang ialah:
1. Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945 dan Pancasila
2. Undang-Undang RI No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
4. Undang-undang RI no 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan informasi Publik
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
7. Undang-undang RI No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
8. Undang-Undang RI no 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
9. Peraturan Pemerintah no 10 tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
Medis.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2014
tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia
Kedokteran
15. Keputusan PB IDI no 111/PB/A.4/02/2013 Tentang Penerapan Kode Etik
Kedokteran Indonesia.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan Komite Etik Rumah Sakit di RSU William Booth Semarang,
adalah:
1. Etik dan hukum yang berhubungan dengan data Rekam Medik pasiendi RSU William
Booth, Semarang
2. Etik dan hokum tentang Hak dan Kewajiban Dokter di RSU William Booth, Semarang
3. Etik tentang Hak, Kewajiban dan Tanggung jawab tenaga Keperawatan di RSU
William Booth, Semarang
4. Etik dan Hukum tentang Hak, Kewajiban dan tanggung jawab tenaga kebidanan di
RSU William Booth, Semarang
5. Etik dan hukum tentang Hak dan Kewajiban Petugas Administrasi di RSU William
Booth, Semarang
6. Kode Etik dan peraturan hukum Profesi Rekam Medik di RSU William Booth,
Semarang
7. Etik dan hukum tentang Hak dan Kewajiban Pasien di RSU William Booth, Semarang
8. Etik rumah sakit yang berhubungan dengan Etika Kristen di RSU William Booth,
Semarang
9. Masalah Etik Medis di RSU William Booth, Semarang
10. Penyelesaian Permasalahan Etik dan atau hukum di RSU William Booth, Semarang
11. Etik tentang Penelitian/ riset di RSU William Booth, Semarang
12. Penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan Pembayaran Pasien.
13. Pedoman ini diterapkan kepada semua tenaga klinis dan non klinis yang bekerja di
RSU William Booth, Semarang agar dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
dapat mengendalikan perilaku dengan sebaik baiknya dan berpedoman pada etika
etika yang baku baik etika perumahsakitan, etika kedokteran, keperawatan maupun
etika laiinya.
14. Pelaksana Pedoman ini adalah semua tenaga klinik dan non klinis
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
BAB III
KEBIJAKAN
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
BAB IV
TATA LAKSANA
Direktur menetapkan tata kelola untuk manajemen etis dan etika karyawan agar
menjamin bahwa asuhan pasien diberikan didalam norma-norma bisnis, finansial, etis,
dan hukum yang melindungi pasien dan hak mereka. Tata kelola ini dalam bentuk
Panduan Etik RSU William Booth Semarang. Direktur bertanggung jawab secara
profesional dalam menciptakan dan mendukung lingkungan serta budaya kerja yang
berpedoman pada etika dan perilaku etis termasuk etika karyawan. Penerapan etika
dengan bobot yang sama pada kegiatan bisnis/ manajemen maupun kegiatan klinis/
pelayanan RSU William Booth Semarang
A. Etik Yang Berhubungan dengan Data Rekam Medik Pasien Di RSU William Booth,
Semarang
1. Kepemilikan Data pasien/ Rekam Medik di RSU William Booth Semarang
Data pasien, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 749a/ Menkes/
Per/XII/ 1989, ialah: data pasien/ rekam medik yang terdiri dari berkas
berbentuk catatan, dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien, pada sarana pelayanan
kesehatan. Fisik data pasien yang berbentuk rekam medik, sebagaimana
diuraikan diatas adalah milik RSU William Booth Semarang, sedangkan isi dari
data rekam medis tersebut adalah milik pasien.
2. Kebenaran data
Data rekam medik merupakan alat informasi dan komunikasi atas seorang
pasien kepada dokter/ perawat yang merawatnya atau pihak kepolisian, pihak
peradilan maupun terhadap pihak keluarga pasien.
Oleh sebab itu, semua pihak (dari RSU William Booth Semarang) yang bertugas
untuk mengisi membuat rekam medik tersebut, harus jujur dan benar mengisi
data pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, frekuensi konsultasi,
pembiayaan dan sebagainya, agar tidak menimbulkan kerugian baik kepada
pihak rumah sakit (sebagai penyelenggara) maupun kepada pasien/
keluarganya/ masyarakat (sebagai konsumen).
3. Penyimpanan data
Karena data pasien/ rekam medik tersebut merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi banyak pihak, maka data pasien/ rekam medik tersebut harus
disimpan di tempat yang aman dan baik, agar tidak disalahgunakan oleh pihak
tertentu (pihak rumah sakit/ dokter/ perawat/ maupun pihak pasien dan
keluarganya) maupun pihak lainnya. Untuk itu dibuat Standar Prosedur
Operasional (SPO) cara pengisian, penyimpanan dan pengambilan data pasien/
rekam medik tersebut.
4. Perilaku Tenaga Medik Rumah Sakit:
Sesuai dengan keahliannya, maka seorang dokter merupakan petugas rumah
sakit yang paling besar andilnya dalam mengisi data/ rekam medik, baik bagi
pasien yang sedang dirawat maupun bagi pasien yang sedang berkonsultasi.
Oleh sebab itu maka dokter dalam mengisi rekam medis harus benar-benar
berpegang teguh pada hal-hal yang diketahuinya, sesuai dengan ilmu
pengetahuan yang didapatnya, jujur dan selalu berpegang teguh pada sumpah
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
B. Etik Tentang Hak Dan Kewajiban Dokter Di RSU William Booth Semarang
1. KEWAJIBAN UMUM SEORANG DOKTER RSU WILLIAM BOOTH SEMARANG
a. Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
Sumpah Dokter.
b. Harus senantiasa melaksanakan tugas profesinya menurut ukuran yang
tertinggi (sesuai dengan standart profesi medik).
c. Dalam melakukan pekerjaan kedokteran, tidak boleh dipengaruhi oleh
pertimbangan keuntungan pribadi.
d. Dalam melakukan pekerjaan, harus mengutamakan kepentingan pasien,
keluarga dan masyarakat serta memperhatikan semua aspek pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan holistik (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif).
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
sehingga kerja sama yang baik tidak mungkin dapat diteruskan lagi. Kecuali
untuk pasien gawat darurat.
e. Dokter berhak atas privacy, beristirahat, mengambil cuti sesuai peraturan
yang berlaku.
f. Dokter berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien
dengan ucapan atau tindakan yang melecehkan atau memalukan.
g. Dokter berhak diperlakukan adil dan jujur dan berhak mendapat informasi
atau pemberitahuan pertama dalam menghadapi pasien yang tidak puas
atas pelayanannya.
h. Dokter berhak mendapatkan informasi lengkap sehubungan dengan
penyakit pasien yang dirawatnya, baik dari pasien sendiri atau dari
keluarganya.
i. Dokter berhak mendapatkan imbalan atas jasa profesi yang diberikannya
berdasarkan perjanjian dengan pasien dan atau ketentuan/ peraturan yang
berlaku di RS Panti Rahayu.
j. Dokter berhak menolak memberikan keterangan tentang pasien
dipengadilan (sesuai pasal 170 ayat 1 KUHP).
C. Hak, Kewajiban Dan Tanggung Jawab Perawat Di RSU William Booth Semarang
1. HAK - HAK PERAWAT:
a. Mendapat perlindungan hukum.
b. Bekerja menurut standar profesi.
c. Menolak permintaan atau desakan pasien maupun keluarga untuk
melaksanakan tindakan yang bertentangan dengan standar profesi
maupun hukum yang berlaku.
d. Berhak atas privacy.
e. Mendapat informasi lengkap dari pasien yang dirawat untuk
kepentingan perawatannya.
f. Mendapat perlakuan yang adil dan jujur.
g. Mendapat imbalan jasa atas profesi yang diberikan, sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
2. KEWAJIBAN PERAWAT
a. Mematuhi undang-undang dan peraturan rumah sakit sesuai dengan
kepegawaiannya.
b. Mematuhi kode etik keperawatan yang berlaku.
c. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi
mencakup kebutuhan biopsiko sosio religius.
d. Memberikan informasi kepada pasien atas tindakan yang akan
dilakukan.
e. Memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarganya.
f. Melindungi privacy pasien
g. Merahasiakan rahasia jabatan.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
2. Kewajiban Bidan
1) Menghormati hak pasien
2) Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan
pelayanan yang dibutuhkan
3) Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani
dengan tepat waktu
4) Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
5) Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan
6) Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya yang
diberikan secara sistematis
7) Mematuhi standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional
8) Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik
kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
F. Kode Etik Dan Peraturan Profesi Rekam Medik Di RSU William Booth Semarang
1. KEWAJIBAN UMUM:
a. Didalam melaksanakan tugas profesi, tiap pelaksana rekam medik harus
selalu bertindak demi kehormatan profesi dan organisasi.
b. Setiap pelaksana rekam medis harus selalu menjalankan tugas
berdasarkan ukuran profesi yang tertinggi.
c. Setiap pelaksana rekam medik lebih mengutamakan pelayanan daripada
keuntungan pribadi dan selalu berusaha memberikan pelayanan sesuai
dengan kebutuhan kesehatan yang bermutu bagi pasien.
d. Setiap pelaksana rekam medik selalu menyimpan dan menjaga berkas
rekam medik serta informasi yang terkandung didalamnya sesuai
ketentuan prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku.
e. Setiap pelaksana rekam medik selalu menjunjung tinggi kerahasiaan
pasien dalam memberikan informasi.
f. Setiap pelaksana rekam medik selalu melaksanakan tugas yang
dipercayakan pimpinan kepadanya dengan penuh tanggung jawab, teliti
dan akurat.
g. Berusaha untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
profesional melalui upaya peningkatan diri secara berkelanjutan dan
melalui penerapan ilmu dan teknologi mutakhir rekam medik.
h. Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etik:
1)Menerima ajakan kerja sama seseorang untuk melakukan pekerjaan
yang menyimpang dari ketetapan/ peraturan yang berlaku.
2)Menyebarluaskan informasi yang terkandung dalam laporan rekam
medik yang dapat merusak citra profesi rekam medik, profesi lain
dan institusi.
3)Menerima imbalan jasa yang melebihi ketentuan yang berlaku.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
G. Etik Tentang Hak Dan Kewajiban Pasien Di RSU William Booth Semarang
1. HAK PASIEN:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
b. Pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
c. Memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran/ kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.
d. Memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi
keperawatan.
e. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
f. Dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
g. Meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit
(second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter
yang merawat.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
f. Pasien Rawat Inap boleh ditunggu oleh pihak keluarga dengan jumlah yang
dibatasi
g. Penderita/ keluarga/ pengunjung ikut menjaga kebersihan, ketenangan dan
tidak merokok.
h. Keluarga dan pengunjung diperkenankan berkunjung pada jam yang
ditentukan.
i. Keluarga dan pengunjung disarankan tidak mencuci dan menjemur di
lingkungan RSU William Booth Semarang
j. Pasien/ keluarga/ pengunjung mentaati segala peraturan dan ketentuan
yang berlaku di RSU William Booth Semarang
H. Etik Rumah Sakit Yang Berhubungan Dengan Etika Kristen Di RSU William Booth
Semarang
RSU William Booth Semarang sebagai rumah sakit Kristen, maka ajaran, pendidikan
dan iman Kristen harus menjadi dasar dalam mengambil keputusan dan melakukan
suatu tindakan. Oleh sebab itu, setiap karyawan yang bekerja di RSU William Booth,
Semarang, baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak harus menyadari dan
tidak melakukan tindakan/ perbuatan yang melanggar Etika Kristen, khususnya
dalam pelayanan terhadap pasien.
Seluruh karyawan RSU William Booth Semarang perlu memperhatikan beberapa
ketentuan Etik Kristen, mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Abortus: tidak diperkenankan untuk melakukan Abortus Provocatus Criminalis,
kecuali untuk menyelamatkan jiwa si ibu (abortus provocatus medicinalis).
2. Eutanasia: tidak diperbolehkan dengan alasan apapun.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
3. EUTANASIA:
a. Eutanasia berasal dari bahasa Yunani, yang berarti kematian yang harus
diakhiri, yang sekarang banyak diartikan sebagai pengakhiran kehidupan
karena kasihan atas penderitaannya.
b. Ada 2 macam Eutanasia, yaitu:
1) Eutanasia Aktif: mempercepat kematian melalui tindakan medis yang
direncanakan. Eutanasia ini merupakan tindakan yang dapat dihukum,
karena melanggar KUHP pasal 304, 344, dan 345.
2) Eutanasia pasif: Penghentian segala upaya dan pengobatan yang tidak
berguna lagi, baik atas permintaan maupun tidak. Hal ini dapat dikenai
sangsi sesuai Fatwa IDI dengan memakai Triase Gawat Darurat (Critical
Care Triage) yang dikeluarkan oleh IDI.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
16. Jika kesalahan ada dipihak karyawan RSU William Booth, Semarang maka
Direktur akan memberikan sanksi kepada mereka sesuai dengan Peraturan.
Direktur juga memberitahukan sanksi tersebut kepada pihak pelapor/ pengadu.
17. Jika pihak pelapor/ pengadu sudah puas dan menerima keputusan Direktur,
maka persoalan dianggap selesai.
18. Jika pihak pelapor/ pengadu walaupun sudah dilakukan musyawarah masih tidak
puas dengan keputusan Direktur RSU William Booth Semarang, maka masalah
ini oleh Direktur diteruskan ke Pengurus Ikatan Profesi yang bersangkutan, dan
jika perlu melaporkan masalah ini kepada Pengurus YPKBK
19. Jika ternyata dengan prosedur musyawarah kekeluargaan masalah belum
terselesaikan, maka sebagai langkah terakhir diselesaikan dengan menempuh
jalur hukum/ pengadilan.
K. Etik Tentang Penelitian (Riset) Dan Praktek Kerja Di RSU William Booth Semarang
1. RSU William Booth Semarang selain berfungsi untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien dan masyarakat juga menjadi tempat
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
2. RSU William Booth Semarang dapat menjadi tempat penelitian dan praktek
kerja bagi pihak lain yang memerlukan misalnya mahasiswa yang ingin penelitian
(riset) dan praktek kerja di RSU William Booth Semarang
3. Penelitian (Riset) dan praktek kerja yang bisa diterima dilakukan di RSU William
Booth Semarang harus memenuhi persyaratan:
a. Ada surat permohonan dari pemohon riset atau praktek kerja atau
institusinya yang menugaskan riset.
b. Untuk permohonan riset harus disertai dengan proposal penelitian/ riset.
c. Ada permintaan resmi atau surat keterangan dari institusi tempat
mahasiswa belajar atau tempat pemohon berasal.
d. Riset dan praktek belajar tidak melanggar norma agama, etik dan hukum.
e. Riset dan praktek kerja tidak mengganggu proses pelayanan di RSU
William Booth, Semarang yang berakibat merugikan pasien.
f. Riset dan praktek kerja tidak boleh memperlakukan pasien sebagai bahan/
obyek percobaan.
4. Peserta riset atau praktek kerja harus mematuhi segala ketentuan peraturan
RSU William Booth Semarang dan peraturan perundangan lainnya yang berlaku.
5. Jika terjadi pelaggaran norma Agama, etik atau hukum, maka peserta riset atau
praktek kerja dan institusi asalnya harus ikut bertanggungjawab menyelesaikan
masalah tersebut termasuk menanggung kerugian yang ditimbulkan.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
Memang diakui, bahwa pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar
atau salah dan dapat menimbulkan stress pada tenaga kesehatan, khususnya dokter
dan perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, sementara banyak rintangan
untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai dokter/ perawat,
klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam
mengambil keputusan.
Dalam menghadapi dilema etik, maka RSU William Booth Semarang dapat
mengambil salah satu metode yang dianggap sesuai atau pas dengan situasi dan
kondisinya, yang seminimal mungkin menimbulkan dampak yang tidak baik.
Beberapa pendapat para ahli atau pakar dapat dipakai sebagai referensi.
Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang
memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan
sebanding. Dari beberapa sumber, kerangka pemecahan dilema etik banyak
diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses
pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain:
1. Model Pemecahan masalah (Megan, 1989)
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
Dalam hal terjadi kebuntuan dalam memutuskan masalah etik, maka direktur
dapat mengambil keputusan. Direktur dapat melakukan konsultasi kepada ahli
etika dan para Rohaniwan.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
3. Pasien wajib membayar semua biaya yang diperlukan untuk perawatan dan
pengobatan di RSU William Booth Semarang
4. Pasien dan keluarganya bisa mengadukan ke pihak RSU William Booth,
Semarang jika mengalami ketidaknyamanan atau ketidakpuasan terkait
pembayaran biaya perawatan dan pengobatannya di RSU William Booth
Semarang
5. Pengaduan pasien/ keluarga terkait pembayaran dapat melalui: Kasir, perawat,
dokter, manajemen dan petugas lain di RSU William Booth Semarang
6. Pengaduan bisa berupa surat, sms, telpon, lisan, email atau cara lain yang wajar.
7. Pengaduan yang jelas sumbernya dan dapat dipertangungjawabkan akan
ditindaklanjuti manajemen dan hasilnya akan disampaikan kepada pelapor.
8. Pengaduan lewat surat kaleng atau cara lain yang tidak jelas sumbernya dapat
menjadi bahan masukan bagi manajemen namun tidak harus ditindaklajuti.
9. Jika karyawan dinyatakan bersalah dalam masalah pembayaran, maka karyawan
dikenai sangsi sesuai peraturan yang berlaku, dan hal tersebut disampaikan
kepada pengadu/ pelapor.
10. Jika pasien/ keluarganya dirugikan atas biaya pembayaran maka RSU William
Booth Semarang mengembalikan senilai kerugian tersebut kepada pasien/
keluarga.
11. Jika pelapor bisa menerima penjelasan dan penggantian kerugian (jika ada),
maka permasalahan dianggap selesai.
12. Penyelesaian permasalahan pembayaran semaksimal mungkin diupayakan
dengan jalan musyawarah mufakat dan tidak merugikan kedua belah pihak.
13. Jika ternyata pasien/ keluarga yang salah maka RSU William Booth Semarang
akan memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya kepada Pasien/ keluarga.
14. Jika musyawarah mufakat tidak tercapai dan pasien/ keluarga bersikeras
menyelesaikan lewat jalur hukum, maka penyelesaiannya dilaksanakan di
Pengadilan Negeri Semarang.
15. Jika pasien tidak mampu membayar karena dari keluarga tidak mampu maka
RSU William Booth Semarang bisa memberikan keringanan sesuai dengan
peraturan yang berlaku
16. Direktur berwenang memberikan keringanan biaya pasien yang meminta
keringanan biaya, berdasarkan pertimbangan tertentu.
N. Logistik
Kebutuhan logistik Komite Etik RSU William Booth Semarang adalah sebagai berikut:
Buku referensi, alat tulis (kertas, ballpoint, pensil, penghapus, spidol dan tinta
printer.
a. Perencanaan dilakukan oleh Sekretaris Komite Etik Rumah Sakit, dengan
cara menghitung perkiraan kebutuhan barang logistik tersebut untuk 1 bulan
kedepan. Rencana kebutuhan barang logistik Komite Etik dan Hukum
tersebut harus ditandatangani oleh Ketua Komite Etik Rumah Sakit.
b. Permintaan/ Penyediaan
Rencana kebutuhan barang logistik yang sudah ditandatangi oleh Ketua Komite
Etik Rumah Sakit, selanjutnya diserahkan ke Unit Logistik RSU William Booth
Semarang. Unit Logistik mengadakan dan menyerahkan barang logistik tersebut
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
ke Komite Etik Rumah Sakit dan diterima oleh Sekretaris Komite Etik Rumah
Sakit.
c. Penyimpanan
Barang Logistik yang sudah diterima dari Unit Logistik selanjutnya dipergunakan
untuk kegiatan operasional, dan sisanya disimpan untuk keperluan 1 (satu)
bulan. Penyimpanan dilakukan dengan cara dimasukkan dalam almari dokumen.
d. Pengendalian barang logistik
Sekretaris Komite Etik Rumah Sakit wajib mengupayakan pengendalian
pemakaian barang logistik Komite Etik Rumah Sakit, diupayakan hemat dan
tidak terjadi pemborosan.
2. Keselamatan dan keamanan dibidang Tim Etik dan Hukum di RSU William
Booth Semarang dilakukan dengan cara:
a. Ketepatan identifikasi pasien
Identitas pasien yang mengalami masalah etik dan atau hukum ditetapkan
menggunakan Identitas, yaitu nama dan tanggal lahir. Jika tanggal lahir tidak
diketahui maka alternatifnya menggunakan Nama dan nomor RM atau
alamat atau nomor NIK.
b. Peningkatan Komunikasi efektif
Komite etik Rumah Sakit dalam menangani maslah etik maupun hukum
yang melibatkan tenaga kesehatan harus terampil menggali informasi dari
tenaga kesehatan yang terlibat. Gunakan teknik komunikasi yang baik dan
jelas. Hindari terjadinya salah maupun deviasi informasi sedikitpun, karena
hal ini akan mempengaruhi rekomendasi yang akan dikeluarkan.
c. Rahasiakan identitas pasien
Jika ada kasus atau masalah etika maupun hukum yang mengenai pasien,
maka seluruh anggota Komite Etik Rumah Sakit wajib menjaga rahasia
identitas pasien tersebut. Identitas pasien bisa diungkap saat dilakukan
rapat membahas kasus tersebut, tetapi jika diluar rapat apalagi di tempat
pelayanan dilarang membicarakan kasus tersebut dengan menunjukkan
Identitas pasien dan atau keluarganya. Apabila sampai di pengadilan dan
pengadilan mengharuskan membuka identitas pasien dan atau keluarga
maka barulah Komite Etik Rumah Sakit diperkenankan menyebutkan
identitas pasien dan keluarga atas nama perintah pengadilan.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
3. Tenaga non klinis lainnya wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
berkaitan dengan tugas pekerjaannya.
4. Tenaga non klinis lainnya wajib membuat pencatatan dan pelaporan atas
pelaksanaan tugas pekerjaannya.
5. Tenaga non klinis lainnya wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan
dan mengikuti perkembangan ilmu yang terkait dengan tugas pekerjaannya.
6. Tenaga non klinis lainnya wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja secara
tertulis dengan pihak Rumah Sakit.
7. Tenaga non klinis lainnya wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau
dalam perjanjian yang telah dibuatnya.
8. Tenaga non klinis lainnya wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang
terkait secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Q. Hubungan Rumah Sakit Umum William Booth Semarang dengan Lembaga Terkait
1. Rumah Sakit harus memelihara hubungan yang baik dengan pemilik berdasarkan
nilai-nilai dan etika yang berlaku di masyarakat Indonesia.
2. Rumah Sakit harus memelihara hubungan yang baik antar Rumah sakit dan
menghindarkan persaingan yang tidak sehat.
3. Rumah Sakit harus menggalang kerjasama yang baik dengan instansi atau badan
lain yang bergerak di bidang kesehatan.
4. Rumah Sakit harus berusaha membantu kegiatan pendidikan tenaga kesehatan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
4. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus bebas dari pernyataan,
ilustrasi atau implikasi yang menghina cita rasa yang baik atau kesopanan
masyarakat.
T. Tata Cara Penanganan Pelanggaran Etik dan Hukum di Rumah Sakit Umum William
Booth Semarang
1. Pengaduan pelanggaran etik dan hukum di Rumah Sakit Umum William Booth
Semarang dapat berasal dari :
a. Interna l : Unit Kerja Fungsional, Unit Kerja Struktural.
b. Eksternal : Kotak saran, Perorangan/ Pasien, atau lewat polisi, Kejaksaan,
LBH, media sosial ataupun instansi lain (melalui Unit Humas dan Unit TI)
2. Penanganan Pelanggaran Etik :
a. Pengajuan ditujukan langsung kepada Direktur Rumah Sakit.
b. Direktur Rumah Sakit meneruskan masalah tersebut kepada Komite Etik
Rumah Sakit Umum William Booth Semarang
c. Komite Etik Rumah Sakit Umum William Booth Semarang melakukan
penyelidikan terhadap masalah tersebut dengan mengumpulkan informasi
dengan penelitian rekam medis, mengubungi unit kerja ataupun memanggil
personal yang berhubungan dengan masalah.
d. Apabila pelanggaran ini merupakan pelanggaran murni kode etik profesi
maka Komite Etik Rumah Sakit Umum William Booth Semarang dapat
mengkonsultasikan kepada Ikatan Profesi yang bersangkutan.
e. Data dan informasi dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan adalah
merupakan bahan yang akan dibahas dalam sidang Komite Etik Rumah
Sakit Umum William Booth Semarang.
f. Hasil sidang Komite Etik Rumah Sakit berupa saran, masukan dan
rekomendasi diserahkan kepada Direktur sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah Etik dan Hukum yang
ada.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
3. Alur Penyelesaian Pengaduan Pelangaran Etika dan Hukum Rumah Sakit Umum
William Booth Semarang
KOMITE ETIK
REKAP HASIL MONITORING & PELAPORAN
DIREKTUR
c. KEPUTUSAN DIREKTUR
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
BAB V
DOKUMENTASI
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20
Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang
Nomor : 024/RSUWB/PAN/DIR/I/2020
Tentang : Panduan Komite Etik RSU William Booth Semarang
BAB VI
PENUTUP
Panduan Komite Etik Rumah Sakit ini merupakan dokumen yang dinamis mengikuti
perkembangan etik rumah sakit. Minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tga) tahun Panduan
Komite Etik Rumah Sakit ini perlu ditinjau ulang, diperbarui dan kalau perlu direvisi.
Dengan diterbitkannya Panduan Kerja Komite Etik Rumah Sakit ini, diharapkan dapat
mendukung penerapan etik dan ketaatan hukum di rumah sakit dalam melaksanakan
pelayanan yang berfokus pada pelanggan.
Sejalan dengan perkembangan pelayanan Komite Etik Rumah Sakit di berbagai daerah,
baik swasta maupun pemerintah, tentunya Komite Etik RSU William Booth Semarang
terus memperbaiki dan mengembangkan Panduan ini sesuai dengan kebutuhan
perkembangan perumahsakitan.
PAN.RSUWB.ETIKRS.01.R.00.T.03.03.20