KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Sanjaya (2007, hlm. 14) mengemukakan bahwa :
11
12
1) Pedoman
Dengan adanya model mengajar dapat berfungsi sebagai pedoman yang
dapat menjelaskan apa yang harus dilakukan guru. Dengan memiliki
rencana pengajar yang bersifat komprehensif guru diharapkan dapat
membantu siswa mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dengan demikian
maka mengajar menjadi sesuatu yang ilmiah, terencana dan merupakan
kegiatan-kegiatan yang bertujuan.
2) Pengembangan kurikulum
Model mengajar dapat membantu dalam pengembangan kurikulum untuk
satuan dan kelas yang berbeda dalam pendidikan.
3) Menetapkan bahan-bahan pengajaran
Model mengajar menetapkan secara rinci bentuk-bentuk bahan
pengajaran yang berbeda yang akan digunakan guru dalam membantu
perubahan yang baik dari kepribadian siswa.
4) Membantu perbaikan dalam mengajar
Model mengajar dapat membantu proses belajar mengajar dan
meningkatkan keefektifan mengajar.
Bagi guru, fungsi-fungsi model mengajar yang telah diuraikan diatas akan
digunakan oleh guru dalam mengembangkan model-model pembelajaran
yang ia anggap sesuai tujuan, bahan dan sarana mendukung dalam
melaksanakan tugas-tugas mengajar.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi model
pembelajaran merupakan pedoman bagi guru dan siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, membantu mengembangkan kurikulum, membantu
perubahan yang baik dari kepribadian siswa dan membantu dalam perbaikan
mengajar.
Andaikan guru baru saja menyelesaikan suatu pengkajian singkat, atau siswa
telah membaca suatu tugas atau situasi teka-teki telah ditemukan. Guru
menginginkan siswa memikirkan secara lebih mendalam tentang apa yang telah
dijelaskan atau didalami. Guru akan membiarkan dan memberi kesempatan
kepada anak didik untuk mencari dan menemukan sendiri informasi. Untuk
menggairahkan anak didik dalam menerima pelajaran dari guru, anak didik
diupayakan untuk belajar sambil bekerja dan belajar bersama dalam kelompok.
Anak didik yang bergairah belajar seorang diri akan semakin bergairah bila
dilibatkan dalam kerja kelompok. Tugas yang berat dikerjakan seorang diri akan
menjadi mudah bila dikerjakan bersama. Anak didik yang egois akan menyadari
pentingnya kehidupan bersama dalam hal tertentu dan akan terbiasa untuk
menghargai pendapat orang lain.
Lyman (dalam Lie, 2005, hlm. 215) mengemukakan bahwa “Think Pair
Share membantu siswa mengembangkan pemahaman konsep dan materi
pelajaran, mengembangkan kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai dari
suatu materi pelajaran”.
Pendapat Lyman diatas diperkuat oleh Forgati dan Robin (dalam Lie, 2005,
hlm. 166) yang menyatakan bahwa Think Pair Share memiliki beberapa
keuntungan sebagai berikut:
(1) Mudah dilaksanakan dalam kelas
(2) Memberi waktu kepada siswa untuk merefleksi isi materi pelajaran
(3) Memberi waktu kepada siswa untuk melatih mengeluarkan pendapat
sebelum dengan kelompok kecil atau kelas secara keseluruhan
(4) Meningkatkan kemampuan menyimpan jangka panjang dari isi materi
pelajaran
Pembelajaran Think Pair Share dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkan dengan ide-ide orang lain. Membantu siswa untuk respek pada
orang lain dan menyadari akan keterbatasan serta menerima segala perbedaan.
Siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahaman
sendiri dan menerima umpan balik. Interaksi yang terjadi selama pembelajaran
dapat meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berpikir sehingga
bermanfaat bagi proses pendidikan jangka panjang.
16
Nanang Hanafiah (2010, hlm. 24) menjelaskan bahwa aktivitas belajar dapat
memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik, berupa hal-hal berikut
ini:
1) Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai
wujud adanya motivasi internal untuk belajar sejati.
2) Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri,
yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang
integral.
3) Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.
4) Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang
demokratis di kalangan peserta didik.
5) Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh
kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan
terjadinya verbalisme.
6) Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik
sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan dan serasi dengan kehidupan
di masyarakat di sekitarnya.
“Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan siswa untuk belajar” (Rosalia, 2005, hlm. 2).
Jika seseorang telah belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan pada
salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut. Selanjutnya Sadirman (2003,
hlm. 22) menyatakan bahwa:
Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun
teori. Dalam proses interaksi ini terkandung dua maksud yaitu:
1) Proses Internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.
2) Proses ini dilakukan secara aktif dengan segenap pancaindera ikut
berperan.
Dari uraian tentang belajar diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa)
dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan disini
penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.
1 Annida Santi/ Pengaruh Model SMK ICB Penerapan Sama-sama meneliti Mata pelajaran yang
2015 Pembelajaran Cinta Wisata model tentang model diteliti berbeda dan
Kooperatif Tipe Bandung pembelajaran pembelajaran objek penelitiannya
Think Pair Share Think Pair Share kooperatif tipe Think berbeda.
(TPS) terhadap di SMK ICB Pair Share (TPS)
peningkatan Cinta Wisata terhadap aktivitas
aktivitas belajar Bandung di nilai belajar
siswa (Studi Kasus “Sangat Baik”.
Pada Mata Pelajaran
Kewirausahaan
Mengelola Konflik
Kelas X Di SMK
ICB Cinta Wisata
Bandung Semester
Genap Tahun Ajaran
2014-2015)
2 Nanik Choirul Penerapan metode SMK Model Sama-sama meneliti Perbedaannya
Zanah/ 2007 Think Pair Share Salahudin pembelajaran tentang metode peneliti terdahulu
(TPS) dalam Malang Think Pair Share Think Pair Share menggunakan 3
pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas variabel sedangkan
kooperatif untuk terhadap aktivitas belajar penulis
meningkatkan dan hasil belajar menggunakan 2
24
Dari ketiga referensi penelitian diatas, menunjukan adanya pengaruh model pembelajaran Think Pair Share. Sehingga penulis
mengambil judul relevan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap aktivitas belajar siswa SMA Negeri 1
Katapang tahun ajaran 2016/2017 (studi kasus pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPA 1 lintas minat).
25
C. Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 91) “kerangka berfikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting”.
Dalam penelitian ini variable yang akan dijelaskan adalah variable
independen (variable bebas) dan variable dependen (variable terikat).
Dari pemikiran di atas dapat digambarkan pola pemikiran dalam penelitian
sebagai berikut:
3. Jika siswa diposisikan sebagai pusat dalam proses pembelajaran maka siswa
akan menjadi aktif untuk berpikir tentang suatu persoalan dan mencari cara
penyelesaiannya dengan menggunakan kemampuan pengetahuannya.
2. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 96) mendefinisikan bahwa :
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.