Anda di halaman 1dari 15

JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL.

2, NO 2, APRIL 2021

LOYALITAS PENDENGARAN RADIO DI MASA PANDEMI COVID-19

(Studi kasus Radio Dahlia 101.5 FM Bandung)


Arintya Gantini Putri
Public Relations, Ilmu komunikasi, Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya (ARS)
arintyagp@gmail.com

Sri Dewi Setiawati

Public Relations, Ilmu komunikasi, Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya (ARS)


sds.sridewi@gmail.com

ABSTRAK

Persaingan media konvensional seperti Radio dengan media Online sangat ketat.
Loyalitas pendengar menjadi faktor utama radio sebagai media konvensional untuk bisa
bertahan. Loyalitas adalah respon perilaku sebagai bentuk komitmen dan kepuasan seseorang
terhadap merek tertentu, yang merupakan fungsi proses psikologis. Seperti halnya dengan stasiun
penyiaran radio. Semakin baik kualitas layanan, maka loyalitas pendengar radio semakin tinggi,
dan sebaliknya. Setiap tahun jumlah pendengar Radio Dahlia 101.5 FM Bandung berhasil
mengalami peningkatan, ini membuktikan bahwa loyalitas pendengar radio dan minat
masyarakat untuk mendengarkan radio semakin tahun semakin bertambah, karena kualitas
program dan pendekatan individual penyiar dengan pendengar juga manajemen dengan
pendengar. Terlebih di masa pandemik COVID - 19 ini, peran komunikasi massa sangat penting
dan loyalitas pendengar radio mununjukan peningkatan akibat faktor perilaku semasa pandemik
juga berpengaruh.

Kata Kunci: loyalitas, pendengar radio, masa pandemik covid-19

ABSTRACT

Competition of conventional media such as Radio with Online media is very tight.
Listeners' loyalty is the main factor of radio as a conventional media to survive. Loyalty is a
behavioral response as a form of commitment and satisfaction of a person towards a particular
brand, which is a function of the psychological process. Such is the case with radio broadcasting
stations. The better the quality of service, the higher the loyalty of radio listeners, and vice versa.
Every year the number of listeners of Radio Dahlia 101.5 FM Bandung has successfully
increased, this proves that the loyalty of radio listeners and the interest of the public to listen to
the radio are increasing every year, due to the quality of programs and individual approaches of
broadcasters with listeners as well as management with listeners. Especially in the COVID - 19
pandemic, the role of mass communication is very important and the loyalty of radio listeners
shows an increase due to behavioral factors during the pandemic also influential.
Keywords: loyalty, radio listeners, covid-19 pandemic era

96
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

A. PENDAHULUAN

Komunikasi massa memiliki peranan yang krusial di tengah pandemic Covid-19, yang
telah ditetapkan menjadi pandemic global oleh organisasi kesehatan dunia yaitu WHO (World
Health Organization). Khususnya di Indonesia, berbagai prediksi ahli menyebutkan jika pandemi
tersebut belum akan berkahir dalam waktu dekat ini. Sehingga, dalam menanggapi pandemic ini
diperlukan adanya pola komunikasi yang efektif dan efisian untuk memberikan pengetahuan
kepada masyarakat terkait dengan penanganan pendemi ini. Komunikasi merupakan bentuk kata
terjemahan dari bahasa Inggris Communication, sesuai sejarahnya kata tersebut mulai
berkembang di Amerika Serikat yang berasal dari unsur surat kabar, yaitu journalism(Syaipudin,
2020).

Pengertian komunikasi dalam definisi sederhana, diterangkan oleh Harold D. Lasswell


yaitu dalam suatu tindakan seseorang yang dilakukan untuk menerangkan pesan, dapat dilakukan
atau diterjemahkan guna menjawab pertanyaan, “Siapa yang menyampaikan, apa yang
disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya.” (Syaipudin, 2020).

Ditengah pandemi Covid-19 ini, komunikasi merupakan sebuah langkah penting guna
menyampaikan informasi yang dibutuhkan seseorang ataupun masyarakat. Lebih jauh lagi,
komunikasi menjadi kepentingan lain dalam menghadapi Covid-19 ini. Dengan kebijikan
pembatasan sosial, maka komunikasi massa menjadi sebuah pilihan untuk penyampaian
informasi kepada publik. Menanggapi berbagai persoalan yang timbul akibat pandemic Covid-19
ini, komunikasi publik menjadi pilihan terbaik dalam proses interaksi sosial yang harus tetap
berjalan di tengah pandemi. Pengertiannya komunikasi publik, menjadi salah satu kebutuhan
utama, serta komunikasi yang dilakukan di hadapan orang banyak atau khalayak umum.

Komunikasi publik merupakan proses penyampaian pesan berupa suatu informasi-


informasi. Dalam prosesnya konumikasi publik memerlukan sarana, dapat melalui media massa,
baik cetak, eletronik maupun online. Komunikasi publik dalam prosesnya, terbagi menjadi dua
yaitu komunikasi lisan maupun tulisan. Komunikasi publik dalam penyebutannya seringkali
disebut dengan istilah komunikasi massa. Namun, dari pengertiannya komunikasi publik
cenderung dinilai memiliki makna yang lebih luas dibanding dengan komunikasi massa. Lebih
detail lagi, komunikasi massa merupakan komunikasi yang dalam prosesnya menggunakan suatu
media dalam menyampaikan suatu pesan.

Komunikasi publik seringkali ditemukan dalam kegiatan-kegiatan dengan bertatap muka


secara langsung, misalnya kegiatan kuliah umum, rapat akbar, khotbah, pengarahan, ceramah,
dan lainnya, dengan melibatkan massa yang banyak. Dalam penyampaiannya komunikasi publik
merupakan bentuk komunikasi satu arah yaitu langsung menuju masyarakat luas atau khalayak
umum. Lebih detail lagi, komunikasi massa dalam penyampainnya dengan melibatkan unsur
adanya suatu media yang terlibat dalam penyampaian informasi tersebut. Tidak jarang, dalam
komunikasi massa melibatkan beberapa media massa sekaligus yang digunakan sebagai wadah
dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Komunikasi massa pada umumnya
menyebarkan informasi yang bersifat terbuka untuk umum. Namun terlepas dengan konsep
tersebut, acapkali komunikasi public juga dilaksanakan dalam sebua forum-forum kecil seperti

97
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

Forum pengarahan, sentiaji, diskusi panel, seminar, dan rapat anggota. Melalui
pamahaman maka komunikasi publik juga dapat diarikan sebagai komunikasi kelompok, jika
ditinjau dari latar belakang tempat dan situasi yang terbatas. Sebelum radio digunakan sebagai
sumber informasi komunikasi publik, acapkali dilakukan komunikasi secara langsung di
lapangan terbuka untuk menyampaikan informasi. Komunkasi publik secara langsung meski di
era modern ini, masih banyak dilakukan terutama menjelang pemilu dengan pengarahan massa
sebanyak- banyaknya.

Media Massa adalah suatu institusi atau lembaga yang memiliki serangkaian kegiatan
produksi budaya dan informasi yang dilaksanakan oleh berbagai tipe komunikasi massa untuk
disalurkan kepada khalayak sesuai dengan kebiasaan yang berlaku. Konsep media menurut hasil
penelitian yang telah dilaksanakan oleh para ahli, merupakan sebuah komunikasi antar manusia,
yang bermula dari penggunaan alat atau media tertentu, dan pada pelaksanaannya komunikasi
belum menggunakan suara atau gerakan gesture (gerak tubuh). Contohnya menilik model atau
bentuk komunikasi yang dilakukan pada pra peradaban, pada masa itu komunikasi yang
dilakukan oleh antar manusia dengan menggunakan lukisan pada dinding gua, melalui tulisan
dan melalui peta sebagai bentuk pertukaran informasi yang dilakukan.

Sebagaimana yang dikutip oleh Nunik Solichatun, menurut Gerlach dan Ely mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap. Media massa, ditinjau dari segi manfaatnya yaitu wadah untuk menyalurkan komunikasi
untuk masyarakat luas atau massa. Setiap informasi yang akan disampaikan kepada khalayak
yang luas dengan menggunakan medium dalam menyampaikannya disebut Komunikasi massa,
sedangkan mediumnya disebut media massa atau mass media dalam bahasa inggris. Mass media
ini adalah singkatan dari mass media communication. Disebut mass media ialah karena adanya
mass character yang melekat atau dimiliki oleh media itu sendiri(Syaipudin, 2020).

Media massa merupakan bentuk komunikasi yang ditujukan kepada khalayak umum,
dalam jumlah yang banyak, dan melalui media elektronik atau cetak, serta dengan bentuk
komunikasi tersebut, informasi yang disebarkan dapat menjangkau berbagai unsur lapisan
masyarakat.

Karakteristik media massa adalah sebagai berikut: a. Publisitas media massa pada
dasarnya diperuntukan bagi kalangan masyarakat umum, tidak ada batasan siapa saja yang boleh
atau harus membaca, menonton, atau mendengarkan dan siapa yang tidak boleh membaca,
menonton atau mendengarkan. b. Universalitas media massa bersifat umum dalam
menyampaikan suatu materi pada khalayaknya. Media massa pada dasarnya terbagi kedalam dua
kategori, pertama yaitu media massa cetak dan kedua yaitu media massa elektronik. Kriteria
Media cetak yang dapat memenuhi syarat sebagai media massa antara lain adalah surat kabar dan
majalah, sedangkan elektronik radio siaran, televisi, film dan media online (internet). Berbagai
cara dan media dapat digunakan dalam konsep komunikasi massa, namun dalam penelitian ini
lebih mengerucut dan mengarah terhadap efektifitas komunikasi dalam penyempaian informasi.
Sehingga, terlepas apapun media yang digunakan oleh pemberi informasi, yang terpenting pesan

98
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima informasi. Karena pada intinya,
komunikasi massa menyasar banyak kalangan agar informasi yang disampaikan lekas diterima
dan dapat diterapkan. Terlebih lagi pada situasi sulit, yang membutuhkan cepatnya informasi
tersebut diterima masyarakat.

Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Tambunan, media massa dalam
perjalanannya syarat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang memeberikan pengaruh
terhadap pola hidup manusia. Teknologi komunikasi massa mampu memberikan pengaruh
terhadap khalayak luas maupun individu. Disebutkan dalam teori yang dibahas dalam
penelitiannya, yaitu konsep pengaruh komunikasi melalui satu tahap (one step follow) dan
melalui dua tahap (two step follow). Komunikasi melalui satu tahap (one step follow) yaitu
bilamana informasi yang diterimanya langsung memberikan pengaruh kepada individu-individu
penerima informasi. Sedangkan, komunikasi melalui dua tahap (two step follow) yaitu jika
seorang individu akan terpengaruh oleh informasi tersebut bilamana pemimpinnya, orang yang
ditinggikan, atau seorang yang ditokohkannya terpengaruh terlebih dahulu oleh informasi yang
diterimanya. Peran komunikasi sederhana yang dapat dilakukan dengan tempo yang singkat
namun menjadikan komunikasi tersebut efektif ditujukan kepada masyarakat luas. Bagaimana
pentingnya dalam memberikan edukasi dini secara tepat sebagai bentuk antisipasi, pencegahan
dan penanganan terhadap kasus penyebaran Covid-19 (Syaipudin, 2020).

Mendayun dan Wardiana, dalam penelitiannya yang membahas efek komunikasi massa.
Yang menyatakan bahwa, program komunikasi massa yang langsung dijalin terhadap suatu
media massa, tidak dapat memberikan efek bagi peserta program tersebut dalam memberikan
penilaian berbeda terhadap kinerja sebuah organisasi. Perkembangan peran komunukasi massa
dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Kehadiran
komunikasi massa menjadi salah satu langkah cepat yang dapat menyasar berbagai lapisan
masyarakat dalam memberikan informasi, edukasi, hingga imbauan soal penanganan Covid-19.
Komunikasi dapat dinyatakan menjadi peran sentral dalam memberikan proteksi dini dalam
melindungi masyarakat. Dengan demikian, keberadaan komunikasi dalam menjadi jalan pintas,
untuk mengatasi penyebaran Covid-19 (Syaipudin, 2020).

Ditengah ancaman pandemi Covid-19 komunikasi massa sangat diperlukan untuk


memberikan edukasi terhadap masyarakat luas. Dengan komunikasi massa akan didapatkan
sasaran komunikasi yang sangat luas dengan menyasar banyak orang dalam satu waktu
sekaligus. Tingkat akurasi informasi yang diberikan menjadi hal penting yang harus diperhatikan
oleh pemberi informasi. Dalam hal ini, komunikasi yang disampaikan kepada masyarakat
merupakan pesan-pesan dengan bahasa mudah namun dapat dipahami oleh masyarakat.
Komunikasi menjadi hal penting karena menjadi aktivitas dasar manusia. Dengan adanya
komunikasi manusia dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun individu dengan
kelompok massa. Komunikasi juga menjadi bagian penting bagi tatanan sosial manusia
dimanapun keberadaannya, misalnya di rumah, tempat kerja, pasar dan tempat lainnya. Manusia
tidak akan pernah dapat menghindari proses komunikasi, karena kebutuhan komunikasi menjadi
bagian yang melekat dan penting bagi seseorang. Jika seseorang tersebut, mampu menjalankan
proses komunikasi dengan baik maka segala aktivitas yang berjalan, akan berlangsung dengan
baik dan begitu juga sebaliknya.

99
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

Komunikasi dalam tatanan organisasi atau sebuah kelompok, dilakukan untuk memberi
dan menerima informasi guna memberikan pengaruh terhadap orang lain, bahkan terkadang juga
untuk memberikan bantuan kepada orang lain. Komunikasi berperan untuk menyelesaikan
permasalahan, menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan keputusan yang diambil,
bahkan mengevaluasi perilaku seseorang secara efektif. Efektifitas komunikasi massa,
merupakan bagian penting untuk mencapai tujuan-tujuan penyampaian informasi kepada orang
lain. Dengan gamblangnya informasi yang diberikan, maka tujuan komunikasi akan dapat
dicapai oleh pemberi informasi. Bahkan, dalam situasi yang sulit sekalipun komunikasi yang
efektif menjadi sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam interaksi untuk saling
memberikan edukasi. Dengan tingkat efektifitas yang tinggi, maka dalam suatu proses
penyampaian informasi akan dapat berlajan dengan baik, terarah dan utamanya yaitu mampu
menyampaikan informasi yang sesuai harapan. Dan setidak-tidaknya mampu menghindari
adanya potensi negatif yang ditimbulkan adanya kesealahan komunikasi atau komunikasi yang
tidak sesuai harapan.

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak bulan Maret 2020 di Indonesia, dan
belum dapat diprediksi kapan berakhirnya turut menjadi perhatian bagi bergaai kalangan
termasuk masyarakat luas, terlepas dari perbebatan mengenai misteri Covid-19 yang masih
belum terpecahkan. Mulai dari cara penularan, apakah vaksinnya, dan bagaimana cara
penanganan yang efektif. Menyikapi hal tersebut, komunikasi massa yang efektif dapat
menjadikan salah satu bentuk proteksi dalam hal upaya pencegahan dan penanggulangan dini
terhadap semakin menyebarnya virus Corona tersebut. Penanganan Covid-19 dan peran
komunikasi massa, menjadi dua hal yang menjadi dalam satu bagian penting sebagaimana teori
Muhammad, bahwasanya komunikasi berperan dalam segala aspek kehidupan. Termasuk dalam
hal menjalin interaksi yang berhubungan dengan masyarakat luas mengenai pemberitaan maupun
informasi-informasi mengenai Pandemi Covid-19 ini. Sehingga, stakeholder terkait dalam
memangani Covid-19 harus memberikan informasi-informasi yang jelas dan mudah dipahami
masyarakat(Syaipudin, 2020).

Selain komunikasi massa untuk masyarakat, komunikasi internal bagi pemerintah juga
penting dalam hal penanganan Covid-19 ini. Komunikasi internal dalam organisasi tidak dapat
disepelekan arti pentingnya. Bila komunikasi tersebut, dapat berjalan dengan lancar dan baik
dalam suatu organisasi maka akan mempermudah arah dan tujuan penyampaian informasi untuk
massa yang lebih luas. Komunikasi dapat memberikan informasi baik kepada pihak luar maupun
pihak dalam, memanfaatkan interakasi dalam rangka proses sosial, mendapatkan pengaruh,
sebagai alat untuk memecahkan persoalan, pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan
mempermudah tujuan perubahan-perubahan yang dituju, serta mempermudah komunikasi
kelompok-kelompok kerja. Tanpa keberadaan komunikasi, sebuah visi dan misi suatu organisasi
atau kelompok akan sulit tercapai dan berjalan dengan sporadis. Komunikasi pada berbagai
jaman menduduki posisi yang sentral. Karena dengan komunikasi maka seseorang akan
memperoleh informasi yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Tanpa adanya informasi,
seseorang yang bergerak dalam berbagai organisasi akan ketinggalan dari organisasi atau
kelompok lainnya. Jika sebuah organisasi memiliki keinginan untuk mengalami kemajuan, maka
informasi menjadi salah satu aspek kebutuhan yang harus terpenuhi. Tujuan utama komunikasi
yaitu untuk memperolah informasi, menyampaikan komunikasi dan saling berinteraksi. Lebih

100
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

jauh lagi komunikasi dapat digunakan sebagai upaya mempengaruhi seseorang, kelompok,
maupun golongan tertentu untuk menyamanakan pandangan maupun tujuan-tujuan tertentu
(Syaipudin, 2020).

Media massa menjadi sebuah saluran yang sederhana dalam kaitannya dengan
komunikasi massa, karena dengan media massa suatu wadah yang membawa informasi untuk
masyarakat luas akan lebih cepat tersampaikan dengan tingkat sasaran dalam cakupan yang luas.
Para pakar komunikasi menyatakan, berkaitan dengan komunikasi massa merupakan komunikasi
melalui media massa, atau keduanya memiliki hubungan yang saling berkaitan. Media massa
merupakan bagian atau cakupan pengertian dari komunikasi massa, yaitu yang juga dapat
diartikan sebagai surat kabar, majalah, radio, televisi, atau film.

Media elektronik merupakan media yang dalam operasionalnya menggunakan energi


elektronik bagi pengguna untuk mengaksesnya. Istilah dalam media elektronik, berlawanan dari
media statis yaitu utamanya media cetak. Meskipun dihasilkan dari energi elektronis, tetapi
dalam aksesnya tidak membutuhkan energi elektronik untuk diaksesnya. Sumber media
elektronik secara umum, dapat berasal dari rekaman audio, rekaman video, presentasi melalui
multimedia, dan informasi-informasi yang termuat dalam konten daring. Media massa elektronik
yang sering dijumpai yaitu televisi, radio, dan Digital Video Disc (DVD). Media massa
elektronik menjadi salah satu corong utama dalam berkomunikasi kepada rakyat dan
menyampaikan informasi-informasi terkini yang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Media
massa elektronik dipilih, karena sebagain besar masyarakat juga dapat dengan mudah
mengaksesnya (Syaipudin, 2020).

Salah satu media massa elektronik yang murah dan mudah dalam mengakses informasi
dalam masa pandemik ini adalah radio. Radio memiliki banyak manfaat dalam menyalurkan
informasi dan menghibur para pendengar tanpa harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk
membeli kuota ataupun biaya listrik yang cukup banyak seperti Televisi. Oleh karena itu, akan
dibahas mengenai media massa Radio dari sejarah, strategi agar pendengar selalu loyal terhadap
radio dan peningkatan loyalitas pendengar radio di masa covid-19 ini.
Media Massa Elektronik Radio

Pada tahun 1945, Indonesia memiliki stasiun radio negara pertama yang bernama RRI
atau Radio Republik Indonesia. Fungsi radio sendiri dari yang awalnya hanya untuk
mengirimkan sandi morse, seiring dengan perkembangan waktu, kini radio memiliki fungsi dan
peran yang cukup kuat dalam masyarakat, yakni sebagai media penyebaran Informasi dan
Hiburan. Pastinya sampai saat ini, masih banyak masyarakat yang setia mendengarkan radio,
baik itu untuk menemani kegiatan sehari-hari atau menemani saat berada di dalam kendaraan.

Menurut hasil penelitian dari beberapa peneliti sebelumnya, seperti Pramegia (2017),
Frayuda (2017), Ajaegbu et al (2015), dan Nielsen (2016), menyatakan bahwa secara umum,
radio yang merupakan media komunikasi massa, harus memiliki suatu strategi komunikasi yang
bertujuan untuk menjaring para pendengar baru, maupun mempertahankan pendengar setianya,
jika ingin keberadaannya tetap bertahan dan eksis di era persaiangn globalisasi ini. Sebagai
media konvensional, dunia kepenyiaran radio harus membuat terobosan dan inovasi untuk dapat

101
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

bersaing dengan memberikan hiburan dalam bentuk suara serta segmentasi acara yang sangat
cerdas yang tentunya dikelola dengan suatu strategi komunikasi yang tepat (Nasution, 2018).

Pramegia menyebutkan sebagai sebuah media massa penyiaran radio melakukan berbagai
strategi untuk dapat melihat dan menetapkan target pasar yang dimaksudkan, hal ini berkaitan
erat dengan bentuk-bentuk layanan yang akan diberikan serta cara menyampaikan pesan
komunikasi agar pendengar tertarik dan kemudian memutuskan untuk menggunakan layanan
yang disediakan sebuah media penyiaran. Sebuah media penyiaran harus tahu siapa target pasar
dan melalui sarana apa untuk berkomunikasi tentang media penyiarannya. Jika salah dalam
menentukan strategi, maka target tujuan tidak akan tercapai. Beberapa strategi yang dilakukan
memiliki faktor penting terkait dengan masa depan radionya, hal ini meliputi kekuatan
pemasaran langsung, produk pasar berupa program siaran ke pendengar aktif dan pendengar
program siaran pasif yang digunakan berorientasi pada kebutuhan pendengar. Program rutin
Radio FM rutin mingguan, bulanan, dan tahunan, dan meningkatkan loyalitas pendengar melalui
wadah Penggemar dimana semua acara diharapkan mengangkat kedekatan dan loyalitas
pendengar ke radio yang bersangkutan(Nasution, 2018).

Menurut Frayudha strategi komunikasi bagi sebuah media penyiaran seperti radio selain
menampilkan program hiburan juga banyak menyampaikan informasi- informasi terbaru yang
memiliki hubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari pendengar (Nasution, 2018).
Nielsen mengemukakan pendengar radio merupakan pasar utama yang disasar oleh media, untuk
itu perlu sebuah strategi komunikasi media penyiaran Radio mutlak diperlukan sebuah
perencanaan dari suatu manajemen organisasi dalam meraih tujuan yang telah di rencanakan.
Seperti yang dikemukakan dalam penelitian Nielsen yang menyebutkan bahwa di era globalisasi
ini dengan makin tumbuh pesatnya media internet akan mengakibatkan berbagai asumsi terhadap
bertahannya eksistensi dari media radio dimasa depan(Nasution, 2018). Dalam era modernisasi
dengan globalisasi saat ini, eksistensi radio seolah terpinggirkan. oleh kehadiran berbagai media
informasi dan hiburan berbasis online, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan social media,
seperti: Instagram, Youtube, Facebook, Twitter, Spotify, dan masih banyak media informasi atau
hiburan lainnya yang dapat di akses secara mudah oleh masyarakat. Menurut survey yang
dilakukan oleh we are social,2019 menyatakan bahwa sebanyak 55.5% penduduk Indonesia
adalah pengguna internet dan social media yang aktif. Sedangkan menurut survey, badan pusat
statistic 2019, persentase pendengar Radio di Indonesia mengalami penurunan yang cukup tajam
jika dibandingkan dengan media konvensional lainnya. Hingga kini, jumlah pendengar radio di
Indonesia hanya berjumlah 13,31% saja dari total penduduk Indonesia(Nasution, 2018).
Hal ini menjadi ciri dari perkembangan era informasi atau tansformasi teknologi yang
saat ini sedang terjadi baik di Indonesia maupun dunia. Kehadiran social media tentunya dapat
memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi dan hiburan yang mereka butuhkan,
sesuai dengan minat individunya masing-masing. Kapanpun dan dimanapun, serta dapat
menghapuskan kesenjangan jarak, kesenjangan waktu, dan kesenjangan status social dikalangan
masyarakat. Kehadiran social media memang sangat berpengaruh pada perilaku masyarakat saat
ini, dan sepertinya masyarakatpun sudah sangat akrab dengan keberadaan internet dan berbagai
social media yang ada. Menurut survey we are social 2018 tentang Time spend with Media, rata-
rata orang Indonesia mengakses internet via perangkat apapun yakni mencapai waktu 8 jam 51

102
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

menit, dan untuk kebiasaan mengakses social media mencapai waktu 3 jam 23 menit, dimana
angkanya jauh diatas rata-rata mengakses televisi dan radio atau music(Nasution, 2018).
Radio sebagai mana yang punya rekam jejak menakjubkan pada masa awal kemerdekaan,
era demokrasi terpimpin, hingga Orde Baru, kini perannya seolah mati suri oleh kehadiran Media
Televisi, Internet, hingga Telepon Selular (Mobile Media). Sampai akhir dekade 1980-an masih
dapat disaksikan minat masyarakat Indonesia terhadap siaran radio masih sangat tinggi.
Sandiwara radio di radio-radio swasta, pertandingan bulutangkis tingkat internasional di RRI
pusat, hingga siaran pertandingan sepakbola Liga Galatama dan Perserikatan yang juga selalu
disiarkan secara langsung oleh stasiun RRI daerah menjadi pusat perhatian masyarakat
pendengar radio. Baru pada awal 1990-an ketika stasiun televisi swasta bermunculan menyajikan
dua alternatif tayangan yang lebih menarik, maka gaung siaran radio menurun secara drastis.
Dengan kekuatan visualnya, televisi berhasil memberikan sesuatu yang tidak dipunyai oleh
radio(Nasution, 2018).
Radio sebagai media informasi masih sangat dibutuhkan sampai saat ini. Sejak kelahiran
undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, pertumbuhan radio siaran di Indonesia
mengalami peningkatan. Tahun 1988 jumlah stasiun radio kurang dari seribu, saat ini jumlahnya
sekitar 3000 lembaga penyiaran radio, hal ini berdasarkan data dari kementrian komunikasi dan
informatika. Memang dari segi jumlah, terjadi peningkatan jumlah stasiun radio karena
mudahnya memperoleh izin siar. Namun dengan pesatnya pertumbuhan internet, pemilik dan
pengelola stasiun radio menghadapi tantangan yang besar, yaitu bergesernya pola konsumsi
media. Popularitas radio semakin menurun setelah bersaing dengan televisi, sekarang
pendengarnya banyak beralih ke beragam media sosial di internet(Nasution, 2018).
Masyarakat sekarang ini dengan mudah mendapatkan informasi dan hiburan ataupun lagu-lagu
dari dunia maya atau internet. Seperti dari Instagram, Line, Youtube, Twitter, Facebook dan
media sosial lainnya. Radio merupakan salah satu media komunikasi massa (mass
communication), seperti halnya televisi, surat kabar, dan majalah.
Pesatnya pertumbuhan internet menjadi pesaing berat bagi pemilik dan pengelola stasiun
radio. Pengelola radio siaran dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif menarik minat
pendengarnya. Karena jika kalah bersaing, eksistensi radio akan tersisihkan karena dikalahkan
oleh media internet. Radio dituntut mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi,
khususnya internet. Kalau tidak, radio akan kalah bersaing dan mati secara perlahan-lahan.
Manajemen radio harus terus dibenahi demi kelangsungan hidup radio siaran dan memiliki
strategi dalam menghadapi persaingan dengan media sosial lainnya.
Berdasarkan UUNomor 32 Tahun 2002 dalam (Nasution, 2018) Penyiaran merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan lewat pemancar untuk memperluas siaran dengan cara memakai
spectrum frekuensi radio melalui kabel dapat diterima secara serentak oleh masyarakat dengan
alat media penerima siaran.
Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan
mudah di bawa atau didengarkan di mana-mana. Radio memilki kekuatan terbesar sebagai media
imajinatif, sebab sebagai media yang buta, radio menstimuli begitu banyak suara, dan berusaha
memvisualisasi suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya (Nasution,
2018).
Pemahaman tentang karakteristik radio merupakan pondasi bagi manajmen program dan
teknik siaran radio. Acara-acara yang dikelola, diproduksi, dan disajikan harus sesuai dengan
karakteristik radio sebagai berikut: Auditori: radio adalah“suara“, yakni siarannya untuk

103
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

didengar atau dikonsumsi telinga. Karenanya, apapun yang disajikan melalui media ini harus
berupa suara (sound, audio). Transmisi: Proses penyebar-luasan atau penyampaiannya kepada
pendengar melalui pemancaran (transmisi).

Karakteristik radio sebagai media massa : 1. Publisitas, artinya disebarluaskan kepada


publik. Siapa saya bisa mendengar radio, tidak ada batasan tentang siapa yang boleh dan tidak
boleh mendengar radio, 2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segalag aspek
kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena
sasaran dan pendengarnya banyak, 3. Periodesitas, siaran radio bersifat tetap dan berkala, 4.
Kontinuitas, siaran radio berkesinambungan atau terus menerus sesuai dengan periode
mengudara atau jadwal mengudara, 5. Aktualitas, siaran radio berisi hal-hal yang terbaru, seperti
informasi atau laporan peristiwa terbaru(Nasution, 2018). Morissan (2007) menyatakan radio
adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari sebuah stasiun dan kemudian
diterima oleh berbagai pesawat penerima. Dengan demikian yang dimaksud dengan istilah radio
bukan hanya bentuk fisiknya saja, tetapi antara bentuk fisik dengan kegiatan radio adalah saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu apabila pengertian radio
tersebut dipisahkan satu persatu ataupun diperinci secara fisik, maka yang dimaksud dengan
radio adalah keseluruhan daripada pemancar, studio, dan pesawat penerima sekaligus(Nasution,
2018).

Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan;
kalaupun ada lambang-lambang non verbal, yang dipergunakan jumlahnya sangat minim,
umpamanya tanda pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi telegrafi atau
bunyi salah satu alat musik. Keuntungan radio siaran bagi komunikan ialah sifatnya yang santai
dan flexibel. Orang bisa menikmati acara siaran radio dengan sambil tidur-tiduran, sambil
bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil (Djuarsa, 1993). Radio sebagai salah satu penyebar
informasi merupakan industri yang selalu berkembang, yang mampu menciptakan lapangan serta
kesempatan kerja lain, serta menghidupkan industri lain yang terkait. Dilain pihak, institusi
media dikelola masyarakat, Radio akhirnya terlihat sebagai sarana industri dan berkembang luas
menjadi suatu Perseroan Terbatas (PT) dalam fase akhir. Upaya memanajemen radio yang
berorientasi pada pemberdayaan masyarakat menjadi manusia unggul menjadi pertimbangan
akan peningkatan kualitas radio di mata masyarakat.

Dalam melihat permintaan pasar tersebut radio mahasiswa akan mementingkan


keberadaan dirinya di antara media radio lainnya, disamping media cetak dan televisi. Dengan
kebutuhan operasional yang meningkat dan untuk terus dapat menghidupinya, radio sebagai
media industri yang akan mengandalkan iklan dari produsen yang menjadi partner kerja (profit
oriented). (McQuail. Denis, 1991) (Nasution, 2018).

Penemuan internet mulai mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan radio
konvenional. Radio internat atau dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio.
Bekerja dengan mentransmisikan gelombang suara lewat internet. Sisem kerja ini
memungkinkan siaran radio terdengar ke selurudunia asalkan pendengar memiliki rangat
internet. Radio internet dikolaborasikan dengan sistem trad analog oleh stasiun radio tresterial
untuk memperluas jangkauan siarannya (Nasution, 2018).

104
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

Siaran radio mempunyai sifat khusus atau karakteristik yang perlu dipahami, seperti
hanya menyajikan suara, dapat membangun daya khayal, dan yang menjadi unglan utamanya
adalah cepat saat itu juga(real time), karena dengan mempelajari dan menguasai pengeahuan
karakteristik radio inilah program radio dapat dikembangkan secara maksimal.

Beberapa inovasi dan strategi kreatif yang dilakukan oleh para penggiat radio, media
radio ini kini mampu kembali menyapa pendengarnya yang masih tersisa. Terutama dengan
kecepatan informasi yang dimiliki radio, para pekerja/karyawan dan pelajar di beberapa kota
besar tetap menikmati siaran radio. Saat ini hamper setiap individu mendengarkan radio, baik
saat senggang, berada di perjalanan atau pun mengerjakan pekerjaan seringkali diiringi dengan
acara-acara yang disajikan oleh stasiun radio. Hal ini yang mendorong bisnis radio berkembang
dengan pesat. Disisi lain, pesatnya bisnis radio juga disebabkan adanya prediksi bahwa bisnis
radio masih tetap menjanjikan, hal ini dapat dilihat dari jumlah stasiun radio kini cukup banyak.
Indikasi ini bisa dilihat dari iklan yang menopang hidup matinya sebuah stasiun radio, dari tahun
ke tahun terlihat terus meningkat. Total belanja iklan radio pada 2000 mencapai Rp 200 miliar,
tahun 2001 meningkat menjadi Rp 340 miliar dan tahun 2002, belanja iklan radio melesat naik
menjadi Rp 408 miliar (AC Nielsen dalam Sinar Harapan, 10 Februari 2003).

Keunggulan media radio adalah mempunyai kemampuan untuk menstimulasi imajinasi


pendengar dan fleksibilitasnya dalam penyajian informasi dengan ragam bentuk sajian seperti
dramatisasi, diskusi dan ceramah atau dialog. Prinsip utama siaran radio yaitu visualisasi, yakni
berkontemplasi, berimajinasi, membayangkan “berbicara kepada seorang konsumen yang duduk
di depan kita” (Romli, 2009). Pendengar radio adalah orang yang mendengarkan siaran radio.
Orang mempunyai sikap simpati dan empati kepada sebuah objek yang mengesankan sehingga
muncul rasa suka, simpati, cinta, dan menarik. Bisa dari jenis lagu, suara penyiar, sikap penyiar,
atau memang merasa sebagai kebutuhan. Ada beberapa tipe pendengar, pertama pendengar aktif
yaitu pendengar yang mempunyai keterlibatan langsung dengan acara. Kedua pendengar pasif,
jumlahnya tidak terbatas dan sulit untuk mendeteksi pendengar pasif, yaitu mereka yang hanya
mendengarkan dan tidak berinteraksi langsung dengan penyiar (Ermayanti,Suprapti, &
Sukaatmadja, 2015).

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan Studi
kasus pendekatan kualitatif. Dengan mengambil data primer dari hasil observasi dan wawancara
narasumber secara langsung di Radio Dahlia 101.5 FM Bandung, serta dengan memanfaatkan
data sekunder yang dapat diakses berbagai moda informasi terkait penanganan Covid-19.
Sementara untuk teknik analisis data, digunakan teknik reduksi data sederhana hingga
memperoleh tingkat akurasi data yang dinyatakan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.

C. KAJIAN PUSTAKA

Dalam psikologi konsumen radio disebut sebagai pendengar. Loyalitas pendengar bagi
sebuah perusahaan radio akan berdampak pada meningkatnya iklan perusahaan, seiring dengan
perkembangan persaingan dalam dunia bisnis hiburan. Sebuah perusahaan radio haruslah

105
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

mengetahui apa yang menjadi keinginan para konsumennya (pendengar radio). Mengadaptasi
dari Griffin (2005), loyalitas merupakan konsep perilaku (behavior) yang menunjukan
penggunaan jasa nonrandom yang diungkapkan dari waktu kewaktu. Pentingnya loyalitas
konsumen bagi perusahaan saat ini maka, seluruh perusahaan baik yang memproduksi barang
maupun jasa selalu berusaha agar konsumen loyal terhadap perusahaan. Keinginan untuk
mendapatkan konsumen yang loyal terhadap perusahaan juga dialami oleh perusahaan yang
bergerak dalam bidang layanan khususnya penyiaran radio. Pada saat ini begitu banyak
bermunculan berbagai station radio, sehingga kemungkinan pendengar untuk berpindah pada
radio lain. Dalam upaya mendapatkan loyalitas dari konsumen, perusahaan sebaiknya
memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas konsumen (Ermayanti,Suprapti, &
Sukaatmadja, 2015).

Menurut penelitian Akbar dan Parvez (2009) faktor-faktor pembentuk loyalitas


pelanggan adalah kualitas layanan dan kepuasan pelanggan. Pada umumnya jumlah pelanggan
yang tidak puas pada sebuah jasa dan menyampaikan keluhannya tidaklah sebanyak pada kasus
ketidakpuasan terhadap barang. Sehingga perilaku komplain dari pelanggan yang tidak puas akan
berpengaruh pada loyalitas pelanggan. Apabila pelanggan tersebut merasa puas, maka pelanggan
tersebut akan menggunakan jasa yang ditawarkan kembali, sebaliknya apabila pelanggan merasa
tidak puas maka pelanggan cenderung akan melakukan perilaku komplain dan tidak akan
menggunakan jasa ditawarkan kembali (Ermayanti, Suprapti, & Sukaatmadja, 2015). Dalam
memberikan layanan yang berkualitas sebagai usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan,
perusahaan dapat berpedoman pada dimensi kualitas jasa. Tjiptono dan Chandra (2013:75)
menjelaskan bahwa terdapat lima dimensi pokok dalam menganalisis atau mengukur kualitas
jasa, yaitu: (1) reliability; (2) responsiveness; (3) empathy (4) assurance; dan (5) tangibles
(Ermayanti, Suprapti, & Sukaatmadja, 2015).

Kepuasan Pelanggan

Tjiptono dan Chandra (2013:318) mengidentifikasi empat metode untuk mengukur


kepuasan pelanggan, yaitu : (1) sistem keluhan dan saran; (2) ghost shopping; (3) lost customer
analysis; dan (4) survai kepuasan pelanggan (Ermayanti,Suprapti, & Sukaatmadja, 2015).

Loyalitas Pelanggan

Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus menerus
oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih merek alternative dari
sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis (Dharmayanti, 2006:37-38).
Menurut Hasan (2008:83) loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai orang yang membeli,
khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang. Selain itu, loyalitas menunjukan
kondisi dari durasi waktu dan mensyaratkan bahwa tidakan kurang dari dua kali (Griffin,
2005:5). Tjiptono dan Chandra (2013) mengemukakan bahwa terdapat beberapa indikator yang
dapat dipakai untuk mengukur loyalitas konsumen yakni : pembelian ulang, kebiasaan
mengkonsumsi merek tersebut, selalu menyukai merek tersebut, serta tetap memilih merek
tersebut (Ermayanti, Suprapti, & Sukaatmadja, 2015).

106
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

Pengaruh kualitas layanan terhadap loyalitas


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Angelita (2008) menujukkan hasil adanya
hubungan positif dan signifikan antara kualitas layanan dengan loyalitas pendengar radio.
Semakin baik kualitas layanan, maka loyalitas pendengar radio semakin tinggi, dan sebaliknya.
Agung (2006) dan Dama (2010) menyatakan bahwa kualitas layanan berpengaruh positif
terhadap loyalitas pelanggan (Ermayanti, Suprapti, & Sukaatmadja, 2015).

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Di masa modern ini, keberadaan radio sebagai media massa dinilai akan tetap bisa eksis
meskipun jaman sekarang ini merupakan era internet. Muhammad Rofiuddin mengemukakan
bahwa radio dinilai sebagai media jadul yang akan hilang seiring berkembangnya zaman.
“Namun pada kenyataannya, hingga kini keberadaan radio masih tetap eksis. Bahkan di kota-
kota besar, bisnis dan eksistensi radio sangat diperhitungkan,” kata Rofiuddin saat menjadi
pembicara dalam acara “Menikahkan Radio dengan Perkembangan Teknologi dan Informasi”
yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Magelang dan Lembaga Penyiaran Publik
Lokal (LPPL) Kota Magelang, (29/12) Ira. (2018, January 02).
Rofiuddin membenarkan bahwa penggunaan internet saat ini terus mengalami peningkatan yang
cukup tinggi. Saat ini, alat komunikasi dan platform media yang tidak bisa lepas dari seorang
individu adalah gadget, smart phone maupun mobile phone. Semakin mudah dan murahnya
akses internet ikut mendorong penggunaan medium jenis ini terus meningkat. Rofiuddin
menyatakan bahwa keberadaan internet harus dijadikan peluang oleh para pengelola radio. Untuk
itu, pengelola radio menggunakan internet untuk ikut menopang radio. Misalnya, pengelola radio
harus berinteraksi dengan para pendengar dengan menggunakan media sosial (seperti Face Book,
Twitter, Instragram dan lain-lain) maupun aplikasi messanger (seperti WhatApp dan BlackBerry
Messanger). Untuk mengakses radio, pengelola radio juga bisa membuat versi streaming Ira.
(2018, January 02).
Sejalan dengan hasil wawancara penulis yang dilakukan kepada program director
PT.Radio Dahlia Flora atau biasa dikenal dengan Radio Radio Dahlia 101.5 FM Bandung
sebagai penanggung jawab divisi on air. Menurut bapak Elfirtha Akhdrian, dalam masa
pandemic ini, radio dahlia fm melakukan peningkatan service terhadap pendengar agar
pendengar tetap loyal dan setia. Dimulai dari menambah insert konten dalam program acara,
memperkuat interaksi antara penyiar dan pendengar diudara dengan membuka lebih banyak sesi
telpon request, memberikan informasi update tentang covid-19 maupun umum, pemilihan lagu
yang tepat, kampanye penyiar kepada pendengar, untuk selalu stay at home, dan beberapa
kegiatan off air seperti berbagi masker dan makanan sebagai wujud peduli radio dahlia 101.5 fm
dalam masa pandemic ini dan sekaligus sebagai media untuk menyebarkan kebaikan kepada
pendengar yang kemudian disebarkan juga melalui social media radio dahlia 101.5 fm.

Survei Nielsen Consumer Media View (Survei Nielsen Indonesia 2020 untuk Radio
Dahlia 101.5 FM Bandung) menjelaskan bahwa penetrasi radio masih menempati urutan
keempat dibanding jenis media lain. “Televisi masih menjadi media utama bagi masyarakat
Indonesia, dimana penetrasinya mencapai 92 persen, turun 1 persen dari tahun 2019. Diposisi
kedua ada Out of home (OOH). atau media yang bisa kita lihat saat keluar rumah seperti reklame
dan baloho, penetrasinya mencapai 46 persen. Kemudian di urutan ketiga ada Internet dengan
jumlah persentase 61 persen, naik 2 persen dari tahun lalu, dan baru di posisi keempat ada Radio

107
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

dengan jumlah persentasi sebesar 43 persen, dimana jumlah ini naik 4 persen dari tahun
sebelumnya. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Nielsen mengemukakan bahwa waktu mendengarkan radio per minggu, masih tumbuh
dari tahun ke tahun. Pada 2014, pendengar radio hanya menghabiskan waktu selama 16 jam per
minggunya. Adapun pada 2015 dan 2016 masing-masing 16 jam 14 menit dan 16 jam 18 menit
per pekan. “Hasil survey diatas menjadi salah satu bukti bahwa radio belum akan mengalami
masa suram,” kata Rofiuddin Ira. (2018, January 02).

Pendengar radio setiap tahun mengalami peningkatan. Seperti halnya pada Radio Dahlia
101.5 FM Bandung, yang merupakan radio multisegment yang telah mengudara selama 50 tahun.
Berawal dari hanya menyajikan musik dangdut dan musik bermuatan lokal, kini Radio Dahlia
101.5 FM Bandung berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi keinginan pasar, tentunya
dengan menambah beberapa genre musik seperti Pop Indonesia, Bollywood, hingga K-pop.
Inovasi demi inovasi terus dilakukan oleh Radio Dahlia 101.5 FM Bandung baik itu dari segi
program acara, penyiar, konten acara, social media, dan masih banyak lagi, tentunya untuk dapat
menjaga dan mempertahankan loyalitas pendengar yang sudah ada maupun menarik minat
pendengar baru, agar dapat terus mempertahankan prestasi sebagai radio nomor satu di Bandung.
Jumlah pendengar Radio Dahlia ini meningkat dari tahun ke tahun. Seperti yang terlihat pada
gambar dibawah ini.

Setiap tahun jumlah pendengar radio meningkat secara signifikan, ini membuktikan
loyalitas pendengar radio semakin tahun semakin bertambah. Apalagi di masa pandemik seperti
sekarang ini. Pendengar memiliki banyak waktu luang dan lebih sering menghabiskan waktunya
di dalam rumah.

108
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

Nielsen juga menambahkan pada hasil survei Q1 2020, bahwa trend musik yang lebih
banyak di minati oleh pendengar adalah genre Dangdut, disusul oleh Indonesia pop, religion,
western pop, traditional, dan news.

Seperti gambar dibawah ini.

Menurut Nielsen dalam video call meeting yang dilakuakn dengan Radio Dahlia 101.5
FM Bandung, Minat masyarakat atau loyalitas pendengar radio kembali naik di era pandemic ini.
Gerakan work from home dan juga #dirumahaja menjadi salah satu alasan dibalik peningkatan
pendengar radio dimasa pandemic ini. Selain tentunya upaya dari masing-masing radio untuk
menarik perhatian para pendengarnya.

Hal ini didukung juga oleh dengan hasil wawancara penulis dengan program Director
radio Dahlia. Dimana selama masa pandemic ini, Interaksi pendengar sangat meningkat dilihat
dari jumlah telpon dan Whatsapp yang masuk di masing-masing program acara.

Bukan suatu hal yang mudah bagi media konvensional dalam hal ini Radio, untuk dapat
tetap Eksis dan menarik perhatian pendengar terlebih saat ini kita berada dalam era yang serba
digital. Namun ternyata, kecenderungan masyarakat untuk mendengarkan Radio di masa
pandemic covid-19 ini menunjukan angka yang meningkat.

E. PENUTUP

1. Kesimpulan

Loyalitas pendengar radio dimasa pandemic covid-19 semakin meningkat karena


keberadaan banyak orang yang sebagian besar berada di rumah. Menurut bapak Elfirtha Akhdrian
sebagai penanggung jawab on air, dan berdasarkan hasil survey lapangan pada pendengar, hal ini
dikarenakan pengaruh dari dirumahkannya para pewagai dan pekerja akibat covid-19. Sehingga
mereka memiliki banyak waktu dirumah untuk mendengarkan radio.

Tentunya hal itu merupakan sebagian fakta dari meningkatnya loyalitas pendengar Radio
Dahlia 101.5 FM Bandung ditengah Pandemik ini. Radio Dahlia 101.5 FM Bandung sebagai
media konvensional, mampu meningkatkan loyalitas pendengarnya dikarenakan Radio Dahlia
101.5 FM Bandung memiliki kualitas pelayanan yang baik dan selalu meningkatkan inovasi demi

109
JURNAL PURNAMA BERAZAM VOL. 2, NO 2, APRIL 2021

inovasi baik itu dari segi program acara, penyiar, konten, melakukan konvergensi media untuk
menjangkau pengguna social media, dan masih banyak lagi yang dapat menjaga dan
mempertahankan loyalitas pendengar yang sudah ada maupun menarik minat pendengar baru.
Jika ditarik kesimpoulan, maka masa pandemik Covid-19 ini bida dikatakan membawa pengaruh
positif bagi media massa radio sebagai media konvensional.

2. Saran
Untuk lebih meningkatkan loyalitas pendengar radio memang diperlukan inovasi dan keberanian
untuk menciptakan inovasi baru, baik itu dalam program acara, pengelolaan media social, dan
pengelolaan pendengar yang membuat mereka tidak bisa bealih ke radio lain. Salah satunya
adalah Pembuatan wadah resmi bagi wargi dahlia (sebutan pendengar radio dahlia), seperti
pendataan pendengar yang kemudian akan memunculkan nomer ID wargi Dahlia. Sehingga,
pendengar akan memiliki keterikatan yang lebih dalam lagi dengan radio Dahlia 101.5 FM
Bandung.

DAFTAR PUSTAKA

Ira. (2018, January 02). Radio Tetap Eksis Di Era Internet. Retrieved from
http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/34249-radio-tetap-eksis-di-era-
internet
Ermayanti, K. S., Suprapti, N. W. S., & Sukaatmadja, I. P. G. (2015).Efek Mediasi Kepuasan
Pendengar Dalam Hubungan Kualitas Layanan Dengan Loyalitas Pendengar Radio
Cassanova Bali. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(6).
Nasution, N. (2018). Strategi Manajemen Penyiaran Radio Swasta Kiss Fm Dalam Menghadapi
Persaingan Informasi Digital. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(2), 167-178.
Syaipudin, L. (2020). Peran Komunikasi Massa di Tengah Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung). Kalijaga Journal
of Communication, 2(1), 14-34.
Company profile radio Dahlia 101.5 FM Bandung 2020
Nielsen Media Research 2020 untuk Radio Dahlia 101.5 FM Bandung

110

Anda mungkin juga menyukai