Anda di halaman 1dari 2

Kiat-kiat menghafal Al-qur’an ABSEN TAHFIZHUL QUR’AN

A. Syarat Menghafal
Untuk menghafal al-qur’an seseorang harus memenuhi beberapa syarat, antara lain : PONDOK PESANTREN RAUDLATUL HUSNA KEPOK
1. Niat yang ikhlas.
2. Kemauan yang kuat yang tumbuh dari dirinya sendiri.
DESA MERTAK TOMBOK PRAYA TOMBOK TENGAH
3. Disiplin dan istiqomah untuk menambah hafalan secara terus-menerus sampai hatam.
4. Bersedia mengorbankan waktu untuk menjaga hafalan baik ketika sedang menghafal maupun setelah hatam..
5. Berahlaq yang terpuji dan menjauhi akhlaq-akhlaq tercela (Madzmumah) sebagai cermin ajaran al-qur’an.
B. Petunjuk Sebelum Menghafal BIODATA SANTRI
Agar proses menghafal al-qur’an berjalan lancer, fasih serta lancer, sebelum memulai menghafal seseorang perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Dia harus mampu membaca al-qur’an dengan bacaan yang benar, fasih serta lancer. Nomor Induk :
Sebaiknya sebelum menghafal al-qur’an dia sudah pernah hatam mengaji al-qur’an secara talaqi kepada seorang guru yang ahli.
2. Didalam menghafal al-qur’an sebaiknya dipaki mushaf khusus untuk yang disebut “Al-qur’an Pojok” atau “Mushaf Bahriyah” mushaf Nama :
ini mempunyai system yang teratu, yaitu;
a. Seperti halaman diawali dengan ayat dan diakhiri dengan ayat. Tempat, Tanggal Lahir :
b. Setiap halaman teridiri dari 15 baris.
c. Setiap jus terdiri dari 20 halaman. Nama Orang Tua :
3. Memiliki kondisi fisik yang sehat, fikiran yang segar dan lingkungan serta sarana yang dapat mendorong tumbuhnya konsentrasi,
seperti memilih waktu dan tempat yang tenang dan tidak panas. Anak ke- :
C. Metode Menghafal
Untuk meghafal orang mempunyai metode dan cara yang berbeda-beda. Metode yang dikenal itu ada 3, yaitu: Alamat : Desa :
1. Metode S (Seluruhnya), yaitu membaca satu halaman dari baris pertama sampai baris akhir secara berulang-ulang sampai hafal.
2. Metode B (Bagian), yaitu orang yang menghafal ayat demi ayat, kalimat demi kalimat yang dirangkai sampai satu halaman. Kecamatan :
3. Metode C (Campuran), yaitu kombinasi antara metode S dan B. Mula-mula dengan membaca satu halaman berulang-ulang kemudian
pada bagian-bagian tertentu dihafal sendiri. Kemudian diulang Kembali secara keseluruhan. Provinsi :
D. Memelihara Hafalan
1. Taqrir sendiri
Seorang yang menghafal harus bisa memanfaatkan waktu untuk taqrir dan untuk menambah hafalan. Hafalan ynag baru harus selalu
ditaqrir minimal setiap hari dua kali dalam jangka satu minggu
2. Taqrir dalam sholat
Seorang yang meghafal al-qur’an hendaknya bisa memanfaatkan hafalannya sebagai bacaan sholat, baik sebagai imam atay untuk
sholat sendiri.
3. Taqrir bersama Kapok,
Seorang yang menghafal perlu melakukan taqrir bersama dengan dua teman atau lebih. Dalam taqrir ini setiap orang membaca materi
taqrir yang ditetapkan secara bergantian dan Ketika seorang membaca maka yang lain mendengarkan.
4. Taqrir kepada Instruktur atau guru
Seorang yang menghafal al-qur’an harus selalu menghafal instruktur atau guru untuk taqrir hafalan yang sudah dihafalkan atau Tgh. H. Fathul Haq, Pembina,
disetorkan. Materi taqrir yang dibaca harus lebih banyak dari tahfizh atau setoran, yaitu 1:20 artinya penghafal sanggup mengajukan
atau menyetorkan hafalan baru setiap hari dua halaman maka harus diimbangi dengan taqrir 20 halaman (1 jus).

Anda mungkin juga menyukai