Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATERI BAHAN

TEORI AKUNTANSI

The Normative Deductive Approach

Conceptts Measuremments, And Structure

Dosen Pengampu:

Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.

Disusun Oleh:

Andri Fahmi C1C018110

KELAS R010

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori normatif berusaha menjelaskan informasi apa yang seharusnya
dikomunikasikan kepada para pemakai informasi akuntansi, dan bagaimana informasi
tersebut akan disajikan. Jadi teori normatif berusaha menjelaskan apa yang seharusnya
di lakukan oleh akuntan dalam proses menyajikan tentang apakah informasi keuangan
itu atau mengapa hal tersebut terjadi. Jika dihubungkan dengan pendekatan deduktif
dalam penyusunan terori akuntansi, maka pendekatan deduktif bersifat normatif.
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan
logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat
premis yang diberikan.
Dalam hal yang berkaitan dengan informasi, pada perkembangan saat ini akuntansi
dapat didefinisakan dengan mengacu pada konsep informasi. Para akuntan memiliki
pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan
teori akuntansi. Sebelum menguji pendekatan dalam perumusan teori akuntansi, akan
lebih baik apabila dilakukan pengujian terlebih dahulu kepada prinsip-prinsip
keuangan yang sudah berkembang saat ini. Tujuan utama teori akuntansi adalah
menyajikan suatu dasar dalam menjelaskan perilaku serta kejadian akuntansi dengan
mempertimbangkan pengukuran konsep dan struktur terori akuntansi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 The Normative Deductive Approach (Pendekatan Deduktif Normatif)

Pengertian Pendekatan deduktif (deductive approach)


Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan
logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat
premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik
lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan
kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus (going from the general to
the specific).
Metode deduktif dalam tahapan-tahapannya, sama dengan metode lain, yaitu:
1. tahapan spekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”),
2. tahapan observasi dan klasifikasi, dan
3. tahapan perumusan hipotesis
Contoh:
Jika meneliti konsumsi rumah tangga untuk minyak, maka sebelum turun ke
lapangan yang dipersiapkan adalah teori konsumsi, permintaan dan penawaran barang,
dan lainnya. Pertanyaan yang akan diajukan sudah jelas dan hampir baku, sampelnya
jelas. Artinya sudah disiapkan semua tinggal cari data.
Pendekatan Normatif dalam Teori Akuntansi
Pendekatan normatif dalam teori akuntansi mendapat perhatian yang besar pada
tahun 1940-an sampai awal tahun 1960-an dengan keluarnya Monograph teori akuntansi
no.3 yang ditulis oleh Paton dan. Littleton yang diberi judul "An Introduction to
Corporate Accounting Standards" pada tahun 1940. Tulisan tersebut membawa dampak
yang besar dalam sejarah penyusunan teori alcuntarisi yang pada waktu itu lebih
difokuskan untuk penentuan basic postulate dan pengembangan rerangka dasar teori
akuntansi. Hal ini dapat dijumpai dalam tulisan Maurice Moonitz (1961) dengan ARS
No.1 dan Moonitz and Sprouse (1963) dengan ARS no.3, Paul Grady (1965) dengan
ARS no.7 tentang GAAP, AICPA (1970) dengan APB Statement no.4 tentang konsep

2
dasar dan penyusunan laporan keuangan untuk perusahaan, dan terakhir oleh FASB
(1978) dengan SFAC No.1,2,3,4, dan 6 (rerangka konseptual pelaporan keuangan).
Teori normatif berusaha menjelaskan apa yang seharusnya di lakukan oleh akuntan
dalam proses menyajikan tentang apakah informasi keuangan itu atau mengapa hal
tersebut terjadi.
Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan
berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to the
general).
Contoh:
Bisa jadi langsung ke lapangan untuk wawancara secara mengalir (contoh penelitian
tentang konflik pilkada di desa X) artinya tidak perlu pakai kuesioner tapi tetapi
menggunakan interview guide dan biasanya jenis pertanyaan terbuka dan di lapangan.
Perbedaan Pendekatan Deduktif Dan Induktif
Teori normatif (normative theory) menggunakan pertimbangan nilai (value
judgement) yang berisi satu atau lebih premis menjelaskan cara yang seharusnya
ditempuh. Sebagai contoh, premis yang menyatakan bahwa laporan akuntansi
(accounting reports) Seharusnya didasarkan kepada pengukuran nilai aset bersih yang
bisa direalisasi (net realizable value measurements of assets) merupakan premis dari
teori normatif. Sebaliknya, teori deskriptif (descriptive theory) berupaya untuk
menemukan hubungan yang sebenarnya terjadi. Meskipun terdapat pengecualian,
Sistem deduktif umumnya bersifat normatif dan pendekatan induktif umumnya
berupaya untuk bersifat deskriptif. Hal ini karena metode deduktif pada dasarnya
merupakan sistem yang tertutup dan non empiris yang kesimpulannya secara ketat
didasarkan kepada premis. Sebaliknya, karena berupaya untuk menemukan hubungan
empiris, pendekatan induktif bersifat deskriptif.
Meskipun riset empiris berupaya untuk deskriptif, penelitinya tidak mungkin
sepenuhnya bersikap netral dengan dipilihnya suatu permasalahan yang akan diteliti dan
dirumuskannya definisi konsep yang terkait dengan permasalahan tersebut.
Perbedaan yang lebih mencolok antara sistem deduktif dan induktif adalah:
kandungan atau isi (contents) teori deduktif kadang bersifat global (makro). Sedangkan

3
teori induktif umumnya bersifat partikularistik (mikro). Oleh karena premis sistem
deduktif bersifat total dan menyeluruh maka kesimpulannya pasti bersifat global. Sistem
induktif, karena didasarkan kepada fenomena empiris umumnya hanya berfokus kepada
sebagian kecil dari fenomena tersebut yang relevan dengan permasalahan yang
diamatinya.
Meskipun perbedaan antara sistem deduktif dan induktif bermanfaat untuk maksud
pengajaran, dalam praktek riset pembedaan ini seringkali tidak berlaku. Dengan kata
lain, keduanya bukanlah pendekatan yang saling bersaing tetapi saling melengkapi
(complementary) dan seringkali digunakan secara bersama. Metode induktif bisa
digunakan untuk menilai ketepatan (appropriateness) premis yang pada mulanya
digunakan dalam suatu sistem deduktif.
Proses riset sendiri tidak selalu mengikuti suatu pola yang pasti. Para peneliti
seringkali bekerja secara terbalik dari kesimpulan penelitian lainnya dengan
mengembangkan hipotesis baru yang tampaknya cocok dengan data yang tersedia.
Dalam konteks akuntansi, riset induktif bisa membantu memperjelas hubungan dan
fenomena yang ada dalam lingkungan bisnis yang mendasari praktek akuntansi. Riset
induktif tersebut pada gilirannya akan bermanfaat dalam proses pembuatan kebijakan
yang biasanya mengandalkan penalaran deduktif dalam menentukan aturan yang akan
diberlakukan.

2.2 Conceptts Measuremments, And Structure (Pengukuran Konsep, dan


Struktur)
Konsep Teoritis Dari Akuntansi

1. Teori Kepemilikan
Menurut Teori Kepemelikan (proprietary theory), entitas adalah agen, perwakilan,
atau pengaturan dimana wirausahan individual atau pemegang saham beroperasi.
Tujuan utama dari teori kepemilikan adalah penentuan dan analisis dari kekayaan bersih
(net worth) pemilik. Oleh karena itu, persamaan akuntansi adalah:

Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik

Teori kepemilikan dapat memiliki paling tidak dua bentuk, yang berbeda dalam hal
siapa yang dimasukkan dalam kelompok pemilik. Dalam bentuk pertama, hanya

4
pemegang sahm biasa yang menjadi bagian dari kelompok pemilik sementara pemegang
saham preferen dikeluarkan. Dengan demikian, dividen saham preferen dikurangkan
ketika menghitung laba pemilik. Dalam bentuk kedua teori kepemilikan, baik saham
biasa maupun saham preferen dimasukkan dalam ekuitas pemilik. Pandangan yang lebih
luas dari teori ini memfokuskan perhatian pada bagian ekuitas pemegang saham di
neraca dan jumlah yang akan dikreditkan kepada semua pemegang saham di laporan
laba rugi.

2. Teori Entitas
Teori entitas (entity theory) memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan
berbeda dari mereka yang menyediakan modal bagi entitas tersebut. Sederhananya, unit
bisnis, dan bukannya pemilik, yang menjadi pusat dari kepentingan akuntansi. Oleh
karena itu, persamaan akuntansinya adalah:

Aktiva = Ekuitas

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang saham

Teori entitas paling sesuai bagi bentuk perusahaan dari usaha bisnis, yang terpisah
dan berbeda dari pemiliknya. Dampak dari teori entitas dapat ditemukan dalam
beberapa teknik akuntansi dan terminology yang digunakan dalam praktik. Pertama,
teori entitas lebih memilih penggunaan penilaian persediaan dengan LIFO dan
bukannya FIFO, karena penilaian LIFO menghasilkan penentuan laba yang lebih baik,
akibat penerapannya dalam teori kepemilikan.

Kedua, definisi umum dari pendapatan sebagai produk dari perusahaan dan beban
sebagai barang dan jasa yan dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan ini adalah
konsisten dengan pandangan teori entitas dengan indeks kinerja dan akuntabilitas
terhadap pemegang ekuitas.

Ketiga, penyusunan laporan konsolidasi dan pengakuan atas kelas kepemilikan


minoritas sebagai tambahan pemegang ekuitas adalah juga konsisten dengan teori
entitas. Terakhir, baik teori entitas, dengan penekanannya pada penentuan laba yang
sesuai bagi pemegang saham maupun teori kepemilikan dengan penekanannya pada

5
penilaian aktiva yang tepat, dapat dipandang sebagai memihak penggunaan nilai
sekarang, atau dasar penilaian selain biaya historis.

3. Teori Dana
Dalam teori dana (fund theory) dasar akuntansi bukanlah pemilik maupun entitas,
melainkan sekolompok aktiva dan kewajiban serta pembatasan yang terkait, yang
disebut dana, yang mengatur penggunaan aktiva tersebut. Persamaan akuntansinya
adalah:

Aktiva = Pembatasan Aktiva

Teori dana terutama berguna bagi pemerintah dan organisasi nirlaba. Contohnya
adalah Rumah Sakit, Universitas, kota dan unit pemerintahan. Jumlah dana yang
digunakan oleh institusi nirlaba mana pun bergantung pada jumlah dan jenis aktivitas
atas mana restriksi hokum diberlakukan mengenai penggunaan aktiva yang
dipercayakan kepada organisasi tersebut. Misalnya saja, delapan utama berikut ini
direkomendasikan bagi administrasi keuangan yang bagus dari suatu unit pemerintahan:

1. Dana Umum (General Fund)


2. Dana Pendapatan Khusus (Special Revenue Fund)
3. Dana Pelunasan Utang (Debt Service Funds)
4. Dana Proyek Modal (Capital Projects Funds)
5. Dana Perusahaan (Enterprise Funds)
6. Dana Perwalian dan Agensi (Trust and Agency Funds)
7. Dana Layanan Antarpemerintah (Trust and Agency Funds)
8. Dana Pungutan Khusus (Special Assessment Funds)
Kerangka Teori Akuntansi
Suatu kerangka teori akuntansi dapat diumpamakan sebagai suatu bangunan di mana
teori akuntansi akan ditempatkan. Kerangka ini bias bersifat formal seperti yang dapat
dilihat dalam pendekatan axiomatic ; atau bias juga bersifat informal atau implisit
seperti dalam pendekatan pragmatis dan etis. Dengan menggunakan metode induktif,
Littleton menyarankan suatu kerangka yang dapat dipergunakan untuk mengubah rules
of action menjadi accounting principles.

6
Dalam pendekatan deduktif terhadap teori akuntansi, kerangka penalaran logis harus
cukup formal untuk memungkinkan diperolehnya kesempatan tentang metode
argumentatif yang dipergunakan atau untuk menemukan hal-hal di mana ketidak
sepakatan mungkin terjadi. Kerangka ini juga berguna untuk menegaskan asumsi-
asumsi yang telah disepakati yang melandasi pernyataan atau proposition, dan untuk
memberikan indikasi mana proposition yang mendasar dan di mana yang dapat
diverifikasi secara impiris (ini berate perlu adanya pembedaan antara major proposition
dan minor proposition dan pembedaan antara premise yang dapat diverifikasi dan yang
tidak dapat diverifikasi).
Pengukuran dalam Akuntansi
Pengukuran dalam akuntansi diartikan sebagai pemberian nilai –nilai numerikal
kepada objek atau peristiwa perusahaan sehingga memungkinkan penggabungan pos –
pos (aggregation) seperti total niliai assets atau pemilihan (diaggregation), juga meliputi
proses klasifikasi dan identifikasi. Upaya untuk melakukan kwantifikasi atau
pengukuran dalam teori akuntansi juga memberikan tekanan kepada sistem pasar dalam
perekonomian, karena merupakan sumber yang sangat penting mengenai data
kwantitatif. Dari asumsi mengenai perekonomian yang berdasarkan kekuatan pasar,
maka harga pasar akan relevan untuk pelaporan ekstern.
Secara tradisional, akuntansi menggunakan transaksi atau pertukaran yang secara
langsung mempengaruhi entity tersebut untuk penentuan pengukuran moneter. Tetapi
akhir – akhir ini ada saran bahwa harga – harga pasar yang ditentukan dalam pertukaran
di antara entities yang lalu bisa juga relavan bagi pengukuran barang dan jasa untuk
entity tertentu. Contoh relevansi data keuangan bagi pelaporan ekstern tidak dapat
dibantah, namun data non-keuangan juga bisa sangat relevan untuk prediksi dan
pembuatan keputusan tertentu misalnya kapasitas produksi dalam ton atau jumlah
pegawai.
Struktur Teori Akuntansi
Belkaoui mengusulkan suatu hierarki unsur-unsur dari struktur teori akuntansi sebagai
berikut :
1. Objectives of

2a. The Postula of Accounting 2b. The Theoretical Concepts of


Accounting

7
3. The Principles of Accounting

4. The Accounting Tecniques

Berikut penjelasannya :

1. Accounting postulates adalah pernyataan yang tidak perlu dibuktikan atau


aksioma yang diterima secara umum karena sesuai dengan objectives daripada
financial statements, dan menggambarkan lingkungan ekonomi, politik,
sosiologis, dan hokum di mana akuntansi harus beroperasi.

2. Theoretical concepts juga merupakan pernyataan yang tidak perlu dibuktikan


atau aksioma yang diterima secara umum karena sesuai dengan objectives
daripada financial statements, dan yang menggambarkan sifat dari accounting
entities yang bergerak dalam perekonomian yang bebas yang ditandai oleh hak
milik atas suatu kekayaan.

3. Accounting principles adalah aturan keputusan umum (general decision rules)


yang diturunkan dari objectives dan theoretical concepts ; accounting principles
inilah yang mengatur pengembangan accounting tehniques.

4. Accounting techniques adalah kaidah-kaidah khusus yang diturunkan dari


accounting principles untuk menata suatu transaksi atau “event” tertentu yang
dihadapi suatu accounting entity.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pendekatan deduktif terhadap teori akuntansi, kerangka penalaran logis harus
cukup formal untuk memungkinkan diperolehnya kesempatan tentang metode
argumentatif yang dipergunakan atau untuk menemukan hal-hal di mana ketidak
sepakatan mungkin terjadi. Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah
pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan
(conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan.

Kerangka konsep ini juga berguna untuk menegaskan asumsi-asumsi yang telah
disepakati yang melandasi pernyataan atau proposition, dan untuk memberikan indikasi
mana proposition yang mendasar dan di mana yang dapat diverifikasi secara impiris (ini
berate perlu adanya pembedaan antara major proposition dan minor proposition dan
pembedaan antara premise yang dapat diverifikasi dan yang tidak dapat diverifikasi).
Teori normatif (normative theory) menggunakan pertimbangan nilai (value judgement)
yang berisi satu atau lebih premis menjelaskan cara yang seharusnya ditempuh.

Pengukuran dalam akuntansi diartikan sebagai pemberian nilai –nilai numerikal


kepada objek atau peristiwa perusahaan sehingga memungkinkan penggabungan pos –
pos (aggregation) seperti total nilai assets atau pemilihan (diaggregation), juga meliputi
proses klasifikasi dan identifikasi. Dalam hal struktur teori akuntansi, terdapat beberapa
bagian seperti Accounting postulates, Theoretical concepts, Accounting principles,
Accounting techniques.

Anda mungkin juga menyukai