Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang. Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan. Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan ketenangan. Penyalahgunaan dari narkoba bisa terkena sanksi hukum. Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Indonesia. Tugas BNN melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol. Hal ini yang disampaikan oleh Bapak Hasanda Putra sebagai pemateri pada kuliah tamu dalam mata kuliah Etika Profesi. Terkait dengan penyalahgunaan narkoba yang membawa banyak dampak negatif bagi seseorang yang mengonsumsinya. Padahal hukuman bagi pemakai narkoba sangat berat. Baik pemakai maupun pengedar. Namun lebih besar hukuman bandar narkoba dari pada pemakai narkoba. Walaupun sudah ada hukum yang berlaku masih banyak yang tidak perduli terhadap sanksi yang diterima. Banyak orang bertanya kenapa banyak pemakai narkoba masih banyak dilakukan padahal sudah tau hukuman yang didapatkan. Hal ini karena pengaruh dari lingkungan. Kemudian ada faktor keluarga menjadi penyebab seseorang masih menjadi pemakai narkoba. Ada sebuah cerita seorang hafidz Alquran 10 juz bisa menjadi pemakai narkoba karena keluarga yang tidak harmonis. Sang Ayah dan Ibu tidak berbicara sama sekali. Ada sebuah fakta lebih banyak pemuda yang memakai daripada pemudi. Sosialisasi tantang narkoba lebih banyak dari pada rokok. Karena narkoba memiliki daya rusak sangat dahsyat. Jika rokok dikonsumsi satu batang tidak akan langsung menimbulkan efek yang signifikan. Jika narkoba lebih bahaya karena sekali saja mencoba akan mengalami kecanduan dan halusinasi. Apalagi jika rokok yang dipakai menggunakan ganja bukan dari bahan tembakau biasa. Sebenarnya semua sama - sama berbahaya, sangat merugikan bagi kesehatan. Jika rokok akan membahayakan orang disekitar namun kalua narkoba hanya membahayakan bagi pemakai saja. Ada begitu banyak konflik tentang kasus narkoba. Bentuk pencegahan dari BNN untuk memberantas narkoba yaitu yang paling penting itu adalah kepedulian. Jika kita mengetahui seseorang pengguna harus dilaporkan kepada pihak berwajib. Hal ini bertujuan agar pemakai cepat diberikan pemulihan. Seperti salah satu balai rehabilitasi di Bogor terbesar di Indonesia. Jika di Aceh biasanya dilakukan menggunakan pendekatan dari ulama, seperti jika melakukan ceramah dengan menyelipkan tentang bahaya ganja ataupun dampak buruk narkoba. Mungkin banyak yang bertanya bagaimana ciri seseorang jika yang sudah selesai rehabilitasi dari penggunaan narkoba. Ciri-ciri pengguna dia akan melakukan sifat kebalikan dari hidupnya jika biasanya tidur jam 10 malam maka kalau ciri pengguna narkoba akan tidur jam 10 pagi. Jika pengguna pasti akan kecanduan untuk membeli dan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Jika tidak ada uang pasti akan mencuri, jika sudah selesai rehabilitasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang lebih baik. Untuk rehabilitasi sendiri tidak memandang kasta sosial seseorang, siapa saja akan dirangkul dan dibantu untuk bisa menjauhi narkoba. Katakan tidak pada narkoba. Luasnya wilayah Indonesia pasti akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan pengedaran narkoba. Cara yang akan dilakukan untuk meminimalisir narkoba cukup sulit karena wilayah Indonesia menjadi wilayah yang letaknya strategis jadi BNN tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi menjadi hal yang penting untuk meminimalisir kasus narkoba ini. Salah satunya kolaborasi dengan anjing yang penciumannya baik, namun kerja sama yang paling utama yaitu dengan masyarakat sendiri karena menjadi benteng terkuat untuk melawan kasus narkoba seperti ini. Jika seseorang memang pengguna selalu diberi arahan kepada orang tersebut. Mungkin ada salah satu orang terdekat kita yang telah terjerumus kedalam narkoba hingga sulit untuk menjauhinya tetap beri mereka arahan dan dirangkul agar sadar dampak buruk dari hal tersebut yang membahayakan. Ada sebuah kasus yang pernah ditangani oleh BNN jika seseorang mengonsumsi ganja dan lama sudah tidak memakai ganja namun tidak terdeteksi pada tes urin. Ada banyak kasus seperti ini, nah kenapa demikian. Hal ini dipengaruhi oleh banyak sekali sabu oplos yang tidak mengandung sabu sama sekali. Lebih banyak racun yang terdapat pada sabu oplos yang dijual. Sangat tidak baik untuk Kesehatan tubuh manusia. Racun yang seharusnya membunuh malah dikonsumsi ke dalam tubuh manusia. Alat tes urin bisa membaca seseorang pengguna narkoba, jika narkoba asli bisa sampai 2 minggu setelah menggunakan narkoba. Namun kalau jenis yang biasa 1 minggu masi bisa terdeteksi pada tes urin yang dilakukan. Ganja di Aceh merupakan ganja yang terbaik didunia. BNN berkomitmen dan butuh perjuangan untuk memberantas ganja. Karena lahan yang digunakan untuk menanam ganja sangat jauh dan sulit untuk dijangkau. Ladang ganja sangat mudah ditanam mengakibatkan banyak sekali ladang ganja Di Aceh. Hama tanaman pun jarang ada pada ladang ganja. Lahannya pun sangat subur sekali tetapi satu hal fakta kalau petani ganja tidak ada yang kaya. Malah bandar ganjalah yang kaya. Padhal hal ini sebenarnya merugikan pihak petani ganja. Tetapi masih saja penanaman lahan ganja beroperasi dimanapun dengan sangat mudah.