Anda di halaman 1dari 11

STUDI PERENCANAAN TUBUH BENDUNGAN UTAMA (MAIN DAM)

PADA PEMBANGUNAN WADUK BENDO KABUPATEN PONOROGO

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil

Disusun Oleh :

Yeni Safitri
215 010 5 1023

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
ABSTRAKSI

Yeni Safitri, 215.010.510.23. Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam


Malang, Studi Perencanaan Tubuh Bendungan Utama (Main Dam) Pada
Pembangunan Waduk Bendo Kabupaten Ponorogo, Dosen Pembimbing :
Dr.Ir.Hj. Eko Noerhayati, MT dan Ir.Bambang Suprapto, MT

Beberapa wilayah di Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur memiliki


suatu permasalahan pengelolaan SDA, diantaranya banjir saat musim penghujan
dan kekurangan air bersih ketika musim kemarau tiba. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut direncanakan Bendungan Bendo. Metode perencanaan
diawali dengan menentukan letak lokasi, hidrologi, dan hidrolis yang akhirnya
didapatkan informasi untuk menentukan desain bendungan. Dari hasil studi
diadapatkan dimensi tubuh bendungan berdasarkan Q1000th antara lain tinggi
bendungan 88 m, elevasi puncak bendungan El.224.00, Panjang puncak
bendungan 15 m. Material penyusun tubuh bendungan memiliki sifat fisik dan
mekanis yang memenuhi kriteria yang ada. debitnya sebesar 649.16 m3/dtk untuk
mendapatkan besarnya debit aliran sungai digunakan metode HSS Nakayasu.
Sehingga total tampungan bendungan adalah sebesar 43,599 x 106 m3. Hasil
Stabilitas lereng bagian hulu Kondisi setelah bendungan selesai dibangun
Keadaan normal yaitu 2,376 > 1,5 (aman) dan di keadaan gempa yaitu 1,772 > 1,1
(aman). Hasil analisa stabilitas terhadap rembesan sebagai berikut 0.0094
m3/detik < 0.05% < 21799.5 m3/detik (aman).

Kata Kunci : Perencanaan Main Dam, Bendungan Tipe Urugan, Bendungan


Bendo.

x
ABSTRACT

Yeni Safitri, 215.010.510.23. Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam


Malang, Studi Perencanaan Tubuh Bendungan Utama (Main Dam) Pada
Pembangunan Waduk Bendo Kabupaten Ponorogo, Dosen Pembimbing :
Dr.Ir.Hj. Eko Noerhayati, MT dan Ir.Bambang Suprapto, MT
Some areas in Ponorogo Regency, East Java Province have a natural
resource management problem, including flooding during the rainy season and
lack of clean water when the dry season arrives. To overcome these
problems, Bendo Dam is planned. The planning method begins by determining
the location, hydrology, and hydraulic location, which finally obtained
information to determine the design of the dam. From the results of the study we
found the dimensions of the dam body based on Q1000th, including the dam
height of 88 m, the elevation of the dam peak El.224.00, the length of the dam
peak 15 m. The building material of the dam body has physical and mechanical
properties that meet the existing criteria. discharge is 649.16 m3 / sec to get the
magnitude of the river flow discharge using the Nakayasu HSS method. So that
the total dam reservoir is 43,599 x 106 m3. Results Upstream slope stability after
the dam has been built The normal state is 2.337> 1.5 (safe) and in an
earthquake situation is 1.772> 1.1 (safe). The results of the analysis of the
stability of seepage are as follows: 0.0094 m3 / sec < 0.05% <21799.5 m3 / sec
(safe).

Keywords: Main Dam Planning, Urugan Type Dam, Bendo Dam.

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan waduk di Indonesia tidak terkecuali di Jawa Timur
membutuhkan perhatian secara serius dari berbagai pihak. Pembangunan hanya
ditujukan sebagai penampung air bagi kegiatan pertanian (Single-Purposed Dam).
Mengingat ketertinggalan di bidang pembangunan waduk memicu berbagai
permasalahan; diantaranya penurunan kualitas air tanah dan air permukaan sungai
(Kamiana,2016). Di berbagai daerah masih sering terjadi kekurangan air ketika
musim kemarau, walau hanya untuk kebutuhan sehari-hari, hingga menurunnya
tingkat kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya melemahkan daya saing
bangsa dan negara.
Mengatur ketersediaan air agar di musim hujan tidak terjadi banjir dan
kekeringan di musim kemarau maka perlu suatu manajemen yang baik terhadap
pengelolaan sumberdaya air agar potensi bencana yang disebabkan oleh air
tersebut dapat dicegah. Selain itu dengan adanya pengelolaan sumberdaya air
yang baik maka akan berdampak pada kelestarian dan keseimbangan lingkungan
hidup. Pengelolaan sumber daya air dapat dilakukan dengan membuat sistem
teknis seperti penghijauan, perkuatan tebing, bendung, embung, bendungan, dan
sebagainya (Khalil.2003).
Kabupaten Ponorogo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Pusat
pemerintahannya adalah Kecamatan Ponorogo. Luas wilayah Kabupaten
Ponorogo adalah 1.371,78 km2 dibagi menjadi 2 sub-area, yaitu daratan tinggi
yang meliputi Kecamatan Ngrayun, Sooko, Pulung, Ngebel, dan sisanya
merupakan area daratan rendah. Lokasi Waduk Bendo terletak di Sungai Keyang
atau juga dikenal dengan nama sungai Ngindeng di Dusun Bendo, Desa
Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo. Seacara geografis lokasi
rencana Bendungan Bendo terletak pada posisi antara 7o 49’33” - 7o 59’ 36” LS
dan 111o 34’ 57” - 111o 44’ 40” BT. Daerah genangan bendungan Bendo meliputi
desa Ngindeng dan desa Temon Kecamatan Sawoo dan desa Ngadirojo
Kecamatan Sooko. Bendungan Bendo berfungsi untuk meningkatkan pemanfaat
lahan dan sumber daya air, dan penanggulangan banjir sebesar 50% dari banjir
yang sering terjadi (BBWS Bengawan Solo). Terdapat sungai besar yang

1
2

mempunyai potensi untuk dikembangkan, yaitu Sungai Keyang dan Sungai


Ngindeng yang mengalir kearah barat dan anak kali Bengawan Solo yang
melewati Ponorogo. (Anonim.2018)
Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa, dan
mengalirkan air dari daerah aliran sungai (DAS) seluas ± 16,100 km2 . Mulai dari
Pegunungan Sewu di sebelah barat-selatan Surakarta, ke Laut Jawa di utara
Surabaya melalui alur sepanjang ± 600 km. Jumlah penduduk yang semakin
meningkat setiap tahunnya dan aktifitas masyarakat di sekitar daerah aliran
sungai (DAS) yang semakin beragam mebuat kebutuhan air dan ketersediaan air,
selain itu juga bencana yang kerap terjadi ketika musim penghujan yaitu banjir.
Setelah banjir besar pada tahun 1996 yang menenggelamkan sebagaian besar Kota
Solo, pemerintahan mengenai pembangunan infrastruktur pengendalian banjir
Bengawan Solo. (Anonim.2019)
Dengan sumber daya air yang berada di daerah Kabupaten Ponorogo,
diperlukan upaya untuk mengembangkan, mengendalikan, memanfaatkan dan
melestarikan sumber daya air yang ada dengan optimal, agar mendukung
keberadaan dan penyediaan kebutuhan air bagi masyarakat secara terus menerus.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
pembangunan bendungan, pembangunan bendungan di Kabupaten Ponorogo
menjadi suatu hal yang penting yang berguna untuk menampung air selama
musim hujan agar air di sungai keyang dan sungai asin tidak tebuang begitu saja.
Disamping itu dengan adanya bendungan ini maka akan menambah cadangan air
tambahan untuk daerah sekitar dan kepada masyarakat Bendo khususnya dan akan
menaikan muka air tanah di sekitarnya.
Dari permasalahan diatas penulis menyusun judul skripsi sebagai berikut,
Studi Perencanaan Tubuh Bendungan Utama (main dam) pada Pembangunan
Waduk Bendo Kabupaten Ponorogo.

1.2 Identifikasi Masalah


Bendungan Bendo merupakan salah satu bendungan yang diusulkan dalam
Rencana Induk Proyek Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan Solo, pada
tahun 1974 dan mulai direalisasikan pada tahun 2015. Di Kabupaten Ponorogo
3

pengembangan sumber daya air yang kurang begitu memadai dan penggunaan
lahan terbagi menjadi enam bagian yaitu, lahan non pertanian, lahan sawah, lahan
kering, lahan hutan, lahan perkebunan dan lainnya. Dari hasil studi yang
dilakukan di dapat identifikasi permasalahan yang harus diatasi di Kabupaten
Ponorogo antara lain:
1. Kondisi sungai Ngindeng, sungai Sawoo dan sungai Sokoo yang berada di
daerah Bendo Kabupaten Ponorogo memiliki potensi yang cukup besar
guna memenuhi berbagai keperluan masyarakat.
2. Kekurangan pasokan air baku domestik dan air irigasi untuk persawahan
pada musim kemarau.
3. Peningkatan jumlah penduduk setempat mengakibatkan kebutuhan
terhadap sumber daya air semakin meningkat guna pengembangan
ekonomi regional.

1.3 Rumusan Masalah


Dari permasalahan, dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Berapa besar debit banjir rancangan waduk Bendo?
2. Berapa kapasitas tampungan bendungan waduk Bendo?
3. Berapa dimensi tubuh bendungan utama (Main Dam) yang memenuhi
persyaratan teknis?
4. Bagaimana stabilitas tubuh bendungan utama (Main Dam) waduk Bendo?

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:
1. Lokasi studi adalah di daerah pembangunan bendungan waduk Bendo
Kabupaten Ponorogo.
2. Tidak membahas atau menghitung bangunan pelimapah atau Spillway.
3. Tidak adanya bangunan penahan air mengakibatkan banjir dan kerusakan
lingkungan pada saat musim penghujan.
4. Tidak membahas RAB dan RKS.
4

5. Perencanaan bendungan ini hanya sampai pada tahap perhitungan debit


bendungan, kapasitas tampungan bendungan, stabilitas bendungan dan
gambar.

1.5 Tujuan dan Manfaat


Dari uraian diatas yang sesuai dengan judul tugas akhir, maka tujuan yang
diharapkan pada penulisan tugas akhir ini untuk:
1. Mengetahui besar debit banjir rancangan waduk Bendo.
2. Mengetahui kapasitas tampungan bendungan waduk Bendo.
3. Menghitung perencanaan dimensi tubuh bendungan utama (Main Dam) yang
memenuhi persyaratan teknis.
4. Menghitung stabilitas tubuh bendungan utama (Main Dam) waduk Bendo.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pembahasan ini sebagai berikut:
1. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Fakultas Teknik
Universitas Islam Malang.
2. Dapat dijadikan referensi tambahan untuk mahasiswa dalam menyusun tugas
akhir yang berkaitan dengan perencanaan tubuh bendungan.
3. Memberikan sumbangan pemikiran dalam perencanaan struktur tubuh
bendungan kepada instansi terkait.
4. Sebagai masukan perencanaan dan dapat menjadi control dalam perencanaan
yang sesungguhnya.
5. Menambah wawasan pengetahuan pada perencanaan bangunan tubuh
bendungan dan juga sebagi penerapan teori-teori yang sudah di dapatkan
selama perkuliahan.

1.6 Lingkup Pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka lingkup permsalahan yang akan
dibahas dalam perencanaan ini sebagai berikut:
1. Analisa Hidrologi
a. Menghitung besarnya debit banjir.
5

2. Analisa hidrolika
a. Menghitung besarnya kapasitas tampungan mati
b. Menghitung besarnya kapasitas tampungan efektif
c. Menghitung besarnya kapasitas tampungan efektif
3. Menghitung dimensi bendungan yang memenuhi persyaratan teknis.
a. Menghitung tinggi jagaan
b. Menentukan elevasi puncak bendungan
c. Menentukan kemiringan lereng
d. Menentukan lebar puncak bendungan
4. Menghitung stabilitas tubuh bendungan
a. Analisa stabilitas lereng
b. Analisa stablitas rembesan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Analisa dan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh
beberapa kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Debit banjir rancangan dengan Metode HSS Nakayasu kala ulang 1000th,
debitnya sebesar 649.16 m3/detik.
2. Tampungan mati sebesar 9,661 x 106 m3 pada elevasi + El. 185.00 m dpl untuk
usia guna waduk 100 tahun. Sedangkan kapasitas tampungan efektif yang
dihasilkan sebesar 33,938 x 106 m3 pada elevasi + El. 185.00 m dpl, sehingga
total tampungan bendungan adalah sebesar 43,599 x 106 m3.
3. Dimensi tubuh bendungan utama (Mian Dam) diperoleh sebagai berikut:
a. Luas daerah aliran sungai (DAS) : 120, 63 km2
b. Luas permukaan waduk : 1,85 km2 pada HWL
c. Elevasi muka air tinggi : El. 218.600 m
d. Elevasi muka air rendah : El. 188.000 m
e. Elevasi muka air banjir : El. 220.89 m
f. Tinggi bendungan : 88 m
g. Elevasi puncak bendungan : El. 224,00 m
h. Lebar puncak bendungan : 15.00 m
i. Kemiringan lereng bagian hulu : 1 : 2,50
j. Kemiringan lereng bagian hilir : 1: 2,00
k. Panjang As bendungan : 415,34 m
4. Hasil perhitungan stabilitas tubuh bendungan utama (Main Dam) waduk Bendo
sebagai berikut :
• Stabilitas lereng bagian hulu
- Kondisi setelah bendungan selesai dibangun
Keadaan normal = 2,376 > 1,5 (Aman)
Keadaan gempa = 1,772 > 1,1 (Aman)

98
99

- Kondisi muka air normal (NWL)


Keadaan normal = 3,353 > 1,5 (Aman)
Keadaan gempa = 2,312 > 1,1 (Aman)
- Kondisi muka air tiba-tiba turun
Keadaan normal = 1,947 > 1,5 (Aman)
Keadaan gempa = 1,426 > 1,1 (Aman)
• Stabilitas lereng bagian hilir
- Kondisi setelah bendungan selesai dibangun
Keadaan normal = 2,124 > 1,5 (Aman)
Keaadaan gempa = 1,616 > 1,1 (Aman)
- Kondisi muka air normal (NWL)
Keadaan normal = 2,124 > 1,5 (Aman)
Keaadaan gempa = 1,626 > 1,1 (Aman)
• Hasil analisa stabilitas terhadap rembesan dihasilkan sebagai berikut
0.0094 m3/detik < 0.05% < 21799.5 m3/detik (Aman).

5.2 Saran
Berdasarkan analisa perhitungan pada bendungan bendo, yang sudah
dilakukan sesuai dengan rumusan masalah maka disarankan berbagai hal sebagai
berikut :
1. Dalam perhitungan analisa hidrologi dapat menggunakan metode yang lainya,
misalkan Gumbel dan lain-lain.
2. Dari hasil simulasi perhitungan kapasitas tampungan volume air waduk masih
banyak tersisa, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lainnya,
misalkan kebutuhan untuk air baku.
3. Dalam mengitung stabilitas dapat mennggunakan aplikasi misalnya aplikasi
Plaxis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1999. Panduan Perencanaan Bendungan Urugan Volume II (Analisa


Hidrologi). Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral
Pengairan Direktorat Bina Teknik irrigation enginnering service center
Bersama japan international, Agency.

Anonim. 2018. Data statistik kabupaten Ponorogo. Badan Pusat Statistik


Kabupaten Ponorogo.

Anonim. 2019. Data Hidrologi DAS Kecamatan Sawoo. Balai Besar Wilayah
Sungai Bengawan Solo.

Das,M. 1988. Mekanika Tanah Jilid I. Jakarta: Erlangga

Loebis. Joesron, 1992. Banjir Rencana Untuk Bagunan Air. Jakarta:


Departemen Pekerjaan Umum.

Linsley, dkk. 1983:69. Analisa Data Hujan. Bandung: Idea Dharma.

(Kamiana, 2010:16). Uji Konsistensi Data. Surabaya: Erlangga

Soedibyo.2003. Teknik bendungan. Jakarta: Padma Paramitha

Soewarno.1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistic Untuk Analisa Data Jilid


I. Bandung: Penerbit Nova

Soewarno.2002. Analisa Debit Banjir dan Debit Minimum. Bandung: Penerbit


Departemen Pemukiman dan prasarana wilayah.

Sosrodarsono, S dan K Takeda.1988. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: PT.


Padma Paramitha

Sosrodarsono, Suyono dan K Takeda.1977. Bendungan type Urugan. Jakarta:


PT. Padma Paramitha

Subarkah. Iman .1980. Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air.


Bandung: Idea Dharma.

Soemarto, CD.1987. Hidrolika Teknik.Surabaya: Usaha nasional.

Anda mungkin juga menyukai