Anda di halaman 1dari 27

PERANCANGAN BED PASIEN

UNTUK MODIFfIKASI AMBULANCE


MOBIL HINO 300 JENIS HYBRID

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusam

Program Studi Teknik Mesin Strata Satu

Disusun oleh:
Muhammad Ragil Ridho
2111181040

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI MANUFAKTUR

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2022
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Muhammad Ragil Ridho

NIM : 2111181040

Judul Tugas Akhir : Perancangan Bed Pasien untuk Modifikasi


Ambulance Hino 300 jenis hybrid
Kelompok Keahlian : Kontruksi dan Perancangan

Diterima Oleh : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi


Manufaktur Universitas Jenderal Achmad
Yani

Cimahi, 21 Januari 2022

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Aji Gumilar, S.T., M.T. Muhammad Wahyudi, S.T., M.T.


NID. 412152574 NID. 412113191

Mengetahui Ketua Jurusan Teknik Mesin

Aji Gumilar,S.T., M.T.


NID. 412152574
DAFTAR ISI

iii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR.................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iv
DAFTAR SIMBOL...............................................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................vii
1. PENDAHULUAN........................................................................................5
1.1 Latar Belakang..............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................6
1.3 Tujuan Perancangan......................................................................................6
1.4 Batasan Masalah...........................................................................................7
1.5 Metode Perancangan.....................................................................................7
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................7
1.7 Sistematika Penulisan...................................................................................7
2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................9
2.1 Mobil Hino....................................................................................................9
2.1.1 Sejarah Hino...........................................................................................9
2.2 Mobil Ambulance........................................................................................10
2.2.1 Pengertian Ambulance..........................................................................10
2.3 Bed Pasien..................................................................................................10
2.3.1 Pengertian bed pasien...........................................................................10
2.3.2 Macam-macam bed pasien...................................................................12
2.4 Anthropometri.............................................................................................14
2.4.1 Pengertian anthropometri.....................................................................14
2.4.2 Rancangan Produk Berbasis Anthropometri........................................14
2.5 Stainles steel...............................................................................................15
2.5.1 Jenis-Jenis Stainless Steel....................................................................16
3. METODE PERANCANGAN..........................................................................18
3.1 Tahapan Perancangan Bed Pasien Untuk Modifikasi Ambulans Pada Mobil
Hino 300 Jenis Hybrid................................................................................18
3.2 Penjelasan Diagram Alir Perancangan Bed Pasien....................................19
3.3 Skema Perancangan....................................................................................21

iv
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Mobil Hino 300 jenis Hybrid..............................................................9


Gambar 2.2 Bed pasien elektrik.............................................................................12
Gambar 2.3 Bed pasien permanen.........................................................................13
Gambar 2. 4 Bed pasien manual...........................................................................14
Gambar 3. 1 Flowchart Perancangan bed pasien...................................................19
Gambar 3. 2 tumpuan disetiap pojok benda...........................................................21
Gambar 3. 3 tumpuan pada bagian tengah kaki benda.........................................21

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 ukuran pipa stainless steel.....................................................................16

v
DAFTAR SIMBOL

Simbol Keterangan Satuan


T Torsi Nm
P Daya Watt
Q Kapasitas rencana kg/jam
 Massa Jenis gram/cm3
 Tegangan Geser N/mm2
σt Tegangan tarik N/mm2

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan tugas akhir yang
berjudul “PERANCANGAN BED PASIEN UNTUK MODIFIKASI
AMBULANCE HINO 300 JENIS HYBRID” dapat selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan pembutan proposal tugas akhir ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar
sarjana di program studi Teknik Mesin (S1) Fakultas Teknologi Manufaktur
Universitas Jenderal Achmad Yani.

Penulis menyadari selama pembuatan tugas akhir ini banyak


menemukan hambatan dan kesulitan, namun atas segala bantuan bimbingan,
dan arahan dari berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini
dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Hikmahanto Juwana, SH., LL.M., Ph. D selaku Rektor Universitas


Jenderal Achmad Yani.

2. Bapak Adi Ganda Putra, ST., MT. selaku Dekan Fakultas Teknologi
Manufaktur Universitas Jenderal Achmad Yani.

3. Bapak Aji Gumilar, ST., MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknologi Manufaktur Universitas Jenderal Achmad Yani dan juga selaku
dosen pembimbing I yang telah memberikan motivasi, arahan, dan nasihat
dalam penyusunan proposal tugas akhir ini.

4. Bapak Muhammad Wahyudi, ST,. MT. Selaku dosen pembimbing II yang


telah membimbing dan memberikan arahan selama penyusunan proposal
tugas akhir ini.

5. Seluruh dosen dan staff jurusan Teknik Mesin (S1) yang telah memberikan
dukungan baik dalam perkuliah maupun saat keberlangsungan menyusun
proposal tugas akhir ini.

vii
6. Teristimewa kepada Bapak tercinta Rahmat Hidayat dan Mama tersayang
Sukarni serta keluarga terima kasih banyak yang selalu mendo’akan,
perjuangan, pengorbanan baik secara moral dan materi sehingga proposal
tugas akhir ini dapat terselesaikan.

7. Teman-teman satu angkatan Teknik Mesin Cimahi 2018 Universitas


Jenderal Achmad Yani yang telah saling menguatkan serta memberikan
semangat dalam menjalankan perkuliahan dan penyusunan proposal tugas
akhir ini.

8. Abang-abang Teknik Mesin Cimahi Universitas Jenderal Achmad Yani


yang telah sangat membantu dan memberikan arahan dalam penyusunan
proposal tugas akhir ini.

Masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada tugas akhir
ini, baik segi penulisan maupun dari segi sistematika. Oleh karenanya kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Sehingga kesalahan dan
kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada penyusunan selanjutnya.

Semoga Tugas Akhir ini dapat berguna dalam perkembangan ilmu


pengetahuan dan wawasan bagi rekan- rekan Mahasiswa.

Cimahi, 21 Januari 2022

Muhammad Ragil Ridho

2111181040

viii
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berkembangnya jaman, perkembangan teknologi pada industri
otomotif mengalami kemajuan yang signifikan. Para produsen otomotif, kini
sedang berlomba-lomba untuk memproduksi mobil ramah lingkungan. Mobil
listrik dan mobil hybrid, menjadi target utama dalam pengembangan ramah
lingkungan.
Hino merupakan produsen pertama di dunia yang mengembangkan
teknologi hybrid untuk kendaraan komersial. Dimulai dari riset tahun 1976 dan
ditampilkan pada Tokyo Motor Show 1989, sampai pada akhirnya generasi
pertama kendaraan komersial Hybrid lahir ditahun 1991 yaitu urban transit bus
di jepang. Di tahun 1993 Hino mulai memproduksi medium duty truck atau
Ranger hybrid dan diikuti dengan lahirnya Hino hybrid di tahun 2003. Sejak
munculnya, Hino hybrid berhasil memimpin bisnis transportasi di Jepang, hal ini
tidak terlepas dari mesin yang handal, hemat bahan bakar dan yang terpenting
adalah ramah lingkungan.
Ambulance adalah kendaraan transportasi gawat darurat medis khusus orang
sakit atau cedera yang digunakan untuk membawanya dari satu tempat ke tempat
lain guna perawatan lebih lanjut. Istilah Ambulance digunakan menerangkan
kendaraan yang digunakan untuk membawa peralatan medis kepada pasien di luar
rumah sakit atau memindahkan pasien ke rumah sakit untuk perawatan lebih
lanjut. Kendaraan ini dilengkapi dengan sirene dan lampu berwarna merah dan
biru gawat darurat dan adanya peralatan kebututuhan medis.
Tingginya angka kematian dalam perjalanan yang terjadi pada pasien gawat
darurat, diakibatkan minimanya fasilitas ambulance yang dimiliki pada setiap
daerah. Fasilitas alat kesehatan di dalam ambulance pun, menjadi salah satu faktor
penting dalam menangani pasien gawat darurat. Dimensi mobil Hino 300 jenis
hybrid yang besar, menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan ambulance dengan
fasilitas mini ICU.
Bed pasien adalah bed yang diperuntukan bagi pasien atau orang yang sedang
sakit dan biasanya ranjang ini banyak sekali berada di rumah sakit, klinik maupun
pusat pelayanan kesehatan masyarakat, namun bed pasien di sini dibuat untuk

9
mobil ambulance. Seiring perkembangan jaman bed pasien tersebut sudah banyak
mengalami perubahan bentuk dan model yang dapat disesuaikan untuk
kepentingan bagi pasien penderita penyakit. Bed pasien diharapkan bisa
memberikan perasaan tenang dan nyaman kepada pasien yang sedang
membutuhkan perawatan. Bed pasien harus didesain sesuai antropometri dengan
ukuran yang tepat sehingga banyak kebutuhan pasien dan kebutuhan pelayanan
yang tidak terpenuhi.(Fisher, 2011).

Selama ini bed pasien pada mobil ambulan yang berbeda, yaitu pada mobil
ambulance Hino 300 Jenis hybrid yang akan di rancang, untuk ukuran
ketinggian pada mobilnyapun berbeda dengan pada umumnya. Bed pasien yang
digunakan pada mobil pada umumnya tidak ada perbedaannya, hanya beda
ukurannya saja, mulai dari ketinggiannya dan cara kerjanya. Berdasarkan hasil
survey perancangan awal didapat data keluhan bed pasien karena beratnya
diangkat pada mobil ambulan serta tidak ergonomis dan tidak ada bentuk
kenyamanan pada pasiennya.
Berdasarkan dua permasalahan diatas, yaitu belum optimalnya berat pada
bed pasien, dan belum adanya perancangan bed pasien pada mobil ambulance
Hino 300 jenis hybrid, maka penulis mengambil judul perancangan bed pasien
untuk modifikasi ambulance Hino 300 jenis hybrid.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada tugas akhir ini yaitu, merancang bed pasien yang
ergonomis, dan mempunyai kontruksi yang aman pada mobil ambulance Hino
300 jenis hybrid.
1.3 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dari penelitian ini, diantaranya:
1. Untuk merancang bed pasien yang ergonomis pada mobil ambulance Hino 300
jenis Hybrid.
2. menentukan kekuatan kontruksi bed pasien pada mobil ambulance Hino 300
jenis Hybrid.
3. Menentukan jenis material yang optimal pada bed pasien untuk mobil
ambulance Hino 300 jenis hybrid.

10
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari perancangan ini, diantaranya:
1. Jenis mobil ambulance yang digunakan adalah mobil truck
2. Kapasitas bed pasien hanya untuk 1 orang.
3. Asumsi kemiringan di bagian belakang pada mobil sebesar 45°
1.5 Metode Perancangan
Untuk menyelesaikan perancangan ini diperlukan metode kuantitatif dalam
perancangan dan mengumpulkan data informasi guna mendapatkan data-data
yang dibutuhkan dalam perancangan ini. Adapun metode yang digunakan penulis
ini diantaranya:

1. Metode kuantitatif
Metode kuantitatif adalah metode yang menggunakan model-model matematis
dan teori yang berkaitan dengan suatu fenomena. Dalam metode ini, pengukuran
merupakan bagian yang sangat sentral. Adapun teknik pengumpulan data
kuantitatif yang penulis lakukan yaitu dengan cara mendesain pada bed pasien dan
juga melakukan desain menggunakan sofware solidwork.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan penulisan pada tahun ajaran 2021/2022 yang
bertempat di gedung Teknik Mesin, Universitas Jenderal Achmad Yani, Jl.
Terusan Jenderal Sudirman, Kelurahan Cibeber, Cimahi Selatan, Kota Cimahi,
Jawa Barat, Indonesia.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan pada perancangan ini terdiri dari
beberapa kerangka, diantaranya:
1. Pendahuluan

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang diambil untuk dijadikan


perancangan, rumusan masalah, tujuan perancangan, batasan masalah, metode
perancangan, lokasi perancangan dan sistematika penulisan.
2. Landasan Teori

Menjelaskan tentang teori-teori yang menunjang atau mendasari dari objek

11
perancangan yang akan dirancang.
3. Metodologi Perancangan

Menjelaskan tentang metode atau pendekatan yang digunakan untuk


merancang atau menyelesaikan permasalahan yang ada. Dan juga
menjelasakan tentang objek yang diteliti. Diagram alir perancangan yang
dilakukan dan skema perancangan.

4. Data dan Pembahasan

Menjelaskan seluruh data yang diperoleh hasil dari perancangan, mulai dari
persiapan, pelaksanaan dan pengambilan data kemudian dibahas dan
dirancang sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan dan juga bahasan
yang dicapai.
5. Kesimpulan dan Saran

Menjelaskan mengenai kesimpulan yang didapat hasil dari penelitian yang


telah dilakukan dan menjelaskan saran untuk memperbaiki perancangan
selanjutnya agar lebih baik lagi.

12
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mobil Hino


2.1.1 Sejarah Hino

Hino Hybrid menggunakan diesel electric hybrid system dengan kelebihan


dapat menurunkan konsumsi bahan bakar, dimana konsumsi bahan bakarnya
dapat menyentuh 13,6 Km per liternya, sistem hybrid bekerja disaat penurunan
akselerasi atau keadaan “idle” maka baterai yang akan menjadi sumber
energinya, sehingga pemakian bahan bakar menjadi lebih hemat karena saling
melengkapi antara bahan bakar solar dan tenga baterai. Menggunakan mesin
tangguh 4 langkah segaris dengan turbo charge intercooler NO4C dan kombinasi
HV motor memberikan bantuan daya dorong mensin untuk menghasilkan tenga
yang lebih besar. Hino hybrid menggunakan baterai NiMH yang memiliki daya
dan kehandalan yang tinggi saat berakselerasi, ditambah lagi dengan PCU yang
merupakan gabungan dari ECU, interver dan baterai yang mensupport system
hybrid untuk perfoma yang lebih baik.

Gambar 2. 1 Mobil Hino 300 jenis Hybrid

13
2.2 Mobil Ambulance
2.2.1 Pengertian Ambulance

Ambulance adalah kendaraan transportasi gawat darurat medis khusus orang


sakit atau cedera yang digunakan untuk membawanya dari satu tempat ke tempat
lain guna perawatan lebih lanjut. Istilah Ambulans digunakan menerangkan
kendaraan yang digunakan untuk membawa peralatan medis kepada pasien di luar
rumah sakit atau memindahkan pasien ke rumah sakit untuk perawatan lebih
lanjut. Kendaraan ini dilengkapi dengan sirene dan lampu berwarna merah dan
biru gawat darurat agar dapat menembus kemacetan lalu lintas.

Kendaraan ini merupakan salah satu prioritas di lalu lintas dan memiliki hak
untuk melanggar peraturan lalu lintas seperti menerobos lampu merah, melawan
arah, dan melalui lajur bahu jalan, dan sudah dijelaskan dalam Undang-Undang
Perlalulintasan bahwa kendaraan seperti ambulance dan kendaraan gawat darurat
yang lainnya harus diberi kenyamanan dan diberi lintasan untuk di jalan raya guna
menyelamatkan nyawa.

Istilah Ambulance berasal dari bahasa Latin Ambulare berarti berjalan atau
bergerak yang merujuk pada perawatan saat pasien dipindahkan dengan
kendaraan. Istilah ini awalnya mengartikan rumah sakit bergerak yang dipakai
dalam militer pada masa itu. Kendaraan Puskesmas Keliling juga merupakan
kendaraan ambulance yang memiliki tugas dan kegunaan yang sama sebagai
transportasi kendaraan medis kesehatan gawat darurat dan untuk mengangkut
orang cedera atau sakit ke tempat perawatan.
Mobil Jenazah pada keadaan membawa jenazah dan membunyikan sirene
dan menyalakan lampu-lampu darurat juga wajib di beri laluan selayaknya
kendaraan darurat. Ini dikarenakan jenazah mempunyai prioritas utama untuk
sampai kepada rumah duka atau kuburan dengan cepat.
2.3 Bed Pasien

14
2.3.1 Pengertian bed pasien
Bed pasien adalah tempat tidur yang di rancang untuk membutuhkan
perawatan kesehatan. Tempat tidur ini memiliki fitur untuk kenyamanan pasien,
mencakup ketinggian kepala, kaki, rel samping yang dapat disesuaikan manual
atau otomatis, pembuatan bed pasien saat ini masih menggunakan bahan baja
dan stainless steel. Baja dikenal banyak menggunakan sebagai alat biomedik,
contoh implan, pisau operasi, dan alat bantu seperti bed pasien karena tahan
korosi, dari keluhan tim medis atau perawat untuk bed pasien saat ini yang
berbahan baja masih berat disaat memindahkan atau mengangkat bed pasien
turun dari mobil ke ruang lain. Untuk itu dibuat studi awal perancangan bed
pasien berbahan Stainless steel yang akan menggantikan bahan baja dimana
nantinya akan mendapatkan tempat tidur yang ringan dan mampu menahan
beban 250 kg. studi awal menggunakan bantuan sofware untuk membuat
desainnya, dalam merancang bed pasiennya. Studi awal ini membuat bed pasien
yang diperkecil dengan hasil bed pasien dengan beban 600 N menghasilkan Von
Mises sebesar 67 Mpa dan displacement sebesar 1,7 mm. Untuk itu hasil
tegangan (Von Mises) simulasi bed pasien nilainya lebih kecil dari yield strength
alumuniun 6061 T6 sebesar 275 Mpa maka bahan yang digunakan untuk bed
pasien masih aman.
Pelayanan rumah sakit untuk pasien sangat diprioritaskan. Tingkat
kenyamanan pasien mencermintkan kuwalitas rumah sakit yang profesional.
Peralatan canggih dalam dunia medika sangat diperlukan untuk proses
penyembuhan pasien. Bed pasien adalah tempat tidur yang dirancang khusus
untuk pasien atau orang lain yang membutuhkan beberapa bentuk perawatan
kesehatan. Bed pasien ini memiliki fitur khusus baik untuk kenyamanan pasien
dan untuk kenyaman petugas layanan kesehatan. Fitur umum mencakup
ketinggian yang dapat menyesuaikan, dan tombol elektronik untuk
mengoprasikan bed pasien. Bed pasien ini tidak hanya digunakan di mobil
ambulance namun di rumah sakit atau fasilitas perawatan kesehatan lainnya.

Bed pasien di ambulance sekarang masih menggunakan bahan baja dan


stainless steel dari data spesifikasi tempat bed pasien dimana untuk bed pasien
berkisar dari 100 kg sampai 200 kg, sehingga dari keluhan perawat atau pun

15
petugas kesehatan untuk bed pasien saat ini yang berbahan stainless steel masih
berat saat memindahkan atau menurunkan dari mobil ambulance ke tempat lain.
Dari standart bed pasien tersebut untuk itu dibuat studi awal perancangan bed
pasien berbahan alumunium yang akan menggantikan bahan baja stainless steel
dimana nantinya akan mendapatkan bed pasien yang ringan dan mampu menahan
beban 250 kg atau sesuai dengan berat badan orang dewasa yang mengalami
obesitas. Dengan penggantian bahan bed pasien dengan alumunium, yang
diharapkan yang digunakan bisa bersaingan dengan yang lainnya dan lebih
murah di pasaran bisa mengjangkau harga bed pasien yang tadinya mahal bisa
murah dengan teknologi yang sama, terdapat ada bed pasien tersebut. Dengan
menggunakan bantuan sofware untuk membuat desain bed pasien dalam
merancang desain bed pasien berbahan alumunium yang mampu untuk menahan
berat merata maksimal 600N yang nantinya studi awal perancangan ini dipakai
untuk awal pembuatan bed pasien yang aman. (Fisher, 2011).
2.3.2 Macam-macam bed pasien

a. Bed pasien elektrik


Bed pasien ini didesain dengan sangat elegan dan yang pasti nyaman untuk
digunakan. Bed pasien jenis elektronik ini sering ditemukan diruangan VIP.
Jenis ini juga sangat mudah penggunaanya, jadi pasien akan merasa nyaman.
Caranya adalah hanya dengan menekan tombol yang ada di remote control,
dan biasanya terletak pada bagian bed pasien. Dan bed pasien ini memiliki rem
pada bagian rodanya, sehingga pasien atau perawatnya tidak takut lagi jika bed
pasiennya bergerak.
Fasilitas lainnya adalah biasanya kasur yang digunakan lebih tebal dan
empuk. Dan jenis bed pasien ini akan memudahkan pasien untuk mengatur
sandara kepala, kaki, punggung, dll. Dan untuk ukurannya pun jenis bed pasien
ini lebih besar dari pada bed pasien lainnya.

16
Gambar 2.2 Bed pasien elektrik
b. Bed Pasien Permanen
Bed pasien permanen yang dibuat dengan fungsi hanya untuk
perawatan/pemulihan pasien. Bed pasien ini banyak dipakai di rumah sakit saja,
dan cara kerjanya beda dengan bed pasien yang lainnya.

Gambar 2.3 Bed pasien permanen


c. Bed Pasien Manual
Bed pasien manual ini biasanya ditemukan di ruangan rumash sakit saja yang
berisikan pasien lebih dari satu orang, tetapi di sini buat pada mobil ambulance.
Cara penggunaanya pun masih harus diputar searah jarum jam, dan jenis ini juga
lebih mudah cara penggunaannya jadi pasien saat mengunakan bed pasien ini
dengan nyaman dan aman.
Fasilitas lainnya adalah biasanya kasur yang digunakan lebih tipis dan
empuk. Dan jenis bed pasien ini akan memudahkan pasien untuk mengatur

17
sandara kepala, kaki, punggung, dll. Dan untuk ukurannya pun jenis bed pasien ini
tidak jauh sesuai ukuran manusia.

Gambar 2. 4 Bed pasien manual


2.4 Anthropometri
2.4.1 Pengertian anthropometri

Istilah antopometri berasal dari kata “Anthropos” yang berarti manusia dan
“Metrikos” yang berarti ukuran. Secara definitif anthropometri dapat dinyatakan
sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran, berat dan lain yang
berbeda satu dengan lainnya.
Pengertian Anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang
berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia berupa ukuran, bentuk dan
kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Anthropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis
dalam proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang memerlukan
interaksi manusia.
Data anthropometri akan diaplikasikan secara lebih luas antara lain dalam hal:
a. Perancangan areal kerja (work station)
b. Perancangan alat kerja seperti mesin, equipment perkakas (tools)
c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti kursi, meja, bed pasien, dll.
2.4.2 Rancangan Produk Berbasis Anthropometri
Dalam penggunaan data anthropometri untuk merancang suatu produk, data
tersebut harus representatif terhadap populasi yang akan menggunakannya.

18
Terdapat prinsip umum dalam menggunakan data nthropometri dalam proses
perancangan, yaitu :

1. Perancangan fasilitas yang dapat disesuaikan


Beberapa bagian tertentu dari peralatan atau fasilitas dapat dirancang sehingga
dapat disesuaikan dengan individu yang memakainya, misalnya kursi kerja, kursi
mobil, tinggi meja, tinggi lemari, dan lain-lain. Perancangan fasilitas yang dapat
disesuaikan ini, pada umumnya mencakup persentil 5 wanita sampai persentil 95
laki-laki dari karakteristik populasi yang relevan. Secara umum perancangan ini
adalah metode perancangan yang baik, namun tidak selalu mungkin untuk
dilakukan.

2. Perancangan berdasarkan nilai ekstrim


Perancangan untuk nilai populasi maksimum adalah keputusan yang tepat jika
suatu nilai yang maksimum dari beberapa data perancangan dapat
mengakomodasi semua orang. Contohnya adalah tinggi pintu, ukuran pintu pada
pintu darurat pesawat terbang, dan kekuatan dari alat-alat pelindung. Sebaliknya
perancangan untuk nilai populasi minimum adalah tepat bila nilai populasi
minimum yang diberikan dapat mengakomodasi setiap orang.

3. Perancangan berdasarkan nilai rata-rata


Prinsip ini digunakan bila prinsip berdasarkan individu ekstrim tidak mungkin
dilakukan, dan tidak praktis untuk merancang dengan prinsip penyesuaian. Pada
dasarnya tidak ada individu rata-rata. Seseorang dapat mempunyai ukuran rata-
rata untuk satu atau dua ukuran tubuh, tetapi karena tidak ada korelasi yang
sempurna antar bagian tubuh, hampir tidak mungkin untuk menemukan seseorang
yang mempunyai harga rata-rata pada sebagian besar ukuran tubuhnya. Kadang-
kadang seorang desainer merancang berdasarkan nilai rata-rata sebagai jalan
keluar untuk tidak berurusan dengan data anthropometri yang rumit, tetapi bukan
berarti perancangan dengan prinsip ini tidak diperbolehkan.

2.5 Stainles steel


Stainless steel atau biasa disebut baja tahan karat adalah istilah umum yang
mengacu pada berbagai jenis baja. Seperti semua jenis baja lainnya, stainlee steel
merupakan panduan dari besi dan karbon yang terjadi dalam proses dua tahap.

19
Pada tahap pertama menggunkan sistem EAF atau Electric Arc Furnace
untuk melelah kan scrap dan ferro alloy berkarbon tinggi sebagai bahan murah
sumber krom, lalu lelehannya disempurnakan dengan proses yang digunakan alat
AOD atau Argon Oxygen Decarburizer ditahap kedua ini kandungan karbon dan
pengontrol lainnya akan hilang.

Yang membedakan stainless steel adalah penambahan kromium (Cr) dan


elemen panduan lainnya seperti nikel (Ni) untuk membuat produk tahan korosi.
Paduan besi dengan minimal 12% Chromium.

2.5.1 Jenis-Jenis Stainless Steel


1. Stainless steel feritik

2. Stainless stell martensitik

3. Stainless steel austenitik

4. Stainless steel duplex

5. Precipitation-hardening stainless steel

Tabel 2. 1 ukuran pipa stainless steel


20
Bed pasien ini terdiri dari
1. Dari bahan stainless steel, dan jenis sambungannya dari las.
2. Perancangan dimulai dengan desain, yaitu menggunakan sofware solid
work. Lalu, ada pun menentukannya nilai kontruksi perancangan bed
pasien ini.
3. Regangan
∆l
ε (2.1)
lo

ε = Regangan

∆ l = Pertambahan panjang
lo=¿ Panjang mula-mula
4. Tegangan
F
σ (2.2)
A

σ =¿ Tegangan

F = Gaya
A = Luas penampang
5. Beban

w =  (2.3)
F = Gaya (N)
W = Berat pasien (N)
Lk = Lengan kuasa ( M)
Lb = lengan beban (M)
6. Kekuatan tarik
W=mxg (2.4)
F = Gaya (N)
M = massa (KG)

21
3. METODE PERANCANGAN

3.1 Tahapan Perancangan Bed Pasien Untuk Modifikasi Ambulans Pada Mobil
Hino 300 Jenis Hybrid

22
Gambar 3. 1 Flowchart Perancangan bed pasien

3.2 Penjelasan Diagram Alir Perancangan Bed Pasien


Berdasarkan diagram alir diatas dapat dijabarkan langkah-langkah dalam
melakukan proses perancang bed pasien untuk modifikasi ambulan hino 300 jenis
hybrid.

a. Identifikasi Kebutuhan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya Bed pasien untuk
modifikasi ambulance Hino 300 jenis hybrid yaitu masih belum optimal pada
beratnya, belum adanya perancangan pada ambulan truck, dan belum adanya
perancangan bed pasien modifikasi ambulan hino 300 jenis hybrid.

b. Daftar Spesifikasi
Setelah fase pertama selesai diteruskan fase kedua yaitu bagaimana tindak
lanjut dengan bad pasien yang sudah ada:
1. Mudah didorong

23
2. Mudah dilipat
3. Alat yang ergonomis
4. Alat yang optimal

c. Perancangan Konseptual
Solusi yang terpilih pada tahapan ini kemudian digabungkan untuk
membangun konsep yang berupa arsitektur perancangan, di mana terdiri dari
komponen dan serangkaian modul yang saling berhubungan satu sama lainnya
sehingga dihasilkan suatu konsep dasar yang dapat dijadikan acuan dalam
membuat suatu produk (Raffeali et al, 2007)

d. Gambar Layout
Pada langkah ini setelah hasil dari proses perancangan konseptual yaitu
gambar layout kontruksi bed pasien pada mobil ambulace Hino 300 jenis hybrid.

e. Perancangan Bentuk
Langkah ini adalah melanjutkan dari gambar layout, yaitu memberikan bentuk
sesungguhnya.

f. Gambar Layout Definitif


Setelah perancangan bentuk lalu gambar layout definitif yaitu gambar bed
pasien pada mobil ambulace Hino 300 jenis hybrid yang telah dipilih dari
berbagai varian.

g. Perancangan Detail
Menentukan dan menganalisi material yang cocok yang akan digunakan pada
bagian rangka bed pasien pada mobil ambulace Hino 300 jenis hybrid.

h. Gambar Detail
Hasil dari proses pada gambar detail yaitu gambar detail bed pasien pada mobil
ambulace Hino 300 jenis hybrid yang sudah dianalisis dan tentukan materialnya.

i. Dokumen
Lalu ada dokumen, dari berbagai hasil dan proses perancangan bed pasien pada
mobil ambulace Hino 300 jenis hybrid.

24
3.3 Skema Perancangan

Gambar 3. 2 tumpuan disetiap pojok benda


Gambar 3.2

Gambar 3. 3 tumpuan pada bagian tengah kaki benda

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, http://www.invacare.com/cgi-bin/imhqprd/default.jsp, diakses pada


Sabtu 7Januari 2017.
Ashby, M. M., & Jones, D. R. H. (2012). Engineering Materials 1. Engineering
Materials 1.https://doi.org/10.1016/C2009-0-64288-4
Fisher, F. (2011). ME345 Modeling and Simulation, Stevens Inst . of Technology. L.Logan,
D. (2012). A First Course in the Finite Element Method.
Pinem, M. D. (2006). Analisis Struktur Dengan Metode Elemen Hingga (Finite Element
Method).
Steffen, J. R. (2014). Analysis of Machine Elements Using SolidWorks Simulation 2014.
Retrievedfrom https://books.google.com/books?id=i7x2AwAAQBAJ&pg

26

Anda mungkin juga menyukai