A. Masalah Utama
Harga Diri Rendah
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Definisi
Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai dirinya atau
kemampuan dirinya negative atau suatu perasaan menganggap dirinya sebagai
seseorang yang tidak berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya
sendiri. Herdman (2012) mengatakanbahwa harga diri rendah kronik merupakan
evaluasi diri negative yang berkepanjangan/perasaan tentang diri atau kemampuan
diri, harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kronis tidak sehat mental karena
dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa. Jadi
kesimpulan harga diri rendah ialah perasaan negative pasien terhadap diri sendiri
mengenai kemampuan pasien (tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya) yang
berlangsung dalam waktu terus menerus.
2. Etiologi
Tanda dan Gejala :
Faktor Predisposisi dan Presipitasi:
a. Faktor predisposisi
1. Biologis
Faktor heriditer (keturunan)seperti adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa. Setelah itu adanya riwayat penyakit kronis atau
trauma kepala merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa.
2. Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah adalah
pegalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan
orang terdekat serta harapan yang tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi
pada orang lain merupakan faktor lain ynag menyebabkan gangguan jiwa. Selain
itu pasien dengan harga diri rendah memiliki penilaian yang negative terhadap
gambaran dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang
tidak realistis.
3. Faktor sosial budaya
Pengaruh sosial budaya yag dapat menimbulkan harga diri rendah adalah adanya
penilaian negative dari lingkungan terhadap klien, sosial ekonomi rendah,
pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap
tumbuh kembang anak.
b. Faktor presipitasi
1. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman
psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban maupun saksi dai perilaku
kekerasan.
2. Ketegangan peran : Ketegangan peran dapat disebabkan karena :
a) Transisi perna perkembangan : perubahan normative yang berkaitan
dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-kanak ke remaja.
b) Transisi peran situasi : terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit : merupakan akibat pergeseran dari kondisi
sehat ke sakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena
kehilangan sebagian anggota tubuh, perubahan ukuran, bentuk,
penampilan atau fungsi tubuh atau perubahan fisik yang berhubungan
dnegan tumbuh kembang normal, prosedur medis dan keperawatan.
1. Respon Adaptif
Yaitu respon individu dalam penyesuaian masalah yang dapat diterima oleh
norma-norma sosial dan kebudayaan, meliputi:
a. Solitude (Menyendiri)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
telah dilakukan di lingkungan sosialnya, dan merupakan suatu cara
mengevaluasi diri untuk menentukan langkah – langkah selanjutnya.
b. Autonomy (Kebebasan)
Respon individu untuk menentukan dan menyampaikan ide – ide pikiran dan
perasaan dalam hubungan sosial.
c. Mutuality
Respon individu dalam berhubungan interpersonal dimana individu saling
memberi dan menerima.
d. Interdependence (Saling Ketergantungan)
Respon individu dimana terdapat saling ketergantungan dalam melakukan
hubungan interpersonal.
5. Akibat
6. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Gangguan Citra
Tubuh
7. Penatalaksanaan Umum
Menurut Iyus (2007) penatalaksanaan harga diri rendah dapat dilakukan dengan terapi
modalitas antara lain terapi individu, terapi keluarga, kelompok, lingkungan,
komplementer dan terapi somatoterapi. Adapun beberapa terapi tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Terapi somatoterapi : Framakologi dan Electro Comfulsif Therapy
Pemberian terapi medis pada kasus harga diri rendah tidak digolongkan sendiri
dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan antidepresan, karena
fungsi dari obat anti depresan adalah memblok pengambilan kembali
neurotransmitter norepineprin dan serotonin meningkatkkan konsentrasinya
pada sinaps dan mengkoreksi defisit yang diperkirakan menyebabkan alam
perasaan melankolis. Hal ini sesuai dengan masalah neurotransmitter yang
dihadapi oleh klien dengan harga diri rendah yaitu penurunan neurotransmitter
seperti serotonin, neropineprin.
Electro Comfulsif Therapy atau biasa disebut shock therapy adalah pengobatan
medis yang modern dengan cara memberikan rangsangan pada otak dengan
pulsa tertentu secara elektrik. Terapi ini bisa digunakan untuk penyakit-
penyakit tertentu yang berhubungan dengan mental atau gejala emosional.
Pada pengobatan ini, pasien tertidur di bawah anesthesia umum, diberi obat
penenang dan oksigen, kemudian pasien diberi rangsangan singkat secara
elektrik pada bagian kulit kepala yang menghasilkan aktivitas sel syaraf
melepaskan kimia-kimia yang membuat kegelisahan di dalam otak dan
membantu memulihkan kembali fungsinya secara normal.
2. Terapi supportif
Terapi supportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan
motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya. Jenis
terapi supportif diantaranya adalah terapi kognitif yang berorientasi terhadap
masalah sekarang dan pemecahannya (Kaplan, 1997).
3. Terapi manipulasi lingkungan
Terapi pengobatan merupakan cara proses penyembuhan suatu gangguan yang
disebabkan oleh sumber-sumber gengguan . sumber-sumber yang bersifat
terapeutik (dapat memberikan penyembuhan) dapat berupa orang-orang
lingkungan/benda-benda dan kegiatan-kegiatan yang membawa kea rah
penyembuhan. Lingkungan merupakan kondisi dimana berpengaruh besar
terhadap proses penyembuhan terutama pasien dengan gangguan jiwa (Iyus,
2007).
8. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu dikaji
V.Pengkajian Psikososial Poin 2 Konsep Diri
Konsep Diri
1) Citra tubuh (gambaran diri, body image)
Bagaimana persepsi klien terhadap tubuhnya (bentuk,ukuran,fungsi,potensi)
bagian tubuhnya yang tidak disukai (ketidaknyamanan)
2) Identitas diri
Bagaimana menilai status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien
terhadap status/posisi tersebut (sekolah,pekerjaan,kelompok,keluarga,
lingkungan masyarakat sekitarnya), kepuasan klien sebagai laki-laki atau
perempuan
3) Peran
Apa yang harus dilakukan pasien sesuai dengan posisi dan statusnya serta
bagaimana kemampuan klien dalam melakukan tugas/peran tersebut
(keluarga, kelompok dan masyarakat).
4) Ideal diri
Bagaimana harapan klien terhadap tubuhnya, posisi, status, tugas/peran dan
harapan klien terhadap sakitnya, keluarga, sekolah, tempat kerja, lingkungan.
5) Harga diri
Bagaimana persepsi klien terhadap dirinya dalam berhubungan dengan orang
lain sesuai dengan orang lain sesuai dengan kondisi tersebut diatas (citra
tubuh, identitas diri, peran dan ideal diri) dan bagaimana
penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri klien.
VII. Status Mental poin 4 Mood dan Afek
1) Mood
2) Afek
Pasien
Keluarga
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL (MENARIK DIRI)
Dx Perencanaan
Tgl
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi