Anda di halaman 1dari 3

Nama : Herdian Shidiq

NPM 2005105010024
Mata Kuliah : Etika Profesi 01

Pemateri: Hasanda Putra, ST., MM., MT.

MENUJU KAMPUS USK BERSINAR


Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi
sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika
merupakan zat buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek
halusinasi, menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan. Obat-obatan tersebut
dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat
itu adalah sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan ketenangan. Penyalahgunaan
dari narkoba bisa terkena sanksi hukum.
Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non
Kementerian (LPNK) Indonesia. Tugas BNN melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,
psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau
dan alkohol. Hal ini yang disampaikan oleh Bapak Hasanda Putra sebagai pemateri pada
kuliah tamu dalam mata kuliah Etika Profesi.
Terkait dengan penyalahgunaan narkoba yang membawa banyak dampak negatif
bagi seseorang yang mengonsumsinya. Padahal hukuman bagi pemakai narkoba sangat
berat. Baik pemakai maupun pengedar. Namun lebih besar hukuman bandar narkoba dari
pada pemakai narkoba. Walaupun sudah ada hukum yang berlaku masih banyak yang
tidak perduli terhadap sanksi yang diterima. Banyak orang bertanya kenapa banyak
pemakai narkoba masih banyak dilakukan padahal sudah tau hukuman yang didapatkan.
Hal ini karena pengaruh dari lingkungan. Kemudian ada faktor keluarga menjadi
penyebab seseorang masih menjadi pemakai narkoba. Ada sebuah cerita seorang hafidz
Alquran 10 juz bisa menjadi pemakai narkoba karena keluarga yang tidak harmonis. Sang
Ayah dan Ibu tidak berbicara sama sekali. Ada sebuah fakta lebih banyak pemuda yang
memakai daripada pemudi.
Sosialisasi tantang narkoba lebih banyak dari pada rokok. Karena narkoba
memiliki daya rusak sangat dahsyat. Jika rokok dikonsumsi satu batang tidak akan
langsung menimbulkan efek yang signifikan. Jika narkoba lebih bahaya karena sekali saja
mencoba akan mengalami kecanduan dan halusinasi. Apalagi jika rokok yang dipakai
menggunakan ganja bukan dari bahan tembakau biasa. Sebenarnya semua sama - sama
berbahaya, sangat merugikan bagi kesehatan. Jika rokok akan membahayakan orang
disekitar namun kalua narkoba hanya membahayakan bagi pemakai saja.
Ada begitu banyak konflik tentang kasus narkoba. Bentuk pencegahan dari BNN
untuk memberantas narkoba yaitu yang paling penting itu adalah kepedulian. Jika kita
mengetahui seseorang pengguna harus dilaporkan kepada pihak berwajib. Hal ini
bertujuan agar pemakai cepat diberikan pemulihan. Seperti salah satu balai rehabilitasi di
Bogor terbesar di Indonesia. Jika di Aceh biasanya dilakukan menggunakan pendekatan
dari ulama, seperti jika melakukan ceramah dengan menyelipkan tentang bahaya ganja
ataupun dampak buruk narkoba.
Mungkin banyak yang bertanya bagaimana ciri seseorang jika yang sudah selesai
rehabilitasi dari penggunaan narkoba. Ciri-ciri pengguna dia akan melakukan sifat
kebalikan dari hidupnya jika biasanya tidur jam 10 malam maka kalau ciri pengguna
narkoba akan tidur jam 10 pagi. Jika pengguna pasti akan kecanduan untuk membeli dan
akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Jika tidak ada uang pasti akan
mencuri, jika sudah selesai rehabilitasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang lebih
baik. Untuk rehabilitasi sendiri tidak memandang kasta sosial seseorang, siapa saja akan
dirangkul dan dibantu untuk bisa menjauhi narkoba. Katakan tidak pada narkoba.
Luasnya wilayah Indonesia pasti akan mengalami kesulitan dalam melakukan
kegiatan pencegahan dan pemberantasan pengedaran narkoba. Cara yang akan dilakukan
untuk meminimalisir narkoba cukup sulit karena wilayah Indonesia menjadi wilayah yang
letaknya strategis jadi BNN tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi menjadi hal yang
penting untuk meminimalisir kasus narkoba ini. Salah satunya kolaborasi dengan anjing
yang penciumannya baik, namun kerja sama yang paling utama yaitu dengan masyarakat
sendiri karena menjadi benteng terkuat untuk melawan kasus narkoba seperti ini. Jika
seseorang memang pengguna selalu diberi arahan kepada orang tersebut. Mungkin ada
salah satu orang terdekat kita yang telah terjerumus kedalam narkoba hingga sulit untuk
menjauhinya tetap beri mereka arahan dan dirangkul agar sadar dampak buruk dari hal
tersebut yang membahayakan.
Ada sebuah kasus yang pernah ditangani oleh BNN jika seseorang mengonsumsi
ganja dan lama sudah tidak memakai ganja namun tidak terdeteksi pada tes urin. Ada
banyak kasus seperti ini, nah kenapa demikian. Hal ini dipengaruhi oleh banyak sekali
sabu oplos yang tidak mengandung sabu sama sekali. Lebih banyak racun yang terdapat
pada sabu oplos yang dijual. Sangat tidak baik untuk Kesehatan tubuh manusia. Racun
yang seharusnya membunuh malah dikonsumsi ke dalam tubuh manusia. Alat tes urin
bisa membaca seseorang pengguna narkoba, jika narkoba asli bisa sampai 2 minggu
setelah menggunakan narkoba. Namun kalau jenis yang biasa 1 minggu masi bisa
terdeteksi pada tes urin yang dilakukan.
Ganja di Aceh merupakan ganja yang terbaik didunia. BNN berkomitmen dan
butuh perjuangan untuk memberantas ganja. Karena lahan yang digunakan untuk
menanam ganja sangat jauh dan sulit untuk dijangkau. Ladang ganja sangat mudah
ditanam mengakibatkan banyak sekali ladang ganja Di Aceh. Hama tanaman pun jarang
ada pada ladang ganja. Lahannya pun sangat subur sekali tetapi satu hal fakta kalau petani
ganja tidak ada yang kaya. Malah bandar ganjalah yang kaya. Padhal hal ini sebenarnya
merugikan pihak petani ganja. Tetapi masih saja penanaman lahan ganja beroperasi
dimanapun dengan sangat mudah.

Anda mungkin juga menyukai