Anda di halaman 1dari 43

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer, 2001).
Hipertensi di artikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga
melebihi batas normal (Reeves, dkk., 2001)
Di dunia hamper 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita tekanan
darah tinggi. Tekanan darah merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak
organ tubuh. Setiap tekanan darah tinggi menyebabkan satu dari setiap 7 kematian ( 7
juta pertahun). Disamping menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal.
Berdasarkan data WHO (World Health Organization) dari 50% penderita Hipertensi
yang diketahui hanya 20 % yang mendapat pengobatan dan hanya 12,5% yang diobati
dengan baik (Adequately Treated Cases). Padahal hipertensi merupakan penyebab
utama penyakit jantung, otak, syaraf, kerusakan hati dan ginjal sehingga membutuhkan
biaya yang tidak sedikit (http://www.info.sehat.com). Penderita hipertensi yang
diperiksa di Puskesmas dilaporkan teratur sebanyak 22,8 %, sedangkan tidak teratur
sebanyak 77, 2 %. Dari klien hipertensi dengan riwayat kontrol teratur dalam tiga
bulan terakhir. malah dilaporkan 100% masih mengidap hipertensi. Data Puskesmas
Waiklibang, penderita hipertensi selama bulan Mei 2020 sampai dengan Juni 2020
sebanyak 5,43 % dari jumlah pasien yang masuk selama periode tersebut. Di banyak
Negara saat ini, prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup
seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan stress psikososial.
Penyakit hipertensi memiliki tanda dan gejala dari penyakit yang sulit untuk
dideteksi. Untuk itulah penulis tertarik untuk mengambil kasus untuk karya tulis
ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Klien Tn ‘S’ dengan Hipertensi di
ruang Rawat Inap Puskesmas Waiklibang.

A. Ruang Lingkup Penulisan


Karena keterbatasan waktu, pengetahuan, sumber-sumber serta kemampuan dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis membatasi masalah hanya pada Asuhan
Keperawatan yang diberikan pada satu orang klien yaitu Asuhan Keperawatan Klien
Tn ‘S’ dengan Hipertensi selama 3 hari dari tanggal 08 mei sampai dengan 11 Mei
2020 di Ruang Rawat Inap Puskesmas waiklibang.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2

Agar penulis mampu memahami konsep dalam mengatasi masalah kesehatan


klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler; hipertensi dengan menggunakan proses
keperawatan secara teoritis.
2. Tujuan Khusus
Agar penulis mampu :
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler;
hipertensi.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler; hipertensi.
c. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler; hipertensi.
d. Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan
e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang sudah dilakukan.
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini adalah
metode deskriptif yaitu metode yang bersifat menggambarkan suatu keadaan secara
objektif selama mengamati klien, mulai dari pengumpulan data sampai melakukan
evaluasi yang disajikan dalam bentuk naratif. Untuk mendapatkan data yang diperlukan
dalam karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut :
1. Wawancara
Penulis melakukan wawancara langsung kepada klien dengan mengajukan
pertanyaan yang bersifat terbuka, sehingga terjadi interaksi antara perawat dengan
klien.
2. Observasi
Penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap respon klien untuk
memperoleh data objektif.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik secara langsung meliputi: inspeksi, palpasi, perkusi auskultasi.
4. Studi Kepustakaan
Dalam penyusunan asuhan keperawatan serta konsep dasar tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan hipertensi, penulis menggunakan beberapa buku
sumber yang dijadikan sebagai acuan teoritis.
5. Studi Dokumentasi
Untuk melengkapi data penulis mendapatkan data dan informasi dari status
kesehatan klien serta pemeriksaan diagnostik yang dilakukan di Puskesmas.
3

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Asuhan Keperawatan ini terdiri dari lima bab yaitu :
BAB I Pendahuluan, dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah,
ruang lingkup penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan
Teori, Bab ini penulis menjelaskan tentang landasan teori medis dan konsep dasar
asuhan keperawatan. Bab III Tinjauan Kasus, Bab ini merupakan penerapan asuhan
keperawatan secara langsung pada klien dengan pendekatan proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, daftar diagnosa keperawatan, rencana tindakan, catatan
keperawatan, dan catatan perkembangan. Bab IV Pembahasan, bab ini berisi tentang
kesenjangan yang terjadi dalam teori dan kasus yang dikaji penulis dari setiap asuhan
keperawatan yang meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
pelaksanaan keperawatan dan evaluasi. Bab V Penutup, bab ini meliputi kesimpulan
dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar medik


1. Pengertian
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus
sehingga melebihi batas normal (Reeves, dkk., 2001).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah klien di mana tekanan
sistoliknya di atas 140 mHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smelzer, dkk.
2001).
Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah penyakit regulasi vaskuler yang terjadi
karena malfungsi mekanisme kontrol tekanan arterial (SSP, sistem renin,
angiostensin, aldosteron, volume cairan ekstraseluler (Baughman, 2000).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik
lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg (Corwin, 2000).
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection,
Evacuation and Treatment 5of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan yang
lebih tinggi dari 140/190 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah (TO) normal tinggi sampai hipertensi
maligna (Doenges. 1999).
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot-otot jantung,
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya
4

sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos
yaitu diluar kemauan kita.
1) Bentuk
Bentuknya menyerupai jantung klien, bagian atasnya tumpul (pangkal
jantung) dan disebut juga basis kardis. Di sebelah bawah agak runcing yang
disebut apeks kardis.
2) Letak
Jantung terletak di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum
anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas
diafragma dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan
kosta IV, dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya
pukulan jantung yang disebut Ictus Cordis.
a) Batas atas jantung : Interkostalis 2 (ICS 2)
b) Batas kiri jantung : Mid sternum klavikula
c) Posisi (Apex/ujung) : Mid Clavikula ICS 6 (ICS5-ICS6)
d) Batas bawah jantung : ICS 5 – ICS 6
e) Batas kanan jantung : Mendekati sternum
3) Ukuran
Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya
kira-kira 250-300 gram.
4) Lapisan Jantung
Jantung terbungkus oleh kantong yang longgar dan elastis (pericardium)
yang terdiri dari dua lapisan :
a) Lapisan sebelah dalam (pericardium visceral)
b) Lapisan sebelah luar (pericardium parietal)
b. Fisiologi
Fungsi jantung adalah memompa darah kaya oksigen ke dalam sistem arteri
(yang membawa ke sel-sel) dan menampung darah deoksigen dari sistem vena
dan meneruskannya ke paru untuk reoksigenasi. Fungsi arteri kapiler, vena dan
pembuluh limfe adalah membekukan darah ke dan dari jaringan dan sel di
seluruh tubuh.
Fungsi bilik jantung :
1) Atrium kanan : Menampung darah miskin oksigen dari tubuh melalui vena
kava superior serta interior darah kemudian mengalir ke
ventrikel kanan.
2) Vertikel kanan : Berupa pompa berotot, menanpung darah artrium kanan
dan memompanya ke paru melalui arteri pulmoner.
3) Atrium Kiri : Menerima darah kaya oksigen dari paru melalui tempat
vena pulmoner. Darah kemudian mengalir ke ventrikel kiri.
5

4) Vantrikel Kiri : Bilik paling besar dan paling berotot, menerima darah kaya
oksigen dari paru melalui atrium kiri dan memompanya ke
dalam sistem sirkulasi melalui aorta.
Bunyi Jantung
Satu siklus jantung ekivalen dengan satu denyut jantung lengkap, yaitu sistole
(kontraksi) dan diastole (relaksasi). Jantung yang berdenyut menghasilkan empat
bunyi. Dua bunyi pertama dapat di dengar dengan melekatkan telinga pada dinding
thoraks, atau seperti biasanya memakai stetoskop. Kedua bunyi jantung pertama itu
biasanya diucapkan berupa “lub-dup”. Bunyi pertama, lub, kuat, lama dan bernada
rendah dan disebabkan oleh sistole ventrikel dan menutupnya katub
atrioventrikular. Bunyi kedua, dup lebih singkat dan lebih tajam dan disebabkan
oleh menutupnya katub aorta dan katub pulmoner karena darah cenderung mengalir
kembali ke dalam ventrikel selama diastole. Bunyi jantung ketiga terdengar pada
sebagian besar anak dan pada kira-kira 50% remaja. Bunyinya lemah, bernada
rendah yang paling jelas di apeks jantung dan lebih jelas pada inspirasi, apalagi
setiap olah raga. Pengisian ventrikel dengan cepat setelah katub atrioventrikuler
terbuka. Bunyi keempat atau “atrial” dapat di dengar pada keadaan tertentu,
sehubungan dengan kontraksi atrium.

Siklus Jantung
Siklus jantung adalah urutan kejadian dalam satu denyut jantung siklus ini
terjadi dalam dua fase : diastole dan sistole.

Diastole
Diastole adalah periode istirahat yang mengikuti periode kontraksi pada
awalnya :
1. Darah vena memasuki atrium kanan melalui vena cava superior dan inferior.
2. Darah yang teroksigenasi masuk atrium kiri melalui vena pulmonalis.
3. Kedua kutub atrioventrikular (trikuspidalis dan mitralis) tertutup dan darah
dicegah untuk kembali masuk ke atrium, saat darah masuk ke dalam ventrikel.
4. Katub pulmonalis dan aorta tertutup mencegah kembalinya darah dari arteri
pulmonalis kembali ke dalam ventrikel kanan dan dari aorta kembali ke dalam
ventrikel kiri, kemudian :
5. Dengan bertambah banyaknya darah yang memasuki kedua atrium, tekanan
didalamnya meningkat, dan ketika tekanan didalamnya lebih besar dari vertikel,
katub AV terbuka dan darah mulai mengalir dari atrium ke dalam ventrikel.

Sistole
Sistole adalah periode kontraksi otot berlangsung selama 0,3 detik.
6

1. Dirangsang oleh nodus, sino-atrial, dinding antrium berkontraksi, memeras sisa


darah atrium ke dalam ventrikel.
2. Ventrikel melebar untuk menerima darah dari atrium dan kemudian mulai
berkontraksi.
3. Ketika tekanan dalam ventrikel melebihi tekanan dalam atrium, katub AV
menutup.
4. Ventrikel terus berkontraksi kutub pulmonalis dan aorta membuka akibat
peningkatan tekanan ini.
5. Darah menyembur keluar dari ventrikel kanan ke dalam arteria pulmonalis dan
darah dari ventrikel kiri menyembur ke dalam aorta.
6. Kontraksi otot kemudian berhenti dan dengan di mulainya relaksasi otot, siklus
baru dimulai.

2. Patofisiologi
a. Etiologi
1) Faktor lingkungan
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itu mempunyai resiko menderita hipertensi.
2) Usia
Insiden hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia, klien yang
berumur di atas 60 tahun, 50 – 60% mempunyai tekanan darah lebih besar
atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu merupakan pengaruh degenerasi
yang terjadi pada orang yang bertambah usianya, terjadi hilangnya
elastisitas jaringan dan aterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
3) Jenis kelamin
Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih
awal.
4) Stress
Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress
ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi dan
karakteristik personal
5) Obesitas
Meningkatnya berat badan pada masa kanak-kanak atau usia pertengahan,
resiko tinggi untuk terkena hipertensi.
6) Merokok
Yang diduga menjadi penyebab adalah pengaruh nikotin terhadap pelepasan
katekolamin oleh sistem saraf otonom.
7) Diabetes mellitus
7

8) Konsumsi garam yang berlebihan.


b. Klasifikasi Penyakit
Berdasarkan etiologinya hipertensi di bagi menjadi 2 yaitu :
1) Hipertensi Esensial (primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hipeaktivitas, susunan saraf simpatik, sistem rennin
angiotensin, efek dari sekresi Na, obesitas, merokok dan stress.
2) Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal / vakuler renal.

Klasifikasi Tekanan darah orang dewasa berusia 18 Tahun ke atas menurut


The Fifth Report of The Joint National Comitee on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure. Terlihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan darah orang dewasa berusia 18 Tahun Ke atas
Sistolik dalam Diastolik dalam
Kategori
mmHg mmHg
Normal < 130 < 85
Normal Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi
Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99
Stadium 2 (sedang) 160-179 100-159
Stadium 3 (berat) 180-209 110-119
Stadium 4 (sangat berat) ≥ 120 ≥ 120

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO (Word Health Organization)


Klasifikasi Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normotensi < 140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan berat >180 >105
Hipertensi terisolasi >140 < 90
Hipertensi sistolik perbatasan 140-100 <90

c. Proses Penyakit
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatik ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron pre ganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh
darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.
Pada saat bersamaan sistem saraf simpatik merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang
8

mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi


epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi, penurunan aliran darah ke ginjal
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat yang
pada gilirannya merangsang sekresi striktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler, semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
Perubahan struktural dan fungsional sistem pembuluh darah perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan kuat
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume secukup),
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.

d. Manifestasi klinik
1) Meningkatkan tekanan darah > 190/90 mmHg
2) Sakit kepala
3) Epitaksis
4) Pusing/migraine
5) Rasa berat ditengkuk
6) Lemah, lelah
7) Mata berkunang-kunang

e. Komplikasi :
1) Gagal ginjal
2) Stroke
3) Infark myocardium
4) Penyakit arteri koroner
5) Gagal jantung

3. Pemeriksaan Diagnostik
a. BUN / Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
b. Glukosa : hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
c. Kolesterol dan trigliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
9

d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan / atau


adanya diabetes.
e. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area katub; deposit
pada dan/atau katub aorta ; pembesaran jantung.
f. EKG : dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, catatan ; luas, peninggian gelombang P adalah salah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.

4. Penatalaksanaan
a. Intervensi Terapeutik
Modifikasi gaya hidup sebagai terapi awal
1) Penurunan berat badan, jika berat badan sebelumnya lebih dari 10% berat
badan ideal.
2) Membatasi alkohol (tidak lebih dari 30 cc etanol per hari)
3) Melakukan latihan aerobik tiga kali per minggu
4) Mengurangi asupan natrium, kalsium dan magnesium yang dianjurkan setiap
hari ke dalam diet.
5) Berhenti merokok
6) Mengurangi diet lemak dan kolesterol yang tersaturasi
b. Intervensi farmakologis
1) Obat-obatan antihipertensi, meskipun gaya hidup sudah berubah, tekanan
darah tetap 140/90 mmHg atau lebih selama 3 sampai 6 bulan bergantung
pada kondisi klien, obat-obatan yang mungkin meliputi diuretik, penyekat
beta-adrenergik, penyekat alfa-reseptor, inhibitor enzim yang mengkonversi
angiotensin (ACE) dan antagonis kalsium (penyekat saluran kalsium).
2) Jika hipertensi tidak terkontrol dengan obat pertama dalam 1 sampai 3 bulan,
tiga pilihan berikut dapat dipertimbangkan :
a) Jika klien patuh minum obat dan tidak mengalami efek samping, dosis
obat tersebut dapat ditingkatkan
b) Jika klien mengalami reaksi yang merugikan, kelas obat yang lain dapat
menggantikannya
c) Obat kedua dari kelas yang lain dapat ditambahkan, jika penambahan obat
kedua menurunkan tekanan, maka obat pertama harus dihentikan secara
perlahan.
Intervensi Keperawatan :
Pemantauan :
1) Pantau tekanan darah klien pada interval yang teratur
2) Pantau respon klien terhadap terapi obat.
3) Pantau berat badan dan diet klien
4) Pantau urinalisa untuk proteinuria, tanda keterlibatan ginjal
10

5) Pantau adanya tanda-tanda penyakit organ target.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup
monoton
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama
jantung, takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit serebrovaskuler
Tanda : kenaikan Tekanan darah (pengukuran serial dari
kenaikan tekanan darah diperlukan untuk
menegakkan diagnosis)
c. Integritas EGO
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,
euvoria, atau marah kronik (dapat mengindikasikan
kerusakan serebral).
Faktor-faktor stress multiple (hubungan, keuangan,
yang berkaitan dengan pekerjaan)
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu
perhatian, tangisan yang meledak.

d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti
infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa
yang lalu).

e. Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup
makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi
kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju,
telur).
Tanda : Berat badan normal atau obesitas

f. Neurosensori
Gejala : Keluhan pening/pusing
Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah
11

beberapa jam). Episode bebas dan / atau kelemahan


pada satu sisi tubuh. Gangguan penglihatan
(diplopia, penglihatan kabur). Episode epistaksis.
Tanda : Status mental : perubahan keterjagaan, orientasi,
pola/isi bicara, efek, proses pikir atau memori
(ingatan).
Respon motorik : Penurunan kekuatan genggaman
tangan dan/atau refleks tendon dalam.
Perubahan-perubahan retinal optik : dari sklerosis /
penyempitan arteri ringan sampai berat dan
perubahan sklerotik dengan edema atau papiledema,
eksudat dan hemoragi tergantung pada berat /
lamanya hipertensi.

g. Nyeri / Ketidaknyamanan
Gejala : Angina (Penyakit arteri koroner/keterlibatan
jantung). Sakit kepala oksiptal berat seperti yang
pernah terjadi sebelumnya.

h. Pernapasan (secara umum berhubungan dengan efek kardiopulmonal tahap


lanjut dari hipertensi menetap/berat)
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas / kerja.
Takipnea, ortopnea, dispnea, nokturnal parokasmal,
bentuk dengan / tanpa pem-bentukan sputum.
Riwayat merokok.
Tanda : Distres respirasi/penggunaan otot aksesori
pernapasan bunyi napas tambahan (krakles/mengi)
sianosis.
i. Keamanan
Keluhan/Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : Faktor-faktor risiko keluarga :Hipertensi,
aterosklerosis, penyakit jantung, diabetes mellitus,
penyakit serebrovaskulars / ginjal.
Faktor-faktor risiko etnik, seperti orang Afrika-
Amerika, Asia Tenggara.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
c. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan iskemia
12

d. Resiko tinggi terhadap gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan sirkulasi


darah tidak stabil.
e. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif.
3. Rencana Tindakan dan Rasionalisasi
a. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral.
Hasil yang diharapkan:
o Klien melapor nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol
o Klien dapat mengikuti metode yang diberikan untuk mengurangi nyeri.
Intervensi :
1) Pertahanan tirah baring selama fase akut
Rasionalisasi : Meminimalkan stimulasi / meningkatkan relaksasi.
2) Berikan tindakan nonfarmakologik untuk menghilangkan sakit kepala
Rasionalisasi : Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral
dan dapat memperlambat/memblok respon simpatis
efektif.
3) Bantu klien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
Rasionalisasi : Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan
sakit kepala
4) Beri cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi
pendarahan hidung/kompres hidung dilakukan untuk menghentikan
pendarahan.
Rasionalisasi : Dapat mengganggu menelan atau membutuhkan nafas
dengan mulut, menimbulkan stagnasi sekresi oral dan
mengeringkan membran mukosa.
5) Kolaborasi dengan tim medik untuk memberikan analgesik
Rasionalisasi : Menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan
rangsangan sistem saraf simpatis.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Hasil yang diharapkan :
o Klien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
o Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan
Intervensi
1) Kaji respon klien terhadap aktivitas
Rasionalisasi : Menyebutkan parameter, membantu dalam mengkaji
respon fisiologis terhadap stress dan aktivitas.
2) Instruksikan klien tentang penghematan energi
Rasionalisasi : Tehnik penghematan energi, mengurangi penggunaan
energi juga membantu keseimbangan antara suplai dari
kebutuhan O2
13

3) Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara bertahap


jika dapat ditoleransi
Rasionalisasi : Kemajuan aktivitas bertahap dapat mencegah peningkatan
kerja jantung tiba-tiba kemandirian dalam melakukan
aktivitas.
c. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan Iskemia.
Hasil yang diharapkan :
o Irama dan frekuensi jantung stabil
o Tekanan darah dapat dipertahankan dalam batas normal
Intervensi :
1) Pantau tekanan darah ukur pada kedua tangan / paha untuk evaluasi awal
Rasionalisasi : Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang
telah lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah
vaskuler
2) Catat keberadaan kualitas denyut sentral dan vaskuler
Rasionalisasi : Denyut karotis, jugularis, radiasi dan femoralis mungkin
teramati terpalpasi
3) Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
Rasionalisasi : Adanya pucat dengan kulit lembab dan massa pengisian
kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi /
mencerminkan dekompensasi / menurunnya curah
jantung
4) Catat adanya edema, sianosis.
Rasionalisasi : Dapat mengidentifikasi gagal jantung, kerusakan
ginjal/vaskuler
5) Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurangi aktivitas / keributan
lingkungan batasi pengunjung dan lamanya tinggal
Rasionalisasi : Menurunkan stress dan ketegangan yang
mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit
hipertensi
d. Resiko tinggi terhadap gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan sirkulasi
darah yang tidak stabil.
Hasil yang diharapkan :
o Tekanan darah dapat memperhatikan dalam batas normal 90/60 – 140/90
mmHg
Intervensi :
1) Pantau tekanan darah setiap 4 jam
Rasionalisasi : Untuk mengevaluasi keefektifan terapi
2) Bila klien di terima krisis hipertensi berikan agen antihipertensi yang
diresponkan dan evaluasi keefektifannya
14

Rasionalisasi : Penurunan cepat tekanan darah penting untuk


menghalangi kerusakan pada otak, ginjal, mata dan
jantung
3) Ikuti kewaspadaan khusus bila pemberiaan obat antihipertensi darurat
secara IV
Rasionalisasi : Tindakan-tindakan ini menjamin keamanan dan terapi
obat efektif
4) Beri tahu dokter bila pengeluaran urine dibawah 30 ml/jam
Rasionalisasi : Hal ini dapat menandakan insufisiensi ginjal. Intervensi
untuk mencegah kerusakan ginjal permanen.

e. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan


dengan keterbatasan kognitif.
Hasil yang diharapkan :
o Klien mengatakan paham tentang proses penyakit dan regimen pengobatan
o Klien dapat mengidentifikasikan efek samping obat dan kemungkinan
komplikasi
Intervensi
1) Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar. Termasuk orang terdekat.
Rasionalisasi : kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena
perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat
pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan, dan prognosis.
2) Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah normal, jelaskan tentang
hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak.
Rasionaliasi : memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan
tekanan darah dan mengklarifikasikan istilah medis yang sering digunakan.
3) Bantu klien dalam mengidentifikasikan faktor-faktor resiko kardiovaskuler
yang dapat diubah, misalnya obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolsterol,
pola hidup monoton, merokok, dan minum alkohol (lebih dari 60 cc/hari
dengan teratur) pola hidup stress.
Rasionalisasi : faktor-faktro resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam
menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler serta ginjal.
4) Atasi masalah pasien untuk mengidentifikasi cara dimana perubahan gaya
hidup yang tepat dapat dibuat untuk mengurangi faktor-faktor di atas.
Rasionalisasi : faktor-faktor resiko dapat meningkatkan proses penyakit atau
memperburuk gejala.
5) Bahas pentingnya menghentikan kebiasaan merokok dan bantu klien dalam
membuat rencana untuk berhenti merokok.
15

Rasionalisasi : nikotin meningkatkan pelepasan katekolamin, mengakibatkan


peningkatan frekuensi jantung, tekanan darah dan vasokontriksi, mengurangi
oksigenasi jaringan, dan meningkatkan beban kerja miokardium.
6) Jelaskan pentingnya mempertahankan pema-sukan cairan yang tepat, jumlah
yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein,
natrium (makanan asin).
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada kasus Gangguan Hipertensi adalah resiko penurunan
curah jantung tidak terjadi, intoleransi aktivitas dapat teratasi, rasa sakit kepala
berkurang bahkan hilang, klien paham mengenai kondisi penyakitnya, perfusi
jaringan kembali normal ditandai dengan tekanan darah dalam batas normal.
5. Discharge Planning
a. Berikan dorongan partisipasi aktif klien dalam program, termasuk pemantauan
mandiri tekanan darah dan diet untuk meningkatkan kepatuhan.
b. Berikan dorongan pada klien untuk tidak menggunakan alkohol karena alkohol
dapat memberikan efek sinergis dengan obat.
c. Jangan anjurkan penggunaan tembakau dan produk nikotin.
d. Berikan klien informasi tertulis mengenai efek yang diperkirakan serta efek
samping obat
e. Ajarkan klien cara untuk mengukur tekanan darah mandiri
f. Ajarkan diet rendah natrium dan dapatkan kerja sama klien dalam mengarahkan
kembali gaya hidup agar sesuai dengan panduan terapi.
C. Patoflow Diagram Kasus

BAB III
TINJAUAN KASUS
KAJIAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama yang mengkaji : Donbosko Doni Pura
Program Studi : DIII Keperawatan

Unit : Ruang rawat Inap Tgl Pengkajian : 08 Mei 2020


Ruang Kamar : Pria Waktu Pengkajian : 10.00 Wib
Tgl. Masuk RS : 5 Mei 2020 Auto Anamnese : Klien

1. IDENTIFIKASI
16

a. Klien
Nama Initial : Tn“ S “
Tempat/ Tgl Lahir (umur) : 70 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin
Jumlah Anak : -
Agama/ Suku : Katolik
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang Digunakan : Daerah
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Petani
Alamat Rumah : Dusun I-Ds.Beloaza

b. Penanggung jawab
Nama : Ny “T”
Alamat Rumah : Dusun I-Ds.Beloaja
Hubungan dengan klien : Anak kandung

2. DATA MEDIK
a. Dikirim Oleh : IGD
b. Diagnosa Medik :
1) Saat Masuk : Hipertensi
2) Saat Pengkajian : Hipertensi

3. KEADAAN UMUM
a. Keadaan Sakit : Klien tampak sakit sedang
Alasan : posisi duduk dan aktif, alat medik yang
digunakan Infus RL 20 tts/mnt di tangan kiri.
4. TANDA – TANDA VITAL
a. Kesadaran
1) Kualitatif : Compos mentis
2) Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow : > Respon motorik :6
> Respon bicara :5
> Respon Membuka Mata :4 +
Jumlah 15
Kesimpulan : Compos mentis
3) Flapping tremor/ asterixis : Negatif

b. Tekanan darah : 180/100 mmHg


17

180+2(100)
= 126 , 6 mmHg
MAP : 3 = 126,6 mmhg
Kesimpulan : Perfusi ginjal tidak memadai
c. Suhu : 36 oC, axillar
d. Pernafasan : - Frekuensi : 18 x/mnt
- Irama : teratur
- Jenis : dada

5. PENGUKURAN
a. Tinggi badan : 160 cm
b. Berat badan : 48 kg
48
2
= 19 , 2 mmHg
: (1 ,60 )
IMT

Kesimpulan : Berat badan klien normal

6. GENOGRAM

70

= Perempuan = laki-laki meninggal = Riwayat Hipertensi


= laki-laki = perempuan meninggal
= klien ------- = tinggal serumah
70

Kesimpulan : Klien tinggal dengan adik perempuannya, dalam keluarga ada riwayat
penyakit hipertensi yaitu ibunya
7. KAJIAN POLA KESEHATAN

a. Persepsi Kesehatan – Pemeliharaan Kesehatan

Riwayat Penyakit yang Pernah Dialami


Klien mengatakan pernah di rawat di rumah sakit dengan hipertensi yaitu
pada tahun 2017
1) Data Subyektif
a) Keadaan sebelum sakit
18

Klien mengatakan mempunyai penyakit hipertensi sejak 5


tahun yang lalu mempunyai kebiasaan merokok sejak umur 17 tahun,
satu hari habis 2 bungkus rokok, minum kopi 3 gelas sehari, suka
makan makanan yang asin seperti ikan asin dan teri. Klien
mengatakan pernah di rawat dan masih makan makanan yang asin,
masih merokok dan minum kopi. Klien juga mengatakan tidak
pernah berolah raga.
b) Keadaaan sejak sakit :
Klien mengatakan tanggal 5 Mei 2020 , setelah bangun tidur,
kepala pusing, perut mual, badan terasa lemah, kemudian klien pergi
ke puskesmas, kemudian dianjurkan untuk ke rawat inap. Pukul
08.00 Wib klien masuk ke IGD Puskesmas waiklibang untuk
opname. Saat pengkajian pukul 10.00 wib, klien mengeluh sakit
kepala, pendengaran berkurang, klien tampak memegangi kepalanya,
skala nyeri klien 4, ekspersi wajah klien tampak meringis.
2) Data Obyektif
Observasi
Kebersihan rambut bersih, berwarna hitam, beruban, kulit kepala,
bersih, tidak ada lesi, tidak ada ketombe, kebersihan kulit, bersih tidak
ada lesi, higiene rongga mulut bersih dan tidak berbau, kebersihan
genetalia bersih tidak ada peradangan, kebersihan anus bersih, tidak ada
haemoroid.

b. Kajian Nutrisi Metabolik


1) Data Subjektif
a) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan makan 3 x sehari, jenisnya nasi, lauk, sayur.
Suka makan makanan yang asin seperti ; ikan asin dan teri sejak
kecil. Minum air putih ± 1.000 – 1.200 cc/hari dan minum air kopi
habis 3 gelas (600 cc) per hari.
b) Keadaan Sejak Sakit
Saat klien masuk puskesmas, klien mengeluh perutnya mual,
tidak nafsu makan dan makan habis ½ porsi makan yang disediakan
rumah sakit. Pada saat pengkajian tanggal 08 Mei 2020, klien
mengatakan tidak mual lagi dan nafsu makan sudah normal. Klien
makan 3 x sehari, klien juga mampu menghabiskan porsi yang
disediakan rumah sakit. Klien minum air putih habis 6 gelas, selama
di rumah sakit klien tidak minum kopi.

2) Data Objektif
19

a) Observasi
Pada saat pengkajian, klien tampak menghabiskan satu porsi
makanan yang disediakan rumah sakit.
b) Pemeriksaan Fisik
Keadaan rambut berwarna hitam beruban, tipis dan tidak rontok,
hidrasi kulit, lembab, palpebrae tidak terdapat edema, conjungtiva
an anemis, sclera an ikterik, hidung tidak terdapat sekret dan tidak
ada polip, mukos tidak ada peradangan, rongga mulut bersih, tidak
tampak sariawan, gigi geligi tidak utuh, gigi palsu tidak ditemukan,
kemampuan mengunyah keras, klien mampu makan buah apel, lidah
bersih, tonsil tidak ditemukan pembesaran, pharing tidak ada
peradangan, kelenjar getah bening leher tidak terdapat pembesaran,
kelenjar parotis tidak ada pembesaran, kelenjar tyroid, tidak terdapat
benjolan, Pemeriksaan abdomen inspeksi bentuk simetris, bayangan
vena, tidak ditemukan, benjolan vena tidak ditemukan, auskultasi,
peristaltik usus 18 x/mnt, palpasi tidak terdapat tanda nyeri umum,
tidak ada massa, hidrasi kulit kering, tidak ada nyeri tekan R
Suprapubica, hepar tidak terdapat pembesaran, lien tidak ditemukan
pembesaran, perkusi tympani, ascites negatif, kelenjar limfe inguinal
tidak ada pembesaran. Pada pemeriksaan kulit; spider naevi, uremic
frost, icterik, edema negatif, dan tidak ada tanda-tanda radang dan
tidak ada lesi.
c) Terapi
 IVFD : RL 20 tts / menit

c. Pola Eliminasi
1) Data Subjektif
a) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan BAB 1 kali sehari, warna kuning kecoklatan,
lembut, jumlahnya sedang, bau khas, BAK 5 -6 kali sehari warna
kuning jernih.
b) Keadaan Sejak Sakit
Saat masuk rumah sakit tanggal 05 Mei 2020, klien
mengatakan belum BAB, baru setelah hari ketiga dirawat klien dapat
BAB dengan lancar. Saat pengkajian tanggal 08 Mei 2008 klien
mengatakan BAB lancar, warnanya kuning kecoklatan, lembek, bau
khas, BAK 5-6 kali.
2) Data Objektif
a) Observasi
20

Pada saat pengkajian klien tampak ke kamar mandi untuk


BAB, warnanya kuning kecoklatan, bau khas, lembek.
b) Pemeriksaan Fisik
Peritaltik usus 18 x/menit, palpasi suprapubika kandung kemih
kosong, nyeri ketuk ginjal kiri dan kanan negatif, mulut urethra,
bersih, pada pemeriksaan anus tidak ada peradangan, fisura negatif,
hemoroid negatif, prolapsus recti negatif, fisura negatif.

d. Pola Aktivitas dan Latihan


1) Data Subjektif
a) Keadaan Sebelum Sakit,
Klien mengatakan semua aktivitas dapat dilakukan secara
mandiri seperti makan, mandi dan berpakaian, dan klien tidak
pernah berolah raga karena sibuk bekerja.
b) Keadaan Sejak Sakit
Saat masuk rumah sakit, klien mengatakan badannya lemah,
semua aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat. Saat
pengkajian tanggal 08 Mei 2020 jam 10.00 Wib klien mengatakan
dapat melakukan aktivitas secara mandiri seperti makan, BAB dan
BAK.

2) Data Objektif
a) Observasi
Aktivitas harian klien seperti makan, mandi, buang air kecil
buang air besar, mobilisasi di tempat tidur, dan ambulansi dapat
beraktivitas secara mandiri, sedangkan untuk berpakaian dan
kerapian, klien dibantu orang lain. Postur tubuh klien agak
bungkuk, dan gaya jalan seimbang, tidak ada anggota gerak yang
cacat, tidak ada fiksasi dan thyroidektomi.

b) Pemeriksaan Fisik
Perfusi pembuluh perifer kuku kembali dalam 2 detik.
Pemeriksaan thoraks dan pernafasan , inspeksi bentuk thoraks
simetris, stridor, dypsnea d’effort dan sianosis negatif, palpasi vocal
fremotus kiri dan kanan teraba sama, perkusi sonor, batas paru hepar
ICS 5, Auskultasi suara nafas vesikuler, suara ucapan jelas dan tidak
ada suara tambahan.
Pemeriksaan jantung, inspeksi ictus cordis tampak pada ICS 5 dan
klien tidak menggunakan alat pacu jantung, palpasi ictus cordis teraba
pada ICS 5 dan thrill negatif, perkusi batas atas jantung ICS 2, batas
kanan jantung linea strenalis kanan, batas kiri jantung linea medio
21

klavikula, auskultasi bunyi jantung IIA, IIP, IT, IM semuanya bunyi


tunggal, bunyi jantung III Irama gallop negatif, murmur negatif, HR ;
84 x/menit.
Pemeriksaan lengan dan tungkai, atrofi otot negatif, rentang gerak
negatif, tidak ada mati sendi dan kaku sendi, uji kekuatan otot kiri dan
kanan pada skala 5. Reflex fisiologik baik, mampu menggenggam
tangan kiri dan kanan, reflek patologik babinski kiri dan kanan
negatif, clubbing jari-jari dan varices tungkai negatif, columna
vertebralis inspeksi kelainan bentuk tidak ditemukan, palspasi nyeri
tekan negatif, N.III – IV – VI bola mata klien dapat digerakkan ke
segala arah N VIII Rombeng test negatif, N. XI mengangkat bahu
dengan baik, kaku duduk negatif.
e. Pola Tidur dan Istirahat
1) Data Subjektif
a) Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan jarang tidur siang, tidur malam hari 6 -7
jam, tidak pernah menggunakan obat tidur dan tidak ada gangguan
pola tidur. Klien tidur siang selama 1 jam.
b) Keadaan sejak sakit
Saat masuk rumah sakit tanggal 05 Mei 2020, klien mengatakan
tidak bisa tidur karena nyeri kepala, saat pengkajian tanggal 08 Mei
2020, Klien mengatakan tidak ada gangguan tidur, tidur siang 2 jam
dan malam 8 jam.
2) Data Objektif
Observasi
Ekspresi wajah mengantuk negatif dan tidak banyak menguap,
palpebrae inferior tidak berwarna gelap.

f. Pola Kognitif – Perseptual


1) Data Subjektif
a) Keadaan Sebelum Sakit
Klien mengatakan pendengarannya berkurang sejak umur 16
tahun, karena gendang telinganya kanan pecah sehingga mengalami
masalah dalam berkomunikasi, penglihatannya agak kabur,
sehingga apabila membaca tulisan kecil harus menggunakan kaca
mata.
b) Keadaan Sejak Sakit
Saat masuk rumah sakit tanggal 05 Mei 2020, klien
mengatakan pendengarannya berkurang, sehingga mengalami
gangguan komunikasi. Saat pengkajian tanggal 08 Mei 2020 Klien
22

mengatakan pendengarannya berkurang akibat gendang telinganya


pecah saat umur 16 tahun dan klien mengalami masalah komunikasi
dengan perawat.
2) Data Objektif
a) Observasi
Klien tidak tampak menggunakan alat bantu penglihatan
karena tidak membawa kaca mata dan tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
b) Pemeriksaan Fisik
Penglihatan cornea jernih tidak ada katarak, visus dapat
membaca tulisan dengan ukuran huruf 28 font pada jarak 50 cm,
pupil isokor, lensa mata jelas, Tekanan intra ocular (TIO) kanan kiri
sama, Pendengaran pina simetris, canalis jernih tidak terdapat
serumen, membran tympani tidak utuh, tes pendengaran telinga
kanan kurang, NI : klien mampu menghidu bau minyak kayu putih,
NII klien mampu membaca tulisan ukuran 28 font pada jarak 50
cm, N V sensorik klien mampu merasakan gerakan kassa pada
wajah dengan mata tertutup, N VII sensorik klien mampu
merasakan manis pada teh manis, N VIII pendengaran, klien tidak
mampu mendengar gesekan rambut pada telinga kanan, Tes
Romberg klien tidak mampu berdiri dengan satu kaki.
g. Pola Persepsi Diri / Konsep Diri
1) Data Subjektif
a) Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan seorang duda dan bekerja sebagai petani, dan
klien menerima keadaan sekarang ini dan tidak merasa putus asa.
b) Keadaan sejak sakit,
Saat pengkajian tanggal 08 Mei 2020, klien mengatakan tidak
merasa putus asa dan malu dengan keadaanya sekarang.
2) Data Objektif
a) Observasi
Kontak mata cukup, rentang perhatian penuh, suara dan cara bicara
jelas, postur tubuh agak bungkuk
b) Pemeriksaan Fisik
Kelainan bawaan yang nyata tidak ditemukan, abdomen, bentuk
simetris, bayangan vena tidak ada, benjolan massa tidak teraba, kulit
: Lesi kulit tidak ada

h. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama


1) Data Subjektif
23

a) Keadaan sebelum sakit


Klien mengatakan tinggal dengan adik perempuannya, hubungan
klien dengan keluarga, masyarakat sekitar rumah terjalin dengan
baik.
b) Keadaan sejak sakit ,
Saat masuk Puskesmas tanggal 05 Mei 2020, klien mengatakan
hubungan dengan keluarga harmonis. Pada saat pengkajian tanggal
08 Mei 2020 klien mengatakan selama di rumah sakit hubungan
dengan keluarga, klien lain, perawat, dokter terjalin dengan baik.

2) Data Objektif
Observasi
klien. selalu didampingi dan diberi support oleh keluarganya dan dapat
bekerja sama baik dengan perawat

i. Pola Reproduksi - Seksual


1) Data Subjektif
a) Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan mempunyai anak dan isterinya meninggal 4
tahun yang lalu.
b) Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan sebagai seorang laki-laki dan tidak memiliki
penyakit kelamin

2) Data Objektif
Observasi
Klien berpakaian dan bertingkah laku sesuai dengan jenis kelaminnya. Dan
tidak ada perilaku yang menyimpang.

j. Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress


1) Data Subjektif
a) Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan sering jalan-jalan apabila stress, sehingga
stress hilang, jika ada masalah selalu diceritakan dengan anak dan
dipecahkan bersama.
b) Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan cemas kalau penyakitnya akan bertambah
parah, karena sudah 1 kali masuk rumah sakit.

2) Data Objektif
24

a) Observasi
Klien tampak gelisah
b) Pemeriksaan Fisik
Tekanan : 180 / 100 mmHg, HR : 84 x /menit, Kulit tidak basah

k. Pola Sistem Nilai Kepercayaan / Keyakinan


1) Data Subjektif
a) Keadaan sebelum sakit
Klien mengatakan beragama Katolik, jarang melakukan ibadah,
di Gereja karena sibuk bekerja, tetapi klien tetap rajin berdoa
dirumah.
b) Keadaan sejak sakit
Klien mengatakan beragama Katolik, walaupun saat ini sakit
saya bisa berdoa di tempat tidur.

2) Data Objektif
Klien tampak mengucapkan doa sebelum makan, klien tampak tabah
dalam menghadapi penyakit ini.

yang mengkaji

( Donbosko Doni Pura )

8. Daftar Obat

9. Patoflow Kasus

10. ANALISIS DATA


Nama/Umur : Tn. ‘S’ / 70 Tahun
Ruang / Kamar : Rawat Inap
Tabel 3-1 : Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. Data Subyektif : Peningkatan tekanan Nyeri Kepala
- Klien mengatakan kepala terasa vaskuler serebral
pusing
Data Obyektif
- Klien tampak memegangi
kepalanya
- Saat dikaji skala nyeri klien 4
- Ekspresi wajah klien tampak
meringis
- Tanda-tanda vital :
25

TD : 180/100 mmHg
N : 82 x/mnt
P : 18 x/mnt
S : 36 0C

2. Data Subyektif Kerusakan Gangguan


- Klien mengatakan pendengaran- neuromuskuler komunikasi
nya berkurang sejak umur 16 tahun
gendang telinga kanannya pecah
akibat sering membersihkan telinga
sehingga saya mengalami
gangguan dalam pendengaran.
Data Obyektif
- Saat berkomunikasi klien sering
tidak mengerti apa yang diucapkan
perawat
- Pada saat pemeriksaan fisik
gendang telinga tidak utuh

No Data Etiologi Masalah


3. Data Subyektif : Kurangnya informasi Kurang pengetahuan
- Klien mengatakan tidak tahu mengenai kondisi
kenapa penyakitnya kambuh lagi. rencana pengobatan
- Klien sering bertanya tentang
penyakitnya
Data Obyektif
- Klien sudah masuk rumah sakit 2
kali dengan hipertensi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama/Umur : Tn. ‘S’ / 70 Tahun


Ruang / Kamar : Rawat Inap
Tabel 3-2: Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Nama


I Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan Donny
vaskuler serebral ditandai dengan :
Data Subyektif :
- Klien mengatakan kepala terasa pusing
Data Obyektif
- Klien tampak memegangi kepalanya
- Saat dikaji skala nyeri klien 4
- Ekspresi wajah klien tampak meringis
- Tanda-tanda vital :
TD : 180/100 mmHg
N : 82 x/mnt
26

P : 18 x/mnt
S : 36 0C

Gangguan Komunikasi berhubungan dengan kerusakan


II neuromuskuler ditandai dengan : Donny
Data Subyektif
- Klien mengatakan pendengarannya berkurang sejak
umur 16 tahun gendang telinga kanannya pecah
akibat sering membersihkan telinga sehingga saya
mengalami gangguan dalam pendengaran.
Data Obyektif
- Saat berkomunikasi klien sering tidak mengerti apa
yang diucapkan perawat
- Pada saat pemeriksaan fisik gendang telinga tidak
utuh dengan menggunakan pen light.

No Diagnosa Keperawatan Nama


3. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi rencana Donny
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi
ditandai dengan :
Data Subyektif :
- Klien mengatakan tidak tahu kenapa penyakitnya
kambuh lagi.
- Klien sering bertanya tentang penyakitnya.
Data Obyektif
- Klien sudah masuk rumah sakit 1 kali dengan
hipertensi
27

C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama/Umur : Tn. ‘S’ / 70 Tahun
Ruang / Kamar : Lukas Rawat Inap
Tabel 3-3: Rencana Keperawatan
Hasil Yang Nama
No Diagnosa Keperawatan Rencana tindakan Rasional
diharapkan Jelas
1. Nyeri kepala berhubungan Tujuan jangka panjang: 1. Kaji tingkat nyeri yang 1. Untuk mengetahui tingkat Donny
dengan peningkatan tekanan Nyeri kepala hilang dirasakan klien nyeri klien sehingga
vaskuler serebral yang Tujuan jangka pendek mempermuda dalam
ditandai dengan : dalam waktu 2 x 24 jam pemberian tindakan
Data Subyektif : klien tidak lagi pusing
- Klien mengatakan kepala 2. Observasi tanda-tanda 2. Adanya nyeri dapat
kepala terasa pusing Kriteria hasil : vital mempengaruhi perubahan
Data Obyektif - Skala nyeri klien 2 tanda-tanda vital
- Klien tampak - Klien tampak rileks.
memegangi kepalanya - Tanda-tanda vital 3. Mempertahankan tirah 3. Meminimalkan stimulasi /
- Saat dikaji skala nyeri dalam batas normal baring selama fase akut meningkatkan relaksi
klien 4 TD = 120/80 mmHg
- Ekspresi wajah klien S = 36,5-37,5 OC 4. Ajarkan klien untuk 4. Dengan teknik relaksasi
tampak meringis N = 60-90 /menit relaksasi saat nyeri timbul dapat mengurangi nyeri.
- Tanda-tanda vital : P = 20-26 x/menit
TD : 180/100 mmHg 5. Hilangkan /minimalkan 5. Aktivitas yang dapat
N : 82 x/mnt aktivitas vasokontriksi meningkatkan
P : 18 x/mnt yang dapat meningkatkan vasokontriksi
S : 36 0C sakit kepala, misalnya menyebabkan sakti kepala
mengejan saat BAB, pada adanya peningkatan
batuk panjang, mem- tekanan vaskuler serebral
bungkuk
6. Libatkan keluarga dalam 6. Keterlibatan keluarga dapat
mendampingi klien memberikan rasa nyaman
pada klien sehingga dapat
menurunkan ketegangan
28

Hasil Yang Nama


No Diagnosa Keperawatan Rencana tindakan Rasional
diharapkan Jelas
7. Kolaborasi dalam 6. Menurunkan / me-ngontrol Donny
pemberian analgesic nyeri dan menurunkan
sesuai indikasi rangsang sistem saraf
simpatis
2. Gangguan Komunikasi Tujuan jangka panjang: 1. Kaji penyebab kerusakan 1. Mengetahui penyebab Donny
berhubungan dengan Tidak terjadi gangguan pendengaran kerusakan pendengaran
kerusakan neuromuskuler komunikasi yang mengganggu proses
yang ditandai dengan Tujuan jangka pendek komunikasi
Data Subyektif dalam waktu 1 x 60 2. Berikan lingkungan yang 2. Membantu untuk meng-
- Klien mengatakan menit klien dapat tenang dan tidak kacau hindari masukn sensori
pendengaran-nya berkomunikasi dengan pendengaran yang ber-
berkurang sejak umur 16 baik lebihan dengan menguta-
tahun gendang telinga makan kualitas yang tenang
kanannya pecah akibat dan konsisten
sering membersihkan 3. Meningkatkan pendengaran
3. Dekati individu dari sisi
telinga sehingga saya yang pendengarannya dan pengertian klien.
mengalami gangguan lebih baik, misalnya jika
dalam berkomunikasi pendengarannya lebih
Data Obyektif baik pada telinga kiri,
- Saat berkomunikasi dekati orang tersebut dari
klien sering tidak sebelah kiri.
mengerti apa yang 4. Dapat meningkatkan
4. Anjurkan untuk
diucapkan perawat menggunakan alat bantu masukan sensori,
- Pada saat pemeriksaan pendengaran membatasi / menurunkan
fisik gendang telinga kesalahan interprestasi
tidak utuh stimulasi
29

Hasil Yang Nama


No Diagnosa Keperawatan Rencana tindakan Rasional
diharapkan Jelas
3. Kurangnya pengetahuan Tujuan jangka panjang: 1. Kaji tingkat pemahaman 1. Mengidentifikasi Donny
mengenai kondisi rencana Pengetahuan klien klien tentang pengertian, tingkat pengetahuan
pengobatan berhubungan dengan tentang penyakit penyebab, tanda dan klien tentang proses
kurangnya informasi yang meningkat gejala, pencegahan, penyakit hipertensi dan
ditandai dengan Tujuan jangka pendek pengobatan dan akibat mempermudah dalam
Data Subyektif : dalam waktu 1 x 30 lanjut. menentukan inervensi
- Klien mengatakan tidak tahu menit klien mengerti 2. Jelaskan pada klien 2. Meningkatkan
kenapa penyakitnya kambuh tentang penyakitnya tentang proses hipertensi pemahaman dan
lagi. Kriteria hasil : (pengertian, penyebab, pengetahuan klien
Data Obyektif - Klien dapat tanda dan gejala, tentang proses
- Klien tampak sering menyebutkan pencegahan, pengobatan penyakit hipertensi.
bertanya tentang pengertian, tanda dan akibat lanjut)
penyakitnya. dan gejala serta 3. Bantu klien dalam 3. Faktor-faktor resiko ini
Klien sudah masuk rumah penyebab mengidentifikasikan telah menunjukkan
sakit 1 kali dengan hipertensi penyakitnya faktor-faktor resiko hubungan dalam
kardiovaskuler yang dapat menunjang hipertensi
diubah, misalnya obesitas, dan penyakit
diet tinggi lemak jenuh, kardiovaskuler.
dan kolsterol, pola hidup
monoton, merokok, dan
minum alkohol (lebih dari
60 cc/hari dengan teratur)
pola hidup stress
30

Hasil Yang Nama


No Diagnosa Keperawatan Rencana tindakan Rasional
diharapkan Jelas
3. 4. Bahas pentingnya 4. Nikotin, meningkatkan Donny
menghentikan kebiasaan pelepasan dan
merokok dan bantu klien katekolamin,
dalam membuat rencana mengakibatkan
untuk berhenti merokok. peningkatan frekuensi
jantung, Tekanan
darah, vasokontriksi,
mengurangi
oksigenasijaringan dan
meningkatkan beban
kerja kardiovaskuler.
5. Jelaskan pentingnya 5. Kafein adalah stimulan
mempertahankan pema- jantung dan dapat
sukan cairan yang tepat, memberikan efek
jumlah yang diper- merugikan dan
bolehkan, pembatasan toleransi terhadap
seperti kopi yang kemajuan aktivitas.
mengandung kafein,
natrium (makanan asin).
31

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Nama/Umur : Tn. ‘S’ / 70 Tahun


Ruang / Kamar: Rawat Inap
Tabel 3-5 : Evaluasi Keperawatan
Tanggal/ Jam Nama
Pelaksanaan Keperawatan
DP Jelas
08 Mei 07.0 - Mengkaji keadaan umum klien, Donny
2020 Klien tampak sakit sedang, klien tampak baring di
I tempat tidur, terpasang infuse Asering 20 tetes/menit
di tangan kiri
Donny
- Mengkaji tingkat nyeri,
07.1 Klien mengatakan nyeri kepala dan tampak
memegangi kepala, nyeri kepala klien pada skala 4

- Mengukur tanda-tanda vital, Donny


Tekanan darah 180/100 mmHg, Nadi : 82 x/menit,
07.3 pernafasan : 18 x/menit, suhu : 36 0C

- Menganjurkan klien tirah baring untuk mengurangi Donny


timbulnya nyeri.
Klien tampak istirahat di tempat tidur didampingi
08.0 keluarga

- Ajarkan klien untuk menarik nafas dalam dan Donny


mengeluarkannya melalui mulut, bila nyeri timbul.
Klien mampu mempraktekan tehnik relaksasi bila
nyeri timbul.
08.2
- Memberi obat oral triayec 5 mg, trizedan 1 tab, Donny
intervask 1 tab.
Klien tampak minum obat yang diberikan

- Klien mengeluh kepala pusing, Donny


09.0 Mengatur posisi klien semi fowler.
Klien mengatakan pusing berkurang dan merasa
nyaman

09.2

Tanggal/ Jam Nama


Pelaksanaan Keperawatan
DP Jelas
09.3 - Menjelaskan kepada klien aktivitas yang dapat Donny
memicu nyeri kepala seperti mengejan dengan keras
saat BAB atau membungkuk
- Klien mengerti penjelasan yang diberikan perawat

- Mengobservasi tanda-tanda vital klien, Donny


10.0 Tekanan darah : 170/90 mmHg, N : 84 x/mnt, P :
18x/mnt, S : 36 0C
32

- Menganjurkan keluarga untuk mendampingi klien. Donny


Keluarga tampak ada disamping klien.
10.1
Donny
- Mengevaluasi keadaan klien : Team
Klien mengatakan kepala masih pusing

13.0 - Mengobservasi klien, klien tampak istirahat di tempat Team


tidur. Klien diukur suhu dan nadi

- Klien diperiksa dr. Cici, instruksi : dapat terapi ulang, Team


14.0 obat cedocard 3 x 1 tab
Team
- Klien minum obat oral cedocard 3 x 1tab
Team
17.1 - Klien tampak sudah tirah baring
Team
- Klien diberi obat malam, Lipitor 1 tab

19.0 - Klien tampak istirahat ditempat tidur

20.0

21.4

24.0

09 Mei 07.0 - Mengkaji keadaan umum klien, Donny


2020 Klien tampak sakit sedang, klien tampak baring di
II tempat tidur, terpasang infuse RL 20 tetes/menit di
tangan kiri

- Mengkaji penyebab gangguan pendengaran klien Donny


07.2 Klien mengatakan telinga kanan klien gendang
telinganya pecah, akibat sering dibersihkan dengan
cotton bud sejak umur 16 tahun

07.3 - Mengukur tanda-tanda vital, Donny


Tekanan darah 180/100 mmHg, Nadi : 82 x/menit,
pernafasan : 18 x/menit, suhu : 36 0C

- Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi Donny


08.4 pasien dengan memasang scarem dan membatasi
jumlah pengunjung.
Klien tampak berbaring ditempat tidur

- Memberikan penjelasan kepada keluarga untuk Team


berbicara dengan klien dari arah telinga yang baik
10.0 yaitu telinga sebelah kanan.
Team
- Menyarankan kepada klien untuk memakai alat bantu
pendengaran bila diperlukan.
Klien tampak mempertimbangkan saran yang Team
11.0 diberikan perawat.
33

0 Team
- Klien diperiksa dr. Cici, instruksi : dapat terapi ulang,
obat cedocard 3 x 1 tab Team

- Klien minum obat oral cedocard 3 x 1tab Team


17.1
- Klien tampak sudah tirah baring Donny

- Klien diberi obat malam, Lipitor 1 tab


19.0
0 - Klien tampak istirahat ditempat tidur Donny

20.0
10 mei - Mengkaji keadaan umum klien,
2020 Klien tampak sakit sedang, klien tampak baring di Donny
III 21.4 tempat tidur, terpasang infuse Rl 20 tetes/menit di
tangan kiri.

24.0 - Mengukur tanda-tanda vital,


Tekanan darah 180/100 mmHg, Nadi : 82 x/menit, Doony
pernafasan : 18 x/menit, suhu : 36 0C

07.0

- Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit Donny


yang diderita,
07.3 klien mengatakan tidak tahu kenapa bisa masuk rumah
sakit lagi.

- Memberi penyuluhan kepada klien tentang penyakit Donny


hipertensi (penyebab, tanda dan gejala dan komplikasi
yang dapat terjadi)
Klien mengerti tentang penyebab dan tanda dan gejala.

- Mengkaji pola hidup klien, Donny


09.1 Klien mengatakan merokok sejak umur 17 tahun, satu
hari sampai habis 2 bungkus rokok, suka minum kopi
3 gelas sehari, makan makanan yang asin seperti ikan
asin dan teh sejak kecil. Sudah masuk rumah sakit 1
kali, pola hidup masih dilakukan

09.4

10.1

10.3 - Memberi penyuluhan kepada klien tentang akibat dari Donny


merokok, minum kopi dan makanan asin, serta
komplikasi hipertensi di usia lanjut.
Klien mengatakan akan mengubah, pola hidupnya.

- Mengevaluasi pengetahuan klien tentang hipertensi. Donny


11.0 Klien mengatakan sudah mengerti tentang penyebab
hipertensinya adalah minum kopi dan makan makanan
yang asin-asin sejak kecil, merokok dan klien akan
mengurangi kebiasaannya itu.
34

- Mengobservasi klien, klien tampak istirahat di tempat Team


tidur.Klien diukur suhu dan nadi
14.0
- Klien diperiksa dr. Cici, instruksi : dapat terapi ulang, Team
obat cedocard 3 x 1 tab

17.1 - Klien minum obat oral cedocard 3 x 1tab Team

- Klien tampak sudah tirah baring Team

19.0 - Klien diberi obat malam, Lipitor 1 tab Team

- Klien tampak istirahat ditempat tidur Team


20.0

21.4

24.0

10 Mei 06.0 - Keadaan umum klien sudah membaik, klien tampak Team
2020 sudah bangun dari tidur, klien tampak didampingi
I keluarga

- Klien personal hygiene mandiri Team


07.0
- Klien makan pagi Team

08.0 - Memberi obat oral triayec 5 mg, trizedan 1 tab, Team


intervask 1 tab.

09.0 - Klien istirahat didampingi keluarga Team

- Klien makan siang Team

10.0 - Mengevaluasi keadaan klien, Donny


Klien mengatakan tidak pusing lagi, rencana mau
pulang
12.0
- Mengobservasi klien, Donny
Keadaan umum klien membaik, klien tampak istirahat,
13.0 masih terpasang infuse RL 20 tts / menit

- Mengobservasi tanda-tanda vital klien, tekanan darah : Donny


140/70 mmHg, N : 80 x/mnt, P : 18x/mnt, S : 36 0C

15.0 - Menganjurkan kepada keluarga klien untuk Donny


mendampingi klien (misalnya menemani klien bila
sedang mengalami beban pikiran)

- Melepas infus klien Donny


16.0
- Klien pulang beres Donny

- Keadaan umum klien sudah membaik, klien tampak Team


10 Mei 17.0 sudah bangun dari tidur, klien tampak didampingi
2020 keluarga
II
- Klien personal hygiene mandiri Team
35

17.3 - Klien makan pagi 1 porsi Team

18.0 - Memberi obat oral triayec 5 mg, trizedan 1 tab, Team


intervask 1 tab.

06.0 - Klien istirahat didampingi keluarga Team

- Klien makan siang Team

- Klien mengatakan pendengarannya masih kurang Donny


07.0 sehingga mengalami hambatan dalam berkomunikasi
- Anjurkan klien untuk menggunakan alat bantu
pendengaran.
08.0 Donny
- Melepas infuse klien

- Klien pulang beres. Donny


09.0

10.0

12.0

16.0

17.0

17.3

EVALUASI KEPERAWATAN

Nama/Umur : Tn. ‘S’ / 70 Tahun


Ruang / Kamar: Ruang Rawat Inap
TABEL 3.7 EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal DP Evaluasi SOAP Nama


36

Jelas
05/5/2020 1 S : Klien mengatakan pusing kepala mulai berkurang Donny
O : Klien tampak memegangi kepalanya
A : nyeri kepala masih ada
P : intervensi 2 dan 6 diteruskan

05/5/2020 II S : Klien mengatakan gangguan pendengaran masih


ada
O : Klien tampak kurang fokus bila berbicara dengan
perawat
A : Gangguan komunikasi masih ada
P : Intervensi 4 diteruskan
05/5/2020 III S : Klien mengatakan sudah mengerti tentang penyebab
hipertensinya.
O : Klien tampak kurang fokus bila berbicara dengan
perawat
A : Gangguan komunikasi masih ada
P : intervensi dan diteruskan
06/05/2020 1 S : Klien mengatakan pusing berkurang Donny
O : Skala nyeri klien 2
A : nyeri kepala masih ada
P : intervensi dihentikan
07/5/2020 II S : Klien mengatakan gangguan pendengaran masih
ada
O : klien masih kurang focus bila berbicara dengan
perawat.
A : Gangguan komunikasi masih ada
P : Intervensi 4 diteruskan

BAB IV

PEMBAHASAN
37

Setelah penulis mempelajari teori tentang Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan gangguan
sistem kardiovaskuler ; hipertensi dan melakukan secara langsung asuhan keperawatan pada pasien
Tn. ‘S’ ternyata antara teori dengan yang ditemukan dalam praktek lapangan terdapat kesenjangan.
Hal ini disebabkan karena tingkat kegawatan, persepsi individu, dan pemahaman terhadap penyakit
yang dialami saat ini.
Adapun uraian mengenai kesenjangan yang penulis amati dan dapatkan mulai dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebagai berikut ;

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, oleh karena itu penulis perlu
melakukan secara teliti, cermat dan sistematis melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik
secara langsung, serta di dukung oleh sumber-sumber seperti catatan medik dan hasil pemeriksaan
penunjang.
Setelah penulis secara cermat mempelajari teori pengkajian pasien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler ; hipertensi, maka penulis mendapatkan tanda dan gejala yang khas berdasarkan teori
yaitu : peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, susah tidur, pusing, denyut nadi meningkat, mual
muntah, sesak nafas, dan noturia (kencing di malam hari) pandangan menjadi kabur (Faqih
Ruhyanudin, 2007)
Pada pengkajian pasien Tn.’S’ dengan gangguan sistem kardiovaskuler ; hipertensi, penulis
menemukan tanda dan gejala sebagai berikut : nyeri kepala (pusing).
Berdasarkan uraian di atas penulis pada dasarnya menemukan kesamaan dari tanda dan gejala
antara teori dengan pengkajian keperawatan namun tidak semua tanda dan gejala tersebut penulis
temukan dalam pengkajian secara langsung terhadap pasien Tn.”S” dengan gangguan sistem
kardiovaskuler ; hipertensi karena pasien sudah mengalami tindakan tindakan keperawatan sejak
tanggal 05 Mei 2020. Pengkajian yang
5 penulis lakukan adalah pada hari ketiga sejak pasien mulai
masuk Puskesmas, sehingga tanda dan gejala yang timbul telah teratasi sebagian.
Dalam melakukan pengkajian penulis tidak mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data pada
pasien Tn.”S” karena pasien sangat kooperatif dan data-data pendukung lainnya telah penulis
dapatkan dari hasil keperawatan sebelumnya.

B. Diagnosa Keperawatan
Dignosa keperawatan ditegakkan berdasarkan analisa data yang di dapat pada waktu pengkajian.
Masalah yang di dapat bersifat faktual dan potensial yang dapat diatasi atau dikurangi serta di cegah
dengan tindakan keperawatan.
Dalam diagnosa keperawatan secara teori dengan gangguan sistem kardiovaskuler ; hipertensi,
penulis menemukan beberapa diagnosa keperawatan yaitu :
1. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
3. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan iskemia
4. Resiko tinggi terhadap gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan sirkulasi darah tidak stabil.
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi
38

Sedangkan melalui pengkajian dan penganalisaan data yang penulis lakukan pada pasien Tn. ‘S’
dengan gangguan sistem kardiovaskuler ; hipertensi, penulis uraikan menjadi diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
1. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
2. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
3. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi rencana pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi
Diagnosa keperawatan secara teori, tidak seluruhnya ditemukan pada kasus pasien Tn. ‘S’ dengan
gangguan sistem kardiovaskuler ; hipertensi, yaitu untuk diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan fisik, resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan iskemia, resiko tinggi terhadap gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan sirkulasi darah
tidak stabil tidak ditegakkan pada saat pengkajian tanggal 08 Mei 2020 karena telah dilakukan
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut dan pasien mulai berangsur pulih setelah
dilakukan perawatan selama 3 hari di Puskesmas.
Selain itu untuk diagnosa keperawatan gangguan komunikasi berhubungan dengan kerusakan
neuromuskuler penulis tegakkan, karena dalam melakukan pengkajian tanda dan gejala yang
menunjukkan adanya kerusakan gendang telinga pasien sebelah kiri.

C. Rencana Keperawatan
Perencanaan merupakan mata rantai antara penerapan kebutuhan pasien dengan melaksanakan
tindakan keperawatan. Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan teori yang disesuaikan dengan
kondisi pasien saat dikaji. Dalam membuat perencanaan, penulis membuat prioritas masalah sesuai
dengan kebutuhan Maslow yaitu mengutamakan kebutuhan dasar biologis kemudian menyusul
kebutuhan yang lain. Pada prinsipnya perencanaan ini disusun dalam rangka mengurangi dan
mengatasi serta mencegah masalah kesehatan yang mungkin pada pasien. Dalam membuat
perencanaan diperlukan kolaborasi dengan team kesehatan yang lain seperti dokter dan petugas
kesehatan lainnya.
Pada prinsipnya perencanaan disusun dalam rangka mengurangi dan mengatasi masalah pasien
sehingga tindakan yang dilakukan tidak menyimpang dari hasil yang diharapkan.
Adapun rencana keperawatan pada Tn.”S” dengan gangguan sistem kardiovaskuler ; hipertensi
antara lain :
1. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Rasionalisasi : kaji tingkat nyeri yang dirasakan klien, observasi tanda-tanda vital,
mempertahankan tirah baring selama fase akut, ajarkan klien untuk relaksasi saat nyeri timbul,
hilangkan /minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya
mengejan saat BAB, batuk panjang, mem-bungkuk, libatkan keluarga dalam mendampingi klien.
Kolaborasi dalam pemberian analgesic sesuai indikasi.
2. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
Rasionalisasi : kaji penyebab kerusakan pendengaran, berikan lingkungan yang tenang dan tidak
kacau, dekati individu dari sisi yang pendengarannya lebih baik, misalnya jika pendengarannya
39

lebih baik pada telinga kiri, dekati orang tersebut dari sebelah kiri, anjurkan untuk menggunakan
alat bantu pendengaran
3. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi rencana pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi
Rasionalisasi : kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
pencegahan, pengobatan dan akibat lanjut, jelaskan pada klien tentang proses hipertensi
(pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, pengobatan dan akibat lanjut), bantu klien
dalam mengidentifikasikan faktor-faktor resiko kardiovaskuler yang dapat diubah, misalnya
obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolsterol, pola hidup monoton, merokok, dan minum alkohol
(lebih dari 60 cc/hari dengan teratur) pola hidup stress., bahas pentingnya menghentikan kebiasaan
merokok dan bantu klien dalam membuat rencana untuk berhenti merokok, jelaskan pentingnya
mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti
kopi yang mengandung kafein, natrium (makanan asin).
D. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan merupakan realisasi dari rencana keperawatan. Dalam melaksanakan
tindakan keperawatan pada pasien Tn. ‘S’ dengan gangguan sistem kardiovaskuler ; hipertensi tidak
banyak mengalami kesulitan sampai dengan penyusunan karya tulis ini.
Adapun tindakan keperawatan pada pasien Tn.”S” dengan gangguan sistem kardiovaskuler ;
hipertensi antara lain :
1. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tindakan keperawatan yang dilakukan mengkaji tingkat nyeri klien, mengobservasi tanda-tanda
vital, menganjurkan klien untuk tirah baring untuk mengurangi timbulnya nyeri, mengajarkan
klien teknik relaksasi seperti menarik nafas dalam bila nyeri timbul, menjelaskan kepada klien
aktivitas yang dapat memicu nyeri kepala seperti mengejan saat BAB, menganjurkan keluarga
untuk mendampingi klien berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik.
2. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
Tindakan keperawatan yang dilakukan mengkaji penyebab gangguan pendengaran klien,
memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi pasien, memberikan penjelasan kepada
keluarga untuk berbicara dengan klien dari arah telinga yang baik, menyarankan kepada klien
untuk menggunakan alat bantu pendengaran jika diperlukan.
3. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi rencana pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi.
Tindakan keperawatan yang dilakukan Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit yang
diderita, member penyuluhan kepada klien tentang penyakit hipertensi, mengkaji pola hidup klien,
memberikan penyuluhan kepada klien akibat dari merokok, minum kopi, dan makanan asin.
Rencana keperawatan yang disusun berdasarkan kebutuhan pasien dapat dilaksanakan semua
terhadap pasien karena pasien berangsur lebih baik secara perlahan dan memerlukan waktu yang lama
dan dapat mematuhi anjuran dan pengarahan dari tim kesehatan. Namun untuk rencana untuk
memberikan alat bantu pendengaran, klien masih mempertimbangkannya karena biaya yang cukup
mahal untuk alat tersebut.
40

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan asuhan keperawatan dan
didokumentasikan secara tertulis di dalam catatan keperawatan. Ini dapat dilihat berdasarkan tujuan,
kriteria hasil yang telah disusun dengan apa yang dicapai selama tahap pelaksanaan. Pada kasus
pasien Tn. ‘S’ di dapat empat diagnosa keperawatan setelah dilakukan pelaksanaan sesuai rencana
tindakan dapat di evaluasi.
Setelah sebelumnya pasien dirawat di Puskesmas mulai tanggal 5 Mei 2020 dan penulis
melaksanakan pengkajian pada tanggal 08 Mei 2020 maka semua intervesi dihentikan karena pasien
pulang beres pada tanggal 10 Mei 2020
Pasien berangsur-angsur baik dan pasien menunjukkan hasil keperawatan sebagai berikut :
1. Nyeri berkurang dan ekspresi wajah pasien tampak tenang dengan skala nyeri 2
2. Tidak terjadi gangguan komunikasi
3. Klien mengerti tentang proses, penyebab, dan perawataan dari penyakit hipertensi.
Berhubung pasien berangsur baik dan pulang beres, maka perawat menganjurkan untuk menjaga
kebersihan luka, meminum obat secara teratur dan melakukan kontrol ulang sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan, serta menjaga pola makan agar tidak terjadi konstipasi.

BAB V

PENUTUP
41

A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler ; hipertensi,
khususnya pada pasien Tn. ‘S’ yang dirawat di rawat inap. Penulis melakukan pengkajian mulai dari
tanggal 08 Mei 2020 sampai dengan 10 Mei 2020, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pada saat pengkajian penulis mengalami hambatan dengan klien, karena klien memiliki gangguan
pendengaran. Dalam mengumpulkan data dan menemukan masalah keperawatan penulis
memperoleh data melalui pemeriksaan fisik secara langsung kepada pasien dan data penunjang
lain seperti pemeriksaan laboratorium, akan tetapi tidak semua masalah keperawatan yang ada
dalam teori ditemukan pada pasien dengan penyakit yang sama.
2. Dari hasil pengkajian akhirnya dapat dirumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan tanda dan
gejala yang ada pada pasien. Diagnosa Keperawatan yang diangkat oleh penulis untuk pasien Tn.
“S” dengan gangguan sistem kardiovaskuler ; hipertensi antara lain :
a. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
b. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
c. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi rencana pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi
3. Perencanaan yang dibuat untuk menyelesaikan masalah pasien berdasarkan diagnosa keperawatan
yang sesuai dengan kondisi pasien, kemampuan penulis dan fasilitas Puskesmas waiklibang
kerjasama dengan team medis lainnya sehingga terjadi kesinambungan dalam melakukan tindakan
keperawatan, dengan demikian rencana yang disusun dapat dilaksanakan kepada pasien.
4. Pelaksanaan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai dengan perencanaan keperawatan yang
dibuat, tetapi tidak semua rencana keperawatan secara teoritis dilakukan implementasi
dikarenakan melihat kondisi pasien.
75
5. Evaluasi keperawatan dilakukan setiap pergantian jam dinas. Bila masalah belum teratasi maka
rencana dilanjutkan kembali. Evaluasi masalah yang dilakukan pada pasien Tn. ‘S’ tidak
semuanya teratasi karena klien masih mengalami gangguan pendengaran dan intervensi
dihentikan karena pasien pulang beres.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi beberapa saran, antara lain :
1. Perawat hendaknya meningkatkan kerja sama dengan pasien dan keluarga untuk menggali
permasalahan dan keluhan pasien sehingga setiap masalah keperawatan yang ada pada pasien
dapat diketahui dan selanjutnya diatasi.
2. Karena tidak semua diagnosa keperawatan secara teori timbul pada kenyataan, maka perawat
perlu mengetahui landasan teori dengan gangguan sistem kardiovaskuler ; hipertensi.
3. Perencanaan keperawatan yang tepat dapat menjadi penentu keberhasilan dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler ; hipertensi. Untuk itu
perawat perlu memperluas pengetahuan dan keterampilan tentang asuhan keperawatan sehingga
dapat membuat perencanaan yang cepat dan tepat.
42

4. Pelaksanaan keperawatan hendaknya lebih memfokuskan pada masalah atau diagnosa


keperawatan yang ada untuk mengatasi masalah pasien.
5. Untuk mengatasi perkembangan pasien perlu dilakukan evaluasi terhadap pasien yang sesuai
dengan permasalahan sehingga dapat dilakukan secara berkesinambungan agar setiap masalah
yang belum teratasi bisa dilanjutkan perencanaannya sampai keadaan pasien mengalami
penyembuhan

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,atas segala rahmat dan
berkatnya penulis dapat menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan Dengan hipertensi di Ruang rawat
Inap puskesmas Waiklibang.
Dalam meyusun laporan ini penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala rawat inap.
2. Kepala puskesmas
3.dokter Puskesmas
4. teman – teman Perawat di ruangan

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya menbangun demi
43

perkembangan dan kemajuan selanjutnya. Penulis berharap ini dapat berguna untuk kita semua
khususnya yang membaca laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semuanya.

Waiklibang,juni 2020

Penulis

Anda mungkin juga menyukai