Anda di halaman 1dari 13

BIOLOGY REPORT

CREATED BY :

GROUP 2 : OSIANNAULI GIRSANG

PALAGUNA SIAHAAN

VINA ANASTASYA

YOHANA ELISABET

DEPARTMENT BILINGUAL CHEMISTRY EDUCATION

FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES

STATE UNIVERSITY OF MEDAN

BAB 1

MEMPERKENALKAN
Latar Belakang

Keanekaragaman hayati juga disebut "Keanekaragaman hayati". Keragaman atau


keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi karena perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah,
tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman makhluk hidup dapat
dilihat dari kesamaan karakteristik antar makhluk hidup. Untuk memahami konsep keseragaman
dan keanekaragaman makhluk hidup, Anda pergi ke halaman sekolah. Amati lingkungan
sekitarnya! Anda akan menemukan beragam tanaman dan hewan. Jika Anda melihat tanaman,
maka Anda akan menemukan tanaman dengan batang tinggi, misalnya: kelapa sawit, mangga,
beringin, kelapa. Dan yang bertangkai rendah, misalnya: cabai, tomat, melati, mawar dan
lainnya. Ada tanaman yang memiliki batang keras, dan batang lunak. Ada yang berdaun lebar,
tapi ada juga yang berdaun kecil, dan berwarna-warni. Demikian juga, Anda akan menemukan
tanaman yang memiliki fitur serupa seperti tulang daun menyirip atau paralel, sistem akar tap
atau string, benih tertutup atau terbuka, mahkota kelipatan 3 atau 5 dan seterusnya.

Demikian juga pada hewan yang Anda temukan, ada hewan yang besar seperti kucing, sapi,
kerbau, dan yang kecil seperti semut dan kupu-kupu. Ada binatang berkaki empat, seperti
kucing. Berkaki dua seperti ayam. Berkaki banyak seperti lipan dan fleksibel. Burung juga akan
tampak memiliki bulu dan sayap.

Formulasi masalah

Identifikasi keanekaragaman gen dan jenis keanekaragaman kehidupan dari pengamatan di


Fakultas Seni dan Budaya di Universitas Negeri Medan

Tujuan

Untuk mengetahui keanekaragaman gen dan jenis keanekaragaman kehidupan dari


pengamatan di Fakultas Seni dan Budaya, Universitas Negeri Medan

Definisi Operasional

Keanekaragaman hayati sering disebut sebagai keanekaragaman hayati atau keanekaragaman


hayati. Keanekaragaman hayati adalah berbagai sistem kehidupan, hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme. Keanekaragaman hayati pada dasarnya melibatkan keanekaragaman hayati
dalam persentase ekosistem spesies, dan variasi antar spesies (Sugandy, 1995). Keanekaragaman
hayati memiliki nilai manfaat baik secara ekonomi, sosial, budaya dan estetika. Keanekaragaman
hayati perairan adalah jumlah dan kelimpahan organisme yang hidup di ekosistem perairan.
Jumlah dan kelimpahan suatu organisme akan meningkat seiring dengan kompleksitas variabel
habitat (Bunn & Arthington 2009). Tekanan utama yang mempengaruhi keanekaragaman hayati
adalah perubahan penggunaan lahan (biasanya karena peningkatan populasi manusia), eksploitasi
sumber daya alam (terutama perikanan, pertanian dan kehutanan), perubahan iklim global, dan
polusi industri. Pada saat yang sama, bioteknologi untuk memperkenalkan organisme baru juga
akan mengancam keberadaan organisme dan habitat tertentu. Tetapi ternyata itu juga dapat
memberikan hal-hal positif bagi keanekaragaman hayati. Misalnya dengan kegiatan pertanian
akan dapat mengembangkan habitat yang akan meningkatkan variasi spesies tertentu (OLCD,
2005). Ikan adalah vertebrata air yang memiliki insang sebagai organ pernapasan utama,
memiliki sirip untuk bergerak, bersifat poikilothermal di mana suhu tubuh mereka dapat
menyesuaikan diri dengan suhu air tempat ikan hidup. ikan sebagai salah satu organisme yang
menjadi studi ekologi, sehingga harus dilestarikan (Saanin, 1968)

Beberapa faktor yang dapat menjadi ancaman bagi keanekaragaman hayati ikan dan
menyebabkan kepunahan telah banyak dibahas oleh para ahli. Secara umum dapat diringkas
bahwa faktor-faktor ancaman adalah: penangkapan ikan yang berlebihan, pengenalan spesies
baru, polusi, habitat yang hilang dan berubah, dan perubahan iklim (akibat pemanasan global).
(Helfman, 1997)

BAB 1 I

TINJAUAN LITERATUR

Di lingkungan sekitar kita, kita dapat menemukan berbagai jenis makhluk hidup. Berbagai
jenis hewan seperti ayam, kucing, serangga, dll., Dan berbagai jenis tanaman seperti mangga,
rumput, jambu biji, pisang, dan banyak jenis tanaman lain di sekitar kita. Setiap makhluk hidup
memiliki karakteristiknya sendiri sehingga keanekaragaman makhluk hidup disebut
keanekaragaman hayati atau keanekaragaman hayati. Di berbagai lingkungan, kita dapat
menemukan keanekaragaman makhluk hidup yang berbeda. Keragaman ini mencakup berbagai
bentuk, warna, dan karakteristik lain dari makhluk hidup. Sedangkan dalam spesies yang sama
ada keseragaman. Setiap lingkungan memiliki keanekaragaman hayati sendiri. Keanekaragaman
hayati sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pelestarian makhluk hidup. Keragaman
dapat terjadi karena proses evolusi dan adaptasi. Evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam
waktu yang lama yang akan membentuk makhluk hidup yang berbeda dari asalnya sehingga
akan memunculkan spesies baru. Sedangkan adaptasi adalah proses menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang berbeda akan menghasilkan makhluk hidup yang berbeda. Sebagai contoh,
galatic burugs yang hidup di Kepulauan Galapagos, mula- mula burung galatic berasal dari
tempat yang sama di Amerika Selatan. Karena kehidupan mereka untuk bergerak dan menghuni
tempat yang berbeda, seiring waktu paruh galaksi mengalami perubahan sesuai dengan kondisi
lingkungan baru. Indonesia adalah negara yang memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi.
Diperkirakan jumlah spesies utama sebagai berikut. Mamalia dari sekitar 300 spesies, 7.500
spesies burung, 2.000 spesies reptil, 25.000 spesies tanaman biji, 1.250 spesies pakis, 7.500
spesies lumut, 7.800 spesies alga, 72.000 spesies jamur, 72.000 spesies jamur, dan 300 spesies
bakteri biru-hijau dan ganggang. Dari data yang disebutkan di atas, itu membuktikan bahwa
tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia sangat tinggi. Keanekaragaman hayati dapat terjadi
pada berbagai tahap kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah hingga organisme tingkat
tinggi. Secara garis besar, keanekaragaman hayati ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu
keanekaragaman tingkat ekosistem, tingkat keanekaragaman ini dapat ditunjukkan oleh variasi
ekosistem dalam biosfer. Misalnya, ekosistem umum, hutan, gurun, masing-masing ekosistem
memiliki organisme unik. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan oleh keanekaragaman
makhluk hidup. Keanekaragaman gen, masing-masing organisme hidup dikendalikan oleh
sepasang keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina . Kekayaan
berbagai flora dan fauna telah lama digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Sampai
saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum diteliti dan manfaatnya tidak
diketahui. Dengan demikian situasi ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan
pengetahuan dan penelitian untuk berbagai bidang pengetahuan. Misalnya, penelitian tentang
sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tanaman. Keanekaragaman hayati adalah
bidang penelitian dan pengembangan pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Masih banyak yang harus dipelajari tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya hayati secara
lebih baik, bagaimana melindungi dasar sumber daya hayati yang digunakan, dan bagaimana
merehabilitasi ekosistem yang terdegradasi. Daerah alami menyediakan laboratorium yang
sangat baik untuk studi seperti ini, dibandingkan dengan daerah lain dengan penggunaan sistem
yang berbeda, dan untuk penelitian berharga tentang ekologi dan evolusi. Habitat yang tidak
berfungsi seringkali penting untuk pendekatan tertentu, memberikan kontrol yang dihasilkan dari
perubahan dalam sistem manajemen yang berbeda dapat diukur dan dilakukan.

Keanekaragaman hayati dapat ditandai dengan keberadaan makhluk hidup yang beragam.
Keragaman makhluk hidup dapat dilihat dari adanya abiotik yang dapat menyebabkan organisme
berkembang dan melakukan spesialisasi.

1. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem

Makhluk hidup dalam kehidupan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, baik dengan
lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik. Bentuk interaksi ini akan membentuk sistem yang
dikenal dengan istilah ekosistem. Keragaman Tingkat Ekosistem adalah keanekaragaman yang
dapat ditemukan di antara ekosistem. Di permukaan bumi komposisi biotik dan abiotik
ekosistem tidak sama. Lingkungan abiotik sangat mempengaruhi keberadaan jenis dan jumlah
komponen biotik (makhluk hidup). Area dengan kondisi abiotik yang berbeda umumnya
mengandung komposisi makhluk hidup yang berbeda. Kondisi lingkungan di mana organisme
hidup hidup sangat religius, keanekaragaman lingkungan biasanya dapat menghasilkan berbagai
jenis makhluk hidup juga. Ini dapat dibentuk karena penyesuaian genetik pada karakteristik
genetik dengan lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai komponen biotik, jenis makhluk hidup
yang dapat bertahan dalam suatu ekosistem adalah makhluk hidup yang dapat berinteraksi
dengan lingkungannya, baik dengan komponen biotik maupun komponen abiotiknya. Jika
komposisi komponen biotik berubah, bentuk interaksi akan berubah sehingga ekosistem yang
dihasilkan juga berubah.

2. Tingkat Keanekaragaman Spesies (Jenis)

Kita dapat mengenali makhluk hidup berdasarkan karakteristik yang mereka miliki. Misalnya,
melalui pengamatan karakteristik morfologis, habitat, cara pemuliaan, jenis makanan, perilaku,
dan beberapa karakteristik lain yang dapat diamati. Keragaman tingkat spesies (species) adalah
keanekaragaman yang ditemukan di antara organisme-organisme yang termasuk tipe-tipe yang
berbeda, baik milik satu keluarga atau tidak. Misalnya, jika Anda membandingkan jagung,
mangga dan nasi atau antara bebek, ayam, dan kucing. Perbedaan antara berbagai jenis
organisme lebih dari perbedaan satu jenis organisme. Dua jenis organisme berbeda memiliki
susunan genetis yang lebih berbeda daripada jenis yang termasuk satu jenis.

3. Keragaman Tingkat Gen

Setiap makhluk memiliki komponen keturunan. Komponen ini terdiri dari ribuan faktor
keabadian yang mengatur bagaimana sifat-sifat ini diwarisi. Faktor itu adalah apa yang sekarang
kita kenal sebagai gen. gen terletak di lokus gen pada kromosom atau dalam inti sel setiap
makhluk hidup. Namun, pengaturan aparatur individu mungkin berbeda tergantung pada penatua
yang mewarisinya. Itulah mengapa individu yang termasuk dalam satu tipe dan satu keturunan
dapat memiliki karakteristik dan karakteristik yang berbeda. Keragaman tingkat gen adalah
keanekaragaman atau variasi yang dapat ditemukan antara organisme dalam satu spesies.
Perangkat gen dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini, faktor lingkungan dapat
memengaruhi penampilan karakteristik atau karakteristik individu. Sebagai contoh, dua individu
memiliki seperangkat gen yang sama, tetapi hidup di lingkungan yang berbeda, kedua individu
tersebut mungkin memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda.
BAB 1 II

PENELITIAN, METODOLOGI DAN ALAT

WAKTU PENELITIAN DAN LOKASI

Waktu : 27 September 2019 (Jumat). 09.40 - 12.10 pagi

Lokasi : Fakultas Seni dan Budaya di Universitas Negeri Medan

PENDUDUK DAN SAMPEL

Populasi : Pohon dan rumput di Fakultas Seni dan Budaya di Universitas Negeri Medan

METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang kami lakukan adalah melalui percobaan di Fakultas Seni dan
Budaya di Universitas Negeri Medan. jadi , data yang kami hasilkan adalah data primer.

ALAT

Tidak

Nama Alat

Kuantitas

Plastik S perangkap

44 meter

Kutu kayu

8 batang

Kamera
1 potong

Meter

1 potong

BAB 1 V : PROSEDUR

Untuk Pohon:

1. Buat plot 10x10m persegi

2. Perhatikan keragaman dalam plot kuadrat.

3. Ambil contoh keanekaragaman daun dari pohon yang ada di kuadrat ini.

4. Ulangi kegiatan di atas hingga 5 kali.

Untuk rumput:

1. Buat plot 1x1 m persegi

2. Perhatikan keragaman dalam plot kuadrat.

3. Ambil contoh keanekaragaman daun atau rumput yang ada di kuadrat ini.

4. Ulangi kegiatan di atas hingga 5 kali.

Untuk fauna:

1. Buat plot 1x1 meter persegi

2. Perhatikan keanekaragaman fauna di petak kuadratik.

3. Ambil gambar (foto) dari contoh keanekaragaman fauna di alun-alun ini.

4. Ulangi kegiatan di atas 5 kali.


Tidak

Nama pohon

Nama Gass

Nama Fauna

Pohon jambu biji

Pakis - Suplir

Kupu-kupu

Pohon mangga

Kulit - Daun pakis

Katak

Pohon Parkia

Dicots - Centella Asiatica

Nyamuk

Dicots - Peperomia Fellucida

True Sedges - Rumput gajah besar


Chamberbitter - Meniran

Dicot - Gnetophyta

Polypodiales - Tumbuhan paku


BAB V

DISKUSI DAN KESIMPULAN

DISKUSI

Dari praktikum yang kami lakukan di lapangan, kami menemukan banyak pohon dan rumput.
Tetapi kami mengidentifikasi bahwa ada tiga spesies pohon, yaitu: ( Pohon jambu biji, pohon
mangga, pohon parkia ) dan rumput ada delapan spesies, yaitu: ( Pakis - Suplir , Kulit - Daun
pakis, Dicot - Centella Asiatica , Dicot - Peperomia Fellucida , True Sedges - Rumput gajah
besar , Chamberbitter - Meniran , Dicots - Gnetophyta , Polypodiales - Tumbuhan paku ) dan
juga fauna yang kami temukan ada tiga jenis, yaitu: nyamuk, katak dan kupu-kupu.

KESIMPULAN

Dari pengamatan yang kami lakukan di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan,
kami menemukan sejumlah besar flora dan fauna tetapi dalam spesies yang sama. Jadi kami
menyimpulkan bahwa tingkat keanekaragaman flora dan fauna di Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Medan tidak terlalu besar.
BAB VI

REFERENSI

Harjadi , MMSri Setyadi.1979.Pengantar Agronomi.PT Gramedia : Jakarta .

Heddy , G.2000.Biologi Pertanian.Rajawali Press : Jakarta .

Mangoendidjojo , W.2003.Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman.Yogyakarta : Kanisius .

Salam, Abdul.1994.Keanekaragaman Genetik . Yogyakarta : Andi Offset.

Sutiowati , Tetty.2007.Biologi Interaktif.Jakarta : Azka Press.

Tjitrasam.1983.Botani Umum I.Angkasa : Bandung

Wolf, L.1992.Ekologi Umum.Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.

Anda mungkin juga menyukai