Anda di halaman 1dari 3

Nama

NIM

Prodi :

REVIEW

BAB II

A. Pengertian Kode Etik Profesi Guru


Profesi Guru adalah kemampuan yang dimiliki seseorang berdasarkan latar belakang
pendidikan keguruan yang cukup dan memadai, memadai di sini diartikan bahwa,
seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya hendaknya benar-benar sudah terlatih
dari semenjak guru tersebut belum menjadi seorang guru. Yakni mereka yang saat ini
sedang mengambil studi keguruan dalam sekolah maupun perguruan tinggi dan yang
sejajarnya.
Jadi yang dinamakan kode etik Profesi keguruan adalah, aturan-aturan yang ditetapkan
oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan pendidikan yang baik dengan cara memilih
dan memilah perilaku atau tindakan yang harus dijalani oleh seorang guru dalam
pembelajarannya.
Hal di atas juga ditegaskan dalam Kode Etik Guru Indonesia menurut PGRI pada tahun
1973 yang menyebutkan, Pengertian Kode Etik Guru adalah Landasan Moral dan
Tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiannya dalam
bekerja menjadi guru Indonesia.

B. Tujuan Kode Etik Profesi Guru


Kode etik memiliki tujuan guna menyelamatkan kepentingan anggota dan organisasi
profesi itu sendiri. Adapun pembagian dari tujuan-tujuan tersebut dapat kita lihat dari
yang tersebutkan dibawah ini:
1. Menjunjung tinggi martaat profesi, khususnya profesi keguruan
2. Memelihara sekaligus mensejahterakan kesejahteraan para anggotanya
3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Meningkatkan mutu anggota profesi
5. Meningkatkan mutu Organisasi atau Instansi profesi yang bersangkutan.
C. Penetapan
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku mengikat
para anggotanya. Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatu kongres organisasi
profesi. Dengan demikian , penetapan kode etik tidak boleh dilakukan oleh orang secara
perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang-orang yang diutus untuk dan atas
nama anggota profesi dari organisasi tersebut. Kode etik suatu profesi hanya akan
mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi tersebut,
jika semua orang yang menjalankan profesi tersebut tergabung (menjadi anggota) dalam
organisasi profesi yang bersangkutan.

D. Sanksi Pelanggaran Kode Etik


Sering kita jumpai, bahwa ada kalanya negara mencampuri urusan profesi, sehingga hal-
hal yang semula hanya merupakan kode etik dari suatu profesi tertentu dapat meningkat
menjadi peraturan hukum atau undang-undang. Dengan demikian, maka aturan yang
semula sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku meningkat menjadi aturan
yang memberikan sanksi-sanksi yang sifatnya memaksa , baik berupa sanksi perdata
maupun pidana.

E. Kode Etik Guru Indonesia


Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-
norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam sistem yang utuh dan
bulat. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman
tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai
guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Dengan demikian, maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang
amat penting unutuk pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan.
Kode Etik Guru Indonesia ditetapkan di suatu kongres yang dihadiri oleh seluruh utusan
Cabang dan Pengurus Daerah PGRI dari seluruh penjuru tanah air, pertama dalam
Kongres XIII di Jakarta tahun 1973, dan kemudian disempurnakan dalam Kongres PGRI
XVI tahun 1989 juga di Jakarta. Adapun teksnya yang sudah disempurnakan tersebut
sebagai berikut:

>KODE ETIK GURU INDONESIA

Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa
Pancasila dan setia pada Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya
cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, Guru
Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai
berikut:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar-mengajar.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk
membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.

7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian

9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai