Reza Hafidz Irawan 163112620120070-Dikonversi
Reza Hafidz Irawan 163112620120070-Dikonversi
Oleh
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL
ii
Daftar bacaan : 37 (2009-2021)
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Oleh
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
iii
Judul: INTERAKSI SENYAWA-SENYAWA BIOAKTIF DALAM
TUMBUHAN SELASIH (Ocimum basilicum L.) DENGAN
BEBERAPA RESEPTOR SARS-CoV-2: STUDI IN SILICO
UNTUK MENEMUKAN OBAT BARU COVID-19
MENYETUJUI
Dekan
iv
KATA PENGANTAR
Bimillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, atas segala
nikmat, rahmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul ” INTERAKSI SENYAWA-SENYAWA BIOAKTIF
DALAM TUMBUHAN SELASIH (Ocimum basilicum L.) DENGAN BEBERAPA
RESEPTOR SARS-CoV-2: STUDI IN SILICO UNTUK MENEMUKAN OBAT
BARU COVID-19”.
Skripsi ini ditulis sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan program
sarjana sains konsentrasi Biologi Medik di Fakulas Biologi Universitas Nasional.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada seluruh pihak yang telah mendukung, membimbing penulis dari masa perkuliahan
hingga skripsi ini terselesaikan. Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis
mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Orang tua tercinta yaitu Ibu Tati Hayati dan Ayah Nanang Supriatna, dan istri
tercinta Febriyanti yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi dan
senantiasa memberikan dukungan, nasihat serta do’a kepada penulis dalam
menempuh hidup.
2. Ibu Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S.Apt. selaku dosen, pembimbing pertama yang
telah memberikan inspirasi, membuka wawasan kepada penulis serta meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, masukan serta dukungan selama
perkuliahan dan bimbingan penyusunan skripsi.
3. Ibu Dr. Vivitri Dewi Prasasty selaku dosen, pembimbing kedua yang senantiasa
sabar dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, masukan serta
dukungan selama perkuliahan dan bimbingan penyusunan skripsi.
4. Bapak Drs. Yeremiah Rubin Camin, M.S selaku dosen, koordinator proposal skripsi
atas nasehat dan ilmu yang telah diberikan selama menempuh Pendidikan.
5. Bapak Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si selaku Dekan Fakultas Biologi Universitas
Nasional atas nasehat dan ilmu yang telah diberikan selama menempuh Pendidikan.
6. Bapak Drs. Gautama Wisnu Budi, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik dan
v
Ketua Program Studi Biologi Universitas Nasional atas nasehat dan ilmu yang telah
diberikan.
7. Bapak dan Ibu Dosen UNAS yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
pengalaman selama masa perkuliahan. Orang-orang luar biasa yang sangat
menginspirasi penulis.
8. Jeffrey, Rizki, Rindah, Evelin yang sangat membantu selama perkuliahan, dan
sama-sama berjuang untuk menyelesaikan studi di Universitas Nasional. Dan kak
Harlinda yang juga banyak membantu dan memberi masukan dalam penyusunan
skripsi ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Biomedik yang selalu saling menyemangati, telah
memberikan banyak bantuan, dan sering direpotkan selama masa perkuliahan
sampai terselesaikannya skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
kontribusi dan bantuannya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan
untuk melengkapi dan pengembangan penulisan skripsi ini. Semoga karya ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca dan masyarakat pada umumnya. Amin.
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I. PENDAHULUAN
1
memiliki tingkat mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi (Wikipedia, 2021).
Saat ini berbagai penelitian telah dilakukan dan beberapa uji klinis sedang
berlangsung atau dijadwalkan untuk mendapatkan obat Covid-19, namun belum dapat
ditemukan pengobatan yang secara efektif terbukti dapat mengobati Covid-19 (Zhou et
al., 2020). Negara Cina menggunakan pengobatan sementara Covid-19 dengan terapi
oksigen, terapi antivirus dan pengobatan tradisional. Obat-obat yang menjadi andalan
beberapa negara untuk pengobatan SARS-CoV-2, misalnya Amerika Serikat antara lain
remdesivir, yang terbukti dapat menghambat replikasi virus namun memiliki keterbatasan
dalam hal cara pemberian dan pemahaman mengenai efek sampingnya. Beberapa negara
lain mengandalkan hidroksiklorokuin dan klorokuin untuk pengobatan Covid-19. Selain
obat, uji coba terapi plasma darah dari kasus yang sudah dinyatakan sembuh mulai
dilakukan di Indonesia untuk pengobatan Covid-19, namun plasma darah bukan
merupakan pengobatan masal seperti obat-obatan yang pada umumnya dapat diberikan
kepada semua orang. Plasma darah adalah pengobatan individual dimana pendonor,
produk dan penerimanya harus sesuai dan jumlahnya terbatas. Potensi sembuh Covid-19
dengan terapi plasma darah cukup tinggi namun prosesnya perlu protokol kesehatan yang
ketat dan memerlukan persetujuan dari pasien yang akan menjadi obyek percobaan.
Penggunaan terapi plasma tersebut tidak dapat dilakukan dalam jumlah yang besar
(Yuniar, 2020).
Hingga saat ini belum terdapat obat yang benar-benar efektif untuk menghambat
Covid-19, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk dapat menemukan obat yang efektif.
Proses pencarian atau penemuan obat baru memerlukan proses yang panjang dan biaya
yang tidak sedikit. Seiring dengan perkembangan teknologi, proses skrining untuk
mencari obat baru dapat dilakukan dengan menggunakan komputer atau biasa dikenal
dengan metode virtual screening atau metode in silico, sehingga proses skrining yang
sebelumnya membutuhkan waktu lama dan memakan biaya yang cukup besar dapat
dilakukan lebih efisien, baik dalam waktu maupun biaya. Disamping kelebihannya studi
in silico juga memiliki kekurangan karena hanya dapat digunakan sebagai pengujian awal
dengan membuat pemodelan molekuler. Untuk menemukan obat baru, metode in silico
perlu dilengkapi dengan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode in vitro dan in
vivo pada hewan coba, yang akhirnya dilanjutkan dengan uji klinis pada manusia (Ekins
2
et al.,2007).
Dalam penelitian ini dilakukan studi in silico menggunakan beberapa senyawa dari
tumbuhan selasih (Ocimum basilicum L.) untuk mengetahui interaksinya terhadap
beberapa drug target pada virus SARS-CoV-2. Selasih (Ocimum basilicum L.) adalah
tumbuhan yang memiliki banyak manfaat karena mengandung berbagai senyawa aktif
yang memiliki potensi untuk digunakan dalam pengobatan. Ocimum basilicum L. telah
terbukti memiliki aktivitas sebagai antidepresan, antipiretik, antidiabetik,
antihiperglikemik, antiinflamatori, antioksidan, antibakteri, antifungi, sitotoksik dan
antihiperurisemia (Kindangen, Yamlean, & Wewengkang, 2018 ; Priatna et al., 2018 ;
Manasika, 2014 ; Berlian et al., 2016 ; Ratnawati et al., 2016 ; Nurhaliza, 2019 ; Warsi
& Puspitasari, 2017). Selain itu, menurut Lin et al (2014) dan Zahra & Iskandar (2017)
Ocimum basilicum L. memiliki aktivitas sebagai antivirus.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan dan
model interaksi senyawa-senyawa bioaktif dalam tumbuhan selasih (Ocimum basilicum
L.) dengan beberapa reseptor SARS-CoV-2 melalui studi in silico dalam rangka mencari
obat baru Covid-19. Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara luas khususnya
untuk memperoleh kandidat obat Covid-19 yang berasal dari bahan alam.
3
BAB II. METODE PENELITIAN
B. Instrumen Penelitian
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu berupa perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras berupa laptop dengan
spesifikasi RAM (Random Acces Memory) minimal satu gigabyte, Intel pentium
processor, dan perangkat lunak yang digunakan yaitu aplikasi PyRx dengan fitur 3D
Viewer, Virtual Screening, Computer-Aided Drug Design, AutoDock 4, dan AutoDock
Vina dan aplikasi Discovery Studio 2019 serta koneksi internet.
2. Bahan
Struktur 3 dimensi dari 3 protein SARS-CoV-2 yang dijadikan drug target dalam
penelitian ini diunduh dari Bank Data Protein (www.rscb.org) dengan identitas 6LU7
(reseptor inhibitor N3), 6M71 (reseptor RNA-dependent RNA polymerase) dan 6VW1
(reseptor biding domain kompleks dengan reseptor ACE). Struktur senyawa-senyawa
dalam tumbuhan Ocimum basilicum L. diunduh dari laman PubChem
(https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/). Senyawa-senyawa aktif tumbuhan Ocimum
basilicum L. yang diuji ditampilkan dalam Tabel 1
4
Tabel 1. Senyawa-senyawa aktif Ocimum basilicum L. yang diuji
1 α - amorphene 350078256
2 α - copaene 442335
3 α – cubebene 86609
4 α – guaiene 5317844
5 α – humulene 6753986
5
No Nama Ligan Kode Ligan Struktur Ligan
6 α - pinene 6654
α – terpineol
7 17100
8 β – caryophyllene 23204
9 β – cubebene 93081
10 β – elemene 69138391
11 β – farnesene 341163522
6
No Nama Ligan Kode Ligan Struktur Ligan
12 β – ocimene 5281553
13 β – pinene 14896
14 Bicyclogermacrene 13894537
15 Borneol 223772437
16 Camphor 2537
17 Cis-calamenene 386983824
7
No Nama Ligan Kode Ligan Struktur Ligan
19 γ - cadinene 441005
20 γ - guaiene 94275
21 eugenol 3314
22 germacrene D 5317570
8
No Nama Ligan Kode Ligan Struktur Ligan
23 linalool 6549
25 methyleugenol 7127
26 myrcene 31253
27 nerol 643820
9
No Nama Ligan Kode Ligan Struktur Ligan
28 sabinene 18818
PDB
1 Drug target Protease 6LU7, 6M71, 6VW1
(www.rscb.org)
a-morphene, a-copaene, a-
cubebene, a-guaiene, a-humulene,
a-pinene, a-terpineol, β-
caryophyllene, β – cubebene, β –
elemene, β – farnesene, β –
ocimene, β – pinene, Pubchem
Bicyclogermacrene, Borneol, (https://pubchem
2 Senyawa uji
Camphor, Cis-calamenene, Cis- .ncbi.nlm.nih.gov
sabinene hydrate, δ – cadinene, δ )
– guaiene, Eugenol, germacrene
D, linalool, linalyl propionate,
methyleugenol, Myrcene, Nerol,
sabinene
10
No Variabel DOV Sumber
C. Cara Kerja
1. Pencarian dan pengunduhan struktur protein SARS-CoV-2
Struktur tiga dimensi dari protein SARS-CoV-2 yang dijadikan drug target
dalam penelitian ini, yaitu protease utama atau main protease (Mpro) SARS-CoV-2,
RNA-dependent RNA polymerase, dan protein SARS-CoV-2 chimeric receptor-binding
domain yang fungsinya berikatan dengan reseptor ACE-2, dicari dan diunduh dari
Protein Data Bank (PDB) (www.rscb.org), kemudian disimpan dalam format .pdb.
11
Gambar 2. RNA-dependent RNA polimerase SARS-CoV-2
Gambar 3. . Domain spike protein SARS-CoV-2 yang berikatan dengan RBD pada ACE2
12
Tabel 3. Struktur senyawa-senyawa pembanding yang diunduh dari PubChem
Klorokuin 2719
Remdesivir 121304016
Favipiravir 492405
13
Nama Ligan Kode ligan Struktur ligan
Lopinavir 92727
14
group→ Delete→ Save dalam format .pdb
3. Penambatan molekul
Dilakukan proses penambatan molekul antara ligan uji yaitu senyawa-senyawa
yang ada pada tumbuhan Ocimum basilicum L. dengan makromolekul drug target
menggunakan software PyRx-Autodock Vina
4. Validasi Penambatan Molekul
Dilakukan proses penambatan molekul antara senyawa-senyawa pembanding,
yaitu klorokuin, remdesivir, favipiravir, dan lopinavir, dengan makromolekul drug target
menggunakan software PyRx-Autodock Vina
15
D. Analisis data
Data dianalis berdasarkan energi bebas (∆G), prediksi konstanta inhibisi, residu
asam amino dan jumlah ikatan hidrogen (Pratama, 2016). Kemiripan aktivitas dan jenis
interaksi dari ligan uji dan ligan asli (kontrol positif) ditunjukkan dari hasil residu asam
amino dan ikatan hidrogen yang semakin mendekati ligan asli (kontrol positif) sebagai
ligan pembanding.
Pengunduhan struktur
protein SARS-CoV-2
Penambatan molekul
(Protein SARS-CoV-2
dengan ligan uji) Analisis
Druglikeness
Validasi
Penambatan
Molekul
Visualisasi
16
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
17
NSP 7 adalah molekul protein dengan sekuen sepanjang 70 residu dan tersusun atas 341
atom karbon, 89 atom nitrogen, 103 atom oksigen, dan 5 atom sulfur, sedangkan NSP 8
adalah molekul protein dengan sekuen sepanjang 43 residu dan tersusun atas 199 atom
karbon, 51 atom nitrogen, 60 atom oksigen, 5 atom sulfur. Molekul NSP 12, NSP 7 dan
NSP 8 berfungsi untuk membantu polimerase tetap pada jalurnya dan menyalin bagian
panjang dari rantai RNA. Polimerase ini membuat untai RNA baru menggunakan RNA
sebagai template dengan cara menyandikan polimerase dalam genom RNA-nya,
kemudian polimerase dibuat oleh ribosom seluler segera setelah infeksi dan mulai
mereplikasi RNA virus untuk membuat virus baru. Hasil analisis struktur dari RCSB PDB
juga menunjukkan tidak terdapat kandungan hidrogen maupun deuterium dalam struktur
6M71 (Hillen et al., 2020).
Struktur protein 6VW1 adalah struktur protein SARS-CoV-2 chimeric receptor-
binding domain dalam bentuk kompleks dengan reseptor ACE manusia berdasarkan
metode X-ray diffraction pada resolusi 2,68 Å. RBD chimeric memiliki afinitas ACE2-
binding yang lebih tinggi, sehingga dapat mengenali reseptor angiotensin coverting
enzyme 2 (ACE2) pada manusia. Struktur 6VW1 menunjukkan bahwa SARS-CoV-2
RBD mengandung motif pengikat reseptor (receptor-binding motif = RBM) yang
didalamnya memiliki dua hotspot pengikat virus untuk pengikatan SARS-CoV-2.
Kenaikan jumlah virus SARS-CoV-2 diikuti dengan adanya salah satu perubahan RBM
berikut: 481-487 (481- NGVEGFN-487 dalam SARS-CoV-2 dimutasi menjadi TPPALN
seperti pada SARS-CoV), Q493N (Gln493 dalam SARS-CoV-2 dimutasi menjadi
asparagin seperti pada SARS-CoV manusia), Q4493Y (Gln493 dalam SARS-CoV-2
dimutasi menjadi tirosin seperti pada kelalawar RaTG13) dan N501T (Asn501 dalam
SARS-CoV-2 bermutasi menjadi treonin seperti pada manusia SARS-CoV) (Shang et al.,
2020).
B. Hasil pencarian dan pengunduhan struktur senyawa bioaktif tumbuhan selasih
(Ocimum basilicum L.)
Tumbuhan selasih mengandung berbagai senyawa aktif dalam aktivitas farmakologi
diantaranya analgesic, sedative, anti-inflamasi, antioksidan, anti-aging, antimikroba,
antifungi dan antivirus (Zahra & Iskandar, 2017). Tumbuhan selasih memiliki kandungan
nutrisi vitamin C, vitamin A, kalsium, zink, zat besi, protein, lemak, karbohidrat, fosfor,
18
dan mengandung klorofil juga fitonutrien (Pattanayak, Behera, Das, & Panda, 2010).
Daun selasih memiliki kandungan senyawa aktif seperti minyak atsiri, alkaloid, saponin,
flavonoid, titerpenoid, steroid, tannin dan fenol (Larasati & Apriliana, 2016). Beberapa
komponen senyawa yang telah diisolasi dari tumbuhan Ocimum Basilicum L.
diantaranya a-morphene, a-copaene, a-cubebene, a-guaiene, a-humulene, a-pinene, a-
terpineol, β- caryophyllene, β – cubebene, β – elemene, β – farnesene, β – ocimene, β –
pinene, Bicyclogermacrene, Borneol, Camphor, Cis-calamenene, Cis- sabinene hydrate,
δ – cadinene, δ – guaiene, Eugenol, germacrene D, linalool, linalyl propionate,
methyleugenol, Myrcene, Nerol, sabinene. Senyawa Linalool dari Ocimum Basilicum L.
telah diteliti memiliki aktivitas antivirus herpes simplex virus-1 (HSV-1) (Romeilah et
al., 2010).
19
Gambar 6. Pengaturan Gridbox Penambatan
20
Drug Ligan Energi Konstanta Ikatan Ikatan
target bebas inhibisi Hidrogen Hidrofobik
(kkal/mol) (µM)
Asn142A,
Arg188A
6LU7 Remdesivir -6,9 8,64 His41A Thr24A,
Cys145A Thr25A,
Thr26A Thr45A,
Ser46A,
Gly143A,
Asn142A,
Leu27A,
Asp187A,
Arg188A,
Met49A,
Met165A,
Gln189A,
Gln166A
6LU7 Favipiravir -5,6 77,73 Asp29A, Gln127A,
Asn151A, Phe8A,
Thr292A, Phe112A,
Thr11A Phe294A,
gln110A,
Ile106A,
Gln107A
6LU7 Lopinavir -8,6 0,49 Gln110A, Arg105A,
Phe294A Ile106A,
Gln107A,
Ser158A,
Lys102A,
His246A,
21
Drug Ligan Energi Konstanta Ikatan Ikatan
target bebas inhibisi Hidrogen Hidrofobik
(kkal/mol) (µM)
Val104A,
Val202A,
Ile249A,
Asp153A,
Asn151A,
Phe8A,
Leu253A,
Val297A,
Thr292A,
Pro293A,
Pro252A
6M71 Klorokuin -5,9 46,82 - Lys545A,
Asn414A,
Thr409A,
Val410A,
Leu544A,
Tyr546A,
Asp845A,
Pro412A,
Ser15C,
Met87D,
Gln19C,
Asp846A,
Gln18C,
Lys411A
6M71 Remdesivir -7,9 1,60 Tyr129A, Gly774A,
Lys780A, Thr710A,
Lys47A Asp711A,
22
Drug Ligan Energi Konstanta Ikatan Ikatan
target bebas inhibisi Hidrogen Hidrofobik
(kkal/mol) (µM)
Leu775A,
Ala706A,
Tyr32A,
Asn,138A,
Ser709A,
Asn781A,
Gln773A,
His133A,
Lys714A,
Ile715A,
Ser784A,
Asp135A
6M71 Favipiravir -5,4 108,99 Met3C, Lys430A,
Ser4C, Tyr420A,
Phe429A, Lys2C,
Glu431A Val424A
6M71 Lopinavir -8,9 0,29 Asp208A, Eu119A,
Asn209A, Thr123A,
Thr206A Tyr217A,
Lys50A,
Arg116A,
Lys73A,
Asp218A,
Val72A,
Thr120A,
Lys121A,
Val71A,
Arg33A,
23
Drug Ligan Energi Konstanta Ikatan Ikatan
target bebas inhibisi Hidrogen Hidrofobik
(kkal/mol) (µM)
Phe35A,
Asp36A,
Ile37A,
Tyr38A,
Val204A,
Asp221A
6VW1 Klorokuin -6 39,54 - Ala99A,
Leu391A,
Asn394A,
Arg393A,
Gly352A,
Phe390A,
Asp350A,
Trp69A,
Phe32A,
Leu73A,
Leu100A
6VW1 Remdesivir -8,1 1,14 Asp350A, Thr347A,
His401A, Arg514A,
Ala348A, Asn397A,
Asp382A Gly395A,
Glu398A,
Ile379A,
His378A,
Tyr385A,
Phe390A,
Arg393A,
Phe40A,
24
Drug Ligan Energi Konstanta Ikatan Ikatan
target bebas inhibisi Hidrogen Hidrofobik
(kkal/mol) (µM)
Trp349A,
Ser47A
6VW1 Favipiravir -5,1 180,94 Ser43A, Leu351A,
Ser44A Asp350A,
Trp349A,
Ser47A,
Phe40A
6VW1 Lopinavir -9,6 0,13 Glu398A, Leu351A,
His401A, Ser44A,
Arg514A, Ser47A,
Gly395A, Trp349A,
Asp350A Phe40A,
Ala348A,
Thr347A,
Phe390A,
Arg393A,
Asp382A,
Tyr385A,
His378A,
Glu402A
Nilai RMSD (Root Mean Square Deviation) dari hasil penambatan antara klorokuin,
remdesivir, favipiravir, dan lopinavir dengan ketiga reseptor SARS-CoV-2 adalah nol
yang menunjukkan kestabilan interaksi (ikatan) ligan dengan reseptor serta kemiripan
struktur ligan. Hasil interaksi ini sesuai dengan hukum termodinamika ketiga yang
mengungkapkan bila ∆G < 0 berarti reaksi tersebut berjalan spontan (reaksi berjalan ke
produk), ∆G = 0 menunjukkan reaksi berjalan reversibel dan bila ∆G > 0 menunjukkan
reaksi tidak terjadi (reaksi menuju arah reaktan). Sehingga semakin kecil nilai ∆G
menunjukan semakin kuat ikatan yang terjadi antara ligan dengan reseptor, dan semakin
25
stabil pula reaksi yang terjadi (Pradiana, 2019)
Perangkat lunak penyaringan virtual untuk penemuan obat berbasis komputer yang
digunakan pada penelitian ini adalah PyRx, yang cara kerjanya yaitu dengan menyaring
senyawa terhadap target obat yang berpotensial. Aplikasi PyRx ini dapat digunakan oleh
siapapun yang ingin melakukan skrining virtual, dan langkah kerjanya dapat dipelajari
dengan mudah dan dapat dikerjakan pada komputer pribadi (personal computer). PyRx
termasuk docking wizard dengan antarmuka pengguna yang mudah digunakan yang
membuatnya menjadi alat yang berharga untuk Computer-Aided Drug Design (CADD).
PyRx juga mencakup fungsi seperti spreadsheet kimia dan mesin visualisasi yang kuat
yang sangat penting untuk desain obat rasional (Ounthaisong & Prasan
Tangyuenyongwatana, 2018). Docking mengaplikasikan konsep jigsaw puzzle, dimana
dua bagian dicocokkan dengan memilih satu bagian dan mencari bagian lain yang saling
melengkapi. Docking melibatkan prediksi konformasi dan orientasi ligan (atau pose)
dalam situs pengikat yang ditargetkan. Studi docking, secara umum digunakan untuk
melakukan pemodelan struktural yang akurat dan prediksi aktivitasnya. PyRx
berkonsentrasi pada pola yang unik untuk mencari pola yang cocok dibagian lainnya
untuk melengkapi elemen yang diperlukan setelah itu, penambat pelengkap dicocokkan
untuk menghasilkan transformasi kandidat yang akan dievaluasi lebih lanjut dengan
26
fungsi penilaian yang mempertimbangkan kesesuian geometris dan energi desolvasi
atom. Root Mean Square Deviation (RMSD) diterapkan untuk membuang solusi yang
berlebihan (Duhovny & J.Wolfson, 2020).
6LU7 Remdesivir
27
Drug Ligan Interaksi
Target Pembanding
6LU7 Favipiravir
6LU7 Lopinavir
28
Drug Ligan Interaksi
Target Pembanding
6M71 Klorokuin
6M71 Remdesivir
29
Drug Ligan Interaksi
Target Pembanding
6M71 Favipiravir
6M71 Lopinavir
30
Drug Ligan Interaksi
Target Pembanding
6VW1 Klorokuin
6VW1 Remdesivir
31
Drug Ligan Interaksi
Target Pembanding
6VW1 Favipiravir
6VW1 Lopinavir
Berdasarkan hasil uji validasi yang disajikan dalam Tabel 5 didapatkan interaksi
32
antara reseptor SARS-CoV-2 dan ligan pembanding sebagai berikut:
1. 6LU7
2. 6M71
33
Thr409A, Val410A, Leu544A, Tyr546A, Asp845A, Pro412A,Asp846A,
Lys11A), rantai C (Ser15C, Gln19C, Gln18C) dan rantai D (Met87D).
3. 6VW1
34
His378A, Tyr385A, Phe390A, Arg393A, Phe40A, Trp349A, Ser47A).
35
Gambar 7. Proses penambatan senyawa bioaktif pada tumbuhan selasih
36
Drug Energi bebas Ki
No Senyawa
Target (kkal/mol) (μM)
11 Beta farnesene -4,8 3,00
12 Beta ocimene -4,3 6,99
13 Beta pinene -5,0 2,14
14 Bicyclogermacren
-6,4 2,01
e
15 Borneol -5,5 9,20
16 Camphor -5,5 9,20
17 Cis-calamenene -6,1 3,34
18 Cis-sabinene
-4,6 4,21
hydrate
19 Delta cadinene -6,0 3,95
20 Delta guaiene -6,0 3,95
21 Eugenol -5,1 1,81
22 Germacrene D -5,9 4,68
23 Linalool -4,3 6,99
24 Linalyl propionate -4,9 2,54
25 Methyleugenol -4,6 4,21
26 Myrcene -4,1 9,80
27 Nerol -4,5 4,99
28 Sabinene -4,8 3,00
6M71 1 Alpha amorphene -6,9 8,64
2 Alpha copaene -6,5 1,70
3 Alpha cubebene -6,8 1,02
4 Alpha guaiene -6,8 1,02
5 Alpha humulene -7,3 4,40
6 Alpha pinene -6,0 3,95
7 Alpha terpineol -5,6 7,77
37
Drug Energi bebas Ki
No Senyawa
Target (kkal/mol) (μM)
8 Beta caryophyllene -6,8 1,02
9 Beta cubebene -6,9 8,64
10 Beta elemene -8,5 5,79
11 Beta farnesene -5,1 1,81
12 Beta ocimene -4,8 3,00
13 Beta pinene -5,4 1,09
14 Bicyclogermacren
-7,6 2,65
e
15 Borneol -5,0 2.14
16 Camphor -5,1 1,81
17 Cis-calamenene -7,3 4,40
18 Cis-sabinene
-5,0 2.14
hydrate
19 Delta cadinene -7,0 7,30
20 Delta guaiene -7,1 6,16
21 Eugenol -5,1 1,81
22 Germacrene D -6,3 2,38
23 Linalool -4,7 3,56
24 Linalyl propionate -4,5 4,99
25 Methyleugenol -5,0 2.14
26 Myrcene -4,7 3,56
27 Nerol -4,7 3,56
28 Sabinene -5,1 1,81
6VW1 1 Alpha amorphene -6,5 1,70
2 Alpha copaene -6,6 1,43
3 Alpha cubebene -6,6 1,43
4 Alpha guaiene -7,3 4,40
38
Drug Energi bebas Ki
No Senyawa
Target (kkal/mol) (μM)
5 Alpha humulene -7,1 6,16
6 Alpha pinene -5,3 1,29
7 Alpha terpineol -6,4 2,01
8 Beta caryophyllene -6,6 1,43
9 Beta cubebene -6,6 1,43
10 Beta elemene -6,6 1,43
11 Beta farnesene -5,9 4,68
12 Beta ocimene -5,2 1,53
13 Beta pinene -5,4 1,09
14 Bicyclogermacren
-6,7 1,21
e
15 Borneol -5,1 1,81
16 Camphor -5,2 1,53
17 Cis-calamenene -7,2 5,21
18 Cis-sabinene
-5,1 1,81
hydrate
19 Delta cadinene -7,3 4,40
20 Delta guaiene -6,9 8,64
21 Eugenol -5,7 6,56
22 Germacrene D -7,1 6,16
23 Linalool -4,2 8,28
24 Linalyl propionate -5,2 1,53
25 Methyleugenol -5,4 1,09
26 Myrcene -4,8 3,00
27 Nerol -5,4 1,09
28 Sabinene -5,3 1,29
39
drug target, sebagaimana yang disajikan pada tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat 1
senyawa yang energi ikatnya yang lebih rendah terhadap main protease SARS-COV-2
dibandingkan ketiga senyawa pembanding yang digunakan, yaitu klorokuin, favipiravir,
dan remdesivir, namun tidak melebihi kekuatan interaksi lopinavir. Senyawa yang
memiliki energi bebas (∆G) paling rendah pada penambatannya dibandingkan 3 senyawa
pembanding (klorokuin, favipiravir, dan remdesivir) terhadap drug target 6LU7 adalah
Beta elemene (-7,8 kkal/mol), namun nilai interaksinya tidak lebih baik dari lopinavir (-
8,6 kkal/mol) sebagai senyawa pembanding dengan RMSD (Root Mean Square
Deviation) adalah 0 (nol).
40
& Muntean, 2015).
Nilai konstanta inhibisi (Ki) menunjukkan konsentrasi yang diperlukan ligan
dalam menghambat suatu makromolekul atau protein. Ligan yang bagus ditunjukkan
dengan semakin kecilnya nilai konstanta inhibisi (Ki) (Nurfitriyana, 2010). Nilai
konstanta inhibisi dihitung dengan menggunakan rumus (Morris et al., 1998).
Ki = Kd = exp(∆G/RT)
Keterangan:
∆G = Energi bebas (kal/mol)
R = Konstanta Gas (1.986 kal/mol)
T = Suhu (25oC = 298 Kelvin)
Dengan menggunakan persamaan di atas didapatkan hasil nilai konstanta inhibisi
masing-masing senyawa bioaktif pada tumbuhan selasih (tabel 6) dan dapat dikatakan
bahwa hanya terdapat 1 senyawa bioaktif tumbuhan selasih memiliki konformasi
mendekati senyawa pembanding (lopinavir dan remdesivir) dan berpotensi menjadi
inhibitor SARS-CoV-2 dilihat dari besarnya energi bebas dan konstanta inhibisi dari
senyawa tersebut.
41
mengalami interaksi. Perbandingan interaksi yang terjadi pada hasil penambatan senyawa
pembanding (remdesivir dan lopinavir) dengan hasil penambatan senyawa bioaktif
tumbuhan selasih terbaik disajikan pada Tabel 7 dan Gambar Lampiran I.
42
Drug No Senyawa Energi Ikatan Interaksi Pi-sigma/ Pi-Alkyl
Target bebas Hidrogen Van der Pi-anion
Waals
Met276A,
Thr199A,
Tyr237A
43
Drug No Senyawa Energi Ikatan Interaksi Pi-sigma/ Pi-Alkyl
Target bebas Hidrogen Van der Pi-anion
Waals
Tyr239A
44
Drug No Senyawa Energi Ikatan Interaksi Pi-sigma/ Pi-Alkyl
Target bebas Hidrogen Van der Pi-anion
Waals
Phe291A,
Ser284A,
Trp207A
45
Drug No Senyawa Energi Ikatan Interaksi Pi-sigma/ Pi-Alkyl
Target bebas Hidrogen Van der Pi-anion
Waals
Asp846A,
Gln18C,
Lys411A
46
Drug No Senyawa Energi Ikatan Interaksi Pi-sigma/ Pi-Alkyl
Target bebas Hidrogen Van der Pi-anion
Waals
Phe368A,
Tyr515A
47
Drug No Senyawa Energi Ikatan Interaksi Pi-sigma/ Pi-Alkyl
Target bebas Hidrogen Van der Pi-anion
Waals
48
Drug No Senyawa Energi Ikatan Interaksi Pi-sigma/ Pi-Alkyl
Target bebas Hidrogen Van der Pi-anion
Waals
49
Drug No Senyawa Energi Ikatan Interaksi Pi-sigma/ Pi-Alkyl
Target bebas Hidrogen Van der Pi-anion
Waals
Phe40A, Leu391A
Trp69A
50
Drug No Senyawa Energi Ikatan Interaksi Pi-sigma/ Pi-Alkyl
Target bebas Hidrogen Van der Pi-anion
Waals
51
Drug No Senyawa Energi Ikatan Interaksi Pi-sigma/ Pi-Alkyl
Target bebas Hidrogen Van der Pi-anion
Waals
52
klorokuin (∆G < -5.1). kemudian pada penambatan senyawa–senyawa bioaktif pada
Ocimum Basilicum L terhadap RNA-dependent RNA polimerase SARS-CoV-2 (6M71)
didapatkan hasil sebanyak 13 senyawa yang menunjukkan bahwa energi bebas yang
dimiliki lebih negatif dari favipiravir (∆G < -5.6). Dan pada hasil penambatan senyawa–
senyawa bioaktif pada Ocimum Basilicum L terhadap reseptor biding domain kompleks
dengan reseptor ACE (6VW1) didapatkan hasil sebanyak 24 senyawa yang
menunjukkan bahwa energi bebas yang dimiliki lebih negatif dari favipiravir (∆G < -
5.1). Dan dari hasil analisis terdapat 12 senyawa Ocimum Basilicum L yang ditambatkan
terhadap ke tiga drug target dan interaksinya lebih baik dari senyawa pembanding
(klorokuin dan favipiravir), diantaranya diantaranya α-Amorphene, α-Copaene, α-
Cubebene, α-Humulene, β-caryophyllene, β-Cubebene, β-Elemene, Bicyclogermacrene, cis-
Calamene, δ-Cadinene, δ-Guaiene, Germacrene D.
Dari hasil penambatan terdapat satu senyawa bioaktif pada Ocimum Basilicum L
yang memiliki energi bebas lebih baik dibandingkan klorokuin, remdesivir dan
favipiravir yaitu β – ocimene. Energi bebas yang dibentuk yaitu (-7.8 kkal/mol) terhadap
protease SARS-CoV-2 (6LU7) dan (-8.5 kkal/mol) terhadap RNA-dependent RNA
polimerase SARS-CoV-2 (6M71). Namun senyawa β – ocimene afinitasnya tidak lebih
baik dari lopinavir yang memiliki hasil penambatan lebih baik terhadap ke 3 drug target,
dengan nilai energi bebas masing-masing (-8,6 kkal/mol (6LU7), -8,9 kkal/mol (6M71),
dan -9,6 kkal/mol (6VW1)).
Energi bebas dipengaruhi oleh perubahan entalfi dan entrofi (Garrett M. Morris et
al., 1998), yang dapat diartikan bahwa afinitas ikatan yang terjadi tidak lepas dari
pengaruh interaksi molekul-molekul yang terdapat pada permukaan ligan dan reseptor
SARS-CoV-2, ikatan yang terbentuk yaitu berupa ikatan hidrogen ataupun ikatan lain
yang saling mempengaruhi seperti interaksi van der Waals dan interaksi-interaksi yang
lainnya. Semakin banyak interaksi yang terjadi maka akan semakin kuat juga afinitas
ikatan yang terbentuk antara ligan dengan reseptor (Bernaldez et al.,2018).
Interaksi yang terjadi antara reseptor protease SARS-CoV-2 dengan ligan dianalisa
dengan menggunakan perangkat lunak Discovery Studio 2020. Perangkat lunak ini dipilih
selain penggunaannya yang free, juga dapat memvisualisasikan interaksi baik secara 2
dimensi maupun visualisasi 3 dimensi (Aziz, 2020).
53
Data seluruh hasil penambatan senyawa-senyawa bioaktif Ocimum Basilicum L
terhadap resptor protease SARS-CoV-2 ini disajikan pada lampiran tabel 4 dan tabel 8.
Interaksi yang terbentuk antara ligan dengan reseptor berkontribusi dalam peningkatan
afinitas ikatan yang terjadi (Bernaldez et al. 2018).
G. Hasil analisis druglikeness
Dalam kaitannya sebagai kandidat obat, tidak hanya ditentukan oleh afinitas serta
ikatan yang terjadi antara ligan dengan reseptor (drug target), namun perlu diperhatikan
juga sifat-sifat fisikokimia senyawa tersebut untuk menilai dan memperkirakan proses
ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Eksresi) dari kandidat obat (Price, 2009).
Penelusuran sifat fisikokimia dan druglikeness dari senyawa pembanding dan
ligan uji dilakukan menggunakan webtools Swiss ADME
(http://www.swissadme.ch/index.php) dan hasilnya disajikan pada Tabel 8 dan Tabel 9.
54
Bobo
t
No Senyawa molek Akseptor Donor TPSA
Log P
ul HB HB (Ų)
(g/mol)
15 β – farnesene 204,35 0 0 4,97 0,00
16 β – ocimene 136,23 0 0 3,40 0,00
17 β – pinene 136,23 0 0 3,42 0,00
18 Bicyclogermacren 204,35 0 0 4,14 0,00
e
19 Borneol 154,25 1 1 2,42 20,23
20 Camphor 152,23 1 0 2,37 17,07
21 Cis-calamenene 202,34 0 0 4,57 0,00
22 Cis-sabinene 136,25 0 0 3,42 0,00
hydrate
23 δ - cadinene 204,35 0 0 4,14 0,00
24 δ - guaiene 204,35 0 0 4,30 0,00
25 eugenol 164,20 2 1 2,25 29,46
26 germacrene D 204,35 0 0 4,30 0,00
27 linalool 154,35 1 1 2,66 20,23
28 linalyl propionate 210,31 2 0 3,61 26,30
29 methyleugenol 178,23 2 0 2,58 18,46
30 myrcene 136,23 0 0 3,43 0,00
31 nerol 154,25 1 1 2,78 20,23
32 sabinene 136,23 0 0 3,25 0,00
Sifat fisikokimia suatu senyawa sangat penting karena dapat dengan cepat
memperkirakan proses farmakokinetik (ADME) terutama pada penyerapan atau absorpsi
senyawa obat oleh tubuh (Daina et al.,2017). ADME mencakup proses absorpsi obat oleh
tubuh (absorption), distribusi obat dalam tubuh (distribution), metabolisme obat di dalam
tubuh (metabolism) dan pengeluaran obat dari tubuh (excretion) (Doogue & Polasek,
2013). Suatu senyawa dikatakan memiliki permeabilitas tinggi apabila memenuhi 2
kriteria atau lebih dari aturan Lipinski, yaitu pertama bobot molekul tidak lebih dari 500
Dalton, koefesien partisi oktanol/air (Log P) kurang dari 5, donor ikatan hidrogen tidak
lebih dari 5, dan akseptor ikatan hidrogen tidak lebih dari 10 ( CA, 2001 ; Benet et
al.,2016).
55
Dari Tabel 8 dihitung penyimpangan aturan Lipinski masing-masing senyawa,
baik senyawa pembanding maupun senyawa aktif Ocimum Basilicum L (tabel 9).
Tabel 9. Sifat druglikeness senyawa-senyawa pembanding dan senyawa-senyawa
bioaktif ocimum basilicum L
56
Kelarutan Penyimpangan Skor
No Senyawa (Log S) hukum Bioavailabilitas
Lipinski
30 myrcene -3,05 0 0,55
31 nerol -2,78 0 0,55
32 sabinene -2,57 1 0,55
Dari hasil analisis sifat-sifat fisikokimia dan druglikeness (Tabel 8 dan 9), tampak
bahwa keempat senyawa pembanding memiliki permeabilitas yang tinggi dan memiliki
sifat druglikeness yang baik. Permeabilitas yang tinggi berpengaruh pada proses eksresi,
makin tinggi permeabilitas suatu zat, maka akan lebih mudah diekskresikan, sedangkan
permeabilitas itu sendiri dipengaruhi oleh sifat fisikokimia zat (Benet et al., 2016).
57
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
58
dengan RMSD (Root Mean Square Deviation) 0 (nol).
5. 28 senyawa ocimum basilicum L yang di uji dengan ketiga drug target terdapat
1 senyawa yang energi ikatnya lebih rendah terhadap main protease SARS-
COV-2 dibandingkan ketiga senyawa pembanding yang digunakan
(klorokuin, favipiravir, dan remdesivir) namun tidak melebihi kekuatan
interaksi lopinavir yaitu senyawa Beta elemene (-7,8 kkal/mol).
B. Saran
Disarankan untuk melakukan uji lanjutan, baik in vitro maupun in vivo terhadap
kandidat obat potensial hasil uji in silico dalam penelitian ini.
59
DAFTAR PUSTAKA
60
rodenticides by structural similarity. The docking of ligands on the vitamin K
epoxide reductase enzyme’s active site. Acta Universitatis Sapientiae, Agriculture
and Environment, 7(1), 108–122. https://doi.org/10.1515/ausae-2015-0010
Gao, Y., Yan, L., Huang, Y., Liu, F., Zhao, Y., Cao, L., … Rao, Z. (2020). Structure of
the RNA-dependent RNA polymerase from COVID-19 virus. Science, 368(6492),
779–782. https://doi.org/10.1126/science.abb7498
Garrett M. Morris, Goodsell, D. S., Halliday, R. S., Huey, R., Hart, W. E., Belew, R. K.,
& Olson, A. J. (1998). Automated docking using a Lamarckian genetic algorithm
and an empirical binding free energy function. Journal of Computational Chemistry,
19(14), 1639–1662. Retrieved from %5C
Griffin, J. W. D. (2020). SARS-CoV and SARS-CoV-2 main protease residue interaction
networks change when bound to inhibitor N3. Journal of Structural Biology, 211(3),
107575. https://doi.org/10.1016/j.jsb.2020.107575
Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020). Penyakit
Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 40(1), 9–12.
Hillen, H. S., Kokic, G., Farnung, L., Dienemann, C., Tegunov, D., & Cramer, P. (2020).
Structure of replicating SARS-CoV-2 polymerase. Nature, 584(7819), 154–156.
https://doi.org/10.1038/s41586-020-2368-8
Jin, Z., Du, X., Xu, Y., Deng, Y., Liu, M., Zhao, Y., … Yang, H. (2020). Structure of
Mpro from SARS-CoV-2 and discovery of its inhibitors. Nature, 582(7811), 289–
293. https://doi.org/10.1038/s41586-020-2223-y
Kindangen, O. C., Yamlean, P. V. Y., & Wewengkang, D. S. (2018). Formulasi Gel
Antijerawat Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L.) Dan Uji
Aktivitasnya Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Secara in Vitro. Pharmacon,
7(3), 283–293. https://doi.org/10.35799/pha.7.2018.20505
Larasati, D. A., & Apriliana, E. (2016). Efek Potensial Daun Kemangi (Ocimum
basilicum L.) sebagai Pemanfaatan Hand Sanitizer. Majority, 5(5), 124–129.
Retrieved from
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:YrD2YlWQUfEJ:juke.ke
dokteran.unila.ac.id
Lin, L. T., Hsu, W. C., & Lin, C. C. (2014). Antiviral natural products and herbal
61
medicines. Journal of Traditional and Complementary Medicine, 4(1), 24–35.
https://doi.org/10.4103/2225-4110.124335
Manasika, A. (2014). Uji aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum
basilicum L.) pada Mencit Jantan Galur BALB-C yang diInduksi Aloksan. Fakultas
Farmasi Universitas Jember.
Nurfitriyana, F. (2010). Penambatan Molekuler Beberapa Senyawa Xanton Dari
Tanaman. 1–104.
Nurhaliza, S. (2019). Daun Kemangi ( Ocimum Basilicum L . ) Terhadap Tikus Kalium
Oksonat, Fakultas Farmasi Universitas Sriwijaya.
Ounthaisong, U., & Prasan Tangyuenyongwatana. (2018). Thai Journal of
Pharmaceutical Sciences ( TJPS ). Thai Journal of Pharmaceutical Sciences,
42(supplement), 93–97. Retrieved from
http://www.tjps.pharm.chula.ac.th/proceedings/backend/proceeding_file/24_PN_F
P_Sukanya Settharaksa (102-106).pdf
Pattanayak, P., Behera, P., Das, D., & Panda, S. (2010). Ocimum sanctum Linn. A
reservoir plant for therapeutic applications: An overview. Pharmacognosy Reviews,
4(7), 95–105. https://doi.org/10.4103/0973-7847.65323
Pradiana, M. (2019). Studi in silico aktivitas penghambatan in silico senyawa Turunan
kuersetin terhadap her-2. i Universitas Nasional Jakarta.
Priatna, M., Sukmawan, Y. P., & Suhendy, H. (2018). Antidepressant Activity of Some
Fractions of the Basil Leaves ( Ocimum basilicum L .) on the Swiss Webster Male
Mice ( Aktivitas Antidepresi Beberapa Fraksi Daun Selasih ( Ocimum basilicum L
.) pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster ). Journal Ilmu Kefarmasian Indonesia,
16(2), 188–193.
Price, D. A., Blagg, J., Jones, L., Greene, N., & Wager, T. (2009). Physicochemical drug
properties associated with in vivo toxicological outcomes: A review. Expert Opinion
on Drug Metabolism and Toxicology, 5(8), 921–931.
https://doi.org/10.1517/17425250903042318
Ratnawati, D., Manaf, S., & Sari, Y. N. (2016). Aktivitas Larvasida Ekstrak Metanol
Daun Selasih ( Ocimum basilicum ) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal
Gradien, 12(2), 1181–1186.
62
Romeilah, R. M., Fayed, S. A., & Mahmoud, G. I. (2010). Chemical compositions,
antiviral and antioxidant activities of seven essential oils. Journal of Applied
Sciences Research, 6(1), 50–62.
Setia, T. M., Ruslan, H., Mangunjaya, F. M., & Wicaksono, G. (2014). mengungkap
Keanekaragam Hayati di Masa Pandemi COVID-19. In Paper Knowledge . Toward
a Media History of Documents. Jakarta: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional
(LPU-UNAS).
Shang, J., Ye, G., Shi, K., Wan, Y., Luo, C., Aihara, H., … Li, F. (2020). Structural basis
of receptor recognition by SARS-CoV-2. Nature, 581(7807), 221–224.
https://doi.org/10.1038/s41586-020-2179-y
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan,
H., … Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45. https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
Warsi, & Puspitasari, G. (2017). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dan Fraksi Etil
Asetat Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) dengan Metode Fosfomolibdat.
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 4(2), 67–73.
World Health Organization. (2020). Virtual Press Conference on COVID-19 11 March
2020. World Health Organization, (March).
Wikipedia 2021
Yuniar, R. W. (2020). Uji Coba Plasma Darah penyitas Covid-19 sudah dimulai di
Indonesia, namun bukan sebagai Pengobatan Massal. Retrieved from BBC News
website: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-524409
Zahra, S., & Iskandar, Y. (2017). Farmaka Farmaka. Farmaka Journal, 15(3), 143–152.
Zhou, M., Zhang, X., & Qu, J. (2020). Coronavirus disease 2019 (COVID-19): a clinical
update. Frontiers of Medicine, 4585–4596. https://doi.org/10.1007/s11684-020-
0767-8
63
LAMPIRAN
64
Lampiran 1. Singkatan Asam Amino
No Singkatan Asam Amino
1 Asn Asparagine
2 Gly Glycine
3 Leu Leucine
4 Ala Alanine
5 Asp Aspartic Acid
6 Val Valine
7 Ile Isoleucine
8 Thr Threonine
9 Pro Proline
10 Arg Arginine
11 Lys Lysine
12 Trp Tryptophan
13 Gln Glutamine
65
Lampiran 2. Interaksi pada setiap ligan (ligan asli (6LU7 dan ligan uji)
α - copaene
α - amorphene
α-cubebene α – guaiene
α – humulene α – terpineol
66
β – cubebene
β – caryophyllene
β – farnesene
β – elemene
β – ocimene β – pinene
67
Bicyclogermacrene Borneol
Camphor Cis-calamenene
Cis-sabinene hydrate
δ - cadinene
68
δ - guaiene
eugenol
germacrene D linalool
69
myrcene nerol
sabinene α-pinene
70
Lampiran 3. Interaksi pada setiap ligan (ligan asli (6M71 dan ligan uji)
α - copaene
α - amorphene
α-cubebene α – guaiene
α – humulene α – terpineol
71
β – cubebene
β – caryophyllene
β – farnesene
β – elemene
β – ocimene β – pinene
72
bicyclogermacrene borneol
Camphor
Cis-calamenene
Cis-sabinene hydrate
δ - cadinene
73
δ - guaiene
eugenol
germacrene D linalool
methyleugenol
linalyl propionate
74
myrcene nerol
sabinene α-pinene
75
Lampiran 4. Interaksi pada setiap ligan (ligan asli (6VW1 dan ligan uji)
α - amorphene α - copaene
α-cubebene α – guaiene
α – terpineol
α – humulene
76
β – caryophyllene β – cubebene
β – farnesene
β – elemene
β – ocimene β – pinene
77
bicyclogermacrene borneol
Camphor Cis-calamenene
Cis-sabinene hydrate
δ - cadinene
78
δ - guaiene eugenol
germacrene D linalool
79
myrcene nerol
sabinene α-pinene
80