A. PENDAHULUAN
Pada pasien-pasien ynag mengalami penekanan pada suatu area tertentu secara
terus-menerus akan menimbulkan gangguan sirkulasi darah setempat dan berakibat
nekrosis jaringan tubuh atau terjadi luka dekubitus. Maka sebelum hal itu terjadi
sebaiknya pasien yang bed rest total perlu dilakukan pencegahan yaitu dengan
mobilisasi, tetapi apabila terjadi luka dekubitus maka harus dilakukan perawatan luka
agar tidak mejadi sumber infeksi.
B. TUJUAN
Perawatan luka dekubitus bertujuan untuk; a) merangsang peredaran darah; b)
memberikan rasa nyaman bagi penderita; c) mempercepat penyembuhan luka
C. LANDASAN TEORI
Dekubitus adalah kerusakan aatu kematian jaringan kulit sampai jaringan di bawah
kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan terus-
menerus pada suatu area sehingga mengakibatkan peredaran darah stempat terhenti
dan menyebabkan nekrosis. Biasanya dekubitus terjadi pada bagian atas tonjolan tulang
dan tidak dilindungi dengan cukup lemak subkutan. Misalnya: sacrum tumit, trokanter
mayor, siku, spina ischiadica superior anterior, kepala bagian belakang.
Penyebab terjadinya dekubitus antara lain: a) tekanan yang terus-menerus pada
posisi yang sama, b) iritasi jaringan kulit karena faeces, urine atau keringat, c) kain alas
tempat tidur yang tidak tegang atau kotor.
Faktor Resiko:
a. Faktor intrinsik, antara lain:
Status gizi, underweight atau overweight
Anemia
Hipoalbuminemia
Penyakit-penyakit neurologik
Keadaan hidrasi/cairan tubuh yang kurang
b. Faktor ekstrinsik, antara lain:
Kebersihan tempat tidur
Alat-alat tenun yang kusut dan kotor
Peralatan medik sehingga penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu
Tanda dan Gejala
Mula-mula kulit tampak kemerahan yang idak hilang setelah tekana ditiadakan pada
tahap dini, tidak terlihat nekrosis sebab permukaan kulit masih utuh. Iskemi dan
nekrosis sudah terjadi pada lapisan dalam tetapi baru terlihat setelah beberapa hari
berupa kulit yang kemerahan dan mengelupas sedikit. Kemudian terlihat suatu defek
kulit. Setelah 1 minggu/10 hari, luas nekrosis kulit dan batasnya menjadi jelas. Biasanya
nekrosis ini mencapai tulang atau fascia di dasarnya.
Derajat Dekubitus
a. Derajat I : reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis. Tampak sebagai
daerah kemerahan atau eritema indurasi atau lecet.
b. Derajat II: reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga
lapisan lemak subkutan. Tampak sebagai ulkus yang dangkal, tetapi dengan tepi
yang jelas dan perbuhan warna pigmen kulit
c. Derajat III: ilkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan
menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat
infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
d. Derajat IV: perluasan ulkus menembus oto sehingga tampak ulang di dasar ulkus
yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi
Tipe Dekubitus
a. Tipe normal: beda temperatur sampai di bawah dibanding kulit
disekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini
terjadi karena iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah dan
pembuluh-pembuluh darah baik.
b. Tipe arteriosklerotik: beda temperatur kurang dari antara daerah ulkus dan
kulit sekiarnya, dan dengan perawatan diharapkan sembuh dalam 16 minggu.
Ulkus ini terjadi karena gangguan aliran darah akibat penyakit pada pembuluh
darah (arterioskelotik) ikut berperan di samping faktor tekanan
c. Tipe terminal: ulkus dekubitus tipe terminal terjadi pada penderita yang akan
meninggal dan tidak dapat disembuhkan.
Pencegahan Dekubitus
2. Perawatan kulit dan penanganan dini
Diawali dengan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya dengan mengenal
penderita yang berisiko tinggi terjadi dekubitus
Memperkiraan akan terjadinya dekubitus dengan memakai skor norton. Skor
di bawah 14 menunjukkan adanya resiko tinggi terjadi dekubitus
Menjaga kebersihan kulit pasien dengan memandikan setiap hari
Meningkatkan staus kesehatan pasien
Mengurangi faktor tekanan yang mengganggu aliran darah
3. Penggunaan berbagai maras aatu alas kaki
Cara tradisional untuk memperbaiki keadaan suau ulkus dekubitus misalnya
dengan pemberian madu pada luka dekubitus
Kasur khusus untuk lebih membagi rata tekanan yang terjadi pada pasien
Regangan pada kulit dan lipatan yang menyebakan sirkulasi darah setempat
terganggu, dapat dikurangi dengan cara: a)menjaga posisi pasien(ditidurkan
rata di tempat tidurnya, sudah dapat didudukkan di kursi); b)bantalan dari
balok penyangga dari kedua kaki, bantal-bantal kecil untuk menahan tubuh
penderita (berbentuk seperti kue donat)
4. Edukasi pasien
Tim kesehatan yang terlibat di dalam edukasi pasien agar lebih menyadari bahwa
tindakannya dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pasien
untuk mencegah terjadinya luka dekubitus akan sangat mempengaruhi dalam
melkukan tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya dekubitus.
Tindakan Medis Menurut Derajat Dekubitus
a. Dekubitus derajat I:
Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, maka kulit yang kemerahan
dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi lotion, kemudian di
masase 2-3 kali sekali.
b. Dekubitus derajat II:
Perawatan ulkus/luka yang sudah terjadi harus memenuhi syarat-syarat aseptik
dan antiseptik. Daerah yang bersangkutan digesek dengan es dan dihembus
dengan udara hangat bergantian untuk merangsang sirkulasi. Dapat diberi salep
antibiotik topikal untuk merangsang tumbuhnya jaringan muda/granulasi
c. Dekubitus derajat III:
Dengan ulkus yang sudah dalam, menggaung sampai bungkus otot dan sudah
sering erinfeksi, maka usahakan luka selalu bersih dan eksudat diusahakan
mengalir keluar. Balutan jangan terlalu tebal dan sebaiknya tranparan sehingga
permeabel unuk masuk keluarnya udara/oksigen dan penguapan. Kelembaban
luka dijaga tetap basah. Karena mempermudah regenasi sel-sel kuli. Luka yang
kotor dapat dicuci dengan larutan NaCl fisiologis dan diberi antibiotik lokal dan
sistemik.
Pilihan untuk antibiotik lokal: Salep kloramfenikol 2%
Pilihan untuk antibiotik sistemik: antibiotk spektrum luas, seperti amoksisilin
4x500 mg selama 15-30 hari, atau sikosporin 1-2 gr/hr selama 3-10 hari
d. Dekubitus derajat IV
Dengan perluasan ulkus sampai ke tulang dan sering disertai jaringan nekrotik,
maka semua langkah-langkah di atas tetap dilakukan dan jaringan nekrotik yang
ada harus dibersihkan, karena akan menghalangi pertumbuhan
jaringan/epitelisasi. Beberapa usaha mempercepat penyembuhan dengan
memberikan oksigenasi pada daerah luka, tindakan dengan ultrasono untuk
membuka sumbatan-sumbatan pembuluh darah dan sampai pada transplantasi
kulit setempat.
D. PERSIAPAN ALAT & BAHAN
1. Sabun
2. air hangat
3. obat luka sesuai kebutuhan
4. kom: 3 buah berisi alkohol 70% atau wash benzin, desinfektan dan NaCl
5. bengkok: 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan
6. kassa steril
7. pinset anatomi/cirurgis/aplikator/lidi kapas
8. gunting nekrotomi
9. handuk
10. semprit irigasi
11. sarung tangan bersih 1 pasang, steril 1 pasang
12. gunting plester
13. plester atau hypavik
14. pengalas/perlak
E. PROSEDUR TINDAKAN
I. Tahap Pra Interaksi
Lakukan verifikasi program terapi
Cuci tangan
Tempatkan alat di dekat pasien dengan benar
II. Tahap Orientasi
Berikan salam dan sapa nama pasien
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
Tanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
III. Tahap Kerja
Jaga privasi
Atur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
Pasang pengalas dan membuka peralatan
Pakai sarung tangan bersih
Basahi plester dengan alkohol/wash benzin dan buka balutan luar serta
memberikan sekitar luka dan bekas plester
Buka balutan lapis dalam
Kaji luka dekubitus dan kulit sekitar untuk menentukan derajat
luka(warna, kelembaban, diameter, kedalaman)
Cuci kulit sekitar luka dengan lembut menggunakan air hangat dan sabun
Keringkan dengan handuk
Ganti sarung tangan bersih dengan sarung tangan steril
Bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan normal salin atau agen
pembersih untuk luka dalam gunakan semprit irigasi
Gunakan agen topical jika diresepkan
Enzim:
a. Oleskan salep pada telapak tangan dominan
b. Oleskan salep tipis dan rata di atas luka, jangan di kulit sekitar
luka
c. Basahi kassa dengan cairan fisiologis dan tempelkan pada luka
dan tutup kassa yang basah dengan satu lapis kasa kering dan
plester dengan baik
Antiseptik (luka dalam)
a. Oleskan salep aniseptik pada tangan dominan
b. Oleskan salep secara merata pada luka
c. Pasang kassa dan plester dengan kuat
Agen Hidrogel
a. Oleskan hidrogel pada telapak tangan dominan
b. Oleskan hidrogel pada permukaan luka
c. Pasang kassa kering yang halus untuk menutupi luka dan plester
dengan kuat
Kalsium alginat
a. Bungkus luka dengan alginat menggunakan aplikator atau sarung
tangan
b. Pasang kassa kering ynag halus atau hidrokoloid di atas alginat
c. Plester dengan kuat
Ubah posisi pasien dengan nyaman tidak pada posisi luka
Bereskan peralatan
Lepaskan sarung tangan
IV. Tahap Terminasi
Lakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
Berpamitan dengan pasien
Cuci tangan
Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan