Anda di halaman 1dari 7

Aku Dan Mimpi Yang Tertunda

Karya : divanda azrul

Nama ku dimas, lebih tepatnya dimas indra kusuma. Aku ingin sedikit
bercerita tentang kisah hidup dan mimpi ku yang masih belum pernah aku
ketahui, tentang bakat dan cita cita yang belum pernah ku capai.

Keluarga ku adalah keluarga ber kecukupan dan berpenghasilan pas


pasan. Ayah ku seorang guru dan ibu ku juga seorang guru di sekolah yang
sama yaitu TK Al Irsyad Bandung, aku memiliki 3 saudara dan aku lah yang
paling akhir, bisa disebut anak bungsu. Dan inilah cerita ku ketika aku masih
remaja dan duduk dibangku kelas 9 SMP 1 Bandung Raya.

Di pagi yang cerah aku terbangun dari tidur yang begitu nyenyak, aku
mengambil handuk lalu bergegas ke kamar mandi kemudian mandi pagi untuk
persiapkan diri menuju sekolah, dan setelah aku mandi ibu ku memanggil.

“dimass... sarapan dulu, nanti nasi nya dinginn nakk..” ujar ibu ku sambil
mencuci piring.

“iyaa.. bu, dimas masih memakai seragam”ucapku sambil memakai seragam.

Setelah memakai seragam sekolah aku pun langsung mengambil sarapan pagi
ku dan memakannya di ruang makan.

Pada jam 7 pagi aku berangkat ke sekolah dengan membawa sepeda


pancal bersamaan dengan teman ku yaitu hendra, di jalan hendra bertanya
kepada ku.

“dimas cita cita mu apasih?” tanya hendra dengan menoleh kepada ku.

Aku pun kebingungan dengan pertanyaan hendra, tetapi aku tetap menjawab
pertanyaannya.

“pengen ku ya jadi fotografer, designer, editor tapi susah, gak ada dukungan
keluarga soalnya” ucapku pada hendra.

Lalu hendra menjawab “memang susah ya kalau tidak ada dukungan keluarga”
Sejenak aku pun berfikir “Apa yang dikatakan hendra memang benar
tanpa adanya dukungan orang tua, aku bisa apa? Aku masih bingung dengan
cita cita dan mimpi ku ini, sudahlah lupakan aja dulu nanti aku tanyakan lagi
pada ibu”.

Setelah lamanya perjalanan karena seru nya perbincangan diriku dan


hendra, tak terasa sampai lah aku ke sekolah.

Tak lama kemudian bel kelas pun berbunyi “kringgg... saatnya jam
pertama dimulai” menandakan pelajaran pertama akan segera dimulai, tak
lama dari itu ibu guru pun masuk ke kelas ku dengan membawa buku buku nya
dari kantor sekolah.

“assalamualaikum anak anak” ucap guru ku.

“waalaikumsalam bu..” ujar semua teman teman ku.

Setelah salam ibu guru menerangkan sedikit tentang pelajarannya pada


murid muridnya, selepas guru ku menerangkan materi hingga saatnya
pergantian jam pelajaran kedua, aku terlihat mulai lelah dan mengantuk
sampai sampai membuatku tertidur.

Tak lama kemudian guru kembali memasuki kelasku.

“dim.. bangunn bu indah sudah datang” ujar teman ku yang bernama rama.

guru ku menoleh ke arah belakang tempat dimana aku duduk, sambil


menunjuk guruku bercakap.

“rama kenapa rame ya? Itu juga siapa yang tidur, ayoo bangun masih jam
segini sudah tidur, siapa itu?” ucap guruku sambil bertanya pada semua murid.

Serentak teman temanku menjawab “dimas buu..”.

Aku pun kaget lalu terbangun dari tidur ku, karena suara teman teman
yang memanggil nama ku.

“dimas dengan rama maju kedepan!” ucap guru ku dengan memasang muka
garangnya.
Aku kembali kaget karena guruku memanggil ku dengan rama tidak biasa
biasa saja, lalu ku tanyakan pada rama yang memandangku dengan muka
kesal.

“ada apa ram?” tanya ku pada rama.

Rama pun menjawab “gara gara kamu nih, dipanggil maju ke depan kan, ayo
buruan maju sebelum bu indah tambah marah”.

Aku pun maju kedepan bersamaan dengan rama yang ketakutan,


sesampainya didepan aku dan rama menunduk.

“dimas! Kenapa kamu tidur?” tanya bu indah padaku dengan raut wajah yang
menyeramkan.

“ngantuk bu, mangkanya saya tidur barusan” ujar ku pada bu indah.

Lalu guru ku menasehatiku kemudian bertanya pada diriku dan rama.

“kalian masih muda nak, capeknya masih belum seberapa dibandingkan ibu
yang mengajar, kan kalian enak? Tinggal duduk lalu ibu jelaskan pada kalian
setelah itu selesai kan. Sekarang ibu tanya pada kalian berdua cita cita kalian
apa, dimulai dari kamu rama”.

Rama tetap saja merasa ketakutan ia menjawab pertanyaan guru ku.

“jadi tentara bu” ujarnya.

“kalau kamu dimas?” tanya bu indah padaku.

“masih kurang tau bu, bingung sama pilihan hehe” jawabku dengan sedikit
malu.

Bersamaan dengan itu hendra menjawab.

“katanya mau jadi fotografer editor, designer dim?” ucap dimas kepadaku.

Lalu bu indah kembali pertanyakan apa sebenarnya cita citaku, kemudian aku
menjelaskan lagi maksud dari bingung dengan pilihan.

“sebenarnya saya ingin jadi fotografer bu, tetapi cita cita saya terhalang oleh
orang tua saya karena tidak didukung, kata orang tua saya buat apa jadi
fotografer kedepannya nanti seperti apa, itu kata ibu saya sendiri dan hasilnya
sekarang saya kebingungan ingin jadi apa kedepannya”.

Setelah mendengarkan aku menjelaskan semuanya, bu indah menyuruh diriku


dan rama duduk kembali.

Waktu demi waktu ku lewati pelajaran sekolah hingga tibalah saatnya


pulang, aku kembali pulang bersama temanku yaitu hendra. Dan sesampainya
dirumah aku menanyakan pada guru perihal tentang cita citaku itu.

Tetap saja ibu mendengarkan ku dan meng iyakan perkataanku, lalu


kemudian ibu bertanya pada ku.

“dimas mau lanjut kemana habis SMP ini?” tanya ibu.

Lalu aku menjawab “kalo boleh, aku mau masuk smk bu”

“di smk mau ngambil jurusan apa emang?” tanya ibu kembali.

“multimedia bu” jawab ku.

“yaudah dipikiri nanti aja, sekarang kamu fokus ke ujian yang akan datang
bulan bulan ini dulu” kata ibu.

Setelah aku menjawab ibu, aku mengambil se centong nasi untuk ku makan
lalu setelah makan aku kembali ke tempat tidur kemudian tidur.

Hari demi hari aku lewati bersamaan dengan teman teman yang saling
support untuk melakukan ujian nasional dan tibalah saatnya aku untuk ber
perang melawan soal soal UN.

Hari senin tepat pada saatnya ujian nasional tiba, persiapan ku sudah
sangat matang, aku duduk di kursi paling depan dengan keadaan gemetar dan
suasana yang mulai berbeda, dalam hati ku berkata.

“aku harus bisa melewati ini semua, ayolah ini demi masa depanmu dimas”

Sebelum ujian itu dimulai aku membaca doa terlebih dahulu, lalu
melihat soal soal yang ada di komputer, karena ujian kali ini berbasis online.

Setelah itu aku lanjut mengerjakan dengan hati hati, dan teliti karena ini hanya
sekali selama aku di SMP, hingga akhirnya ujian pada hari itu pun terselesai kan
dengan tidak ada masalah sekalipun. Akhirnya aku pulang dengan tidak adanya
ketakutan.

Malamnya ketika aku sedang belajar, datang lah ibu kepadaku, dan
beliau menanyakan tentang persiapan di hari esok.

“gimana persiapan besok nakk?” tanya ibu dengan suara lemah lembutnya.

“doain ya bu, besok hari kedua dimas ujian nasional” ujar ku dengan menoleh
pada beliau.

“iya nak ibu doakan semoga lancar ya ujiannya sampai hari terakhir nanti” kata
ibu.

“iya bu aamiin..” jawabku.

Setelah itu aku pun menyelesaikan pembelajaran pada malam itu karena
hari yang sudah mulai larut malam, lalu aku pun tidur untuk menyiapkan diri
esok pagi.

Keesokan hari nya aku terbangun, lalu mandi dan mempersiapkan diri
untuk kembali berperang dengan soal soal ujian nasional, aku berpamitan pada
ibu dan ayah yang sedang duduk didepan televisi kemudian setelah
berpamitan aku berangkat ke sekolah dengan hendra.

Sesampainya disekolah, seperti biasa aku kembali ber gemetar karena


merasa ketakutan untuk menghadapi ujian, tetapi setelah berdoa dan yakin
akan doa ibu aku melanjutkan mengerjakan ujianku sampai selesai.

Akhirnya setelah dua hari melewati semua ujian tibalah hari terakhirku
mengerjakan ujian, dengan semangat nya aku tidak merasakan ketakutan lagi.

Alhamdulillah akhirnya ujian nasional pun aku lewati dengan tidak


adanya masalah sama sekali, tetapi setelah itu aku kembali mengingat kata
ibuku tentang kelanjutan sekolah ku, aku harap ibu membolehkan diriku untuk
melanjutkan sekolah ke SMK yang aku inginkan.

Setelah kembali mengingat hal itu aku pun pulang dengan keadaan

senang karena bisa melewati semua nya dengan temanku bersama sama.
Sesampainya dirumah aku berfikir lagi, apakah pikiran ibu bisa dirubah
tentang apa yang aku inginkan? Aku ingin mencoba menanyakan kembali
perihal itu, semoga aja bisa.

Ketika ibu sedang duduk sambil menonton tv, itulah kesempatanku


untuk menanyakan lagi pada ibu.

“buu aku jadi masuk smk yaa?” tanyaku pada ibu.

“ya terserah kamu nak, kalau memang itu kemauan mu, ibu izinkan selagi baik
bagimu” kata ibu.

“alhamdulillah, makasih ya bu” jawabku sambil memeluk ibu.

Akhirnya benar apa yang aku ucapkan impianku akan segera tercapai,
dan aku bahagia. Selepas aku menanyakan itu aku kembali ke kamar tidur ku
untuk merebahkan badanku yang sudah seharian berjuang demi nilai yang
sempurna.

Seiiring berjalannya waktu pengumuman kelulusan pun sudah tiba, aku


melihat pengumuman itu dengan teman temanku di mading sekolah.

“wah rame sekali disana” kata temanku yang bernama fajar.

“iya rame, lagi lihat hasil kelulusan tuh, ayo kesana kita lihat hasil kelulusan
itu” ujar ku pada teman teman.

Aku pun berjalan menuju mading sekolah bersama dengan temanku,


ternyata memang benar benar ramai, aku pun ikut melihat hasilnya.

“permisi, permisi mau lihat hasil juga nih” kataku pada teman lainnya.

Setelah aku melihat hasilnya, aku kaget melihat diriku yang sekian lama
susah payah untuk menggapai kelulusan akhirnya lulus juga dan dengan nilai
yang bergitu tinggi.

“dimass.. heyy..” kata hendra memanggilku.

“eh iyaa ada apa hen?” tanyaku.

“gimana? Lulus?” tanya hendra padaku.

“alhamdulillah hen lulus, apalagi ditambah nilai yang tinggi” jawabku.


“alhamdulillah kalau begitu, aku juga lulus kok, nilaiku juga tinggi tinggi hhehe”

Jawabnya.

“bagus lah hen, sekarang kita fokus untuk jenjang berikutnya yaitu SMA”
ujarku.

“iyaa.. nih kita sudah SMA sebentar lagi, tinggal tunggu wisuda aja” kata
hendra dengan sedikit senang bahagia.

Setelah lama nya berbincang bincang dengan hendra, aku pulang dengan
senang lalu menceritakan tentang kelulusanku pada ibu dan ayah.

“buu.. dimas luluss nihh” ujarku pada ibu sambil terlihat bahagia.

“alhamdulillah, ibu senang dengarnya” ucap ibu.

“alhamdulilah kalau lulus nak, tingkat kan lagi semangat belajarmu ya,
sebentar lagi sudah SMA tambah rajin yaa belajarnya” kata ayah.

“iya yahh siappp..” jawabku.

Anda mungkin juga menyukai