Anda di halaman 1dari 16

PERHITUNGAN PERENCANAAN WADAH

SAMPAH, TPS DAN TPA

Dari gambaran umum kawasan perencanaan yang diperoleh dari berbagai sumber
yang berhasil dihimpun untuk selanjutnya dipakai sebagai pijakan awal untuk menentukan
langkah dalam pengumpulan data dan pembahasan berdasarkan pada teknik pengumpulan
data, jenis dan jumlah data yang terkumpul.
Pada bab ini akan diuraikan secara menditail tentang teknis analisis data,
perolehan data yang berhasil dikumpulkan serta pembahasan untuk dilakukan telaah lanjut
guna penyusunan strategi dan pendekatan dalam penentuan kebutuhan prasarana dan
sarana persampahan di Kecamatan Entikong khususnya pada Kota Kecamatan Entikong.

2.1. TEKNIK PENGUMPULAN


Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survey lapangan (data primer) dan
survey instansional (data sekunder), meliputi:
a. Data primer merupakan kegiatan pengumpulan data berdasarkan survei/ pengecekan
di lapangan baik mengenai kondisi fisik, biotik maupun sosial budaya. Pengumpulan
data dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara bebas dan terarah.
b. Data sekunder merupakan kegiatan yang berupa data angka, peta, produk kajian dan
deregulasi yang berlaku terkait dengan pengolahan persampahan. Uraian keadaan
wilayah pada berbagai instansi terkait untuk perumusan masalah, identifikasi dan
kendala pelaksanaan program pengelolaan sampah.

ANALISA DATA DAN SPESIFIKASI


Beberapa data yang berhasil dikumpulkan dalam rangka penyusunan bantuan
Teknis Perencanaan Manajemen Persampahan di Wilayah Perbatasan Entikong Kab.
Saggau adalah sebagai berikut:

Analisa Jumlah Penduduk dan Proyeksinya

1
Jumlah penduduk pada kondisi sekarang beserta proyaksinya untuk perencanaan
20 tahun ke depan. Untuk menghitung jumlah penduduk proyeksi 20 tahun ke kepan
menggunakan metode geometrik dengan persamaan sebagai berikut:
Pn = Po (1+r)n
dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun rencana (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada tahun inisial (jiwa)
r = Rasio pertambahan penduduk (%)
n = Tahun proyeksi
Berdasarkan hasil pengumpulan data jumlah penduduk dari laporan antara adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kec. Entikong (Contoh)
NO NAMA DESA JUMLA JUMLAH KEPADATAN
H KK PENDUDUK (jiwa) PENDUDUK(Jiwa/Km2)
1 Desa Entikong 1.443 5.769 26
2 Desa Semangit 503 2.059 26
3 Desa Nekan 588 2.160 26
4 Desa Pala Pasang 222 1.001 26
5 Desa Suruh Tembawang 506 2.243 23
3.262 13.232 23
Sumber: Sumber GURPP-Kec. Entikong 2007
Sedangkan rasio pertambahan penduduk untuk wilayah Kab. Sanggau secara rata-
rata adalah 1,06% pertahun (Sanggau Dalam Angka, 2007), sehingga jumlah penduduk
hasil proyeksi proyeksi adalah sebagai berikut:
Proyeksi penduduk Desa Entikong tahun 2008 adalah:
Po = 5.769 jiwa (2007)
n =1
r = 1,06/100
Pn = 5.769 (1 + 1,06/100)1
= 5.830 jiwa

Proyeksi penduduk Desa Entikong tahun 2009 adalah:


Po = 5.769 jiwa (2007)
Pn = 5.769 (1+ 1,06/100)2
= 5892 jiwa
Untuk hasil perhitungan berikut dapat dilihat seperti pada Tabel 2.2 di bawah ini
Tabel 2.2 Proyeksi penduduk Kecamatan Entikong
NO TAHUN DESA DESA DESA DESA PALA DESA SURUH
PROYEKSI ENTIKONG SEMANGET NEKAN PASANG TEMBAWAN
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) G

2
(jiwa)
1 2008 5830 2081 2183 1012 2267
2 2009 5892 2103 2206 1022 2291
3 2010 5954 2125 2229 1033 2315
4 2011 6211 2148 2253 1044 2340
5 2012 6276 2171 2277 1055 2365
6 2013 6343 2194 2301 1066 2390
7 2014 6410 2217 2326 1078 2415
8 2015 6478 2240 2350 1089 2440
9 2016 6547 2264 2375 1101 2466
10 2017 6616 2288 2400 1112 2492
11 2018 6686 2312 2426 1124 2519
12 2019 6757 2337 2451 1136 2546
13 2020 6829 2362 2477 1148 2573
14 2021 6901 2387 2504 1160 2598
15 2022 6974 2412 2530 1173 2627
16 2023 7048 2437 2557 1185 2655
17 2024 7129 2463 2584 1198 2683
18 2025 7198 2489 2612 1210 2712
19 2026 7275 2516 2639 1223 2741
20 2027 7352 2542 2667 1236 2770
21 2028 7430 2569 2695 1249 2799
Sumber: Hasil Analisa Perhitungan,2008

2.2.2 Analisa Jumlah Timbulan Sampah dan Proyeksinya


Jumlah timbulan sampah berbanding lurus dengan jumlah penduduk dalam artian
semakin banyak jumlah penduduk di suatu tempat maka semakin besar pula jumlah
timblan sampah yang dihasilkan. Selain itu tingkat perekonomian serta gaya hidup juga
menentukan besarnya jumlah timbulan sampah berdasarkan standart SNI 04-1993-03)
jumlah timbulan sampah untuk kota kecil adalah 2,50 – 2.75 liter/orang/hari. Sehingga
persamaan jumlah timbulan sampah perharinya adalah:
Jumlah Sampah = (2,50 liter/orang/hari x jumlah penduduk) / 1000= m3//hari.
Contoh Perhitungan: Jumlah timbulan sampah Desa Entikong tahun 2008 adalah sebagai
berikut:
- Jumlah penduduk tahun 2008 = 5830 jiwa (hasil perhitungan proyeksi)
- Standart timbulan sampah = 2,50 liter/orang/hari.
- Pelayanan sampah 80 % (untuk Desa Entikong)
- Jumlah timbulan sampah (2008) = (2,5 liter/org/hr x 5830 orang) / 1000x 80%

3
= 11.66 M3/hari.
Contoh Perhitungan: Jumlah timbulan sampah Desa Entikong tahun 2009 adalah sebagai berikut:
- Jumlah penduduk tahun 2009 = 5892 jiwa (hasil perhitungan proyeksi)
- Standart timbulan sampah = 2,50 liter/orang/hari.
- Pelayanan sampah 80 %
- Jumlah timbulan sampah (2009) = (2,5 liter/org/hr x 5892 orang) / 1000x 80 %
= 11.78 M3/hari

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Hasil Proyeksi Perhitungan Jumlah Timbulan Sampah


TAHUN DESA DESA DESA DESA PALA DESA SURUH
PROYEKSI ENTIKONG SEMANGET NEKAN PASANG TEMBAWANG
(M3/hari) (M3/hari) (M3/hari) (M3/hari) (M3/hari)
(Palayana (Palayana (Palayana (Palayana (Palayana
sampah 80%) sampah 60%) sampah 60%) sampah 60%) sampah 60%)
1 2008 11.660 3.122 3.275 1.518 3.401
2 2009 11.780 3.1553 3.309 1.533 3.437
3 2010 11.908 3.188 3.344 1.550 3.473
4 2011 12.422 3.222 3.389 1.566 3.510
5 2012 12.552 3.257 3.416 1.583 3.548
6 2013 12.686 3.291 3.452 1.599 3.585
7 2014 12.820 3.326 3.489 1.617 3.623
8 2015 12.956 3.360 3.525 1.634 3.660
9 2016 13.094 3.396 3.563 1.652 3.699
10 2017 13.232 3.432 3.600 1.668 3.738
11 2018 13.372 3.468 3.639 1.686 3.779
12 2019 13.514 3.506 3.677 1.704 3.819
13 2020 13.658 3.543 3.716 1.722 3.860
14 2021 13.802 3.576 3.756 1.740 3.897
15 2022 13.948 3.618 3.795 1.760 3.941
16 2023 14.096 3.656 3.836 1.778 3.983
17 2024 14.258 3.695 3.876 1.797 4.025
18 2025 14.396 3.734 3.918 1.815 4.068
19 2026 14.550 3.774 3.959 1.835 4.112
20 2027 14.704 3813 4.001 1.856 4.155
21 2028 14.860 3.854 4.043 1.874 4.199
Sumber: Hasil Analisa Perhitungan, 2008

2.2.3 Analisa Jumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sampah


Dan Proyeksinya.

4
Analisa tempat pembuangan sampah sementara dapat direncanakan dengan
beberapa alternatif; pertama TPS dapat direncanakan dengan pasangan batako, tentunya
harganya murah dan perawaatannya tidak terlau mahal, sedangkan yang kedua adalah
TPS dapat direncanakan dengan menggunakn TPS container. Keuntungan pemasangan
TPS dengan sistem container adalah dimana sistem ini mudah dipindahkan. Apabila kita
menganggap tempat tersebut sudah tidak layak lagi untuk dipasang TPS maka kita
langsung dapat memindahkannya. Dalam perencanaan ini dibuat dalam dua model, hal
ini mengingat volume sampah yang ada masih belum terlalu besar, maka dibuat dalam 2
model dengan perbandingan 50% bataco: 50% container.

a. Perhitungan Jumlah TPS menggunakan Pasangan Bataco.


Perhitungan Jumlah TPS adalah sebagai berikut:
1. TPS pasangan batako dengan dimensi:
- Panjang = 2,50 meter
- Lebar= 1,75 meter
- Tinggi = 1,20 meter
maka volume TPS adalah= 2,50 x 1,750 x 1,20 meter= 5.25 M3.
Jika jumlah timbulan sampah yang terlayani 80% untuk kondisi sekarang (2010)
adalah: 11.908 M3/hari, maka jumlah TPS yang diperlukan sekarang untuk jenis bataco
adalah:
n TPS = (VS/VT) x fg

dimana:
nTPS = Jumlah TPS yang diperlukan
VS = volume timbulan sampah (M3)/ hari = 11.908 M3/hari
VT = volume dimensi TPS pasangan bataco (M3) = 5.25 M3.
BJ = Berat jenis sampah = 1.30

Frekuensi pengangkutan = 1 hari sekali


Jumlah TPS yang diperlukan di Kota Entikong (Desa Eintikong tahun 2010) adalah
(nTPS):
nTPS 2010 = (11.908 M3/5.25 M3) x 1,30 = 2.949 Buah TPS  3 buah.

5
Catatan: Jumlah 3 buah TPS tersebut frekuaesi pengangkutan dilakukan sebanyak 1 hari
sekali. Jika pengangkutan sampah dilakukan dalam waktu 2 hari sekali maka jumlah TPS
yang dibutuhkan sebanyak 2 hari x 3 buah = 6 TPS.

b. Perhitungan TPS Menggunakan Container


Jika TPS direncanakan dengan menggunakan Container, maka jumlah TPS Yang
diperlukan adalah sebagai berikut:
nTPS = Jumlah TPS yang diperlukan
VS = volume timbulan sampah (M3)/ hari = 11.908 M3/hari
VT = volume dimensi TPS container (M3) = 6.00 M3.
BJ = Berat jenis sampah = 1.30
nTPS 2010 = (11.908 M3/6 M3) x 1,30 = 2.58 Buah TPS  3 buah.
Catatan: Jumlah 3 buah TPS tersebut frekuensi pengangkutan dilakukan sebanyak 1 hari
sekali. Jika pengangkutan sampah dilakukan dalam waktu 2 hari sekali maka jumlah TPS
yang diperlukan sebanyak 2 hari x 3 buah = 6 TPS.
c. Model TPS Bataco
Tutup C0ntainer
Paving Block
TPSPintu Pelat Baja
Container
Dinding Bataco
Beton Camp.1:2:3

Paving Block
2.50
1.20

TAMPAK DEPAN
2.50 1.75
5.00 DENAH TPS PASANGAN BATACO
0.20 0.30

Pondasi menggunakan pondasi jalur
Batas Tinggi Jagaan
dengan
2.50 beton2.50
campuran 1:2:3
0.20 
Rangka menggunakan beton bertulang
1.20 camp.
TAMPAK1:2:3 SAMPING
2.50 2.50 
0.20 0.30 Bata menggunakan pasangan bata tanah
pres yang dipasang expose dan pada
2.50 1..75 bagian luarcontainer
diglasur ±dengan
DENAH TPS CONTAINER 
Volume 6 M3 pernis.
TAMPAK SAMPING Pintu menggunakan
Dilengkapi denganplat baja baja
penutup

Parkir menggunakan paving
Pada bagian dinding luar dan block yang
dalam di
Gambar 2.1 TPS Pasangan Bataco dilengkapi dengan balok kasntin dari beton
d. Model TPS Container lengkapi dengan lukisan yang bernuasa
camp. 1:2:3 dan menarik (lukisan
lingkungan
EAN GREEN Lukisan 
Volume TPS 5,25gambar
pemandangan, M3 yang menarik anak-
Lingkungan
anakk seperti gambar hewan, dll)
Landasan container (pondasi dan lantai)
menggunakan beton campuran 1:2:3
TAMPAK DEPAN Parkir kendaraan mennggunakan paving
block dan dilengkapi dengan balok kanstin 6
dari beton camp.1:2:3
Gambar 2.2 Gambar TPS Kontainer
nTPS 2016 = (13.514 M3/5.25 M3) x 1,30 = 3.346 Buah TPS  4 buah.
Catatan: Jumlah 4 buah TPS tersebut frekuaesi pengangkutan dilakukan sebanyak 1 hari
sekali. Jika pengangkutan sampah dilakukan dalam waktu 2 hari sekali maka jumlah TPS
sebanyak 2 hari x 4 buah = 8 TPS.

e. Penempatan TPS
TPS direncanakan dan ditempatkan pada tempat strategis untuk dijangkau oleh
kendaraan pengangkut sampah dan diusahakan dekat dengan jalan yang dilalui kendaraan
pengangkut sampah, mudah dijangkau oleh masyarakat ketika memasukkan sampah
kedalam TPS, dilengkapi dengan jalan masuk berupa atau tangga, TPS ditata sebersih
mungkin sehingga kelihatan asri dan menarik untuk didekati. Penempatan lokasi dapat
dilihat pada Gambar 2.2

Jalan
Ruko/perkim

Posisi TPS
terhadap
Jalan

7
Posisi TPS
terhadap roko/perkim
Gambar 2.3 Posisi Perletakkan TPS

f. Lokasi TPS dan Frekuensi Pengangkutan Sampah


Frekuensi pengangkutan sampah dari TPS ke TPA tergantung dari volume TPS
yang direncanakan. Ketika direncanakan 2 hari kedua TPS penuh jadwal pengangkutan
harus diaksanakan. Penuhnya TPS juga tergantung pada musim yang ada, misalnya
musim buah yang dijual dipasar serta kegiatan jumlah yang di wilayah tersebut. Untuk
lokasi dan jumlah TPS serta ritasi pengangkutan dapat dilihat seperti pada Tabel. 2.9

Tabel 2. 4 Jumlah TPS dan Jumlah Frekuensi Pengangkutan Sampah


NO JUMLAH DAN VOLUME TPS LOKASI TPS PREKUENSI
JENIS TPS (BH) (M3) PENGANGKUTAN
1 4 (TPS Container) 6,00 Pasar baru Entikong 2 hari sekali
2 1 (TPS Container) 6,00 Pasar Lama Entikong 2 hari sekali
3 1 (TPS Container) 6,00 Lokasi kantor Pengelola 2 hari sekali
Border
4 1 (TPS Pasangan 5,25 Pertigaan Permukiman 2 hari sekali
Bataco) Sontas
5 1 (TPS Pasangan 5,25 Pasar baru 2 hari sekali
Batako)
6 1 (TPS Pasangan) 5,25 Depan Kantor Cukai 2 hari sekali
Hasil: Perhitungan dan survey lapangan, 2009

2.2.4 Analisa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah


Berdasarkan hasil survey dan pengamatan lapangan terhadap tempat pembuangan
akhir (TPA) sampah di Kecamatan Entikong masih menggunakan TPA sementara yang
dikelola dengan metoda open dumping, dimana sampah ditumpuk dan dibakar. Ujung dari
TPA sementara berakhir disebuah lereng dan lereng tersebut mengalirkan air ke Sungai
Sekayam. Sedangkan air sungai tersebut digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan
sehari- hari. Metode open dumping sudah tidak dibenarkan lagi, hal ini disebabkan karena
dapat menyebabkan pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara udara/ bau

8
selain itu dapat mengundang bermacam- macam binatang pembawa penyakit seperti lalat,
tikus dan binatang lainnya.
Berdasarkan koordinasi dengan instansi terkait dengan pemerintah kecamatan
Entikong bahwa rencana TPA sudah dialokasikan. Adapun lokasinya terdapat di wilayah
Sontas di tempat dengan jarak ± 2,00 km dari permukiman. Adapun jalan menuju ke
rencana TPA ada fasilitas jalan.
Berdasarkan hasil survey terhadap lahan baru tersebut sangat baik dan cocok
seperti persyaratan yang diisyaratkan dalam SNI Persampahanyaitu:
- Lokasi yang ada sekarang bukan merupakan daerah rawan geologi (daearah patahan,
daerah rawan longsor, serta daerah gempa).
- Bukan daerah rawah hidrologis yaitu daearah kedalam air tanah minimal 3 m.
- Bukan daerah rawan terhadap penerbangan.
- Jauh dari permukiman.

Perhitungan Kebutuhan Lahan TPA Sampah


Perhitungan kebutuhan lahan untuk TPA akan mencangkup perhitungan volume sampah
dan kebutuhan luas lahan TPA.
Untuk menghitung volume sampah dipergunakan perhitungan:
V=AxE
dimana:
A = volume sampah
E = tingkat pemadatan (kg/m3), rata- rata: 600 kg/m3.

Perhitungan kebutuhan lahan TPA dapat digunakan rumus:


V x 365
L = x 1,15
T
dimana:
L =Luas lahan yang butuhkan setiap tahunnya
V = Volume sampah yang telah dipadatkan
T = Tinggi timbunan yang rencanakan

a. Perhitunga Kebutuhan Lahan TPA Tahun 2010


Perhitungan luas lahan direncanakan untuk tahun 2010

9
Jumlah timbulan volume untuk wilayah Entikong tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Desa Entikong = 11,908 m3/hari
Desa semangat = 3,188 m3/hari
Desa Nekan = 3,344 m3/hari
Desa Pala Pasang = 1,550 m3/hari
Desa Suruh Tembawang = 3,473 m3/hari
Jumlah = 23,463 m3/ hari
 volume sampah yang dibuang ke TPA = 23,463 m3/hari (untuk sampah seluruh Kec. Entikong).
 Volume sampah yang telah dipadatkan (V) = A x E
= 23,463 m3/hari x 0,6
= 14,29 m3
 Tinggi rencana timbunan (T) = 4 meter

Kebutuhan Luas Lahan TPA tahun 2010:
V x 365
L = x 1,15
T

14,290 x 365
= x 1,15 = 1499,55 m2
4
b. Perhitunga Kebutuhan Lahan TPA Tahun 2016
Jumlah timbulan sampah untuk wilayah Entikong tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Desa Entikong = 13,094 m3/hari
Desa semangat = 3,396 m3/hari
Desa Nekan = 3,563 m3/hari
Desa Pala Pasang = 1,652 m3/hari
Desa Suruh Tembawang = 3,699 m3/hari
Jumlah = 25,404 m / hari
3

 volume sampah yang dibuang ke TPA = 25,404 m 3/hari (untuk sampah seluruh Kec.
Entikong).
 Volume sampah yang telah dipadatkan (V) = A x E
= 25,404 m3/hari x 0,6
= 15,242 m3
 Tinggi rencana timbunan (T) = 4 meter

Kebutuhan Luas Lahan TPA tahun 2016:
V x 365
L = x 1,15
T
15,242 x 365
= x 1,15 = 1.599,46 m2
4
Kebutuhan Luas TPA secara keseluruhan dapat dihitung secara komulatif yang
dimuali dari tahun awal rencana sampai tahun terakhir rencana. Untuk lebih jelasnya
komulatif perhitungan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 2.6

10
Tabel 2.5 Luas Lahan TPA Yang Diperlukan Setiap Tahunnya
TAHUN JUMLAH TOTAL SAMPAH VOLUME SAMPAH LUAS LAHAN KOMULATIF LUAS KOMULATIF LUAS
YANG M MASUK SETIAP YANG TELAH YANG LAHAN YANG LAHAN YANG
HARINYA DARI DIPADATKAN DIPERLUKAN DIPERLUKAN (M2) DIPERLUKAN
5 DESA (M3/Hari) (m3/hari) (M2) (Ha)
1 2 3 4 5
2008 22.976 13,796 1446,626 1446.626 0.1446
2009 23.250 13,950 1463,878 2910.505 0.210
2010 23,463 14,29 1499,55 4387.794 0.4387
2011 24.109 14.465 1517.963 5905.757 0.5905
2012 24.356 14.614 1533.515 7439.271 0.7439
2013 24.613 14.768 1549.696 8988.967 0.8988
2014 24.875 14,925 1566.192 10555.16 1.0555
2015 25.135 15,081 1582.562 12137.72 1.2137
2016 25.440 15,242 1.599,46 13739.49 1.3739
2017 25.670 15,402 1616.247 15355.74 1.5355
2018 25.926 15,556 1632.366 16988.1 1.6988
2019 26.22 15,732 1650.877 18638.98 1.8638
2020 26.499 15,899 1668.443 20307.42 2.0307
2021 26.771 16,063 1685.569 21992.99 2.1992
2022 27.062 16,237 1703.891 23696.88 2.3696
2023 27.349 16,409 1721.961 25418.84 2.5418
2024 27.561 16,537 1735.309 27154.15 2.7154
2025 27.931 16,759 1758.606 28912.76 2.8912
2026 28.230 16,938 1777.431 30690.19 3.0690
2027 28.529 17,117 1796.257 32486.45 3.2486
2028 28.830 17,298 1815.209 34301.66 3.4301
Sumber: Hasil Analisa Perhitungan, 2009

Kesimpulan; kebutuhan luas lahan untuk tempat pembuangan akhir sampah (TPA)
yang diperlukan sampai pada tahun 2028 untuk dapat menampung sampah sekecamatan
Entikong adalah 3.4301 Ha  4,00 Ha, tidak termasuk lahan pendukung TPA (kantor,
laboratorium, jembatan timbang, gudang, jalan sel, kolam pengelola limbah, buffer zone,
dll).

2.2.5. Analisa Sistem Pengumpulan Sampah Dari Rumah ke TPS


Berdasarkan pengamatan lapangan serta hasil wawancara dari masyarakat yang
berada diwilayah permukiman Desa Entikong bahwa sebagian besar masyarakat
memandang pengumpulan sampah yang paling efektip adalah menggunakan kantong
yang dikumpul dihadapan rumah masing- masing atau menggunakan tong sampah/bin
sampah, kemudian petugas dari kebersihan mengumpulkan sampah tersebut dengan
menjemput dari rumah kerumah untuk bibawa ke TPS terdekat. Alternatif kedua adalah
mobil pengangkut sampah langsung menjemput dan mengumpulkan sampah dari rumah

11
kerumah dari sampah yang ada didalam tong sampah atau kantong plastik kemudian
langsung dibaung ke TPA sampah.
Dari kedua metode tersebut masing- masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan, dimana apabila pengumpulan menggunakan gerobak maka pekerjaan
menjadi dua kali lebih lama yaitu dari gerobak ke TPS kemudian baru diangkut ke TPA,
dan kelebihannya mampu mengumpulkan sampah walaupun pada jalan yang sempit. Jika
menggunakan metode pengumpulan langsung, kekurangannya diperlukan jalan masuk
yang lebar, mendukung untuk dilalui truk pengangkut sampah, dan kelebihannya
pekerjaan lebih efektif kerena sampah lansung diangut ke TPA.
Perhitungan Kotak Sampah:

Volume timbulan sampah (standard SNI) untuk kota kecil 2,50 liter/orang/hari.

Jumlah 1 KK 5 orang

Durasi pengumpulan sampah 2 hari sekali.

Volume sampah dalam 2 hari= 2,50 liter/org/hr x 5 org x 2 hr x 2 = 0,03 M3
1000
Perhitungan Dimensi Tong Sampah Model 1:
 Volume = ¼. π x 0,30 2 x 0,60 M = 0,04 M3

= 0.33 M

Volume tong sampah = 0,04 M3

Bahan fiber glass

Dilengakapi penutup dan pemegang

Mudah diangkat

Jumlah KK 1.443

Jumlah BIN adalah 20% = 288 buah
T= 0.6 m
= 0.27 M
Perhitungan Kotak Sampah:

Volume timbulan sampah
Gambar(standard
2.4 TongSNI) untuk Model
Sampah kota kecil
1 2,50 liter/orang/hari.

Jumlah 1 KK 5 orang

Durasi pengumpulan sampah 2 hari sekali.

Volume sampah dalam 2 hari= 2,50 liter/org/hr x 5 org x 2 hr x 2 = 0,03 M3
1000
Perhitungan Dimensi Tong Sampah Model 1:
 Volume = 0,30 x 0,30 x 0,60 = 0,05 M3
Perhitungan Tong Sampah Model.2

L=0,33 M


Volume tong sampah = 0,04 M3

Bahan fiber glass

Dilengakapi penutup dan pemegang

Mudah diangkat 12
T= 0,60 M
L= 0,27 M

Gambar 2.5 Tong Sampah Model 2

Kesimpulan; sistem pengumpulan sampah untuk kondisi wilayah perbatasan Entikong


yang paling cocok adalah pengagkutan dengan sistem pengumpulan menggunakan
gerobak yang menjemput dari rumah ke rumah kemudian diangkut ke TPS yang ada, dan
disetiap rumah disiapkan tong sampah yang difasilitasi oleh pemerintah.

2.2.6 Analisa Kemampuan Armada Pengangkut Sampah:


Berdasarkan hasil pengamatan terhadap armada pengangkut sampah Kecamatan
Entikong adalah sebagai berikut:
Nd= {H(1-W)-(t1+ t2)/Tscs
Data pengamata lapangan:

Pscs (waktu yang diperlukan untuk memuat sampah daril lokasi pertama sampai terakhir
= 1.56 jam.

s (waktu rata- rata pembongkaran di TPA = 0.583 jam.

x (jarak rata- rata TPS ke TPA) = 9,175 km

t1 waktu dari pool ke TPS pertama = 0,08 jam

t1 waktu dari TPA ke pool = 0,306 jam

H waktu kerja perhari = 7 jam

W waktu off route = 0,18

Tabel 2.6 Waktu Off Route Kendaraan Dump Truck


Kendaraan Waktu rata- Rata
No Uraian Kegiatan Dump Truck
Menit Jam Menit Jam
1 Persiapan, Cheking Mesin sebelum Persiapan 15 0,25 15 0,25

2 Sarapan Pagi 15 0,25 15 0,25


3 Pencucian bak sebelum ke pool 20 0.25 20 0.25
4 Pengisian BBM 5 0,10 5 0,10
5 Kejadian tak terduga (ganti ban bocor, dll) 20 0,333 20 0,333
75 1,25
1,25/7=
0,18
Hasil: Data Hasil Pengamatan, 2009

Perhitungan:
Tscs = Pscs + a +bx + S , kecepatan dianggap konstan, sehingga

13
a=0, b=0, x=0
= 1.56 + 0.56 = 2,12 jam/trip
Nd = {H(1-W)-(t1+ t2)/Tscs
= {7(1-0,18)-( 0,08 +0,306)/ 2,12
= 1,433 trip/hari  1 kali sehari.
Kesimpulan; kemampuan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA menggunakan Dam
Truk sampah biasa hanya mempunyai ± 1 trip perhari, sedangkan jumlah TPS yang akan
diangkut adalah 3 buah x 6 M 3 = 18 M3 / hari, Sedangkan kapasitas angkut truk ± 6 M3,
berarti diperlukan lagi 1 buah truk arm roll.

2.2.7 Analisa Petugas Kebersihan


Jumlah petugas yang diperlukan dalam pengelolaa sampah adalah sebagai berikut:
 Penyapu jalan untuk wilayah pelayanan border Entekong dan sekitarnya 1 orang
petugas.
 Penyapu jalan untuk wilayah pasar baru dan sekitarnya 1 orang petugas
 Penyapu jalan untuk wilayah pasar lama Entikong 1 orang petugas
 Petugas armada pengangkut sampah dump truk adalah pengumpul sampah 3 orang
dan super truk 1 orang.
 Petugas armada pengangkut sampah dump truk adalah pengumpul sampah 2 orang
dan super truk 1 orang.

RENCANA ANGGARAN BIAYA


Rencana anggaran biaya diperlukan adalah dalam rangka untuk melengkapi
fasilitas sarana persampahan, dengan tujuan agar pengelolaan persampahan dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dalam perhitungan rencana anggaran biaya ditampilkan dalam 3 tabel, yaitu tabel
daftar harga bahan dan tenaga, daftar analisa biaya satuan dan daftar rencana anggaran
biaya. Daftar tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.7, Tabel 2.8 dan Tabel 2.9 (perhitungan
rebcana anggaran biaya termpair).

14
KESIMPULAN 3
3.1. KESIMPULAN
Dari hasil analisa data/ perhitungan pada bab 2 dari laporan akhir ini dapat disimpulkan
adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan manajmen persampahan ini dititk beratkan pada kawasa Entikong
khususnya pada kawasan yang menjadi lintasan border dan sekitarnya, hal ini
bertujuan border yang dijadikan teras Indonesia terhadap negara tetangga.
2. Perencanaan persampahan direncanakan selama 20 tahun yaitu sampai tahun 2028.
3. Dari hasil analisa dan perhitungan terhadap jumlah TPS maka didapat 6 unit TPS
untuk tahun rencana 2009 dengan rincian 3 unit pasangan bataco dan 3 unit TPS
container. Kemudian 8 unit TPS untuk tahun rencana 2016 dengan rincian 4 unit
TPS pangan bataco 4 unit TPS container, serta 10 unit TPS untuk rencana tahun
2028 dengan rincian 5 unit TPS pasangan bataco dan 5 unit TPS container.
4. Dari hasil analisa didapat frekuensi pengangkutan sampah dari TPS yang ada
adalah 2 hari sekali.
5. Dari hasil analisa dan perhitungan terdap kendaraan armada pengangkut sampah
maka didapat untuk tahun rencana 2009 diperlukan kendaraan pengangkut
berjumlah 1 buah kendaraan dump truk dan 1 buah kendaraan arm roll, untuk
tahun rencana 2016 diperlukan armada pengangkut 2 buah kendaraan Dump Truk
2 buah kendaraan arm roll, dan pada tahun rencana 2028 diperlukan 3 buah dump
truk dan 3 buah arm roll.
6. Dari hasil analisa data juga didapat jumlah luasan terhadap pempat pembuangan
akhir (TPA) sampah sampai tahun rencana 2028 diperlukan luas lahan untuk TPA

15
adalah 3.4301 hekter, belum termasuk lahan pendukung seperti jalan, kantor,
gudang, kolam airasi, green barier, bafer zone dan lain-lain.
7. Jumlah tong sampah yang diperlukan untuk menampug sampah untuk tahun
rencana 2009 sebanyak 288 unit dan untuk tahun rencana 2016 sebanyak 450 unit
serta tahun rencana 2028 sebanyak 594 unit.
8. Dari hasil analisa juga didapat jumlah tenaga yang diperlukan dilapangan adalah
sebagai berikut:
- tenaga penyapu jalan 3 orang
- tenaga pengangkut 5 orang untuk 2 armada pengangkut
- tenaga supir trk 2 orang
8. Dari hasil terhadap rencana anggaran biaya maka didapat jmlah biaya yang
diperlukan untuk tahun rencana 2009 sebesar Rp1.582.074.077,42.
3.2. SARAN
Dari hasil pengamatan dilapangan dan analisa terhadap data yang ada maka
ditemukan bahwa TPA yang ada sekarang masih bersifat sementara, perlu mendesak TPA
yang bersifat permanen. Berdasarkan pengamatan dilapangan lokasi yang ada juga sudah
diperuntukan untuk TPA dimana lokasinya berada ± 2 km dari wilayah permukiman,
tetapi luasannnya belum diketahui secara detail. Kedepannya perlu perencanaan TPA
yang bersifat permanen dan mempunyai standard TPA seperti yang diisyaratkan.

16

Anda mungkin juga menyukai