OLEH
RUSWID
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan ridhonya sehingga Karya Ilmiah saya ini bisa selesai tepat
pada waktunya. Terimakasih juga saya ucapkan kepada dosen Pancasila
saya, Bapak H.AMAN BUDI S,SPd,APP,Mkes. yang sudah membimbing saya
untuk membuat tugas karya Ilmiah pancasila ini. Dan teman teman semua
yang sudah meberikan ide-ide nya kepada saya. Tugas Karya Ilmiah ini yang
saya buat ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah filsafat
pancasila ajaran tahun 2021/2022. Dalam Karya Ilmiah ini membahas
tentang pudarnya gotongroyong dan munculnya individualisme dalam
masyarakat era globalisasi ini akibat adanya program pemerintah yaitu Padat
Karya. Dalam Karya Ilmiah ini ini saya menjabarkan argumentasi saya
mengenai penyebab dan cara mengatasi gotog-royong yang semakin
hilang,serta tidak lupa saya mengartikan makna gotong-royyong yang sudah
saya pelajari selama ini.
Ruswid
abstrak
bahwa kita memiliki tujuan yang sama haruslah berusaha dan bekerja
sama. Agar apa yang dicita-citakan kita dapat terwujud, dengan gotong-
royong masalah dapat lebih cepat terselesaikan dan lebih cepat untuk
diwujudkan. Goton-royong seperti menghipnotis manusia untuk
melakukan hal yang berat menjadi ringan. Dengan gotong-royong
pekerjaan yang sangat berat akan terasa lebih ringan karena dikerjakan
secara bersama-sama. Dari gotng- royong kita bisa memenangka
kemerdekaan Negara kita.
kehancuran akibat ulah rakyat nya sendiri. Yang membuat Negara kita
hancur bukan lah serangan dari luar negeri atau akibat penjajahan
Negara lain namun, ini semua akibat serangan dari rakyat Indonesia
itu sendiri yang membuat kerusuhan di dalam negara nya sendiri.
Kenapa demikian? Padahal kita ini satu. Satu tanah air, satu bangsa
dan satu bahasa.
Yaitu Indoesia. Karena saat ini sifat dan sikap gotong-royong kita mulai
memudar.Sudah banyak orang yang melupakan perjuangan kita di masa
lampau untuk membuat Negara ini merdeka.Saya rasa, sikap dan sifat
gotong-royong harus mulai di pupuk lagi. Agar generasi muda mulai
mengamalkan sikap gotong-royong di dalam kehidupan masyarakat
mereka tinggal.
kental akan karakteristik asli rakyat Indonesia. Namun dengan begitu sifat
masyarakat di kota lebih dinamis dan terbuka dengan mengikuti arus
globalisasi. Pandangan dari orang kota lebih luas akan pengetahuan dan
hal wawasan dunia disbanding dengan desa yang lebih lambat menerima
perubahan arus social ini.
Contoh dari gotong-royong yang serng kita temui di sekitar kita dan
dalam kehidupan sehari hari kita seperti halnya membantu tetangga dalam
hal pernikahan,khitanan, dan kerja bakti membersihkan bersama selokan
di sekitar. Bahkan dalam dunia perkuiahan dalam kita temui sikap gotong-
royong dipakai untuk mendirikan suatu organisasi-organisasi kampus yng
memiliki agenda tentang kemanusiaan untuk membantu masyarakat
sekitar yang sedang membutuhkan bantuan.
Namun manusia juga tidak bisa hidup tanpa orang lain. Karena
manusia termasuk makhluk sosial dimana manusia pasti perlu bantuan
dari orang lain. Maka dari itu sifat individualisme harus lebih kecil dari
sifat sosial agar tidak merusak karakter dan jiwa para pemuda
Indonesia. Oleh karena itu kita seharusnya bersama sama “bergotong-
royong”menyembuhkan diri dari virus virus sikap dan sifat
individualisme jika kita bisa mengamalkan nilai-nilai ’ gotong-royong”
seperti perilaku yang telah di rumuskan dalam pancasil
1. Adanya kesibukan
Tak sedikit orang yang di sibukkan oleh pekerjaan mereka
masing- masing sehingga mereka hampir tidak ada waktu untuk
melakukan kegiatan sosial.
Bahkan banyak orang memilih mengeluarkan uang nya untuk menggantikan
waktu yang tidak dapat mereka lakukan saat adanya kegiatan gotong
royong di masyarakat sekitar mereka.
Tanpa mereka sadari mereka malah mengabaikan budaya yang kental
di dalam masyarakat. Menurut mereka dengan mengeluarkan uang semua
dapat berjalan dengan baik tanpa kedatangan mereka. Tetapi jika ini
semakin diteruskan akan melunturkan sikap gotong-royong di Indoneisa.
5. Kecemburuan sosial
Bantuan yang salah sasaran atau tidak adil dalam hal
mendistributorkan membuat orang enggan melakukan gotong-royong.
Kenapa begitu? Karena mereka mengganggap bantuan itu tida dilakukan
secara adil dan merata maka dari situlah akan muncul sifat kecemburuan
sosial antar masyarakat aikibat bantuan yang mereka terima tidak sama
dengan masyarakat satu dengan yang lainnya.
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Kajian mengenai bentuk solidaritas pada masyarakat, membawa
manfaat bagi beberapa pihak, adapun kegunaan penelitian ini
2. Secara praktis
d. Bagi Peneliti
PEMBAHASAN
BAB III
METODE
A. DESAIN PENELITIAN
B. SUBJEK PENELITIAN
C OJEK
REFERENSI
https://www.negeripesona.com/2015/11/5-alasan-gotong-royong-mulai-ditinggalkan.html
https://www.kompasiana.com/wardakhasanah/5814182b6c7a615b0ffc4185/menumbuhkan-
kembali-jiwa-gotong-royong-pada-kalangan-masyarakat-maupun-kalangan-remaja
Dewantara, Agustinus. "Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam Kacamata
Soekarno)." (2017).