Anda di halaman 1dari 30

SISTEM AC

PRINSIP, KERJA, KOMPONEN, DAN TROUBLESHOOTING

KELISTRIKAN SISTEM AC

OLEH :

NAMA : REZKI MUSBAHIN. M. TAWAHIDO

NIM : 1423042003

KELAS : 01/A

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha
Esa, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Dalam makalah ini akan membahas tentang “Prinsip Kerja, Komponen, dan
Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC”.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan pembaca untuk
memberikan saran dan kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat di harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Makassar, 9 November 2015

Penulis, Rezki Mubahin. M. Tawahido


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

A. Prinsip Kerja Sistem Kelistrikan AC Mobil.......................................................................2

B. Komponen Kelistrikan Pada Sistem AC Mobil..................................................................4

C. Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC Mobil................................................................17

BAB III PENUTUP..................................................................................................................22

A. Kesimpulan...................................................................................................................22

B. Saran..............................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelistrikan merupakan suatu rangkaian yang secara sistematis


menghubungkan satu komponen dengan komponen lain dengan menggunakan
arus listrik. Setiap komponen mempunyai cara kerja dan fungsi yang berbeda
tetapi mempunyai tujuan untuk mendukung system secara keseluruhan.

Pada sistem kelistrikan AC mobil berhubungan erat dengan sistem


pemipaan, di mana sistem kelistrikan sebagai kontrol dari sistem pemipaan. Selain
itu, sistem kelistrikan merupakan suatu komponen yang sangat penting, karena
AC mobil menyala atau mati tergantung pada kelistrikan.

Ada beberapa komponen kelistrikan yang sering ditemukan dalam instalasi AC


mobil. Komponen tersebut ada yang berhubungan dengan sistem pemipaan dan
ada pula yang tidak terkait dengan sistem pemipaan. Komponen kelistrikan yang
dimaksud disini yaitu setiap komponen yang digerakan oleh arus listrik.

Dan sering dijumpai masalah masalah kecil pada sistem AC, yang dimana
kita sendiri bisa memperbaiki masalah tersebut. Namun karena kita belum paham
bagaimana cara troubleshooting nya, kebanyakan para pengguna mobil membawa
nya ke bengkel atau tukang servise AC. Oleh karena itu kita sangat perlu
mengetahui bagaimana troubleshooting yang benar dan tepat untuk sistem AC.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mempresentasikan hasil


diskusi kelompok dan untuk lebih memahami dan lebih mengerti bagaimana
prinsip kerja kelistrikan sistem AC dan troubleshootingnya dan khususnya untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Sistem AC.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Kerja Sistem Kelistrikan AC Mobil

Kelistrikan merupakan suatu rangkaian yang secara sistematis


menghubungkan satu komponen dengan komponen lain dengan menggunakan
arus listrik. Setiap komponen mempunyai cara kerja dan fungsi yang berbeda
tetapi mempunyai tujuan untuk mendukung system secara keseluruhan.

Pada sistem kelistrikan AC mobil berhubungan erat dengan sistem


pemipaan, di mana sistem kelistrikan sebagai kontrol dari sistem pemipaan. Selain
itu, sistem kelistrikan merupakan suatu komponen yang sangat penting, karena
AC mobil menyala atau mati tergantung pada kelistrikan.

Ada beberapa komponen kelistrikan yang sering ditemukan dalam instalasi


AC mobil. Komponen tersebut ada yang berhubungan dengan sistem pemipaan
dan ada pula yang tidak terkait dengan sistem pemipaan. Komponen kelistrikan
yang dimaksud disini yaitu setiap komponen yang digerakan oleh arus listrik.
Komponen-komponen tersebut, antara lain:

1. Saklar

2. Relay

3. Kabel

4. Fuse/Sekring

5. Motor untuk fan evaporator (blower)

6. Motor untuk fan kondensor

7. Magnetic clutch/Kopling magnet

8. Thermostat

9. Thermistor
10. Preasure Switch

11. Amplifier

Komponen-komponen tersebut dipasang menjadi suatu rangkaian


sederhana. Rangkaian kelistrikan akan bekerja dengan baik apabila sistem
pemipaan telah lebih dahulu diselesaikan dan tidak ada kebocoran. Pengecekan
sistem pemipaan dapat pula dilakukan setelah sistem kelistrikan sudah terpasang.
Diagram kelistrikan AC mobil secara sederhana dapat dilihat pada gambar.

Gambar 1. Diagram Kelistrikan Sistem AC Mobil

Cara Kerja Sistem Kelistrikan AC Mobil

Secara umum cara kerja sistem kelistrikan AC mobil dapat dijelaskan


sebagai berikut:

 Pertama kali kunci kontak dinyalakan dan mobil telah hidup, relay pertama
akan menyala, yaitu menghubungkan terminal normaly open menjadi
menutup.
 Pada waktu relay bekerja, arus listrik dari baterai atau accu mengalir melalui
fuse atau sekring pengaman. Alistrik rus sudah stand by di ujung kabel
saklar AC.
 Ketika saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka komponen yang akan
menyala adalah thermostat, relay kedua, kipas kondenser, magnetic clutch
(kopling magnet) dan kipas evaporator.
 Pada waktu saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka kipas evaporator
(blower) akan bekerja dengan putaran rendah, kerena arus listriknya melalui
dua buah tahanan (R1 dan R2), untuk mendapatkan putaran kipas yang lebih
kencang saklar diputar pada posisi 2 dan untuk putaran maksimum pada
posisi 3. Fungsi fan evaporator (blower) yaitu untuk mensirkulasikan udara
dingin ke seluruh kabin mobil.
 Pada waktu yang bersamaan, ketika saklar AC dinyalakan, thermostat akan
bekerja sesuai dengan seting yang telah ditetapkan. Thermostat dapat
disetting dengan memutar atau menggeser saklarnya yang ada di dashboard
dekat dengan saklar AC. Thermostat akan memutuskan arus listrik pada
magnetic clutch, ketika setting temperatur ruangan kabin telah tercapai. Dan
akan menghubungkan kembali jika temperatur ruangan kabin kembali naik.
 Setelah dari thermostat, arus listrik akan mengalir pula pada relay kedua
untuk menyalakan magnetic clutch (kopling magnet) kompresor sehingga
kompresor bekerja dan motor fan kondenser bekerja pula. Fan kondenser
berfungsi untuk mempercepat proses kondensasi, yaitu mengubah wujud
refrijeran dari uap menjadi cairan.

B. Komponen Kelistrikan Pada Sistem AC Mobil

Alat kontrol AC mobil adalah alat yang membantu kelancaran kerja alat
utama sistem AC mobil secara keseluruhan agar dapat bekerja dengan optimal.
Alat kontrol berfungsi untuk mengatur kinerja sistim AC mobil agar mudah
dioperasikan, mudah dalam pemeliharaan dan servis.
Secara umum alat kontrol AC mobil terbagi ke dalam dua kelompok yaitu
alat kontrol kelistrikan dan alat kontrol refrijeran. Pada dasarnya alat kontrol
tersebut untuk mengontrol sistem agar berjalan dengan baik.

Alat kontrol kelistrikan adalah alat kontrol yang menggunakan arus listrik
dalam mengontrol kerja komponen sehingga komponen dapat bekerja dengan
baik, sesuai keinginan dan mudah dalam perawatan serta perbaikan.

Alat kontrol kelistrikan juga tidak terlepas dari kerja alat utama dan kerja
alat kontrol refrijeran. Semua komponen, baik alat utama, alat kontrol kelistrikan
dan alat kontrol refrijeran saling berhubungan satu sama lain.

1. Saklar/Switch

Saklar adalah alat untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik


sehingga AC mobil dapat bekerja/hidup. Bentuk dan jenis saklar beragam sesuai
dengan fungsinya. Saklar yang biasa digunakan pada AC mobil secara umum ada
dua macam yaitu saklar putar dan saklar geser.

Saklar yang digunakan pada AC mobil pada umumnya ada tiga fungsi
yaitu :

 Menghidupkan atau mematikan sistem AC mobil, baik yang diputar ataupun


yang digeser.
 Saklar untuk menghidupkan, mematikan kipas dan mengatur putaran kipas
evaporator pada dashboard mobil.
 Saklar untuk mengatur setting temperatur, menurunkan atau menaikan
temperatur ruangan pada thermostat.
Gambar 2. Saklar Putar

Saklar putar banyak digunakan pada AC mobil dengan menggunakan dasar


kerja potensio putar. Saklar ini sudah banyak dipasaran, baik bentuk dan jenisnya
beragam termasuk harganya. Saklar putar biasa bersatu dengan saklar untuk
mengatur putaran kipas atau blower pada evaporator. Biasanya putaran pertama
untuk menyalakan AC mobil dengan putaran kipas atau blower evaporator dengan
putaran rendah. Untuk memperoleh putaran kipas atau blower yang lebih keras
maka saklar diputar lagi. Biasanya menggunakan kode on, 1, 2, 3, dan 4. On untuk
menunjukkan AC mobil bekerja, angka 1 menunjukkan putaran kipas atau blower
yan rendah, angka 2 untuk putaran kipas atau blower yang lebih kencang, angka 3
putaran kipas atau blower yang lebih kencang lagi dan angka 4 untuk putaran
kipas atau blower yang maksimum. Kode atau angka tersebut pada setiap merek
AC mobil atau jenis mobil tertentu berbeda-beda.
Gambar 3. Saklar Geser

Saklar geser pada prinsipnya sama dengan saklar putar cara kerjanya, tetapi
menggunakan basis kerja potensio geser. Pada saklar geser biasanya tidak
menggunakan kode angka tetapi menggunakan lambang yaitu lambang kipas dan
lambang garis yang menaik.

Untuk mengatur temperatur di dalam kabin mobil, diperlukan pengaturan


temperatur. Temperatur yang diinginkan diatur dengan menggunakan saklar, baik
saklar putar maupun saklar geser. Saklar ini berfungsi mengatur thermostat yang
ada di evaporator. Biasanya saklar pengaturan temperatur dibuat terpisah dari
saklar pengaturan putaran kipas atau blower dan saklar AC mobil (ada 2 saklar).
Untuk saklar putar biasanya diberi kode angka 1, 2, 3 dan 4, angka tersebut
menunjukkan tingkat kedinginan yang dibutuhkan. Semakin besar angka
menunjukkan semakin dingin udara yang keluar dari evaporator.

Sedangkan untuk saklar geser ditunjukkan dengan lambang segitiga


panjang, biasanya berwarna biru. Semakin ke kanan atau kearah lebih tebal
semakin dingin udara yang keluar dari evaporator.

2. Kopling Magnet(Magnetic Clutch)

Kopling magnet berfungsi memutus dan menghubungkan kompresor dengan


penggeraknya (putaran mesin). Saat mesin mobil bekerja, pulley berputar karena
dihubungkan oleh belt dengan putaran mesin. Dalam hal ini, kompresor tidak
dapat bekerja sebelum kopling magnet dialiri arus listrik. Ketika sistem AC mobil
di hidupkan, amplifier memberikan arus listrik yang cukup ke coil stator. Selain
itu akan timbul medan elektromagnet dan akan menarik pressure plate dan
menekan permukaan gesek pulley. Hal ini menyebabkan pressure plate berputar
mengikuti putaran pulley, akibatnya kompresor akan berputar.

Tiga bagian magnetic clutch sebagai berikut.

 Stator, merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang terpasang pada


housing kompresor.
 Rotor, merupakan bagian berputar yang berhubungan dengan crank shaft
(poros) mesin dengan perantaraan pulley belt. Di antara permukaan bagian
dalam dari rotor dan front housing dari kompresor terpasang bearing.
 Pressure Plate, merupakan komponen yang dipasang pada crank shaft
(poros) kompresor.

Gambar 4. Magnetic Clutch

3. Motor Blower
Fungsi blower pada ac mobil adalah untuk mensirkulasikan udara didalam
kabin melewati evaporator yang dingin saat ac hidup.
Pada waktu saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka kipas evaporator
(blower) akan bekerja dengan putaran rendah, kerena arus listriknya melalui dua
buah tahanan (R1 dan R2), untuk mendapatkan putaran kipas yang lebih kencang
saklar diputar pada posisi 2 dan untuk putaran maksimum pada posisi 3.

Gambar 5. Blower Operation

4. Extra Fan (Kipas Kondensor)

Extra fan adalah komponen ac mobil berupa fan tambahan pada sistem


pendingin mesin dan atau ac mobil berupa motor listrik dan di gerakan oleh
tegangan listrik.Ektra fan pada ac mobil berfungsi untuk membantu pendinginan
kondensor saat ac mobil bekerja, agar proses kondensasi di
dalam kondensor bekerja dengan baik.

Bekerjanya motor extra fan bersamaan dengan hidup ac mobil atau


berdasarkan temperatur air radiator.Dimana untuk extra fan yang bekerja berdasar
temperatur air radiator, terdapat sensor untuk mengatur bekerjanya extra fan yang
tertanam di radiator.

Untuk mengetahui dengan mudah apakah kendaraan menggunakan extra fan


atau tidak adalah dengan melihat kipas yang ada di sekitar radiator.Kalau hanya
terdapat satu kipas atau satu fan artinya kendaraan tidak menggunakan kipas yang
di sebut extra fan.

Gambar 6. Extra Fan

5. Thermostat (Thermoswitch)

Alat ini bekerja memberikan sinyal kondisi temperatur kabin kompresor


secara otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang akan mendeteksi suhu
pada evaporator. Apabila thermostat rusak, evaporator bisa membeku karena
pemutus arus listrik tidak berfungsi. Tanda-tanda kerusakannya antara lain dapat
diketahui dengan keluarnya asap dari kisi-kisi AC, serta adanya tetesan air seperti
embun yang keluar dari evaporator. Selain mengatur temperatur, fungsi
thermostat pada AC mobil adalah sebagai pengatur proses kerja kompresor AC.
Sistem kerja thermostat menggunakan tabung indra panas yang di dalamnya
berisi gas yang sangat peka terhadap perubahan suhu (mempunyai koefisien mulai
yang tinggi). Tabung indra panas ini terpasang pada evaporator di bagian saluran
angin keluar.
Kerja kompresor terjadi bila suhu disekitar tabung meningkat lebih tinggi
daripada suhu yang telah diatur sebelumnya. Ketika suhu penguapan refrigerant
cair di dalam evaporator naik, gas di dalam tabung indra panas akan memuai
danmendorong alas diafragma ke atas. Dengan demikian, sakelar yang
berhubungan dengan magnetic clutch akan mendapatkan supply listrik, sehingga
kompresor bekerja. Sebaliknya, jika suhu pada saluran angin keluar di evaporator
turun melewati batas normal, gas di dalam tabung indra panas akan ‘menciut’.
Alas diafragma yang sebelumnya terdorong dengan tekanan muai gas akan
kembali ke bawah karena tarikan pegas, sehingga sakelar memutuskan arus listrik
yang menuju ke magnetic clutch, akibatnya kompresor pun akan berhenti.

Gambar 7. Thermostat

6. Pengatur Suhu Elektronik(Thermistor)

Thermistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien thermal


negatif pada sistem AC yang menggunakan amplifier. Artinya semakin rendah
suhunya, semakin tinggi resistansinya, sebaliknya semakin tinggi suhunya, akan
semakin rendah pula resistensinya. Sifat ini dimanfaatkan oleh amplifier untuk
menghidupkan dan mematikan kompresor. Pada suhu tinggi dan resistansi
thermistor rendah, maka saat itulah amplifier akan mengalirkan arus listrik dari
bateray ke magnetic clutch, sehingga kompresor bekerja dan terjadi pendinginan.
Namun pada saat suhu rendah, resistansi thermistor tinggi, sehingga amplifier
akan memutuskan aliran listrik dari baterai ke magnetic clutch dan kompresor
tidak bekerja. Dengan adanya thermistor, pengaruh buruk akibat terlalu rendahnya
suhu terhadap kenyamanan ruang dan keamanan komponen unit pendingin dapat
dihindarkan.

Gambar 8. Thermistor

7. Pressure Switch

Pada tekanan refrigerant yang tidak normal, misalnya akibat pemampatan


pada sistem AC, maka pressure switch akan bekerja dengan cara memutuskan
atau menghubungkan aliran listrrik yang menuju ke kompresor. Pada sistem AC
terdapat berbagai jenis pressure switch, tetapi yang paling sering digunakan
adalah dual pressure switch. Pressure switch terpasang pada pipa yang berisi
cairan di antara receiver dan katub ekspansi. Alat ini mampu mendeteksi
ketidaknormalan tekanan di dalam sistem dan akan memutuskan kopling magnet
jika terjadi tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga kompresor
pun berhenti bekerja. Komponen-komponen sistem AC mobil akan mengalami
kerusakan jika tekanan pada sistem terlalu tinggi. Pada tekanan 448 Psi untuk
134a dan 378 Psi untuk R-12, pressure switch akan bekerja dan mematikan
kopling magnet.

Jika terdapat kebocoran pada pipa, seal, dan pada sambungan


antarkomponen, sehingga tekanan dalam sistem cukup rendah, sekitar 28 Psi(R-
134a) dan 30 Psi(R-12), pressure switch akan bekerja dan mematikan kopling
magnet. Apabila tekanan refrigerant keluar dari batas normal, akan
mengakibatkan kerusakan pada sistem AC keseluruhan. Tekanan refrigerant yang
terlalu tinggi juga akan memecahkan pipa-pipa (hose) dan merusak kompresor
atau shaft seal kompresor. Untuk mencegah hal ini, maka dipasang sakelar
tekanan tinggi(high pressure switch). High pressure swicth akan memutuskan arus
listrik dari baterai ke magnetic clutch, jika tekanan refrigerant disisi tekanan tinggi
mencapai 280-350 Psi.

Gambar 9. Preasure Switch

Jika terjadi kebocoran sirkulasi AC, refrigerant dan minyak pelumas


kompresor akan ikut terbuang, akibatnya pelumas kompresor pun akan berkurang.
Kekurangan minyak pelumas akan mengakibatkan kerusakan kompresor. Untuk
mencegah hal ini, maka dipasang sakelar tekanan rendah (low pressure switch),
sehingga terjadi pada kebocoran, low pressure switch akan memutuskan aliran
listrik dari baterai ke magnetic clutch. Dengan sendirinya kompresor akan
berhenti bekerja dan mencegah kerusakan. Low pressure switch akan bekerja pada
tekanan 30 ± 3 Psi.

8. Relay

Untuk mengalirkan arus listrik ke magnetic clutch, blower motor, dan ke


peralatan lainnya pada sistem AC mobil, diperlukan relay pengaman. Relay
pengaman diperlukan untuk mencegah kerusakan pada kunci kontak. Aliran listrik
tidak bisa langsung dari battery ke magnetic clutch ataupun ke blower motor tanpa
melalui kunci kontak, sehingga titik-titik kunci kontak akan cepat aus (terbakar).
Hanya dengan mengalirkan arus listrik yang kecil ke coil relay, sudah bisa
mengalirkan arus listrik yang cukup besar dari battery ke magnetik clutch ataupun
ke blower motor melaui kontaktif relay. Jika kunci kontak memutuskan arus
listrik ke coil relay, maka kontaktif relay akan terbawa secara otomatis, sehingga
arus listrik dari batterai ke magnetic clutch ataupun ke blower motor terputus.

Gambar 10. Relay A/C


9. Fuse (Sekring)

Sekring adalah alat pembatas arus listrik yang berfungsi untuk pengaman
apabila penghantar kelebihan arus atau kenaikan arus. Di setiap sekring pengaman
terdapat seutas kawat yang mempunyai harga arus tertentu, apabila arus tersebut
melebihi harga arus kawat tersebut maka kawat akan terputus. Sekring dalam
instalasi kelistrikan biasanya digambarkan dengan kotak persegi panjang yang
diarsir penuh.

Memilih sebuah sekring pengaman harus disesuaikan dengan pemakaian


arus listrik, dimana sekring harus 20 – 30% lebih kuat dari arus maksimum yang
mengalir. Kawat atau kabel dan sekring pengaman harus disesuaikan dengan
kekuatan arus yang mengalir pada instalasi tersebut. Sekring pengaman bentuk,
model dan jenisnya dapat berbeda-beda sesuai dengan selera pasar dan produsen.
Sedangkan untuk kemampuan sekring pengaman yang banyak ditemui dipasaran
antara lain : 2A, 4A, 6A, 10A, 15A, 20A, 25A, 40A, 60A, 80A, 100A, 125A,
150A, 200A dan sekring ukuran khusus.

Gambar 11. Jenis Fuse (Sekring)

10. Kabel
Kabel merupakan alat untuk menghantarkan listrik (penghantar listrik).
Penghantar listrik yang baik adalah semua logam dan penghantar listrik yang
paling baik adalah tembaga yang sering digunakan untuk alat sistem kelistrikan.
Penghantar listrik dari baja digunakan untuk kawat tegangan tinggi. Sementara
itu, bahan seperti : karet, busa, plastik, kayu, gabus digunakan sebagai bahan
penyekat atau isolasi. Penampang kabel listrik dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 12. Penampang Kabel

Penggunaan kabel harus sesuai dengan kebutuhan, jika kawat terlalu tebal
maka biayanya akan mahal dan bila kawat terlalu kecil/tipis maka akan mudah
panas sehingga akan menimbulkan bahaya kebakaran. Tabel dibawah akan
memperlihatkan kekuatan maksimum arus listrik (Ampere) yang bisa diterima
kawat tembaga dalam ukuran luas tertentu (mm2).

Arus yang masuk disebut PHASA dan digambarkan dengan haru lurus
penuh. Sedangkan arus yang keluar disebut PENGHANTAR NOL dan
digambarkan dengan garis terputus-putus. Pada instalasi listrik kabel-kabel ini
diberi warna sebagai kode yang sesuai dengan fungsinya yaitu :

 Pasha berwarna : Merah, Biru dan Hitam


 Penghantar nol : Kuning
 Massa : Kuning bergaris hijau

Gambar 13. Warna kabel dan cara menggambarkannya

11. Amplifier

Amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur kerja


AC nobil, agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan keinginan
pemakai.Pada prinsipnya, amplifier bekerja sebagai relay otomatis yang
menghubungkan dan memutuskan aliran listrik dari baterai yang menuju ke
magnetic clutch.

Terdapat dua jenis amplifier yang digunakan pada AC mobil yaitu


temperature control amplifier (pengatur suhu) dan temperatur control idling
stabilizer amplifier.

Gambar 14. Amplifier Sistem AC


a. Pengatur Suhu (Temperature Control)

Jenis amplifier temperature control bekerja mengatur suhu dari ruangan


yang didinginkan, sehingga selalu dalam kondisi ideal. Rangkaian dasar
temperatur control adalah thermistor dan temperature control resistor. Mengenai
thermistor sudah diuraikan sebelumnya, sedangkan temperature control resistor
adalah suatu variabel resistor yang nilai resistensinya dapat diubah-ubah secara
manual. Jika variabel resistor ditetapkan pada nilai tertentu, berarti sama saja
dengan menetapkan suhu ruangan yang didinginkan pada batas-batas tertentu.

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, nilai resistensinya dari


resistensinya dari thermistor sesuai dengan perubahan suhu. Dengan sifatnya
tersebut, thermistor pada rangkaian temperature control berfungsi sebagai sensor
suhu berdasarkan perubahan nilai resistensi thermistor digabungkan dengan nilai
resistensinya temperature control resistor. Hasilnya, dikirim ke amplifier sebagai
suatu sinyal listrik. Namun pada amplifier sensor, suhu diolah lagi secara
elektronik yang hasilnya dapat menutup dan membuka kontraktif relay di
amplifier.

b. Idling Stabilizer Amplifier

Idling stabilizer amplifier berfungsi sebagai pengatur AC mobil agar selalu


bekerja pada batas minimal putaran mobil. Hal ini dimaksudkan agar pada saat
putaran rendah, mesin tidak mengalami kelebihan beban (overload) karena sistem
AC bekerja. Sumber sensor putaran minimal mesin diambil dari sistem pengapian,
yaitu minus (-) ignition coil. Sinyal listrik yang didapat, kemudian diolah secara
elektronik di dalam amplifier yang hasilnya dapat membuka dan menutup kontak
relay amplifier. Selanjutnya, sinyal listrik yang menghubungkan baterai dengan
magnetic clutch diatur, agar hanya bekerja mengalirkan arus listrik dari battery ke
magnetic clutch pada batas putaran minimal (umumnya 850-1.050 rpm)
Gambar 15. Idling Stabilizer Amplifier

C. Troubleshooting Kelistrikan Sistem AC Mobil

1. Switch A/C ON, tetapi Blower Tidak Bekerja

Jika anda menemukan kasus seperti ini, lakukan langkah-langkah berikut.

 Periksa komponen motor blower evaporator . Jika motor blower tidak


bekerja, segera perbaiki atau ganti motor blower.
 Periksa aliran listrik yang menuju blower evaporator. Segera perbaiki jika
terdapat kabel putus, switch blower yang rusak, socket kendor, atau relay
rusak.
 Jika switch A/C ON dan switch blower diposisikan pada salah satu tingkat
kecepatan (low,med, hi atau 1,2,3), dapat dipastikan kondisi switch blower
rusak.
 Periksa sekering pada motor blower menggunakan multitester . Perbaiki
bagian sekring yang putus atau ganti dengan yang baru.
 Periksa relay motor blower menggunakan multitester pada bagian
terminalnya. Ganti relay jika rusak.
2. AC Bekerja, tetapi Tidak Dingin

Seringkali kita menemukan kasus AC mobil yang tidak dingin, padahal


sistem AC bekerja. Untuk mengatasinya, lakukan langkah-langkah berikut.

 Periksa sekring (fuse)


 Periksa tekanan refrigerant , apakah ada kebocoran refrigerant. Cari lokasi
kebocoran dan perbaiki. Setelah itu, lakukan vacum, tambah oli pelumas,
dan isi kembali dengan refrigerant baru.
 Periksa kompresor. Perbaiki atau ganti kompresor jika rusak.
 Bersihkan evaporator dari kotoran, sebab dapat menyebabkan pembekuan
pada evaporator. Setelah itu, periksa kondisi thermostat dan thermistor.
Ganti thermostat dan thermistor jika rusak.
 Periksa kondisi magnetic cluth. Kerusakan magnetic cluth dapat
menyebabkan AC tidak dingin. Perbaiki atau ganti jika rusak.
 Filter Dryer tersumbat. Caranya, bersihkan dengan cara meniupnya. Ganti
filter dryer dengan yang baru.
 Pressure switch tidak normal. Periksa kondisi pressure switch apakah
masih bekerja dengan baik atau tidak. Segera ganti jika rusak.
 Blower tidak berputar, sehingga sirkulasi udara kabin dari evaporator
tidak sempurna. Periksa kondisi motor blower, apakah masih bekerja
dengan baik atau tidak. Perbaiki jika rusak.
3. AC Mobil Kurang Dingin

AC mobil yang kurang dingin disebabkan oleh beberapa hal, seperti


masalah pada thermostat, evaporator, kondensor, dan adanya kebocoran. Berikut
langkah-langkah pengecekan pada Ac mobil yang kurang dingin.

 Periksa stelan dan kondisi thermistor atau thermostat. Apakah masih


bekerja dengan baik atau tidak. Jika tidak, lakukan penggantian.
 Bersihkan evaporator dari kotoran yang menenmpel.
 Kondensor tertutup benda lain, misalnya plastik yang menempel di
permukaannya, sehingga kondensor tidak mampu melepaskan panas
refrigerant dari kompresor. Bersihkan kotoran dan benda lain yang
menempel. Jika diperlukan, beri kipas tambahan untuk proses
pendinginan.
 Terdapat celah dan kerusakan isolasi di sekitar kabin, sehingga udara dari
luar ikut masuk dan bercampur dengan udara dingin dalam kabin.
4. Angin Tidak Berembus dari Grill Kabin

Ketika dinyalakan, AC mobil yang normal akan mengembuskan udara


dingin dari grill kabin. Jika tidak, berarti terdapat maslah pada beberapa
komponen, seperti blower, sistem kelistrikan, dan relay motor blower.

Berikut langkah-langkah pengecekannya.

 Saat mesin mati, periksa kelancaran putaran blower dengan menggunakan


tangan. Jika putaran tidak lancar, segera periksa kondisi bearing motor
blower dan ganti jika rusak.
 Periksa kabel-kabel, sekring, socket kabel, dan konektor kelistrikan
blower. Perbaiki jika ada yang kendor, rusak, dan putus.
 Periksa switch blower. Ganti jika relay sudah rusak.
 Jika langkah diatas sudah dilakukan dan masih dalam kondisi baik, segera
periksa kondisi motor blower. Perbaiki atau ganti jika perlu.
5. Kecepatan Putaran Blower Tidak dapat Diubah

Untuk mendapatkan kenyamanan, terkadang kita perlu mengatur kecepatan


putaran blower (Low, Medium, High). Namun, jika putaran blower tidak dapat di
ubah, berarti terdapat masalah pada beberapa komponen, terutama pada switch
blower dan sistem kelistrikan. Berikut langkah-langkah pemeriksaannya.

 Periksa switch blower satu per satu dengan cara memindahkan switch pada
tingkatan yang berbeda(blower off) atau kecepatan embusan angin tidak
berubah, segera ganti switch blower.
 Cek kabel-kabel, sekering, socket kabel , dan konektor kelistrikan blower .
Perbaiki jika ada yang kendor, rusak, atau terputus.
6. Kipas Kondensor (Ekstra Fan) Tidak bekerja

Jika kondensor yang tidak bekerja dapat mengakibatkan sistem AC tidak


normal atau dingin. Sebab, panas yang dilepaskan kondensor dengan bantuan
extra fan menjadi tidak maksimal. Terlebih jika kendaraan berhenti atau saat
terjebak kemacetan, meskipun saat melaju, kondensor mendapatkan sirkulasi
angin dari depan. Oleh sebab itu, agar sistem AC dapat bekerja maksimal perlu
kipas kondensor yang baik. Berikut penanganan kipas kondensor yang tidak
bekerja.

 Saat mesin mati, periksa kelancaran putaran kipas menggunakan tangan.


Jika dirasakan tidak lancar atau seret, langkah selanjutnya adalah
memeriksa kondisi bearing motor kipas. Ganti jika sudah rusak.
 Periksa kabel-kabel, sekring, socket kabel, dan konektor kelistrikan
blower. Perbaiki jika ada yang kendor, rusak, atau putus.
 Periksa relay motor kipas, ganti jika relay sudah rusak.
 Jika semua pemeriksaan telah dilakukan, langkah terakhir adalah
mengecek kondisi motor kipas.
7. Kerusakan pada Komponen

a. Kompresor

Seperti telah disebutkan sebelumnya, alat ini berfungsi menekan refrigerant


ke kondensor, layaknya jantung pada manusia. Refrigerant yang seharusnya
dipompakan ke semua komponen AC tiba-tiba bermasalah. Kerusakan pada
kompresor ditandai dengan munculnya suara berisik saat AC dalam kondisi ON.
Biasanya, kerusakan pada kompresor akan menimbulkan beberapa masalah
sebagai berikut.

 Gangguan pada magnetic clutch. Saat Ac tidak bekerja, otomatis


kompresor juga tidak dapat bekerja, sebab daya dari mesin yang melalui
pulley dan belt tidak dapat diteruskan ke kompresor. Jika yang terjadi
sebaliknya, perlu dilakukan pemeriksaan tegangan baterai (bisa
tegangannya kurang), stelan amplifier kurang tepat, masa (ground) yang
kurang baik. Jika semua gangguan tersebut tidak terjadi, dapat dipastikan
magnetic clutch yang rusak.
 Suara dari sekitar kompresor tidak normal (timbul suara berisik). Periksa
buat pengikat kompresor pada bracketnya atau baut pengikat bracket
dengan mesin(bisa kendor), bearing idle pulley dn bearing idle pulley dan
bearing magnetic clutch aus, dan baut-baut pengikat crank shaft puli
kendor.
 Suara dari dalam kompresor tidak normal atau berisik. Ini dapat
disebabkan bearing-bearing dalam kompresor aus, minyak pelumas
kurang, atau cleareance dari bagian yang bergerak melampaui batas
standarnya. Perbaiki kompresor dan bagian-bagiannya, jika perlu lakukan
overhaul kompresor
 Gasket dan seal kompresor rusak, sehingga mengakibatkan kebocoran
refrigerant dan minyak pelumas. Jika ini terjadi, akanmenyebabkan
kompresor cepat panas dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
a. Magnetic Clutch

Magnetic clutch merupakan alat yang berfungsi meneruskan tenaga dari


mesin. Tanpa adanya magnetic clutch atau kondisi magnetic clutch yang rusak,
kompresor tidak dapat bekerja. Berikut beberapa masalah yang sering terjadi pada
magnetic clutch dan cara mengatasinya.

 Saat AC dihidupkan, magnetic clutch terkadang slip, sehingga tidak


mampu memutar kompresor. Periksa permukaan pressure plate-nya,
apakah terdapat minyak atau benda lain yang menempel. Sebaiknya
bersihkan permukaan pressure plate. Selain itu dapat juga disebabkan
tegangan dari baterai ke magnetic clutch kurang. Periksa kabel-kabel dan
saluran listrik dari baterai ke magnetic clutch. Charge baterai atau perbaiki
sistem kelistrikannya.
 Saat AC dihidupkan, pressure plate tidak mau menempel. Periksa kondisi
stator coil, apakah putus atau terbakar. Perbaiki atau ganti stator coil jika
rusak atau terbakar. Periksa juga saluran kabel dari batterai yang menuju
ke magnetic clutch apakah terdapat gangguan atau tidak. Selain itu periksa
juga bagian switch ON/OFF dan thermostat AC. Langkah terakhir, periksa
jarak atau kerenggangan antara rotor dan pressure plate. Perbaiki jika
jaraknya terlalu renggang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada sistem kelistrikan AC mobil berhubungan erat dengan sistem


pemipaan, di mana sistem kelistrikan sebagai kontrol dari sistem pemipaan. Selain
itu, sistem kelistrikan merupakan suatu komponen yang sangat penting, karena
AC mobil menyala atau mati tergantung pada kelistrikan.

Ada beberapa komponen kelistrikan yang sering ditemukan dalam instalasi


AC mobil. Komponen tersebut ada yang berhubungan dengan sistem pemipaan
dan ada pula yang tidak terkait dengan sistem pemipaan. Komponen kelistrikan
yang dimaksud disini yaitu setiap komponen yang digerakan oleh arus listrik.
Komponen-komponen tersebut, antara lain:
1. Saklar

2. Relay

3. Kabel

4. Fuse/Sekring

5. Blower

6. Motor untuk fan kondensor

7. Magnetic clutch/Kopling
magnet

8. Thermostat

9. Thermistor

10. Preasure Switch

11. Amplifier
Komponen-komponen tersebut dipasang menjadi suatu rangkaian sederhana.
Rangkaian kelistrikan akan bekerja dengan baik apabila sistem pemipaan telah lebih
dahulu diselesaikan dan tidak ada kebocoran. Pengecekan sistem pemipaan dapat pula
dilakukan setelah sistem kelistrikan sudah terpasang.

Pada sistem kellistrikan AC mobil sering dijumpai masalah-masalah pada


komponen. Baik itu masalah karena pemakaian maupun karena umur dari komponen
tersebut. Oleh karena itu troubleshooting yang baik dan benar perlu dilakukan agar
menjaga sistem AC tersebut bekerja dengan baik dan nyaman dipakai oleh
pengendara.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Air Conditioning and Refrigeration Institute. (1987). Refrigeration and Air


Conditioning 2nd Edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Crouse, William H., & Anglin, Donald L. (1977). Automotive Air Conditioning. New
York: McGraw-Hill Inc.

Dwiggins, Boyce H., (1983). Automotive Air Conditioning 5th Edition. New York:
Delmar Publishers Inc.

http://www.omegaacmobil.com/indikasi-kerusakan.php

http://www.omegaacmobil.com/komponen-ac-mobil.php

Anda mungkin juga menyukai