2. Manifestasi Klinis
a. Data Subjektif
Klien mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
Klien mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
Klien berkata tidak bisa apa-apa
Klien merasa dirinya tidak berguna
Klien mengkritik diri sendiri
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin membunuh,
ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya
b. Data Objektif
Merusak diri sendiri
Merusak orang lain
Menarik diri dari hubungan sosial
Tampak mudah tersinggung
Tidak mau makan dan tidak tidur
Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan tindakan
kekerasan pada orang-orang disekitarnya
3. Penyebab
a. Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi perilaku bunuh diri meliputi :
1. Diagnosa medis;gangguan jiwa
Diagnosa medis gangguan jiwa yang beresiko untuk bunuh diri yaitu
gangguan afektif, penyalahgunaan zat dan schizophrenia. Lebih dari 90%
orang dewasa mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri megalami gangguan
jiwa.
2. Sifat kepribadian
Sifat kepribadian yang menibgkatkan resiko bunuh yaitu suka bermusuhan,
impulsif, kepribadian anti sosial dan depresif.
3. Lingkungan psikososial
Individu yang mengalami kehilangan dengan proses berduka yang
bekepanjangan akibat perpisahan atau bercerai, kehilangan barang dan
kehilangan dukungan sosial merupakan faktor penting yang mempengaruhi
individu untuk melakukan tindakan bunuh diri.
4. Riwayat keluarga
Keluarga yang pernah melakukan bunuh diri dan konflik yang terjadi dalam
keluarga merupakan faktor penting untuk melakukan bunuh diri
5. Faktor biokimia
Menurunnya neurotransmitter serotonin, opiat dan dopamin dapat
menimbulkan perilaku destruktif-diri
(Purwanto, 2009)
b. Presipitasi
Seringkali berupa peristiwa kehidupan yang memalukan seperti masalah
hubungan interpersonal, dipermalukan di depan umum, kehilangan pekerjaan,
ancaman penahanan dan dapat juga berpengaruh media yang menampilan
peristiwa bunuh diri (Purwanto, 2009).
4. Rentang respon dan jenis-jenis
Rentang respon
Keterangan :
a. Peningkatan diri
Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan diri secara wajar
terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai contoh
seseorang mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai
loyalitas terhadap pimpinan ditempat kerjanya.
b. Beresiko destruktif
Seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko mengalami perilaku
destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat
mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika
dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan
pekerjaan secara optimal.
c. Destruktif diri tidak langsung
Seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladaptif) terhadap
situasi yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri. Misalnya, karena
pandangan pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal, maka seorang karyawan
menjadi tidak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal.
d. Pencederaan diri
Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat
hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.
e. Bunuh diri
Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya
hilang.
Jenis-jenis
Ada beberapa kategori, antara lain :
1. Isyarat bunuh diri
Ditunjukkan dengan perilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri.
2. Ancaman bunuh diri
Diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk
mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut.
3. Percobaan bunuh diri
Tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya.
(Keliat, 2007)
5. Psikopatologi
Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja untuk
mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar berkeinginan untuk mati sehingga
melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Perilaku bunuh diri disebabkan karena individu mempunyai koping tidak adaptif
akibat dari gangguan konsep diri : harga diri rendah.
Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami krisis bunuh diri
adalah mencederai diri dengan tujuan mengakhiri hidup. Perilaku yang muncul
meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal untuk melakukan tindakan yang
mengakibatkan kematian perlukaan atau nyeri pada diri sendiri. (Fitria, 2009)
Pohon masalah
Bunuh Diri
Isolasi Sosial
6. Diagnosis Keperawatan
Risiko Bunuh Diri
7. Intervensi Keperawatan
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta:
Salemba Medika.
Keliat. 2007. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (Basic Course).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta:
EGC. Purwanto, Teguh. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Graha Ilmu.