Seminar - 2111181040 - Muhammad Ragil Ridho
Seminar - 2111181040 - Muhammad Ragil Ridho
TUGAS AKHIR
Disusun oleh:
Muhammad Ragil Ridho
2111181040
2022
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR
NIM : 2111181040
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR.................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iv
DAFTAR SIMBOL...............................................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................vii
1. PENDAHULUAN........................................................................................5
1.1 Latar Belakang..............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................6
1.3 Tujuan Perancangan......................................................................................6
1.4 Batasan Masalah...........................................................................................7
1.5 Metode Perancangan.....................................................................................7
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................7
1.7 Sistematika Penulisan...................................................................................7
2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................9
2.1 Mobil Hino....................................................................................................9
2.1.1 Sejarah Hino...........................................................................................9
2.2 Mobil Ambulance........................................................................................10
2.2.1 Pengertian Ambulance..........................................................................10
2.3 Bed Pasien..................................................................................................10
2.3.1 Pengertian bed pasien...........................................................................10
2.3.2 Macam-macam bed pasien...................................................................12
2.4 Anthropometri.............................................................................................14
2.4.1 Pengertian anthropometri.....................................................................14
2.4.2 Rancangan Produk Berbasis Anthropometri........................................14
2.5 Stainles steel...............................................................................................15
2.5.1 Jenis-Jenis Stainless Steel....................................................................16
3. METODE PERANCANGAN..........................................................................18
3.1 Tahapan Perancangan Bed Pasien Untuk Modifikasi Ambulans Pada Mobil
Hino 300 Jenis Hybrid................................................................................18
3.2 Penjelasan Diagram Alir Perancangan Bed Pasien....................................19
3.3 Skema Perancangan....................................................................................21
iv
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
v
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR SIMBOL
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan tugas akhir yang
berjudul “PERANCANGAN BED PASIEN UNTUK MODIFIKASI
AMBULANCE HINO 300 JENIS HYBRID” dapat selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan pembutan proposal tugas akhir ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar
sarjana di program studi Teknik Mesin (S1) Fakultas Teknologi Manufaktur
Universitas Jenderal Achmad Yani.
2. Bapak Adi Ganda Putra, ST., MT. selaku Dekan Fakultas Teknologi
Manufaktur Universitas Jenderal Achmad Yani.
3. Bapak Aji Gumilar, ST., MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknologi Manufaktur Universitas Jenderal Achmad Yani dan juga selaku
dosen pembimbing I yang telah memberikan motivasi, arahan, dan nasihat
dalam penyusunan proposal tugas akhir ini.
5. Seluruh dosen dan staff jurusan Teknik Mesin (S1) yang telah memberikan
dukungan baik dalam perkuliah maupun saat keberlangsungan menyusun
proposal tugas akhir ini.
vii
6. Teristimewa kepada Bapak tercinta Rahmat Hidayat dan Mama tersayang
Sukarni serta keluarga terima kasih banyak yang selalu mendo’akan,
perjuangan, pengorbanan baik secara moral dan materi sehingga proposal
tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada tugas akhir
ini, baik segi penulisan maupun dari segi sistematika. Oleh karenanya kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Sehingga kesalahan dan
kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada penyusunan selanjutnya.
2111181040
viii
1. PENDAHULUAN
9
mobil ambulance. Seiring perkembangan jaman bed pasien tersebut sudah banyak
mengalami perubahan bentuk dan model yang dapat disesuaikan untuk
kepentingan bagi pasien penderita penyakit. Bed pasien diharapkan bisa
memberikan perasaan tenang dan nyaman kepada pasien yang sedang
membutuhkan perawatan. Bed pasien harus didesain sesuai antropometri dengan
ukuran yang tepat sehingga banyak kebutuhan pasien dan kebutuhan pelayanan
yang tidak terpenuhi.(Fisher, 2011).
Selama ini bed pasien pada mobil ambulan yang berbeda, yaitu pada mobil
ambulance Hino 300 Jenis hybrid yang akan di rancang, untuk ukuran
ketinggian pada mobilnyapun berbeda dengan pada umumnya. Bed pasien yang
digunakan pada mobil pada umumnya tidak ada perbedaannya, hanya beda
ukurannya saja, mulai dari ketinggiannya dan cara kerjanya. Berdasarkan hasil
survey perancangan awal didapat data keluhan bed pasien karena beratnya
diangkat pada mobil ambulan serta tidak ergonomis dan tidak ada bentuk
kenyamanan pada pasiennya.
Berdasarkan dua permasalahan diatas, yaitu belum optimalnya berat pada
bed pasien, dan belum adanya perancangan bed pasien pada mobil ambulance
Hino 300 jenis hybrid, maka penulis mengambil judul perancangan bed pasien
untuk modifikasi ambulance Hino 300 jenis hybrid.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada tugas akhir ini yaitu, merancang bed pasien yang
ergonomis, dan mempunyai kontruksi yang aman pada mobil ambulance Hino
300 jenis hybrid.
1.3 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dari penelitian ini, diantaranya:
1. Untuk merancang bed pasien yang ergonomis pada mobil ambulance Hino 300
jenis Hybrid.
2. menentukan kekuatan kontruksi bed pasien pada mobil ambulance Hino 300
jenis Hybrid.
3. Menentukan jenis material yang optimal pada bed pasien untuk mobil
ambulance Hino 300 jenis hybrid.
10
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari perancangan ini, diantaranya:
1. Jenis mobil ambulance yang digunakan adalah mobil truck
2. Kapasitas bed pasien hanya untuk 1 orang.
3. Asumsi kemiringan di bagian belakang pada mobil sebesar 45°
1.5 Metode Perancangan
Untuk menyelesaikan perancangan ini diperlukan metode kuantitatif dalam
perancangan dan mengumpulkan data informasi guna mendapatkan data-data
yang dibutuhkan dalam perancangan ini. Adapun metode yang digunakan penulis
ini diantaranya:
1. Metode kuantitatif
Metode kuantitatif adalah metode yang menggunakan model-model matematis
dan teori yang berkaitan dengan suatu fenomena. Dalam metode ini, pengukuran
merupakan bagian yang sangat sentral. Adapun teknik pengumpulan data
kuantitatif yang penulis lakukan yaitu dengan cara mendesain pada bed pasien dan
juga melakukan desain menggunakan sofware solidwork.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan penulisan pada tahun ajaran 2021/2022 yang
bertempat di gedung Teknik Mesin, Universitas Jenderal Achmad Yani, Jl.
Terusan Jenderal Sudirman, Kelurahan Cibeber, Cimahi Selatan, Kota Cimahi,
Jawa Barat, Indonesia.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan pada perancangan ini terdiri dari
beberapa kerangka, diantaranya:
1. Pendahuluan
11
perancangan yang akan dirancang.
3. Metodologi Perancangan
Menjelaskan seluruh data yang diperoleh hasil dari perancangan, mulai dari
persiapan, pelaksanaan dan pengambilan data kemudian dibahas dan
dirancang sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan dan juga bahasan
yang dicapai.
5. Kesimpulan dan Saran
12
2. TINJAUAN PUSTAKA
13
2.2 Mobil Ambulance
2.2.1 Pengertian Ambulance
Kendaraan ini merupakan salah satu prioritas di lalu lintas dan memiliki hak
untuk melanggar peraturan lalu lintas seperti menerobos lampu merah, melawan
arah, dan melalui lajur bahu jalan, dan sudah dijelaskan dalam Undang-Undang
Perlalulintasan bahwa kendaraan seperti ambulance dan kendaraan gawat darurat
yang lainnya harus diberi kenyamanan dan diberi lintasan untuk di jalan raya guna
menyelamatkan nyawa.
Istilah Ambulance berasal dari bahasa Latin Ambulare berarti berjalan atau
bergerak yang merujuk pada perawatan saat pasien dipindahkan dengan
kendaraan. Istilah ini awalnya mengartikan rumah sakit bergerak yang dipakai
dalam militer pada masa itu. Kendaraan Puskesmas Keliling juga merupakan
kendaraan ambulance yang memiliki tugas dan kegunaan yang sama sebagai
transportasi kendaraan medis kesehatan gawat darurat dan untuk mengangkut
orang cedera atau sakit ke tempat perawatan.
Mobil Jenazah pada keadaan membawa jenazah dan membunyikan sirene
dan menyalakan lampu-lampu darurat juga wajib di beri laluan selayaknya
kendaraan darurat. Ini dikarenakan jenazah mempunyai prioritas utama untuk
sampai kepada rumah duka atau kuburan dengan cepat.
2.3 Bed Pasien
14
2.3.1 Pengertian bed pasien
Bed pasien adalah tempat tidur yang di rancang untuk membutuhkan
perawatan kesehatan. Tempat tidur ini memiliki fitur untuk kenyamanan pasien,
mencakup ketinggian kepala, kaki, rel samping yang dapat disesuaikan manual
atau otomatis, pembuatan bed pasien saat ini masih menggunakan bahan baja
dan stainless steel. Baja dikenal banyak menggunakan sebagai alat biomedik,
contoh implan, pisau operasi, dan alat bantu seperti bed pasien karena tahan
korosi, dari keluhan tim medis atau perawat untuk bed pasien saat ini yang
berbahan baja masih berat disaat memindahkan atau mengangkat bed pasien
turun dari mobil ke ruang lain. Untuk itu dibuat studi awal perancangan bed
pasien berbahan Stainless steel yang akan menggantikan bahan baja dimana
nantinya akan mendapatkan tempat tidur yang ringan dan mampu menahan
beban 250 kg. studi awal menggunakan bantuan sofware untuk membuat
desainnya, dalam merancang bed pasiennya. Studi awal ini membuat bed pasien
yang diperkecil dengan hasil bed pasien dengan beban 600 N menghasilkan Von
Mises sebesar 67 Mpa dan displacement sebesar 1,7 mm. Untuk itu hasil
tegangan (Von Mises) simulasi bed pasien nilainya lebih kecil dari yield strength
alumuniun 6061 T6 sebesar 275 Mpa maka bahan yang digunakan untuk bed
pasien masih aman.
Pelayanan rumah sakit untuk pasien sangat diprioritaskan. Tingkat
kenyamanan pasien mencermintkan kuwalitas rumah sakit yang profesional.
Peralatan canggih dalam dunia medika sangat diperlukan untuk proses
penyembuhan pasien. Bed pasien adalah tempat tidur yang dirancang khusus
untuk pasien atau orang lain yang membutuhkan beberapa bentuk perawatan
kesehatan. Bed pasien ini memiliki fitur khusus baik untuk kenyamanan pasien
dan untuk kenyaman petugas layanan kesehatan. Fitur umum mencakup
ketinggian yang dapat menyesuaikan, dan tombol elektronik untuk
mengoprasikan bed pasien. Bed pasien ini tidak hanya digunakan di mobil
ambulance namun di rumah sakit atau fasilitas perawatan kesehatan lainnya.
15
petugas kesehatan untuk bed pasien saat ini yang berbahan stainless steel masih
berat saat memindahkan atau menurunkan dari mobil ambulance ke tempat lain.
Dari standart bed pasien tersebut untuk itu dibuat studi awal perancangan bed
pasien berbahan alumunium yang akan menggantikan bahan baja stainless steel
dimana nantinya akan mendapatkan bed pasien yang ringan dan mampu menahan
beban 250 kg atau sesuai dengan berat badan orang dewasa yang mengalami
obesitas. Dengan penggantian bahan bed pasien dengan alumunium, yang
diharapkan yang digunakan bisa bersaingan dengan yang lainnya dan lebih
murah di pasaran bisa mengjangkau harga bed pasien yang tadinya mahal bisa
murah dengan teknologi yang sama, terdapat ada bed pasien tersebut. Dengan
menggunakan bantuan sofware untuk membuat desain bed pasien dalam
merancang desain bed pasien berbahan alumunium yang mampu untuk menahan
berat merata maksimal 600N yang nantinya studi awal perancangan ini dipakai
untuk awal pembuatan bed pasien yang aman. (Fisher, 2011).
2.3.2 Macam-macam bed pasien
16
Gambar 2.2 Bed pasien elektrik
b. Bed Pasien Permanen
Bed pasien permanen yang dibuat dengan fungsi hanya untuk
perawatan/pemulihan pasien. Bed pasien ini banyak dipakai di rumah sakit saja,
dan cara kerjanya beda dengan bed pasien yang lainnya.
17
sandara kepala, kaki, punggung, dll. Dan untuk ukurannya pun jenis bed pasien ini
tidak jauh sesuai ukuran manusia.
Istilah antopometri berasal dari kata “Anthropos” yang berarti manusia dan
“Metrikos” yang berarti ukuran. Secara definitif anthropometri dapat dinyatakan
sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran, berat dan lain yang
berbeda satu dengan lainnya.
Pengertian Anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang
berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia berupa ukuran, bentuk dan
kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Anthropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis
dalam proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang memerlukan
interaksi manusia.
Data anthropometri akan diaplikasikan secara lebih luas antara lain dalam hal:
a. Perancangan areal kerja (work station)
b. Perancangan alat kerja seperti mesin, equipment perkakas (tools)
c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti kursi, meja, bed pasien, dll.
2.4.2 Rancangan Produk Berbasis Anthropometri
Dalam penggunaan data anthropometri untuk merancang suatu produk, data
tersebut harus representatif terhadap populasi yang akan menggunakannya.
18
Terdapat prinsip umum dalam menggunakan data nthropometri dalam proses
perancangan, yaitu :
19
Pada tahap pertama menggunkan sistem EAF atau Electric Arc Furnace
untuk melelah kan scrap dan ferro alloy berkarbon tinggi sebagai bahan murah
sumber krom, lalu lelehannya disempurnakan dengan proses yang digunakan alat
AOD atau Argon Oxygen Decarburizer ditahap kedua ini kandungan karbon dan
pengontrol lainnya akan hilang.
ε = Regangan
∆ l = Pertambahan panjang
lo=¿ Panjang mula-mula
4. Tegangan
F
σ (2.2)
A
σ =¿ Tegangan
F = Gaya
A = Luas penampang
5. Beban
w = (2.3)
F = Gaya (N)
W = Berat pasien (N)
Lk = Lengan kuasa ( M)
Lb = lengan beban (M)
6. Kekuatan tarik
W=mxg (2.4)
F = Gaya (N)
M = massa (KG)
21
3. METODE PERANCANGAN
3.1 Tahapan Perancangan Bed Pasien Untuk Modifikasi Ambulans Pada Mobil
Hino 300 Jenis Hybrid
22
Gambar 3. 1 Flowchart Perancangan bed pasien
a. Identifikasi Kebutuhan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya Bed pasien untuk
modifikasi ambulance Hino 300 jenis hybrid yaitu masih belum optimal pada
beratnya, belum adanya perancangan pada ambulan truck, dan belum adanya
perancangan bed pasien modifikasi ambulan hino 300 jenis hybrid.
b. Daftar Spesifikasi
Setelah fase pertama selesai diteruskan fase kedua yaitu bagaimana tindak
lanjut dengan bad pasien yang sudah ada:
1. Mudah didorong
23
2. Mudah dilipat
3. Alat yang ergonomis
4. Alat yang optimal
c. Perancangan Konseptual
Solusi yang terpilih pada tahapan ini kemudian digabungkan untuk
membangun konsep yang berupa arsitektur perancangan, di mana terdiri dari
komponen dan serangkaian modul yang saling berhubungan satu sama lainnya
sehingga dihasilkan suatu konsep dasar yang dapat dijadikan acuan dalam
membuat suatu produk (Raffeali et al, 2007)
d. Gambar Layout
Pada langkah ini setelah hasil dari proses perancangan konseptual yaitu
gambar layout kontruksi bed pasien pada mobil ambulace Hino 300 jenis hybrid.
e. Perancangan Bentuk
Langkah ini adalah melanjutkan dari gambar layout, yaitu memberikan bentuk
sesungguhnya.
g. Perancangan Detail
Menentukan dan menganalisi material yang cocok yang akan digunakan pada
bagian rangka bed pasien pada mobil ambulace Hino 300 jenis hybrid.
h. Gambar Detail
Hasil dari proses pada gambar detail yaitu gambar detail bed pasien pada mobil
ambulace Hino 300 jenis hybrid yang sudah dianalisis dan tentukan materialnya.
i. Dokumen
Lalu ada dokumen, dari berbagai hasil dan proses perancangan bed pasien pada
mobil ambulace Hino 300 jenis hybrid.
24
3.3 Skema Perancangan
25
DAFTAR PUSTAKA
26