Anda di halaman 1dari 15

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tentang Efektivitas

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu effectivite yang

berartiberhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan

baik.Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti

yang telah ditentukan.Menurut Harbani pasolong dalam Radita Arindya

(2019:64) efektifitas pada dasar berasal dari kata “efek“dan digunakan

istilah ini sebagai hubungan sebab akibat.Efektivitas dapat dipandang

sebab akibat. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan

sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena

adanya proses kegiatan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk

mencapai tujuan atau sasaran yang telah di tentukan di dalam setiap

organisasi, kegiatan ataupun program.

Menurut Robbins dalam Fianda Gammahenrda dkk (2014:2)

dijelaskan bahwa efektivitas organisasi merupakan sejauh mana suatu

organisasi dapat mewujudkan tujuan-tujuannya.Oleh karena itu

efektifitas organisasi sangatlah penting untuk sebuah keberhasilan

organisasi menekan tujuan yang tercapai dengan kestabilan,

keseimbangan dan keberlangsungan hidup dari fungsi organisasi itu

berdiri serta dapat terjadi karena di pengaruhi oleh aspek struktur


13

organisasi yang memiliki persamaan dan hubungan dalam pencapaian

tujuan.

Sedangkan menurut Steers dalam Edy Sutrisno (2010:23), pada

umumnya efektivitas hanya dikaitkan dengan tujuan organisasi, yaitu

laba, yang cendurung mengabaikan aspek terpenting dari keseluruhan

prosesnya, yaitu sumber daya manusia. Dalam penelitian mengenai

efektivitas organisasi, sumber daya manusia dan perilaku manusia

seharusnya selalu muncul menjadi fokus primer, dan usaha-usaha untuk

meningkatkan efektivitas seharusnya selalu dimulai dengan peneliti

perilaku manusia di tempat kerja.

Menurut Mohyi dalam Fianda Gammahendra dkk (2014:4)

efektivitas merupakan tingkat ketepatan pencapaian suatu sasaran

dengan memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang ada.

Dari beberapa pengertian efektivitas diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa efektivitas adalah tingkat ketepat sasaran atau

keberhasilan suatu organisasi apabila tercapainya tujuan-tujuan yang

telah ditentukan sebelumnya.

2.1.2 Pengukuran Efektivitas

Efektivitas adalah tingkat keberhasilan dalam mencapai suatu

tujuan atau atau sasaran Etzioni dalam Ns. Roymond H. Simamora

(2009:31).Efektivitas merupakan suatu konsep yang lebih luas yang

mencakup berbagai faktor didalam maupun diluar diri seseorang.

Dengan demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi


14

produktivitasnya saja, akan tetapi juga dapat dilihat dari persepsi atau

sikap individu.

Menurut Gibson dalam Muktar dkk (2020:40) efektivitas dapat

dilihat dari dari tiga perspektif yaitu:

1. Keefektifan individual (input) ditentukan oleh pengetahuan,


sikap, motivasi dan stress
2. Keefektifan kelompok (proses) ditentukan oleh kekompakan,
kepemimpinan, struktur, status, peran, dan norma.
3. Keefektifan organisasi di tentukan oleh lingkungan, teknologi,
pilihan strategis struktur, proses, dan budaya.

Menurut Arens and Lorlbecke dalam Dedi Amrisal dkk (2018:40)

efektivitas ialah mengacu kepada pencapaian suatu tujuan, sedangkan

efesiensi mengacu kepada sumber daya yang digunakan untuk

mencapai tujuan. Sehubungan dengan itu efektivitas merupakan

pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau tujuan yang sudah

ditentukan sebelumnya.

Jadi efektivitas dapat diartikan untuk menunjukkan kesuksesan

dalam mencapai suatu tujuan, hal tersebut diatas menunjukkan semakin

tujuan tersebut mendekati sasaran yang dinginkan maka otomatis

semakin tinggi juga tingkat efektivitasnya.

Efeftivitas merupakan karakteristik dari proses yang mengukur

derajat pencapain output dari system produksi. Efektivitas diukur

berdasarkan rasio output actual terhadap output yang direncanakan.

Pengukuran efektivitas membutuhkan beberapa rencana atau standar

yang telah ditetapkan sebelum proses mulai menghasilakn output.


15

Menurut pendapat S. P. Siagian dalam Dedi Amrisal (2018:51-52)

kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak

organisasi yaitu:

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai hal ini dimaksudkan


supaya karyawan dalam melaksanakan tugas mencapai sasaran
yang terrarah dan tujuan organisasi dapat tercapai.
b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa
strategi yang ditentukan dalam mencapai sasaran-sasaran yang
ditentukan implementer tidak tersesat dalam pencapian tujuan
organisasi.
c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap
berkaitan dengan tejuan yang hendak dicapai dan strategi yang
telah ditetapkan, artinya kebijakan harus mampu menjembatani
tujuan dengan usaha pelaksanaan kegiatan operasional.
d. Perencanaan yang matang,pada hakekatnya berarti
memutuskan sekarang apa ysng dikerjakan oleh organisasi di
masa depan.
e. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih
perlu di di jabarkan dalam program-program pelaksanaan yang
tepat sebab apabila tidak, para pelaksana akan kurang memiliki
pedoman dalam bertindak dan bekerja.
f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satunya indicator
efektivitas adalah kemampuan bekerja secara produktif.dengan
demikian sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin di
sediakan oleh organisasi.
g. Pelaksanaan yang efektif dan efesien,bagaimanapun baiknya
suatu program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan
efesien maka organisasitersebut tidak akan mencapai
sasarannya, karena dengan pelaksanaan semakin didekatkan
pada tujuannya.
h. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik
mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas
organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan
pengendalian

Sedangkan menurut Richard M. Steeers dalam Yusriati dkk

(2018:53-54) mengatakan mengenai ukuran efektivitas yaitu:

a. Pencapaian tujuan
Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan
harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar
pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan
pentahapan baik dalam arti pentahapan pencapian bagian-
bagiannya maupun tahapan dalam arti periodisasinya.
16

Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor yaitu: kurun


waktu dan sasaran yang merupakan target kongktit
b. Integrasi
Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan
suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan
konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi
lainnya, integrasi menyangkut proses organisasi.
c. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu
digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga
kerja

Menurut pendapat Makmur dalam Dedi Amrisal Budiani

(2018:55-57) mengungkapkan indikator efektivitas dilihat dari beberapa

segi kriteri efektivitas, sebagai berikut:

1. Ketepatan waktu
Waktu adalah suatu yang dapat menentukan keberhasilan
suatu kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi tapi
juga dapat berakibat terhadap suatu kegagalan suatu organisasi.
Penggunaan waktu yang tepat akan menciptakan efektivitas
pencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya..
2. Ketepatan perhitungan biaya
Berkaitan dengan ketepatan dalam pemanfaatan biaya,
dalam arti tidak mengalami kekurangan juga sebaliknya tidak
mengalami kelebihan pembiayaan sampai suatu kegiatan dapat
dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik.
3. Ketepatan dalam pengukuran
Dengan adanya ketepatan ukuran sebagaimana yang
telah ditetapkan sebelumnya, sebenarnya merupakan gambaran
dari pada efektivitas kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam sebuah organisasi.
4. Ketepatan dalam menentukan pilihan
Menentukan pilihan bukanlah suatu persoalan yang
gampang dan juga bukan hanya tebakan tetapi melalui suatu
proses, sehingga dapat menemukan yang terbaik diantara yang
baik atau yang terjujur diantara yang jujur atau kedua-
keduanya yang terbaik dan terjujur diantara yang baik dan
jujur
5. Ketepatan berpikir
Ketepatan berpikir akan melahirkan keefektifan sehingga
kesuksesan yang senantiasa diharapkan itu dalam melakukan
suatu bentuk kerja sama dapat memberikan hasil yang
maksimal.
17

6. Ketepatan dalam melakukan perintah


Keberhasilan aktifitas suatu organisasi sangat banyak di
pengaruhi oleh kemampuan seorang pemimpin, salah satunya
kemampuan memberikan perintah yang jelas dan mudah
dipahami oleh bawahan. Jika perintah yang diberikan tidak
dapat dipahami maka akan mengalami kegagalan yang akan
merugikan organisasi
7. Ketepatan dalam menentukan tujuan
Ketepatan dalam menentujuan merupakan aktifitas
organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tujuan yang ditetapkan secara tepat akan sangat
menunjang efektivitas pelaksanaan kegiatan terutama yang
beroientasi kepada jangka panjang.
8. Ketepatan ketepatan sasaran
Penentuan sasaran yang tepat baik yang ditetapkan
secara individu maupun secara organisasi sangat menentukan
keberhasilan aktivitas organisasi. Dengan demikian pula
sebaliknya jika sasaran yang di tetapkan itu kurang tepat, maka
akan menghambat pelaksanaan berbagai kegiatan itu sendiri.

Dari sejumlah pendapat para ahli diatas dalam mengukur tingkat

efektivitas yang sudah sampaikan beberapa ahli, dalam penelitian ini

peneliti akan menggunakan teori pengukuran efektivitas yang telah

disampaikan oleh Richard M. Steeers dalam Yusriati dkk (2018:53-54),

yaitu pencapaian tujuan, integritas, adaptasi.

Teori ini digunakan peneliti karena indikatornya sesuai dengan

judul dan permasalahan penelitian. Selain itu teori Richard M. Steeers

sangat cocok di gunakan dalam penelitian dalam menganalisis

mengenai efektivitas rekrutmen pelatihan kerja yang di selenggarakan

Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Sampang

2.2 Definisi Rekrutmen

Rekrutmen pada hakikatnya merupakan proses menentukan dan

menarik pelamar yang mampu untuk bekerja dalam suatu organisasi.

Rekrutmen bisa juga diartikan sebagai suatu proses mencari, mengadakan,


18

menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu

organisasi. Menurut Singodimedjo dalam Edy Sutrisno (2017:45)

mengatakan rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan dan

menarik para pelamar untuk di pekerjakan dalam suatu organisasi.

Sedangkan menurut Simamora dalam H M. Thamrin (2014:104)

rekruitmen adalah serangkaian aktifitas mencari dan memikat pelamar kerja

dengan motivasi, kemampuan dan keahlian serta pengetahuan yang

diperlukan guma memenuhi kekurangan yang diidentifasi dalam

perencanaan kepegawaian.

Lain halnya menurut Noe At.Dkk dalam H M. Thamrin (2014:104)

rekruitmen didenifikasikan sebagai pelaksana atau aktifitas organisasi awal

dengan tujuan untuk mengindentifasidan mencari tenaga kerja yang

potensial.

Pada dasarnya rekruitmen sumber daya manusia (SDM) memiliki

beberapa tujuan yaitu:

1. Memikat pelamar yang berbobot dan berminat dalam menerima


tawaran peusahaan,
2. Tujuan setelah pengangkatan: menghasilkan karyawan yang
baik dan loyal kepada perusahan,
3. Tujuan lain: penarikan memberikan efek lain yaitu citra umum
perusahaan.

Sedangkan menurut Widjaja (1986:50) proses penerimaan

sesungguhnya atau rekrutmen melalui tahap-tahap, mulai dari tahap

pengumuman sampai dengan pengangkatan menjadi peserta pelatihan kerja

sebagai berikut :
19

1. Pengumuman
Pengumuman disebarkan dengan seluas-luasnya melalui mass media atau
media lainnya yang tersedia dan mungkin digunakan. Dilakukan oleh
pejabat yang berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya.
Dilakukan sekurang-kurangnya satu bulan sebelum tanggal penutupan
lamaran. Tercantum didalamnya yaitu :
a. Jumlah dan jenis lowongan
b. Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar
c. Alamat tempat lamaran diajukan
d. Batas waktu pengajuan surat lamaran
e. Dan lain-lain yang dipandang perlu
2. Pelamar
Surat lamaran secara tertulis dengan huruf latin dengan tulisan tangan
sendiri. Kemudian diajukan kepada instansi yang bersangkutan,
dilengkapi lampiran yang sesuai syarat. Diajukan sebelum tanggal
penutupan
3. Penyaringan
Meliputi tahap-tahap administratif yaitu meneliti surat lamaran yang
masuk, apakah sudah sesuai dengan syarat yang telah ditentukan dalam
pengumuman. Pengumuman dilakukan secara fungsional oleh pejabat
yang diserahi urusan kepegawaian. Kemudian disusun dan didaftar
sehingga memudahkan pemanggilan.
4. Pengangkatan dan Penempatan
Meliputi tahap percobaan yaitu dalam waktu sekurang-kurangnya 1 tahun
dan paling lama 2 tahun. Kemudian CPNS baru bisa diangkat menjadi
PNS.
s

2.3 Konsep Pelatihan

Pelatihan kerja adalah suatu upaya dalam pengembangan/meningkatkan

Sumber Daya Manusia, oleh karena itu pelatihan merupakan salah satu bagian

dari proses pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan,

meningakatkan kemampuan serta keterampilan/keahlian yang dimiliki

seseorang

Menurut Rosalena dan .Dewi dalam Yohanes Arianto Budi Nugroho

(2019:3) pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang disusun secara terarah

untuk meningkatkan keterampilan, pengalaman, keahlian, penambahan

pengetahuan serta perubahan sikap seorang individu.Pelatihan yang


20

diselenggarakan oleh organisasi bertujuan agar para karyawan mengalami

peningkatan dalam pengetahuan, pengalaman dan keahlian yang berhubungan

dengan tugas dan tanggung jawab. Kegiatan pelatihan bertujuan untuk

memperbaiki proses kerja atau teknik dalam menyelesaikan tugas tertentu

secara lebih efektif dan efesien.

Sedangkan menurut Kaswan dalam Ali Chaerudin (2019:263) pelatihan

adalah proses meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan.

Pelatihan juga meliputipengubahan sikap sehingga karyawan dapat

melakukan pekerjaannya.

Barrry Chusway dalam Ali Chaerudin (2019:264) berpendapat bahwa

pelatihan merupakan proses mengajarkan keahlian dan meberikan

pengetahuan yang perlu, serta sikap supaya mereka dapat melaksanakan

tanggung jawabannya dengan standart.

Sebagaimana yang telah tercantum dalam pasal 1 ayat 9 Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan, pelatihan kerja

adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, meperoleh, meningkatkan, serta

mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, dan etos kerja

pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan

kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Serta juga dibahas dalamPeraturan

Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang sistem pelatihan kerja nasional,

pelatihan kerja adalah sebuah kegiatan untuk, memperoleh, meningkatkan

serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan

pandangan hidupkerja pada taraf keterampilan dan keahlian eksklusif sinkron

dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau jabatan. Oleh karena itu pelatihan
21

merupakan salah satu cara untuk meningakatkan kualitas kerja serta untuk

mengembangkan keahlian tenaga kerja

Dari berbagai pengertian mengenai pelatihan diatas dapat disimpulkan

bahwa pelatihan merupakan bagian yang sangat penting dalam meningkatkan

sumber daya manusia dalam rangka untuk mempersiapkan tenaga kerja yang

terampil, kompeten dan professional di bidangnya untuk dapat memenuhi

permintaan dari pasar kerja ataupun dalam membuka lapangan pekerjaan

sendiri yang nantinya berdampak baik dalam mengurangi angka

pengangguran yang ada saat ini

2.4 Balai Latihan Kerja

2.4.1 Pengertian Latihan Kerja

Balai latihan kerja adalah tempat di selenggarakannya proses

pelatihan kerja bagi pelatihan kerja bagi peserta pelatihan, sehingga

mampu menguasai suatu jenis tingkat kompetensi kerja tertentu untuk

membekali dirinya dalam memasuki pasar kerja / usaha mandiri

maupun sebagai tempat pelatihan untuk meningkatkan produktivitas

kerjanya sehingga dapat mensejahterakan hidupnya.

Menurut Wikipedia Balai Latihan Kerja atau sering di sebut

dengan singkatan (BLK) adalah prasarana dan sarana tempat atau

wadah pelatihan untuk mendapatkan keteramilan bagi mereka yang

ingin mendalami keahlian di bidangnya masing-masing.

Secara umum keberadaan BLK adalah membuka beberapa bidang

kejuruan seperti, Kejuruan Teknik Sepeda Motor, Tata boga, las


22

Lastrik,rias manten, Teknisi Komputer, Operator Komputer, Tata

Busana dan lain-lain.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Balai_Latihan_Kerja diakses pada

tanggal 20 Oktober 2020).

Secara umum Balai Latihan Kerja (BLK) merupakan gedung atau

sarana yang digunakan sebagai tempat berlatih dan menambah

keterampilan untuk mempersiapkan memasuki dunia kerja.Sementara

itu, pembentukan Balai Latihan Kerja (BLK) oleh pemerintah di

maksudkan untuk melatih siswa sesuai dengan bidang minat dan

kemampuan agar lebih kompeten dalam menguasai bidang

pekerjaannya secara maksimal.Tujuan diselenggarakannya pelatihan di

BLK adalah di arahkan untuk membekali, meningkatkan, dan

mengembangkan potensi kerja guna meningkatkan kemampuan,

produktivitas, dan keterampilan peserta sehingga setamatnya dari

pelatihan di BLK mereka tidak hanya menjadi calon pegawai yang

handal namun juga menjadi calon wirausahawan yang mumpuni karena

memiliki kompetensi di ruang lingkup pekerjaan/bisnis tertentu yang

diperoleh dari Balai Latihan Kerja (BLK).

Dengan adanya Balai Latihan Kerja diharapkan dapat memberi

dampak positif bagi masyarakat tidak hanya dalam hal mencari kerja

tapi juga mampu membuka peluang usaha sendiri dengan keterampilan

dan keahlian yang didapat mereka dapat di Balai Latihan Kerja (BLK)

Kabupaten Sampang.

Dari beberapa pengertian balai latihan kerja diatas dapat penulis

simpulkan bahwa balai latihan kerja merupakan serangkaian aktivitas


23

individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara

sistematis sehingga mampu memiliki kinerja yang professional

dibidangnya

2.4.2 Manfaat Balai Latihan Kerja

Adapun manfaat- manfaat yang di dapatkan dari Balai Latihan

Kerja itu sendiri adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas dan daya saing bagi calon tenaga kerja


2. Memberikan pelatihan-pelatihan yang sangat bermanfaat bagi
lingkungan kerja
3. Mampu menciptakan lapangan kerja secara mandiri tanpa
harus menunggukesempatan kerja.
4. Memperluas kesempatan kerja dan mutu tenaga kerja

2.4.3 Syarat-Syarat Mendirikan Balai Latihan Kerja

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan lembaga pelatihan wajib memiliki syarat-syarat

sebagai berikut:

1. Tersedianya tenaga pelatihan


2. Adanya kurikulum yang sesuai dengan tingkat kepelatihan
3. Tersediaanya sarana dan prasarana pelatihan kerja
4. Tersedianya dana bagi kelangsungan kegiatan penyelenggaraan
pelatihan kerja.

Adapun persyaratan persyaratan yang dibutuhkan untuk

mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) adalah sebagai berikut:

1. Lahan
2. Studi kelayakan
3. Dokumen analisa lingkungan hidup
4. Struktur organisasi
5. Program pelatihan keja Instruktur dan tenaga kepelatihan
6. Sarana dan prasarana (BLK Kab. Sampang).

2.5 Penelitian Terdahulu


24

Dalam penelitian ini peneliti mengutip dari beberapa hasil penelitian

sebagai pisau analisa peneliti sebagai mana yang telah di sampaikan oleh

peneliti sebelumnya, yaitu skripsi dari Nur Bunga Widianty Pertiwi, tahun

2018, Pusat Studi Institut Agama Islam Palangka Raya Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Syari’ah yang berjudul Pengaruh

Pelatihan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Peserta Pelatihan Di Balai

Latihan Kerja Kota Palangka Raya, hasil dari penelitian ini menjelaskan

tentang akan pengaruhnya pelatihan kerja terhadap prestasi kerja dimana,

dengan adanya pelatihan kerja akan memberi dampak positif bagi karyawan

dalam meningkatkan serta mengembangkan keterampilan yang mereka

milikidan nantinya jugaberpengaruh pula terhadap prestasi kerja karyawan.

Hal serupa juga disampaikan Ami Ade Maesyarah tahun 2018, Pusat

Studi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negri Raden Intan

Lampung yang berjudul Analisis Efektivitas Peran Balai Latihan Kerja

(BLK) Dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja Menurut Perspektif

Ekonomi Islam, dalam penelitiannya menjelaskan akan seberapa efektifnya

peran Balai Latihan Kerja dalam meningkatkan kuatlitas tenaga kerja.

dimana balai latihan kerja dalah tempat di selenggarakannya proses

pelatihan kerja bagi pelatihan kerja bagi peserta pelatihan, sehingga mampu

menguasai, dan mengembangkan suatu jenis tingkat kompetensi kerja

tertentu untuk membekali dirinya dalam memasuki pasar kerja / usaha

mandiri maupun sebagai tempat pelatihan untuk meningkatkan

produktivitas kerjanya sehingga dapat mensejahterakan hidupnya

Dan yang menjadi perbedaan dari kedua penelitian sebelumnya

dengan penelitian ini, penulis hanya lebih menekankan pada efektivitas

rekruitmen terhadap peserta pelatihan yang dilakukan oleh bidang


25

Pengembangan Dan Penempatan Tenaga Kerja yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan, serta ketepat sasaran dari Rekrutmen yang

telah dilaksanakan di Balai latihan (BLK) Sampang yang nantinya akan

berpengaruh juga terhadap terhadap keefektifan suatu pelatihan

Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


1 Pengaruh Pelatihan Sama sama Indikator dasar teori
Kerja Terhadap membahas berbeda, Jenis
Prestasi Kerja Peserta tentang Balai penelitian, penulis
Pelatihan Di Balai latihan kerja menggunakan
Latihan Kerja Kota kuantitatif sedangkan
Palangka Raya dalam penelitian ini
kualitatif, lokasi
penelitian berbeda
2 Analisis Efektivitas Sama sama Indikator dasar teori
Peran Balai Latihan membahas berbeda, Jenis
Kerja (BLK) Dalam tentang Balai penelitian, penulis
Meningkatkan latihan kerja menggunakan
Kualitas Tenaga kuantitatif sedangkan
Kerja Menurut dalam penelitian ini
Perspektif Ekonomi kualitatif, lokasi
Islam penelitian berbeda
26

Anda mungkin juga menyukai