Anda di halaman 1dari 89

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS di DESA BULULAWANG RT 32

RW 02 KECAMATAN BULULAWANG KAB. MALANG

Disusun dalam rangka memenuhi tugas praktik komunitas


Dosen Pembimbing : Mokhtar Jamil, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 16
1. Amanda Amelia (191007)
2. Aprilia Linda Safitri (191067)
3. Bima Juria Anggara P (191189)
4. Dewi Anggraini (191134)
5. Dewi Nurmalasari (191135)
6. Dinta Maulidiya Herawati (191074)
7. Irzani Rachmah Zulfanda (191210)
8. Moch Bariansyah A P (191153)
9. Muhammad Badrus Soleh (191216)
10. Priyo Utomo (191225)
11. Riska Dewi Kurniawati (191229)
12. Rahmat Kurniawan (191165)
13. Tika Oktafur Asila (191174)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
RS DR. SOEPRAOEN KESDAM V BRAWIJAYA MALANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan
Keperawatan Komunitas dengan sebaik-baiknya. Tugas ini kami susun
untuk memenuhi tugas Praktik Keperawatan Komunitas.

Semoga tugas ini dapat memberi manfaat dalam bidang kesehatan


dan dapat menjadi pertimbangan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan
Komunitas

Malang, 5 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang

kesehatan, serta bertambahnya penduduk dan masyarakat, maka semakin

banyak pula permasalahan kesehatan pada masyarakat. Berbagai masalah dari

masalah fisik, psikososial, budaya, hingga spiritual dapat menjadi salah satu

sumber masalah di tingkat individu, keluarga, bahkan komunitas. Dalam proses

menentukan masalah yang ada di masyarakat pedesaan, terlebih dahulu

mengkaji dan menganalisis berbagai aspek yang dapat dijadikan data

penunjang dalam menentukan masalah. Sehingga akan dapat diberikan

intervensi yang sesuai yang salah satunya melalui proses pengorganisasian

masyarakat untuk menyelesaiakan masalah yang ada (Gustiani, Ajeng dkk,

2014)

Komunitas adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan

nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan

batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang ada. Misalnya di

dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,

kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu

wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok

masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat

pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Gustiana, Ajeng dkk, 2014)

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public


health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta

mengutamakan pelayanan dengan melaksanaka pelayanan keperawatan .

Paradigma pelayanan keperawatan yang mengalami perubahan menjadi

upaya promotif dan preventif semakin menekankan peran perawat yang

tidak hanya membantu seorang individu untuk bebas dari penyakit yang

diderita namun juga lebih pada menstimulasi tumnbuhnya kemandirian

masyarakat dalam melaksanakan upaya preventif dan promotif yang pada

akhirnya mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal

(Fallen & Dwi K, 2010).

Perawat sebagai pemberi asuhan yang komprehensif harus

mampu menekan stresor dan meningkatkan peran komunitas dalam

mengatasi stresor melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Upaya ini dilakukan dengan memberikan asuhan keperawatan secara

langsung dan sekaligus memberikan perhatian kepada masyarakat serta

memberi kemampuan pada masyarakat untuk mampu

mempertimbangkan pengaruh masalah kesehatan masyarakat terhadap

kesehatan individu, keluarga atau kelompok (Fallen & Dwi K, 2010).

Berdasarkan hal di atas maka penulis akan melakukan Asuhan Keperawatan

Komunitas pada warga di Rt 30 Rw 3B Desa Pagelaran Kecamatan Pagelaran.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Secara umum, penyusunan studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui

proses pemberian asuhan keperawatan secara teori dan menngaplikasikan

kedalam praktik di masyarakat.


1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui konsep dasar keperawatan kesehatan komunitas

2. Mengetahui proses asuhan keperawatan kesehatan komunitas secara

teori

3. Mengetahui teori keperawatan yang sesuai digunakan dalam

keperawatan komunitas.

4. Mengetahui dan memahami penerapan asuhan keperawatan

komunitas.

1.3 Manfaat

1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang konsep

keperawatan komunitas.

2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang penerapan asuhan

keperawatan komunitas.

3. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan yang dapat

diberikan untuk komunitas.

4. Masyarakat dapat menambah wawasan mereka tentang pentingnya

kesehatan lingkungan dan individu di masyarakat.


BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian

Pendataan dilakukan di Desa Bululawang Kecamatan Bululawang

pada tanggal 3 - 7 November 2021 yang dilakukan oleh mahasiswa

program studi D-III Keperawatan di RT 32 RW 02 yang terdiri dari 13 KK.

B. Pelaksanaan

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data meliputi:

1) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi

masing-masing rumah penduduk, wawancara dilakukan

langsung kepada keluarga, serta melakukan pemeriksaan fisik,

observasi kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan

ini dilakukan selama 3 hari dimulai pada tanggal 3 - 7

November 2021. Pada tanggal 10 November 2021 mahasiswa

melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang

telah dilakukan.

C. Riwayat atau Sejarah Perkembangan Desa

1. Kondisi Desa Bululawang

Desa Bululawang terletak di wilayah Kecamatan Bululawang

Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa

tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sempalwadak

Kecamatan Bululawang Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa

Wandanpuro Kecamatan Bululawang. Di sisi Selatan berbatasan


dengan Desa Krebet Senggrong  Kecamatan Bululawang,

sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Jambearjo

Kecamatan Tajinan.

2. Kondisi dan Ciri Geografis Wilayah

Desa Bululawang secara geografis terletak pada 113.644576”

Bujur dan -8.078240 ″ Lintang. Luas Wilayah Desa Bululawang

adalah 346.426 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa

peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti fasilitas umum,

pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain.

Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 84 Ha.

Luas lahan yang diperuntukkan untuk Pertanian adalah 89 Ha. Luas

lahan untuk ladang tegalan dan perkebunan adalah 152 Ha.

Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut:

untuk perkantoran 3 Ha, sekolah 5 Ha, olahraga 1.9 Ha, dan tempat

pemakaman umum 2 Ha.

3. Demografis Kependudukan

Untuk dapat mengdeskripkan dengan lebih lengkap tentang

informasi keadaan kependudukan di Desa bululawang RT 32 RW 02

maka diperlukan tabel sebagai berikut


Format Pengkajian Komunitas

DATA DEMOGRAFI

Tabel 2.1 Data Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan


Kepemilikan KK Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

No Keterangan Jumlah
1. Jumlah KK 13
2. Jumlah Warga 38
3. Jumlah Rumah 13

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel diatas jumlah KK di RT 32 Desa Bululawang

adalah 13 KK dengan jumlah penduduk 38 jiwa dan jumlah rumah

sebanyak 13.

Table 2.2 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan


Kelompok Usia Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
NO. UMUR Frekuensi Persentase
(%)
1 0 -1 tahun 1 2,63
2 1 - 10 tahun 4 10,52
3 10 - 20 8 21,05
tahun
4 20 - 30 tahun 2 5,26
5 30- 40 tahun 7 18,42
6 40 - 50 tahun 4 10,52
7 50 – 60 tahun 6 15,78
8 60 – 65 tahun 6 15,78
JUMLAH 38 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.2 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

sebagian besar berusia > 10 – 20 tahun (21,5%) dan populasi yang

paling sedikit berusia > 0 – 1 tahun sebanyak (2,63%). Dari data di atas
dapat diketahui bahwa Sebagian besar warga masyarakat berada pada

usia produktif.

Table 2.3 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin


Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

47%
53%

Perempuan = 18 Laki-Laki = 20

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.3 diatas dapat diinterpretasikan bahwa jenis

kelamin warga sebagian besar adalah laki-laki sebanyak 53 % dan

sisanya merupakan perempuan. Sebagian besar warganya pada usia

produktif yang didominasi oleh jenis kelamin perempuan.

Tabel 2.4 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Agama Warga di


RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Agama Frekuensi Presentase
(%)
1. Islam 38 100
2. Kristen Protestan 0 0
3. Kristen Katolik 0 0
4. Hindu 0 0
5. Budha 0 0
JUMLAH 38 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.4 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

keseluruhan warga beragama Islam sebanyak.


Table 2.5 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Pendidikan Penduduk

11%
5% 29% SD = 11
SMP = 5
SMA = 16
PT = 2
TIDAK BEKERJA = 4
42% 13%

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.5 diatas dapat diinterpresentasikan bahwa

hampir sebagian tingkat pendidikan warga berpendidikan SMA yaitu

sebanyak 52%, dan tingkat pendidikan paling sedikit yaitu warga yang

menempuh pendidikan perguruan tinggi hal tersebut dikarenakan banyak

warga yang lebih memilih bekerja dibandingkan dengan melanjutkan ke

bangku perkuliahan.
Table 2.6 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Pekerjaan Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Pekerjaan
35.00%

30.00% 31.57%
28.98%
25.00%

20.00%
18.42%
15.00% 15.78%

10.00%

5.00%
5.26%

0.00%
swasta 2 wiraswasta 6 petani 12 buruh 7 tidak bekerja 11

Pekerjaan

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.6 diatas dapat diinterpresentasikan bahwa

sebagian besar warga bekerja sebagai petani. Dan jumlah terbanyak ke

dua yaitu warga yang tidak bekerja, hal tersebut disebabkan karena

sebagian warga yang tidak bekerja adalah ibu rumah tangga dan juga

usia anak-anak.

Table 2.7 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan


Penghasilan Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Penghasilan Frekuensi Presentasi (%)
1. <Rp.1.000.000 0 0
2. Rp. 1.000.000,- 3 25
Rp. 2.000.000
3. RP. 2.000.000 – 3 25
Rp. 3.000.000
4. Rp. 3.000.000 - 3 25
Rp. 4.000.000
5. Rp. 4.000.000 – 2 16,7
Rp. 5.000.000
6. <Rp. 5.000.000 2 15
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.7 di dapatkan data bahwa warga yang

memeiliki pendapatan 1-2 juta, 2-3 juta, dan 3-4 juta. Kebanyakan warga
yang mendapatkan gaji 1-2 juta memiliki pekerjaan sebagai buruh. Dan

warga yang memiliki pendapatan 2-3 juta memiliki pekerjaan sebagai

pegawai pabrik, dan gaji 3-4 kebanyakan bekerja sebagai petani.

Table 2.8 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyakit


6 Bulan Terakhir Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Penyakit 6 Bulan Terakhir


60.00%

54.54%
50.00%

40.00%
36.37%
30.00%

20.00%

10.00%
9.09%

0.00%
Hipertensi = 6 Asam Urat = 4 Diabetes
0.00% = 0 Asma = 1 Rematik
0.00%= 0

Penyakit 6 Bulan Terakhir

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.8 diatas dapat diinterpresentasikan bahwa

dalam 6 bulan terakhir, penyakit yang sering di derita oleh warga adalah

hipertensi, hal tersebut terjadi dikarenakan banyaknya warga yang suka

konsumsi makanan asin dan tinggi lemak.


Tabel 2.9 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tujuan Berobat
Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Tujuan Berobat
70.00%

60.00%
58.30%
50.00%

40.00% 41.70%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Petugas Kesehatan = 5 Petugas Non Kesehatan = 7

Tujuan Berobat

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.9 dapat diinterpretasikan bahwa tujuan

berobat warga lebih dari segian warga pergi ke non petugas Kesehatan

yaiti sebanyak 56,3% dan sisanya berobat ke petugas Kesehatan.

Banyaknya warga yang berobat ke non petugas Kesehatan disebabkan

banyaknya warga yang saat sakit pergi ke tukang pijat.

Tabel 2.10 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan


sebelum Berobat ke Petugas Kesehatan Warga di RT 32 RW 02
Desa Bululawang
Kebiasaan Sebelum Berobat

Beli Obat Bebas = 2


40%
Jamu = 3
60%

Beli Obat Bebas = 2 Jamu = 3

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.10 dapat diinterpretasikan bahwa kebiasaan

warga sebelum berobat ke petugas esehatan sebagian besar meminum


jamu sebanyak 60 % dan sisanya membeli obat bebas. Jamu yang

banyak dikonsumsi oleh warga merupakan jamu yang dibuat sendiri dari

bahan TOGA (Tanaman Obat Keluarga).

Table 2.11 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber


Pendanaan Warga Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Sumber Pendanaan Warga


60%

55%
50%

40%

30%

25%
20%
17%
10%

0%
ASTEK /0%
ASKES = 0 JPS / ASKES
0% MISKIN Tabungan = 3 BPJS = 2 Uang Sendiri = 7
=0

Sumber Pendanaan Warga

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.11 dapat diinterpretasikan bahwa sumber

pendanaan warga menggunakan BPJS sebanyak 2 (16.7%), sebagian

besar menggunakan uang sendiri (uang penghasilan sehari-hari)

(58,3%) dan sisanya menggunakan tabungan dan BPJS. Populasi paling

sedikit adalah yang menggunakan BPJS, karena banyak warga yang

tidak puas pelayanan BPJS.


KESEHATAN IBU DAN ANAK
Tabel 2.13 Data Distribusi Frekuensi Adanya Pasangan Usia Subur
Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
PUS
80.00%

70.00% 66.75%

60.00%

50.00%

40.00%
33.30%
30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Ya = 4 Tidak = 8

PUS

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.13 dapat diinterprestasikan bahwa sebagia

kecil adalah pasangan usia subur sebanyak 4 (33,3%). Hal tersebut

dikarenakan banyaknya warga yang berusia lansia dan juga warga yang

massih kelompok usia remaja yang belum menikah.

Tabel 2.13 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan PUS yang


Menjadi Akseptor KB Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Akseptor KB

25%

75%

Ya = 3 Tidak = 1

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.13 diatas dapat diinterpretasikan bahwa lebih

dari separuh PUS (Pasangan Usia Subur) bagian menjadi akseptor KB

sebanyak 3 (75%) dan sisanya tidak menjadi akseptor KB.


Table 2.14 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kontrasepsi
yang Dipakai Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Jenis Kontrasepsi Frekuensi Presentase
Yang Digunakan (%)
1. MOW 0 0
2. MOD 0 0
3. IUD 1 33,33
4. PIL 2 66,67
5. Suntik 0 0
6. Implant 0 0
7. Kondom 0 0
8. Lain-Lain 0 0
JUMLAH 3 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.14 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

menggunakan KB Pil sebanyak 2 (66,67%), dan menggunakan KB IUD

sebanyak 1 (33,33%)

Tabel 2.15 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alasan Tidak


Menjadi Akseptor KB Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Alasan tidak Frekuensi Persentase
menjadi aseptor (%)
KB
1. Ingin punya anak 0 0
2. Takut 1 100
3. Prinsip hidup 0 0
4. Medis 0 0
JUMLAH 1 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.15 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

terdapat satu (PUS) Pasangan Usia Subur yang tidak menggunakan

akseptor KB karena takut gemuk.

Tabel 2.16 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat


Pengetahuan Ibu Tentang KB Warga di RT 32 RW 02 Desa
Bululawang
NO Tingkat Frekuensi Persentase
Pengetahuan
(%)
Ibu/Keluarga
(PUS)
tentang KB
1 Baik 3 75
2 Cukup 0 0
3 Kurang 1 25
JUMLAH 4 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan data 2.16 diatas dapat diinterpretasikan bahwa lebih

dari setengah ibu PUS memiliki pengetahuan yang baik tentang KB dan

sisanya memiliki pengetahuan kurang.

Tabel 2.17 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Kehamilan


yang Lalu pada Ibu Hamil Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
Riwayat Kehamilan Lalu
17%

83%

Baik = 10 Resiko Tinggi = 2

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.17 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

warga memiliki riwayat kehamilan dengan kategori baik sebanyak 10

(83,33%) dan resiko tinggi sebanyak 2 (16,67%).

Tabel 2.18 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemeriksaan


Kehamilan yang Lalu pada Ibu Hamil Warga di RT 30 RW 3B Desa
Bululawang
Pemeriksaan Kehamilan
80%

70% 75%

60%

50%

40%

30%

20% 25%

10%

0%
Periksa = 9 Tidak Periksa = 3

Pemeriksaan Kehamilan

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.18 diatas dapat diinterpretasikan bahwa lebih
dari setengah warga memeriksakan kehamilannya yaitu sebanyak 75 %
dan sisanya tidak memeriksakan kehmilannya dikarenakan kendala
biaya.
Tabel 2.19 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemeriksaan
Kehamilan di Sarana Kesehatan Warga di RT 32 RW 02 Desa
Bululawang
NO Pemeriksaan Frekuensi Presentase
Kehamilan di
(%)
Sarana
Kesehatan
1 Dokter 2 22,22
2 Bidan 7 87,78
3 Dukun 0 0
JUMLAH 9 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.19 diatas dapat diinterpretasikan bahwa lebih

dari setengah warga memeriksakan kehamilannya ke bidan, dan

sebagian kecil ke dokter. Warga lebih memilih periksa ke bidan karena

harganya yang lebih terjangkau untuk periksa ke bidan.

Tabel 2.20 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Periksa


Kehamilan Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
Tempat Periksa Kehamilan
100.00%
90.00%
87.78%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00% 22.22%
10.00%
0.00%
Rumah Sakit = 2 Rumah Bersalin = 7 Puskesmas
0.00% = 0 Rumah
0.00%= 0

Tempat Periksa Kehamilan

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.20 dapat diinterpretasikan bahwa lebih dari

setangah warga memeriksakan kehamilannya ke rumah bersalin dan

polindes sebanyak 87,78% dan sisanya ke dokter. Hal tersebut karena

mereka sudah terbiasa telah diperiksa oleh dokter dan bidan tersebut.

Tabel 2.21 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Makan Sehari


Selama Kehamilan Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Makanan Sehari-hari Selama Kehamilan


80%

70% 75%

60%

50%

40%

30%

20% 25%

10%

0%
Kurang dari 3 kali = 3 Tiga Kali Lebih = 9

Makanan Sehari-hari Selama Kehamilan

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.21 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

sebagian besar ibu hamil makan selama 3x sehari selama masa

kehamilan sebanyak (75%) dan sisanya makan kurang dari 3x sehari


selama masa kehamilan. Ibu hamil yang makan kurang dari 3x sehari

disebabkan karena nafsu makannya menurun.

Tabel 2.22 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pantangan Ibu


Selama Kehamilan Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Pantangan Ibu Frekuensi Presentase
Selama Hamil (%)
1. TidakAda 13 100
Pantangan
2. Ada Pantangan 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.22 diatas dapat diinterpretasikan bahwa seluruhnya

tidak ada pantangan terhadap ibu pada masa kehamilan.

Tabel 2.23 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Presepsi Ibu


Tentang Kehamilan Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Persepsi Ibu Tentang Ibu Hamil


Cukup = 3

Baik = 9

Baik = 9 Cukup = 3

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.23 di atas dapat diinterpresentasikan bahwa

pada data distribusi frekuensi penduduk berdasarkan presepsi ibu

tentang kehamilan lebih dari sebagian ibu hamil memiliki persepsi baik

terhadap kehamilan sebanyak 75% dan sisanya memeiliki persepsi

yang cukup. Hal tersebut di sebabkan karena ibu merasa bahwa anak

meruapakan karunia Tuhan.


Tabel 2.24 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penolong dalam
Persalinan Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

P eno l o ng Da l am Per s a l i n an
Penolong Dalam Persalinan
90.00%

80.00% 83.33%
70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%
16.67%
10.00%

0.00%
Dokter = 2 Bidan = 10 Dukun
0.00%=0

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.24 di atas dapat diinterpresentasikan bahwa

pada data distribusi frekuensi penduduk berdasarkan penolong dalam

persalinan lebih dari setengah warga dibantu oleh bidan sebanyak

83,33% dan sisanya ke dokter. Hal tersebut karena biaya persalinan

yang dibantu oleh dokter jauh lebih mahal dibandingkan bidan.

Tabel 2.25 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat dalam


Persalinan Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
NO Tempat Frekuensi Presentase
Persalinan
(%)
1 Rumah Sakit 3 23
2 Rumah 10 77
bersalin/
Polindes
3 Puskesmas 0 0
4 Rumah 0 0
JUMLAH 12 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.25 di atas dapat diinterpresentasikan bahwa

pada data distribusi frekuensi penduduk berdasarkan tempat dalam


persalinan warga lebih dari setengah bertempatkan di rumah

bersalin/polindes sebanyak %77 dan sisanya di rumah sakit.

Tabel 2.26 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Ibu dalam


Persalinan Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Riwayat Persalinan Ibu

25%
Sulit = 3
Lancar = 9

75%

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.26 di atas dapat diinterpresentasikan bahwa

pada data distribusi frekuensi penduduk berdasarkan riwayat ibu dalam

persalinan warga yang lancar sebanyak 9 (75%) dan ibu yang

mengalami kesulitan dalam persalinan sebanyak 3 (25%).

Tabel 2.27 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu


dalam Persalinan Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
NO Pengetahuan Frekuensi Persentase
(%)
1 Baik 10 77
2 Cukup 3 23
3 Kurang 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.27 di atas dapat diinterpresentasikan bahwa

pada data distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pengetahuan ibu

dalam persalinan sebagian kecil memiliki presepsi baik sebanyak 3

(23%), dan sisanya memiliki presepsi cukup sebanyak 7 (53,84%).

Tabel 2.28 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Anak


Balita dalam eluarga Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Balita

2 balita 1 balita
50% 50%

1 balita 2 balita

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.28 di atas dapat diinterpresentasikan bahwa:

pada data distribusi frekuensi penduduk berdasarkan jumlah anak balita

dalam keluarga warga memiliki balita sebanyak 1 keluarga memiliki 1

anak (50%) dan 1 keluarga memiliki 2 anak balita (50%)

Table 2.29 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ibu Meneteki


Bayinya di RT 30 RW 3B Desa Bululawang
No Meneteki Frekuensi Presentase
(%)
1. Meneteki 13 100
2.
Tidak Meneteki 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.29 di atas dapat diinterpresentasikan bahwa

pada data distribusi frekuensi penduduk berdasarkan ibu meneteki balita

seluruhnya meneteki sebanyak 13 (100%).

Tabel 2.30 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Imunisasi


Bayi Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Status Imunisasi Bayi


60%

50%
Status Imunisasi
Bayi; 50%
40%
Axis Title

30%

20%

10%

0%
Lengkap = 1 Belum Lengkap = 1

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.30 dapat diinterprestasikan bahwa status

imunisasi anak yang lengkap sebanyak 1 (50%) dan imunisasi yang

belum lengkap sebanyak 1 (50%)

Table 2.31 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepemilikan KMS


pada Bayi Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No KMS Frekuensi Presentase
(%)
1 Memiliki 2 100
2 Tidak Memiliki 0 0
JUMLAH 2 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.31 dapat diinterprestasikan bahwa
seluruhnya memiliki KMS pada bayi.
Tabel 2.32 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Presepsi
Keluarga Tentang KMS Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Persepsi tentang Frekuensi Presentase
KMS (%)
1. Benar 2 100
2. Tidak 0 0
JUMLAH 2 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.32 dapat diinterprestasikan bahwa persepsi

keluarga tentang KMS seluruhnya benar.

Tabel 2.33 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian ASI


Eksklusif Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Tabel Pemberian Asi

100%

Tabel Pemberian Asi

Iya = 2 0%= 0
Tidak

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.33 dapat diinterprestasikan bahwa

seluruhnya melakukan pemberian ASI eksklusif.

Tabel 2.34 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan ASI yang


Diberikan Sesuai Umur Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
NO Pemberian Asi Frekuensi Presentase
(%)
1 <2tahun 2 100
2 >2 tahun 0 0
JUMLAH 2 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.34 dapat diinterprestasikan bahwa ASI yang

diberikan sesuai umur seluruhnya < 2.

Tabel 2.35 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi pada


Balita Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Status Gizi Frekuensi Presentasi (%)
1 Baik 2 100
2 Cukup 0 0
3 Kurang 0 0
4 Lebih 0 0
JUMLAH 2 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.35 dapat diinterprestasikan bahwa status gizi

pada balita seluruhnya baik.

Tabel 2.36 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan


Tentang Pertumbuhan Balita Warga di RT 32 RW 02 Desa
Bululawang
No Pengetahuan Frekuensi Presentase
(%)
1 Baik 2 100
2 Cukup 0 0
3 Kurang 0 0
JUMLAH 2 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.36 dapat diinterprestasikan bahwa

pengetahuan tentang pertumbuhan balita seluruhnya baik.


Tabel 2.37 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola
Pertumbuhan Balita Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No. Pola Frekuensi Presentase
Pertumbuhan (%)
1. Sesuai Umur 2 100
2. Tidak Sesuai 0 0
Umur
JUMLAH 2 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.37 dapat diinterprestasikan bahwa pola

pertumbuhan balita seluruhnya sesuai umur.

Tabel 2.38 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu


Tentang Perkembangan Balita Warga di RT 32 RW 02 Desa
Bululawang
No Pengetahuan Frekuensi Presentase
(%)
1.Baik 2 100
2.Cukup 0 0
3.Kurang 0 0
JUMLAH 2 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.38 dapat diinterprestasikan bahwa

pengetahuan ibu tentang perkembangan balita seluruhnya naik.

Tabel 2.39 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola


Perkembangan Balita Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No. Pola Frekuensi Presentase
Perkembangan (%)
1. Normal 2 100
2. Tidak Normal 0 0
JUMLAH 2 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.39 dapat diinterprestasikan bahwa pola

perkembangan balita seluruhnya normal.


KESEHATAN LINGKUNGAN
Tabel 2.40 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Rumah
Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Status Rumah Frekuensi Persentase
(%)
1 Milik Sendiri 13 100
2 Menumpang 0 0
3 Kontrak 0 0
4 Kos 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.40 dapat diinterprestasikan bahwa status

rumah seluruhnya milik sendiri.

Tabel 2.41 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Luas Bangunan


Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Luas Bangunan

25%
42% < 21 m2 = 3
21-36 m2 = 4
> 36 m2 = 5
33%

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.41 dapat diinterprestasikan bahwa luas

bangunan rumah < 21 m2 sebanyak 3 (25%) dan luas 21-36 m 2

sebanyak 4 (33,33%), sisinya memiliki luas bangunan 36 m 2 sebanyak 5

(41,67%)

Tabel 2.42 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Lantai


Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No. Jenis Lantai Frekuensi Presentase
(%)
1. Tegel 7 58,33
2. Semen 5 41,67
3. Tanah 1 7,69
4. Papan 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.42 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

sebagian besar bangunan rumah warga jenis lantai tegel sebanyak 7

(58,33%), dan sisanya memiliki lantai jenis semen sebanyak 5 (41,67%).

Tabel 2.43 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis


Dinding Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

No Jenis Dinding Frekuensi Presentase


(%)
1 Tembok 13 100
2 Papan 0 0
3 Bambu 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.43 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruh warga memiliki rumah dengan dinding tembok.

Tabel 2.44 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Ventilasi


Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Jenis Frekuensi Presentase
Ventilasi (%)
1. Jendela 13 100
2. Terbuka 0 0
3. Tertutup 0 0
4. Angin-angin 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.44 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruh warga memiliki rumah dengan ventilasi terbuka.

Tabel 2.45 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Penerangan


Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
NO Jenis Frekuensi Presentasi
Penerangan (%)
1. Listrik 13 100
2. Non Listrik 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.45 diatas dapat diiterpretasikan bahwa

seluruh warga memiliki rumah dengan jenis penerangan listrik.

Tabel 2.46 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keberadaan


Pekarangan Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Pekarangan
Ada pekarangan = 10 Tidak ada pekarangan

23%

77%

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.46 diatas dapat diinterpretasikan bahwa yaitu

banyak warga yang memiliki pekarangan yang diketahui sebanyak 10

(77%) dan sebagian kecil tidak memiliki pekarangan sebanyak 3 (23%)

Tabel 2.47 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Jamban


Rumah Warga RT 30 RW 3B Desa Bululawang
No Status Jamban Frekuensi Presentasi
(%)
1. Leher Angsa 13 100
2. Cemplung 0 0
Terbuka
3. Cemplung 0 0
Tertutup
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.47 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruh warga memiliki jamban dengan leher angsa.

Tabel 2.48 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Jamban


Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Status Jamban Frekuensi Presentase
(%)
1 Milik sendiri 13 100
2 Menumpang 0 0
3 Umum 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.48 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruh jenis jamban milik sendiri.

Tabel 2.49 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keadaan


Pekarangan Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
Keadaan Pekarangan Rumah

35%

65%

Bersih = 6 Kotor = 4

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.49 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruh pekarangan dalam keadaan bersih sebanyak 6 (60%), dan

sisanya memiliki pekarangan dalam keadaan kotor sebanyak 4 (40%).

Tabel 2.50 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemanfaatan


Pekarangan Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No. Pemanfaatan Frekuesi Presentase
Pekarangan (%)
1. Tanaman 6 60
Produtif
2. Tanaman Non 4 40
Produktif
3. Lain-Lain 0 0
JUMLAH 10 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.50 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif sebanyak 6 (60%)

dan pemanfaatan karangan dengan tanaman non-produktif sebanyak 4

(40%)

Tabel 2.51 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Asal Air Bersih


Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Asal Air Bersih Frekuensi Presentase
(%)
1
Perpipaan 0 0
2
Sumur gali/BOR 13 100
3
Sumber 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.51 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruh asal air bersih dari sumur gali/BOR.

Tabel 2.52 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Air Bersih


Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
NO Status Air Frekuensi Presentase
Bersih (%)
1. Milik Sendiri 13 100
2. Umum 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.52 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruh warga memiliki air bersih milik sendiri.

Tabel 2.53 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Septic Tank


Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Septic Tank Frekuensi Presentase
(%)
1 Ada 13 100
2 Tidak Ada 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.53 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruh rumah ada saptic tank.

Tabel 2.54 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jarak Septic Tank


Rumah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Jarak Frekuens Presentase
i (%)
1. <10m 13 100
2. >10m 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.54 diatas dapat diinterpretasikan bahwa jarak

septic tank keseluruhan <10m.

Tabel 2.55 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sistem


Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Warga di RT 32 RW 02
Desa Bululawang
No. SPAL RT Frekuensi Presentase
(%)
1. Terbuka 13 100
2. Tertutup 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.55 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

sistem pembuangan air limbah warga seluruhnya terbuka.


Tabel 2.56 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Sampah
Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Tempat Sampah Frekuensi Presentasi
(%)
1. Bak Sampah 6 46
2. Lubang Sampah 4 31
3. Sembarang 3 23
Tempat
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.56 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

tempat sampah warga lebih dari setengahnya menggunakan bak

sampak sebanyak 6 (46%), menggunakan lubang sampah sebanyak 4

(31 %), dan yang membuang sampah sembarang tempat sebanyak 3

(23%)

REMAJA

Tabel 2.57 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keluarga yang


Memiliki Anak Remaja Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Ada Anak Remaja Frekuensi Presentasi
(%)
1Ya 7 54
2Tidak 6 46
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.57 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

sebagian warga mempunyai anak remaja sebanyak 7 (54%), dan

sebagian tidak memiliki anak remaja sebanyak 6 (46%).

Tabel 2.58 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Anak dan


Remaja Saat Ini Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Usia Frekuensi Presentase
(%)
1. 6-10 th 1 13,5
2. 11-15 th 3 37,5
3. 16-21 th 4 50
JUMLAH 8 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.58 diatas dapat diinterpretasikan bahwa usia

anak sebagian kecil berusia 6 - 10 tahun sebanyak 1 (13,5%), usia 11-15

tahun sebanyak 3 (37,5%), dan sebagian besar usia 16-21 tahun

sebanyak 4 (50%).

Tabel 2.59 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Anak


Remaja Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Pendidikan Frekuensi Presentase
(%)
1. SD 2 25
2. SMP 2 25
3. SMA 3 37,5
4. PT 1 13,5
JUMLAH 8 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.59 diatas dapat diinterpretasikan bahwa data

pendidikan anak, SD sebanyak 2 (25%), SMP sebanyak 2 (25%), SMA

sebanyak 3 (37,5%) serta perguruan tinggi sebanyak 1 (13,5%)

Tabel 2.60 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kegiatan Anak


Diluar Sekolah Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No. Kegiatan Anak Frekuensi Presentase
(%)
1. Keagamaan 1 33,33
2. Olahraga 2 66,67
3. Karang Taruna 0 0
JUMLAH 3 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.60 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

kegiatan anak diluar sekolah keagamaan sebanyak 1 (33,33%) dan

olahraga sebanyak 2 (66,67%).

Tabel 2.61 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ada Anak dan


Remaja yang Menderita Penyakit Warga di RT 32 RW 02 Desa
Bululawang
No Menderita Frekuensi Presentase
penyakit (%)
1 Ya 0 0
2 Tidak 8 100
JUMLAH 8 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.61 diatas dapat diinterpretasikan bahwa data

anak tidak ada yang menderita penyakit sebanyak 8 (100%).

Tabel 2.62 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan


Waktu Luang Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Penggunaan Frekuensi POresentase
Wktu Luang (%)
1 Musik/TV 6 75
2 Olahraga 0 0
3 Rekreasi 2 25
4 Keagamaan4 0 0
JUMLAH 8 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.62 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

penggunaan waktu luang untuk musik/TV sebanyak 6 (75%)dan untuk

rekreasi sebanyak 2 (25%)

GIZI PADA KELUARGA


Tabel 2.63 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Makanan Pokok Warga
di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
NO Makanan Frekuensi Presentaase
Pokok (%)
1. Beras 13 100
2. Jagung 0 0
3. Roti 0 0
4. Umbi-Umbian 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.63 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruhnya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok sebanyak 13

(100%).
Tabel 2.64 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lauk Pauk yang Sering
DIkonsumsi Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Lauk Pauk Yang Sering Di Konsumsi Warga


35.00%

30.00%

25.00%

20.00%
33%
15.00%
25% 25%
10.00%
17%
5.00%

0.00%
Daging = 2 Ikan = 3 Telur = 3 Tahu / Tempe = 4

Lauk Pauk Yang Sering Di Konsumsi Warga

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.64 diatas dapat diinterpretasikan bahwa lauk

pauk yang sering dikonsumsi sehari hari, Daging sebanyak 2 (16,67%),

ikan sebanyak 3 (25%), telur sebanyak 3 (25%) dan tahu/tempe

sebanyak 4 (33,33%).

Tabel 2.65 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sayuran yang Sering


Dikonsumsi Warga RT 30 RW 3B Desa Bululawang
NO Sayuran Frekuensi Persentase
(%)
1 Sayuran hijau 13 100
2 Kacang- 0 0
kacangan
3 Lain-lain 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.65 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

sayuran yang sering dikonsumsi oleh penduduk keseluruhan yaitu

sayuran hijau..
Tabel 2.66 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengolahan Sayuran
Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Pengolahan Sayur Frekuensi Presentase
(%)
1. Dipotong Baru Dicuci 13 100
2. Dicuci Baru Dipotong 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.66 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruhnya pengolahan sayuran dipotong baru dicuci.

Tabel 2.67 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Buahbuahan yang


Sering Dikonsumsi Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Buah-Buahan Yang Sering Dikonsumsi Warga


Pepaya = 3 Jeruk = 2 Pisang = 5 Apel = 2

16.67%
25.00%

16.67%
41.67%

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.67 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

penduduk yang menkonsumsi buah – buahan pepaya sebanyak 3 (25%),

jeruk sebanyak 2 (16,67), pisang seanyak 5 (41,67%) dan apel

sebanyak 2 (16,67%).
Tabel 2.68 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Minum Susu
Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No. Kebiasaan Frekuensi Presentase
Minum Susu (%)
1 Biasa 3 23
2 Tidak Biasa 10 77
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.68 diatas dapat diinterpretasikan kebiasaan

penduduk untuk minum susu sebagian kecil biasa sebanyak (23%) dan

tidak biasa sebanyak 10 (77%).

Tabel 2.69 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan Garam


Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Penggunaan Frekuensi Presentase
Garam (%)
1 Beryodium 13 100
2 Tidak Beryodium 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.69 diatas dapat diinterpretasikan bahwa
penggunaan garam dapur seluruhnya beryodium sebanyak 13 (100%).

Tabel 2.70 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Minum


Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
NO Kebiasaan Frekuensi Presentase
Minum (%)
1. Dimasak 13 100
2. Tidak 0 0
Dimasak
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.70 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

kebiasaan minum seluruhnya dimasak sebanyak 13 (100%).


Tabel 2.71 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Garam Beryodium Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
NO Kebiasaan Frekuensi Presentase
Minum (%)
1. Baik 7 54
2. cukup 0 0
3. Kurang 6 46
JUMLAH 13 100

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.71 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

pengetahuan penduduk tentang garam beryodium hampir seluruhnya

berpengetahuan kurang sebanyak 7 (54%), dan sisanya memiliki

pengetahuan kurang sebanyak 6 (46%).

Tabel 2.72 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengguanan Kapsul


Lipidol Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
NO Penggunaan Frekuensi Presentase
capsul lipiodol (%)
1 Pernah 0 0
2 Tidak Pernah 13 100
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.72 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

penggunaan capsul lipidol seluruhnya tidak pernah menggunakan kapsul

lipidol.

LANSIA
Tabel 2.73 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lansia yang
Berusia Lebih dari 60 Tahun Warga di RT 32 RW 02 Desa
Lansia Yang berusia Lebi Dari 60 Tahun Bululawang
100%

0%
60-65 Tahun = 6 65 Tahun Ke Atas = 0

Lansia Yang berusia Lebi Dari 60 Tahun


Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.73 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

keseluruhan lansia berumur 60-65 tahun.

Tabel 2.74 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Lansia Warga di


RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Usia Frekuensi Presentase
(%)
1. Midlle Age 6 100
2. Eldery 0 0
3. Very Old 0 0
JUMLAH 6 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.74 diatas dapat diinterpretasikan bahwa usia

lansia keseluruhan middle age.

Tabel 2.75 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lansia yang Memiliki


Keluhan Penyakit Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
NO Keluhan Frekuensi Presentasi (%)
Penyakit Lansia
1. Tidak - 0
2. Ya 6 100
JUMLAH 6 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.75 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruhnya lansia memiliki penyakit.


Tabel 2.76 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Penyakit Pada
Lansia Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Jenis Penyakit Frekuensi Presentase (%)
1. Asma 1 16,66
2. TBC 0 0
3. Hipertensi 5 83,33
4. Kencing Manis 0 0
5. Rheumatik / Arthritis 0 0
6. Katarak 0 0
7. Osteoporosis 0 0
8. Penyakit Kulit 0 0
9. Jantung 0 0
10 Liver 0 0
.
11 Lain-Lain 0 0
.
JUMLAH 6 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.76 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

penyakit pada lansia yaitu hipertensi sebanyak 5 (83,67%), dan asma

sebanyak 1 (16,67%).

Tabel 2.77 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Upaya yang DIlakukan


Pada Lansia Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No. Upaya Yang Frekuensi Presentase
Dilakukan (%)
1. Upaya Ke 3 50
Sarana
Kesehatan
2. Berobat Ke Non 0 0
Medis
3. Diobati sendiri 3 50
JUMLAH 3 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.77 diatas dapat diintrepretasikan bahwa

lansia yang berobat ke sarana kesehatan sebanyak 3 (50%) dan yang

diobati sendiri sebanyak 3 (50%)

Tabel 2.78 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan Waktu


Senggang Lansia Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Penggunaaan Waktu Frekuensi Presentase
Lansia (%)
1 Perkebunan/pekerjaan 6 100
rumah
2 Jalan – Jalan 0 0
3 Senam 0 0
4 Lain-Lain 0 0
JUMLAH 6 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.78 diatas dapat diintrepretasikan bahwa

seluruh lansia menggunakan waktu senggang untuk melakukan kegiatan

perkebunan/pekerjaan rumah.

Tabel 2.79 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Posyandu


Lansia Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Keikutsertaan Frekuensi Presentase(%)
Posyandu Lansia
1 Iya 0 0
2 Tidak 6 100
JUMLAH 6 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.79 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruh lansia tidak ikut posyandu lansia.

Tabel 2.80 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebutuhan Nutrisi


Lansia Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Kebutuhan Nutrisi Lansia


Sumber:
Baik = 0 Cukup = 4 Kurang = 2
Data Primer
33.33%

66.67%
Berdasarkan tabel 2.80 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

kebutuhan nutrisi lansia yang cukup sebanyak 4 (66,67%) dan

kebutuhan nutrisi lansia yang kurang sebanyak 2 (33,33%)

Tabel 2.81 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kualitas Makan Lansia


Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No. Kualitas Makan Frekuensi Presentase
(%)
1. Baik 0 0
2. Cukup 4 66,67
3. Kurang 2 33,33
JUMLAH 6 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.81 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

kualitas makan yang cukup sebanyak 4 (66,67%) dan kualitas makan

yang kurang sebanyak 2 (33,33%).

Tabel 2.82 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan IMT Lansia Warga di RT


32 RW 02 Desa Bululawang
No. Indeks Masa Frekuensi Presentase
Tubuh (%)
1. Lebih 0 0
2. Normal 4 66,67
3. Kurang 2 33,33
JUMLAH 6 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.82 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

indeks masa tubuh yang normal sebanyak 4 (66,67%) dan kurang

sebanyak 2 (33,33%)

Tabel 2.83 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Makanan Lansia Warga


di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
Makanan Lansia
120%

100%
1

80%

60%

40%

20%

0%
Tinggi Garam = 2 Tinggi Lemak
0 =0 Tinggi Purin
0 =0 Tinggi Gula
0 =0

Makanan Lansia

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.83 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

kebiasaan makan dengan tinggi garam sebanyak 2 (100%)

POLA KEBIASAAN KELUARGA


Tabel 2.84 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Olahraga Teratur dalam
Keluarga Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

No. Olahraga Frekuensi Presentase


Teratur (%)
1.
Iya 0 0
2.
Tidak 13 100
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.84 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruh keluarga tidak melakukan olahraga secara teratur yang terhitung

sebanyak 13 (100%)

Tabel 2.85 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Rekreasi dalam


Keluarga Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No Rekreasi Frekuensi Presentase
(%)
1. Iya 4 31
2 Jarang 6 46
3Tidak Pernah 3 23
Total 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.85 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

keluarga yang berpergian rekreasi sebanyak 4 (31%), dan keluarga yang

jarang berpergian rekreasi sebanyak 6 (46%) serta keluarga yang tidak

pernah rekreasi sebanyak 3 (23%)

Tabel 2.86 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Merokok dalam


Keluarga Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

Merokok
Merokok

Kadang -Kadang = 4 30%

Tidak = 3 20%

Iya = 6 50%

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.86 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

anggota keluarga yang merokok sebanyak 6 (50%), dan anggota

keluarga yang tidak merokok sebanyak 3 (20%) serta anggota keluarga

yang jarang merokok sebanyak 4 (30%)


Tabel 2.87 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Minuman Keras dalam
Keluarga Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
No. Minuman Keras Frekuensi Presentase
(%)
1.Iya 2 15
2.Tidak 0 0
3.Kadang- 11 85
Kadang
Total 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.87 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

anggota keluarga yang mekonsumsi minuman keras sebanyak 2 (15%).

Tabel 2.88 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Cuci Tangan Sebelum


dan Sesudah BAB dalam Keluarga Warga di RT 32 RW 02 Desa
Bululawang
NO Cuci Tangan Frekuensi Presentase
(%)
1 Iya 13 100
2 Tidak 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.88 diatas dapat diinterpretasikan bahwa cuci

tangan sebelum dan sesudah BAB dalam keluarga sebanyak 13 (100%).

Tabel 2.89 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Minum Jamu


dalam Keluarga Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
NO Minum Jamu Frekuensi Presentase
(%)
1 Iya 7 54
2 Tidak 6 46
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.89 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

kebiasaan minum jamu sebagian iya sebanyak 7 (54%) dan sebagian

tidak sebanyak 6 (46%).

Tabel 2.90 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan


Menggunakan Jamban Jika BAB dalam Keluarga Warga di RT 32 RW 02
Desa Bululawang

No Penggunaan Frekuensi Presentase (%)


jamban
1 Iya 13 100
2 tidak 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.90 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

menggunakan jamban jika BAB seluruhnya iya sebanyak 13 (100%).

Tabel 2.91 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan


Menggunakan Air Bersih dalam Keluarga Warga di RT 32 RW 02 Desa
Bululawang

No. Penggunaan Alat Frekuensi Presentase (%)


Bersih
1. Selalu 13 100
2. Kadang-Kadang 0 0
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.91 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

menggunakan air bersih dalam keluarga seluruhnya selalu .

Table 2.92 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Membuang Sampah


pada Tempatnya dalam Keluarga Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
Buang Sampah Pada Tempatnya
Buang Sampah Pada Tempatnya

75%

25%

0%
Iya = 6 Tidak = 2 Kadang- Kadang =0

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.92 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

membuang sampah pada tempatnya dalam keluarga iya sebanyak 6

(75%) dan tidak sebanyak 2 (25%).

Tabel 2.93 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keikutsertaan dalam


Organisasi Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

No. Keikutsertaan Frekuensi Presentase (%)


Organisasi
1. Iya 10 77
2. Tidak 3 23
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.93 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

keikutsertaan dalam organisasi iya sebanyak 10 (77%) dan yang tidak

sebanyak 3 (23%).

Tabel 2.94 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Gejala Kecemasan


Keluarga Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang
Gejala Kecemasan
90%

80%
80%
70%

60%

50%

40%

30%

20%
20%
10%

0%
Ya = 4 Tidak = 9

Gejala Kecemasan

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel 2.94 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

keluarga yang tidak memiliki gejala kecemasan sebanyak 9 (80%) dan

yang memiliki kecemasan sebanyak 4 (20%).

Tabel 2.95 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan NAPZA Di


Keluarga Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

No Penggunaan NAPZA Frekuensi Presentase (%)


1.Iya 0 0
2.Tidak 13 100
JUMLAH 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.95 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruh keluarga tidak ada yang menggunakan NAPZA sebanyak 13

(100%)

Tabel 2.96 Data Distribusi Frekuensi Berdasarkan Memiliki Gejala Psikotik


Keluarga Warga di RT 32 RW 02 Desa Bululawang

No Gejala Psikotik Frekuensi Presentase


(%)
1 Ada 0 0
2 Tidak Ada 13 100
Total 13 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2.96 diatas dapat diinterpretasikan bahwa

seluruh keluarga tidak ada gejala psikotik pada keluaarga sebanyak 13

(100%).
ANALISA DATA

No Data Fokus Penyebab Masalah

1. DS: - Keterbatasan Defisit Kesehatan

DO: sumber daya Komunitas

- Terdapat faktor resiko

warga yang suka

mengkonsumsi makanan

yang tinggi lemak dan

garam

- Banyak warga yang

menderita hipertensi

yaitu sebanyak 5 orang

- Terdapat faktor resiko

warga menderita

hipertensi yaitu warga

yang menderita

hipeetensi semuanya

termasuk kelompok umur

lansia.

- Tidak adanya posyandu

lansia di di RW tersebut

- Banyak warga Lansia

yang tidak mau datang

ke Posyandu Lansia
untuk mengecek

Kesehatan

2. DS: Ketidakmampuan Pemeliharaan

DO: membuat Kesehatan Tidak

- Warga tidak mengetahui penilaian yang Efektif

makanan yang bergizi tepat

dan seimbang

- Banyak warga yang

merokok di dalam

ruangan saat berkumpul

bersama keluarga

- Terdapat 2 keluarga

yang membuang sampah

di sungai walaupun

sudah terdapat larangan

- Masyarakat hanya

memakan makanan yang

ada tanpa melihat gizi

dan manfaat

3 Ds : Ketidakadekuatan Koping Komunitas

- Warga mengatakan sumber daya Tidak Efektif

sudah menderita komunitas untuk

hipertensi sejak lama pemecahan


dan sudah berobat masalah

namun masih sering kali

kambuh

- warga yang termasuk

kelompok umur lansia

mengatakan bahwa

mereka merasa kesulitan

untuk berobat karena

tidak adanya posyandu

lansia sedangkan ke

puskesmas dan rumah

sakit membutuhkan

biaya

Do :

- Tidak tersedianya

posyandu lansia yang

diharapkan oleh warga

untuk diadakan di Rw

tersebut

- Terdapat beberapa

warga yang menjadi

pengangguran

dikarenakan PHK dari

tempat bekerjanya
- Warga tampak stress

dan juga cemas akibat

pandemic covid 19

karena pemasukan yang

berkurang

4 DS : Kurang terpapar Defisit pengetahuan

- Warga banyak informasi komunitas

bertanya kepada

perawat tentang

bagaimana cara

mengatasi penyakit

hipertensi

DO :
- Banyak warga yang

merokok di sekitar

lingkungan tempat

tingga

- Banyak warga yang

mengkonsumsi

makanan asin dan

jeroan

- Banyak warga yang


melakukan pembakaran

sampah di sekitar

lingkungan tempat

tinggal yang

seharusnya sampah

ditimbun dan didaur

ulang

SKORING
Masalah: Defisit Kesehatan Komunitas Berhubungan Dengan Ketidakmampuan
Masyarakat Meningkatkan Perilaku Yang Kondusif Bagi Kesehatan

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

Skor

1. Sifat Masalah 1 3 /3 x 1 =1 Masalah adalah keadaan yang

Aktual (3) sudah terjadi dan perlu di

lakukan penanganan segera

Kemungkinan 2 1 / 2 x 2= 1 Sumber sumber yang ada dan

masalah dapat Bersama untuk memecahkan

diubah masalah dapat dijangkau

Sebagian (1) warga: Pengetahuan

masyarakat terhadap masalah

cukup, kemampuan keuangan

cukup dan fasilitas belum

memadai, perawat mampu

mengatasi masalah, adanya

fasilitas bersama yang dapat

mengatasi yaitu puskesmas

terdekat

Potensial 1 3 / 3 x 1= 1 Masalah dapat dicegah untuk

masalah untuk tidak memburuk dapat

dicegah dilakukan dengan

Tinggi ( 3) memperbaiki

kebiasaan ,seperti merokok


pada tempat khusus,tidak

dalam ruangan, menghiindari

makanan jeroan, dan

makanan asin untukk menjaga

Kesehatan pada lansia

Menonjolnya 1 2 / 2 x 1= 1 Masyarakat menyadari adanya

masalah masalah tetapi tidak didukung

Masalah dengan pemahaman yang

dirasakan oleh kuat tentang permasalahan

masyarakat dan yang ada seperti tentang

perlu segera merokok di dalam ruangan

ditangani ( 2 ) dan makanan pemicu factor

resiko penyakit

SKORING
Masalah : Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan
ketidaktahuan masyarakat Tentang Factor Resiko penyakit dan Perilaku Hidup
Sehat

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

Skor

1. Sifat Masalah 1 3 /3 x 1 =1 Masalah adalah keadaan

Aktual (3) yang sudah terjadi dan perlu

di lakukan penanganan

segera

Kemungkinan 2 1 / 2 x 2= 1 Sumber sumber yang ada

masalah dapat dan Bersama untuk

diubah memecahkan masalah

Sebagian (1) dapat dijangkau warga:

Pengetahuan masyarakat

terhadap masalah cukup,

kemampuan keuangan

cukup dan fasilitas belum

memadai, perawat mampu

mengatasi masalah, adanya

fasilitas bersama yang

dapat mengatasi yaitu

puskesmas terdekat

Potensial 1 2 / 3 x 1= 2 / Masalah dapat dicegah

masalah untuk 3 untuk tidak memburuk dapat

dilakukan dengan
dicegah memperbaiki kebiasaan

Cukup (2) mengongsumsi makanan

bergizi dan melakukan diet

pada warga yang memiliki

bersama penyaki

Menonjolnya 1 1 / 2 x 1= 1 /2 Masyarakat menyadari

masalah adanya masalah tetapi

Ada Masalah didukung dengan

tetapi tidak perlu pemahaman yang kuat

di tangani tentang gizi seimbang

3 1/6

SKORING

Masalah : Defisit pengetahuan komunitas berhubungan kurang terpapar

informasi
No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

Skor

1. Sifat masalah 1 3/3x1= 1 Masalah adalah

Aktual (3) keadaan yang sudah

terjadi dan perlu di

lakukan tindakan

segera.

Kemungkinan 2 ½x 2 = 1
Sumber sumber yang
masalah
ada dan tindakan
dapat diubah
untuk memecahkan
Sebagian (1)
masalah dapat

dijangkau warga:

Pengetahuan

masyarakat terhadap

masalah cukup,

kemampuan

keuangan cukup dan

fasilitas belum

memadai, perawat

mampu mengatasi

masalah, adanya

fasilitas kesehatan

yang dapat
Mengatasi yaitu

puskesmas terdekat.

Masalah dapat
1 3/3 x 1 = 1
dicegah untuk tidak
Potensial
memburuk dapat
masalah untuk
dilakukan dengan
dicegah
memperbaiki
Tinggi (3)
kebiasaan merokok

pada tempat khusus ,

tidak dalam ruangan,

menghindari makanan

jeroan , dan makanan

asin untuk menjaga

bersama pada lansia.

Masyarakat

menyadari adanya

masalah tetapi tidak

didukung dengan

informasi yang kuat


1 ½x1=½
tentang permasalahan
Menonjolnya
yang ada seperti
masalah
tentang merokok di
Ada masalah dalam ruangan dan

namun tidak makanan pemicu

perlu faktor penyakit.

ditangani (1)

SKORING

Masalah : Koping Komunitas Tidak Efektif berhubungan dengan

Ketidakadekuatan sumber daya komunitas untuk pemecahan masalah

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

Skor
1. Sifat masalah 1 3/3x1= 1 Masalah adalah

Aktual (3) keadaan yang sudah

terjadi dan perlu di

lakukan tindakan

segera.

Kemungkinan 2 ½x2=1
Sumber sumber
masalah
yang ada dan
dapat diubah
tindakan untuk
Sebagian (1)
memecahkan

masalah dapat

dijangkau warga:

Pengetahuan

masyarakat terhadap

masalah cukup,

kemampuan

keuangan cukup dan

fasilitas belum

memadai, perawat

mampu mengatasi

masalah, adanya

fasilitas kesehatan

yang dapat

Mengatasi yaitu
puskesmas terdekat.

1 1/3 x 1 = 1/3 Masalah dapat


Potensial dicegah untuk tidak
masalah untuk memburuk dapat
dicegah dilakukan dengan
Rendah (1) memperbaiki

kebiasaan merokok

pada tempat

khusus , tidak dalam

ruangan,

menghindari

makanan jeroan ,

dan makanan asin

untuk menjaga

bersama pada

lansia.

Masyarakat
1 ½x1=½
menyadari adanya
Menonjolnya
masalah tetapi tidak
masalah
didukung dengan
Masalah
informasi yang kuat
dirasakan oleh
tentang
masyarakat
dan perlu permasalahan yang

segera ada seperti tentang

ditangani (2) merokok di dalam

ruangan dan

makanan pemicu

faktor penyakit.

2 5/6

Diagnosa Keperawatan
No Tanggal Diagnosa
1. 10 November Defisit Kesehatan Komunitas b.d keterbatasan sumber
2021
daya

DS: -
DO:

- Terdapat faktor resiko warga menderita hipertensi

yaitu warga yang menderita hipeetensi semuanya

termasuk kelompok umur lansia.

- Terdapat faktor resiko warga yang suka

mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan

garam

- Tidak adanya posyandu lansia di di RW tersebut

- Banyak warga yang menderita hipertensi yaitu

sebanyak 5 orang

- Banyak warga Lansia yang tidak mau ke Posyandu

Lansia untuk mengecek Kesehatan

10 November Pemerliharaan Kesehatan tidak efektif b.d


2021 ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat
DS:-

DO:

- Terdapat 2 keluarga yang membuang sampah di

sungai walaupun sudah terdapat larangan

- Masyarakat hanya memakan makanan yang ada

tanpa melihat gizi dan manfaat

- Warga tidak mengetahui makanan yang bergizi

dan seimbang

- Banyak warga yang merokok di dalam ruangan

saat berkumpul keluarga


10 November Defisitt pengetahuan komunitas b.d Kurang terpapar inf
2021 ormasi
DS :

- Warga banyak bertanya kepada perawat

tentang bagaimana cara mengatasi penyakit

hipertensi

DO :
- Banyak warga yang merokok di sekitar

lingkungan tempat tingga

- Banyak warga yang mengkonsumsi makanan

asin dan jeroan

- Banyak warga yang melakukan pembakaran

sampah di sekitar lingkungan tempat tinggal

yang seharusnya sampah ditimbun dan didaur

ulang

10 November Koping komunitas tidak efektif b.d Ketidakadekuatan


2021
sumber daya komunitas untuk pemecahan masalah

Ds :

- Warga mengatakan sudah menderita hipertensi

sejak lama dan sudah berobat namun masih

sering kali kambuh

- warga yang termasuk kelompok umur lansia

mengatakan bahwa mereka merasa kesulitan

untuk berobat karena tidak adanya posyandu

lansia sedangkan ke puskesmas dan rumah sakit


membutuhkan biaya

Do :

- Tidak tersedianya posyandu lansia yang

diharapkan oleh warga untuk diadakan di Rw

tersebut

- Terdapat beberapa warga yang menjadi

pengangguran dikarenakan PHK dari tempat

bekerjanya

- Warga tampak stress dan juga cemas akibat

pandemic covid 19 karena pemasukan yang

berkurang

INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan : Defisit Kesehatan Komunitas Berhubungan Dengan

Ketidakmampuan Masyarakat Meningkatkan Perilaku Yang Kondusif Bagi

Kesehatan

No Waktu Kriteria Hasil Intervensi

1. Status Kesehatan Komunitas Promosi Perilaku Upaya


Setelah dilakukan tindakan Kesehatan :

keperawatan diharapkan Observasi

status kesehatan komunitas 1.Identifikasi perilaku upaya

meningkat dengan kriteria hasil kesehatan yang dapat

: ditingkatkan

1. Warga dapat meningkatkan Edukasi

standar kesehatan 1.Anjurkan pemberian

dilingkungan penyuluhan mengenai

2. Warga dapat menurunkan Makanan Pemicu Penyakit

prevalensi penyakit terutama 2.Anjurkan Tidak Merokok

asma,hipertensi dan asam urat Dalam Rumah

3.Anjurkan Makan sayur

dan buah setiap hari

4.Anjurkan Memberi bayi

Asi Eksklusif

INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan: Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif berhubungan

dengan ketidaktahuan masyarakat Tentang Factor Resiko penyakit dan

Perilaku Hidup Sehat

No Waktu Kriteria Hasil Intervensi

1. Pemeliharaan Kesehatan Edukasi Kesehatan: Observasi


Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi factor-faktor

keperawatan diharapkan yang dapat meningkatkan dan

pemeliharaan kesehatan menurunkan perilaku hidup

meningkat dengan kriteria hasil bersih dan sehat Edukasi

: 1. Sediakan materi dan media

1. Warga dapat meningkatkan pendidikan kesehatan

pemahaman perilaku sehat 2. Jelaskan faktor resiko yang

2. Warga meningkatkan minat dapat memengaruhi kesehatan

perilaku sehat 3. Ajarkan perilaku hidup

3. Warga dapat meningkatkan bersih dan sehat

kemampuan menjalankan 4. Anjurkan pemberian

perilaku sehat penyuluhan mengenai gizi

seimbang dan factor resiko

penyakit

INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan: Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi

N Waktu Kriteria Hasil Intervensi


o.
1 Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan

tindakan keperawatan Observasi

diharapkan selama 1x 1. Identifikasi kesiapan dan


pertemuan diharap tingkat kemampuan menerima

pengetahuan komunitas informasi

meningkat dengan kriteria Terapeutik

hasil : 2. Sediakan materi dan media

1. Warga dapat Pendidikan Kesehatan

mengetahui standar 3. Jadwalkan pendidikan

kesehatan Kesehatan sesuai kesepakatan

dilingkungan 4. Berikan kesempatan untuk

2. Warga dapat bertanya

mengetahui Edukasi

penatalaksanaan 5. Jelaskan faktor resiko yang

hipertensi, dan asam urat. dapat mempengaruhi

kesehatan

INTERVENSI
No Waktu Tujuan Dan Kriteria hasil Intervensi

1. Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Lingkungan

keperawatan diharapkan Komunitas

status koping komunitas Observasi

membaik dengan 1. Identifikasi factor risiko


Kriteria Hasil : Kesehatan yang diketahui

1. Warga dapat Terapeutik

meningkatkan 2. Libatkan partisipasi

pemecahan masalah masyarakat dalam memlihara

pada penyakitnya keamanan lingkungan

2. Warga dapat Edukasi

meningkatkan sumber 3. Promosikan kebijakan

daya yang ada pemerintah untuk

3. Warga dapat mengurangi risiko penyakit

meningkatkan cara 4. Berikan Pendidikan

mengatasi peyakit Kesehatan umtuk kelompok

yang diderita risiko

Kolaborasi

5. Kolaborasi dengan kelompok

masyarakat dalam

menjalankan peraturan

pemerintah

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Hipertensi

Sub pokok bahasan : Pencegahan Hipertensi


Sasaran : Warga Desa Bululawang RT 32 RW 02

Tempat : Balai Desa

Hari dan tanggal : Rabu, 10 November 2021

Waktu : 60 Menit

Penyuluh : Mahasiswa

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah

pada pembuluh darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada

pembuluh darah menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk

memompa darah.

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015)

menyatakan 1,3 Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data itu

mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia terdiagnosis menderita Hipertensi.

Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018 Hipertensi mengalami kenaikan

jika di bandingkan hasil riskesdas 2013 dari 25,8% menjadi 34,1%.

B. TUJUAN UMUM

Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Warga Desa

Bululawang RT 32 RW 02mampu memahami dan mengerti tentang

Hipertensi.

C. TUJUAN KHUSUS

Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang

Hipertensi, diharapkan Warga Desa Bululawang RT 32 RW 02dapat:


1. Menjelaskan pengertian

2. Menyebutkan penyebab

3. Menyebutkan tanda dan gejala

4. Menyebutkan upaya pencegahan

5. Menjelaskan kenapa hipertensi harus di cegah.

D. MATERI PENYULUHAN

Terlampir

E. METODE PENYULUHAN

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

F. MEDIA

1. Leaflet

G. KEGIATAN PENYULUHAN

N Tahap Wakt Kegiatan Sasaran Media

O Kegiatan u Penyuluhan

1. Pembukaan 3 1. Mengucapkan 1. Menjawab Kata-


menit salam salam kata/

2. Memperkenalka 2. Mendengarkan kalimat

n diri dan menyimak

3. Menyampaikan 3. Bertanya

tentang tujuan mengenai

pokok materi perkenalan

4. Meyampakaika dan tujuan jika

n pokok ada yang

pembahasan kurang jelas

5. Kontrak waktu

2. Pelaksanaan 12 Penyampaian 1. Mendengarka Leaflet

menit Materi n dan

1. Menjelaskan menyimak

pengertian 2. Bertanya

2. Menjelaskan mengenai hal

penyebab yang belum

3. Menjelaskan jelas dan

tanda dan dimengerti

gejala

4. Menjelaskan

faktor resiko

5. Menjelaskan

upaya

pencegahan
3. Penutup 5 1. Tanya jawab 1. Sasaran Kata-

menit 2. Memberikan dapat kata/

kesempatan menjawab kalimat

pada peserta tentang

untuk bertanya pertanyaan

3. Melakukan yang diajukan

evaluasi 2. Mendengar

4. Menyampaikan 3. Memperhatik

kesimpulan an

materi 4. Menjawab

5. Mengakhiri salam

pertemuan dan

mengucapkan

salam

H. EVALUASI

Diharapkan keluarga mampu :

1. Menjelaskan pengertian Hipertensi

2. Menyebutkan penyebab Hipertensi

3. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi


4. Menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Hipertensi

5. Menjelaskan Kenapa hipertensi harus di cegah


MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi

juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh

darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Amin &

Hardhi 2015)

B. Penyebab

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan:

a. Hipertensi primer (esensial) Disebut juga hipertensi idiopatik karena

tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu:

genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis system rennin.

Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Factor-faktor

yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol dan

polisitemia.

b. Hipertensi sekunder Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit

ginjal, sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan

kehamilan.

c. Tanda dan gejala Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang

mudah diamati antara lain yaitu :

1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala

2. Sering gelisah

3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal

5. Mudah marah

6. Telinga berdengung

7. Sukar tidur

8. Sesak napas

9. Rasa berat ditengkuk

10. Mudah Lelah

11. Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur

12. Mimisan ( keluar darah dari hidung).

C. Faktor resiko

1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:

a. Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama

dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit

kardiovaskuler sebelum menopause. Harrison, Wilson dan

Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum mengalami

menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang

berperan dalam meningkatkan kadarHigh Density

Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi

merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya

proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen

dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada

usia premenopause. Dari hasil penelitian didapatkan hasil

lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin


wanita sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi pada

pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih

banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar

60% penderita hipertensi adalah wanita.Hal ini sering

dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause

(Aisyah, 2009).

b. Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi

tekanan darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung

mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang

berusia lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan

berkembang pada umur lima puluhan dan enam puluhan.

Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko

hipertensi (Suzanne & Brenda, 2001).

c. Keturunan (Genetik)

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan

menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita

hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar

sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium

terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan

hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk

menderita hipertensi dari pada orang yang tidak

mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.Selain itu


didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan

riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2009).

2. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:

a. Obesitas

Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa

lanjut asupan kalori sehingga mengimbangi penurunan

kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya

berat badan meningkat.Obesitas dapat memperburuk

kondisi lansia.Kelompok lansia karena dapat memicu

timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan

pembuluh darah, hipertensi. (Aisyah, 2009)

b. Kebiasaan Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan

darah.Perokok berat dapat dihubungkan dengan

peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko

terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami

ateriosklerosis.Merokok menyebabkan hipertensi karena

nikotin yg terkandung di dalam rokok memiliki

kecenderungan untuk menyempitkan pembuluh darah dan

arteri yang dapat menyebabkan plak.Plak menyempitkan

pembuluh darah. Nikotin juga memiliki kemampuan untuk

merangsang produksi hormon epinefrin juga dikenal

sebagai adrenalin yang menyebabkan pembuluh darah

mengerut (Aisyah, 2009).


c. Mengkonsumsi garam berlebih

Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop

Hipertensi) kita di wajibkan untuk membatasi asupan

natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh atau setara dengan

1500 mg natrium

d. Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga

melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat

menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak

menentu). Stres yang berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Hal ini dapat

dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami

kelompok masyarakat yang tinggal di kota.

Menurut Aisyah (2009) mengatakan stress akan

meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah

jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf

simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan

pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik

personal.

e. Penyakit jasmani

Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat

menyebabkan meningkatkan hipertensi yaitu asam urat,


arterosklerosis, hiperkolesterol dan hiperuresemi. Asam

urat dapat menyebabkan peningkatan hipertensi karena

asam urat akan menyumbat aliran darah ke jantung

sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam

memompa jantung. Dengan demikian tekanan darah akan

meningkat (Suzanne & Brenda, 2001).

D. Upaya Pencegahan

1. Cek Kesehatan secara berkala

2. Hindari Kegemukan

3. Hindari rokok dan alkohol.

4. Hindari stress

5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik

6. Batasi pemakaian garam

7. Istirahat cukup

E. Diet Hipertensi

1. Pengertian

Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang

bertujuan untuk membatu menurunkan takanan darah dan

mempertahankan tekanan darah menuju normal, selain itu diet

hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan factor resiko

hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol

dan Asam Urat dalam darah.

2. Tujuan
Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air

dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekaan darah pada

hipertensi.

3. Syarat- Syarat Diet

1. Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin

2. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit

3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya

Hipertensi

4. Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :

a. Pisang

b. Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan

bijinya

c. Buah- buahan kecuali buah durian

d. Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak

e. Susu Skim

f. Oatmeal

g. Ikan

h. Makanan yang di Hindari /Dibatasi :

1) Makanan yang mengandung garam, seperti

makanan cepat saji, makanan kemasan.

2) Makanan yang banyak mengandung Gula

3) Makanan Berlemak

4) Makanan dan Minuman mengandung Alkohol


5) Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat

dan di peroleh bahan – bahan nya :

- Jus Apel dan Seledri 1 buah apel ukuran sedang

di tambah 2-3 sendok irisan seledri

- Jus belimbing dan Timun 3- 4 iris belimbing buah

di tambah 5-7 iris mentimun segar bisa di tambah

perasan jeruk nipis sesuai selera

- Jus timun Seledri 5-7 iris mentimun segar

ditambah 2-3 sendok irisan seledri.


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

RS Dr SOEPRAOEN MALANG

LEMBAR KUISIONER HIPERTENSI

Nama :

Alamat :

No Hp :

Petunjuk pengisian :

1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda checklist (V)


diantara pilihan B (Benar), S (Salah)

No Pertanyaan B S
1 Apa yang dimaksud dengan hipertensi
2 Apa penyebab hipertensi
3 Bagaimana tanda dan gejala hipertensi
4 Bagaimana cara penanganannya ?
5 Bagaimana cara mencegah hipertensi
6 Apa saja komplikasi yang ditimbulkan hipertensi ?
7 Apakah anda tahu bagaimana seseorang dapat
menderita hipertensi ?
8 Menghindari stress dapat mencegah peningkatan
tekanan darah ?
9 Kapan harus minum obat hipertensi ?
10 Apa yang di maksud diet hipertensi ?
11 Makanan apa yang boleh / di anjurkan?
12 Makanan apa yang harus di batasi ?
LEAFLET HIPERTENSI

Anda mungkin juga menyukai