0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas tentang latar belakang apendisitis. Apendisitis adalah radang pada usus buntu yang umumnya terjadi pada usia 10-30 tahun. Prevalensi apendisitis di Indonesia mencapai 95 per 1000 penduduk. Tujuan penulisan dokumen ini adalah untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan terhadap pasien wanita dengan diagnosis post operasi apendisitis meliputi tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evalu
Dokumen ini membahas tentang latar belakang apendisitis. Apendisitis adalah radang pada usus buntu yang umumnya terjadi pada usia 10-30 tahun. Prevalensi apendisitis di Indonesia mencapai 95 per 1000 penduduk. Tujuan penulisan dokumen ini adalah untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan terhadap pasien wanita dengan diagnosis post operasi apendisitis meliputi tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evalu
Dokumen ini membahas tentang latar belakang apendisitis. Apendisitis adalah radang pada usus buntu yang umumnya terjadi pada usia 10-30 tahun. Prevalensi apendisitis di Indonesia mencapai 95 per 1000 penduduk. Tujuan penulisan dokumen ini adalah untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan terhadap pasien wanita dengan diagnosis post operasi apendisitis meliputi tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evalu
Apendisitis adalah radang pada usus buntu atau dalam bahasa latinnya appendiks vermivormis, yaitu suatu organ yang berbentuk memanjang dengan panjang 6-9 cm dengan pangkal terletak pada bagian pangkal usus besar bernama sekum yang terletak pada perut kanan bawah (Handaya, 2017). Apendisitis merupakan salah satu infeksi pada sistem pencernaan yang sering dialami oleh masyarakat yaitu mencapai 7% hingga 12%. Sedangkan kejadian apendisitis di USA sekitar 6,7% pada perempuan dan 8,6% pada laki-laki. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur tetapi umumnya terjadi pada dewasa dan remaja muda, yaitu pada umur 10-30 tahun dan insiden tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun. Insiden pada laki-laki umumnya lebih banyak dari perempuan terutama pada umur 20-30 tahun (Bhangu dkk, 2017). Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa insiden apendisitis di dunia tahun 2007 mencapai 7% dari keseluruh jumlah penduduk dunia. Di Asia dan Afrika pada tahun 2004 adalah 4,8% dan 2,6% dari total populasi penduduk (Sartelli et al, 2018). Di Amerika Serikat, sekitar 250.000 kasus apendisitis dilaporkan setiap tahunnya. Penyakit ini juga menjadi penyebab paling umum dilakukannya bedah abdomen darurat di Amerika Serikat (Bhangu dkk, 2017). Di Inggris juga memiliki angka kejadian apendisitis yang cukup tinggi, sekitar 40.000 orang dilaporkan masuk rumah sakit di Inggris karena apendisitis (Ruber, 2018). Di Indonesia, angka kejadian apendisitis dilaporkan sebesar 95 per 1000 penduduk dengan jumlah kasus mencapai 10 juta setiap tahunnya dan merupakan kejadian tertinggi di ASEAN (Padmi & Widarsa, 2017). Prevalensi hasil penelitian di jawa tengah didapatkan 15 dari 27 pasien (55,6%) adinyatakan penderita apendiksitis,12 % lainnya menderita kista ovarian sebanyak 7 pasien, abscess tuboovarial 1 pasien, hematosalping dengan kista felikel 1 pasien, invaginasi illeocekal 1 pasien dan lulomyoma 1 pasien, uretrolithiasis dextra 1 pasien. Berdasarkan pemeriksaan ultrasonografi didapatkan 13 pasien memenuhi criteria apendisitis; dari pemeriksaan apendikogram didapatkan 26 pasien memenuhi criteria apendisitis. Nilai akurasi ultasonografi apendiks : sensitivitas 86,7%. Spesifikasi 75%, PPV 81,25%, NPV 81,8%, LR (+) 3,468 dan LR (-) 0,00. Disimpulkan pemeriksaan ultrasonografigrey scale apendiksitis lebih akurat disbanding apendikogram pada diagnosis penderita kronis eksaserbasi akut.
1.1.1 TUJUAN PENULISAN
1.1.2.1 Tujuan Umum Siswa mampu mendiskripsikan dan melaporkan Asuhan Keperawatan Ny. R dengan post operasi Appendikcitis di RSUD Datu dengan Beru pendekatan proses keperawatan dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. 1.1.2.2 Tujuan Khusus 1.1.2.2.1 Mampu melakukan pengkajian pada Ny. R dengan post operasi Appendikcitis 1.1.2.2.2 Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada Ny. R dengan post operasi Appendikcitis 1.1.2.2.3 Mampu mengidentifikasi rencana tindakan keperawatan pada Ny. R dengan post operasi Appendikcitis 1.1.2.2.4 Mampu mendiskripsikan tindakan dari Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan post operasi Appendikcitis 1.1.2.2.5 Mampu melaksanakan evaluasi tindakan dari Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Ny. R dengan post operasi Appendikcitis 1.1.2.2.6 Mampu mendokumentasikan Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Ny. R dengan post operasi Appendikcitis