Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA

(Penjual Bensin Eceran)

Disusun oleh :

Kekompok 13

Nama : 1.M.Hafizh Wiranata 2004068

2.Firman Darma Satria 2004069

Kelas : TPB 3B

Dosen Pengajar : Ir.Muhar Danus,M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


BATUBARA
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
TAHUAN AJARAN 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami bisa menyelesaikan makalah k3 ini yang berjudul "Kondisi Tidak Aman disekitar penjual
bensin eceran dan cara mengatasiny."

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhar Danus selaku Doen mata kuliah
keselamatan dan Kesehatan kerja yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah k3
ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Makalah ini memberikan informasi tentang kondisi tidak aman saat membeli bensin eceran .
Bagi orang-orang yang sering mengisi bensin eceran,bahaya dalam mengisi bensin eceran ini
sangat banyak dan sangat dibutuhkan infomasi yang tepat untuk menangani hal ini agar tidak
terjadi kecelakaan.

Kami menyadari ada kekurangan pada makalah k3 ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan karya penulis. Kami juga berharap semoga makalah k3 ini mampu
memberikan pengetahuan tentang bahayanya mengisi bensin eceran.

Palembang,06 januari 2022

M.hafizh wiranata dan firman darma s


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kamus besar bahasa indonesia prospek adalah peluang atau harapan, pandangan
(kedepan).Prospek merupakan kondisi yang akan dihadapi oleh perusahaan dimasa yang akan
datang. Indikator pengukur peluang usaha adalah dengan melakukan analisis kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman Cara mengukur peluang usaha adalah dengan melakukan
analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Peluang itu mengandung keselarasan,
keserasian, dan keharmonisan antara siapa aku (SDM), bisnis apa yang akan dimasuki, pasarnya
bagaimana,kondisi, situasi, dan perilaku pasarnya.Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan
tenaga dan fikiran untuk mencapai suatu maksud, atau mencari keuntungan, berusaha dan
bekerja dengan giat untuk mencapai sesuatu.Secara umum usaha diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakuakan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau
rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola
sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien. Dalam usaha terdapat dua kegiatan yaitu
produksi dan pemasaran. Produksi merupakan hasil usaha manusia yang menciptakan barang
yang tidaka ada menjadi ada, atau disebut juga dengan mengadakan perubahan bentuk atau
mengembangkan bahan-bahan alam sehingga akhirnya memiliki sifat yang dapat memenuhi
kebutuhan hidup manusia.

Menurut defenisis lain, produksi merupakan setiap usaha manusia untuk menciptakan atau
menambah guna suatu barang. Adapun pemasaran adalah usaha untuk menciptakan dan menjual
produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran berusaha menciptakan dan
mempertukarkan produk baik barang maupun jasa kepada konsumen dipasar. Penciptaan produk
tersebut didasarkan dan keinginan pasar.Dalam sistem ekonomi Islam, kata “Produksi”
merupakan salah satu kata kunci terpenting, karena dari konsep dan gagasan produksi
ditekankan bahwa tujuan utama yang ingin dicapai kegiatan ekonomi yang diteorisasikan sistem
ekonomi Islam adalah untuk kemaslahatan individu dan kemaslahatan masyarakat secara
berimbang. Pada prinsipnya islam juga lebih menekankan berproduksi demi untuk memenuhi
kebutuhan orang banyak, sehingga memiliki daya beli yang lebih baik. Apalah artinya produk
yang menggunung jika hanya didistribusikan untuk segelintir orang yang memiliki uang banyak.
Sebagai modal dasar berproduksi, Allah telah menyediakan bumi beserta isinya bagi manusia
untuk diolah bagi kemaslahatan bersama seluruh umat manusia

Umumnya penjual bensin eceran mengemas dagangannya dengan derijen kecil, botol bekas
ukuran 1 liter dan derijen plastik ukuran 2 liter. Penjual bensin eceran ini hanya melayani
pengendara bermotor, mereka tidak pernah melayani pengisian bensin untuk kendaraan roda
empat (mobil). Penulis memilih Desa Tanjung yang terletak di Kecamatan Koto Kampar Hulu
Kabupaten Kampar ini sebagai lokasi penelitian mengingat usaha ini sudah mulai berkembang di
Desa tersebut dan Desa Tanjung merupakan salah satu desa yang jumlah penduduk dengan mata
pencarian pedagang menempati peringkat kedua setelah petani.10 Dari jumlah pedagang yang
ada penulis memilih 22 orang sebagai responden untuk penelitian ini, karena mereka merupakan
pemilik usaha Pertamini.Banyaknya permintaan akan bensin mengakibatkan terjadinya
penimbunan. Salah seorang pedagang pengatakan kepada penulis “dengan kondisi seperti ini kita
sebagai pedagang harus pandai-pandai menyimpan bensin”, sebelum harga bensin naik dari Rp.
8000; menjadi Rp. 10.000;, pedagang mengaku telah siap siaga, dengan cara bensin yang mereka
beli saat harga Rp. 8000; mereka simpan dan mereka jual pada saat harganya Rp. 10.000; dan
setelah bensin simpanan mereka habis, mereka akan membeli bensin kembali kepada Agen
dengan harga pasaran. Penulis juga melakukan wawancara dengan salah seorang pembeli bensin
di pertamini Desa Tanjung dia mengaku terdapat perbedaan saat ia mengisi bensin di pertamini
dan di SPBU.

Perbedaannya terlihat dari literan. Tabung literan itupun tidak mendapat pengawasan dari
pemerintah. Yang kedua adalah masalah cara pedagang dalam menjual bensin di pertamini ini,
design depot pertamini yang menggunakan selang untuk mentransfer bensin dari tabung
pertamini ke tank pengisian bensin motor, membuat para pembeli khawatir jika pada saat
pengisian bensin, masih ada bensin yang tersisa di selang tersebut. Belum lagi di pertamini ini
pembeli juga bisa membeli bensin dibawah 1 liter, atau kurang dari 2 liter, misalnya Rp.5000;
Rp.7000; sama dengan cara di SPBU, sedangkan depot pertamini ini tidak dilengkapi dengan
tombol digital. Mungkinkah pedagang bisa meyakinkan pembeli dan menakar dengan pas bensin
dengan sistem penjualan seperti itu? Dan mungkinkah biaya yang akan di investasikan ini dapat
ditutupi oleh penghasilan penjualan?

BAB 2

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Topik diatas maka kami dapat menentukan Rumusan masalah pada makalah k3

1.Kecelakaan kerja di Tempat penjual bensin eceran?


2.Pencemaran lingkungan yang ada di lokasi tempat penjual bensin eceran?

BAB 3

PEMBAHASAN

A. Bahan Bakar Minyak Dalam bahasa Inggris minyak bumi disebut “Petroleum”, yang
berasal dari bahasa Latin ”Petrus” yang berarti karang serta “Oleum” yang berarti
minyak. Di dunia Internasional minyak bumi di juluki sebagai emas hitam hal ini
disebabkan minyak bumi sangatlah berharga dan banyak yang membutuhkannya. Unsusr
yang terkandung didalam minyak bumi sangatlah kompleks dari berbagai hidrokarbon.
Minyak bumi berasal dari sisa pelapukan organisme makhluk hidup dan sering kali
disebut sebagai bahan bakar fosil. Minyak bumi berasal dari tumbuhan, jasad renik dan
hewan yang mati. Sisa organisme itu mengendap di perut bumi yang kemudian tertutup
lumpur. Lumpur tersebut mengalami proses perubahan menjadi batuan sedimen karena
adanya tekanan dari lapisan di atasnya. Bahan bakar adalah segala sesuatu yang dapat
diubah menjadi energi.Bahan bakar memiliki kandungan zat/energi bersifat panas dan
dapat dilepaskan serta dimanipulasi. Undang-undang No. 22 Tahun 2001 Pasal 1 angka
11 menyebutkan Bahan Bakar Minyak adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah
dari Minyak Bumi. Menurut wujudnya bahan bakar dibedakan kedalam tiga bentuk.
B. Pelaku Usaha/ Pedagang Eceran Pelaku usaha adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan usaha perekonomian. Pada Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan; “pelaku usaha adalah setiap orang
perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan
hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersamasama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.”24 Undang-Undang
No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen juga memberikan pengertian
mengenai pelaku usaha sama denga produsen yang dikenal di Belanda, karena produsen
dapat berupa perorangan atau sebuah badan hukum. Tetapi pengertian tentang pelaku
usaha tersebut tidak mencakup pelaku usaha yang berkedudukan diluar negeri, karena
Undang-Undang No. 8 Tahun 199 tentang Perlindungan Konsumen memberikan batasan
orang perseorangan atau badan usaha yang berbentuk badan hukum dan bukan badan
hukum yang hanya berkedudukan dan berdiri di wilayah Negara Republik Indonesia.
Pelaku usaha yang dimaksud dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen, yaitu
sebagai berikut: a. Badan usaha yang berbadan hukum; b. Badan usaha yang tidak
berbadan hukum.

C. Praktek Penjualan Bensin Eceran


Praktek perdagangan di Jalan banten,plaju merupakan hal yang sudah biasa terjadi dalam
masyarakat karena sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pedagang, salah
satunya adalah pedagang bensin eceran yang menjual bensin eceran. Pelaksanaan jual
beli tersebut dilakukan antara penjual dan pembeli yang secara tidak langsung telah
terjadi kesepakatan anatara kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli saat terjadinya
transaksi jual beli. Pelaksanaan jual beli bensin eceran biasanya dalam bentuk eceran
yang dimasukkan dalam sebuah botol ukuran liter yang akan dijual kepada pembeli oleh
penjual yang sebelumnya ia beli dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Padahal di SPBU sendiri tidak melayani pembelian bensin dalam bentuk derigen, penjual
bensin eceran membeli bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan
cara menggunakan sepeda motor yang biasanya dilakukan di SPBU setiap hari.
Sesampainya dirumah bensin dipindahkan ke dalam botol menggunakan selang. Akan
tetapi, dalam mengisikannya ke dalam botol penjual tidak menggunakan takaran ukuran
satu liter tetapi dengan menggunakan selang yang takarannya memakai perkiraan.4 “Saya
membeli bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan menggunakan
sepeda motor karena di SPBU tidak diperbolehkan pembelian bensin dengan
menggunakan dirigen. Biasanya pembelian di SPBU hampir dilakukan setiap hari. Harga
beli bensin dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) adalah Rp 4.500,00 per
liternya, kemudian dijual dengan harga Rp 5.000,00 per litenya. Kalau dijual dengan
harga Rp 5.000,00 per litenya keuntungan yang diperoleh sangat sedikit karena bensin itu
menguap secara tidak langsung takarannya berkurang.5 Pelaksanaan jual beli bensin
eceran dapat dijelaskan mengenai proses jual beli bensin eceran antara kedua belah pihak
yaitu penjual dan pembeli, obyek atau barang dan ijab qabul. a. Proses Jual Beli Bensin
Eceran Proses jual beli bensin eceran yang dilakukan antara penjual adalah orang yang
menjual bensin eceran (pedagang) dengan pembeli adalah orang yang membeli bensin
eceran (konsumen). Seorang pembeli yang ingin membeli bensin karena kehabisan
bensin ditengah perjalanan untuk sampai ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) jaraknya cukup jauh dan akhirnya pembeli membeli bensin eceran kepada
penjual bensin eceran, maka terjadilah transaksi jual beli antara penjual dan pembeli.
Dalam transaksi jual beli bensin eceran biasanya pembeli menggunakan ucapan atau bisa
juga dengan menggunakan isyarat. Misalnya dengan menggunakan isyarat yaitu dengan
menunjukkan salah satu jari sesuai dengan jumlah yang akan dibeli. Misal, membeli
bensin eceran pembeli membutuhkan satu liter bensin maka pembeli menunjukkan satu
jari kepada penjual, jika pembeli membeli dua liter maka dengan menggunakan dua jari
dan begitu seterusnya. Tempat yang digunakan untuk menaruh bensin adalah dengan
menggunakan botol satu liter.

Gambar 1
Pada saat terjadi transaksi jual beli antara penjual dan pembeli yang mana pembeli
membutuhkan bensin untuk berkendara dan penjual menerima uang pembayaran dari
pembeli, kemudian penjual mengambil bensin eceran dan mengisikannya ke dalam tangki
motor milik pembeli. Agar tidak tumpah biasanya penjual menggunakan alat bantu
corong untuk mempermudah pengisian bensin ke dalam tangki motor. Selanjutnya
pembeli memberikan uang kepada penjual dan penjual menerima uang tersebut, maka
transaksi jual beli tersebut telah terselesaikan. b. Obyek Jual Beli Bensin Eceran Barang
yang menjadi obyek jual beli bensin eceran adalah bensin jenis premium. Beberapa faktor
pengurangan takaran terhadap praktek jual beli bensin eceran ini adalah pertama, karena
di SPBU tidak melayani pembelian bensin menggunakan derigen, tetapi penjual
mendapatkan bensin dengan cara menggunakan motor dan untuk ke Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) sendiri juga membutuhkan bensin. Kedua yaitu karena
banyaknya persaingan, sesama pedagang bensin eceran yang sama-sama menjual bensin.
Ketiga yaitu bila takaran di isi penuh keuntungan yang diperoleh pedagang bensin eceran
sangat sedikit.

Gambar 2
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

1.Kesimpulan

1.Kesimpulan pada hubungan antara lama usaha dengan kepemilikan tanda legalitas
usaha adalah ketidakpunyaan kartu pengecer paling banyak ditemukan pada para penjual
bensin eceran dengan lama usaha 2 sampai 10 tahun atau masuk dalam kategori cukup
lama yaitu sebanyak 6 responden dari total 7 responden yang tidak memiliki kartu
pengecer.

2.Penjual bensin botolan memilih untuk tidak melakukan konflik dengan pengusaha pom
mini. Penjual bensin botolan justru melakukan hubungan resiprositas atau menjalin
hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.

3.Pilihan rasional yang dilakukan oleh penjual bensin botolan yakni dengan memilih
menjalin hubungan timbal balik dengan pengusaha pom mini. Hubungan timbal balik ini
dilakukan karena penjual bensin botolan merasa tidak dapat melakukan persaingan usaha
dengan pengusaha pom mini, sehingga untuk dapat bertahan, penjual bensin botolan
memilih menjalin hubungan resiprositas tersebut.

4.Penjual bensin botolan yang tidak dapat melakukan persaingan usaha dengan
pengusaha pom mini akan memilih untuk menutup usaha bensin botolannya dan memilih
untuk membuka usaha lainnya atau memilih dengan satu usaha saja. Penjual bensin
botolan mengganti usaha lainnya atas dasar pilihan rasional penjual bensin botolan. Laba
yang diperoleh sangat sedikit dari penjualan bensin botolan membuat penjual bensin

B. SARAN
1. Untuk penjual bensin botolan dapat menonjolkan modal sosialnya dan sikap
resiprositas dengan para konsumen dan juga kepada penjual bensin botolan agar dapat
menjalin hubungan yang baik dan tetap eksis di tengah maraknya usaha pom mini.
Penjual bensin botolan juga dapat lebih berinovasi supaya dapat bersaing dengan usaha
pom mini.

2. Untuk pengusaha pom mini, dapat membuka usaha di tempat yang lebih strategis
sehingga tidak mengakibatka pengalihan usaha lainnya yang dilakukan oleh penjual
bensin botolan.

BAB 5 DAFTAR PUSTAKA

https://disnakertrans.bantenprov.go.id/Berita/topic/288

https://k3indonesia.co.id/2021/05/18/k3-indonesia/

https://temank3.id/page/detail_news/5/62e5d2b779e51361bec18520e075af19

Anda mungkin juga menyukai